Posisi Dayasaing Dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Ekspor Pakaian Jadi Indonesia Ke Negara Tujuan Utama Tahun 2009-2013

POSISI DAYASAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI EKSPOR PAKAIAN JADI INDONESIA KE
NEGARA TUJUAN UTAMA TAHUN 2009-2013

NADILA LISTIANINGRUM

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Posisi Dayasaing dan
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Pakaian Jadi Indonesia ke Negara
Tujuan Utama Tahun 2009–2013 adalah benar karya saya dengan arahan dari
dosen pembimbing dan bekum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2015

Nadila Listianingrum
NIM H14110076

ABSTRAK
NADILA LISTIANINGRUM. Posisi Dayasaing dan Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Ekspor Pakaian Jadi Indonesia ke Negara Tujuan Utama Tahun
2009-2013. Dibimbing oleh ARIEF DARYANTO
Indonesia merupakan salahsatu pengekspor pakaian jadi terbesar di dunia.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis posisi dayasaing dan faktor-faktor yang
memengaruhi ekspor pakaian jadi Indonesia di negara tujuan ekspor utama.
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dayasaing dan ekonometrik.
Metode Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Export Product Dynamic
(EPD) digunakan untuk menganalisis dayasaing. Analisis ekonometrik
menggunakan data panel dengan pendekatan gravity model. Periode dalam
penelitian ini adalah lima tahun (2009-2013). Negara tujuan ekspor utama adalah
Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Inggris, China, Brasilia, Belgia,

Italia, Belanda, Kanada, Malaysia, Saudi Arabia, Vietnam, Thailand, Turki,
Spanyol, Uni Emirat Arab, dan Perancis). Hasil analisis menunjukkan bahwa
pakaian jadi Indonesia memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif di dunia
tetapi di beberapa negara tujuan memiliki dayasaing lemah. Hasil analisis data
panel menunjukkan bahwa GDP riil, jarak ekonomi, harga ekspor, dan nilai tukar
riil secara seignifikan memengaruhi volume ekspor pakaian jadi Indonesia.
Kata kunci: Pakaian jadi, gravity model, RCA, EPD, volume ekspor

ABSTRACT
NADILA LISTIANINGRUM. The Position of Competitiveness and the Factors
that Affect the Indonesian’s Apparel Export to the Main Destination Countries
2009-2013 Period. Supervised by ARIEF DARYANTO
Indonesia is one of the biggest apparel exporter in the world. The objectives
of this research are to analyze competitiveness and determinants of Indonesia’s
apparel export flow to the main export destination countries. This research used
quantitative analysis of competitiveness and econometrics. Revealed Comparative
Advantage (RCA) and Export Product Dynamic (EPD) are used to analyze
competitiveness. Econometrics analysis used panel data with gravity model
approach. The period of this research is five years (2009-2013). The export
destination countries are United States of America, Japan, Germany, South Korea,

United Kingdom, China, Brazil, Belgium, Italy, Netherlands, Canada, Malaysia,
Saudi Arabia, Vietnam, Thailand, Turkey, Spain, United Emirates Arab, and
France. The result of this research is Indonesia’s apparel has competitive and
comparative advantage in the world. But in some destination countries,
Indonesia’s apparel has weak competitiveness. The result of panel data analysis
shows that real GDP, economic distance, export price, and real exchange rate
significantly influence Indonesia’s apparel export volume.
Keywords: Apparel, gravity model, RCA, EPD, export volume

POSISI DAYASAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI EKSPOR PAKAIAN JADI INDONESIA KE
NEGARA TUJUAN UTAMA TAHUN 2009-2013

NADILA LISTIANINGRUM

Skripsi
sebagai salahsatu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi


DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian ini ialah perdagangan internasional, dengan judul Posisi
Dayasaing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Pakaian Jadi Indonesia
ke Negara Tujuan Utama Tahun 2009-2013.
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini atas dukungan, bantuan, doa, dan
kasih sayang dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT atas kemudahan, rahmat, dan karunia-Nya yang telah
diberikan kepada penulis.
2. R. Eddi Soelistio dan Bintang Rejeki selaku kedua orang tua penulis
dan Meidina Dwilistiana selaku adik penulis serta seluruh keluarga atas

segala doa, dukungan, dan semangat yang diberikan kepada penulis.
3. Bapak Ir. Arief Daryanto, M.Ec, Ph.D selaku dosen pembimbing skripsi
atas segala bimbingan, perhatian, kebaikan, bantuan, dan motivasinya
selama ini kepada penulis.
4. Ibu Dr. Wiwiek Rindayati selaku dosen penguji utama yang telah
memberikan banyak saran, arahan, dan kritik yang membangun kepada
penulis.
5. Bapak Dr. Muhammad Findi A, M.E selaku dosen penguji komisi
pendidikan yang telah memberikan banyak saran, arahan, dan kritik
yang membangun kepada penulis.
6. Seluruh dosen dan staf dekanat Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Departemen Ilmu Ekonomi, serta departemen Tahap Persiapan Bersama
(TPB) yang telah memberikan bantuan, ilmu, dan motivasi selama
menjalani perkuliahan di Institut Pertanian Bogor.
7. Teman-teman satu bimbingan, Rabbani Khairani, Diah Fitriani, dan
Nadia Permatasari atas semangat, bantuan, doa, dan kebersamaan
selama perjuangan penulisan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat terbaik, Tia, Dian, Alin, Vita, Ulin, Dodi, Idham,
Concon, INTEL, WN, Kamil, Tehfit, Eci, IPAF, GenBI, dan seluruh
teman-teman Ilmu Ekonomi atas kebersamaan, semangat, doa, motivasi,

