Posisi Daya Saing Dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Ekspor Otomotif Indonesia Ke Negara Tujuan Utama Tahun 2009-2014

POSISI DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI EKSPOR OTOMOTIF INDONESIA KE
NEGARA TUJUAN UTAMA TAHUN 2009-2014

ANNISA SAFITRI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Posisi Daya Saing
dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Otomotif Indonesia ke Negara
Tujuan Utama Tahun 2009–2014 adalah benar karya saya dengan arahan dari
dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, April 2016

Annisa Safitri
NIM H14120055

ABSTRAK
ANNISA SAFITRI. Posisi Daya saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Ekspor Otomotif Indonesia ke Negara Tujuan Utama Tahun 2009-2014.
Dibimbing oleh ARIEF DARYANTO
Indonesia merupakan salahsatu pengekspor otomotif di dunia. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis posisi daya saing dan faktor-faktor yang
memengaruhi ekspor otomotif Indonesia di negara tujuan ekspor utama. Penelitian
ini menggunakan analisis kuantitatif daya saing dan ekonometrik. Metode
Revealed Comparative Advantage (RCA), Export Product Dynamic (EPD) dan
Porter’s Diamond Model digunakan untuk menganalisis daya saing. Analisis
ekonometrik menggunakan data panel dengan pendekatan gravity model. Periode
dalam penelitian ini adalah enam tahun (2009-2014). Negara tujuan ekspor utama

adalah (Brunei Darusallam, Cambodia, Malaysia, Myanmar, Philippines,
Singapore, Thailand dan Vietnam). Hasil analisis menunjukkan bahwa otomotif
Indonesia memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif di dunia tetapi di
beberapa negara tujuan memiliki daya saing lemah. Hasil analisis data panel
menunjukkan bahwa GDP riil negara tujuan ekspor, jarak ekonomi, harga ekspor,
nilai tukar riil, dan populasi negara tujuan secara signifikan memengaruhi volume
ekspor otomotif Indonesia.
Kata kunci: otomotif, gravity model, RCA, EPD, Porter’s Diamond
Model ,volume ekspor

ABSTRACT
ANNISA SAFITRI. The Position of Competitiveness and the Factors that Affect
the Indonesian’s Automotive’s Export to the Main Destination Countries 20092014 Period. Supervised by ARIEF DARYANTO
Indonesia is one of the automotive’s exporter in the world. The objectives of
this research are to analyze competitiveness and determinants of Indonesia’s
automotive’s export flow to the main export destination countries. This research
used quantitative analysis of competitiveness and econometrics. Revealed
Comparative Advantage (RCA), Export Product Dynamic (EPD) and Porter’s
Diamond Model are used to analyze competitiveness. Econometrics analysis used
panel data with gravity model approach. The period of this research is six years

(2009-2014). The export destination countries are (Brunei Darusallam, Cambodia,
Malaysia, Myanmar, Philippines, Singapore, Thailand and Vietnam). The result of
this research is Indonesia’s automotive’s has competitive and comparative
advantage in the world. But in some destination countries, Indonesia’s
automotive’s has weak competitiveness. The result of panel data analysis shows
that real GDP, economic distance, export price, population and real exchange rate
significantly influence Indonesia’s automotive’s export volume.
Keywords: Automotive’s, gravity model, RCA, EPD, Porter’s Diamond Model,
export volume

POSISI DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI EKSPOR OTOMOTIF INDONESIA KE
NEGARA TUJUAN UTAMA TAHUN 2009-2014

ANNISA SAFITRI

Skripsi
sebagai salahsatu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada

Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian ini ialah perdagangan internasional, dengan judul Posisi
Daya saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Otomotif Indonesia ke
Negara Tujuan Utama Tahun 2009-2014.
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini atas dukungan, bantuan, doa, dan
kasih sayang dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT atas kemudahan, rahmat, dan karunia-Nya yang telah
diberikan kepada penulis.
2. Bapak Bedi Jubaedi dan Ibu Dianawati selaku kedua orang tua penulis

dan Almaida Agustina, Aqila Ghania, Alhamda Rizky selaku adik
penulis serta seluruh keluarga atas segala doa, dukungan, dan semangat
yang diberikan kepada penulis.
3. Bapak Dr. Ir. Arief Daryanto, M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi
atas segala bimbingan, perhatian, kebaikan, bantuan, dan motivasinya
selama ini kepada penulis.
4. Ibu Dr. Ir. Wiwiek Rindayanti, M.si selaku dosen penguji utama yang
telah memberikan banyak saran, arahan, dan kritik yang membangun
kepada penulis.
5. Ibu Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc, Agr selaku dosen penguji komisi
pendidikan yang telah memberikan banyak saran, arahan, dan kritik
yang membangun kepada penulis.
6. Seluruh dosen dan staf dekanat Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Departemen Ilmu Ekonomi, serta departemen Tahap Persiapan Bersama
(TPB) yang telah memberikan bantuan, ilmu, dan motivasi selama
menjalani perkuliahan di Institut Pertanian Bogor.
7. Teman-teman satu bimbingan, Aryani Sundari dan Dwirani Widiastuty
atas semangat, bantuan, doa, dan kebersamaan selama perjuangan
penulisan skripsi ini.
8. Sahabat terbaik Ayu, Budiono, Mira, Selva, Siti, Wita, Diva atas

kebersamaan, semangat, dan doa selama menjalani perkuliahan hingga
perjuangan menyelesaikan skripsi.
9. Teman-teman Bem Fakultas Ekonomi dan Manajemen Kabinet Simfoni
Departemen Budaya dan Seni, Andra, Ammar, Fauzan, Fitri, Syafrina,
Roma yang telah berbagi kebersamaan dan ilmu-ilmu yang didapatkan
selama menjalani organisasi.
10. Teman-teman HIPOTESA divisi CER, Amelia, Anggun, Aulia, Bagus,
Gerry, Naya Nydia, Rizkia, Robby, atas kebersamaannya selama
menjalani organisasi.
11. Teman-teman terbaik Ilmu Ekonomi 49 yang telah memberikan momenmomen terbaik selama menjalani perkuliahan bersama.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, April 2016

Annisa Safitri

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

xi


DAFTAR GAMBAR

xi

DAFTAR LAMPIRAN

xi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2


Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

3

Ruang Lingkup Penelitian

4

TINJAUAN PUSTAKA

4

Perdagangan Internasional

4


Ekspor

5

Daya saing

5

Keunggulan Komparatif

6

Keunggulan Kompetitif

6

Kebijakan Perdagangan Internasional

7


GDP riil

7

Harga Ekspor

7

Populasi

8

Jarak Ekonomi

8

Nilai Tukar Rill

8


Penelitian Terdahulu

9

Kerangka Pemikiran

11

Hipotesis

13

METODE

13

Jenis dan Sumber Data

13

Metode Analisis dan Pengolahan Data

14

Estimasi Model

17

Uji Kesesuaian Model

18

HASIL DAN PEMBAHASAN

21

GAMBARAN UMUM

21

Perkembangan Perdagangan Otomotif di Dunia

20

Perkembangan Otomotif Indonesia

21

Daya saing Otomotif Indonesia di Dunia

22

Daya saing Otomotif Indonesia di Negara Tujuan Ekspor Utama

23

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Otomotif Indonesia di Negara Tujuan
Ekspor Utama
26
Daya saing kompetitif dan strategi ekspor otomotif Indonesia
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran

