Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Petani Di Wilayah Agam, Sumatera Barat
PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA
PETANI DI WILAYAH AGAM, SUMATERA BARAT
MEIRA RIZKY MAHADIPUTRI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Kompetensi
Terhadap Kinerja Petani Di Wilayah Agam, Sumatera Barat adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014
Meira Rizky Mahadiputri
H24100078
ABSTRAK
MEIRA RIZKY MAHADIPUTRI. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja
Petani Di Wilayah Agam, Sumatera Barat. Dibimbing oleh LINDAWATI
KARTIKA.
Persaingan global yang terjadi sekarang ini menuntut adanya peningkatan
daya saing untuk mengembangkan usaha hortikultura di Indonesia. Penghasil
komoditas hortikultura terbesar di Indonesia terdapat di wilayah Agam, Sumatera
Barat. Berbagai kegiatan untuk peningkatan kompetensi petani dilakukan. Dengan
harapan dapat meningkatkan kinerja dan hasil pertanian. Tujuan dari penelitian ini
adalah 1) menganalisis gambaran umum kompetensi petani di wilayah Agam,
Sumatera Barat, 2) menganalisis persepsi mengenai kompetensi dan kinerja petani
di wilayah Agam, Sumatera Barat, 3) menganalisis pengaruh kompetensi terhadap
kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat, 4) memberikan rekomendasi
terbaik mengenai program-program peningkatan kompetensi yang dapat
meningkatkan kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat. Berdasarkan hasil
penelitian dengan metode SEM (Structural Equation Modeling) pendekatan
Partial Least Square diperoleh bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kinerja.
Semakin baik kompetensi yang dimiliki petani, maka semakin baik kinerja yang
ditunjukkan oleh petani.
Kata kunci : kompetensi, kinerja, SEM (Structural Equation Modeling)
Partial Least Square
ABSTRACT
MEIRA RIZKY MAHADIPUTRI. The Impact OfCompetence On Farmers
Performance In Region Agam, West Sumatra. Supervised by LINDAWATI
KARTIKA.
Global market competition at present demands an improvement of the
enterprise competitiveness to develop horticulture business in Indonesia. The
largest producer of the commodity in Indonesia located in Agam, West Sumatra.
Number of activities in developing the farmers competence were accomplished
with the purpose to improve the performance and the crop yield. The objective of
this research are, 1) analyzing the general description of farmers competence in
region Agam, West Sumatra, 2) analyzing the perception of the farmers
competence and performance in region Agam, West Sumatra, 3) analyzing the
effect of competence on farmers performance in region Agam, West Sumatra, 4)
providing the best recommendations regarding the competence enhancement
programs that could improve the farmers performance in region Agam, West
Sumatra.
Based on the results of the research that quantitatively analyzed with the
SEM method Partial Least Square approach, generated that the competence affects
on performance. The more improved farmers competence results in the more
improved farmers performance.
Key words : competence, performance, SEM (Structural Equation
Modeling) Partial Least Square
PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA
PETANI DI WILAYAH AGAM, SUMATERA BARAT
MEIRA RIZKY MAHADIPUTRI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi :Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Petani Di Wilayah Agam,
Sumatera Barat
Nama
: Meira Rizky Mahadiputri
NIM
: H24100078
Disetujui oleh
Lindawati Kartika, SE, M.Si.
NIP 19860118 200912 2 001
Diketahui oleh
Dr. Mukhamad Najib, S.TP, MM
NIP 19760623 200604 1 001
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2013 dan disusun sampai
Januari 2014 ini ialah kompetensi dan kinerja petani, dengan judul Pengaruh
Kompetensi Terhadap Kinerja Petani Di Wilayah Agam, Sumatera Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada program HIBAH STRATEGI
NASIONAL 2013. Terima kasih pula yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Lindawati Kartika, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
serta memberi saran kepada penulis selama penulisan karya ilmiah ini. Kepada
Bapak Alim Setiawan, S.TP, M.Si dan Bapak Dr.Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc
yang telah banyak membantu dalam penelitian di Agam, Sumatera Barat ini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr.Ir. Anggraini Sukmawati, MM dan
Bapak R. Dikky Indrawan, SP, MM selaku dosen penguji yang telah banyak
memberi masukan. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua
orangtua, seluruh keluarga dan teman-teman. Terimakasih atas do’a, semangat
dan kasih sayangnya.
Bogor, Februari 2014
Meira Rizky Mahadiputri
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
4
TINJAUAN PUSTAKA
4
Karakteristik Kompetensi
4
Kriteria Kinerja
5
Penelitian Terdahulu
6
METODE
7
Kerangka Pemikiran Penelitian
7
Tahapan Penelitian
8
Lokasi dan Waktu Penelitian
9
Jenis dan Sumber Data Penelitian
9
Hipotesis Penelitian
9
Metode dan Penentuan Ukuran Sampel
9
Metode Pengumpulan Data
11
Metode Pengolahan dan Analisis Data
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
14
Profil Gapoktan Bersaudara
14
Karakteristik Petani Anggota Gapoktan Bersaudara
16
Analisis Kompetensi Petani Wilayah Agam, Sumatera Barat
18
Analisis Persepsi Petani terhadap Variabel Kompetensi dan Kinerja Petani
23
Analisis Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Petani di Wilayah Agam,
Sumatera Barat dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS)
24
Implikasi Manajerial
28
SIMPULAN DAN SARAN
30
Simpulan
30
Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
31
LAMPIRAN
32
RIWAYAT HIDUP
55
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Luas lahan budidaya dan produksi sayuran dataran tinggi wilayah
Agam Tahun 2011
Rincian populasi petani anggota Gapoktan Bersaudara
Rincian pengambilan sampel berdasarkan rumus Gay (Umar, 2003)
Skala penilaian persepsi
Karakteristik petani anggota Gapoktan Bersaudara
Hasil uji Chi-Square Pendidikan Terakhir dengan Usia
Hasil uji Chi-Square Pendidikan Terakhir dengan Pengalaman
Bertani
Hasil analisis kompetensi petani di wilayah Agam
Komoditas budidaya kelompok tani-kelompok tani anggota Gapoktan
Bersaudara
Sertifikasi Organik, Hard Competence (K, S), Soft Competence (M, SC, T) petani anggota Gapoktan Bersaudara dan Pelatihan
Pengembangan Kompetensi
Persepsi petani terhadap elemen variabel kompetensi dan kinerja
Hasil evaluasi outer model
Hasil evaluasi inner model
Hasil pengujian persepsi
2
10
10
12
16
17
17
18
23
19
23
24
25
28
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
Luas lahan budidaya sayuran dataran tinggi di Indonesia
(http://hortikultura.deptan.go.id/)
Jumlah produksi sayuran dataran tinggi di Indonesia
(http://hortikultura.deptan.go.id/)
Kerangka pemikiran penelitian
Model struktural 1 Kompetensi terhadap Kinerja Petani
Model struktural 2 Faktor-Faktor Kompetensi terhadap Kinerja Petani
Outer Model Kompetensi terhadap Kinerja Petani
Uji signifikansi output bootsrapping Pengaruh Kompetensi terhadap
Kinerja Petani di wilayah Agam, Sumatera Barat
Model Implikasi Manajerial
1
1
8
13
14
26
27
29
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
Kuesioner Penelitian
Hasil Analisis Deskriptif Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuesioner
Struktur Pengurus Gapoktan Bersaudara
Hasil Uji Chi-Square
Hasil Analisis Persepsi Petani Gapoktan Bersaudara
Hasil Pengolahan outer model dan inner model Pengaruh Kompetensi
Terhadap Kinerja Petani Menggunakan Partial Least Square (PLS)
33
37
40
41
45
49
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Persaingan global mengakibatkan semakin banyak masuknya komoditas dan
produk dari negara lain, termasuk produk-produk hortikultura. Dengan kondisi
seperti ini, peningkatan daya saing merupakan tuntutan yang tidak dapat dihindari.
Wilayah Indonesia dengan berbagai keragaman memungkinkan pengembangan
berbagai jenis tanaman hortikultura baik yang beradaptasi pada iklim tropis
maupun subtropis, salah satunya adalah komoditas sayuran dataran tinggi. Dapat
dilihat luas lahan budidaya sayuran dataran tinggi di Indonesia pada Gambar 1
berikut.
80,000
70,000
60,000
50,000
40,000
30,000
20,000
10,000
0
Bawang
Daun (Ha)
Bayam (Ha)
Kentang
(Ha)
Kol/Kubis
(Ha)
Wortel
(Ha)
Sawi (Ha)
2009
53,637
44,975
71,238
67,793
24,095
56,414
2010
57,593
48,844
66,531
67,531
27,149
59,450
2011
55,611
46,882
59,882
65,323
33,228
61,538
Gambar 1 Luas lahan budidaya sayuran dataran tinggi di Indonesia
(http://hortikultura.deptan.go.id/)
Berdasarkan Gambar 1, luas lahan budidaya sayuran dataran tinggi
Indonesia mengalami perkembangan dari tahun 2009 sampai 2011. Selanjutnya
dapat dilihat jumlah produksi sayuran dataran tinggi di Indonesia pada Gambar 2
berikut ini.
1,600,000
1,400,000
1,200,000
1,000,000
800,000
600,000
400,000
200,000
0
2009
2010
Bawang
Daun
(ton)
Bayam
(ton)
Kentang Kol/Kubis
(ton)
(ton)
Wortel
(ton)
Sawi
(ton)
2009 549,365
173,750
1,176,30
1,358,11
358,014
562,838
2010 541,374
152,334
1,060,80
1,385,04
403,827
583,770
2011 526,774
160,513
955,488
1,363,74
526,917
580,969
Gambar 2 Jumlah produksi sayuran dataran tinggi di Indonesia
(http://hortikultura.deptan.go.id/)
2011
2
Berdasarkan Gambar 2, jumlah produksi sayuran dataran tinggi Indonesia
dapat menjadi penyumbang utama produktifitas hortikultura Indonesia.
Salah satu daerah unggulan penghasil sayuran dataran tinggi di Indonesia
terdapat di wilayah Agam, Sumatera Barat. Di Kecamatan Baso, Kabupaten Agam.
Aktifitas petani-petani wilayah Agam dalam memproduksi sayuran dataran
tinggi diwadahi oleh Gabungan Kelompok Tani. Salah satu Gabungan Kelompok
Tani tersebut, yaitu Gapoktan Bersaudara. Gapoktan Bersaudara merupakan
Gabungan dari Kelompok Tani Amanah, Bumi Harapan, Solok Agro, Tunas
Budaya dan Tunas Baru.
Petani-petani dalam Gapoktan Bersaudara bersama-sama mengembangkan
budidaya sayuran dataran tinggi wilayah Agam. Perkembangan budidaya sayuran
dataran tinggi wilayah Agam dapat dilihat dari luas lahan budidaya dan produksi
sayuran dataran tinggi. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1 Luas lahan budidaya dan produksi sayuran dataran tinggi wilayah Agam
Tahun 2011
No
1
2
3
4
4
5
6
7
8
9
10
Total
Komoditi
Kentang
Kol bulat
Kol bunga
Brocoly
Sawi
Sayur manis
Wortel
Buncis
Bawang daun
Jeruk
Kakao
Tanam (Ha)
17
59
14
12
36
28
16
22
23
20
28
275
Panen (Ha)
16
60
12
10
36
28
16
20
22
48
20
288
Produksi (Ton)
228.8
1440
216
160
756
588
352
220
209
216
92
4,477.8
Rata-Rata
Produksi
14.3
24
18
16
21
21
22
11
9.5
4.5
4.6
165.9
Sumber : UPT Balai Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan
dan Ketahanan Pangan Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, Sumatera
Barat
Pada Tabel 1 dapat dilihat luas lahan budidaya dan produksi sayuran dataran
tinggi Gapoktan Bersaudara. Berdasarkan data tersebut, budidaya sayuran dataran
tinggi wilayah Agam memiliki potensi yang besar.
Faktor kunci untuk mengembangkan usaha hortikultura di Indonesia adalah
petani. Dalam Poktan-Poktan (Kelompok Tani) anggota Gapoktan Bersaudara,
diselenggarakan kegiatan-kegiatan pelatihan yang dapat meningkatkan
kompetensi petani. Hal ini sesuai dengan awal berdirinya Gapoktan Bersaudara
sebagai wadah untuk menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan para petani,
sehingga dapat meningkatkan daya saing hasil komoditas hortikultura.
Pelatihan, program kerja, dan kegiatan-kegiatan lainnya dilaksanakan oleh
Gapoktan Bersaudara, dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi. Sehingga
petani dapat menjalankan kegiatan pertanian dengan lebih baik dan
mengembangkan usaha pertanian. Selanjutnya diharapkan dapat berkontribusi
dalam mengembangkan produktifitas hortikultura Indonesia. Berdasarkan hal
3
tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mengukur bagaimana
kompetensi mempengaruhi kinerja petani. Penelitian ini ditulis dalam skripsi yang
berjudul “Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Petani di Wilayah Agam,
Sumatera Barat”.
