Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Aliran Ekspor Mangga Indonesia ke Negara Tujuan

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI ALIRAN EKSPOR MANGGA
INDONESIA KE NEGARA TUJUAN

DESTIA HARUM

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Daya Saing
dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Aliran Ekspor Mangga Indonesia ke
Negara Tujuan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Destia Harum
NIM H14070097

ABSTRAK
DESTIA HARUM. Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Aliran Ekspor Mangga Indonesia ke Negara Tujuan. Dibimbing oleh RINA
OKTAVIANI.
Mangga merupakan salah satu buah lokal Indonesia yang memiliki nilai dan
volume ekspor yang cenderung meningkat sejak tahun 2001 hingga 2011. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis posisi daya saing mangga Indonesia di pasar
dunia dan negara tujuan serta faktor-faktor apa saja yang memengaruhi ekspor
mangga Indonesia ke negara tujuan. Metode Revealed Comparative Advantage
(RCA) menunjukkan Indonesia mempunyai keunggulan komparatif dengan
negara tujuan, yaitu Uni Emirat Arab, Kuwait, Arab Saudi, Hongkong, Malaysia
dan Singapura. Metode Intra Industry Trade (IIT) menunjukkan adanya hubungan
perdagangan dua arah antara Indonesia Malaysia dan Singapura. Sedangkan
metode Export Product Dynamic (EPD) menggambarkan keunggulan kompetitif

mangga Indonesia di posisi Rising Star di pasar Malaysia dan Singapura, Falling
Star di pasar Uni Emirat Arab, Kuwait dan Hongkong, Retreat di pasar Arab
Saudi. Dari hasil estimasi Gravity Model didapatkan bahwa faktor PDB per kapita
riil negara tujuan, jarak ekonomi, dan harga mangga di pasar dunia berpengaruh
signifikan terhadap permintaan ekspor mangga Indonesia dan faktor nilai tukar riil
rupiah terhadap mata uang negara tujuan tidak berpengaruh signifikan.
Kata Kunci : daya saing, gravity model, mangga

ABSTRACT
DESTIA HARUM. Analysis of Competitiveness and Factors that Affecting
Indonesian Mangoes Export to Target Countries. Supervised by RINA
OKTAVIANI.
Mangoes are Indonesian local fruit which have value and volume of export
that increase from 2001 to 2011. The aim of this research is to analyze the
competitiveness of Indonesian local mango in global market and to determine
factors which affect it to be exported to target countries. RCA method shows
Indonesian mango comparative strength, comparing to some countries which are
UEA, Kuwait, Saudi Arabia, Hongkong, Malaysia and Singapore. IIT method
shows bilateral economic relationship between Indonesia with Malaysia and
Singapore. EPD method shows comparative strength of Indonesian mangoes,

“Rising Star” in Malaysian and Singaporean market, “Falling star” in UEA,
Kuwait
and
Hongkong,
“Retreat”
in
Saudi
Arabian
market.
Based on estimation of Gravity Model, the factor of GDP per capita riil of target
countries, economical distance, and the price of mangoes in the global market
could affect significantly to the demand of export of Indonesian local mango and
the factor of exchange rate of rupiah to target countries is not affecting
significantly.
Keywords: competitiveness, gravity model, mangoes

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI ALIRAN EKSPOR MANGGA
INDONESIA KE NEGARA TUJUAN


DESTIA HARUM

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Aliran
Ekspor Mangga Indonesia ke Negara Tujuan
Nama
: Destia Harum
NIM
: H14070097


Disetujui oleh

Prof Dr Ir Rina Oktaviani, MSi
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Dedi Budiman Hakim, MEc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema dalam
penelitian adalah tentang perdagangan internasional dengan judul Analisis Daya
Saing dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Aliran Ekspor Mangga Indonesia ke
Negara Tujuan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Rina Oktaviani. MSi selaku

dosen pembimbing serta Dr Sri Mulatsih dan Bapak Salahuddin El Ayyubi, MA
selaku dosen penguji sidang yang telah memberi banyak saran demi perbaikan isi
dari skripsi ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah dan ibu
yang telah bersabar serta senantiasa mendoakan penulis selama ini, khususnya
selama proses penyelesaian skripsi ini. Tidak lupa, terima kasih juga untuk Dyah
PR, Kristina Sari, Apriessa, Izzatul al Hasanah, Lina Yasmina, Dyah Raisa L,
Qurrotu Aini, Gita Widya, dan teman-teman Departemen Ilmu Ekonomi lainnya
atas segala doa, dukungan dan bantuannya dalam pembuatan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, September 2013
Destia Harum

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR


vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

4

Tujuan Penelitian


4

Manfaat Penelitian

4

Ruang Lingkup Penelitian

4

TINJAUAN PUSTAKA

5

METODE PENELITIAN

11

Jenis dan Sumber Data


11

Metode Analisis dan Pengolahan Data

11

HASIL DAN PEMBAHASAN

17

Analisi Revealed Comparative Advantage

17

Analisis Intra Industry Trade

19

Analisis Export Product Dynamic


20

Analisis Gravity Model

22

SIMPULAN DAN SARAN

23

Simpulan

23

Saran

24

DAFTAR PUSTAKA


25

LAMPIRAN

27

RIWAYAT HIDUP

31

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Nilai ekspor dan impor buah di Indonesia
Klasifikasi nilai Intra-Industry Trade
Hasil estimasi RCA mangga Indonesia di negara tujuan (2001-2011)
Nilai RCA Indonesia dan negara pesaing ekspor mangga di dunia
periode 2001-2011
5 Nilai IIT Indonesia dengan negara tujuan ekspor mangga Indonesia
(2001-2011)
6 Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi ekspor mangga
Indonesia ke negara tujuan

1
14
18
18
20
22

DAFTAR GAMBAR
1 Produksi buah-buahan di Indonesia (2000-2011)
2 Produksi mangga di sepuluh negara penghasil mangga tertinggi di dunia
(2007-2011)
3 Perkembangan volume ekspor mangga Indonesia
4 Kerangka pemikiran
5 Kekuatan daya saing pada matriks EPD
6 Kontribusi Indonesia dan negara pesaing dalam ekspor mangga ke
negara tujuan (2001-2011)
7 Hasil estimasi EPD mangga Indonesia ke negara tujuan periode
2001-2011