31
35
35
366

DAFTAR PUSTAKA

36

LAMPIRAN

39

RIWAYAT HIDUP

47

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7

Indonesia kelebihan Produksi Otomotif pada tahun 2015
Ringkasan hubungan variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian
Data dan sumber data
Hasil estimasi RCA Otomotif Indonesia di dunia
Hasil estimasi EPD Otomotif Indonesia di dunia
Hasil estimasi RCA dan EPD otomotif Indonesia di negara tujuan
ekspor utama tahun 2009-2014
Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi volume ekspor otomotif
Indonesia ke negara tujuan tahun 2009-2014

2
11
14
23
23
24
26

DAFTAR GAMBAR
1

Share trade terhadap Gross Domestic Product (GDP) di dunia tahun
2014
2 Nilai ekspor otomotif Indonesia dan negara pesaing di dunia tahun
2009-2014
3 Keseimbangan Parsial Perdagangan Internasiona
4 Kerangka Pemikiran
5 Matriks posisi daya saing
6 Diagram Porter's Diamond
7 Tren nilai ekspor otomotif (HS 8703) di dunia tahun 2009-2014
8 Volume ekspor otomotif (HS 8703) di dunia tahun 2009-2014
9 Nilai impor otomotif Indonesia (HS 8703) di dunia tahun 2009-2014
10 Posisi EPD otomotif Indonesia di negara tujuan
11 Produktivitas tenaga kerja otomotif Indonesia
12 Diagram analisis Porter’s Diamond

1
3
5
12
15
16
21
22
22
25
31
34

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8

Nilai GDP riil dan nilai tukar riil tahun 2009-2014
Negara tujuan ekspor otomotif Indonesia tahun 2009-2014
Hasil uji Chow
Hasil uji Hausman
Fixed Effect Model dengan pembobotan GLS
Hasil uji normalitas
Uji multikolinearitas
Uji Heteroskedastisitas

39
40
42
42
42
45
45
46

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Share terhadap GDP (persen)

Setiap negara memiliki sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang
berbeda. Selain itu, setiap negara memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, sebuah negara dapat memproduksi komoditas yang
dibutuhkan atau dengan melakukan perdagangan dengan negara lain. Setiap
negara yang melakukan perdagangan bertujuan untuk mencari keuntungan dari
perdagangan, setiap negara berbeda satu sama lain, dan untuk mencapai skala
ekonomi (Krugman dan Obstfeld 2003).
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Ekspor
Impor
Trade
Afrika
Asia Timur Eropa dan Amerika
Timur
dan Pasifik
Asia
Latin dan Tengah dan Sub-Sahara
Tengah
Karibia
Afrika
Utara

Dunia

Sumber : World Development Indicators , 2016 (diolah).
Gambar 1 Share trade terhadap Gross Domestic Product (GDP) di dunia tahun
2014
Perdagangan internasional yang terdiri dari ekspor dan impor memiliki
peranan yang sangat penting bagi sebagian besar negara industri dan negara yang
sedang berkembang (Salvatore 1997). Berdasarkan Gambar 1, kontribusi
perdagangan terhadap GDP dunia pada tahun 2014 sebesar 59.62 persen dengan
share ekspor sebesar 29.88 persen dan share impor sebesar 29.74 persen.
Berdasarkan fakta pada Gambar 1, dapat disimpulkan bahwa perdagangan
internasional memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan GDP
di masing-masing wilayah, yaitu lebih dari 50 persen.
Kontribusi perdagangan internasional terhadap pembentukan GDP
Indonesia cukup besar. Berdasarkan World Development Indicators (2016),
perdagangan internasional telah menyumbang lebih dari 45 persen terhadap
pembentukan GDP Indonesia selama lima tahun terakhir. Kontribusi ekspor
terhadap pembentukan GDP Indonesia selalu lebih besar dari 23 persen selama
lima tahun terakhir. Dapat disimpulkan perdagangan internasional, khususnya
ekspor, berkontribusi terhadap pembentukan GDP Indonesia.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2015), pada tahun 2014 ekspor pada
sektor industri memiliki nilai tertinggi sebesar US$ 176 miliar. Sektor industri
berkontribusi lebih dari 60 persen dari total nilai ekspor Indonesia pada tahun

2
2014. Berdasarkan Kementrian
Perdagangan Republik Indonesia (2016),
komoditi industri otomotif termasuk dalam sepuluh komoditi ekspor utama
indonesia. Nilai ekspor komoditi otomotif Indonesia tahun 2015 mengalami
peningkatam dari tahun 2013 dan 2014 menjadi sebesar US$ 40.98 miliar.
Tabel 1 Indonesia Kelebihan Produksi Otomotif, 2015
Produksi
Nilai : Unit
Produksi Penjualan
Penjualan
Sedan
23,292
7,917
15,375
4x2
243,861
239,406
4,455
4x4
14,779
4,190
10,589
Pickup/Truck
133,465
118,921
14,544
Sumber : Gaikindo, diolah (2016)

Rasio
66.01%
1.83%
71.65%
10.90%

Berdasarkan Tabel 1 volume penjualan dan produksi kendaraan yang
mengalami kenaikan atau penurunan produk terlihat selama tahun 2015 industri
otomotif kelebihan produksi akibat rendahnya permintaan dalam negeri. Sebagian
dari kelebihan produksi tersebut , maka dari itu Indonesia harus mengekspor
otomotif ke negara tujuan utama. Industri otomotif terdiri dari berbagai macam
komoditi. Berdasarkan data ekspor yang dipublikasikan oleh Kementerian
Perdagangan Republik Indonesia (2016), otomotif Indonesia merupakan sektor
otomotif dengan nilai ekspor yang cukup besar dengan kontribusi lebih dari 60
persen selama 5 tahun terakhir. Industri otomotif terdiri dari berbagai macam
komoditi. Berdasarkan publikasi Kementrian Perdagangan Republik Indonesia
(2016), otomotif Indonesia merupakan komoditi yang memiliki volume ekspor
yang cukup besar dengan kontribusi lebih dari 40 persen jika dibandingkan
dengan tahun lainnya. Otomotif dengan volume ekspor tertinggi dengan kode HS
8703 (UNComtrade 2016).
Sebagai komoditi ekspor utama Indonesia, otomotif telah memiliki banyak
negara yang menjadi partner dalam perdagangan internasional. Berdasarkan
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (2016), terdapat 23 negara tujuan
ekspor otomotif Indonesia. Penelitian ini hanya memilih 8 negara untuk dianalisis,
yaitu Bruneii Darusallam, Cambodia, Malaysia, Myanmar, Philippines,
Singapore, Thailand dan Vietnam. Pemilihan negara tujuan tersebut berdasarkan
ketersediaan data pada variabel independen yang akan diteliti.