Perumusan Masalah
Wilayah Agam dengan keunggulan budidaya sayuran dataran tingginya
menjadi harapan dalam menghadapi persaingan pasar global. Untuk
memaksimalkan usaha peningkatan daya saing, yang harus diperhatikan adalah
petani sebagai aktor utama. Berdasarkan hal tersebut, perumusan masalah
penelitian ini yaitu, 1) Bagaimana gambaran umum kompetensi petani di wilayah
Agam, Sumatera Barat, 2) Bagaimana persepsi mengenai kompetensi dan kinerja
petani di wilayah Agam, Sumatera Barat, 3) Bagaimana pengaruh kompetensi
terhadap kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat, 4) Bagaimana
rekomendasi terbaik mengenai program-program peningkatan kompetensi yang
dapat meningkatkan kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, tujuan dari
penelitian ini adalah 1) Menganalisis gambaran umum kompetensi petani di
wilayah Agam, Sumatera Barat, 2) Menganalisis persepsi mengenai kompetensi
dan kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat, 3) Menganalisis pengaruh
kompetensi terhadap kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat, 4)
Memberikan rekomendasi terbaik mengenai program-program peningkatan
kompetensi yang dapat meningkatkan kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera
Barat.
Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini memberikan manfaat dan informasi yang dapat
digunakan oleh berbagai pihak yang membutuhkan, antara lain :
1. Bagi Petani di wilayah Agam, Sumatera Barat
Penelitian ini merupakan gambaran kondisi kompetensi dan kinerja petani di
wilayah Agam. Penelitian dapat memberikan masukan program pelatihan yang
dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi. Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi masukan dan motivasi untuk meningkatkan kinerja petani.
2. Bagi UPT BP4K2P (Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pelaksanaan
Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan)
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan
dalam membuat strategi, kebijakan, program-program dalam rangka
meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia pertanian, untuk usaha tani yang
lebih maju.
4
3. Bagi Masyarakat Ilmiah
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi media sosialisasi tentang capaian
kompetensi petani sayuran dataran tinggi di wilayah Agam, Sumatera Barat. Dan
pengaruh kompetensi tersebut terhadap kinerja petani di wilayah Agam. Penelitian
ini dapat menjadi referensi dalam penerapan program-program peningkatan
kompetensi yang dapat meningkatkan kinerjapetani di wilayah Agam.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada analisis mengenai pengaruh
kompetensi terhadap kinerja petani dalam aktifitas pertanian yang dikerjakannya.
Variabel kompetensi di dalam penelitian ini meliputi pengetahuan, keterampilan,
motivasi, karakteristik pribadi, dan konsep diri. Bersumber dari teori tentang
kompetensi yang dikembangkan oleh Spencer and Spencer (1993).
Variabel kinerja meliputi Kualitas, Kuantitas, Ketepatan Waktu, Efektivitas
Biaya, Kebutuhan akan Supervisi, dan Pengaruh Hubungan Personal,
sebagaimana yang dikembangkan oleh Bernadine (1998).
Petani sebagai objek dalam penelitian ini, yaitu petani di wilayah Agam
yang merupakan anggota dari Kelompok Tani Amanah, Bumi Harapan, Solok
Agro, Tunas Baru, dan Tunas Budaya. Kelompok Tani-Kelompok Tani tersebut
tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Bersaudara.
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Kompetensi
Spencer and Spencer (1993) menyatakan bahwa kompetensi merupakan
karakteristik-karakteristik mendalam dan terukur pada diri seseorang yang
menunjukkan cara berperilaku atau berpikir dalam situasi dan tugas kerja tertentu
yang bertahan dalam waktu lama pada diri orang tersebut.
Menurut Spencer and Spencer (1993), terdapat 5 karakteristik kompetensi,
yaitu :
1. Motives (Motivasi)
Motivasi adalah sesuatu dimana seseorang secara konsisten berpikir sehingga
ia melakukan tindakan. Motivasi berprestasi secara konsisten akan
mengembangkan tujuan-tujuan yang memberi tantangan pada dirinya dan
bertanggungjawab penuh untuk mencapai tujuan tersebut serta mengharapkan
‘feedback’ untuk memperbaiki dirinya.
2. Traits (Ciri/Karakteristik Pribadi)
Ciri adalah watak yang membuat orang berperilaku atau merespon sesuatu
dengan cara tertentu, seperti percaya diri (self confidence), kontrol diri (self
control) dan ketabahan (stress resistance).
3. Self-Concept (Konsep Diri)
Konsep Diri adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang dan
diyakininya. Misalnya, seseorang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi
5
menggambarkan dirinya sendiri sebagai orang yang dapat mencapai sesuatu
yang diharapkan, yang menurutnya baik, dalam berbagai situasi, situasi sulit
maupun mudah.
4. Knowledge (Pengetahuan)
Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang
tertentu. Contohnya pengetahuan ahli bedah tentang syaraf otot dalam tubuh
manusia. Nilai akademis atau indeks prestasi akademis seringkali kurang
bermanfaat untuk memprediksi performansi di tempat kerja, karena sulitnya
mengukur kebutuhan pengetahuan dan keahlian yang secara nyata digunakan
dalam pekerjaan.
5. Skills (Keahlian/Keterampilan)
Keahlian adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik
secara fisik maupun mental. Kompetensi keterampilan mental atau kognitif
meliputi pemikiraan analitis (memproses pengetahuan atau data, menentukan
sebab dan pengaruh, mengorganisasi data dan rencana) serta pemikiran
konseptual (pengenalan pol data yang kompleks). Kompetensi dapat digunakan
untuk menilai apakah seseorang itu bekerja dengan baik atau tidak, bila
dibandingkan dengn standar atau kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh
suatu organisasi (Spencer, 1993).
Kriteria Kinerja
Bernadine (1998), enam kriteria penting kinerja yaitu :
1. Kualitas (Quality)
Adalah hal yang menunjukkan proses atau hasil dari penyelesaian suatu
kegiatan yang mendekati sempurna dan memenuhi tujuan kegiatan.
Merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan
mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapakan.
2. Kuantitas (Quantity)
Sejumlah hasil atau keluaran yang dinyatakan dalam nilai satuan, jumlah unit
atau jumlah kegiatan.
Merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya ; jumlah rupiah, jumlah unit,
jumlah siklus kegiatan yang diselesaikan.
3. Ketepatan waktu (Timeliness)
Adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
atau suatu keluaran dapat dihasilkan pada awal waktu yang diinginkan, serta
memaksimalkan waktu untuk kegiatan lain.
Merupakan tingkat sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang
dikehendaki dengan memperhatikan koordinasi output lain serta waktu yang
tersedia untuk kegiatan yang lain.
4. Efektivitas biaya (Cost Effectiveness)
Adalah hal yang menunjukkan penggunaan sumber daya organisasi seperti
manusia, dana, teknologi dan material secara maksimal untuk mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya.
Yaitu tingkat sejauh mana penerapan sumber daya manusia, keuangan,
teknologi, material dimaksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi atau
pengurangan kerugian dari setiap unit pengguna sumberdaya.
6
5. Kebutuhan akan Supervisi (Need for Supervision)
Suatu aktifitas pengawasan terhadap karyawan, bagaimana mereka dapat
menjalankan fungsi pekerjaan.
Merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja dapat melaksanakan suatu
fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang supervisor untuk
mencegah tindakan yang kurang diinginkan.
6. Pengaruh hubungan personal (Interpersonal Impact/Interpersonal Import)
Mengembangkan rasa penghargaan diri, berbuat baik dan bekerja sama
dengan sesama pekerja maupun dengan atasan.
Merupakan tingkat sejauh mana karyawan memelihara harga diri, nama baik
dan kerja sama di antara rekan kerja dan bawahan.
Penelitian Terdahulu
Gusman (2011) dalam skripsi yang berjudul Analisis Hubungan Kompetensi
dengan Kinerja Auditor pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
menyatakan terdapat hubungan positif yang sangat lemah antara kompetensi
dengan kinerja auditor. Hal ini terjadi karena kompetensi memiliki unsur-unsur
yang mampu meningkatkan kinerja auditor dalam menyelesaikan tugas-tugas
yang menjadi kewajibannya. Penelitian menggunakan alat analisis Uji Korelasi
Pearson Product Moment dan Asosiasi Chi-Square.
Hartandi (2013) dalam skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Kompetensi
Terhadap Kinerja Pegawai di Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
menyatakan bahwa kompetensi mempengaruhi kinerja pegawai Pusdiklat
Anggaran dan Perbendaharaan secara positif. Hal urgent dan important yang perlu
dilakukan oleh Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan adalah meningkatkan
kinerja melalui kompetensi. Hasil yang dapat dicapai berupa peningkatan
tanggung jawab pegawai dalam menyelesaikan tugas dan peningkatan
kemampuan pegawai dalam memecahkan serta menyelesaikan masalah. Penelitian
menggunakan alat analisis Structural Equation Modeling dengan pendekatan
Partial Least Square dan analisis Matriks Eisenhower.
Nurshanti (2013) dalam Skripsi Desain Pekerjaan Kelompok Tani Solok
Agro pada Komoditas Kubis (Studi Kasus: Kabupaten Agam, Sumatera Barat),
menyatakan untuk meningkatkan aktivitas rantai pasok komoditas kubis pada
Kelompok Tani Solok Agro, perlu bagi organisasi kelompok tani untuk
merestrukturisasi kembali organisasinya sesuai model yang telah dianalisis. Hal
ini dilakukan dengan mengubah struktur organisasi eksisting yang terdiri dari
Ketua, Wakil, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara, dan Anggota Petani
menjadi struktur organisasi reformasi (Restrukturisasi). Dalam aktivitas rantai
pasok, terdapat sumber daya rantai, antara lain sumber daya fisik, petani,
permodalan, dan teknologi. Selain itu, terdapat sumber daya pendukung seperti
pelatihan dan dukungan pembiayaan. Selain restrukturisasi, impact yang
diharapkan adalah terwujudnya desain pekerjaan yang efektif dan efisien terhadap
aktivitas rantai pasok komoditas kubis pada Kelompok Tani Solok Agro.
7
METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
Wilayah Agam, Sumatera Barat merupakan salah satu daerah unggulan
penghasil komoditas hortikultura, terutama sayuran dataran tinggi. Spesifikasi
lokasi yaitu di Jorong Koto Gadang, Kanagarian Koto Tinggi, Kecamatan Baso,
Kabupaten Agam. Di Kabupaten Agam ini terdapat beberapa Gabungan
Kelompok Tani, salah satu Gabungan Kelompok Tani tersebut adalah Gabungan
Kelompok Tani Bersaudara. Gapoktan Bersaudara merupakan gabungan dari
Kelompok Tani Amanah, Bumi Harapan, Solok Agro, Tunas Budaya dan
Kelompok Tani Tunas Baru.
Gapoktan Bersaudara memiliki Visi untuk menjadikan Jorong Koto
Gadang sebagai jorong organik yang ramah lingkungan. Visi tersebut diwujudkan
oleh Gapoktan Bersaudara dengan beberapa Misi. Berdasarkan Visi Misi tersebut,
Gapoktan Bersaudara menyusun serangkaian tujuan guna mencapai suatu sasaran,
yaitu terciptanya masyarakat petani organik dan peternak sehingga tercapai
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Gapoktan Bersaudara menjalankan
program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukung usaha pertanian.
Anggota Gapoktan Bersaudara merupakan petani-petani dari Kelompok
Tani Amanah, Bumi Harapan, Solok Agro, Tunas Budaya dan Tunas Baru. Petani
dalam menjalankan profesinya memiliki kompetensi, elemen dalam kompetensi
sebagaimana dijabarkan oleh teori Spencer and Spencer (1993), meliputi
pengetahuan, keterampilan, motivasi, karakteristik pribadi dan konsep diri.
Dengan kompetensi yang dimilikinya, petani mengerjakan usaha pertanian dan
menghasilkan kinerja. Kompetensi dan kinerja petani berbeda-beda. Adapun
variabel kinerja bersumber pada teori Bernadine (1998), kriteria penting kinerja
petani, yaitu : 1) Kualitas (Quality), 2) Kuantitas (Quantity), 3) Ketepatan Waktu
(Timeliness), 4) Efektivitas Biaya (Cost Effectiveness), 5) Kebutuhan akan
Supervisi (Need for Supervision), 6) Pengaruh Hubungan Personal (Interpersonal
Impact).
Analisis pengaruh variabel kompetensi terhadap variabel kinerja dilakukan
dengan survey menggunakan alat bantu berupa kuesioner. Populasi dalam survey
adalah petani-petani anggota Gapoktan Bersaudara wilayah Agam, Sumatera
Barat. Hasil survey diolah untuk mengetahui kompetensi, kinerja petani, pengaruh
kompetensi tersebut terhadap kinerja petani, apa dan bagaimana implikasi
manajerial yang terjadi di lingkungan Gapoktan Bersaudara wilayah Agam,
Sumatera Barat.
Pembahasan dan pengkajian implikasi manajerial bertujuan untuk
memperoleh rekomendasi dan inisiatif strategis yang bermanfaat bagi petani di
wilayah Agam, Sumatera Barat. Dengan rekomendasi tersebut, diharapkan petani
dapat terus meningkatkan kinerjanya. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat
dilihat pada Gambar 3.