2
2
3
11
13
19
21

DAFTAR LAMPIRAN
1 Total nilai ekspor dan impor mangga dari Indonesia (2001-2011)
2 Uji normalitas
3 Variabel-variabel dalam model aliran ekspor mangga Indonesia ke
negara tujuan (2001-2011)

27
28
29

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebuah negara tidak dapat lepas dari perdagangan internasional karena
masing-masing negara memiliki keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan
domestiknya. Menurut Todaro (2006) perdagangan merupakan faktor penting
dalam merangsang pertumbuhan ekonomi di setiap negara. Peran aktif sebuah
negara dalam perdagangan internasional dapat mendorong negara tersebut untuk
melakukan keunggulan komparatif pada suatu komoditi. Komoditi tersebut
kemudian diproduksi dan diekspor dengan tujuan meningkatkan perekonomian
negara tersebut. Salah satu alat ukur kemajuan suatu bangsa adalah dengan
melihat bagaimana daya saing produk nasional bangsa tersebut dalam
perdagangan internasional. Peningkatan ekspor suatu komoditi akan secara
langsung meningkatkan daya saing suatu bangsa.
Adanya berbagai macam kesepakatan ekonomi antar negara di dunia, seperti
kesepakatan kerja sama regional antara negara-negara Asia Tenggara yang
tergabung dalam Association of Southeast Asian Nation (ASEAN), ASEAN China
Free Trade (ACFTA), maupun kesepakatan lain yang sebagian besar telah
melahirkan iklim bebas hambatan dalam perdagangan internasional, dapat
menjadi tantangan bagi negara-negara produsen. Hal ini menjadi alasan bagi
negara-negara tersebut untuk meningkatkan posisi tawarnya di pasar dunia.
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan alam melimpah
dituntut mampu menunjukkan diri sebagai negara produsen, khususnya di sektor
pertanian yang telah menjadi komoditi unggulan dalam beberapa dekade terakhir.
Aktivitas perdagangan yang tercipta antara Indonesia dengan negara-negara
importir menciptakan peluang Indonesia untuk meningkatkan daya saing dalam
memasarkan komoditi ekspornya di pasar dunia. Buah-buahan tropis merupakan
salah satu hasil pertanian yang mempunyai peluang besar untuk merebut pasar
dunia. Hal tersebut dapat dilihat antara lain melalui volume dan nilai ekspor yang
cenderung meningkat.
Tabel 1 Nilai ekspor dan impor buah di Indonesia
Tahun
2007
2008
2009
2010
2011

Nilai Ekspor (US $)
8.827.054
12.171.944
11.976.235
125.733.389
241.582.615

Nilai Impor (US $)
267.711.473
443.918.406
512.622.468
655.400.000
856.239.577

Sumber: Ditjen Hortikultura 2013

Selama tahun 2007 hingga 2011 nilai ekspor dan nilai impor buah di
Indonesia mengalami peningkatan. Meskipun begitu, pertumbuhan nilai ekspor
buah Indonesia cenderung lebih tinggi dibanding pertumbuhan nilai impor buah
yang masuk ke Indonesia (Tabel 1). Rata-rata pertumbuhan nilai ekspor buah
Indonesia tiap tahunnya pada tahun 2007 hingga 2011 mencapai sekitar 40 persen

2
per tahunnya. Sedangkan rata-rata
rata rata pertumbuhan nilai impor buah Indonesia tiap
tahunnya pada kurun waktu yang sama mencapai sekitar 25 persen
persen per tahunnya.
Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan
nilai ekspor buahnya ke pasar dunia.
7000000
6000000

Produksi (ton)

5000000

Mangga (Ton)
Jeruk (Ton)

4000000

Pepaya (Ton)

3000000

Pisang (Ton)

2000000

Nanas (Ton)
Manggis (Ton)

1000000

2011

2010

2009

2008

2007

2006

2005

2004

2003

2002

2001

2000

0

Gambar 1 Produksi buah-buahan
buah
di Indonesia (2000-2011)
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013

16000000

Total Produksi (ton)

14000000
12000000
10000000

Tahun 2007

8000000

Tahun 2008

6000000

Tahun 2009

4000000

Tahun 2010

2000000

Tahun 2011

0

Gambar 2 Produksi mangga di sepuluh negara penghasil mangga tertinggi
di dunia 2007-2011
2007
Sumber: Food and Agriculture Staticstic 2013

3

Volume Ekspor (ton)

Produksi buah yang dihasilkan
asilkan di Indonesia tiap tahunnya menunjukkan
Gambar 1).
peningkatan (Gambar
1 Pisang merupakan buah yang memiliki total produksi
tertinggi di antara jenis buah lainnya. Hal tersebut disebabkan budi daya pisang
cenderung lebih mudah dibanding buah lainnya yang terdapat di Indonesia. BuahBuah
buahan lainnya yang memiliki total produksi lebih
lebih tinggi dibanding buah lainnya
adalah jeruk dan mangga. Produksi jeruk Indonesia mengalami fluktuatif dari
tahun 2000 sampai 2011. Bahkan dalam lima tahun terakhir cenderung menurun.
Sedangkan mangga memiliki tren total produksi yang lebih positif. Produksi
Pro
mangga Indonesia cenderung meningkat, khususnya dalam waktu lima tahun
terakhir. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa Indonesia merupakan salah satu dari
sepuluh negara penghasil mangga tertinggi di dunia setelah India, China, dan
Thailand (FAOSTAT
FAOSTAT 2013).
Peningkatan produksi beberapa jenis buah di Indonesia diikuti dengan
peningkatan volume ekspor buah tersebut, khususnya mangga. Pada kurun waktu
sepuluh tahun terakhir, volume ekspor mangga Indonesia cenderung meningkat
(Gambar 3). Dilihat dari nilai ekspor
ek
yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik,
pada tahun 2010 ekspor komoditi mangga mencapai US$ 1.065.259 dan
mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi US$ 2.024.952. Nilai tersebut
merupakan nilai ekspor terbesar ketiga setelah pisang dan manggis segar.
Beberapa negara tujuan ekspor buah-buahan
buah buahan tropis Indonesia di antaranya,
negara-negara Afrika,
Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Timur Tengah, negara
ASEAN (BPS 2013). Selain Indonesia,
Amerika Latin dan negara-negara
negara
beberapa
apa negara yang juga menghasilkan buah-buahan tropis antara
ntara lain Brazil,
and, Malaysia,
India, Thailand,
Malaysia China, Filipina, dan juga Meksiko.
16000
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Gambar 3 Perkembangan volume ekspor mangga Indonesia (ton)
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013

Perumusan Masalah
Berdasarkan data yang
y
menunjukkan tingginya total produksi dan nilai
ekspor mangga Indonesia serta posisi Indonesia sebagai salah satu negara
penghasil mangga tertinggi di dunia,
dunia mangga Indonesia dinilai berpeluang dalam
bersaing di pasar dunia.