3
Perumusan Masalah
Globalisasi membuat setiap negara berusaha untuk meningkatkan daya
saing khususnya komoditi-komoditi yang memiliki keunggulan komparatif dan
kompetitif di pasar internasional. Otomotif merupakan komoditi ekspor utama
Indonesia yang memiliki potensi untuk memenuhi permintaan dunia dan
meningkatkan daya saing Indonesia di pasar internasional. Industri otomotif telah
menyerap banyak tenaga kerja di Indonesia dan berkontribusi besar dalam
pembentukan GDP Indonesia.

Nilai Ekspor HS 8703
ribu US$

55000000000
45000000000
35000000000
25000000000
15000000000
5000000000
-5000000000

2009

Australia

2010

2011

Germany

2012
Indonesia

2013

2014
Japan

Sumber : UNComtrade, 2016 (diolah).
Gambar 2 Nilai ekspor otomotif Indonesia dan negara pesaing di dunia tahun
2009-2014
Berdasarkan Gambar 2, nilai ekspor otomotif Indonesia masih kalah saing
dengan eksportir lainnya untuk meningkatkan ekspor otomotif jadi di negara
tujuan, maka dianalisis potensi pasar di negara tujuan ekspor dengan melihat:
1) Bagaimana perkembangan daya saing otomotif Indonesia di dunia dan
negara tujuan ekspor utama?
2) Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi volume ekspor otomotif
Indonesia ke negara tujuan ekspor utama dengan menggunakan
pendekatan gravity model ?
3) Bagaimana daya saing kompetitif dan strategi kebijakan untuk otomotif
Indonesia ?
Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian
ini adalah :
1) Menganalisis daya saing otomotif Indonesia di dunia dan negara tujuan
ekspor utama.
2) Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor otomotif Indonesia
di negara tujuan ekspor utama.
3) Menganalisis daya saing daya saing kompetitif dan strategi kebijakan
untuk otomotif Indonesia.

4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1) Mahasiswa dan masyarakat umum yang menjadikannya sebagai salahsatu
sumber referensi yang baik bagi kegiatan penulisan dan penelitian
selanjutnya.
2) Pemerintah Kementerian Perindustrian sebagai bahan pertimbangan untuk
mengembangkan industri otomotif.
3) Pemerintah Kementerian Perdagangan sebagai bahan pertimbangan untuk
membuat kebijakan yang tepat sasaran untuk meningkatkan ekspor dan
daya saing otomotif Indonesia di pasar internasional.
Ruang Lingkup Penelitian
Untuk mempersempit pemaparan hasil analisis pada penelitian ini, maka
penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup sebagai berikut.
1) Penelitian ini menganalisis daya saing otomotif Indonesia di negara tujuan
ekspor utama.
2) Kode Harmonized System (HS) yang dianalisis adalah kode HS 8703
empat digit, dengan deskripsi Motor cars and other motor vehicles
principally designed for the transport of persons.
3) Periode waktu yang digunakan dalam analisis adalah 6 tahun yaitu 20092014.
4) Negara tujuan ekspor utama yang dianalisis ada 8 negara yaitu Bruneii
Darusallam, Cambodia, Malaysia, Myanmar, Philippines, Singapore,
Thailand dan Vietnam.
5) Variabel dependen yang digunakan dalam analisis adalah volume ekspor
otomotif Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA
Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan, antar individu
dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah
negara lain. Perdagangan antar negara dilakukan karena dua alasan, pertama
negara-negara berdagang karena mereka berbeda satu sama lain. Alasan kedua
adalah negara-negara berdagang dengan tujuan mencapai skala ekonomis dalam
produksi (Kruggman-Obstfeld 1996).
Pada dasarnya, tidak ada satupun negara yang mampu memenuhi seluruh
kebutuhannya sendiri. Hal ini dikarenakan setiap negara memiliki perbedaan
sumber daya, seperti: sumber daya alam, sumber daya manusia, penduduk,
teknologi, iklim, konfigurasi geografis, spesifikasi tenaga kerja, tingkat harga,
sosial dan politik. Maka dari itu diperlukan pertukaran barang antar negara

5
melalui perdagangan untuk memenuhi kebutuhan setiap negara tersebut.
Perdagangan akan membuat setiap negara dapat mencapai economies of scale.
Setiap negara dapat meningkatkan keunggulan suatu produknya untuk diproduksi
lebih banyak sehingga kelebihannya disalurkan dengan cara mengekspor. Ekspor
ini akan menghasilkan devisa bagi negara yang nantinya akan digunakan untuk
membiayai impor sehingga kebutuhan dapat terpenuhi tanpa harus memproduksi
seluruh produk yang dibutuhkan oleh suatu negara.
Perdagangan antar dua negara yang didasari perbedaan permintaan dan
penawaran suatu komoditas dapat dilihat pada Gambar 3. Misalkan kedua negara
itu adalah A dan B, di mana masing-masing negara memiliki permintaan dan
penawaran yang berbeda. DA dan SA untuk negara A sedangkan DB dan SB untuk
negara B.
Ekspor

ES Pb

Sa

B

P
D

Pa

ED

A Da
0

Jumlah

0

Impor

Jumlah 0

Db
Jumlah

Sumber : Salvatore 1997
Gambar 3 Keseimbangan dalam perdagangan internasional
Gambar 3 menjelaskan bahwa pada awalnya harga komoditi otomotif di
negara A sebesar PA sedangkan pada negara B harga otomotif sebesar PB dan
harga otomotif di pasar Internasional sebesar P*. Kondisi ini terjadi dengan
mengambil asumsi bahwa harga domestik di negara A lebih rendah dibanding
dengan harga di negara B (PA< PB). Pada kondisi harga di atas PA, di negara A
mengalami peningkatan penawaran dan berada di atas tingkat permintaan negara
tersebut, sehingga menyebabkan kelebihan penawaran suatu komoditas (excess
supply) di negara A. Kelebihan produksi itu selanjutnya akan diekspor ke negara
B. Sementara, bila harga berada di bawah PB maka negara B akan mengalami
kenaikan tingkat permintaan karena konsumen akan meminta lebih banyak pada
tingkat harga yang relatif lebih murah. Hal tersebut mengakibatkan permintaan
melebihi tingkat penawaran (excess demand) di negara B. Kelebihan permintaan
itu selanjutnya akan mendorong negara B untuk mengimpor kekurangan
kebutuhannya atas komoditi X dari negara A.
Ekspor
Ekspor adalah proses transportasi barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
negara kemudian dijual ke negara lain. Ekspor dapat diartikan suatu total
penjualan barang yang dapat dihasilkan oleh suatu negara, kemudian
diperdagangkan ke negara lain dengan tujuan meningkatkan penerimaan Negara.