8
Gabungan Kelompok Tani
Bersaudara (Gapoktan Bersaudara)
Visi Misi
Gapoktan Bersaudara
Tujuan yang ingin dicapai oleh
Gapoktan Bersaudara
Sasaran Gapoktan Bersaudara
Petani-Petani Anggota Gapoktan
Bersaudara
Kinerja
(Bernadine, 1998)
1. Kualitas (Quality)
2. Kuantitas (Quantity)
3. Ketepatan Waktu
(Timeliness)
4. Efektivitas Biaya
(Cost Effectiveness)
5. Kebutuhan akan
Supervisi (Need for
Supervision)
6. Pengaruh Hubungan
Personal
(Interpersonal
Impact)
Kompetensi
(Spencer and Spencer,
1993)
1. Pengetahuan
2. Keterampilan
3. Motivasi
4. Karakteristik Pribadi
5. Konsep Diri
Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja
Implikasi Manajerial
Rekomendasi
Gambar 3 Kerangka pemikiran penelitian
Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui empat tahap, yaitu sebagai berikut : (1)
Tahap pertama, identifikasi permasalahan yang dihadapi dan menentukan elemen
dari variabel-variabel penelitian, yaitu elemen dari variabel kompetensi dan
variabel kinerja. Merancang dan merumuskan kuesioner sebagai alat bantu
9
penelitian untuk mengetahui persepsi kompetensi dan kinerja responden, yaitu
petani di wilayah Agam. Kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1;
(2) Tahap kedua penelitian ini adalah menganalisis karakteristik responden, dan
melakukan analisis deskriptif persepsi kompetensi dan kinerja responden dari
hasil pengisian kuesioner; (3) Tahap ketiga adalah mengolah hasil analisis
kuesioner untuk melihat pengaruh di antara variabel kompetensi dan kinerja
petani di wilayah Agam. Pada tahap ini membutuhkan Structural Equation
Modeling (SEM) dengan pendekatan Partial Least Square menggunakan
SmartPLS; (4) Tahap keempat adalah menginterpretasikan hasil olahan data dan
merumuskannya dalam implikasi manajerial untuk menjawab perumusan masalah
dan tujuan dalam penelitian.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2013 di salah satu Gabungan
Kelompok Tani di wilayah Agam, yaitu Gapoktan Bersaudara (Gabungan
Kelompok Tani Bersaudara) dan UPT BP4K2P (Unit Pelaksana Teknis Balai
Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan)
Kecamatan Baso, Kabupaten Agam.
Jenis dan Sumber Data Penelitian
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer dalam penelitian ini yaitu berupa kuesioner yang
dibagikan kepada sampel petani anggota Gapoktan Bersaudara yang terdapat di
wilayah Agam, Sumatera Barat. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu
dokumen-dokumen dari Kelompok Tani di wilayah Agam dan dokumen-dokumen
UPT BP4K2P (Unit Pelaksana Teknis Balai Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian
Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan) Kecamatan Baso, Kabupaten Agam.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan semua uraian di atas, untuk melihat pengaruh variabel
kompetensi terhadap variabel kinerja, maka diperoleh hipotesis penelitian sebagai
berikut :
H = variabel kompetensi tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja petani.
H = variabel kompetensi berpengaruh nyata terhadap kinerja petani.
Metode dan Penentuan Ukuran Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Probability Sampling. Yang
dimaksud dengan Probability Sampling, yaitu anggota populasi memiliki peluang
yang sama untuk terpilih menjadi sampel.
Populasi yang diambil dalam penelitian adalah total jumlah petani anggota
Kelompok Tani-Kelompok Tani yang tergabung dalam Gapoktan Bersaudara.
10
Jumlah populasi sebanyak 145 petani. Rincian populasi petani anggota
Gapoktan Bersaudara dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Rincian populasi petani anggota Gapoktan Bersaudara
Kelompok Tani
Amanah
Bumi Harapan
Solok Agro
Tunas Baru
Tunas Budaya
Total
JumlahAnggota
35
33
19
22
36
145
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat rincian populasi petani anggota
Gapoktan Bersaudara. Populasi penelitian ini sebanyak 145 petani anggota
Gapoktan Bersaudara.
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan objek dalam
melakukan penelitian dan pengujian data. Definisi sampel menurut Supangat
(2008:4) sebagai berikut :
“Sampel adalah bagian dari populasi (contoh), untuk dijadikan sebagai
bahan penelaahan dengan harapan contoh yang diambil dari populasi tersebut
dapat mewakili (representative) terhadap populasinya”.
Dalam menentukan ukuran minimal sampel, digunakan rumus Gay, yaitu
mengambil sampel 20% dari jumlah populasi masing-masing petani anggota
Gapoktan Bersaudara. Menurut Umar (2003) mengenai pengambilan sampel
dengan rumus Gay, pengambilan ukuran sampel yang diterima akan sangat
bergantung pada jenis penelitiannya. Jika penelitiannya bersifat deskriptif, maka
sampel minimumnya adalah 10% dari populasi. Untuk populasi yang relatif kecil,
minimum 20% dari populasi. Berikut perhitungan pengambilan sampel
menggunakan rumus Gay. Dengan n = Jumlah Sampel dan N = Jumlah Populasi.
n = N x 20%............................................(1)
n = 145 x 20%
n = 29
Rincian pengambilan sampel petani Gapoktan Bersaudara dengan
menggunakan rumus Gay dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Rincian pengambilan sampel berdasarkan rumus Gay (Umar, 2003)
Kelompok Tani
Populasi
Nilai Fraksi
Sampel
Amanah
35
35/145 = 24 %
35 x 20% = 7
Bumi Harapan
33
33/145 = 23%
33 x 20% = 7
Solok Agro
19
19/145 = 13%
19 x 20% = 4
Tunas Baru
22
22/145 = 15%
22 x 20% = 4
Tunas Budaya
36
36/145 = 25%
36 x 20% = 7
Total
145
100%
29
Berdasarkan Tabel 3 di atas, setelah dihitung menggunakan rumus Gay
(Umar, 2003) didapat sampel sebanyak 29 orang. Dengan rincian jumlah sampel
dari setiap Kelompok Tani yaitu, 7 orang petani anggota Kelompok Tani Amanah,
11
7 orang petani anggota Kelompok Tani Bumi Harapan, 4 orang petani anggota
Kelompok Tani Solok Agro, 4 orang petani anggota Kelompok Tani Tunas Baru,
dan 7 orang petani anggota Kelompok Tani Tunas Budaya.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai
cara, yaitu pengamatan langsung (observasi), survey dengan alat bantu kuesioner,
wawancara secara tidak terstruktur. Sedangkan pengumpulan data sekunder
dilakukan dengan menganalisis dokumen-dokumen, data-data Kelompok Tani
Gapoktan Bersaudara dan UPT BP4K2P (Unit Pelaksana Teknis Balai
Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan).
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas bertujuan mengukur ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
(kuesioner). Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur untuk kuesioner tersebut.
Sedangkan uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Suliyanto, 2005).
Metode yang digunakan untuk uji validitas adalah dengan cara
mengorelasikan skor pada item-nya. Apabila nilai skor item memiliki korelasi
positif yang signifikan, berarti item tersebut dapat digunakan sebagai indikator
untuk mengukur variabel. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan kepada
29 responden. Pengujian ini menggunakan aplikasi Stastical Product and Service
Solution (SPSS) versi 16.00. Hasil uji validitas pada taraf signifikasi korelasi 5 %
menyatakan bahwa seluruh item valid.
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji
statistik cronbach’s alpha. Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika
nilai cronbach’s alpha > 0.60. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner
penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2.
Analisis Deskriptif
Analisis ini berisi tentang bahasan secara deskriptif mengenai jawaban
yang diberikan responden pada kuesioner. Statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menyusun dan menyajikan data yang telah dikumpulkan dalam
penelitian serta mempelajari cara melakukan pengukuran nilai-nilai statistik,
seperti mean, median, modus, standar deviasi, dan lain-lain. Data yang telah
dikumpulkan dapat disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik, serta pengukuran
nilai-nilai statistik (Suliyanto, 2005).
Penelitian ini akan menggunakan modus dari data untuk mendeskripsikan
karakteristik reponden serta penilaian persepsi melalui 5 skala likert dengan
rentang nilai sebagai berikut :
12
Nilai maksimal-Nilai minimal
Rentang Nilai =
Nilai maksimal
…………………..(2)
5-1
5
Rentang Nilai = 0,80
Rentang Nilai =
Dari perhitungan rentang nilai diperoleh jarak antar skala sebesar 0,80.
Rentang nilai akan digunakan sebagai jarak pada skala likert. Skala penilaian
persepsi yang dihasilkan disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Skala penilaian persepsi
Interval
Skala
1 sd 1,80
Sangat Tidak Setuju
1,80 sd 2,60
Kurang Setuju
2,60 sd 3,40
Cukup Setuju
3,40 sd 4,20
Setuju
> 4,20
Sangat Setuju
Metode Structural Equation Modeling (SEM) Dengan Pendekatan Partial
Least Square (PLS)
Menurut Sugiarto (2006) model persamaan struktural (Structural Equation
Modeling) yaitu suatu teknik statistik yang mampu menganalisis variabel laten,
variabel indikator dan kesalahan pengukuran secara langsung. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Partial Least Square
(PLS). Menururt Ghozali (2008), PLS merupakan pendekatan alternatif yang
bergeser dari pendekatan SEM yang berbasis kovarian, umumnya menguji
kualitas/teori, sedangkan PLS lebih bersifat predictive model. Di dalam PLS
variabel laten bisa berupa hasil pencerminan indikatornya, diistilahkan dengan
indikator refleksif. Di samping itu, variabel yang dipengaruhi oleh indikatornya,
diistilahkan dengan indikator formatif. Path Modeling Partial Least Square
merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis
kovarian menjadi varian.
Model struktural 1 penelitian ini, yaitu model pengaruh kompetensi
terhadap kinerja dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini.
13
Gambar 4 Model struktural 1 Kompetensi terhadap Kinerja Petani
Berdasarkan Gambar 4, kompetensi diharapkan berpengaruh terhadap
kinerja petani. Untuk mengetahui berpengaruh/tidaknya variabel tersebut,
kompetensi terdiri dari beberapa elemen variabel yang dapat membantu adanya
pengaruh terhadap kinerja. Yaitu terdiri dari pengetahuan, keterampilan, motivasi,
karakteristik pribadi, dan konsep diri. Sedangkan untuk kinerja petani sendiri
dapat terbentuk karena beberapa elemen variabel laten endogen yaitu, kualitas,
kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas biaya, kebutuhan akan supervisi, dan
pengaruh hubungan personal.
Selanjutnya, untuk model struktural 2 penelitian ini, yaitu model pengaruh
faktor-faktor kompetensi terhadap kinerja dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.
14
Gambar 5 Model struktural 2 Faktor-Faktor Kompetensi terhadap Kinerja Petani
Gambar 5 merupakan model struktural kedua dalam penelitian ini, yaitu
untuk melihat apakah faktor-faktor kompetensi berpengaruh terhadap kinerja
petani. Faktor-faktor kompetensi diharapkan berpengaruh terhadap kinerja petani.
Faktor-faktor kompetensi tersebut yaitu, pengetahuan, keterampilan, motivasi,
karakteristik pribadi, dan konsep diri. Faktor-faktor kompetensi ini diharapkan
dapat membantu adanya pengaruh terhadap kinerja petani, dimana besarnya
pengaruh akan dibandingkan dengan besarnya pengaruh kompetensi terhadap
kinerja petani. Apakah pengaruh faktor-faktor kompetensi terhadap kinerja petani
lebih besar atau lebih rendah dibanding pengaruh kompetensi terhadap kinerja
petani.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil Gapoktan Bersaudara
Menyadari bahwasanya gabungan kelompok tani sangat penting dan
sangat dibutuhkan oleh para masyarakat, maka pada tanggal 21 Januari 2010
Gabungan Kelompok Tani Bersaudara didirikan. Pendirian Gabungan Kelompok
Tani Bersaudara ini bermula dari sebuah ide anggota kelompok tani yang
berinisiatif mendirikan sebuah wadah untuk menambah ilmu pengetahuan dan
keterampilan para petani.
Kelompok Tani Bersaudara akan selalu menjunjung tinggi budidaya
pertanian secara organik dan budidaya pertanian ramah lingkungan serta berusaha
untuk menghasilkan produksi pertanian yang aman konsumsi untuk lebih
menyehatkan dan mencerdaskan masyarakat Indonesia.
15
Gapoktan Bersaudara merupakan Gabungan Kelompok Tani yang
beranggotakan Kelompok Tani Amanah, Kelompok Tani Bumi Harapan,
Kelompok Tani Solok Agro, Kelompok Tani Tunas Baru, dan Kelompok Tani
Tunas Budaya. Struktur Organisasi Pengurus Gabungan Kelompok Tani
Bersaudara dapat dilihat pada Lampiran 3. Masing-masing Kelompok Tani
anggota Gapoktan Bersaudara juga memiliki struktur kepengurusan untuk
mengelola keanggotaan Kelompok Taninya.
Adapun Visi dari Gabungan Kelompok Tani Bersaudara adalah :
“Menjadikan Jorong Koto Gadang Sebagai Jorong Organik Yang Ramah
Lingkungan”
Sedangkan Misi yang dijalankan oleh Gabungan Kelompok Tani
Bersaudara adalah sebagai berikut :
1.
Menjadikan Gabungan Kelompok Tani Bersaudara sebagai contoh bagi
masyarakat baik dari segi budidaya maupun pemeliharaan tanaman pertanian.
2.
Mendidik para anggota kelompok tani untuk lebih memahami sistem
budidaya pertanian organik sehingga mampu mengembangkan pertanian organik
di Jorong Koto Gadang.
3.
Memberikan pelayanan Pelatihan Pertanian Organik secara swadaya.
4.
Menyediakan Pos Informasi Pelayanan Agen Hayati (Pos IPAH) bagi
petani terkait berbagai jenis agen hayati yang dapat digunakan untuk
penanggulangan Hama dan Penyakit tanaman. Menyediakan Fasilitas ramuan
Nabati bagi masyarakat yang membutuhkan
Tujuan yang ingin dicapai oleh Gapoktan Bersaudara ini adalah :
1.
Mengelola, memelihara serta membimbing pelaksanaan kegiatan usaha
tani agar lebih intensif, produktif.