4
Melalui penelitian ini terdapat dua permasalahan utama yang ingin diteliti,
yaitu bagaimana daya saing mangga Indonesia di pasar dunia dan juga terhadap
enam negara tujuan serta faktor-faktor apa saja yang memengaruhi ekspor mangga
Indonesia ke negara tujuan. Sehingga dari penelitian ini diharapkan mampu
menjawab permasalahan tersebut sekaligus mampu memberikan pandangan
terkait kebijakan apa yang dapat diterapkan untuk meningkatkan ekspor komoditi
mangga sehingga berpengaruh kepada pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya maka tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis daya saing buah
mangga Indonesia di pasar dunia dan enam negara tujuan utama serta
menganalisis faktor-faktor apa saja yang memengaruhi aliran ekspor buah mangga
Indonesia ke negara-negara tujuan.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak-pihak yang berkaitan di
antaranya, pemerintah, masyarakat, pelaku ekspor-impor, petani, dan juga para
pelajar yang membutuhkan referensi. Bagi pemerintah diharapkan dapat
menghasilkan kebijakan yang mampu mempertahankan atau meningkatkan daya
saing serta nilai ekspor komoditi pertanian, khususnya buah mangga ke negara
tujuan.
Bagi masyarakat diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pencerahan
sehingga mampu mendukung kebijakan pemerintah dalam meningkatkan daya
saing serta ekspor mangga Indonesia di pasar dunia. Bagi petani diharapkan
mampu melihat kelemahan serta memanfaatkannya sehingga menjadi hal yang
berpotensi dalam meningkatkan produk sekor pertanian. Dan bagi pelajar
diharapkan mampu menjadikan hasil penelitian ini sebagai rujukan untuk
penelitian selanjutnya ataupun sebagai bacaan yang mampu meningkatkan
pengetahuan tentang posisi daya saing Indonesia di pasar dunia.
Ruang Lingkup Penelitian
Negara tujuan yang diteliti adalah Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Kuwait,
Malaysia, Singapura dan Hongkong dalam kurun waktu 2001 sampai 2011.
Pemilihan Negara berdasarkan aspek rutinnya negara tersebut mengimpor mangga
Indonesia selama periode 2001 sampai 2011 dan merupakan enam negara tertinggi
mengimpor mangga Indonesia. Penelitian hanya terfokus pada rumusan
permasalahan di mana akan menganalisis daya saing komoditi mangga di pasar
dunia dan negara tujuan serta menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi aliran
ekspor mangga Indonesia di negara tujuan.

5

TINJAUAN PUSTAKA
Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud
dapat berupa antar individu dengan individu, antara individu dengan pemerintah
suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
Perdagangan internasional yang tercermin dari kegiatan ekspor impor suatu
negara menjadi salah satu komponen dalam pembentukan PDB dari sisi
pengeluaran suatu negara. (Oktaviani dan Novianti 2009)
Perdagangan merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan
ekonomi di setiap negara (Todaro 2006). Perdagangan akan memperbesar
kapasitas konsumsi suatu negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan
akses ke sumber-sumber daya yang langka dan pasar internasional yang potensial
untuk beragam produk ekspor. Perdagangan cenderung meningkatkan pemerataan
atas distribusi pendapatan dan kesejahteraan dalam lingkup domestik dan
internasional. Hal ini berlangsung melalui suatu proses penyamaan harga-harga
faktor produksi di semua negara, peningkatan pendapatan riil di setiap negara
yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan perdagangan internasional, serta memacu
efisiensi penggunaan sumber daya di setiap negara, yang pada akhirnya akan
meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya di dunia secara keseluruhan.
Perdagangan juga dapat membantu semua negara dalam menjalankan usahausaha pembangunan mereka melalui promosi serta pengutamaan sektor-sektor
ekonomi yang mengandung keunggulan komparatif, baik itu berupa ketersediaan
faktor-faktor produksi tertentu dalam jumlah yang melimpah, atau keunggulan
efisiensi alias produktivitas tenaga kerja. Perdagangan ini juga dapat membantu
semua negara dalam mengambil keuntungan dari skala ekonomis yang mereka
miliki. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan pada
umumnya, setiap negara perlu merumuskan dan menerapkan kebijakan-kebijakan
internasional yang berorientasi ke luar.
Melalui perdagangan internasional, suatu negara akan mengekspor suatu
komoditi apabila kebutuhan dalam negeri akan komoditi di negara tersebut sudah
terpenuhi, sehingga kelebihan penawaran akan diekspor ke luar negeri. Begitu
pula sebaliknya, apabila produksi dalam negeri akan suatu komoditi tidak bisa
memenuhi kebutuhan dalam negeri, maka negara tersebut akan mengimpor
komoditi tersebut dari negara lain sehingga akan terbentuk keseimbangan
permintaan dan penawaran diantara kedua negara yang melakukan perdagangan.
Ekspor adalah barang dan jasa yang dihasilkan di sebuah negara dan dijual
di negara lain sebagai penukar atas barang dan jasa, emas, devisa asing atau untuk
menyelesaikan utang. Negara menggunakan sumberdaya dalam negeri mereka
untuk ekspor karena mereka dapat memperoleh lebih banyak barang dan jasa
dengan devisa internasional yang mereka peroleh dari ekspor daripada yang akan
mereka peroleh dengan menggunakan sumberdaya itu bagi produksi barang dan
jasa di dalam negeri. Sedangkan menurut definisi dari International Merchandise
Trade Statistics, ekspor barang adalah seluruh barang yang dibawa keluar dari