6
Teori Daya Saing

Menurut European Commission (2009), daya saing merupakan kemampuan
menghasilkan produk barang dan jasa yang memenuhi pengujian internasional,
dan dalam saat bersamaan juga dapat memelihara tingkat pendapatan yang tinggi
dan berkelanjutan, atau kemampuan daerah menghasilkan tingkat pendapatan dan
kesempatan kerja yang tinggi dengan tetap terbuka terhadap persaingan eksternal.
Pada level konomi, daya saing merupakan kapasitas suatu negara dalam
menyediakan kebutuhan masyarakatnya dengan standar hidup yang berkelanjutan
disertai lapangan kerja bagi angkatan kerja.
Menurut Porter (1990), daya saing merupakan kemampuan suatu negara
untuk memasarkan produknya relatif terhadap kemampuan negara lain. Daya
saing dapat diukur dengan menggunakan beberapa metode di antaranya metode
Revealed Comparative Advantage (RCA), Export Product Dynamic (EPD), Intra
Industry Trade (IIT), Constant Market Share Analysis (CMSA), dan X-Model
Produk export potential.
Keunggulan Komparatif
Teori keunggulan komparatif (the law of comparative advantage) yang
diungkapkan oleh David Ricardo merupakan penyempurnaan dari keunggulan
absolut Adam Smith. Hukum keunggulan komparatif menyatakan bahwa jika
negara tidak memiliki keunggulan absolut dalam produksi dua komoditas
dibandingkan dengan negara lain, perdagangan yang saling menguntungkan masih
bisa berlangsung selama rasio harga antar negara masih berbeda jika
dibandingkan tidak ada perdagangan. (Oktaviani dan Novianti 2009).
Teori ini memiliki beberapa asumsi, yaitu 1) perdagangan dilakukan oleh
dua negara dan komoditi yang diperdagangankan ada dua dengan negara 1
memiliki keunggulan komparatif di komoditas 1, sedangkan negara 2 memiliki
keunggulan komparatif di komoditas 2, 2) perdagangan bersifat bebas, 3) terdapat
mobilitas tenaga kerja yang sempurna di dalam negara tetapi tidak ada mobilitas
antar dua negara, 4) biaya produksi konstan, 5) tidak ada biaya transportasi, dan 6)
tidak ada perubahan teknologi (Sai’idy 2013).
Konsep keunggulan komparatif adalah ukuran daya saing potensial,
artinya daya saing akan dicapai jika perekonomian tidak mengalami distorsi.
Sehingga komoditi yang memiliki keunggulan komparatif juga memiliki efisiensi
secara ekonomi (Simatupang 1991 dalam Oktaviani dan Novianti 2009).
Menurut David Ricardo, keunggulan komparatif bersifat dinamis. Negara
dengan keunggulan komparatif pada komoditi tertentu harus dapat
mempertahankan dan bersaing dengan negara lain di pasar internasional.
Kelebihan keunggulan komparatif adalah perdagangan antara dua negara
akan tetap terjadi selama masing-masing negara memiliki perbedaan dalam cost
comparative advantage dan production comparative advantage. Kelemahan
keunggulan komparatif adalah tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat
perbedaan fungsi produksi antara dua negara.

7
Keunggulan Kompetitif
Konsep keunggulan kompetitif adalah kelayakan finansial, yaitu melihat
manfaat dari aktivitas ekonomi dari sudut lembaga atau individu yang terlibat.
Keunggulan kompetitif ini merupakan kempampuan suatu negara untuk membuat
strategi dalam mencapai keuntungan sehingga kondisi alami tidak menghambat
produksi komoditi unggulan negara tersebut. keberhasilan daya saing suatu negara
ditentukan oleh inovasi yang dapat dilakukan oleh negara tersebut sehingga
memiliki nilai tambah yang tinggi dan tidak dapat ditiru dengan sempurna oleh
pesaingnya (Setiawan 2008 dalam Pradipta 2014).
Kebijakan Perdagangan Internasional
Komposisi, arah dan bentuk perdagangan internasional atau kegiatan
perdagangan internasional suatu negara tidak terlepas dari segala tindakan
pemerintahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebijakan
perdagangan internasional memiliki implikasi yang sangat luas, tidak hanya dalam
volume dan komposisi impor dan ekspor, tetapi juga pola investasi dan arah
pengembangan, tetapi juga kondisi persaingan, kondisi biaya, sikap pebisnis dan
wirausahawan, pola konsumsi, dsb. Oleh karena itu, kebijakan perdagangan
internasional sangat penting dalam keputusan kebijakan ekonomi suatu negara dan
kebijakan ini hanya salah satu bagian kebijakan makroekonomi yang harus
dikombinasikan dan bersifat mendorong pembangunan perekonomian suatu
negara.
Kebijakan
perdagangan
internasional
dapat
ditujukan
untuk
melindungi/memproteksi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infantindustry) dan persaingan-persaingan barang-barang impor. Adapun tujuan
kebijakan perdagangan internasional yang bersifat proteksi adalah
memaksimalkan produksi dalam negeri, memperluas lapangan kerja, memelihara
tradisi nasional, menghindari resiko yang mungkin timbul jika hanya
menggantungkan diri pada satu komoditi dikhawatirkan akan terganggu jika
bergantung pada negara lain. Proteksi dapat dilakukan dengan penerapan berbagai
instrumen kebijakan perdagangan internasional berupa hambatan perdagangan
maupun non tarif.
GDP riil
Menurut Mankiw dalam bukunya yang berjudul The Principles of
Macroeconomics, Gross Domestic Product (GDP) merupakan salahsatu ukuran
terbaik untuk melihat stastistik ekonomi suatu negara. GDP mengukur dua hal,
yaitu total pendapatan dan total pengeluaran output ekonomi barang dan jasa.
Selain itu, GDP merupakan nilai pasar semua komoditi akhir yang diproduksi
dalam kurun waktu tertentu. GDP terdiri dari dua tipe, yaitu GDP riil dan GDP
nominal.
GDP riil merupakan GDP yang nilai barang dan jasanya diukur dengan
menggunakan harga konstan, sedangkan GDP nominal merupakan GDP yang
nilai barang dan jasanya diukur oleh harga berlaku. Dalam penelitian ini
menggunakan GDP riil karena GDP riil tidak dipengaruhi oleh harga namun