dan saran yang diberikan kepada penulis.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2015

Nadila Listianingrum

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR GAMBAR

xi

DAFTAR LAMPIRAN

xi


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

3

Tujuan Penelitian

4

Manfaat Penelitian

4


Ruang Lingkup Penelitian

4

TINJAUAN PUSTAKA

5

Perdagangan Internasional

5

Dayasaing

6

Keunggulan Komparatif

6


Keunggulan Kompetitif

7

GDP riil

7

Jarak Ekonomi

7

Nilai Tukar Riil

7

Harga Ekspor

8


Penelitian Terdahulu

8

Kerangka Pemikiran

10

Hipotesis

11

METODE

12

Jenis dan Sumber Data

12


Metode Analisis dan Pengolahan Data

12

Estimasi Model

15

Uji Kesesuaian Model

17

GAMBARAN UMUM

19

Perkembangan Perdagangan Pakaian Jadi di Dunia

19

Perkembangan Pakaian Jadi Indonesia

20

Pangsa Pasar Pakaian Jadi Indonesia

21

Perkembangan GDP Riil Indonesia dan Negara Tujuan Ekspor Utama

22

Perkembangan Harga ekspor riil pakaian jadi Indonesia

22

Perkembangan Nilai Tukar Riil Mata Uang Negara Tujuan Terhadap US$

23

HASIL DAN PEMBAHASAN

23

Dayasaing Pakaian Jadi Indonesia di Dunia

23

Dayasaing Pakaian Jadi Indonesia di Negara Tujuan Ekspor Utama

25

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Pakaian Jadi Indonesia di Negara
Tujuan Ekspor Utama
28
KESIMPULAN DAN SARAN

33

Kesimpulan

33

Saran

34

DAFTAR PUSTAKA

34

LAMPIRAN

37

RIWAYAT HIDUP

50

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7

Ringkasan hubungan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
Data dan sumber data
Matriks posisi pasar
Hasil estimasi RCA pakaian jadi Indonesia di dunia
Hasil estimasi EPD pakaian jadi Indonesia di dunia
Hasil estimasi RCA dan EPD pakaian jadi Indonesia di negara tujuan
ekspor utama tahun 2009-2013
Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi volume ekspor pakaian
jadi Indonesia ke negara tujuan tahun 2009-2013

10
12
14
24
24
26
28

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Share trade terhadap Gross Domestic Product (GDP) di dunia tahun
2013
Lima subsektor dengan tenaga kerja terbanyak di Indonesia tahun 2013
Nilai ekspor pakaian jadi Indonesia dan negara pesaing di dunia tahun
2009-2013
Keseimbangan Parsial Perdagangan Internasional
Kerangka Pemikiran
Tren nilai ekspor pakaian jadi (HS 611020) di dunia tahun 2009-2013
Volume ekspor pakaian jadi (HS 611020) di dunia tahun 2009-2013
Nilai ekspor dan impor pakaian jadi Indonesia (HS 611020) di dunia
tahun 2009-2013
Rata-rata share volume ekspor pakaian jadi
Share ekspor pakaian jadi Indonesia di dunia tahun 2009 hingga 2013
Tren harga ekspor riil pakaian jadi Indonesia (HS 611020) di dunia
tahun 2009-2013
Tren nilai tukar enam negara tujuan ekspor anggota Uni Eropa tahun
2009-2013
Posisi EPD pakaian jadi Indonesia di negara tujuan

1
2
3
5
11
19
20
20
21
21
22
23
27

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Nilai GDP riil, GDP per kapita riil, dan nilai tukar riil tahun 2009-2013
Negara tujuan ekspor pakaian jadi Indonesia tahun 2009-2013
Hasil uji Chow
Hasil uji Hausman
Fixed Effect Model dengan pembobotan GLS
Hasil uji normalitas
Uji multikolinearitas
Efek individu
Volume, nilai, dan harga ekspor riil pakaian jadi Indonesia tahun 20092013

37
40
44
44
45
46
46
46
47

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Share terhadap GDP (persen)

Setiap negara memiliki sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang
berbeda. Selain itu, setiap negara memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, sebuah negara dapat memproduksi komoditas yang
dibutuhkan atau dengan melakukan perdagangan dengan negara lain. Setiap
negara yang melakukan perdagangan bertujuan untuk mencari keuntungan dari
perdagangan, setiap negara berbeda satu sama lain, dan untuk mencapai skala
ekonomi (Krugman dan Obstfeld 2003).
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Ekspor
Impor
Trade

Asia Timur Eropa dan
dan Pasifik
Asia
Tengah

Amerika
Timur Afrika SubLatin dan Tengah dan Sahara
Karibia
Afrika
Utara

Dunia

Sumber : World Development Indicators , 2015 (diolah).

