PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

(1)

THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LIQUIDITY, LEVERAGE AND OWNERSHIP STRUCTURE TO DIVIDEND POLICY

Oleh Winda Ari Mulyani

20130410404

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(2)

I

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LIQUIDITY, LEVERAGE AND OWNERSHIP STRUCTURE TO DIVIDEN POLICY

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

Winda Ari Mulyani 20130410404

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

I

ii MOTTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh – sungguh (urusan) yang lain.

Dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap” (QS Al Insyirah 5-8)

“Stay Foolish, Stay Hungry.

(Tetaplah merasa bodoh, agar kita belajar. Tetaplah merasa lapar, agar kita berusaha)” (Steve Jobs)

“Lakukan semua yang ingin kau lakukan, nikmati segala yang ingin kau kerjakan, selagi kau punya waktu, selagi kau punya kesempatan”


(5)

I

iii

kelancaran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Semoga keberhasilan ini bisa menjadi awal yang baik bagi saya untuk meraih cita – cita. Dengan segenap ketulusan hati, skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Bapak ( Minto Waluyo), Ibu (Maryani), Mas Adi, Mas Ipras, Mas Agung, Dua keponakanku yang jagoan ( Danang dan Dwi), Kakak Iparku (Mbak Ningsih (Alm.) dan Mbak Dayi) dan seluruh keluarga besar. Terima kasih atas dukungan, bantuan, motivasi dan banyak hal yang kalian semua berikan kepadaku sampai sejauh ini

2. Teman ter – Cyantik ; Syafira (teman kemana – mana bareng), Rina (teman makan dan jalan bareng), Azizah a.k.a Ijah (teman sosialita dan nyelo bareng). Kalian memang terbaiiikk, semoga silaturahmi kita selalu terjaga ya jeng...

3. Grup Bidadari UMY yang cantik – cantik, Insya Allah semuanya Istri Solehah Idaman Suami... Amiinn...

4. Teman – teman kelas Manajemen J, terima kasih sudah memberikan kenangan manis masa kuliah. See You On Top Guys....!

5. Teman – teman DPS Bu Alien angkatan 2013 ( Sylvi, Atri dan semuanya) semangat... pantang menyerah....

6. Pejuang Skripsi Grup ( Dara ), Semoga terjalin selalu silaturahminya

7. Temen – temen pengurus KOPMA UMY tahun 2014/2015, 2015/2016 dan 2016/2017. Terima kasih atas 3 tahun kebersamaannya, Insya Allah kita akan dipertemukan kembali ketika kita sudah mendapatkan kesuksesan kita masing – masing, Amiinnn...


(6)

I

iv

9. Staff ANDALAN (Administrasi dan Pelaporan) DISPERINDAGKOPTAN Kota Yogyakarta ( Bu Emi, Bu Yeni, Pak Ruri, Pak Tono), terima kasih telah membimbing saya selama magang

10. Teman – teman KKN 16 UMY, Bapak dan Ibu Dukuh Kanigoro. Terima kasih untuk satu bulan yang menyenangkan

11. Ibu dan Bapak Kos Kireina yang sudah bersedia menyewakan tempat berlindung selama ini

12. Perempuan Pencari Hidayah ( Riska dan Tya) semoga terjaga selalu silaturahminya dan cepat mendapatkan hidayah. Terima kasih selama ini telah memberikan perubahan yang positif kepadaku.

13. Uun, Laila, Alfi terima kasih atas dukungannya buat semangat skripsi

14. Buat Noor dan Martha terima kasih sudah mau menjadi temanku sejak aku polos sampe aku jadi polkadot, abstrak dan tak beraturan

15. Almamaterku tercinta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

16. Seluruh pihak yang sudah mendukung saya, yang mungkin tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Semoga semua kebaikan kalian dapat dibalas lebih oleh Allah Amiinn....


(7)

I

v

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN...vi

INTISARI... viii

ABSTRACT...ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI...xii

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN...xvi

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah...5

C. Tujuan penelitian...5

D. Manfaat... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...8

A. Landasan Teori...8

B. Hasil Penelitian Terdahulu...19

C. Hipotesis...23

D. Model Penelitian... 31


(8)

I

vi

A. Obyek Penelitian...32

B. Jenis Data... 32

C. Teknik Pengambilan Sampel... 32

D. Teknik Pengumpulan Data...33

E. Definisi Operasional Variabel...33

F. Uji Hipotesis Dan Analisis Data... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...43

A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian... 43

B. Uji Kualitas Instrumen dan Analisis Data...44

C. Hasil Penelitian ( Uji Hipotesis)... 51

D. Pembahasan (Interpretasi)...58

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ...64

A. Simpulan... 64

B. Saran...65

C. Keterbatasan Penelitian...66

DAFTAR PUSTAKA... 67


(9)

I

vii

Tabel 4.2. Hasil Statistik Deskriptif ...45

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas ...48

Tabel 4.4. Hasil UJi Multikolinieritas …...48

Tabel 4.5. Hasil Uji Heterokedastisitas…...50

Tabel 4.6. Hasil Uji Autokorelas ...51

Tabel 4.7. Hasil Uji Regresi Berganda ...52

Tabel 4.8. Hasil Uji Nilai F ...57


(10)

I

viii

DAFTAR GAMBAR


(11)

I

ix

Lampiran 2. Tabulasi Data Penelitian ...72

Lampiran 3. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...76

Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas ...77

Lampiran 5. Hasil Uji Multikolinieritas...78

Lampiran 6. Hasil Uji Heterokedastisitas...79

Lampiran 7. Hasil Uji Autokolerasi...80


(12)

I


(13)

(14)

(15)

viii INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kebijakan Dividen. Obyek dalam penelitian ini merupakan perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan 2014. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dan didapatkan 113 sampel. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan menggunakan E Views 7.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhada kebijakan dividen. Leverage, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

Kata kunci : Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Kebijakan Dividen


(16)

ix ABSTRACT

This study aimed to examine the effect of profitability, liquidity, leverage and ownership structure to dividend policy. The object of this research are manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange period 2009 to 2014. This study using purposive sampling and obtained 113 sample. Analysis tool used in this study is multiple linier regression with using E Views 7.

The result of this study indicate that profitability has positive and significant influence to dividend policy. Liquidity has negative and significant influence to dividend policy. Leverage, institutional ownership and managerial ownership has no significant effect to dividend policy.

Keyword : Profitability, Liquidity, Leverage, Institutional Ownership, Managerial Ownership and Dividend Policy


(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin berkembangnya iklim investasi di dunia menyebabkan peningkatan investor yang menginginkan untuk menginvestasikan sejumlah uangnya agar mendapatkan keuntungan yang berasal dari investasi tersebut. Salah satu investasi yang paling diminati adalah menanamkan modal pada perusahaan emiten yang tercatat di bursa efek, dimana keuntungan yang didapat dari menanamkan modal juga beragam salah satunya dividen.

Tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan pemiliknya (shareholder) melalui keputusan dan kebijakan investasi, keputusan pendanaan dana, dan keputusan dividen yang tercermin dalam harga saham di pasar modal, jika dilihat dari sudut pandang manajemen. Tujuan ini sering diterjemahkan sebagai suatu usaha untuk memaksimumkan nilai perusahaan (Sari,2012). Salah satu permasalahan yang banyak diperdebatkan adalah kebijakan dividen perusahaan. Dividen merupakan laba yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham dan dibagikan sesuai dengan proporsi saham yang dimiliki para pemegang saham. Jika perusahaan yang mendapatkan keuntungan, membagi keuntungan mereka sebagai dividen, maka jumlah laba ditahan yang dimiliki perusahaan akan berkurang. Hal ini akan berakibat buruk dengan keputusan investasi perusahaan.


(18)

2

Tentunya hal ini akan menjadi masalah yang rumit karena kebijakan dividen sangat penting untuk memenuhi harapan para pemegang saham terhadap dividen, namun disisi lain hal ini tentunya akan berakibat buruk pada pertumbuhan perusahaan. Kebijakan dividen merupakan kebijakan dalam menentukan apakah laba perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham atau akan ditahan sebagai modal untuk investasi perusahaan.

Dengan investasi yang terus membaik perusahaan akan mendapatkan laba yang meningkat. Perusahaan dengan laba yang meningkat cenderung mebagikan dividen dengan jumlah yang tinggi. Jumlah dividen yang tinggi akan mencerminkan terwujudnya keinginan investor akan timbal balik atas dana yang ditanamkan pada perusahaan, maka dengan itu perusahaan harus bisa membuat kebijakan yang optimal, kebijakan yang dapat memenuhi keinginan investor maupun kepentingan perusahaan.