8
hanya dipengaruhi oleh produksi. Selain itu, GDP riil menunjukkan bagaimana
seluruh produksi ekonomi suatu negara berubah setiap waktu (Mankiw 2008).
Harga Ekspor
Harga merupakan faktor utama yang memengaruhi kegiatan ekspor. Harga
dapat memengaruhi ekspor melalui dua sisi yaitu sisi penawaran dan permintaan.
Harga berhubungan positif pada jumlah ekspor yang ditawarkan namun memiliki
hubungan negatif dengan jumlah ekspor yang diminta oleh negara pengimpor.
Jika harga suatu komoditi meningkat maka permintaan terhadap suatu komoditi
menurun sehingga ekspor akan menurun, namun jika harga suatu komoditi
menurun maka akan meningkatkan permintaan ekspor terhadap komoditi tersebut.
Rumus umum harga dijabarkan pada persamaan.
Harga ekspor =

� �

...................................(1)

��

Populasi
Populasi suatu negara yang terus bertambah berpengaruh pada ekspor suatu
komoditi melalui sisi penawaran dan permintaan. Pada sisi permintaan,
berdampak pada bertambah besarnya permintaan domestik. Pada sisi penawaran
adalah bertambahnya tenaga kerja untuk melakukan produksi komoditi ekspor
(Salvatore, 1997). Populasi pada pembahasan ini adalah sebagai asumsi dari
pertambahan jumlah penduduk akan kebutuhan otomotif. Semakin meningkatnya
kebutuhan akan otomotif disebabkan peningkatan dari jumlah penduduk yang
membutuhkan dan menggunakannya.
Jarak Ekonomi
Jarak adalah indikasi dari biaya transportasi yang dihadapi oleh suatu negara
dalam melakukan ekspor. Semakin jauh terpisah suatu negara dengan negara
lainnya maka semakin besar pula biaya transportasi pada perdagangan antara
keduanya. Penelitian ini menggunakan jarak ekonomi, yaitu jarak geografis
ibukota negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor dikalikan dengan
perbandingan antara GDP total negara tujuan ekspor dengan jumlah GDP total
seluruh negara tujuan ekspor yang diteliti. Secara matematis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Jarak ekonomi = jarak geografis x

∑=

�����

� ���

...................................(2)

Keterangan:
Jarak geografis : jarak geografis Indonesia dengan negara tujuan
j
: negara tujuan ekspor
i
: 1,2,3,....(seluruh negara tujuan ekspor)

9
Nilai Tukar Riil
Nilai tukar merupakan tingkat harga suatu mata uang dalam mata uang asing
atau jumlah mata uang negara asing yang harus dibayarkan untuk mendapatkan
satu unit uang domestik (Lipsey 1997). Nilai tukar terdiri dari dua jenis, yaitu
nilai tukar riil dan nilai tukar nominal. Nilai tukar nominal merupakan harga
relatif dari mata uang kedua negara sedangkan nilai tukar riil merupakan harga
relatif dari barang-barang di antara dua negara.
Nilai tukar riil (real exchange rate) merupakan kunci seberapa banyak
sebuah negara melakukan ekspor dan impor karena mengukur tingkat harga suatu
barang dan jasa di dalam negeri dengan tingkat harga luar negeri. Nilai tukar riil
berpengaruh terhadap produk antar negara. Nilai tukar riil dapat diperoleh dari
perkalian nilai tukar nominal dengan share tingkat harga barang dalam negeri
terhadap tingkat harga barang luar negeri (Mankiw 2006).
Nilai tukar riil merupakan term of trade yang dapat berdampak pada neraca
perdagangan. Jika nilai tukar mata uang negara tujuan ekspor terhadap US$
mengalami peningkatan nominal, artinya mata uang negara tujuan ekspor
mengalami depresiasi sehingga negara tujuan akan lebih memilih ekspor daripada
impor. Hal tersebut dapat membuat permintaan ekspor otomotif Indonesia di
negara tujuan utama mengalami penurunan (Krugman dan Obstfeld 2003).
Penelitian Terdahulu
Rizky dan Widyasanti (2011) dalam penelitiannya mengenai daya saing
produk ekspor manufaktur Indonesia menggunakan RCA Dinamis dan data 23
kelompok produk manufaktur SITC Rev 3 periode 2004 – 2009. Hasil analisis
menunjukkan bahwa daya saing produk manufaktur Indonesia yang masuk ke
dalam persaingan ekspor memiliki tingkat daya saing yang cukup baik.
Rahman (2003) dalam penelitiannya mengenai analisis perdagangan
Banglades menggunakan pendekatan grafity model. Dalam penelitiannya, Rahman
menggunakan data 35 negara tujuan periode tahun 1972 hingga 1999. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perdagangan (ekspor dan impor) Banglades secara
positif dipengaruhi oleh ukuran ekonomi, perbedaan GDP per kapita, dan
keterbukaan negara tujuan. Faktor utama yang memengaruhi ekspor Banglades
adalah nilai tukar, permintaan impor negara tujuan, dan keterbukaan ekonomi
Banglades. Sedangkan faktor utama yang memengaruhi impor Banglades adalah
tingkat inflasi, perbedaan pendapatan per kapita, dan keterbukaan negara tujuan.
Do (2006) dalam penelitiannya yang berjudul A Gravity Model for Trade
Between Vietnam and Twenty-Three European Countries menganalisis aliran
perdagangan Vietnam menggunakan data tahun 1993-2004 melalui pendekatan
gravity model. Hasil analisis menunjukan bahwa variabel jarak geografis dan
kesamaan sejarah tidak memengaruhi aliran perdagangan Vietnam ke negaranegara Eropa, sedangkan GDP dan populasi masing-masing negara yang
dianalisis memengaruhi aliran perdagangan Vietnam secara positif.
Tho (2013) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor yang memengaruhi
ekspor Vietnam menggunakan data tahun 1995 hingga 2011 dan 40 negara
importir. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel yang memengaruhi
ekspor Vietnam adalah GDP Vietnam dan negara tujuan, FDI dan nilai tukar.