2.
Sebagai wadah bagi para petani dalam memecahkan permasalahan/kendala
yang dihadapi di lapangan.
3.
Mensukseskan usaha pembangunan di bidang pertanian secara umum
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan petani
pada khususnya.
4.
Menjadikan Gabungan Kelompok Tani Bersaudara sebagai media belajar
bagi para petani.
5.
Menghasilkan produksi pertanian yang aman konsumsi dan ramah
lingkungan.
6.
Mengurangi konsumsi pestisida dan pupuk anorganik.
7.
Meningkatkan kesehatan masyarakat melalui hasi produksi pertanian yang
aman konsumsi.
8.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan produksi
pertanian serta melalui pengurangan biaya produksi sehingga keuntungan akan
meningkat.
9.
Menjadikan Jorong Koto Gadang pada khususnya sebagai Jorong Organik
yang ramah lingkungan.
Sasaran Gapoktan Bersaudara :
Terciptanya masyarakat petani organik dan peternak sehingga tercapai
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
16
Karakteristik Petani Anggota Gapoktan Bersaudara
Responden dalam penelitian adalah petani yang merupakan anggota
Gabungan Kelompok Tani Bersaudara, yaitu Kelompok Tani Amanah, Bumi
Harapan, Solok Agro, Tunas Baru dan Tunas Budaya. Responden yang dilibatkan
dalam penelitian sebanyak 29 orang. Kuesioner yang telah diisi oleh responden
kemudian dipilah berdasarkan usia, pendidikan terakhir, pengalaman bertani,
usaha selain bertani, kepemilikan lahan pertanian, pendapatan/bulan dari bertani.
Hasil tabulasi karakteristik petani dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Karakteristik petani anggota Gapoktan Bersaudara
Pendidikan Terakhir
Karakteristik
Usia
SD
0
2
3
5
SMA
2
1
3
0
SMP
4
6
0
0
7
9
6
6
0
0
0
1
1
2
10
6
11
29
1
0
2
4
7
6-15 tahun
0
2
1
6
9
16-25 tahun
0
3
3
0
6
≥ 26 tahun
Total
1
2
5
10
0
6
1
11
7
29
0
1
0
0
1
0
7
2
3
12
0
0
1
2
3
0
0
1
0
1
2
2
2
6
12
2
10
6
11
29
1
0
1
4
3
2
2
1
1
2
3
5
9
7
9
0
0
2
1
3
>40 juta
0
1
0
0
1
Total
2
10
6
11
29
≤ 30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
51-60 tahun
≥ 61 tahun
Total
Pengalaman Bertani ≤ 5 tahun
Usaha Selain
Bertani
Total
S1 (Sarjana)
1
0
0
1
1 ternak
kambing usia
anak
1-2 ternak
kambing usia
dewasa
1-2 ternak
kambing usia
muda
4 ternak
kambing usia
dewasa
0 (tidak
memiliki
ternak)
Total
Pendapatan Bertani 5-10 juta
11-20 juta
21-30 juta
31-40 juta
17
Pendidikan Terakhir
Karakteristik
Kepemilikan
Lahan
≤ 0,5 ha
S1 (Sarjana)
SD
SMA
SMP
Total
1
4
2
2
9
0,6 - 1 ha
0
3
1
3
7
1,1 – 1,5 ha 1
2
1
9
5
1,6 – 2 ha
0
0
2
1
3
≥ 2,1 ha
0
1
0
0
1
Total
2
10
6
11
29
Keterangan : warna merah menunjukkan karakteristik petani dengan frekuensi terbanyak
Berdasarkan Tabel 5 hasil tabulasi silang karakteristik petani di atas dapat
dilihat bagaimana perbandingan frekuensi antara pendidikan terakhir petani
dengan usia, pengalaman bertani, usaha selain bertani, pendapatan bertani dan
kepemilikan lahan. Selain tabulasi silang karakteristik petani, selanjutnya
dilakukan uji Chi-Square.
Hasil uji Chi-Square memperlihatkan karakteristik pendidikan terakhir
petani memiliki hubungan dengan usia. Hasil uji Chi-Square dapat dilihat pada
Tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6 Hasil uji Chi-Square Pendidikan Terakhir dengan Usia
Value
Pearson Chi-Square
22.967
Likelihood Ratio
29.843
Linear-by-Linear Association 2.973
N of Valid Cases
a
Df
Asymp. Sig. (2-sided)
12
12
.028
.003
1
.085
29
Pada Tabel 6 hasil uji Chi-Square pendidikan terakhir dengan usia di atas
dapat diketahui bahwa nilai signifikansi p-value sebesar 0.028 dan nilai ChiSquare sebesar 22.967. Karena nilai signifikansi 0.028 < (0.05) maka hipotesis
null ditolak yang berarti bahwa ada hubungan antara pendidikan terakhir petani
dengan usia.
Hasil uji Chi-Square selanjutnya menunjukkan adanya hubungan antara
pendidikan terakhir dengan pengalaman bertani. Hasil uji Chi-Square dapat dilihat
pada Tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7 Hasil uji Chi-Square Pendidikan Terakhir dengan Pengalaman Bertani
Value
a
Df
Asymp. Sig. (2-sided)
9
.028
Pearson Chi-Square
18.636
Likelihood Ratio
24.102
9
.004
Linear-by-Linear Association
3.317
1
.069
N of Valid Cases
29
a
a
20 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,07.
16 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,41.
18
Pada Tabel 7 hasil uji Chi-Square pendidikan terakhir dengan usia di atas
dapat diketahui bahwa nilai signifikansi p-value sebesar 0.028 dan nilai ChiSquare sebesar 18.636. Karena nilai signifikansi 0.028 < (0.05) maka hipotesis
null ditolak yang berarti bahwa ada hubungan antara pendidikan terakhir petani
dengan pengalaman bertani.
Terdapat hubungan antara pendidikan terakhir, usia, dan pengalaman
bertani. Karakteristik petani ini mempengaruhi kompetensi petani. Pendidikan
terakhir petani baik pendidikan formal maupun informal yang dimiliki petani
membuat pengetahuan petani bertambah. Semakin luas pengetahuan petani
berpengaruh terhadap kompetensi yang dimiliki petani. Begitu pula dengan usia
dan pengalaman. Semakin matang usia petani, semakin banyak pengalaman yang
diperolehnya. Pengalaman menjalankan aktifitas petanian sehari-hari, hubungan
kerjasama dengan berbagai pihak pertanian, mengikuti berbagai kegiatan dan
pelatihan. Hal tersebut mempengaruhi kompetensi yang dimilikinya. Semakin
tinggi pendidikan terakhir petani, semakin matang usianya dan semakin kaya
pengalamannya, maka semakin baik kompetensi yang dimiliki oleh petani.
Selengkapnya hasil uji Chi-Square dapat dilihat pada Lampiran 4.
Analisis Kompetensi Petani Wilayah Agam, Sumatera Barat
Dari hasil pengisian kuesioner oleh responden dan hasil studi literatur
dokumen-dokumen, didapat gambaran umum kompetensi yang dimiliki oleh
petani-petani wilayah Agam. Hasil analisis kompetensi petani di wilayah Agam
dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8 Hasil analisis kompetensi petani di wilayah Agam
Elemen Variabel
Kompetensi
Pengetahuan
Keterampilan
Motivasi
Karakteristik Pribadi
Konsep Diri
Kompetensi yang Dimiliki Petani
Menguasai pengetahuan mengenai bibit sayuran dataran tinggi.
Menguasai keterampilan pengolahan lahan pertanian dan pemeliharan
sayuran dataran tinggi.
Keluarga adalah motivasi terbesar petani dalam melaksanakan
pekerjaan bertani. Kegiatan bertani sehari-hari dikerjakan bersama
angggota keluarga.
Petani wilayah Agam adalah petani yang berpengalaman.
Karakteristik petani paling banyak termasuk dalam kategori usia
petani dewasa (31-40 tahun). Dengan pengalaman bertani 6-15 Tahun.
Masa kerja yang lama membentuk karakterisitk pribadi petani yang
percaya diri, sangat memahami seluk beluk aktifitas pertanian.
Optimisme petani untuk menghasilkan produk pertanian terbaik, yang
bermanfaat untuk masyarakat, ramah lingkungan.
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat gambaran kompetensi petani wilayah
Agam yang unggul pada budidaya sayuran dataran tinggi dengan spesifikasi
budidaya sayuran organik.
Kompetensi petani masing-masing Kelompok Tani anggota Gapoktan
Bersaudara dapat dilihat dari komoditas sayuran dataran tinggi yang
dibudidayakan oleh masing-masing Kelompok Tani. Tabel 9 berikut
memperlihatkan rincian komoditas budidaya masing-masing Kelompok Tani.
19
Tabel 9 Komoditas budidaya kelompok tani-kelompok tani anggota
Gapoktan Bersaudara
Kelompok Tani
Amanah
Bumi Harapan
Solok Agro
Tunas Baru
Tunas Budaya
Komoditas Budidaya
sayuran organik, kubis, wortel, buncis, jeruk madu,
brokoli.
sayuran organik, kubis, wortel, buncis, jeruk madu,
brokoli.
sayuran organik, kubis, buncis.
sayuran organik, kubis, wortel, buncis, kakao.
sayuran organik, kubis, wortel, buncis.
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat rincian komoditas budidaya masingmasing Kelompok Tani. Komoditas budidaya Kelompok Tani-Kelompok Tani
anggota Gapoktan Bersaudara hampir sama. Namun terdapat spesifikasi
komoditas tertentu yang dimiliki oleh Kelompok Tani Amanah dan Bumi Harapan,
yaitu jeruk madu dan brokoli. Sedangkan spesifikasi komoditas budidaya
Kelompok Tani Tunas Baru yaitu kakao.
Kompetensi petani-petani anggota Kelompok Tani Amanah, Bumi
Harapan dan Tunas Baru berbeda dan unggul di spesifikasi komoditas
budidayanya tersebut. Secara keseluruhan, kompetensi petani-petani anggota
Gapoktan Bersaudara memiliki kesamaan yaitu unggul dalam budidaya sayuran
organik dan kubis.
Pengetahuan dan keterampilan cenderung lebih nyata (visible) dan relatif
berada di permukaan sebagai salah satu karakteristik yang dimiliki manusia.
Sedangkan self-concept, traits dan motives adalah kompetensi yang lebih
tersembunyi, dalam dan berada pada titik sentral kepribadian seseorang (Spencer
& Spencer, 1993). Pengetahuan (Knowledge) dan Keterampilan (Skill) yang
merupakan Hard Competence dinilai capaiannya dalam suatu standar yang
menghasilkan sertifikasi. Khususnya dalam hal ini yaitu sertifikasi organik.
Sertifikasi organik adalah proses untuk mendapatkan pengakuan bahwa
proses budidaya pertanian organik atau proses pengolahan produk organik
dilakukan berdasarkan standar dan regulasi yang ada. Apabila memenuhi prinsip
dan kaidah organik, produsen dan atau pengolah (prosesor) akan mendapatkan
sertifikat organik dan berhak mencantumkan label organik pada produk yang
dihasilkan dan pada bahan-bahan publikasinya.
Tabel 10 berikut mempelihatkan Sertifikasi Organik dan penjabaran Hard
Competence (Knowledge, Skill), Soft Competence (Motives, Self Concept, Traits)
yang dikembangkan oleh petani anggota Gapoktan Bersaudara beserta beserta
pelatihan-pelatihan untuk pengembangan kompetensi-kompetensi tersebut.
Tabel 10 Sertifikasi Organik, Hard Competence (K, S), Soft Competence (M, S-C,
T) petani anggota Gapoktan Bersaudara dan Pelatihan Pengembangan
Kompetensi
No.
1.
Sertifikasi
-Sertifikasi
sistem manajemen
(mutu,
lingkungan,
kesehatan dan
Hard Competence
Pengetahuan tentang
pengelolaan
unsur
lingkungan
budidaya,
seperti tanah, agoklimat,
organisme mikro,
Soft Competence
Pandangan
dan
prinsip gaya hidup
organik diterapkan
dalam keseharian,
baik untuk
Pelatihan
-SLAPO
(Sekolah
Lapang
Pertanian
Organik).
20
No.
Sertifikasi
keselamatan kerja)
SUCOFINDO,
-Sertifikasi
Pangan Organik
SUCOFINDO.
-Sertifikasi
BIOCert
(label
ORGANIK
Indonesia
dan
Sertifikat
ORGANIK
BIOCert).
2.
-Sertifikasi
sistem manajemen
(mutu,lingkungan,
kesehatan
dan
keselamatan kerja)
SUCOFINDO,
-Sertifikasi
Pangan Organik
SUCOFINDO.
3.
-Sertifikasi
sistem manajemen
(mutu,
lingkungan,
kesehatan
dan
keselamatan kerja)
SUCOFINDO,
-Sertifikasi
Pangan Organik
SUCOFINDO.
-Sertifikasi
BIOCert
(label
ORGANIK
Indonesia
dan
Sertifikat
ORGANIK
BIOCert).
Hard Competence
serangga.
Keterampilan
mengelola
unsur
lingkungan budidaya.
Pengetahuan tentang
pengelolaan kombinasi
tanaman dengan selaras
dan harmonis untuk
mencapai
interaksi
positif yang menunjang
budidaya tanaman.
Keterampilan
mengelola
kombinasi
tanaman dengan selaras
dan harmonis untuk
mencapai
interaksi
positif yang menunjang
budidaya tanaman.