Pertumbuhan perusahaan akan meningkatkan laba yang diterima perusahaan, namun juga akan meningkatkan biaya yang dibutuhkan untuk membiayai investasi perusahaan. Perusahaan perlu mempertimbangkan keputusan dalam membiayai investasi dengan biaya modal sendiri atau biaya dari eksternal berupa hutang. Perusahaan dengan hutang yang tinggi cenderung menglokasikan laba yang diperoleh untuk membayar beban hutang perusahaan sehingga akan mempengaruhi laba bersih yang didapat oleh perusahaan. Hal ini akan mempengaruhi jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham perusahaan.


(19)

Investor juga akan cenderung untuk memilih perusahaan yang mampu menjamin dapat terbayarkannya utang jangka pendek maupun jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan. Hal tersebut akan menjadi pertimbangan para investor sebelum menanamkan modal mereka ke suatu perusahaan. Jika perusahaan tidak dapat membayar beban hutang perusahaan maka perusahaan memiliki resiko kerugian yang tinggi hal ini akan mempengaruhi tingkat dividen yang akan diterima oleh pemegang saham. Dalam hal ini pemegang saham sangat mengharapkan perusahaan dapat memilih investasi dengan tingkat perkembangan yang baik dan menguntungkan, walaupun perusahaan memiliki hutang dengan jumlah yang besar. Perusahaan yang tumbuh juga akan meningkatkan nilai perusahaan di mata para investor, dengan terjaminnya kinerja perusahaan yang terus membaik, baik di masa kini maupun masa mendatang. Pertumbuhan dapat terwujud dengan menggunakan kesempatan investasi yang sebaik – baiknya.

Jumlah dividen yang tinggi merupakan hasil pengelolaan perusahaan yang baik pula. Dalam hal ini, peran pemilik dan eksekutif juga mempengaruhi dalam mengelola perusahaan, sering pemilik dan eksekutif mengalami perbedaan pendapat terkait dengan pengelolaan perusahaan misal, antara pemilik (principal) dan eksekutif (agent) perusahaan. Kedua pihak mungkin memiliki perbedaan preferensi. Pemilik mungkin akan mengharapkan return yang menarik atas investasi mereka, sementara eksekutif perusahaan mungkin mengharapkan keleluasaan dalam menjalankan perusahaan. Pemilik mungkin mengharapkan eksekutif perusahaan tidak


(20)

4

mengambil proyek yang memiliki risiko tinggi agar tidak mengurangi kemungkinan keuntungan mereka, sementara eksekutif perusahaan ingin mengambil proyek berisiko tinggi agar ketika berhasil, mereka akan dihargai pula dengan setimpal ( Dominique, 2013). Jika pengelolaan perusahaan buruk maka akan mempengaruhi kebijakan dividen dimana perbedaan pandangan antara pemilik dan eksekutif akan berimbas pada tidak tentunya aktivitas perusahaan yang akan mempengaruhi laba perusahaan.

Beragam emiten terbagi dalam beberapa sektor yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Salah satunya perusahaan sektor manufaktur yang memiliki tingkat pertumbuhan yang cukup baik. Rata – rata pertumbuhan industri manufaktur sekitar 6% setiap tahunnya menjadikan industri manufaktur sebagai salah satu sektor yang menopang perekonomian nasional (www.tempo.co.id). Hal tersebut yang menjadikan penulis untuk memilih perusahaan manufaktur sebagai sampel dalan penelitian ini.

Berdasarkan penelitian Ahmad dan Wardani (2014) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan likuiditas dan leverage memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen. Ajeng (2015) dalam penelitiannya menyatakan adanya pengaruh positif dan signifikan kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen dan adanya pengaruh negatif signifikan leverage terhadap kebijakan dividen. Penelitian Novella Candra Dewi (2016) menunjukkan hasil penelitian berupa variabel kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan variabel kebijakan hutang


(21)

berpegaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel kebijakan dividen. Variabel profitabilitas dan kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mengambil judul penelitian, “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage dan Sruktur Kepemilikan Terhadap Kebijakan Dividen”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen ?

2. Apakah likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen ?

3. Apakah leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen ?

4. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen ?

5. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen ?

C. Tujuan penelitian

1. Menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen.

2. Menguji dan menganalisis pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen.


(22)

6

3. Menguji dan menganalisis pengaruh leverage terhadap kebijakan dividen.

4. Menguji dan menganilisis pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen.

5. Menguji dan menganalisis pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen.

D. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa : 1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menjelaskan tentang pengaruh kebijakan dividen, profitabilitas, likuiditas, leverage dan struktur kepemilikan serta memberikan informasi tentang perkembangan pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen keuangan. Selain itu, mampu menjadi referensi bagi penelitian – penelitian selanjutnya mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi pemberian dividen.

2. Praktis

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan kepada para manajer tentang kebijakan dividen serta sebagai bahan pertimbangan bagi para manajer dalam menentukan dividen perusahaan berdasarkan permasalahan yang sama. Dengan penelitian


(23)

ini pula diharapkan memberikan manajer solusi yang tepat dalam membuat kebijakan perusahaan.

b. Bagi Investor

Sebagai referensi bagi para investor dalam mempertimbangkan investasi yang akan dilakukan. Peneliti juga berharap penelitian juga dapat memberikan informasi aktivitas perusahaan secara teoritis.


(24)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Teori Dividen

Sebagai pemilik, pemegang saham biasa suatu perusahaan mempunyai suatu hak suara proporsional pada berbagai keputusan penting perusahaan antara lain pada keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ). Pemegang saham bisa memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Apabila perusahaan menghasilkan laba dalam menjalankan bisnisnya, maka sebagian atau seluruh laba dapat dibagikan kepada pemiliknya, yaitu sebagai dividen. Di Indonesia, keputusan pembagian dividen harus memperoleh persetujuan dalam RUPS. Setelah itu perusahaan terbuka akan menyampaikan pengumuman secara resmi jadwal pelaksanaan dan besarnya pembayaran dividen melalui surat kabar dan melaporkan kepada bursa efek yang telah mencatatnya (Tandelilin, 2014).

Kebijakan dividen merupakan kebijakan perusahaan dalam menentukan apakah laba yang didapat akan diberikan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau menahan laba tersebut sebagai laba ditahan yang akan digunakan sebagai investasi perusahaan. Hal itu berlawanan dengan tujuan perusahaan dalam mensejahterakan para pemegang saham. Jika laba digunakan sepenuhnya untuk investasi


(25)

perusahaan maka perusahaan akan menunda pembayaran dividen kepada para pemegang saham.

Miller dan Modigliani (MM) beragumen bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan, sementara argumen lain mengatakan bahwa dividen yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan, dan argumen terakhir mengatakan bahwa dividen yang rendah yang akan meningkatkan perusahaan (Hanafi,2014).

a. Kebijakan Dividen Tidak Relevan

Miller Modigliani mengajukan argumen bahwa kebijakan dividen tidak relevan. Miller dan Modigliani (MM) mengajukan bahwa investor indifferent (sama saja) terhadap kebijakan dividen. MM mengajukan beberapa asumsi berikut ini dalam analisis mereka: 1) Tidak ada pajak atau biaya lainnya. Pelaku pasar tidak bisa

mempengaruhi harga sekuritas. Pasar diasumsikan sempurna (perfect)

2) Semua pelaku pasar mempunyai pengharapan yang sama terhadap investasi, keuntungan, dan dividen di masa mendatang. Pengharapan investor dikatakan homogen

3) Kebijakan investasi ditentukan lebih dahulu, kebijakan dividen tidak mempengaruhi kebijakan investasi ( Hanafi, 2014 ).


(26)

10

Argumen ketidak relevanan kebijakan dividen mengasumsikan pasar yang sempurna dan efisien. Jika pasar tidak sempurna, maka kebijakan dividen akan relevan. Argumen yang menyatakan bahwa kebijakan dividen relevan berangkat dari asumsi ketidaksempurnaan pasar. Di satu sisi, argumen tersebut mengatakan bahwa perusahaan perlu membayar dividen yang tinggi, di sisi lain, argumen tersebut mengatakan sebaliknya, yaitu perusahaan perlu membayar dividen yang rendah. Berikut ini merupakam argumen yang mendukung relevansi dividen (Hanafi,2014) :

1) Dividen Dibayar Tinggi (Bird In The Hand Theory)

Argumen ini mengatakan bahwa pembayaran dividen mengurangi ketidakstian, yang berarti mengurangi resiko yang pada berikutnya mengurangi tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemegang saham. Berikut merupakan argumen yang mendukung argumen pembayaran dividen yang tinggi : a) Mengurangi Ketidakpastian

Dividen yang tinggi akan membantu mengurangi ketidakpastian. Beberapa tipe investor akan menyukai pendapatan saat ini karena dividen diterima saat ini, karena dividen merupakan faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan sedangkan capital gain merupakan faktor yang


(27)

dikendalikan oleh pasar melalui mekanisme penentuan harga saham.

b) Mengurangi konflik keagenan antara manajer dengan pemegang saham.