10
Yuniarti (2007) melakukan penelitian mengenai analisis determinan
perdagangan bilateral Indonesia dengan pendekatan gravity model. Data-data yang
diperlukan untuk penelitian terdiri dari ekspor dan impor berdasarkan negara
tujuan, jarak, GDP, dan populasi dengan periode waktu lima tahunan meliputi
tahun 1970, 1975, 1980, 1985, 1990, 1995, dan 2000 yang melibatkan sepuluh
negara mitra, yaitu Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan, Australia,
Malaysia,Belanda, Jerman, Hongkong, Inggris, dan Singapura. Analisis data yang
digunakan adalah data panel. Hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa terjadi
hubungan positif antara pendapat ekspor dan impor dengan perdagangan bilateral
Indonesia sedangkan terjadi hubungan negatif pada variabel jarak. GDP negara
importir dan eksportir juga memiliki hubungan positif dengan perdagangan
bilateral. Semakin besar GDP negara eksportir maka semakin besar pula
kemampuan produksinya sehingga ekspor meningkat.Variabel jarak memiliki
hubungan yang negatif terhadap perdagangan bilateral karena ketika jarak
semakin jauh maka biaya transportasi akan semakin meningkat. Populasi mitra
dagang memiliki hubungan yang positif dengan perdagangan bilateral yang
menunjukkan besarnya populasi negara mitra dagang dapat memengaruhi
besarnya potensi pasar yang besar.
Amponsah dan Ofori-Boadu (2007) dalam penelitiannya mengenai faktorfaktor yang memengaruhi perdagangan tekstil dan pakaian jadi Amerika Serikat
menggunakan data tahun 1989 hingga 2003 dan data 13 negara eksportir.
Penelitiannya menggunakan pendekatan gravity model. Hasil penelitian
menunjukkan impor komoditi tekstil dan pakaian jadi Amerika Serikat
dipengaruhi oleh GDP eksportir dan Amerika Serikat, GDP per kapita eksportir
dan Amerika Serikat, nilai tukar negara importir terhadap US$, price deflator
importir dan Amerika Serikat, dan jarak geografis.
Siahaan (2008) dalam penelitiannya mengenai aliran perdagangan tekstil
dan produk tekstil intra ASEAN menggunakan data tahun 2002-2006 dengan
pendekatan gravity model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang
memengaruhi aliran perdagangan intra-ASEAN adalah GDP negara asal dan
tujuan, populasi negara asal, jarak ekonomi, tarif dan kesamaan bahasa.
Sedangkan nilai tukar riil dan populasi negara tujuan tidak memengaruhi
perdagangan TPT secara signifikan.
Arianti dan Lubis (2011) melakukan penelitian mengenai analisis daya saing
dan kesiapan Indonesia dalam rangka integrasi ASEAN : studi kasus
Automotives, rubber based, dan agro based products menggunakan RCA, IIT,
gravity model. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel yang
memengaruhi ekspor negara tujuan adalah GDP Indonesia dan negara tujuan, FDI,
jarak ibukota.
Faustino (2008) dan Rachmawati (2008), melakukan penelitian mengenai
analisis tentang pengaruh pertumbuhan produksi industri mobil (sebagai proxy
skala ekonomi) terhadap probabililtas perdagangan bilateral ntra-industri antara
Indonesia dan Thailand. Penelitian ini mencoba untuk mengeksplorasi lebih dalam
terkait variabel IIT dalam pemetaan daya saing (baik RCA maupun RCAB).
Menganalisi bahwa IIT total, Vertical IIT (VIIT) dan Horizontal IIT (HIIT)
memiliki hubungan korelasi yang menyerupai kurva inverted U terhadap variabel
RCA. Temuan tersebut membantah hipotesa lama yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan korelasi yang positof antara variabel VIIT dan RCA serta

11
hubungan korelasi yang negatif antara HIIT dan RCA.Temuan dari penelitian ini
adalah pertama, secara signifikan peningkatan produksi terdifferensiasi dari
industri mobil memengaruhi terjadinya perdagangan intra-industri. Kedua, tingkat
populasi di negara Thailand dan Indonesia turut memengaruhi terjadinya intraindustri antar Indonesia dan Thailand. Penelitian ini menemukan bahwa AFTA
tidak memengaruhi perdagangan intra-industri negara Thailand dan Indonesia.
Sebayang (2011), melakukan penelitian mengenai analisis dampak integrasi
ekonomi asean terhadap perdagangan Indonesia pada sektor kendaraan roda
empat. menggunakan RCA, IIT, gravity model. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa variabel yang memengaruhi ekspor negara tujuan adalah GDP Indonesia
dan negara tujuan, FDI, perdagangan total antara dua Negara dalam current US
dollar.
Pradipta dan Firdaus (2014) dalam penelitiannya mengenai posisi daya
saing dan faktor-faktor yang memengaruhi ekspor buah-buahan Indonesia
menggunakan data tahun 2008 hingga 2012 untuk komoditi buah-buahan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa yang memengaruhi ekspor rambutan Indonesia di
negera tujuan adalah jarak ekonomi, krisis Eropa tahun 2010, GDP interaksi, nilai
tukar rupiah terhadap US$, dan indeks harga konsumen Indonesia. Sedangkan
ekspor komoditi pisang dipengaruhi oleh jarak ekonomi, populasi negara tujuan,
GDP per kapita negara tujuan, dan harga ekspor Indonesia ke negara tujuan.
Berdasarkan pemaparan penelitian terdahulu, berikut merupakan tabel
ringkasan hubungan variabel dependen dengan independen yang akan digunakan
dalam penelitian ini.
Tabel 2 Ringkasan hubungan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
Variabel
Independen
GDP eksportir
GDP importir

Hubungan dengan Variabel Dependen
Positif
Negatif
Tidak Signifikan
Tho (2013)
Do (2006)
Tho (2013)
Do (2006)

Jarak
Nilai tukar

Harga ekspor

Pradipta dan
Firdaus (2014)
Tho (2013)
Rahman (2013)

Pradipta dan
Firdaus (2014)
Margono(2009)
Sumber : Penulis, 2016

Do (2006)

Do (2006)
Arianti dan Lubis (2011)

12
Kerangka Pemikiran
Perdagangan internasional memiliki peran yang sangat penting bagi
perekonomian suatu negara. Ekspor merupakan bagian dari perdagangan
internasional dan salahsatu faktor yang berkontribusi dalam pembentukan GDP
suatu negara.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis
melakukan penelitian untuk melihat daya saing ekspor otomotif Indonesia di
dunia dan di negara-negara tujuan ekspor utama dengan menggunakan metode
Revealed Comparative Advantage (RCA), Export Product Dynamic (EPD) dan
Porter’s Diamond Model, serta menganalisis determinan ekspor otomotif
Indonesia menggunakan metode gravity model. Variabel yang digunakan adalah
volume ekspor otomotif Indonesia, GDP riil Indonesia, dan GDP negara tujuan
ekspor utama, harga ekspor riil otomotif Indonesia ke negara tujuan ekspor utama,
jarak ekonomi, nilai tukar rill dan populasi.
Ekspor otomotif berperan dalam GDP dan industri Indonesia

Perkembangan volume ekspor otomotif Indonesia
periode 2009-2014

Analisis posisi daya saing
ekspor otomotif Indonesia

Metode RCA
Metode EPD
Metode Porter,s Diamond

Identifikasi faktor-faktor yang
memengaruhi ekspor otomotif
Indonesia
Gravity Model
(jarak ekonomi, GDP riil,
nilai tukar riil, harga ekspor,
populasi)