Gambar 1 Share trade terhadap Gross Domestic Product (GDP) di dunia tahun
2013
Perdagangan internasional yang terdiri dari ekspor dan impor memiliki
peranan yang sangat penting bagi sebagian besar negara industri dan negara yang
sedang berkembang (Salvatore 1997). Berdasarkan gambar 1, kontribusi
perdagangan terhadap GDP dunia pada tahun 2013 sebesar 59.62 persen dengan
share ekspor sebesar 29.88 persen dan share impor sebesar 29.74 persen.
Share perdagangan tertinggi pada tahun 2013 adalah negara-negara yang
berada di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara yaitu sebesar 93.45 persen
dengan share ekspor sebesar 52.28 persen dan share impor sebesar 41.17 persen.
Untuk share perdagangan internasional terhadap GDP di wilayah Asia Timur dan
Pasifik sebesar 64.97 persen, di wilayah Eropa dan Asia Tengah sebesar 80.07
persen, di wilayah Amerika Latin dan Karibia sebesar 50.48 persen, dan di
wilayah Afrika Sub-Sahara sebesar 64.02 persen.
Berdasarkan fakta pada gambar 1, dapat disimpulkan bahwa perdagangan
internasional memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan GDP
di masing-masing wilayah, yaitu lebih dari 50 persen.
Kontribusi perdagangan internasional terhadap pembentukan GDP
Indonesia cukup besar. Berdasarkan World Development Indicators (2015),

2

Jumlah Tenaga Kerja (orang)

perdagangan internasional telah menyumbang lebih dari 45 persen terhadap
pembentukan GDP Indonesia selama lima tahun terakhir. Kontribusi ekspor
terhadap pembentukan GDP Indonesia selalu lebih besar dari 23 persen selama
lima tahun terakhir. Dapat disimpulkan perdagangan internasional, khususnya
ekspor, berkontribusi terhadap pembentukan GDP Indonesia.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2015), pada tahun 2014 ekspor pada
sektor industri memiliki nilai tertinggi sebesar US$ 176 miliar. Sektor industri
berkontribusi lebih dari 60 persen dari total nilai ekspor Indonesia pada tahun
2014. Dari berbagai komoditi yang dihasilkan sektor industri, komoditi tekstil dan
pakaian jadi memiliki nilai ekspor yang tinggi.
Berdasarkan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (2015),
komoditi industri tekstil dan pakaian jadi termasuk dalam sepuluh komoditi
ekspor utama Indonesia. Nilai ekspor komoditi tekstil dan pakaian jadi Indonesia
tahun 2014 mengalami peningkatan dari tahun 2012 dan 2013 menjadi sebesar
US$ 12.74 miliar.
1000000
800000
600000
400000
200000

2013

0
Tekstil dan
Pakaian Jadi

Makanan

Karet, Barang Pengolahan Kayu, Gabus
dari Karet
Tembakau
(Bukan
dan Plastik
Furnitur) dan
Anyaman
dari Bambu,
Rotan dsj

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015 (diolah).

Gambar 2 Lima subsektor dengan tenaga kerja terbanyak di Indonesia tahun 2013
Industri besar, sedang, dan kecil di Indonesia menyerap banyak tenaga
kerja. Salahsatunya adalah sektor industri pengolahan. Industri pengolahan terdiri
dari 24 subsektor, salahsatunya subsektor industri tekstil dan pakaian jadi (KLBI
2009).
Berdasarkan gambar 2, pada tahun 2013 terdapat lima subsektor yang
menyerap tenaga kerja terbanyak di antaranya industri tekstil dan pakaian jadi
sebanyak 900 ribu tenaga kerja, industri makanan sebanyak 832.4 ribu tenaga
kerja, industri karet dan plastik sebanyak 357.5 ribu tenaga kerja, industri
pengolahan tembakau sebanyak 279 ribu tenaga kerja, dan industri kayu sebanyak
221 ribu tenaga kerja. Dari kelima subsektor tersebut, industri tekstil dan pakaian
jadi merupakan industri yang memiliki kontribusi terbesar dalam penyerapan
tenaga kerja di Indonesia pada tahun 2013.
Industri tekstil dan pakaian jadi terdiri dari berbagai macam komoditi.
Salahsatunya adalah pakaian jadi. Berdasarkan data ekspor yang dipublikasikan
oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (2015), pakaian jadi Indonesia