Pengetahuan tentang
kebutuhan lahan organik
untuk budidaya sayuran
organik. Tanah dan air
untu
PETANI DI WILAYAH AGAM, SUMATERA BARAT
MEIRA RIZKY MAHADIPUTRI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Kompetensi
Terhadap Kinerja Petani Di Wilayah Agam, Sumatera Barat adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014
Meira Rizky Mahadiputri
H24100078
ABSTRAK
MEIRA RIZKY MAHADIPUTRI. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja
Petani Di Wilayah Agam, Sumatera Barat. Dibimbing oleh LINDAWATI
KARTIKA.
Persaingan global yang terjadi sekarang ini menuntut adanya peningkatan
daya saing untuk mengembangkan usaha hortikultura di Indonesia. Penghasil
komoditas hortikultura terbesar di Indonesia terdapat di wilayah Agam, Sumatera
Barat. Berbagai kegiatan untuk peningkatan kompetensi petani dilakukan. Dengan
harapan dapat meningkatkan kinerja dan hasil pertanian. Tujuan dari penelitian ini
adalah 1) menganalisis gambaran umum kompetensi petani di wilayah Agam,
Sumatera Barat, 2) menganalisis persepsi mengenai kompetensi dan kinerja petani
di wilayah Agam, Sumatera Barat, 3) menganalisis pengaruh kompetensi terhadap
kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat, 4) memberikan rekomendasi
terbaik mengenai program-program peningkatan kompetensi yang dapat
meningkatkan kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat. Berdasarkan hasil
penelitian dengan metode SEM (Structural Equation Modeling) pendekatan
Partial Least Square diperoleh bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kinerja.
Semakin baik kompetensi yang dimiliki petani, maka semakin baik kinerja yang
ditunjukkan oleh petani.
Kata kunci : kompetensi, kinerja, SEM (Structural Equation Modeling)
Partial Least Square
ABSTRACT
MEIRA RIZKY MAHADIPUTRI. The Impact OfCompetence On Farmers
Performance In Region Agam, West Sumatra. Supervised by LINDAWATI
KARTIKA.
Global market competition at present demands an improvement of the
enterprise competitiveness to develop horticulture business in Indonesia. The
largest producer of the commodity in Indonesia located in Agam, West Sumatra.
Number of activities in developing the farmers competence were accomplished
with the purpose to improve the performance and the crop yield. The objective of
this research are, 1) analyzing the general description of farmers competence in
region Agam, West Sumatra, 2) analyzing the perception of the farmers
competence and performance in region Agam, West Sumatra, 3) analyzing the
effect of competence on farmers performance in region Agam, West Sumatra, 4)
providing the best recommendations regarding the competence enhancement
programs that could improve the farmers performance in region Agam, West
Sumatra.
Based on the results of the research that quantitatively analyzed with the
SEM method Partial Least Square approach, generated that the competence affects
on performance. The more improved farmers competence results in the more
improved farmers performance.
Key words : competence, performance, SEM (Structural Equation
Modeling) Partial Least Square
PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA
PETANI DI WILAYAH AGAM, SUMATERA BARAT
MEIRA RIZKY MAHADIPUTRI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi :Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Petani Di Wilayah Agam,
Sumatera Barat
Nama
: Meira Rizky Mahadiputri
NIM
: H24100078
Disetujui oleh
Lindawati Kartika, SE, M.Si.
NIP 19860118 200912 2 001
Diketahui oleh
Dr. Mukhamad Najib, S.TP, MM
NIP 19760623 200604 1 001
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2013 dan disusun sampai
Januari 2014 ini ialah kompetensi dan kinerja petani, dengan judul Pengaruh
Kompetensi Terhadap Kinerja Petani Di Wilayah Agam, Sumatera Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada program HIBAH STRATEGI
NASIONAL 2013. Terima kasih pula yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Lindawati Kartika, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
serta memberi saran kepada penulis selama penulisan karya ilmiah ini. Kepada
Bapak Alim Setiawan, S.TP, M.Si dan Bapak Dr.Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc
yang telah banyak membantu dalam penelitian di Agam, Sumatera Barat ini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr.Ir. Anggraini Sukmawati, MM dan
Bapak R. Dikky Indrawan, SP, MM selaku dosen penguji yang telah banyak
memberi masukan. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua
orangtua, seluruh keluarga dan teman-teman. Terimakasih atas do’a, semangat
dan kasih sayangnya.
Bogor, Februari 2014
Meira Rizky Mahadiputri
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
4
TINJAUAN PUSTAKA
4
Karakteristik Kompetensi
4
Kriteria Kinerja
5
Penelitian Terdahulu
6
METODE
7
Kerangka Pemikiran Penelitian
7
Tahapan Penelitian
8
Lokasi dan Waktu Penelitian
9
Jenis dan Sumber Data Penelitian
9
Hipotesis Penelitian
9
Metode dan Penentuan Ukuran Sampel
9
Metode Pengumpulan Data
11
Metode Pengolahan dan Analisis Data
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
14
Profil Gapoktan Bersaudara
14
Karakteristik Petani Anggota Gapoktan Bersaudara
16
Analisis Kompetensi Petani Wilayah Agam, Sumatera Barat
18
Analisis Persepsi Petani terhadap Variabel Kompetensi dan Kinerja Petani
23
Analisis Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Petani di Wilayah Agam,
Sumatera Barat dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS)
24
Implikasi Manajerial
28
SIMPULAN DAN SARAN
30
Simpulan
30
Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
31
LAMPIRAN
32
RIWAYAT HIDUP
55
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Luas lahan budidaya dan produksi sayuran dataran tinggi wilayah
Agam Tahun 2011
Rincian populasi petani anggota Gapoktan Bersaudara
Rincian pengambilan sampel berdasarkan rumus Gay (Umar, 2003)
Skala penilaian persepsi
Karakteristik petani anggota Gapoktan Bersaudara
Hasil uji Chi-Square Pendidikan Terakhir dengan Usia
Hasil uji Chi-Square Pendidikan Terakhir dengan Pengalaman
Bertani
Hasil analisis kompetensi petani di wilayah Agam
Komoditas budidaya kelompok tani-kelompok tani anggota Gapoktan
Bersaudara
Sertifikasi Organik, Hard Competence (K, S), Soft Competence (M, SC, T) petani anggota Gapoktan Bersaudara dan Pelatihan
Pengembangan Kompetensi
Persepsi petani terhadap elemen variabel kompetensi dan kinerja
Hasil evaluasi outer model
Hasil evaluasi inner model
Hasil pengujian persepsi
2
10
10
12
16
17
17
18
23
19
23
24
25
28
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
Luas lahan budidaya sayuran dataran tinggi di Indonesia
(http://hortikultura.deptan.go.id/)
Jumlah produksi sayuran dataran tinggi di Indonesia
(http://hortikultura.deptan.go.id/)
Kerangka pemikiran penelitian
Model struktural 1 Kompetensi terhadap Kinerja Petani
Model struktural 2 Faktor-Faktor Kompetensi terhadap Kinerja Petani
Outer Model Kompetensi terhadap Kinerja Petani
Uji signifikansi output bootsrapping Pengaruh Kompetensi terhadap
Kinerja Petani di wilayah Agam, Sumatera Barat
Model Implikasi Manajerial
1
1
8
13
14
26
27
29
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
Kuesioner Penelitian
Hasil Analisis Deskriptif Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuesioner
Struktur Pengurus Gapoktan Bersaudara
Hasil Uji Chi-Square
Hasil Analisis Persepsi Petani Gapoktan Bersaudara
Hasil Pengolahan outer model dan inner model Pengaruh Kompetensi
Terhadap Kinerja Petani Menggunakan Partial Least Square (PLS)
33
37
40
41
45
49
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Persaingan global mengakibatkan semakin banyak masuknya komoditas dan
produk dari negara lain, termasuk produk-produk hortikultura. Dengan kondisi
seperti ini, peningkatan daya saing merupakan tuntutan yang tidak dapat dihindari.
Wilayah Indonesia dengan berbagai keragaman memungkinkan pengembangan
berbagai jenis tanaman hortikultura baik yang beradaptasi pada iklim tropis
maupun subtropis, salah satunya adalah komoditas sayuran dataran tinggi. Dapat
dilihat luas lahan budidaya sayuran dataran tinggi di Indonesia pada Gambar 1
berikut.
80,000
70,000
60,000
50,000
40,000
30,000
20,000
10,000
0
Bawang
Daun (Ha)
Bayam (Ha)
Kentang
(Ha)
Kol/Kubis
(Ha)
Wortel
(Ha)
Sawi (Ha)
2009
53,637
44,975
71,238
67,793
24,095
56,414
2010
57,593
48,844
66,531
67,531
27,149
59,450
2011
55,611
46,882
59,882
65,323
33,228
61,538
Gambar 1 Luas lahan budidaya sayuran dataran tinggi di Indonesia
(http://hortikultura.deptan.go.id/)
Berdasarkan Gambar 1, luas lahan budidaya sayuran dataran tinggi
Indonesia mengalami perkembangan dari tahun 2009 sampai 2011. Selanjutnya
dapat dilihat jumlah produksi sayuran dataran tinggi di Indonesia pada Gambar 2
berikut ini.
1,600,000
1,400,000
1,200,000
1,000,000
800,000
600,000
400,000
200,000
0
2009
2010
Bawang
Daun
(ton)
Bayam
(ton)
Kentang Kol/Kubis
(ton)
(ton)
Wortel
(ton)
Sawi
(ton)
2009 549,365
173,750
1,176,30
1,358,11
358,014
562,838
2010 541,374
152,334
1,060,80
1,385,04
403,827
583,770
2011 526,774
160,513
955,488
1,363,74
526,917
580,969
Gambar 2 Jumlah produksi sayuran dataran tinggi di Indonesia
(http://hortikultura.deptan.go.id/)
2011
2
Berdasarkan Gambar 2, jumlah produksi sayuran dataran tinggi Indonesia
dapat menjadi penyumbang utama produktifitas hortikultura Indonesia.
Salah satu daerah unggulan penghasil sayuran dataran tinggi di Indonesia
terdapat di wilayah Agam, Sumatera Barat. Di Kecamatan Baso, Kabupaten Agam.
Aktifitas petani-petani wilayah Agam dalam memproduksi sayuran dataran
tinggi diwadahi oleh Gabungan Kelompok Tani. Salah satu Gabungan Kelompok
Tani tersebut, yaitu Gapoktan Bersaudara. Gapoktan Bersaudara merupakan
Gabungan dari Kelompok Tani Amanah, Bumi Harapan, Solok Agro, Tunas
Budaya dan Tunas Baru.
Petani-petani dalam Gapoktan Bersaudara bersama-sama mengembangkan
budidaya sayuran dataran tinggi wilayah Agam. Perkembangan budidaya sayuran
dataran tinggi wilayah Agam dapat dilihat dari luas lahan budidaya dan produksi
sayuran dataran tinggi. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1 Luas lahan budidaya dan produksi sayuran dataran tinggi wilayah Agam
Tahun 2011
No
1
2
3
4
4
5
6
7
8
9
10
Total
Komoditi
Kentang
Kol bulat
Kol bunga
Brocoly
Sawi
Sayur manis
Wortel
Buncis
Bawang daun
Jeruk
Kakao
Tanam (Ha)
17
59
14
12
36
28
16
22
23
20
28
275
Panen (Ha)
16
60
12
10
36
28
16
20
22
48
20
288
Produksi (Ton)
228.8
1440
216
160
756
588
352
220
209
216
92
4,477.8
Rata-Rata
Produksi
14.3
24
18
16
21
21
22
11
9.5
4.5
4.6
165.9
Sumber : UPT Balai Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan
dan Ketahanan Pangan Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, Sumatera
Barat
Pada Tabel 1 dapat dilihat luas lahan budidaya dan produksi sayuran dataran
tinggi Gapoktan Bersaudara. Berdasarkan data tersebut, budidaya sayuran dataran
tinggi wilayah Agam memiliki potensi yang besar.
Faktor kunci untuk mengembangkan usaha hortikultura di Indonesia adalah
petani. Dalam Poktan-Poktan (Kelompok Tani) anggota Gapoktan Bersaudara,
diselenggarakan kegiatan-kegiatan pelatihan yang dapat meningkatkan
kompetensi petani. Hal ini sesuai dengan awal berdirinya Gapoktan Bersaudara
sebagai wadah untuk menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan para petani,
sehingga dapat meningkatkan daya saing hasil komoditas hortikultura.
Pelatihan, program kerja, dan kegiatan-kegiatan lainnya dilaksanakan oleh
Gapoktan Bersaudara, dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi. Sehingga
petani dapat menjalankan kegiatan pertanian dengan lebih baik dan
mengembangkan usaha pertanian. Selanjutnya diharapkan dapat berkontribusi
dalam mengembangkan produktifitas hortikultura Indonesia. Berdasarkan hal
3
tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mengukur bagaimana
kompetensi mempengaruhi kinerja petani. Penelitian ini ditulis dalam skripsi yang
berjudul “Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Petani di Wilayah Agam,
Sumatera Barat”.