6
wilayah suatu negara, bersifat komersial maupun non komersial, serta barang yang
akan diolah di luar negeri yang hasilnya dimasukkan kembali ke negara tersebut.
Perkembangan dalam teori perdagangan internasional dikemukakan oleh
Heckscher-Ohlin. Menurut Heckscher-Ohlin, terdapat perbedaan opportunity cost
suatu produk antar suatu negara dengan negara lain yang disebabkan karena
adanya perbedaan jumlah atau proporsi yang dimiliki masing-masing negara.
Negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak dan murah dalam
produksinya akan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barangnya.
Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu apabila
negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif lamgla dan mahal dalam
produksi (Salvatore 1997).
Manfaat yang diperoleh dengan adanya perdagangan internasional antara
lain :
 Suatu negara mampu mendapatkan komoditi yang tidak dapat diproduksi
di dalam negeri sehingga negara tersebut mampu untuk memenuhi
kebutuhan terhadap barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi secara
lokal karena adanya keterbatasan kemampuan produksi.
 Negara yang bersangkutan dapat memperoleh keuntungan dari spesialisasi,
yaitu dapat mengekspor komoditi yang diproduksi lebih murah untuk
dapat ditukar dengan komoditi yang dihasilkan oleh negara lain dan jika
diproduksi sendiri biayanya akan lebih mahal.
 Dengan adanya perluasan pasar produk suatu negara, pertambahan dalam
pendapatan nasional akan adapat memengaruhi output dan laju
pertumbuhan ekonomi, mampu memberikan peluang kesempatan kerja dan
peningkatan upah bagi warga dunia, menghasilkan devisa, dan
memperoleh kemajuan teknologi yang tidak tersedia di dalam negeri.
Konsep Daya Saing
Daya saing merupakan kemampuan suatu komoditi untuk memasuki pasar
luar negeri dan kemampuan untuk dapat bertahan dalam pasar tersebut. Pengertian
daya saing juga mengacu pada kemampuan suatu negara untuk memasarkan
produk yang dihasilkan negara relatif terhadap kemampuan negara lain (Porter
1990). Keunggulan dalam daya saing dapat dikelompokkan menjadi dua macam,
yaitu keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif.
Teori keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh David Ricardo
menyatakan bahwa sekalipun suatu negara tidak memiliki keunggulan absolut
dalam memproduksi dua komoditi dibanding negara lain, perdagangan masih bisa
berlangsung selama rasio harga antar negara masih berbeda dibanding tidak ada
perdagangan. Menurut teori cost comparative advantage suatu negara akan
memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor barang dimana negara teresebut dapat berproduksi
relatif lebih efisien serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi
relatif kurang atau tidak efisien.
Berdasarkan analisis production comparative advantage atau labor
productivity dikatakan bahwa suatu negara akan memperoleh manfaat dari
perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor

7
barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta
mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif tidak produktif.
Asumsi-asumsi teori keunggulan komparatif yaitu (1) berlakunya labor
theory of value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga
kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dengan asumsi nilai
barang yang ditentukan seimbang dengan jumlah tenaga yang dipergunakan untuk
memproduksinya; (2) perdagangan internasional dilihat sebagai pertukaran barang
dengan barang di antara dua negara; (3) tidak memperhitungkan biaya
pengangkutan dan lain-lain dalam pemasaran; (4) produksi dijalankan dengan
biaya tetap, sedangkan skala produksi bersifat constant return to scale; (5) faktor
produksi tidak bersifat mobile antarnegara.
Salah satu faktor yang paling penting untuk menghadapi persaingan global
adalah kemampuan kompetitif yang dimiliki suatu negara. Jika suatu negara
mempunyai keunggulan dalam hal faktor biaya atau mutu faktor yang digunakan
untuk menghasilkan suatu produk, maka negara itu akan menjadi tempat produksi
dan ekspor akan mengalir ke negara lain. Hal ini cukup memperlihatkan
perbedaan dengan konsep keunggulan komparatif yang mengatakan bahwa suatu
negara tidak perlu menghasilkan suatu produk apabila produk tersebut dapat
dihasilkan ole negara lain dengan lebih unggul dan efisien.
Daya saing suatu negara tergantung pada keunggulan yang dimilikinya bila
memiliki empat faktor penentu yang terkenal dengan sebutan Poter’s Diamond
yaitu kondisi faktor, kondisi permintaan, industri terkait dan penunjang, dan
strategi, struktur dan persaingan perusahaan. Terdapat dua faktor tambahan yaitu
faktor kesempatan yang dapat menciptakan kondisi bersaing dan faktor
pemerintah yang berpengaruh pada faktor-faktor penentu daya saing namun tidak
berpengaruh langsung pada peningkatan daya saing global.
Teori Aliran Ekspor
Aliran ekspor yang terjadi pada ekspor komoditi ke negara tujuan dapat
berupa penawaran ekspor dari negara eksportir maupun permintaan dari negara
importir. Penawaran suatu komoditi merupakan jumlah komoditi yang ditawarkan
oleh produsen kepada konsumen dalam suatu pasar pada tingkat harga dan waktu
tertentu. Penawaan ekspor tersebut merupakan selisih antara penawaran domestik
dengan permintaan domestik. Adapun faktor penting yang memengaruhi jumlah
penawaran ekspor yaitu output yang dapat dihasilkan oleh suatu negara atau
disebut dengan Gross Domestic Product (GDP). Dijelaskan dalam Hafni (2011)
bahwa Dornbusch, Fischer, dan Startz dalam Macroeconomics menyatakan bahwa
GDP adalah nilai akhir dari semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
negara pada suatu waktu. GDP ini merupakan nilai output total yang telah
diproduksi.
Sedangkan permintaan ekspor suatu komoditi merupakan hubungan yang
menyeluruh antara kuantitas komoditi yang akan dibeli konsumen selama periode
tertentu pada suatu tingkat harga (Lipsey et al 1995). Hal ini berarti bahwa
semakin tinggi tingkat harga yang terjadi pada transaksi perdagangan maka
jumlah permintaan komoditi suatu barang akan semakin menurun. Teori
permintaan ekspor bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang memengaruhi
permintaan ekspor suatu negara.