3
merupakan komoditi tekstil dengan nilai ekspor terbesar dengan kontribusi lebih
dari 60 persen selama 5 tahun terakhir. Pakaian jadi dengan nilai ekspor tertinggi
adalah pakaian jadi yang terbuat dari katun dengan kode HS 611020
(UNComtrade 2015).
Sebagai komoditi ekspor utama Indonesia, tekstil dan pakaian jadi telah
memiliki banyak negara yang menjadi partner dalam perdagangan internasional.
Berdasarkan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (2015), terdapat 20
negara tujuan ekspor tekstil dan pakaian jadi Indonesia. Penelitian ini hanya
memilih 19 negara untuk dianalisis, yaitu Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Korea
Selatan, Inggris, China, Brasilia, Belgia, Italia, Belanda, Kanada, Malaysia, Saudi
Arabia, Vietnam, Thailand, Turki, Spanyol, Uni Emirat Arab, dan Perancis.
Pemilihan negara tujuan tersebut berdasarkan ketersediaan data pada variabel
independen yang akan diteliti.
Dari 19 negara yang dianalisis, terdapat tujuh negara anggota Uni Eropa.
negara tersebut adalah Jerman, Belgia, Inggris, Italia, Belanda, Spanyol, dan
Perancis. Berdasarkan data UNComtrade (2015), Uni Eropa merupakan pasar
pakaian jadi Indonesia tertinggi kedua setelah Amerika Serikat. Rata-rata nilai
ekspor pakaian jadi Indonesia ke Uni Eropa dari tahun 2009 hingga 2013 adalah
US$ 77.28 juta. Sebagai pasar ekspor pakaian jadi Indonesia terbesar kedua,
perekonomian Uni Eropa dapat memengaruhi permintaan pakaian jadi Indonesia.
Oleh sebab itu, krisis Eropa tahun 2010 dijadikan variabel dummy dalam
penelitian ini.
Perumusan Masalah

Nilai Ekspor HS 611020 (Juta
US$)

Globalisasi membuat setiap negara berusaha untuk meningkatkan dayasaing
khususnya komoditi-komoditi yang memiliki keunggulan komparatif dan
kompetitif di pasar internasional. Tekstil dan pakaian jadi merupakan komoditi
ekspor utama Indonesia yang memiliki potensi untuk memenuhi permintaan dunia
dan meningkatkan dayasaing Indonesia di pasar internasional. Industri tekstil dan
pakaian jadi telah menyerap banyak tenaga kerja di Indonesia dan berkontribusi
besar dalam pembentukan GDP Indonesia.
8000
6000
4000
2000
0
2009
China

2010
Indonesia

2011
Turkey

2012

2013

Vietnam

Sumber : UNComtrade, 2015 (diolah).

Gambar 3 Nilai ekspor pakaian jadi Indonesia dan negara pesaing di dunia tahun
2009-2013

4
Berdasarkan gambar 3, nilai ekspor tekstil khususnya pakaian jadi Indonesia
masih kalah saing dengan eksportir lainnya seperti China, Turki, dan Vietnam.
Untuk lebih meningkatkan ekspor pakaian jadi di negara tujuan, maka dianalisis
potensi pasar di negara tujuan ekspor dengan melihat:
1) Bagaimana posisi dayasaing pakaian jadi Indonesia di negara tujuan
ekspor utama?
2) Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi volume ekspor pakaian jadi
Indonesia ke negara tujuan ekspor utama dengan menggunakan
pendekatan gravity model?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan,
maka tujuan penelitian ini adalah:
1) Menganalisis posisi dayasaing pakaian jadi Indonesia di negara tujuan
ekspor utama.
2) Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor pakaian jadi
Indonesia di negara tujuan ekspor utama.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1) Mahasiswa dan masyarakat umum yang menjadikannya sebagai salahsatu
sumber referensi yang baik bagi kegiatan penulisan dan penelitian
selanjutnya.
2) Pemerintah Kementerian Perindustrian sebagai bahan pertimbangan untuk
mengembangkan industri tekstil dan pakaian jadi khususnya pakaian jadi
yang terbuat dari katun.
3) Pemerintah Kementerian Perdagangan sebagai bahan pertimbangan untuk
membuat kebijakan yang tepat sasaran untuk meningkatkan ekspor dan
dayasaing pakaian jadi Indonesia di pasar internasional.
Ruang Lingkup Penelitian
Untuk mempersempit pemaparan hasil analisis pada penelitian ini, maka
penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup sebagai berikut.
1) Penelitian ini menganalisis dayasaing dan determinasi volume ekspor
pakaian jadi Indonesia di negara tujuan ekspor utama.
2) Kode Harmonized System (HS) yang dianalisis adalah kode HS 1966 enam
digit, yaitu HS 611020 dengan deskripsi of cotton.
3) Periode waktu yang digunakan dalam analisis adalah 5 tahun yaitu 20092013.
4) Negara tujuan ekspor utama yang dianalisis ada 19 negara yaitu Amerika
Serikat, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Inggris, China, Brasilia, Belgia,
Italia, Belanda, Kanada, Malaysia, Saudi Arabia, Vietnam, Thailand, Turki,
Spanyol, Uni Emirat Arab, dan Perancis.
5) Variabel dependen yang digunakan dalam analisis adalah volume ekspor
pakaian jadi Indonesia.