Strategi peningkatan ekspor
otomotif Indonesia
Gambar 4 Kerangka Pemikiran

13
Hipotesis
Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1) Nilai RCA otomotif Indonesia lebih besar dari satu yang berarti otomotif
Indonesia memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata dan berdaya
saing kuat (RCA>1).
2) Posisi pasar otomotif Indonesia berada pada posisi rising star atau
memiliki pangsa pasar ekspor dan produk yang tinggi.
3) GDP riil Indonesia berpengaruh positif terhadap ekspor otomotif
Indonesia, artinya peningkatan GDP riil Indonesia akan meningkatkan
penawaran ekspor otomotif ke negara tujuan ekspor.
4) GDP negara tujuan berpengaruh positif terhadap ekspor otomotif
Indonesia, artinya peningkatan GDP riil negara tujuan akan meningkatkan
permintaan ekspor otomotif Indonesia di negara tujuan.
5) Nilai tukar negara tujuan terhadap US$ diduga berpengaruh negatif,
artinya bila nilai tukar negara tujuan tehadap US$ mengalami depresiasi,
maka akan meningkatkan permintaan ekspor otomotif Indonesia di negara
tujuan.
6) Jarak ekonomi berpengaruh negatif terhadap ekspor otomotif Indonesia ke
negara tujuan, artinya semakin jauh jarak negara tujuan ekspor maka akan
menurunkan ekspor otomotif Indonesia di negara tersebut.
7) Harga ekspor berpengaruh negatif terhadap ekspor otomotif Indonesia ke
negara tujuan, artinya semakin tinggi tingkat harga ekspor akan
mengakibatkan pada penurunan permintaan ekspor.
8) Populasi berpangaruh positif terhadap volume ekspor Indonesia ke negara
tujuan, artinya semakin tinggi populasi akan meningkatkan permintaan
ekspor.

METODE
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder . Periode
waktu yang digunakan adalah enam tahun (2009-2014). Periode waktu tersebut
digunakan dalam metode RCA, EPD, Porter’s Diamond Model, serta Gravity
Model sebagai deret waktu (time series). Data antar individu (cross section) yang
digunakan terdiri dari 8 negara, yaitu Bruneii Darusallam, Cambodia, Malaysia,
Myanmar, Philippines, Singapore, Thailand dan Vietnam.
Jenis data variabel dependen dan independen adalah volume ekspor
otomotif, GDP riil Indonesia, GDP riil negara tujuan ekspor, Nilai tukar rill
negara tujuan terhadap dolar Amerika, jarak ekonomi antara Indonesia dengan
negara tujuan ekspor, harga ekspor otomotif Indonesia ke negara tujuan ekspor
dan populasi. Otomotif yang dianalisis adalah Otomotif kode HS 8703.

14
Tabel 3 Data dan Sumber Data
Jenis Data
Nilai ekspor otomotif HS 8703
Volume ekspor otomotif HS 8703
GDP riil
Nilai tukar riil
Jarak geografis
Harga ekspor otomotif HS 8703
Indeks Harga Konsumen
Indeks Harga Perdagangan Ekspor
Populasi

Sumber
UNComtrade
UNComtrade
Worldbank (diolah)
International Financial Statistics
Timeanddate
UNComtrade (diolah)
UNCTAD
Badan Pusat Statistik
Worldbank

Metode Analisis dan Pengolahan Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitif.
Analisis daya saing menggunakan RCA (Revealed Comparative Advantage) ,
Export Product Dynamic (EPD) dan Porter’s Diamond Model. Analisis ini
meggunakan data dengan periode waktu enam tahun yaitu 2009-2014. Analisis
daya saing dan faktor-faktor yang memengaruhi ekspor otomotif Indonesia ke
negara tujuan utama menggunakan analisis ekonometrik data panel dengan
pendekatan gravity model. Analisis ini menggunakan data deret waktu (time
series) dengan periode enam tahun yaitu 2009-2014 dan data antar individu (cross
section) dengan komponen delapan negara tujuan yaitu Bruneii Darusallam,
Cambodia, Malaysia, Myanmar, Philippines, Singapore, Thailand dan Vietnam.
Data diolah menggunakan Microsoft Excel 2010 dan Eviews 6. Program
Microsoft Excel 2010 digunakan untuk mengolah RCA, EPD dan Porter’s
Diamond Model, sedangkan program Eviews 6 untuk mengolah data panel.
Revealed Comparative Advantages (RCA)
Revealed Comparative Advantage (RCA) digunakan untuk menganalisis
keunggulan komparatif atau daya saing suatu komoditi dalam suatu negara.
Komoditi yang memiliki keunggulan komparatif diasumsikan efisien secara
ekonomi. Teori keunggulan komparatif menyatakan bahwa suatu negara dapat
mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan
biaya yang murah dibandingkan dengan produk lain. Variabel yang diukur adalah
kinerja ekspor suatu produk terhadap nilai total ekspor suatu wilayah yang
kemudian dibandingkan dengan pangsa nilai produk dalam perdagangan dunia.
Jika nilai RCA lebih besar dari satu (RCA>1), maka negara tersebut mempunyai
keunggulan komparatif dalam produknya. Rumus umum menghitung nilai RCA
dijabarkan pada persamaan (1)
RCA =

/ �
/ �

................................................(3)

dimana:
Xij : Nilai ekspor komoditi k Indonesia ke negara j
Xit : Total nilai ekspor Indonesia ke negara j

15
Wj : Nilai ekspor komoditi k dunia ke negara j
Wt : Total nilai ekspor dunia ke negara j
Nilai RCA suatu komoditi menunjukkan dua kemungkinan, yaitu:
1. Jika nilai RCA > 1, maka suatu negara memiliki keunggulan komparatif
diatas rata-rata dunia sehingga komoditi tersebut memiliki daya saing kuat.
2. Jika nilai RCA < 1, maka suatu negara memiliki keunggulan komparatif di
bawah rata-rata dunia sehingga suatu komoditi memiliki daya saing lemah.
Export Product Dynamic (EPD)
Metode analisis EPD digunakan untuk menganalisis dan mengidentifikasi
posisi daya saing suatu komoditi untuk mengetahui apakah komoditi tersebut
kompetitif dan memiliki pertumbuhan yang dinamis. EPD juga mampu
membandingkan kinerja ekspor diantara negara-negara seluruh dunia.
Posisi daya saing suatu komoditas terdiri dari Rising Star, Lost Opportunity,
Falling Star, dan Retreat. Posisi tertinggi atau posisi pasar yang paling ideal
adalah komoditas yang berada pada kondisi Rising Star. Kondisi pasar dengan
penurunan pangsa pasar ekspor yang tidak diharapkan, sehingga kehilangan
kesempatan pangsa ekspor produk yang dihasilkan dalam perdagangan
internasional merupakan kondisi Lost Opportunity. Kondisi dimana terjadi
peningkatan pangsa ekspor, namun tidak diikuti oleh peningkatan permintaan
terhadap produk merupakan kondisi Falling Star. Sedangkan Retreat merupakan
kondisi dimana komoditi suatu negara sudah tidak diinginkan lagi oleh pangsa
pasar, sehingga terjadi pangsa ekspor dan permintaan komoditi yang negatif
(Pradipta 2014). Matriks posisi daya saing metode EPD ditunjukkan pada Gambar
5.