8
Permintaan ekspor suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya harga domestik negara tujuan ekspor (HDIt), harga impor negara
tujuan (HIt), pendapatan perkapita penduduk negara tujuan ekspor (YPIt), dan
selera masyarakat negara tujuan (CPIt). Secara keseluruhan fungsi permintaan
ekspor suatu komoditi dapat dirumuskan sebagai berikut :
PXt = f (HDIt, Hit, YPIt, CPIt) …………………….....……………...…(1)
Permintaan komoditi ekspor akan dialokasikan untuk memenuhi permintaan
masyarakat di dalam negeri dan permintaan di luar negeri yang ditujukan dalam
kegiatan ekspor. Adanya teori mengenai penawaran dan permintaan ekspor dapat
menunjukkan dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi aliran ekspor
suatu negara. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi aliran ekspor suatu negara
yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB perkapita riil negara tujuan
ekspor, nilai tukar riil rupiah terhadap mata uang negara tujuan, harga mangga di
pasar dunia, serta jarak ekonomi. Dalam Mankiw (2002) dijelaskan bahwa nilai
tukar dapat memengaruhi permintaan ekspor suatu komodiiti. Nilai tukar dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil.
Konsep Gravity Model
Gravity model menduga perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan
interaksi antarnegara. Model ini meniru hukum gravitasi Newton yang juga
memperhitungkan jarak dan ukuran fisik diantara dua benda ukuran fisik kedua
benda berpengaruh secara proporsional dan jarak berpengaruh terbalik. Dalam
konteks perdagangan akan berhubungan positif dengan pendapatan masingmasing negara dan berhubungan terbalik dengan jarak antara dua negara (Yuniarti
2007)
Persamaan Gravity Model secara umum menyatakan ekspor barang dari
negara i ke negara j (Xij) dinyatakan sebagai berikut:
Xij = A Yiβ1 Yjβ2 Popiβ3 Popjβ4 Dijβ5 Uijβ6 …………………………………(2)
Kemudian melakukan transformasi logaritma menjadi persamaan linear
berikut:
LogXij=Log A+β1 Log Yi+ β2 Log Yj+ β3 Log Popi+ β4 Log Popj+ β5 Log
Dij+ β6 Log Uij.......................................................................................................(3)
Dimana :
Xij
= Volume komoditi yang diperdagangkan dari negara i ke negara j
Yi
= PDB Negara i
Yj
= PDB negara j
Popi
= Populasi negara i
Popj
= populasi negara j
Dij
= jarak antara negara i dengan negara j
Jarak menjadi variabel utama gravity model dalam aliran perdagangan.
Variabel jarak adalah indikasi dari biaya transportasi yang dihadapi oleh suatu

9
negara dalam melakukan ekspor. Biaya transportasi meliputi ongkos pengapalan,
biaya bongkar muat di pelabuhan, premi asuransi, serta aneka pungutan pada saat
komoditi yang diperdagangkan itu disimpan di suatu tempat sementara (Salvatore
1997). Semakin jauh jarak maka biaya transportasi akan semakin mahal sehingga
volume ekspor semakin kecil.
Menurut Mankiw (2002) Produk Domestik Bruto (PDB) menyatakan
pendapatan total dan pengeluaran total nasional atas output barang dan jasa.
Produk domestik bruto (PDB) terdiri dari PDB nominal dan PDB riil. PDB
nominal mengukur nilai uang yang berlaku dari output perekonomian. PDB riil
mengukur output yang dinilai pada harga konstan. Komponen PDB terdiri dari
konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan net ekspor yang dapat dituliskan
dalam persamaan berikut:
Y = C + I + G + NX………………….……………………………………(4)
Produk domestik bruto (PDB) sebagai salah satu variabel utama dalam
analisis aliran perdagangan gravity model menunjukkan besarnya kemampuan
perekonomian suatu negara. Semakin besar PDB yang dihasilkan suatu negara
semakin besar pula kemampuan negara tersebut untuk melakukan perdagangan.
Populasi di suatu negara berpengaruh terhadap permintaan ekspor negara
tersebut. Pertumbuhan penduduk di negara tujuan ekspor berimplikasi pada
peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa, sehingga kurva permintaan
bergeser ke kanan dan menyebabkan terjadinya excess demand pasar internasional
dengan asumsi permintaan tetap, ceteris paribus. Hal ini mengindikasikan bahwa
populasi berpengaruh positif terhadap aliran perdagangan ekspor (Yuniarti 2007).
Menurut Mankiw (2002) kurs atau exchange rate antara dua negara adalah
tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan
perdagangan. Para ekonom membedakan kurs menjadi dua, yaitu kurs nominal
dan kurs riil. Kurs nominal (nominal exchange rate) adalah harga relatif dari mata
uang dua negara sedangkan kurs riil (riil exchange rate) adalah harga relatif dari
barang-barang diantara dua negara. Tingkat harga dimana kita memperdagangkan
barang domestik dengan barang luar negeri tergantung pada harga barang dalam
mata uang lokal pada tingkat kurs yang terjadi.
Kurs riil di antara dua negara dihitung dari kurs nominal dan tingkat harga
di kedua negara. Jika kurs riil tinggi, barang-barang luar negeri relatif lebih murah
dan barang-barang domestik relatif lebih mahal. Jika kurs riil rendah, barangbarang luar negeri relatif lebih mahal dan barang-barang domestik relatif lebih
murah.
Hubungan nilai tukar riil suatu mata uang dengan nilai tukar nominal, harga
barang domestik dan harga barang luar negeri dapat dirumuskan sebagai berikut :
Nilai tukar riil = Nilai tukar nominal x Rasio tingkat harga ……………..(5)
Adapun hubungan antara kurs riil dengan ekspor netto dapat dirumuskan
sebagai berikut (Mankiw 2002) :
NX = NX(€) …………………………………………………………...…(6)
Dimana : NX = ekspor neto
€ = Kurs riil