5
6) Variabel independen yang digunakan dalam analisis antara lain GDP riil
Indonesia, GDP riil negara tujuan ekspor, nilai tukar riil negara tujuan
terhadap US$, harga ekspor riil pakaian jadi Indonesia ke negara tujuan
ekspor utama, jarak ekonomi, dan dummy krisis Eropa tahun 2010.

TINJAUAN PUSTAKA
Perdagangan Internasional
Menurut Oktaviani dan Novianti (2009), perdagangan internasional
merupakan perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan
penduduk negara lain atas kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat
berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan
pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara
lain.
Perdagangan internasional yang tercermin dari kegiatan ekspor dan impor
suatu negara menjadi salahsatu komponen dalam pembentukan GDP dari sisi
pengeluaran suatu negara. Peningkatan ekspor bersih suatu negara menjadi faktor
utama untuk meningkatkan GDP suatu negara. Dalam hal perdagangan
internasional, Krugman (2003) menyatakan bahwa alasan utama terjadinya
perdagangan internasional adalah 1) motif mencari keuntungan, 2) negara-negara
yang berbeda satu sama lain, dan 3) untuk mencapai skala ekonomi (economies of
scale).

Px/Py

Px/Py

Negara A

P3

A”

Sx
Ekspor

B*

P2
B

Hubungan
Perdagangan
Internasional
S

Px/Py

Sx

P3

A’
B’

E*

E’
Impor

E
D

P1

Negara B

Dx

A*

A
Dx

0

X

0

X

0

X

Sumber : Salvatore, 1997.

Gambar 4 Keseimbangan Parsial Perdagangan Internasional
Gambar 4 menunjukkan keseimbangan parsial perdagangan internasional.
Tingkat harga domestik negara A dan B saat tidak ada perdagangan internasional
adalah P1 dan P3. Ketika terjadi perdagangan antara negara A dan B maka
terbentuk tingkat harga keseimbangan di P2.
Tingkat harga keseimbangan yang lebih besar dari tingkat harga domestik
negara A (P2>P1) mengakibatkan negara A mengalami kelebihan penawaran
komoditi X sebesar BE. Sedangkan tingkat harga keseimbangan yang lebih kecil
dari tingkat harga domestik negara B (P21).
2) Posisi pasar pakaian jadi Indonesia berada pada posisi rising star atau
memiliki pangsa pasar ekspor dan produk yang tinggi.
3) GDP riil Indonesia berpengaruh positif terhadap ekspor pakaian jadi
Indonesia, artinya peningkatan GDP riil Indonesia akan meningkatkan
penawaran ekspor pakaian jadi ke negara tujuan ekspor.
4) GDP negara tujuan berpengaruh positif terhadap ekspor pakaian jadi
Indonesia, artinya peningkatan GDP riil negara tujuan akan meningkatkan
permintaan ekspor pakaian jadi Indonesia di negara tujuan.
5) Nilai tukar negara tujuan terhadap US$ diduga berpengaruh negatif,
artinya bila nilai tukar negara tujuan tehadap US$ mengalami depresiasi,

12
maka akan meningkatkan permintaan ekspor pakaian jadi Indonesia di
negara tujuan.
6) Jarak ekonomi berpengaruh negatif terhadap ekspor pakaian jadi Indonesia
ke negara tujuan, artinya semakin jauh jarak negara tujuan ekspor maka
akan menurunkan ekspor pakaian jadi Indonesia di negara tersebut.
7) Harga ekspor berpengaruh negatif terhadap ekspor pakaian jadi Indonesia
ke negara tujuan, artinya semakin tinggi tingkat harga ekspor akan
mengakibatkan pada penurunan permintaan ekspor.
8) Krisis ekonomi di Eropa tahun 2010 berpengaruh pada ekspor pakaian jadi
Indonesia ke negara tujuan.

METODE
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Periode
waktu yang digunakan adalah lima tahun, yaitu tahun 2009 hingga 2013. Periode
waktu tersebut digunakan dalam metode RCA dan EPD, serta gravity model
sebagai data deret waktu (time series). Data antar individu (cross section) yang
digunakan terdiri dari 19 negara, yaitu Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Korea
Selatan, Inggris, China, Brasilia, Belgia, Italia, Belanda, Kanada, Malaysia, Saudi
Arabia, Vietnam, Thailand, Turki, Spanyol, Uni Emirat Arab, dan Perancis.
Jenis data variabel dependen dan independen adalah volume ekspor pakaian
jadi terbuat dari katun, GDP riil Indonesia, GDP riil negara tujuan ekspor, nilai
tukar riil negara tujuan terhadap dolar Amerika, jarak ekonomi antara Indonesia
dengan negara tujuan ekspor, harga ekspor riil pakaian jadi Indonesia ke negara
tujuan ekspor dan dummy krisis ekonomi Eropa. Pakaian jadi yang dianalisis
adalah pakaian jadi terbuat dari katun dengan kode HS 611020.
Tabel 2 Data dan sumber data
Jenis Data
Nilai ekspor pakaian jadi HS 611020
Volume ekspor pakaian jadi HS 611020
GDP riil
Nilai tukar riil
Jarak geografis
Harga ekspor pakaian jadi HS 611020
Indeks Harga Konsumen
Indeks Harga Perdagangan Ekspor