Argumen lain yang mendukung pembayaran yang tinggi datang dari kerangka teori keagenan (agency theory). Menurut teori tersebut konflik bisa terjadi antar pihak-pihak yang berkaitan di perusahaan.Manajer disewa oleh pemegang saham untuk menjalankan perusahaan agar tujuan pemegang saham (maksimisasi kemakmuran pemegang saham) bisa tercapai, tetapi manajer bisa mempunyai agenda sendiri yang tidak selalu konsisten dengan tujuan pemegang saham. Pembayaran dividen yang tinggi merupakan hal yang diinginkan oleh investor, karena akan mengurangi potensi konflik antara manajer dengan pemegang saham.

c) Efek pajak

Meskipun divden mempunyai pajak efektif yang lebih tinggi dibandingkan dengan capital gain, tetapi dalam beberapa situasi, investor memilih pembayaran dividen yang lebih tinggi karena membayar pajak yang lebih rendah (Hanafi,2014).


(28)

12

2) Dividen Dibayar Rendah

Argumen ini berpendapat sebaiknya dividen dibayarkan rendah. Variabel pajak dan flotation cost mendasari argument tersebut yang dijelaskan sebagai berikut:

a) Efek pajak

Pajak atas capital gain akan efektif jika capital gain tersebut direalisir (yang berarti saham tersebut dijual). Dengan kata lain, pajak efektif atas capital gain bisa ditunda. Sedangkan pajak dividen akan dibayarkan pada saat dividen diterima. Berdasarkan argumen tersebut, dividen seharusnya dibayar rendah, karena akan menghemat pajak.

b) Biaya emisi (Flotation Costs)

Jika perusahaan membayarkan dividend dan kemudian menerbitkan saham, maka perusahaan akan mengeluarkan biaya emisi saham. Biaya modal saham eksternal lebih besar dibandingkan biaya modal internal, karena adanya biaya emisi, biaya transaksi, dan biaya underpricing saham. Karena itu perusahaan akan lebih baik membayarkan dividen rendah sehingga tidak harus menerbitkan saham baru (Hanafi,2014).

Setelah membicarakan kontroversi kebijakan dividen, apakah relevan atau tidak. Terdapat dua isu yang berkaitan dengan isi dividen yaitu isi informasi dividen dan efek klien. Selain itu terdapat teori dividen residual yang menjelaskan


(29)

tentang dividen sisa setelah semua usulan investasi yang menguntungkan habis dibiayai. berikut penjelasan kedua isu tersebut :

a) Isi Informasi Dividen (Information Content of Dividend ), or Signaling, Hypothesis

Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Terdapat argument bahwa dividen meningkatkan nilai perusahaan. Tetapi ada argument lain yang lebih masuk akal. Menurut argument tersebut, dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan (penurunan) harga, tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan harga saham (Hanafi, 2014). Miller – Modigliani (MM) menemukan fakta bahwa perusahaan selalu enggan menurunkan dividen, dan akibatnya, manajer tidak akan menaikkan dividen kecuali kalau mereka mengantisipasi laba yang lebih tinggi, atau sekurang – kurangnya laba yang stabil, di masa mendatang. Oleh karena itu, menurut MM (dan pengamat lainnya), hal ini berati bahwa suatu kenaikan dividen yang lebih besar

daripada yang diperkirakan merupakan “sinyal” bagi investor


(30)

14

laba di masa mendatang, sedangkan penurunan dividen menandakan perkiraan laba yang rendah atau buruk ( Brigham, 1994).

b) Efek Klien (Clientele Effect)

Menurut argumen ini, kebijakan dividen seharusnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan segmen investor tertentu. Kebijakan dividen tertentu akan menarik segmen tertentu kemudian tugas perusahaan (manajer keuangan) adalah melayani segmen tersebut. Kebijakan dividen yang berubah-ubah akan mengacaukan efek klien tersebut, sehingga menyebabkan harga saham berubah.

c) Teori Dividen Residual (Residual Theory of Dividends)

Menurut teori dividen residual, perusahaan menetapkan kebijakan dividen setelah semua investasi yang menguntungkan habis dibiayai. Dengan kata lain, dividen yang dibayarkan merupakan sisa atau residual setelah semua usulan investasi yang menguntungkan habis dibiayai (Hanafi,2014).

2. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari sisi analisis rasio keuangan sebagai tolak ukur dalam membandingkan dua data keuangan yng dapat memberikan pandangan tentang kondisi keuangan perusahaan dengan baik. Analisis rasio dikelompokkan ke dalam lima macam


(31)

kategori yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar. Dalam penelitian ini analisis rasio yang digunakan adalah analisis rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas.

a. Rasio likuiditas

Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). Meskipun rasio ini tidak berbicara masalah solvabilitas (kewajiban jangka panjang), dan biasanya relatif tidak penting dibandingkan rasio solvabilitas, tetapi rasio likuiditas yang jelek dalam jangka panjang juga akan mempengaruhi solvabilitas perusahaan (Hanafi & Abdul, 2009). Rasio likuiditas yang rendah menunjukkan masalah dalam pembayaran jangka pendek perusahaan, namun jika rasio likuiditasnya terlalu tinggi, hal tersebut juga kurang bagus karena menunjukkan dana yang menganggur sehingga dapat mengurangi profitabilitas perusahaan.

b. Rasio Profitabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu (Hanafi & Abdul,2009). Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan atau laba yang dicapai oleh perusahaan


(32)

16

dalam kurun waktu tertentu yang sedang menjalankan operasinya( Eryawan dalam Arifin, 2015).

c. Rasio Solvabilitas

Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Nilai rasioleverage yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan (financial leverage) yang tinggi. Penggunaan financial leverage yang tinggi akan meningkatkan Rentabilitas modal Saham (Return On Equity atau ROE). Resiko perusahaan dengan financial leverage yang tinggi akan semakin tinggi pula. Financial Leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti menggunakan modal sendiri 100%. Penggunaan utang itu sendiri bagi perusahaan mengandung tiga dimensi (1) pemberi kredit akan menitikberatkan pada jaminan atas kredit yang diberikan, (2) dengan menggunakan utang maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan meningkat dan (3) dengan menggunakan utang maka pemilik memperoleh dana dan tidak kehilangan pengendalian perusahaan (Sartono,1998).

3. Teori Agensi (Agency Theory)

Satu hal yang penting dalam manajemen keuangan, bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham yang diterjemahkan sebagai memaksimumkan harga saham.


(33)

Dalam kenyataannya tidak jarang manajer memiliki tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama tersebut. Karena manajer diangkat oleh pemegang saham maka idealnya mereka bertindak yang terbaik bagi para pemegang saham,tetapi dalam praktik sering terjadi konflik. Konflik kepentingan antara agen sering disebut dengan agency problem hubungan antar agen terjadi pada saat satu orang atau lebih – disebut principal- mengangkat satu orang atau lebih orang lain – disebut agen – untuk bertindak atas nama pemberi wewenang dan memberikan kekuasaan dengan pengambilan keputusan ( Santoso, 1998).

Manajer dikontrak oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan agar perusahaan tersebut menghasilkan aliran kas yang bisa meningkatkan nilai perusahaan, yang dengan demikian meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Manajer memiliki agenda sendiri yang tidak selalu konsisten dengan tujuan yang dibebankan oleh pemegang saham. Manajer cenderung mengeluarkan biaya – biaya yang dianggap tidak memberikan keuntungan bagi perusahaan. Untuk memastikan manajer bertindak konsisten dengan tujuan pemegang saham maka pemegang saham dapat melakukan sejumlah tindakan. Tindakan tersebut membutuhkan biaya yang disebut dengan biaya keagenan (agency cost). Biaya keagenan tersebut terdiri dari biaya untuk memonitor manajer dan biaya untuk mengimplementasikan alat kontrol terhadap manajer (Hanafi,2014).