Perumusan Masalah
Wilayah Agam dengan keunggulan budidaya sayuran dataran tingginya
menjadi harapan dalam menghadapi persaingan pasar global. Untuk
memaksimalkan usaha peningkatan daya saing, yang harus diperhatikan adalah
petani sebagai aktor utama. Berdasarkan hal tersebut, perumusan masalah
penelitian ini yaitu, 1) Bagaimana gambaran umum kompetensi petani di wilayah
Agam, Sumatera Barat, 2) Bagaimana persepsi mengenai kompetensi dan kinerja
petani di wilayah Agam, Sumatera Barat, 3) Bagaimana pengaruh kompetensi
terhadap kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat, 4) Bagaimana
rekomendasi terbaik mengenai program-program peningkatan kompetensi yang
dapat meningkatkan kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, tujuan dari
penelitian ini adalah 1) Menganalisis gambaran umum kompetensi petani di
wilayah Agam, Sumatera Barat, 2) Menganalisis persepsi mengenai kompetensi
dan kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat, 3) Menganalisis pengaruh
kompetensi terhadap kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat, 4)
Memberikan rekomendasi terbaik mengenai program-program peningkatan
kompetensi yang dapat meningkatkan kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera
Barat.
Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini memberikan manfaat dan informasi yang dapat
digunakan oleh berbagai pihak yang membutuhkan, antara lain :
1. Bagi Petani di wilayah Agam, Sumatera Barat
Penelitian ini merupakan gambaran kondisi kompetensi dan kinerja petani di
wilayah Agam. Penelitian dapat memberikan masukan program pelatihan yang
dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi. Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi masukan dan motivasi untuk meningkatkan kinerja petani.
2. Bagi UPT BP4K2P (Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pelaksanaan
Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan)
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan
dalam membuat strategi, kebijakan, program-program dalam rangka
meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia pertanian, untuk usaha tani yang
lebih maju.
4
3. Bagi Masyarakat Ilmiah
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi media sosialisasi tentang capaian
kompetensi petani sayuran dataran tinggi di wilayah Agam, Sumatera Barat. Dan
pengaruh kompetensi tersebut terhadap kinerja petani di wilayah Agam. Penelitian
ini dapat menjadi referensi dalam penerapan program-program peningkatan
kompetensi yang dapat meningkatkan kinerjapetani di wilayah Agam.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada analisis mengenai pengaruh
kompetensi terhadap kinerja petani dalam aktifitas pertanian yang dikerjakannya.
Variabel kompetensi di dalam penelitian ini meliputi pengetahuan, keterampilan,
motivasi, karakteristik pribadi, dan konsep diri. Bersumber dari teori tentang
kompetensi yang dikembangkan oleh Spencer and Spencer (1993).
Variabel kinerja meliputi Kualitas, Kuantitas, Ketepatan Waktu, Efektivitas
Biaya, Kebutuhan akan Supervisi, dan Pengaruh Hubungan Personal,
sebagaimana yang dikembangkan oleh Bernadine (1998).
Petani sebagai objek dalam penelitian ini, yaitu petani di wilayah Agam
yang merupakan anggota dari Kelompok Tani Amanah, Bumi Harapan, Solok
Agro, Tunas Baru, dan Tunas Budaya. Kelompok Tani-Kelompok Tani tersebut
tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Bersaudara.
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Kompetensi
Spencer and Spencer (1993) menyatakan bahwa kompetensi merupakan
karakteristik-karakteristik mendalam dan terukur pada diri seseorang yang
menunjukkan cara berperilaku atau berpikir dalam situasi dan tugas kerja tertentu
yang bertahan dalam waktu lama pada diri orang tersebut.
Menurut Spencer and Spencer (1993), terdapat 5 karakteristik kompetensi,
yaitu :
1. Motives (Motivasi)
Motivasi adalah sesuatu dimana seseorang secara konsisten berpikir sehingga
ia melakukan tindakan. Motivasi berprestasi secara konsisten akan
mengembangkan tujuan-tujuan yang memberi tantangan pada dirinya dan
bertanggungjawab penuh untuk mencapai tujuan tersebut serta mengharapkan
‘feedback’ untuk memperbaiki dirinya.
2. Traits (Ciri/Karakteristik Pribadi)
Ciri adalah watak yang membuat orang berperilaku atau merespon sesuatu
dengan cara tertentu, seperti percaya diri (self confidence), kontrol diri (self
control) dan ketabahan (stress resistance).
3. Self-Concept (Konsep Diri)
Konsep Diri adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang dan
diyakininya. Misalnya, seseorang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi
5
menggambarkan dirinya sendiri sebagai orang yang dapat mencapai sesuatu
yang diharapkan, yang menurutnya baik, dalam berbagai situasi, situasi sulit
maupun mudah.
4. Knowledge (Pengetahuan)
Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang
tertentu. Contohnya pengetahuan ahli bedah tentang syaraf otot dalam tubuh
manusia. Nilai akademis atau indeks prestasi akademis seringkali kurang
bermanfaat untuk memprediksi performansi di tempat kerja, karena sulitnya
mengukur kebutuhan pengetahuan dan keahlian yang secara nyata digunakan
dalam pekerjaan.
5. Skills (Keahlian/Keterampilan)
Keahlian adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik
secara fisik maupun mental. Kompetensi keterampilan mental atau kognitif
meliputi pemikiraan analitis (memproses pengetahuan atau data, menentukan
sebab dan pengaruh, mengorganisasi data dan rencana) serta pemikiran
konseptual (pengenalan pol data yang kompleks). Kompetensi dapat digunakan
untuk menilai apakah seseorang itu bekerja dengan baik atau tidak, bila
dibandingkan dengn standar atau kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh
suatu organisasi (Spencer, 1993).
Kriteria Kinerja
Bernadine (1998), enam kriteria penting kinerja yaitu :
1. Kualitas (Quality)
Adalah hal yang menunjukkan proses atau hasil dari penyelesaian suatu
kegiatan yang mendekati sempurna dan memenuhi tujuan kegiatan.
Merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan
mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapakan.
2. Kuantitas (Quantity)
Sejumlah hasil atau keluaran yang dinyatakan dalam nilai satuan, jumlah unit
atau jumlah kegiatan.
Merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya ; jumlah rupiah, jumlah unit,
jumlah siklus kegiatan yang diselesaikan.
3. Ketepatan waktu (Timeliness)
Adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
atau suatu keluaran dapat dihasilkan pada awal waktu yang diinginkan, serta
memaksimalkan waktu untuk kegiatan lain.
Merupakan tingkat sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang
dikehendaki dengan memperhatikan koordinasi output lain serta waktu yang
tersedia untuk kegiatan yang lain.
4. Efektivitas biaya (Cost Effectiveness)
Adalah hal yang menunjukkan penggunaan sumber daya organisasi seperti
manusia, dana, teknologi dan material secara maksimal untuk mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya.
Yaitu tingkat sejauh mana penerapan sumber daya manusia, keuangan,
teknologi, material dimaksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi atau
pengurangan kerugian dari setiap unit pengguna sumberdaya.
6
5. Kebutuhan akan Supervisi (Need for Supervision)
Suatu aktifitas pengawasan terhadap karyawan, bagaimana mereka dapat
menjalankan fungsi pekerjaan.
Merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja dapat melaksanakan suatu
fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang supervisor untuk
mencegah tindakan yang kurang diinginkan.
6. Pengaruh hubungan personal (Interpersonal Impact/Interpersonal Import)
Mengembangkan rasa penghargaan diri, berbuat baik dan bekerja sama
dengan sesama pekerja maupun dengan atasan.
Merupakan tingkat sejauh mana karyawan memelihara harga diri, nama baik
dan kerja sama di antara rekan kerja dan bawahan.
Penelitian Terdahulu
Gusman (2011) dalam skripsi yang berjudul Analisis Hubungan Kompetensi
dengan Kinerja Auditor pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
menyatakan terdapat hubungan positif yang sangat lemah antara kompetensi
dengan kinerja auditor. Hal ini terjadi karena kompetensi memiliki unsur-unsur
yang mampu meningkatkan kinerja auditor dalam menyelesaikan tugas-tugas
yang menjadi kewajibannya. Penelitian menggunakan alat analisis Uji Korelasi
Pearson Product Moment dan Asosiasi Chi-Square.
Hartandi (2013) dalam skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Kompetensi
Terhadap Kinerja Pegawai di Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
menyatakan bahwa kompetensi mempengaruhi kinerja pegawai Pusdiklat
Anggaran dan Perbendaharaan secara positif. Hal urgent dan important yang perlu
dilakukan oleh Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan adalah meningkatkan
kinerja melalui kompetensi. Hasil yang dapat dicapai berupa peningkatan
tanggung jawab pegawai dalam menyelesaikan tugas dan peningkatan
kemampuan pegawai dalam memecahkan serta menyelesaikan masalah. Penelitian
menggunakan alat analisis Structural Equation Modeling dengan pendekatan
Partial Least Square dan analisis Matriks Eisenhower.
Nurshanti (2013) dalam Skripsi Desain Pekerjaan Kelompok Tani Solok
Agro pada Komoditas Kubis (Studi Kasus: Kabupaten Agam, Sumatera Barat),
menyatakan untuk meningkatkan aktivitas rantai pasok komoditas kubis pada
Kelompok Tani Solok Agro, perlu bagi organisasi kelompok tani untuk
merestrukturisasi kembali organisasinya sesuai model yang telah dianalisis. Hal
ini dilakukan dengan mengubah struktur organisasi eksisting yang terdiri dari
Ketua, Wakil, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara, dan Anggota Petani
menjadi struktur organisasi reformasi (Restrukturisasi). Dalam aktivitas rantai
pasok, terdapat sumber daya rantai, antara lain sumber daya fisik, petani,
permodalan, dan teknologi. Selain itu, terdapat sumber daya pendukung seperti
pelatihan dan dukungan pembiayaan. Selain restrukturisasi, impact yang
diharapkan adalah terwujudnya desain pekerjaan yang efektif dan efisien terhadap
aktivitas rantai pasok komoditas kubis pada Kelompok Tani Solok Agro.
7
METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
Wilayah Agam, Sumatera Barat merupakan salah satu daerah unggulan
penghasil komoditas hortikultura, terutama sayuran dataran tinggi. Spesifikasi
lokasi yaitu di Jorong Koto Gadang, Kanagarian Koto Tinggi, Kecamatan Baso,
Kabupaten Agam. Di Kabupaten Agam ini terdapat beberapa Gabungan
Kelompok Tani, salah satu Gabungan Kelompok Tani tersebut adalah Gabungan
Kelompok Tani Bersaudara. Gapoktan Bersaudara merupakan gabungan dari
Kelompok Tani Amanah, Bumi Harapan, Solok Agro, Tunas Budaya dan
Kelompok Tani Tunas Baru.
Gapoktan Bersaudara memiliki Visi untuk menjadikan Jorong Koto
Gadang sebagai jorong organik yang ramah lingkungan. Visi tersebut diwujudkan
oleh Gapoktan Bersaudara dengan beberapa Misi. Berdasarkan Visi Misi tersebut,
Gapoktan Bersaudara menyusun serangkaian tujuan guna mencapai suatu sasaran,
yaitu terciptanya masyarakat petani organik dan peternak sehingga tercapai
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Gapoktan Bersaudara menjalankan
program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukung usaha pertanian.
Anggota Gapoktan Bersaudara merupakan petani-petani dari Kelompok
Tani Amanah, Bumi Harapan, Solok Agro, Tunas Budaya dan Tunas Baru. Petani
dalam menjalankan profesinya memiliki kompetensi, elemen dalam kompetensi
sebagaimana dijabarkan oleh teori Spencer and Spencer (1993), meliputi
pengetahuan, keterampilan, motivasi, karakteristik pribadi dan konsep diri.
Dengan kompetensi yang dimilikinya, petani mengerjakan usaha pertanian dan
menghasilkan kinerja. Kompetensi dan kinerja petani berbeda-beda. Adapun
variabel kinerja bersumber pada teori Bernadine (1998), kriteria penting kinerja
petani, yaitu : 1) Kualitas (Quality), 2) Kuantitas (Quantity), 3) Ketepatan Waktu
(Timeliness), 4) Efektivitas Biaya (Cost Effectiveness), 5) Kebutuhan akan
Supervisi (Need for Supervision), 6) Pengaruh Hubungan Personal (Interpersonal
Impact).
Analisis pengaruh variabel kompetensi terhadap variabel kinerja dilakukan
dengan survey menggunakan alat bantu berupa kuesioner. Populasi dalam survey
adalah petani-petani anggota Gapoktan Bersaudara wilayah Agam, Sumatera
Barat. Hasil survey diolah untuk mengetahui kompetensi, kinerja petani, pengaruh
kompetensi tersebut terhadap kinerja petani, apa dan bagaimana implikasi
manajerial yang terjadi di lingkungan Gapoktan Bersaudara wilayah Agam,
Sumatera Barat.
Pembahasan dan pengkajian implikasi manajerial bertujuan untuk
memperoleh rekomendasi dan inisiatif strategis yang bermanfaat bagi petani di
wilayah Agam, Sumatera Barat. Dengan rekomendasi tersebut, diharapkan petani
dapat terus meningkatkan kinerjanya. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat
dilihat pada Gambar 3.