Lost Opportunity

Rising Star

Retreat

Falling Star

Gambar 5 Matriks posisi daya saing
Porter’s Diamond
Daya saing dapat diidentifikasikan dengan produktifitas, yakni tingkat
output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan (Porter 1990).
Keunggulan kompetitif suatu komoditi merupakan keunggulan yang dapat
dikembangkan dengan berbagai usaha (tidak menekankan pada kondisi alami
suatu komoditi). Porter’s Diamond menganalisis faktor-faktor dalam membentuk

16
sistem dan peningkatan keunggulan daya saing. Adapun faktor-faktor utama yang
membentuk daya saing suatu komoditi yakni kondisi faktor, kondisi permintaan,
industri terkait dan penunjang, serta strategi, struktur, dan persaingan perusahaan.
Keempat faktor tersebut didukung oleh peran pemerintah dalam meningkatkan
daya saing otomotif Indonesia. Diagram Porter’s diamond ditunjukkan pada
Gambar 6.
Strategi Perusahaan, Struktur

Peran
Pemerintah

dan Persaingan
Kondisi
Permintaan

Kondisi Faktor

Industri Pendukung dan

Kesempatan

Industri Terkait

Gambar 6 Diagram Porter’s Diamond
Model Gravitasi (Gravity Model)
Model gravitasi merupakan model yang digunakan untuk menganalisis
pola aliran perdagangan bilateral antar negara dalam suatu wilayah. Model ini
menduga perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan interaksi antar negara.
Model yang didasarkan pada konsep gravitasi Newton ini pertama kali digunakan
oleh Jan Timbergen pada tahun 1962 untuk menganalisis aliran perdagangan
internasional. Model gravitasi sesuai dengan perumusan Newton terhadap model
gravitasi fisika yaitu “interaksi antara dua objek adalah sebanding dengan
massanya dan berbanding terbalik dengan jarak masing-masing”.
=





...................................

keterangan:
TFij = volume interaksi antara dua negara (aliran perdagangan)
Mi, Mj = ukuran ekonomi negara asal i dan negara tujuan j
Dij
= jarak kedua negara
G
= konstanta
Persamaan tersebut diubah ke dalam bentuk linier dengan menggunakan
persamaan logaritma sehingga menjadi bentuk umum dari gravity model dengan
TF merupakan trade flow (aliran perdagangan bilateral), Y merupakan GDP
negara i dan negara j yang mencerminkan ukuran ekonomi suatu negara, dan D
merupakan jarak antar kedua negara. Persamaan tersebut sebagai berikut.

17
= ln

+ ln

− ln

dengan ≠ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Aliran perdagangan bilateral ditentukan oleh beberapa variabel, yaitu 1)
variabel-variabel yang mewakili total permintaan potensial negara pengimpor, 2)
variabel-variabel yang mewakili total penawaran potensial negara pengekspor,
dan 3) variabel-variabel pendukung atau penghambat aliran perdagangan antara
negara pengekspor dengan negara pengimpor (Linneman dalam Do 2006).
Variabel yang mewakili total permintaan potensial negara pengimpor dapat
digambarkan oleh GDP negara importir atau GDP per kapita negara importir.
Variabel yang mewakili total penawaran potensial negara pengekspor adalah GDP
negara pengekspor atau GDP per kapita negara pengekspor. Variabel penghambat
atau pendukung dapat digambarkan oleh variabel jarak, nilai tukar, harga, atau
krisis ekonomi.
Estimasi Model
Estimasi model ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural (ln).
Transformasi model dilakukan untuk menghindari model dari bias, permasalahan
normalitas, dan heteroskedastisitas. Estimasi model yang ditransformasi sebagai
berikut.
� �� = β + β �
+β �
+β �

+β � � �
+
β �

+β �
+ εit...................................(6)

dimana:
� ��




� �


εit

β0
βn
it





= Volume otomotif Indonesia ke negara tujuan (unit)
= GDP riil Indonesia (US$)
= GDP riil negara tujuan (US$)
= Tingkat harga ekspor otomotif Indonesia ke negara tujuan
(US$/Unit)
= Nilai tukar rill (US$)
= Jarak ekonomi (Kilometer)
= Populasi j pada tahun ke-t (juta jiwa)
= Random error
= Konstanta (intercept)
= Parameter yang diduga (n=1,2,…,7)
= Cross section dan Time series

Penjelasan variabel-variabel yang digunakan dalam model adalah:
1. Volume ekspor otomotif Indonesia menjadi variabel dependen dalam
model yang dinyatakan dalam unit.
2. GDP riil Indonesia merupakan GDP riil Indonesia dengan tahun dasar
2009 yang dinyatakan dalam US$.
3. GDP riil negara tujuan ekspor merupakan GDP riil negara tujuan ekspor
utama dengan tahun dasar 2009 yang dinyatakan dalam US$.
4. Jarak ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perkalian
jarak geografis antara Indonesia dengan negara tujuan ekspor dengan

18
share GDP riil negara tujuan terhadap total GDP riil negara tujuan. Jarak
ekonomi dinyatakan dalam satuan kilometer.
5. Nilai tukar riil negara tujuan terhadap US$ merupakan nilai tukar riil
dengan tahun dasar 2009 dan dinyatakan dalam masing-masing mata uang
negara tujuan ekspor terhadap US$ (Local Current Unit/US$).
6. Harga ekspor riil otomotif Indonesia didapatkan dari pembagian harga
ekspor otomotif Indonesia dengan Indeks Harga Perdagangan Ekspor
tahun dasar 2009 yang dinyatakan dalam satuan US$/unit.
Uji Kesesuaian Model
Sebuah panel data mengkombinasikan data time series dan cross section.
Menurut Baltagi (2004), ada beberapa keuntungan menggunakan panel data di
antaranya:
1. Teknik dalam estimasi panel data dapat menghilangkan heterogenitas eksplisit.
2. Dengan mengkombinasikan time series pada observasi cross section, panel
data lebih informatif, bervariasi dan berkurangnya kolinearitas antar variabel,
derajat kebebasan yang lebih banyak dan lebih efisien.
3. Panel data cocok untuk menganalisis dinamika perubahan karena analisisnya
menggunakan cross section yang diobservasi berulang.
4. Panel data dapat mendeteksi efek yang tidak dapat diobservasi oleh data cross
section murni atau data time series murni.
5. Panel data dapat mempelajari model yang kompleks.
6. Panel data dapat meminimalisasikan bias.
Pemilihan model terbaik
Untuk memperoleh model terbaik maka perlu pengujian statistik, yaitu uji
Chow dan uji Hausman.
1. Uji Chow
Uji Chow atau uji F statistik merupakan pengujian statistik untuk memilih
model apa yang akan digunakan. Hipotesisnya adalah:
H0 : model Pooled Least Square (PLS)
H1 : model Fixed Effect
Jika nilai F statistik lebih besar dari F tabel, cukup bukti untuk menolak H0. Hal
ini berarti model yang dipilih adalah model fixed effect.
2. Uji Hausman
Uji Hausman merupakan pengujuan statistik untu