(34)

18

4. Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan merupakan prosentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Pemegang saham memiliki hak atas penghasilan dan aset perusahaan. Pemegang saham juga memiliki hak suara pada berbagai keputusan penting perusahaan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Struktur kepemilikan saham terdiri dari kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Kepemilikan manajerial

Merupakan proporsi pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan ( Marlene (2012) dalam Wati, 2014). Kepemilikan manajerial adalah orang yang memiliki saham dan termasuk dalam struktur organisasi perusahaan dari pihak manajemen yang secara aktif ikut serta dalam pengambilan keputusan perusahaan yang berada dalam jajaran direktur dan komisaris (Dewi, 2016). Kepemilikan saham yang besar oleh manajer praktis akan menjadi pihak yang berkuasa di perusahaan tersebut, karena pemegang saham memiliki insentif yang rendah untuk mengawasi manajer. Manajer dapat memilki agenda yang dapat tidak selalu konsisten dengan tujuan yang diinginkan oleh pemegang saham ( Hanafi, 2014).


(35)

b. Kepemilikan Institusional

Merupakan proporsi pemegang saham yang dimiliki oleh pemilik institusional, seperti perusahaan asuransi, bank, peruahaan investasi, dan kepemilikan lain (Marlene (2012) dalam Wati, 2014). Pemilik institusional merupakan pemilik saham dari pihak luar perusahaan yang tidak termasuk dalam struktur organisasi perusahaan melainkan hanya berperan sebagai pemilik (Wati, 2016). Jika prosentase kepemilikan perusahaan tinggi pemegang saham bisa melakukan sejumlah tindakan untuk memastikan bahwa manajer akan bertindak konsisten dengan tujuan pemegang saham.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Gatot Nadzir Ahmad dan Vina Kusuma Wardani (2014) dengan judul “ The Effect of Fundamental Factor to Dividen Policy : Evidence In Indonesia”. Menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap kebijakan dividen, sedangkan likuiditas dan leverage memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

2. Penelitian Eka Sartika Sari (2012) dengan judul penelitian “ Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Dividend Payout Ratio (DPR)” yang menguji pengaruh faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan Dividend Payout Ratio (DPR) pada


(36)

20

perusahaan manufaktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan institusional mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap DPR.

3. Dalam penelitian yang dilakukan oleh I Gede Yoga Yudiana dan I

Ketut Yadyana (2016) dengan judul “Pengaruh Kepemilikan

Manajerial, Leverage, Investment Opportunity Set dan Profitabilitas

pada Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa. Variabel leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel kebijakan dividen dan variabel profitabilitas berpengaruh positif terhadap variabel kebijakan dividen. 4. Penelitian Doni Kasmon, Hasan Basri dan M Shabri Abd. Majid

(2016) dengan judul penelitian “ Pengaruh Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institusional, Arus Kas Bebas, dan Leverage Keuangan Terhadap Pembayaran Dividen Tunai Pada Saham – Saham Blue Chip (LQ45) Pada Bursa Efek Tahun 2009 -2013”. Menunjukkan hasil variabel kepemilikan institusional dan leverage memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel pembayaran dividen tunai. 5. Hasil penelitian Samsul Arifin dan Nur Fardjih Asyik (2015) dengan

judul penelitian “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Growth Potential,

dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Dividen”. Menunjukkan bahwa kepemilkan manajerial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.


(37)

6. Penelitian Ni Komang Ayu Purnama Sari dan I Gusti Ayu Nyoman

Budiasih (2016) dengan judul “ Pengaruh Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institusional, Free Cash Flow dan Profitabilitas Terhadap

Kebijakan Dividen”. Menunjukkan hasil bahwa variabel kepemilikan

manajerial dan profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel kebijakan dividen.

7. Penelitian Resky D. V. Bansaleng, Parengkuan Tommy dan Ivonne

Saerang (2014) dengan judul “ Pengaruh Kebijakan Hutang, Struktur

Kepemilikan, dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia”. Menunjukkan bahwa variabel leverage berpengaruh negatif signifikan dan variabel profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen.

8. Dalam penelitian Dame Prawira Silaban dan Ni Ketut Purnawati

(2016) yang berjudul “ Pengaruh Profitabilitas, Struktur Kepemilikan,

Pertumbuhan perusahaan dan Efektivitas Perusahaan Terhadap

Kebijakan Dividen “ menunjukkan hasil berupa variabel profitablitas

dan kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap variabel kebijakan dividen.

9. Penelitian oleh Ajeng Bintari Cahya Wati (2014) dengan judul “ Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan

Keputusan Hutang Terhadap Kebijakan Dividen”. Menunjukkan hasil


(38)

22

signifikan terhadap kebijakan dividen dan variabel kebijakan hutang yang dihitung dengan menggunakan Debt to Asset Ratio (DAR) menunjukkan pengaruh negatif signifikan terhadap variabel kebijakan dividen.

10. Penelitian Novella Candra Dewi (2016) dengan judul “ Pengaruh

Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas terhadap Kebijakan

Dividen”. Menunjukkan hasil penelitian berupa variabel kepemilikan

manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan variabel kebijakan hutang berpegaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel kebijakan dividen. Variabel profitabilitas dan kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

11. Penelitian Melisa (2016) dengan judul “ Pengaruh Profitabilitas,

Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan

Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen”. Menunjukkan hasil

penelitian berupa variabel profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan variabel likuiditas dan leverage menujukkan hasil yang negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.

12. Pada penelitian Istiana Wulandari (2015) dengan judul “Pengaruh

Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan


(39)

Dividen”. Menunjukkan hasil penelitian berupa variabel kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

13. Penelitian Komang Ayu Novita Sari dan Luh Komang Sudjarni (2016)

dengan judul “ Pengaruh Likuiditas, Leverage, Pertumbuhan

Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen”.

Menunjukkan hasil bahwa variabel likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen. Variabel profitabiitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

C. Hipotesis

1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan berdasarkan tingkat aset tertentu. Semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Apabila perusahaan menghasilkan laba dalam menjalankan bisnisnya, maka sebagian atau seluruh laba dapat dibagikan kepada pemiliknya, yaitu pemegang saham sebagai dividen ( Tandelilin, 2014). Keuntungan merupakan faktor utama yang menentukan pembagian dividen, jika laba yang diperoleh perusahaan tinggi maka akan meningkatkan jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebaliknya jika perusahaan memperoleh laba yang rendah maka


(40)

24

kemungkinan perusahaan akan mengurangi jumlah laba yang dibagikan sebagai dividen, sebagian besar pemegang saham akan mempertimbangkan keuntungan sebagai tolak ukur dalam menanamkan modalnya kepada suatu perusahaan.Semakin tinggi nilai rasio profitabilitas, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Selain itu sebagian besar pemegang saham lebih memilih mendapatkan dividen sebagai keuntungan yang didapat dari investasi yang mereka lakukan daripada mendapatkan keuntungan lain seperti capital gain hal ini sejalan dengan teori Bird in The Hand.

Tingkat pembagian dividen yang tinggi juga akan memberikan sinyal kepada pemegang saham bahwa keuntungan perusahaan akan meningkat ( Signaling Theory). Hal ini menunjukkan bahwa rasio profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Dalam penelitian ini perhitungan nilai rasio profitabilitas dihitung menggunakan Return On Asset (ROA).

Hasil penelitian Ahmad dan Wardani (2014), Yudiana dan Yadyana (2016), Silaban dan Purnawati (2016), Wulandari (2015), Melisa (2016), Dewi (2016), Bansaleng dkk (2014) dan Sari (2012) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya keuntungan perusahaan akan meningkatkan peluang pemberian dividen yang tinggi. H1 : Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.


(41)

2. Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen

Rasio likuiditas menunjukkan perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar hutang jangka pendeknya, maupun pembayaran dividennya. Semakin tinggi rasio likuiditas semakin kecil risiko kesulitan keuangan dalam memenuhi berbagai kewajiban jangka pendek, sebaliknya jika tingkat rasio likuiditas rendah berarti risiko kesulitan keuangan perusahaan semakin besar. Resiko kesulitan yang besar akan membuat perusahaan lebih berfokus dalam membayar beban dari pada membayar dividen bagi pemegang saham. Sartono (1997) dan Hanafi (2014) menyatakan bahwa likuiditas suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum perusahaan mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Dalam penelitian ini perhitungan yang digunakan yaitu dengan menggunakan Current Ratio (CR). Jika posisi Current Ratio (CR) kuat maka kemampuan untuk membayar dividen adalah besar.