Sumber
UNComtrade
UNComtrade
Worldbank
International Financial Statistics
Timeanddate
UNComtrade (diolah)
UNCTAD
Badan Pusat Statistik

Metode Analisis dan Pengolahan Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitif.
Analisis dayasaing menggunakan RCA (Revealed Comparative Advantage) dan
EPD (Export Product Dynamic). Analisis ini meggunakan data dengan periode
waktu lima tahun yaitu 2009-2013. Analisis faktor-faktor yang memengaruhi
ekspor pakaian jadi Indonesia di negara tujuan ekspor menggunakan analisis
ekonometrik data panel dengan pendekatan gravity model. Analisis ini

13
menggunakan data deret waktu (time series) dengan periode lima tahun yaitu
2009-2013 dan data antar individu (cross section) dengan komponen sembilan
belas negara tujuan yaitu Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Korea Selatan,
Inggris, China, Brasilia, Belgia, Italia, Belanda, Kanada, Malaysia, Saudi Arabia,
Vietnam, Thailand, Turki, Spanyol, Uni Emirat Arab, dan Perancis. Data diolah
menggunakan Microsoft Excel 2010 dan Eviews 6. Program Microsoft Excel
2010 digunakan untuk mengolah RCA dan EPD, sedangkan program Eviews 6
untuk mengolah data panel.
Revealed Comparative Advantage (RCA)
Revealed Comparative Advantage merupakan metode yang digunakan untuk
menganalisis keunggulan komparatif atau dayasaing suatu komoditi di suatu
negara. Konsep dasar metode RCA adalah perdagangan antar wilayah
menunjukkan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh suatu wilayah atau
negara. Variabel yang diukur adalah kinerja ekspor suatu produk terhadap total
ekspor suatu wilayah yang dibandingkan dengan pangsa nilai produk dalam
perdagangan dunia. RCA ini dapat dihitung sebagai berikut.

keterangan :
RCA = nilai RCA (Revealed Comparative Advantage)
Xij
= nilai ekspor pakaian jadi Indonesia di pasar terkait
Xj
= nilai total ekspor Indonesia di pasar terkait
Xiw = nilai ekspor pakaian jadi dunia di pasar terkait
Xw
= nilai total ekspor dunia di pasar terkait
Dengan perhitungan ini dapat diketahui keunggulan komparatif industri
pakaian jadi yang diekspor. Nilai RCA>1 menunjukan bahwa pangsa sektor A di
suatu negara lebih besar dari pangsa rata-rata komoditas yang bersangkutan dalam
ekspor di suatu negara tertentu, artinya bahwa negara tersebut relatif lebih
berspesialisasi pada komoditas yang bersangkutan.
Keunggulan metode RCA adalah dapat melihat keunggulan komparatif
suatu produk dari waktu ke waktu dengan jelas. Kekuranggannya adalah 1)
terdapat asumsi bahwa suatu negara dianggap ekspor semua komoditi, 2) indeks
RCA tidak dapat menjelaskan apakah pola perdagangan yang sedang berlangsung
tersebut optimal atau tidak, dan 3) tidak dapat mendeteksi serta memprediksi
produk-produk yang memiliki potensi di masa yang akan datang.
Export Product Dynamic (EPD)
Export Product Dynamic merupakan metode yang mengukur keunggulan
kompetitif. Metode ini digunakan untuk mengidektifikasi dayasaing suatu produk
dan apakah produk tersebut memiliki performa yang dinamis (pertumbuhannya
cepat) atau tidak. Metode ini merupakan suatu indikator yang mengukur posisi
pasar dari produk suatu negara untuk tujuan pasar tertentu. Jika pertumbuhan
suatu produk berada di atas rata-rata dalam jangka panjang, produk tersebut
mungkin dapat menjadi sumber pendapatan ekspor yang penting bagi negara.
Rumus umum EPD sebagai berikut.