10
Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang daya saing
buah-buahan tropis Indonesia. Siregar (2010) menganalisis daya saing buahbuahan tropis Indonesia di pasar dunia dengan menggunakan data sekunder.
Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan analisis Revealed
Comparative Advantage (RCA), Export Product Dynamic (EPD) dan Constant
Market Share Analysis (CMS). Penelitian ini menganalisis beberapa buah tropis
Indonesia yaitu nenas, pisang, alpukat, jambu biji, mangga dan manggis, jeruk dan
papaya. Penelitian tersebut mengambil beberapa jenis buah tersebut dikarenakan
buah-buahan tersebut memiliki volume ekspor yang besar. Hasil estimasi RCA,
EPD, dan CMS buah-buahan selama periode 2001 hingga 2008 menyimpulkan
bahwa buah-buahan Indonesia memiliki posisi daya saing yang lebih rendah
dibandingkan negara-negara pesaing utamanya.
Penelitian mengenai perdagangan buah-buahan juga dilakukan oleh Hadi
(2009), meneliti faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan pisang dan
mangga Indonesia ke negara tujuan. Penelitian ini menggunakan data dari
instansi-instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen
Pertanian, Departemen Perdagangan, Departemen Perindustrian, berbagai literatur
serta bahan-bahan dari internet. Metode analisis yang digunakan adalah metode
deskriptif dan metode kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk melihat
gambaran umum agribisnis pisang dan mangga Indonesia serta melihat gambaran
umum potensi ekonomi negara tujuan ekspor. Metode kuantitatif dengan
menggunakan analisis regresi panel data dengan menggunakan Gravity Model
dengan persamaan tunggal digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang
memengaruhi aliran perdagangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktorfaktor yang memengaruhi aliran perdagangan pisang adalah harga pisang di
negara tujuan, volume ekspor pisang satu tahun sebelumnya, dan pendapatan
perkapita. Sedangkan faktor-faktor yang tidak berpengaruh nyata yaitu populasi
negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan, dan nilai tukar
mata uang negara tujuan terhadap Dollar. Faktor-faktor yang memengaruhi aliran
perdagangan mangga adalah populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia
dengan negara tujuan, nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar
Amerika dan harga mangga Indonesia di negara tujuan. Sedangkan faktor-faktor
yang tidak berpengaruh yaitu pendapatan per kapita negara tujuan dan volume
ekspor mangga dari Indonesia ke negara tujuan satu tahun sebelumnya.
Kerangka Pemikiran
Indonesia sebagai negara berkembang sangat bergantung pada sektor
pertanian terutama dalam kegiatan perekonomiannya. Hal ini disebabkan
Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Hasil pertanian tersebut
menjadi salah satu pendapatan bagi Indonesia melalui aktivitas ekspor. Ekspor
hasil pertanian berupa produk hortikultura berkontribusi paling tinggi terhadap
pendapatan nasional, terutama buah-buahan. Salah satu buah yang memiliki
volume ekspor yang tinggi adalah mangga. Permintaan pasar dunia akan mangga
tergolong besar karena mangga adalah buah yang memiliki rasa, aroma dan
bentuk yang khas serta hanya bisa tumbuh di negara-negara beriklim tropis dan

11
subtropis. Hal ini menjadikan mangga populer di beberapa negara, khususnya
negara yang sulit untuk budidaya mangga. Bagi negara-negara yang mampu
membudidayakan mangga hal ini tentu menjadi suatu peluang untuk bisa
mendapatkan keuntungan dengan melakukan perdagangan komoditi tersebut di
pasar internasional, termasuk Indonesia.
Mangga merupakan salah satu buah lokal yang memiliki total
produksi serta nilai dan volume ekspor yang cenderung meningkat
sejak 2001 hingga 2011.
Faktor-faktor yang memengaruhi
aliran ekspor mangga Indonesia
ke negara tujuan.

Daya saing mangga Indonesia di
pasar dunia dan negara tujuan
utama.





Revealed
Comparative
Advantage (RCA)
Export Product Dynamic (EPD)
Intra-Industry Trade (IIT)

Gravity Model dengan variabel
PDB perkapita riil negara tujuan, harga
mangga di pasar dunia, nilai tukar riil,
jarak ekonomi.

Rekomendasi kebijakan ekspor
Gambar 4 Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai
sumber seperti Ditjen Hortikultura Kemeterian Pertanian, Badan Pusat Statistik,
United Nation Commodity Trade (UN COMTRADE), serta informasi-informasi
lainnya yang berkaitan. Sedangkan jenis data yang digunakan adalah data panel
yang merupakan gabungan dari deret waktu (time series) dan antar individu
(cross section). Data deret waktu meliputi data tahunan selama 11 tahun yaitu dari
tahun 2001 hingga 2011 dan data cross section enam negara tujuan utama ekspor
mangga Indonesia.
Metode Analisis dan Pengolahan Data
Metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis daya saing dan faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan ekspor mangga Indonesia di pasar dunia.
Metode kuantitatif Revealed Comparative Advantage (RCA), Export Product
Dynamic (EPD), dan Intra Industry Trade (IIT) digunakan untuk menganalisis

12
posisi daya saing dan keunggulan komparatif serta kompetitif produk Indonesia di
pasar dunia dan negara tujuan. Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan
ekspor dianalisis dengan menggunakan metode panel data dengan model yang
digunakan yaitu Gravity Model. Data sekunder diolah dengan menggunakan
program komputer Microsoft Excel dan Eviews 6 yang kemudian hasil outputnya
diinterpretasikan dalam bentuk deskriptif.
Data yang digunakan dalam Gravity Model pada penelitian ini adalah data
volume ekspor mangga ke negara tujuan (kg), data PDB per kapita riil negara
tujuan ekspor (US$), data nilai tukar, data jarak geografis Indonesia dengan
negara tujuan, dan data harga mangga di pasar dunia. Data-data tersebut
merupakan data panel dengan menggabungkan data time series 2001 sampai 2011
dan cross section enam negara yaitu, Hongkong, Singapura, Uni Emirat, Kuwait,
Malaysia, dan Arab Saudi. Berikut penjelasan terkait metode yang digunakan
dalam penelitian ini:
1. Revealed Comparative Advantages (RCA)
Revealed Comparative Advantage digunakan dengan tujuan untuk
menganalisis keunggulan komparatif atau daya saing suatu komoditi dalam suatu
negara. Metode RCA didasarkan pada suatu konsep bahwa perdagangan antar
wilayah sebenarnya menunjukkan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh suatu
wilayah. Variabel yang diukur adalah kinerja ekspor suatu produk terhadap total
ekspor suatu wilayah yang kemudian dibandingkan dengan pangsa nilai produk
dalam perdagangan dunia.
RCA =

/
……………………………………………………........(7)
/

Dimana:
Xm ij : Nilai ekspor komoditi mangga dari Indonesia ke negara tujuan
XT ij : Nilai ekspor total dari Indonesia ke negara tujuan
Xm wj : Nilai ekspor komoditi mangga dari dunia ke negara tujuan
XT wj : Nilai ekspor total dari dunia ke negara tujuan