Dalam penelitian Sari (2012) dan Sari dan Sudjarni (2016) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini membuktikan bahwa kenaikan satu persen nilai rasio likuiditas maka akan diikuti dengan meningkatnya pemberian dividen.

H2 : Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.


(42)

26

3. Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen

Leverage adalah rasio dalam mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang (Fahmi, 2014). Jika perusahaan menggunakan hutang, maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan meningkat. Apabila terjadi hal yang sebaliknya maka hutang perusahaan dapat meningkatkan kerugian perusahaan.

Perusahaan akan fokus dalam pembayaran hutang sehingga akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibagikan. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan hutang yang tinggi dapat menurunkan jumlah dividen yang dibayarkan. Dalam penelitian ini variabel leverage dihitung menggunakan Debt To Equity Ratio (DER). Semakin tinggi nilai rasio ini, maka semakin tinggi nilai hutang yang digunakan oleh perusahaan dan akan menurunkan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham.

Pernyataan ini didukung oleh Ahmad dan Wardani (2014), Yudiana dan Yadyana (2016), Kasmon dkk (2016), Bansaleng dkk (2014) dan Sari dan Sudjarni (2016) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini menandakan bahwa perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi akan megurangi pemberian dividen kepada pemegang saham.


(43)

H3 : Leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

4. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Dividen

Kepemilikan manajerial adalah orang yang memiliki saham dan termasuk dalam struktur organisasi perusahaan dari pihak manajemen yang secara aktif ikut serta dalam pengambilan keputusan perusahaan yang berada dalam jajaran direktur dan komisaris (Dewi, 2016). Kebijakan dividen akan melibatkan pihak – pihak yang memiliki kepentingan dan saling bertentanngan.Dalam teori agensi dijelaskan bahwa pihak manajer cenderung memiliki pola perilaku oportunistic ( mendahulukan kepentingan pribadi ) manajer sering bertindak memaksimumkan kepentingannya sendiri dan tidak selaras dengan kepentingan pemegang saham, manajer berusaha untuk meningkatkan laba ditahan perusahaan sementara pemegang saham mengharapkan dividen atas investasi yang mereka lakukan. Ismiyanti dan Hanafi dalam Ambari (2016) mengemukakan bahwa ketika kepemilikan oleh manajer tinggi, maka dividen akan dibayarkan rendah. Semakin banyak saham yang dimiliki oleh manajer akan semakin menurunkan masalah keagenan sehingga membuat dividen tidak perlu dibayarkan pada rasio yang tinggi.

Tingkat masalah keagenan yang rendah akan menurunkan biaya keagenan (agency cost), dimana biaya itu terjadi karena adanya biaya kepengawasan oleh pemegang saham. Biaya keagenan yang menurun akan


(44)

28

meningkatkan laba ditahan perusahaan dan dividen yang akan dibayarkan menjadi rendah.Di sisi lain kepemilikan manajerial yang tinggi juga dapat mengurangi konflik agensi karena tindakan manajer sesuai dengan keinginan pemegang saham dan memberikan kesempatan bagi manajer untuk terlibat dalam kepemilikan saham untuk bertindak lebih berhati – hati karena dalam setiap keputusan yang diambil untuk perusahaan. Manajer juga akan menanggung konsekuensi atas keputusan yang diambil, sehingga manajer akan bertanggung jawab untuk meningkatkan kemakmuran pemegang saham.

Kepemilikan saham oleh manajer yang tinggi akan menyelaraskan tujuan antara pihak manajer dan pihak pemegang saham. Manajer akan mengendalikan kebijakan keuangan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan sebaik mungkin guna kepentingan pemegang saham dan manajer sebagai pemegang saham. Sehingga akan mempengaruhi jumlah dividen yang meningkat. Dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial yang tinggi akan meningkatkan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham.

Hal ini didukung dengan penelitian Arifin dan Asyik (2015), Silaban dan Purnawati (2016), Wati (2014) dan Wulandari (2015) yang menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Hal ini membuktikan bahwa kepemilikan manajerial yang tinggi akan meningkatkan jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham.


(45)

H4 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

5. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Dividen

Kepemilikan institusional merupakan pemilik saham dari pihak luar perusahaan yang tidak termasuk dalam struktur organisasi perusahaan melainkan hanya berperan sebagai pemilik (Wati, 2016).Kepemilikan institusional yang tinggi, maka akan memberikan keleluasan bagi pemegang saham institusional ikut dalam pengambilan keputusan bagi perusahaan. Pemegang saham bisa melakukan sejumlah tindakan untuk memastikan bahwa manajer akan bertindak kosisten dengan tujuan pemegang saham ( Hanafi, 2014). Pengawasan yang dilakukan pemegang saham akan mempengaruhi kinerja manajer agar dana perusahaan dapat terselamatkan dari biaya – biaya investasi yang dianggap tidak perlu. Sehingga manajer menginvestasikan modal perusahaan kepada investasi – investasi yang menguntungkan perusahaan. Sehingga laba yang akan dibagikan sebagai dividen juga meningkat.

Pernyataan diatas menyimpulkan bahwa kepemilikan institusional yang tinggi berpengaruh dalam pemberian dividen dengan jumlah yang tinggi pula. Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Sari (2012) , Dewi (2016) dan Wulandari (2015) yang menyatakan variabel kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif dan signifikan


(46)

30

terhadap variabel kebijakan dividen. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional mempengaruhi tingkat pembayaran dividen.

H5 : Kepemilikan Institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

D. Model Penelitian

H1(+)

H2 (+)

H3 (-)

H4(+)

H5 ( +) Profitabilitas

Likuiditas

Leverage

Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Institusional


(47)

(48)

32

BAB III

METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian

Obyek yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dengan rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah antara tahun 2009 – 2014 perusahaan yang dipilih merupakan perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang membagikan dividen terhadap investornya.

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis data kuantitatif, yang berasal dari data sekunder berupa data arsip perusahaan yang di posting di BEI.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik puposive sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria - kriteria yang dipakai adalah :

1. Perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI secara berturut - turut selama periode 2009 - 2014 ;


(49)

2. Perusahaan manufaktur yang memberikan informasi yang sesuai dengan informasi yang di perlukan dalam penelitian ini ( dividen, total aset, laba bersih, total hutang, dan lain – lain)

3. Perusahaan yang membagikan dividen selama periode 6 tahun yaitu dari tahun 2009 – 2014;

4. Memiliki laporan prosentase kepemilikan institusional;

5. Memiliki laporan prosentase kepemilikan manajerial.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dengan mengumpulkan basis data arsip berupa laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan. Data yang dikumpulkan juga berasal dari jurnal, buku, koran, dan website yang dapat menunjang penelitian ini.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Dependen

Dividen merupakan keuntungan yang dibagikan oleh perusahaan kepada para investornya. Dividen dapat dihitung dengan menggunakan Dividend Payout Ratio ataupun Dividend Per Share. Dalam penelitian ini peneliti memilih menggunakan Dividend Payout Ratio sebagi operasional variabel kebijakan dividen. Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan rasio untuk menghitung laba bersih yang diterima pemegang saham per lembarnya.


(50)

34

Berikut merupakan perhitungan Dividen Payout Ratio ( Hanafi,2014):

2. Profitabilitas sebagai Variabel Independen

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, total aset maupun modal saham tertentu ( Mamduh, 2004 ). Profitabilitas yang tinggi akan memberikan dampak pemberian dividen yang tinggi pula. Dalam perhitungannya rasio profitabilitas dapat dihitung dengan menggunakan Profit Margin, Return On Asset dan Return On Equity. Dalam penelitian ini variabel profitabilitas dihitung dengan menggunakan rasio Return On Assets (ROA). ROA mengukur kemampuan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu ( Hanafi, 2014 ). Berikut merupakan perhitungan ROA ( Hanafi, 2014 ) :

3. Likuiditas Sebagai Variabel Independen

Rasio likuiditas merupakan rasio untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya. Semakin tinggi angka likuiditas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya. Untuk mengukur angka likuiditas dalam penelitan ini, peneliti menggunaka rasio lancar( Current Ratio ). Berikut merupakan perhitungannya ( Hanafi, 2014) :


(51)

4. Leverage Sebagai Variabel Independen

Dalam menghitung leverage peneliti menggunakan DER (Debt To Equity Ratio), rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Nilai rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan (financial leverage) yang tinggi. Resiko perusahaan akan tinggi dengan financial leverage yang tinggi pula. Berikut merupakan perhitungannya (Santoso, 1998) :

5. Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Independen

Nilai kepemilikan manajerial berasal dari prosentase kepemilikan manajemen dalam perusahaan. Apabila tingkat kepemilikan manajerial tinggi maka manajer akan lebih berhati – hati dalam mengambil keputusan, karena manajer juga akan menanggung efek yang ditimbulkan dari keputusan yang diambil. Manajer cenderung akan memilih keputusan yang menguntungkan. Berikut merupakan perhitungannya (Arifin, 2015) :

6. Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Independen

Dalam perhitungannya kepemilikan institusional menggunakan prosentase saham yang dimiliki oleh institusi lain seperti pemerintah,


(52)

36

perusahaan investasi, perusahaan asuransi maupun perusahaan lain. Pengawasan yang dilakukan pemegang saham akan mempengaruhi kinerja manajer agar dana perusahaan dapat terselamatkan dari biaya – biaya yang dianggap tidak perlu. Sehingga perusahaan dapat membayarkan dividen kepada pemegang saham. Berikut merupakan rumus perhitungan kepemilikan institusional (Arifin,2015):

F. Uji Hipotesis Dan Analisis Data

Dalam penelitian ini uji hipotesis yang digunakan adalah uji asumsi klasik, untuk memperoleh nilai estimator sampel yang tidak bias dan efisien dari suatu persamaan multi regresi linier dengan metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square), maka dalam pelaksanaan analisis data harus memenuhi uji asumsi klasik. Sedangkan analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan model persamaan linier berganda.

1. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk memperoleh nilai estimator sampel yang tidak bias dan efisien dari suatu persamaan multi regresi linier dengan metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square), maka dalam pelaksanaan analisis data harus memenuhi asumsi klasik. Berikut merupakan alat uji asumsi klasik yang dilakukan yaitu :


(53)

a. Uji Normalitas

Menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen danvariabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data yang normal atau mendekati normal (Rahmawati dkk, 2014). Untuk menguji apakah model regresi berdistrbusi normal atau tidak, dalam penelitian in digunakan analisis grafik dan menggunkan analisis statistik. Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan jika tidak hati – hati, secara visual terlihat normal, namun secara statistik hal tersebut bisa terjadi sebaliknya. Pengujian uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Histogram – Normality Test. Analisis uji ini dengan membandingkan nilai Jarque Bera dan nilai probabilitas Jarque Bera dengan nilai x2 tabel. Jika nilai Jarque Bera kurang dari 2 ( J-B < 2), maka tidak terjadi normalitas sebaliknya jika nilai Jarque Bera lebih dari 2 (J-B > 2 ), maka terjadi normalitas. Selain itu jika probabilitas Jarque Bera (JB) > 0,05, maka berdistribusi normal. Jika probalitas Jarque Bera (JB) < 0,05, maka berdistribusi tidak normal ( Herawati, 2012).

b. Uji Multikolinieritas

Artinya antara independent variable yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna ( koofisien korelasinya tinggi atau nillainya sama dengan 1). Konsekuensi yang sangat penting bagi


(54)

38

model regresi yang mengandung multikolinieritas adalah bahwa kesalahan standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel independen, tingkat signifikansi yang digunakan untuk menolak hipotesis nol akan semakin besar, dan probabilitas menerima hipotesis yang salah juga akan semakin besar (Algifari,2000). Analisis untuk mengetahui adanya multikolinieritas dalam model penelitian ini, peneliti menggunakan metode Variance Inflation Factor (VIF). Melihat Variance Inflation Factor (VIF) yaitu faktor pertambahan ragam. Apabila VIF kurang dari atau sama dengan 10 maka terjadi multikolinieritas, tetapi jika VIF melebihi 10 maka terjadi multikolinieritas (Rahmawati dkk, 2014).

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi berarti terjadi kolerasi antara anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Penyimpangan ini biasa muncul pada observasi yang menggunakan data time series. Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode pada t-1 (sebelumnya). Jika terjadi kolerasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi (Rahmawati dkk, 2014).

Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya. Lebih jauh lagi, model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada variabel


(55)

independen tertentu (Algifari,2000). Dalam penelitian ini uji autokorelasi di uji denga menggunakan uji Lagrange Multipler(LM test). Uji ini dilihat dari besaran nilai probability Obs*R-squared, jika nilai probability Obs*R-squared < 0,05 maka terjadi autokorelasi namun jika nilai probability Obs*R-squared > 0,05 maka tidak terjadi autokorelasi (Herawati,2012).

d. Uji Hesteroskedastisitas

Heteroskedastisitas artinya varians variabel dalam model tidak sama ( konstan). Konsekuensinya adalah penaksir (estimator) yang tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun sampel besar.walauun penaksir yang diperoleh menggambarkan populasinya ( tidak bias) dan bertambahnya sampel yang digunakan akan mendekati nilai sebenarnya (konsisten) (Agifari,2000).

Untuk menganalisis uji heteroskedastisitas terdapat beberapa cara yaitu dengan metode Park, metode Gletser dan uji White. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menganalisis uji heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan uji Gletser dengan melihat nilai probabilitas signifikansi, apakah lebih dari 5% atau kurang dari 5%. Jika nilai probabilitas signifikasi diatas 5 % maka dapat disimpulkan model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. 2. Analisis Regresi Linier Berganda

Adalah hubungan secara linier antara suatu variabel yang mempengaruhi antara satu variabel independen (x) dengan variabel


(56)

40

dependen (y), atau dalam artian ada variabel yang mempengaruhi dan variabel yang dipengaruhi. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara hubungan antar variabel independen dan variabel dependen apakah positif atau negatif. Regresi linier berganda merupakan analisis regresi dengan hanya ada satu variabel bebas dan terdapat lebih dari satu variabel independen (Rahmawati dkk,2014). Berikut merupakan model penelitian dalam penelitian ini :

+ e Dimana:

DPR : Dividen Payout Ratio e : Standar error

ROA : Return On Assets CR : Current Ratio

DER : Debt to Equity Ratio

MAN : Prosentase Kepemilikan Manajerial INST : Prosentase Kepemilikan Institusional 3. Pengujian Hipotesis

a. Koefisien Determinasi ( R2 )

Mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas ( Rahmawati dkk, 2014). Semakin mendekati nol besarnya koefisien determinasi ( R2 ) suatu


(57)

persamaan regresi, semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika mendekati satu besarnya koefisien determinasi (R2) suatu persamaan regresi, semakin besar pula pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen(Algifari,2000).

b. Uji Signifikan Simultan ( Uji Statistik F )

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama – sama berpengaruh terhadap variabel independen. Pengujian ini dianalisis berdasarkan perbandingan nilai prob. F. Apabila nilai nilai prob. F lebih besar dari tingkat signifikansi sebesar 0,05 maka dapat dikatakan bahwa model penelitian tidak layak, sedangkan jika nilai prob. F lebih kecil dari nilai signifikansi sebesar 0,05 maka model penelitian layak.

c. Uji Signifikan Parameter Individual ( Uji Statistik t )

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing

– masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.

Hipotesis yang diuji sebagai berikut :

Ho : tidak adanya pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.

Ha : adanya pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.


(58)

42

Kriteria pengujian yang dilakukan oleh peneliti di analisis dengan menggunakan kriteria signifikansi sebagai berikut :

1. Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima, maka secara individual variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak, maka seara individual variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.


(59)

43 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2009 – 2014. Adapun proses pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel

Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah Perusahaan yang tercatat di

BEI berturut – turut selama periode 2009 – 2014

122 122 122 122 122 122 732

Tidak menyajikan informasi data yang diperlukan dalam penelitian

( rugi, mata uang asing, tidak ditemukan data)

(37) (24) (29) (26) (45) (44) (205)

Tidak membagikan dividen (46) (48) (42) (47) (29) (31) (243) Tidk memberikan

informasi kepemilikan saham ( manajerial atau

institusional )

(18) (28) (28) (27) (25) (26) (152)

Outlier (2) (4) (3) (3) (3) (4) (19)

Data untuk dianalisis 19 18 20 19 20 17 113


(60)

44

44

Perusahaan dipilih dengan menggunkan metode purposive judgement sampling berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan proses seleksi sampel yang dilakukan, diperoleh 113 perusahaan yang termasuk perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel. Data penelitian diperoleh dari laporan tahunan perusahaan, laporan keuangan tahunan perusahaan yang di unduh pada situs web resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id, serta berbagai sumber yang mendukung penelitian ini.