8
Gabungan Kelompok Tani
Bersaudara (Gapoktan Bersaudara)
Visi Misi
Gapoktan Bersaudara
Tujuan yang ingin dicapai oleh
Gapoktan Bersaudara
Sasaran Gapoktan Bersaudara
Petani-Petani Anggota Gapoktan
Bersaudara
Kinerja
(Bernadine, 1998)
1. Kualitas (Quality)
2. Kuantitas (Quantity)
3. Ketepatan Waktu
(Timeliness)
4. Efektivitas Biaya
(Cost Effectiveness)
5. Kebutuhan akan
Supervisi (Need for
Supervision)
6. Pengaruh Hubungan
Personal
(Interpersonal
Impact)
Kompetensi
(Spencer and Spencer,
1993)
1. Pengetahuan
2. Keterampilan
3. Motivasi
4. Karakteristik Pribadi
5. Konsep Diri
Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja
Implikasi Manajerial
Rekomendasi
Gambar 3 Kerangka pemikiran penelitian
Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui empat tahap, yaitu sebagai berikut : (1)
Tahap pertama, identifikasi permasalahan yang dihadapi dan menentukan elemen
dari variabel-variabel penelitian, yaitu elemen dari variabel kompetensi dan
variabel kinerja. Merancang dan merumuskan kuesioner sebagai alat bantu
9
penelitian untuk mengetahui persepsi kompetensi dan kinerja responden, yaitu
petani di wilayah Agam. Kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1;
(2) Tahap kedua penelitian ini adalah menganalisis karakteristik responden, dan
melakukan analisis deskriptif persepsi kompetensi dan kinerja responden dari
hasil pengisian kuesioner; (3) Tahap ketiga adalah mengolah hasil analisis
kuesioner untuk melihat pengaruh di antara variabel kompetensi dan kinerja
petani di wilayah Agam. Pada tahap ini membutuhkan Structural Equation
Modeling (SEM) dengan pendekatan Partial Least Square menggunakan
SmartPLS; (4) Tahap keempat adalah menginterpretasikan hasil olahan data dan
merumuskannya dalam implikasi manajerial untuk menjawab perumusan masalah
dan tujuan dalam penelitian.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2013 di salah satu Gabungan
Kelompok Tani di wilayah Agam, yaitu Gapoktan Bersaudara (Gabungan
Kelompok Tani Bersaudara) dan UPT BP4K2P (Unit Pelaksana Teknis Balai
Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan)
Kecamatan Baso, Kabupaten Agam.
Jenis dan Sumber Data Penelitian
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer dalam penelitian ini yaitu berupa kuesioner yang
dibagikan kepada sampel petani anggota Gapoktan Bersaudara yang terdapat di
wilayah Agam, Sumatera Barat. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu
dokumen-dokumen dari Kelompok Tani di wilayah Agam dan dokumen-dokumen
UPT BP4K2P (Unit Pelaksana Teknis Balai Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian
Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan) Kecamatan Baso, Kabupaten Agam.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan semua uraian di atas, untuk melihat pengaruh variabel
kompetensi terhadap variabel kinerja, maka diperoleh hipotesis penelitian sebagai
berikut :
H = variabel kompetensi tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja petani.
H = variabel kompetensi berpengaruh nyata terhadap kinerja petani.
Metode dan Penentuan Ukuran Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Probability Sampling. Yang
dimaksud dengan Probability Sampling, yaitu anggota populasi memiliki peluang
yang sama untuk terpilih menjadi sampel.
Populasi yang diambil dalam penelitian adalah total jumlah petani anggota
Kelompok Tani-Kelompok Tani yang tergabung dalam Gapoktan Bersaudara.
10
Jumlah populasi sebanyak 145 petani. Rincian populasi petani anggota
Gapoktan Bersaudara dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Rincian populasi petani anggota Gapoktan Bersaudara
Kelompok Tani
Amanah
Bumi Harapan
Solok Agro
Tunas Baru
Tunas Budaya
Total
JumlahAnggota
35
33
19
22
36
145
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat rincian populasi petani anggota
Gapoktan Bersaudara. Populasi penelitian ini sebanyak 145 petani anggota
Gapoktan Bersaudara.
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan objek dalam
melakukan penelitian dan pengujian data. Definisi sampel menurut Supangat
(2008:4) sebagai berikut :
“Sampel adalah bagian dari populasi (contoh), untuk dijadikan sebagai
bahan penelaahan dengan harapan contoh yang diambil dari populasi tersebut
dapat mewakili (representative) terhadap populasinya”.
Dalam menentukan ukuran minimal sampel, digunakan rumus Gay, yaitu
mengambil sampel 20% dari jumlah populasi masing-masing petani anggota
Gapoktan Bersaudara. Menurut Umar (2003) mengenai pengambilan sampel
dengan rumus Gay, pengambilan ukuran sampel yang diterima akan sangat
bergantung pada jenis penelitiannya. Jika penelitiannya bersifat deskriptif, maka
sampel minimumnya adalah 10% dari populasi. Untuk populasi yang relatif kecil,
minimum 20% dari populasi. Berikut perhitungan pengambilan sampel
menggunakan rumus Gay. Dengan n = Jumlah Sampel dan N = Jumlah Populasi.
n = N x 20%............................................(1)
n = 145 x 20%
n = 29
Rincian pengambilan sampel petani Gapoktan Bersaudara dengan
menggunakan rumus Gay dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Rincian pengambilan sampel berdasarkan rumus Gay (Umar, 2003)
Kelompok Tani
Populasi
Nilai Fraksi
Sampel
Amanah
35
35/145 = 24 %
35 x 20% = 7
Bumi Harapan
33
33/145 = 23%
33 x 20% = 7
Solok Agro
19
19/145 = 13%
19 x 20% = 4
Tunas Baru
22
22/145 = 15%
22 x 20% = 4
Tunas Budaya
36
36/145 = 25%
36 x 20% = 7
Total
145
100%
29
Berdasarkan Tabel 3 di atas, setelah dihitung menggunakan rumus Gay
(Umar, 2003) didapat sampel sebanyak 29 orang. Dengan rincian jumlah sampel
dari setiap Kelompok Tani yaitu, 7 orang petani anggota Kelompok Tani Amanah,
11
7 orang petani anggota Kelompok Tani Bumi Harapan, 4 orang petani anggota
Kelompok Tani Solok Agro, 4 orang petani anggota Kelompok Tani Tunas Baru,
dan 7 orang petani anggota Kelompok Tani Tunas Budaya.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai
cara, yaitu pengamatan langsung (observasi), survey dengan alat bantu kuesioner,
wawancara secara tidak terstruktur. Sedangkan pengumpulan data sekunder
dilakukan dengan menganalisis dokumen-dokumen, data-data Kelompok Tani
Gapoktan Bersaudara dan UPT BP4K2P (Unit Pelaksana Teknis Balai
Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan).
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas bertujuan mengukur ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
(kuesioner). Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur untuk kuesioner tersebut.
Sedangkan uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Suliyanto, 2005).
Metode yang digunakan untuk uji validitas adalah dengan cara
mengorelasikan skor pada item-nya. Apabila nilai skor item memiliki korelasi
positif yang signifikan, berarti item tersebut dapat digunakan sebagai indikator
untuk mengukur variabel. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan kepada
29 responden. Pengujian ini menggunakan aplikasi Stastical Product and Service
Solution (SPSS) versi 16.00. Hasil uji validitas pada taraf signifikasi korelasi 5 %
menyatakan bahwa seluruh item valid.
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji
statistik cronbach’s alpha. Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika
nilai cronbach’s alpha > 0.60. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner
penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2.
Analisis Deskriptif
Analisis ini berisi tentang bahasan secara deskriptif mengenai jawaban
yang diberikan responden pada kuesioner. Statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menyusun dan menyajikan data yang telah dikumpulkan dalam
penelitian serta mempelajari cara melakukan pengukuran nilai-nilai statistik,
seperti mean, median, modus, standar deviasi, dan lain-lain. Data yang telah
dikumpulkan dapat disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik, serta pengukuran
nilai-nilai statistik (Suliyanto, 2005).
Penelitian ini akan menggunakan modus dari data untuk mendeskripsikan
karakteristik reponden serta penilaian persepsi melalui 5 skala likert dengan
rentang nilai sebagai berikut :
12
Nilai maksimal-Nilai minimal
Rentang Nilai =
Nilai maksimal
…………………..(2)
5-1
5
Rentang Nilai = 0,80
Rentang Nilai =
Dari perhitungan rentang nilai diperoleh jarak antar skala sebesar 0,80.
Rentang nilai akan digunakan sebagai jarak pada skala likert. Skala penilaian
persepsi yang dihasilkan disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Skala penilaian persepsi
Interval
Skala
1 sd 1,80
Sangat Tidak Setuju
1,80 sd 2,60
Kurang Setuju
2,60 sd 3,40
Cukup Setuju
3,40 sd 4,20
Setuju
> 4,20
Sangat Setuju
Metode Structural Equation Modeling (SEM) Dengan Pendekatan Partial
Least Square (PLS)
Menurut Sugiarto (2006) model persamaan struktural (Structural Equation
Modeling) yaitu suatu teknik statistik yang mampu menganalisis variabel laten,
variabel indikator dan kesalahan pengukuran secara langsung. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Partial Least Square
(PLS). Menururt Ghozali (2008), PLS merupakan pendekatan alternatif yang
bergeser dari pendekatan SEM yang berbasis kovarian, umumnya menguji
kualitas/teori, sedangkan PLS lebih bersifat predictive model. Di dalam PLS
variabel laten bisa berupa hasil pencerminan indikatornya, diistilahkan dengan
indikator refleksif. Di samping itu, variabel yang dipengaruhi oleh indikatornya,
diistilahkan dengan indikator formatif. Path Modeling Partial Least Square
merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis
kovarian menjadi varian.
Model struktural 1 penelitian ini, yaitu model pengaruh kompetensi
terhadap kinerja dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini.
13
Gambar 4 Model struktural 1 Kompetensi terhadap Kinerja Petani
Berdasarkan Gambar 4, kompetensi diharapkan berpengaruh terhadap
kinerja petani. Untuk mengetahui berpengaruh/tidaknya variabel tersebut,
kompetensi terdiri dari beberapa elemen variabel yang dapat membantu adanya
pengaruh terhadap kinerja. Yaitu terdiri dari pengetahuan, keterampilan, motivasi,
karakteristik pribadi, dan konsep diri. Sedangkan untuk kinerja petani sendiri
dapat terbentuk karena beberapa elemen variabel laten endogen yaitu, kualitas,
kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas biaya, kebutuhan akan supervisi, dan
pengaruh hubungan personal.
Selanjutnya, untuk model struktural 2 penelitian ini, yaitu model pengaruh
faktor-faktor kompetensi terhadap kinerja dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.
14
Gambar 5 Model struktural 2 Faktor-Faktor Kompetensi terhadap Kinerja Petani
Gambar 5 merupakan model struktural kedua dalam penelitian ini, yaitu
untuk melihat apakah faktor-faktor kompetensi berpengaruh terhadap kinerja
petani. Faktor-faktor kompetensi diharapkan berpengaruh terhadap kinerja petani.
Faktor-faktor kompetensi tersebut yaitu, pengetahuan, keterampilan, motivasi,
karakteristik pribadi, dan konsep diri. Faktor-faktor kompetensi ini diharapkan
dapat membantu adanya pengaruh terhadap kinerja petani, dimana besarnya
pengaruh akan dibandingkan dengan besarnya pengaruh kompetensi terhadap
kinerja petani. Apakah pengaruh faktor-faktor kompetensi terhadap kinerja petani
lebih besar atau lebih rendah dibanding pengaruh kompetensi terhadap kinerja
petani.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil Gapoktan Bersaudara
Menyadari bahwasanya gabungan kelompok tani sangat penting dan
sangat dibutuhkan oleh para masyarakat, maka pada tanggal 21 Januari 2010
Gabungan Kelompok Tani Bersaudara didirikan. Pendirian Gabungan Kelompok
Tani Bersaudara ini bermula dari sebuah ide anggota kelompok tani yang
berinisiatif mendirikan sebuah wadah untuk menambah ilmu pengetahuan dan
keterampilan para petani.
Kelompok Tani Bersaudara akan selalu menjunjung tinggi budidaya
pertanian secara organik dan budidaya pertanian ramah lingkungan serta berusaha
untuk menghasilkan produksi pertanian yang aman konsumsi untuk lebih
menyehatkan dan mencerdaskan masyarakat Indonesia.
15
Gapoktan Bersaudara merupakan Gabungan Kelompok Tani yang
beranggotakan Kelompok Tani Amanah, Kelompok Tani Bumi Harapan,
Kelompok Tani Solok Agro, Kelompok Tani Tunas Baru, dan Kelompok Tani
Tunas Budaya. Struktur Organisasi Pengurus Gabungan Kelompok Tani
Bersaudara dapat dilihat pada Lampiran 3. Masing-masing Kelompok Tani
anggota Gapoktan Bersaudara juga memiliki struktur kepengurusan untuk
mengelola keanggotaan Kelompok Taninya.
Adapun Visi dari Gabungan Kelompok Tani Bersaudara adalah :
“Menjadikan Jorong Koto Gadang Sebagai Jorong Organik Yang Ramah
Lingkungan”
Sedangkan Misi yang dijalankan oleh Gabungan Kelompok Tani
Bersaudara adalah sebagai berikut :
1.
Menjadikan Gabungan Kelompok Tani Bersaudara sebagai contoh bagi
masyarakat baik dari segi budidaya maupun pemeliharaan tanaman pertanian.
2.
Mendidik para anggota kelompok tani untuk lebih memahami sistem
budidaya pertanian organik sehingga mampu mengembangkan pertanian organik
di Jorong Koto Gadang.
3.
Memberikan pelayanan Pelatihan Pertanian Organik secara swadaya.
4.
Menyediakan Pos Informasi Pelayanan Agen Hayati (Pos IPAH) bagi
petani terkait berbagai jenis agen hayati yang dapat digunakan untuk
penanggulangan Hama dan Penyakit tanaman. Menyediakan Fasilitas ramuan
Nabati bagi masyarakat yang membutuhkan
Tujuan yang ingin dicapai oleh Gapoktan Bersaudara ini adalah :
1.
Mengelola, memelihara serta membimbing pelaksanaan kegiatan usaha
tani agar lebih intensif, produktif.
2.