14
Sumbu x:
Kekuatan bisnis (pertumbuhan pangsa pasar) ekspor Indonesia (persen) :








Sumbu y:
Kekuatan bisnis (pertumbuhan pangsa pasar) pakaian jadi Indonesia (persen) :

keterangan:
Xij
= nilai ekspor pakaian jadi Indonesia di negara tujuan ekspor (US$)
Xt
= nilai ekspor total Indonesia di negara tujuan ekspor (US$)
Wij = nilai ekspor pakaian jadi dunia di negara tujuan ekspor (US$)
Wt
= nilai ekspor total dunia di negara tujuan ekspor (US$)
T
= jumlah tahun analisis yang digunakan
t
= tahun ke t
t-1
= tahun sebelumnya
Berdasarkan penelitian Esterhuizen dalam Bappenas (2009), terdapat
matriks posisi pasar pada tabel 3. Berdasarkan tabel 3, rising berarti hasil
penghitungan pada sumbu x atau y adalah positif. Falling berarti hasil
penghitungan sumbu x atau y adalah negatif.
Tabel 3 Matriks posisi pasar
Share of Country's Export ion World
Trade (x)

Share of Product in World Trade (y)
Falling
Rising (Dynamic)
(Stagnant)

Rising (Competitive)

Rising star

Falling star

Falling (Non-Competitive)

Lost opportunity

Retreat

Sumber : Esterhuizen dalam Bappenas, 2009.

Matriks EPD terdiri dari daya tarik pasar dan informasi kekuatan bisnis.
Kombinasi daya tarik pasar dan kekuatan bisnis menghasilkan karakter posisi
produk ke dalam empat katergori, yaitu rising star, falling star, lost opportunity,
dan retreat.
Posisi pasar yang ideal yaitu pasar dengan pangsa pasar tertinggi (rising
star) yang menunjukkan bahwa negara memperoleh tambahan pangsa pasar
produknya yang bertumbuh cepat (fast-growing product). Sedangkan lost
opportunity menunjukkan bahwa adanya penurunan pangsa pasar pada produkproduk dinamis. Falling star menunjukkan pangsa pasar yang meningkat namun
tidak lebih baik dari rising star sedangkan retreat menunjukkan adanya
pergerakan yang menjauhi produk stagnan menuju produk yang dinamis
(Bappenas 2009).

15
Model Gravitasi (Gravity Model)
Model gravitasi merupakan model yang digunakan untuk menganalisis
pola aliran perdagangan bilateral antar negara dalam suatu wilayah. Model ini
menduga perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan interaksi antar negara.
Model yang didasarkan pada konsep gravitasi Newton ini pertama kali digunakan
oleh Jan Timbergen pada tahun 1962 untuk menganalisis aliran perdagangan
internasional. Model gravitasi sesuai dengan perumusan Newton terhadap model
gravitasi fisika yaitu “interaksi antara dua objek adalah sebanding dengan
massanya dan berbanding terbalik dengan jarak masing-masing”.

keterangan:
Fij
= volume interaksi antara dua negara (aliran perdagangan)
Mi, Mj = ukuran ekonomi negara asal i dan negara tujuan j
Dij
= jarak kedua negara
G
= konstanta
Persamaan tersebut diubah ke dalam bentuk linier dengan menggunakan
persamaan logaritma sehingga menjadi bentuk umum dari gravity model dengan
TF merupakan trade flow (aliran perdagangan bilateral), Y merupakan GDP
negara i dan negara j yang mencerminkan ukuran ekonomi suatu negara, dan D
merupakan jarak antar kedua negara. Persamaan tersebut sebagai berikut.

Aliran perdagangan bilateral ditentukan oleh beberapa variabel, yaitu 1)
variabel-variabel yang mewakili total permintaan potensial negara pengimpor, 2)
variabel-variabel yang mewakili total penawaran potensial negara pengekspor,
dan 3) variabel-variabel pendukung atau penghambat aliran perdagangan antara
negara pengekspor dengan negara pengimpor (Linneman dalam Do 2006).
Variabel yang mewakili total permintaan potensial negara pengimpor dapat
digambarkan oleh GDP negara importir atau GDP per kapita negara importir.
Variabel yang mewakili total penawaran potensial negara pengekspor adalah GDP
negara pengekspor atau GDP per kapita negara pengekspor. Variabel penghambat
atau pendukung dapat digambarkan oleh variabel jarak, nilai tukar, harga, atau
krisis ekonomi.
Estimasi Model
Estimasi model ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural (ln).
Transformasi model dilakukan untuk menghindari model dari bias, permasalahan
normalitas, dan heteroskedastisitas. Estimasi model yang ditransformasi sebagai
berikut.