Jika nilai RCA lebih besar dari satu (RCA>1), maka negara tersebut
mempunyai keunggulan komparatif dalam produknya.
Keunggulan metode Revealed Comparative Advantage adalah mengurangi
dampak pengaruh campur tangan pemerintah sehingga kita dapat melihat
keunggulan komparatif suatu produk dengan jelas dari waktu ke waktu.
Sedangkan kelemahannya yaitu :
 Asumsi bahwa suatu negara dianggap mengekspor semua komoditi.
 Indeks RCA tidak dapat menjelaskan apakah pola perdagangan yang
sedang berlangsung tersebut optimal.
 Tidak dapat mendeteksi dan memprediksi produk-produk yang
berpotensi di masa yang akan datang.
2. Export Product Dynamic (EPD)
Pendekatan Export Product Dynamic digunakan untuk mengindentifikasi
daya saing atau keunggulan kompetitif suatu produk dan juga untuk mengetahui
apakah suatu produk dalam posisi yang dinamis atau tidak. Walaupun beberapa
produk mungkin bukan merupakan bagian yang besar pada ekspor suatu negara,
namun terdapat beberapa alas an untuk mengidentifikasi produk yang dinamis

13
(pertumbuhan cepat) dalam ekspor suatu negara. Jika pertumbuhan suatu produk
diatas rata-rata secara kontinu selama periode yang panjang, maka produk tersebut
mungkin dapat menjadi sumber pendapatan ekspor yang bsar bagi negara tersebut.
Selanjutnya, jika produk dinamis tersebut mempunyai karakteristik produksi yang
spesifik, maka hal ini juga menjadi informasi yang penting dalam kesempatan
ekspor, dalam hubungannya dengan produk yang serupa. Terdapat ketertarikan
untuk mengidentifikasi produk-produk dinamis sehinga negosiasi multilateral atau
bilateral untuk mengatasi berbagai hambatan perdagangan beberapa produk di
pasar ekspor bisa terfokuskan. Metode yang paling sering digunakan untuk
mengidentifikasi produk-produk dinamis adalah dengan memilih produk-produk
berdasarkan tingkat pertumbuhannya selama periode yang ditetapkan.
Posisi pasar ideal bertujuan untuk memperoeh pangsa pasar ekspor tertinggi
sebagai “Rising Star”, ditandai dengan negara tersebut memperoleh pangsa pasar
untuk komoditi-komoditi yang berkembang cepat. “Lost Opportunity”
dihubungkan dengan penurunan pangsa pasar pada produk dinamis. “Falling Star”
terjadi ketika ada pertumbuhan positif pada pangsa ekspor, tetapi tidak diikuti oleh
pasar komoditinya sehingga komoditi tersebut dianggap tidak dinamis di pasar.
Sementara itu, “Retreat” menunjukkan bahwa produk tidak diinginkan lagi di
pasar.
Lost
Opportunity

Rising Star

Retreat

Falling star

Gambar 5 Kekuatan daya saing pada matriks EPD
Sumbu horizontal pada Gambar 5 menunjukkan pertumbuhan pasar
komoditi mangga Indonesia ke negara tujuan, sedangkan sumbu vertikal
menunjukkan pertumbuhan ekspor.
3. Intra Industry Trade (IIT)
Alur perdagangan internasional dapat dilihat dengan menggunakan
indikator Intra Industry Trade atau seringkali disebut dengan Grubel-Lloyd index
(GLI). Perhitungan indeks IIT didasarkan pada selisih antara nilai ekspor dan
impor dari sebuah industri atau produk dan total perdagangan dari industri atau
produk tersebut. IIT dapat dirumuskan sebagai berikut :
………..……………………………….(8)
Dimana :
IITm ij : indeks intra-industry trade Indonesia pada komoditi mangga
Xm ij
: nilai ekspor mangga dari Indonesia ke negara tujuan
Mm ij
: nilai impor mangga dari negara tujuan ke Indonesia

14
Indeks IIT berkisar dari nol hingga seratus. Apabila indeks bernilai nol (0),
maka seluruh perdagangan merupakan inter-industry atau bisa diartikan bahwa
negara Indonesia (i) hanya mengekspor atau hanya mengimpor mangga saja.
Sedangkan apabila indeks bernilai lebih dari nol hingga 100 menunjukkan bahwa
terdapat hubungan dua arah antara Indonesia dengan negara tujuan dan
perdagangan bersifat intra-industry. Nilai IIT dapat diklasifikasikan seperti pada
tabel berikut :
Tabel 2 Klasifikasi Nilai Intra-Industry Trade
IIT
KLASIFIKASI
0.00
No integration (one way trade)
>0.00-24,99
Weak intergration
25,00-49,99
Mild integration
50,00-74,99
Moderately strong integration
75,00-99,99
Strong integration (two way trade)
Sumber: Austria 2004

4. Analisis Gravity Model
Data panel merupakan gabungan antara data cross section dan data time
series. Data cross section adalah data yang dikumpulkan pada suatu waktu
tertentu yang menggambarkan keadaan pada waktu tersebut. Data time series
adalah data yang dikumpulkan secara berkala untuk melihat perkembangannya
dari waktu ke waktu. Implikasi yang diperoleh dari kombinasi tersebut adalah
hasil estimasi dari model data panel lebih efisien, dikarenakan jumlah observasi
lebih banyak. Metode data panel dapat memberikan keuntungan dibandingkan
hanya dengan menggunakan data time series atau cross section saja (Baltagi
2005), yaitu:
 Data panel dapat mengendalikan heterogenitas individu.
 Dapat memberikan informasi yang lebih banyak, mengurangi
kolinearitas di antara variabel, memperbesar degree of freedom dan
lebih efisien.
 Dapat lebih baik untuk studi dynamic of adjustment.
 Dapat diandalkan untuk mengidentifikasi dan mengukur efek yang
tidak dapat dideteksi dalam model time series atau cross section
saja.
Estimasi model menggunakan data panel dapat dilakukan dengan tiga
metode, yaitu pooled least square, fixed effect, dan random effect. Pada penelitian
ini, digunakan metode panel data dengan fixed effect karena dengan metode ini
intercept yang diperoleh berbeda-beda antar unit cross section. Dugaan
persamaan aliran ekspor mangga Indonesia dirumuskan sebagai berikut:
LnVijt = β0 + β1LnJEijt + β2LnERijt + β3LnPDB perkapitajt + β4LnHt + μit……(9)
Vijt

Dimana:

: volume ekspor mangga dari Indonesia ke negara tujuan
tahun-t (kg)

15
JEijt
EXijt
PDB perkapitajt
Ht
μt

: jarak ekonomi antara Indonesia dan negara tujuan tahun-t
(km)
: nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara tujuan tahun-t
(rupiah/mata uang negara tujuan)
: PDB perkapita riil negara tujuan tahun-t (US $)
: harga mangga di pasar dunia tahun-t (US $/kg)
: error term