Sebagai wadah bagi para petani dalam memecahkan permasalahan/kendala
yang dihadapi di lapangan.
3.
Mensukseskan usaha pembangunan di bidang pertanian secara umum
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan petani
pada khususnya.
4.
Menjadikan Gabungan Kelompok Tani Bersaudara sebagai media belajar
bagi para petani.
5.
Menghasilkan produksi pertanian yang aman konsumsi dan ramah
lingkungan.
6.
Mengurangi konsumsi pestisida dan pupuk anorganik.
7.
Meningkatkan kesehatan masyarakat melalui hasi produksi pertanian yang
aman konsumsi.
8.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan produksi
pertanian serta melalui pengurangan biaya produksi sehingga keuntungan akan
meningkat.
9.
Menjadikan Jorong Koto Gadang pada khususnya sebagai Jorong Organik
yang ramah lingkungan.
Sasaran Gapoktan Bersaudara :
Terciptanya masyarakat petani organik dan peternak sehingga tercapai
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
16
Karakteristik Petani Anggota Gapoktan Bersaudara
Responden dalam penelitian adalah petani yang merupakan anggota
Gabungan Kelompok Tani Bersaudara, yaitu Kelompok Tani Amanah, Bumi
Harapan, Solok Agro, Tunas Baru dan Tunas Budaya. Responden yang dilibatkan
dalam penelitian sebanyak 29 orang. Kuesioner yang telah diisi oleh responden
kemudian dipilah berdasarkan usia, pendidikan terakhir, pengalaman bertani,
usaha selain bertani, kepemilikan lahan pertanian, pendapatan/bulan dari bertani.
Hasil tabulasi karakteristik petani dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Karakteristik petani anggota Gapoktan Bersaudara
Pendidikan Terakhir
Karakteristik
Usia
SD
0
2
3
5
SMA
2
1
3
0
SMP
4
6
0
0
7
9
6
6
0
0
0
1
1
2
10
6
11
29
1
0
2
4
7
6-15 tahun
0
2
1
6
9
16-25 tahun
0
3
3
0
6
≥ 26 tahun
Total
1
2
5
10
0
6
1
11
7
29
0
1
0
0
1
0
7
2
3
12
0
0
1
2
3
0
0
1
0
1
2
2
2
6
12
2
10
6
11
29
1
0
1
4
3
2
2
1
1
2
3
5
9
7
9
0
0
2
1
3
>40 juta
0
1
0
0
1
Total
2
10
6
11
29
≤ 30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
51-60 tahun
≥ 61 tahun
Total
Pengalaman Bertani ≤ 5 tahun
Usaha Selain
Bertani
Total
S1 (Sarjana)
1
0
0
1
1 ternak
kambing usia
anak
1-2 ternak
kambing usia
dewasa
1-2 ternak
kambing usia
muda
4 ternak
kambing usia
dewasa
0 (tidak
memiliki
ternak)
Total
Pendapatan Bertani 5-10 juta
11-20 juta
21-30 juta
31-40 juta
17
Pendidikan Terakhir
Karakteristik
Kepemilikan
Lahan
≤ 0,5 ha
S1 (Sarjana)
SD
SMA
SMP
Total
1
4
2
2
9
0,6 - 1 ha
0
3
1
3
7
1,1 – 1,5 ha 1
2
1
9
5
1,6 – 2 ha
0
0
2
1
3
≥ 2,1 ha
0
1
0
0
1
Total
2
10
6
11
29
Keterangan : warna merah menunjukkan karakteristik petani dengan frekuensi terbanyak
Berdasarkan Tabel 5 hasil tabulasi silang karakteristik petani di atas dapat
dilihat bagaimana perbandingan frekuensi antara pendidikan terakhir petani
dengan usia, pengalaman bertani, usaha selain bertani, pendapatan bertani dan
kepemilikan lahan. Selain tabulasi silang karakteristik petani, selanjutnya
dilakukan uji Chi-Square.
Hasil uji Chi-Square memperlihatkan karakteristik pendidikan terakhir
petani memiliki hubungan dengan usia. Hasil uji Chi-Square dapat dilihat pada
Tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6 Hasil uji Chi-Square Pendidikan Terakhir dengan Usia
Value
Pearson Chi-Square
22.967
Likelihood Ratio
29.843
Linear-by-Linear Association 2.973
N of Valid Cases
a
Df
Asymp. Sig. (2-sided)
12
12
.028
.003
1
.085
29
Pada Tabel 6 hasil uji Chi-Square pendidikan terakhir dengan usia di atas
dapat diketahui bahwa nilai signifikansi p-value sebesar 0.028 dan nilai ChiSquare sebesar 22.967. Karena nilai signifikansi 0.028 < (0.05) maka hipotesis
null ditolak yang berarti bahwa ada hubungan antara pendidikan terakhir petani
dengan usia.
Hasil uji Chi-Square selanjutnya menunjukkan adanya hubungan antara
pendidikan terakhir dengan pengalaman bertani. Hasil uji Chi-Square dapat dilihat
pada Tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7 Hasil uji Chi-Square Pendidikan Terakhir dengan Pengalaman Bertani
Value
a
Df
Asymp. Sig. (2-sided)
9
.028
Pearson Chi-Square
18.636
Likelihood Ratio
24.102
9
.004
Linear-by-Linear Association
3.317
1
.069
N of Valid Cases
29
a
a
20 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,07.
16 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,41.
18
Pada Tabel 7 hasil uji Chi-Square pendidikan terakhir dengan usia di atas
dapat diketahui bahwa nilai signifikansi p-value sebesar 0.028 dan nilai ChiSquare sebesar 18.636. Karena nilai signifikansi 0.028 < (0.05) maka hipotesis
null ditolak yang berarti bahwa ada hubungan antara pendidikan terakhir petani
dengan pengalaman bertani.
Terdapat hubungan antara pendidikan terakhir, usia, dan pengalaman
bertani. Karakteristik petani ini mempengaruhi kompetensi petani. Pendidikan
terakhir petani baik pendidikan formal maupun informal yang dimiliki petani
membuat pengetahuan petani bertambah. Semakin luas pengetahuan petani
berpengaruh terhadap kompetensi yang dimiliki petani. Begitu pula dengan usia
dan pengalaman. Semakin matang usia petani, semakin banyak pengalaman yang
diperolehnya. Pengalaman menjalankan aktifitas petanian sehari-hari, hubungan
kerjasama dengan berbagai pihak pertanian, mengikuti berbagai kegiatan dan
pelatihan. Hal tersebut mempengaruhi kompetensi yang dimilikinya. Semakin
tinggi pendidikan terakhir petani, semakin matang usianya dan semakin kaya
pengalamannya, maka semakin baik kompetensi yang dimiliki oleh petani.
Selengkapnya hasil uji Chi-Square dapat dilihat pada Lampiran 4.
Analisis Kompetensi Petani Wilayah Agam, Sumatera Barat
Dari hasil pengisian kuesioner oleh responden dan hasil studi literatur
dokumen-dokumen, didapat gambaran umum kompetensi yang dimiliki oleh
petani-petani wilayah Agam. Hasil analisis kompetensi petani di wilayah Agam
dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8 Hasil analisis kompetensi petani di wilayah Agam
Elemen Variabel
Kompetensi
Pengetahuan
Keterampilan
Motivasi
Karakteristik Pribadi
Konsep Diri
Kompetensi yang Dimiliki Petani
Menguasai pengetahuan mengenai bibit sayuran dataran tinggi.
Menguasai keterampilan pengolahan lahan pertanian dan pemeliharan
sayuran dataran tinggi.
Keluarga adalah motivasi terbesar petani dalam melaksanakan
pekerjaan bertani. Kegiatan bertani sehari-hari dikerjakan bersama
angggota keluarga.
Petani wilayah Agam adalah petani yang berpengalaman.
Karakteristik petani paling banyak termasuk dalam kategori usia
petani dewasa (31-40 tahun). Dengan pengalaman bertani 6-15 Tahun.
Masa kerja yang lama membentuk karakterisitk pribadi petani yang
percaya diri, sangat memahami seluk beluk aktifitas pertanian.
Optimisme petani untuk menghasilkan produk pertanian terbaik, yang
bermanfaat untuk masyarakat, ramah lingkungan.
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat gambaran kompetensi petani wilayah
Agam yang unggul pada budidaya sayuran dataran tinggi dengan spesifikasi
budidaya sayuran organik.
Kompetensi petani masing-masing Kelompok Tani anggota Gapoktan
Bersaudara dapat dilihat dari komoditas sayuran dataran tinggi yang
dibudidayakan oleh masing-masing Kelompok Tani. Tabel 9 berikut
memperlihatkan rincian komoditas budidaya masing-masing Kelompok Tani.
19
Tabel 9 Komoditas budidaya kelompok tani-kelompok tani anggota
Gapoktan Bersaudara
Kelompok Tani
Amanah
Bumi Harapan
Solok Agro
Tunas Baru
Tunas Budaya
Komoditas Budidaya
sayuran organik, kubis, wortel, buncis, jeruk madu,
brokoli.
sayuran organik, kubis, wortel, buncis, jeruk madu,
brokoli.
sayuran organik, kubis, buncis.
sayuran organik, kubis, wortel, buncis, kakao.
sayuran organik, kubis, wortel, buncis.
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat rincian komoditas budidaya masingmasing Kelompok Tani. Komoditas budidaya Kelompok Tani-Kelompok Tani
anggota Gapoktan Bersaudara hampir sama. Namun terdapat spesifikasi
komoditas tertentu yang dimiliki oleh Kelompok Tani Amanah dan Bumi Harapan,
yaitu jeruk madu dan brokoli. Sedangkan spesifikasi komoditas budidaya
Kelompok Tani Tunas Baru yaitu kakao.
Kompetensi petani-petani anggota Kelompok Tani Amanah, Bumi
Harapan dan Tunas Baru berbeda dan unggul di spesifikasi komoditas
budidayanya tersebut. Secara keseluruhan, kompetensi petani-petani anggota
Gapoktan Bersaudara memiliki kesamaan yaitu unggul dalam budidaya sayuran
organik dan kubis.
Pengetahuan dan keterampilan cenderung lebih nyata (visible) dan relatif
berada di permukaan sebagai salah satu karakteristik yang dimiliki manusia.
Sedangkan self-concept, traits dan motives adalah kompetensi yang lebih
tersembunyi, dalam dan berada pada titik sentral kepribadian seseorang (Spencer
& Spencer, 1993). Pengetahuan (Knowledge) dan Keterampilan (Skill) yang
merupakan Hard Competence dinilai capaiannya dalam suatu standar yang
menghasilkan sertifikasi. Khususnya dalam hal ini yaitu sertifikasi organik.
Sertifikasi organik adalah proses untuk mendapatkan pengakuan bahwa
proses budidaya pertanian organik atau proses pengolahan produk organik
dilakukan berdasarkan standar dan regulasi yang ada. Apabila memenuhi prinsip
dan kaidah organik, produsen dan atau pengolah (prosesor) akan mendapatkan
sertifikat organik dan berhak mencantumkan label organik pada produk yang
dihasilkan dan pada bahan-bahan publikasinya.
Tabel 10 berikut mempelihatkan Sertifikasi Organik dan penjabaran Hard
Competence (Knowledge, Skill), Soft Competence (Motives, Self Concept, Traits)
yang dikembangkan oleh petani anggota Gapoktan Bersaudara beserta beserta
pelatihan-pelatihan untuk pengembangan kompetensi-kompetensi tersebut.
Tabel 10 Sertifikasi Organik, Hard Competence (K, S), Soft Competence (M, S-C,
T) petani anggota Gapoktan Bersaudara dan Pelatihan Pengembangan
Kompetensi
No.
1.
Sertifikasi
-Sertifikasi
sistem manajemen
(mutu,
lingkungan,
kesehatan dan
Hard Competence
Pengetahuan tentang
pengelolaan
unsur
lingkungan
budidaya,
seperti tanah, agoklimat,
organisme mikro,
Soft Competence
Pandangan
dan
prinsip gaya hidup
organik diterapkan
dalam keseharian,
baik untuk
Pelatihan
-SLAPO
(Sekolah
Lapang
Pertanian
Organik).
20
No.
Sertifikasi
keselamatan kerja)
SUCOFINDO,
-Sertifikasi
Pangan Organik
SUCOFINDO.
-Sertifikasi
BIOCert
(label
ORGANIK
Indonesia
dan
Sertifikat
ORGANIK
BIOCert).
2.
-Sertifikasi
sistem manajemen
(mutu,lingkungan,
kesehatan
dan
keselamatan kerja)
SUCOFINDO,
-Sertifikasi
Pangan Organik
SUCOFINDO.
3.
-Sertifikasi
sistem manajemen
(mutu,
lingkungan,
kesehatan
dan
keselamatan kerja)
SUCOFINDO,
-Sertifikasi
Pangan Organik
SUCOFINDO.
-Sertifikasi
BIOCert
(label
ORGANIK
Indonesia
dan
Sertifikat
ORGANIK
BIOCert).
Hard Competence
serangga.
Keterampilan
mengelola
unsur
lingkungan budidaya.
Pengetahuan tentang
pengelolaan kombinasi
tanaman dengan selaras
dan harmonis untuk
mencapai
interaksi
positif yang menunjang
budidaya tanaman.
Keterampilan
mengelola
kombinasi
tanaman dengan selaras
dan harmonis untuk
mencapai
interaksi
positif yang menunjang
budidaya tanaman.
Pengetahuan tentang
kebutuhan lahan organik
untuk budidaya sayuran
organik. Tanah dan air
untu