16
LnVXit = β + β LnGDPI + β LnGDPJ + β LnECODIST + β LnXRATEJ +
0

it

1

2

it

β LnRPRICE + β DCRISIS + ε
5

it

6

1

3

it

4

it

it

keterangan:
VX

= volume ekspor pakaian jadi Indonesia ke negara tujuan (Kg)

GDPI

= GDP riil Indonesia (US$)

it

it

GDPJ

= GDP riil negara tujuan (US$)

it

ECODIST
XRATEJ

it

RPRICEit
DCRISIS1
ε

it

β0
βn
t
i

it

= jarak ekonomi (Km)
= nilai tukar riil mata uang negara tujuan terhadap US$ (Local
Current Unit/US$)
= harga ekspor riil pakaian jadi Indonesia ke negara tujuan
(US$/Kg)
= dummy krisis ekonomi Eropa tahun 2010 (1=ketika dan setelah
terjadi krisis, 0=sebelum terjadi krisis)
= random error
= konstanta (intercept)
= parameter yang diduga (n=1,2,…,6)
= time series
= cross section

Penjelasan variabel-variabel yang digunakan dalam model adalah:
1. Volume ekspor pakaian jadi Indonesia menjadi variabel dependen dalam
model yang dinyatakan dalam kilogram.
2. GDP riil Indonesia merupakan GDP riil Indonesia dengan tahun dasar
2005 yang dinyatakan dalam US$.
3. GDP riil negara tujuan ekspor merupakan GDP riil negara tujuan ekspor
utama dengan tahun dasar 2005 yang dinyatakan dalam US$.
4. Jarak ekonomi yang digunakan dalam pnelitian ini merupakan perkalian
jarak georgrafis antara Indonesia dengan negara tujuan ekspor dengan
share GDP riil negara tujuan terhadap total GDP riil negara tujuan. Jarak
ekonomi dinyatakan dalam satuan kilometer.
5. Nilai tukar riil negara tujuan terhadap US$ merupakan nilai tukar riil
dengan tahun dasar 2005 dan dinyatakan dalam masing-masing mata uang
negara tujuan ekspor terhadap US$ (Local Current Unit/US$).
6. Harga ekspor riil pakaian jadi Indonesia didapatkan dari pembagian harga
ekspor pakaian jadi Indonesia dengan Indeks Harga Perdagangan Ekspor
tahun dasar 2005 yang dinyatakan dalam satuan US$/kilogram.
7. Dummy krisis merupakan dummy krisis ekonomi Eropa yang terjadi pada
tahun 2010 dengan nilai 0 untuk sebelum terjadi krisis dan nilai 1 untuk
setelah terjadi krisis.

17
Uji Kesesuaian Model
Sebuah panel data mengkombinasikan data time series dan cross section.
Menurut Baltagi (2004), ada beberapa keuntungan menggunakan panel data di
antaranya:
1. Teknik dalam estimasi panel data dapat menghilangkan heterogenitas eksplisit.
2. Dengan mengkombinasikan time series pada observasi cross section, panel
data lebih informatif, bervariasi dan berkurangnya kolinearitas antar variabel,
derajat kebebasan yang lebih banyak dan lebih efisien.
3. Panel data cocok untuk menganalisis dinamika perubahan karena analisisnya
menggunakan cross section yang diobservasi berulang.
4. Panel data dapat mendeteksi efek yang tidak dapat diobservasi oleh data cross
section murni atau data time series murni.
5. Panel data dapat mempelajari model yang kompleks.
6. Panel data dapat meminimalisasikan bias.
Pemilihan model terbaik
Untuk memperoleh model terbaik maka perlu pengujian statistik, yaitu uji
Chow dan uji Hausman.
1. Uji Chow
Uji Chow atau uji F statistik merupakan pengujian statistik untuk memilih
model apa yang akan digunakan. Hipotesisnya adalah:
H0 : model Pooled Least Square (PLS)
H1 : model Fixed Effect
Jika nilai F statistik lebih besar dari F tabel, cukup bukti untuk menolak H0. Hal
ini berarti model yang dipilih adalah model fixed effect.
2. Uji Hausman
Uji Hausman merupakan pengujuan statistik untuk memilih model apa yang
akan digunakan. Hipotesisnya adalah:
H0 : model Random Effect
H1 : model Fixed Effect
Jika nilai uji Hausman lebih besar dari chi square, cukup bukti untuk menolak H0.
Hal ini berarti model yang dipilih adalah model fixed effect.
Uji kriteria ekonomi
Uji kriteria ekonomi dalam model bertujuan untuk mengetahui apakah
model telah memenuhi kriteria ekonomi dan dugaan hipotesis. Uji ini dilakukan
dengan melihat tanda koefisien pada hasil estimasi model yang dianalisis.
Uji asumsi klasik
Untuk memperoleh model yang efisien maka asumsi-asumsi yang
mendasari model tersebut harus terpenuhi. Terdapat empat uji asumsi klasik, yaitu
heteroskedastisitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan normalitas.
1. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan salahsatu penyimpangan asumsi klasik
berupa ragam sisaan yang tidak konstan yang lebih banyak muncul pada data
cross section. Menurut Gujarati (1999), heteroskedastisitas dapat terjadi karena
transformasi data yang tidak benar dan bentuk fungsional yang tidak tepat seperti
model linier versus model log-lonier.

18
Pelanggaran asumsi klasik heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan
membandingkan sum square residual pada weight statistic dengan unweighted
statistic. Jika sum square residual weighted statistic lebih kecil dari sum square
residual unweighte