Untuk memperjelas variabel-variabel yang dituliskan dalam persamaan (9),
berikut definisi operasional dari variabel-variabel tersebut yaitu:
 Volume ekspor mangga Indonesia di pasar internasional menjadi variabel
tak bebas dalam model yang merupakan total permintaan ekspor mangga
Indonesia. Volume ini dinyatakan dalam satuan kilogram.
 Jarak ekonomi atau economic distance merupakan pendekatan yang
mewakili biaya transportasi.
Jarak ekonomi =
....................................(10)
(
)





Nilai tukar riil Rupiah terhadap mata uang negara tujuan.
Nilai PDB perkapita riil negara tujuan adalah produk domestik bruto
perkapita riil yang dihasilkan oleh negara tujuan dalam satu tahun
berdasarkan harga konstan tahun 2000 selama periode 2001 hingga 2011,
dinyatakan dalam US$.
Harga riil mangga adalah harga riil mangga di pasar dunia, terhitung sejak
tahun 2001 hingga 2011, dinyatakan dalam US $ per kilogram.

Uji Hipotesis
Uji hipotesis dapat dilakukan dengan maksud memeriksa atau menguji
apakah variabel-variabel yang digunakan dalam model regresi signifikan atau
tidak. Signifikan sendiri mengandung arti suatu nilai dari parameter regresi yang
secara statistik tidak sama dengan nol.
Koefisien determinasi yang dilambangkan dengan R2 adalah suatu angka
yang mengukur keragaman pada variabel dependen yang dapat diterangkan oleh
variasi pada model regresi. Nilai ini berkisar antara nol sampai satu (0< R2 Ftabel,(k-1)(n-k) maka tolak H0
Jika tolak H0 berarti secara bersama-sama variabel bebas dalam model
berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas pada taraf nyata α persen,
demikian pula sebaliknya.
 Uji-t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara individu (masing-masing) berpengaruh signifikan atau tidak terhadap
variabel independen.
Hipotesis :
H0 : β k = 0
H1 : βk ≠ 0
Kriteria uji :
⎢t hitung ⎢> tα /2,(n-k) maka tolak H0, dimana jumlah observasi dilambangkan
dengan huruf n, dan huruf k melambangkan jumlah variabel (termasuk intercept).
Selain itu, jika probabilitas (p-value) lebih kecil dari taraf nyata maka dapat
digunakan juga untuk menolak H0. Jika H0 berarti variabel bebas dalam model
berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas pada taraf nyata α persen,
demikian sebaliknya.
Pengujian Asumsi Model
Dalam analisis regresi, terdapat tiga asumsi yang harus diuji yaitu
heteroskedastisitas, multikolineritas, dan autokorelasi. Selain itu ada uji
normalitas untuk mengetahui apakah error term menyebar normal atau tidak.
1. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah salah satu penyimpangan pada asumsi klasik
statistika. Heteroskedastisitas terjadi jika ragam sisaan tidak konstan, hal ini
dilambangkan dengan Var (μi) = E (μi2) = σi2. Masalah ini sering terjadi jika ada
penggunaan data cross section dalam estimasi model, namun masalah ini juga
dapat terjadi dalam data time series.
Salah satu cara mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan metode
Generalized Least Square (GLS). Metode ini merupakan metode kuadrat terkecil
yang terboboti, yaitu model ditransformasi dengan memberikan bobot pada data
asli (Juanda 2009).

17
2. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu penyimpangan asumsi akibat adanya
keterkaitan atau hubungan linier antar variabel bebas penyusun model. Indikasi
adanya multikolinieritas dapat dilihat jika dalam model yang dihasilkan terbukti
signifikan secara keseluruhan (uji-F) dan memiliki nilai R-squared yang tinggi
namun banyak variabel yang tidak signifikan (uji-t). Salah satu cara mengatasi
masalah ini adalah dengan menggabungkan data cross section dengan data time
series (Juanda 2009).
3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah adanya korelasi serial antara sisaan (μt). Juanda (2009)
menjelaskan akibat adanya autokorelasi dalam model yang diestimasi yaitu
pendugaan parameter masih tetap tidak bias dan konsisten namun penduga ini
memiliki standar error yang bias ke bawah, atau lebih kecil dari nilai yang
sebenarnya sehingga nilai statistik uji-t tinggi (over estimate). Salah satu cara
untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan metode Generalized
Least Square dalam estimasi model (Gujarati 2006).
Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan uji DurbinWatson (DW). Dalam Eviews6 Guide dijelaskan bahwa jika nilai DW tersebut
sudah lebih dari 1,5 dan mendekati 2 maka dapat dikatakan tidak ada autokorelasi.
4. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk memeriksa apakah error term menyebar
normal atau tidak. Hipotesis yang digunakan adalah:
H0: error term menyebar normal
H1: error term tidak menyebar normal
Uji normalitas diaplikasikan dengan melakukan tes Jarque Bera, jika nilai
probabilitas yang diperoleh lebih besar dari taraf nyata yang digunakan, maka
terima H0 yang berarti error term dalam model sudah menyebar normal.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan Pembahasan
Analisis Revealed Comparative Advantage (RCA)
Revealed Comparative Advantage adalah indikator perdagangan yang
mengukur keunggulan komparatif antar dua negara. Pengukuran ini berfungsi
untuk mengetahui spesialisasi suatu negara dalam hal mengalokasikan potensi
sumberdaya yang dimiliki negara tersebut untuk suatu industri dengan asumsi
total perdagangan yang seimbang. Salah satu indikator dalam menghitung RCA
adalah nilai ekspor mangga dari negara asal. Nilai ekspor mangga Indonesia
mengalami kecenderungan meningkat sejak tahun 2001 hingga 2011. Peningkatan
tersebut tidak hanya diakibatkan dari meningkatnya total produksi mangga
Indonesia saja tetapi juga permintaan dunia terhadap mangga. Indonesia sebagai
salah negara penghasil mangga tertinggi di dunia memiliki negara tujuan utama
ekspor mangga. Negara-negara tersebut merupakan negara yang rutin mengimpor

18
mangga Indonesia dalam periode 2001 hingga 2011 dengan nilai yang lebih tinggi
dibanding negara tujuan lainnya.
Tabel 3 Hasil estimasi RCA mangga Indonesia di negara tujuan
per