B. Uji Kualitas Instrumen dan Analisis Data 1. Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran statistik data variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang diambil dalam penelitian ini dimulai dari periode tahun 2009 – 2014. Adapun variabel yang dugunakan dalam penelitian ini meliputi : Kebijakan Dividen (DPR), Profitabilitas (ROA), Likuiditas (CR), Leverage ( DER), Kepemilikan Manajerial (MAN) dan Kepemilikan Institusional (INST). Berikut merupakan deskripsi masing – masing variabel yang digunakan :


(61)

45 Tabel 4.2

Hasil Statistik Deskriptif

DPR ROA CR DER MAN INST Mean

0.368040 0.116858 2.761740 0.919508 0.020694 0.687937 Maximum

1.000400 0.406690 10.17416 6.720470 0.179705 0.975860 Minimum

0.006040 0.007410 0.136400 0.012930 0.000000 0.180500 Standar

Deviasi

0.210215 0.088029 2.209512 0.925072 0.039238 0.166044 Observation

113 113 113 113 113 113

Sumber : Hasil analisis data (lampiran 3)

Berdasarkan hasil pengolahan pada data tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah Observation atau jumlah sampel yang valid digunakan dalam penelitian ini sebanyak 113 perusahaan. Variabel kebijakan dividen yang dihitung oleh proksi Dividend Payout Ratio (DPR) dengan membagi nilai dividen per lembar saham dengan laba per lembar saham perusahaan menunjukkan rata – rata sebesar 0,368040, nilai maksimum sebesar 1,000400, nilai minimum sebesar 0.006040 dan nilai standar deviasi sebesar 0,210215.

Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Assets (ROA) dengan membagi laba bersih tahun berjalan dengan jumlah aset perusahaan dalam tabel diatas menunjukkan nilai rata – rata sebesar 0,116858, nilai maksimum sebesar 0,406690 , nlai minimum sebesar 0,007410 dan nilai standar deviasi sebesar 0,088029. Variabel likuiditas yang dihitung dengan proksi Current Ratio (CR) dengan membagi nilai aset lancar dengan nilai hutang lancar


(62)

46

46

perusahaan. Dalam tabel diatas menunjukkan nilai rata – rata 2,761740 serta nilai maksimum dan minimum masing – masing sebesar 10,17416 dan 0,136400 serta nilai standar deviasi sebesar 2,209512.

Variabel leverage yang dihitung dengan proksi Debt to Equity Ratio (DER) dengan perhitungan jumlah hutang dibagi dengan jumlah ekuitas yang dimilki perusahaan. Dalam tabel diatas menunjukkan nilai rata – rata sebesar 0,919508 dan nilai maksimum dan minimum masing – masing sebesar 6,720470 dan 0,012930 serta nilai standar deviasi sebesar 0,925072.

Variabel kepemilikan manajerial (MAN) dalam penelitian ini dihitung dengan membagi jumlah kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen ( komisaris, direksi, manajer dan karyawan ) dengan jumlah saham yang beredar. Dalam tabel diatas menunjukkan nilai rata

– rata sebesar 0,020694 serta nilai maksimum dan minimum masing – masing sebesar 0,179705 dan 0,000000 serta nilai standar deviasi sebesar 0,039238.

Variabel kepemilikan institusional (INST) pada penelitian ini di hitung dengan membagi jumlah kepemilikan oleh institusional ( Perusahaan lain, Bank, Asuransi) dengan jumlah saham yang beredar. Dalam tabel diatas menunjukkan nilai rata – rata sebesar 0,687937 serta nilai maksimum dan minimum masing – masing sebesar 0,975860 dan 0,180500 serta nilai standar deviasi sebesar 0,166044.


(63)

47 2. Uji Asumsi Klasik

Untuk memperoleh nilai estimator sampel yang tidak bias dan efisien dari suatu persamaan multi regresi linier dengan metode kuadrat terkecil biasa ( Ordinary Least Square ), maka dalam pelaksanaan analisis data harus memenuhi uji asumsi klasik. Berikut merupakan hasil pengolahan uji asumsi klasik data dalam penelitian ini :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi yang normal atau tidak. Model regresi yang baik merupakan model regresi yang berdistribusi normal. Pengujian uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Histogram – Normality Test. Analisis uji ini dengan membandingkan nilai Jarque Bera dan nilai probabilitas Jarque Bera dengan nilai x2 tabel. Jika nilai Jarque Bera kurang dari 2 ( J-B < 2), maka tidak terjadi normalitas sebaliknya jika nilai Jarque Bera lebih dari 2 (J-B > 2 ), maka terjadi normalitas. Selain itu jika probabilitas Jarque Bera (JB) > 0,005, maka berdistribusi normal. Jika probalitas Jarque Bera (JB) < 0,005, maka berdistribusi tidak normal.


(64)

48

48

Berikut merupakan hasil uji normalitas dalam penelitian ini:

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas

Jarque Bera 1.466949

Probability 0.480238

Sumber : Hasil analisis data (lampiran 4)

Berdasarkan tabel 4.3 Hasil uji normalitas diperoleh nilai Jarque Bera sebesar 1, 46949 dan nilai probabilitas Jarque Bera sebesar 0.480238 dimana nilai Jarque Bera (J-B) < 2 dan nilai probabilitas Jarque Bera lebih besar dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinieritas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen yang terdapat dalam model penelitian memiliki korelasi antar variabel independen. Terjadi atau tidaknya multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Infation Factor (VIF) . Apabila nilai VIF kurang dari atau sama dengan 10 maka terjadi multikolinieritas, jika nilai VIF lebih dari sepuluh maka terjadi multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut :


(65)

49 Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel VIF Keterangan ROA

1.044355 Tidak Terjadi Multikolinieritas CR

1.332682 Tidak Terjadi Multikolinieritas DER

1.326359 Tidak Terjadi Multikolinieritas MAN

1.120517 Tidak Terjadi Multikolinieritas INST

1.096324 Tidak Terjadi Multikolinieritas

Sumber : Hasil Analisis Data (lampiran 5)

Berdasarkan tabel 4.4 Menunjukkan bahwa nilai VIF dari masing – masing variabel independen yaitu, profitabilitas (ROA), Likuiditas (CR), Leverage (DER), kepemilikan manajerial (MAN) dan kepemilikan institusional (INST) kurang dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak mengalami gejala multikolinieritas.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui bahwa varians dalam model tidak sama. Model regresi yang baik merupakan model yang tidak terkena heterokedastisitas atau homokedastisitas. Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan uji Glejser. Jika nilai probability Obs*R-squared < 0,05 maka model tersebut terkena mengalami asumsi heterokedastisitas, sedangkan jika nilai probability Obs*R-squared > 0,05 maka tidak


(66)

50

50

terjadi heterokedastisitas. Berikut ini merupakan hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini :

Tabel 4.5

Hasil Uji Heterokedastisitas

F-statistic 1.181910 Prob. F(5,107) 0.3229 Obs*R-squared 5.914284 Prob. Chi-Square(5) 0.3146 Scaled explained SS 5.332272 Prob. Chi-Square(5) 0.3767

Sumber : Hasil analisis data ( lampiran 6)

Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa probabilitas Obs*R-squared sebesar 0,3146, maka nilai probabilitas Obs*R-squared > 0,05 sehingga tidak terjadi asumsi heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model terjadi korelasi antara residual (kesalahan pengganggu ) pada periode t dengan residual pada periode t-1 (periode sebelumnya). Dalam penelitian ini uji autokorelasi di uji denga menggunakan uji Lagrange Multipler(LM test). Uji ini dilihat dari besaran nilai probability Obs*R-squared, jika nilai probability Obs*R-squared < 0,05 maka terjadi autokorelasi namun jika nilai probability Obs*R-squared > 0,05 maka tidak terjadi autokorelasi.

Berikut merupakan hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini :


(67)

51 Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

F-statistic 0.029366 Prob. F(2,105) 0.9711

Obs*R-squared 0.063172 Prob. Chi-Square(2) 0.9689 Sumber : Hasil analisis data (lampiran 7)

Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai probability Obs*R-squared sebesar 0,9689. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.

C. Hasil Penelitian ( Uji Hipotesis)

Metode analisis data yang digunakan dalam menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda.

1. Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, Leverage, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen. Uji analisis regresi berganda dalam penelitian ini menggunakan E views 7 yang disajikan pada tabel berikut :


(68)

52

52 Tabel 4.7

Hasil Uji Regresi Berganda

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C

0.215394 0.085511 2.518909 0.0133

ROA

1.267649 0.186464 6.798366 0.0000

CR

-0.033974 0.008392 -4.048457 0.0001

DER

-0.014871 0.019996 -0.743691 0.4587

MAN

-0.041103 0.433305 -0.094860 0.9246

INST

0.164061 0.101284 1.619809 0.1082

Sumber : Hasil analisis data (lampiran 8)

Berdasarkan hasil pengujian regresi pada tabel 4.7 diatas diketahui dapat dibentuk sebuah persamaan sebagai berikut :

DPR = 0,215394 + 1,267649ROA – 0,033974CR – 0,014871DER – 0,041103MAN – 0,164061INST

Keterangan :

DPR = Kebijakan Dividen ROA = Profitabilitas CR = Likuiditas DER = Leverage

MAN = Kepemilikan Manajerial INST = Kepemilikan Institusional

Dari persamaan linier berganda diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :


(69)

53

a. Berdasarkan hasil regresi linier berganda diatas dapat dilihat nilai konstanta sebesar 0,215394. Hal ini diindikasikan sebagai nilai DPR dengan tidak dipengaruhi oleh variabel- variabel independen (ROA, CR, DER, MAN, INST).

b. Variabel Profitabilitas (ROA) memiliki koefisien regresi sebesar 1,267649. Nilai koefisien tersebut positif menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Hal ini menggambarkan bahwa setiap kenaikan 1% variabel profitabilitas, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkan kebijakan dividen sebesar 1,267649.

c. Variabel Likuiditas (CR) memiliki koefisien regresi sebesar -0.033748. Nilai koefisien tersebut negatif terhadap kebijakan dividen hal ini menggambarkan bahwa setiap kenaikan 1% variabel likuiditas, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan kebijakan dividen sebesar – 0,033748.

d. Variabel Leverage (DER) memiliki koefisien regresi sebesar – 0,014871. Nilai koefisien tersebut negatif terhadap kebijakan dividen hal ini menggambarkan bahwa setiap kenaikan 1% variabel leverage, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan kebijakan dividen sebesar – 0,014871.

e. Variabel Kepemilikan Manajerial (MAN) memiliki koefisien regresi sebesar – 0,041103. Nilai koefisien tersebut negatif terhadap kebijakan dividen, hal ini menggambarkan bahwa setiap


(70)

54

54

kenaikan 1% variabel kepemilikan manajerial dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan kebijakan dividen sebesar – 0,041103.

f. Variabel Kepemilikan Institusional (INST) memiliki nilai koefisien sebesar – 0,164061. Hal ini menggambarkan bahwa setiap kenaikan 1% variabel kepemilikan institusional maka akan menurunkan kebijakan dividen sebesar - 0,164061.

2. Uji Nilai Statistik t

Analisis ini dilakukan untuk menguji apakah masing – masing variabel independen secara individual berengaruh terhadap variabel independen. Pada tabel 4.7 dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Uji Hipotesis 1

H1 : Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen

Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan hasil variabel profitabilitas memiliki nilai t sebesar 6,798366 dengan koefisien positif dan nilai probabilitas sebesar 0.0000 yang nilainya lebih kecil dari tingkat signifikansi sebesar 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel ini memilki pengaruh signifikan, dengan ini mendukung hipotesis pertama, yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.


(71)

55 b. Uji Hipotesis 2

H2 : Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel likuiditas memiliki nilai t sebesar -4,048457 dan nilai probabilitas sebesar 0.0001. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai signifikansi sebesar 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel likuiditas memilki pengaruh yang signifikan, dengan ini menolak hipotesis awal yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

c. Uji Hipotesis 3

H3 : Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap Kebijakan Dividen

Pada tabel menunjukkan bahwa variabel leverage memiliki nilai koefisien -0,743691 dan nilai probabilitas sebesar 0,4587. nilai tersebut lebih besar dari nilai sigifikansi sebesar 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel leverage tidak memilki pengaruh, dengan ini menolak hipotesis awal yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

d. Uji Hipotesis 4

H4 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen


(72)

56

56

Pada tabel nilai koefisien variabel kepemilikan manajerial sebesar -0,094860 dan nilai probabilitas sebesar 0,9246, nilai probabilitas tersebut lebih besar dari nilai signifikansi sebesar 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan tidak memiliki pengaruh, dengan ini menolak hipotesis awal yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen.

e. Uji Hipotesis 5

H5 : Kepemilikan Institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel kepemilikan institusional sebesar 1,619809 dan nilai probabilitas sebesar 0.1082, nilai probabilitas tersebut lebih besar dari nilai signifikansi sebesar 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut tidak berpengaruh, dengan ini menolak hipotesis awal yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

3. Uji Nilai F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama – sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila nilai nilai prob. F lebih besar dari tingkat signifikansi sebesar 0,05 maka dapat dikatakan bahwa model penelitian tidak layak, sedangkan jika nilai prob. F lebih kecil dari nilai signifikansi sebesar 0,05


(73)

57

maka model penelitian layak. Dapat diketahui hasil uji nilai F pada penelitian ini sebagai berikut :

Tabel 4.8 Hasil Uji Nilai F

F-statistic 12.85825

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Hasil analisis data (lampiran 6)

Pada tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa nilai prob. (F-statistic) sebesar 0.000000 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan layak untuk menjelaskan pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Dividen.

4. Uji Nilai Koefisien Determinasi (R2)

Uji ini dilakukan untuk menguji seberapa jauh model dalam menerangkan variasi variabel independen. Semakin mendekati nol besarnya koefisien, semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika mendekati satu maka besar pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut merupakan hasil uji nilai koefisien determinasi :


(74)

58

58 Tabel 4.9

Hasil Uji Nilai Determinasi (R2)

R-squared 0.375333

Adjusted R-squared 0.346143

Sumber : Hasil uji analisis (lampiran 6)

Pada tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa sebesar 37,5% variabel Kebijakan Dividen ( DPR ) dipengaruhi oleh variabel independen yaitu Profitabilitas (ROA), Likuiditas (CR), Leverage (DER), Kepemilikan Manajerial (MAN), Kepemilikan Institusional (INST). Sedangkan sisanya yaitu sebesar 62.5% dijelaskan oleh faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi Kebijakan Dividen (DPR).

D. Pembahasan (Interpretasi)

Penelitian ini menguji pengaruh variabel independen berupa Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Dividen. Berikut merupakan pembahasan masing – masing pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen :

1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen

Hipotesis pertama menguji pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen. Hasil analisis menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.


(1)

Hasil Uji Statistik Deskriptif

DPR ROA CR DER MAN INST

Mean 0.368040 0.116858 2.761740 0.919508 0.020694 0.687937

Median 0.351120 0.104190 1.909530 0.617650 0.001419 0.664810

Maximum 1.000400 0.406690 10.17416 6.720470 0.179705 0.975860 Minimum 0.006040 0.007410 0.136400 0.012930 0.000000 0.180500 Std. Dev. 0.210215 0.088029 2.209512 0.925072 0.039238 0.166044 Skewness 1.099606 1.662893 1.633035 2.843124 2.358169 -0.001934 Kurtosis 4.733096 6.281656 4.819818 15.73219 8.464902 2.347182

Jarque-Bera 36.91408 102.7835 65.81757 915.4986 245.3466 2.006626 Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.366663

Sum 41.58852 13.20501 312.0766 103.9044 2.338376 77.73688

Sum Sq. Dev. 4.949327 0.867900 546.7774 95.84495 0.172441 3.087907


(2)

Hasil Uji Normalitas

0 2 4 6 8 10

-0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4

Series: Residuals Sample 1 113 Observations 113 Mean -2.55e-17

Median 0.004051

Maximum 0.413888

Minimum -0.382875

Std. Dev. 0.166145 Skewness -0.011322 Kurtosis 2.442280 Jarque-Bera 1.466949 Probability 0.480238


(3)

Hasil Uji Multikolinieritas

Variance Inflation Factors Date: 03/21/17 Time: 23:19 Sample: 1 113

Included observations: 113

Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF

C 0.007312 28.59625 NA

ROA 0.034769 2.901207 1.044355

CR 7.04E-05 3.433362 1.332682

DER 0.000400 2.648509 1.326359

MAN 0.187754 1.434950 1.120517


(4)

Hasil Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 1.181910 Prob. F(5,107) 0.3229

Obs*R-squared 5.914284 Prob. Chi-Square(5) 0.3146

Scaled explained SS 5.332272 Prob. Chi-Square(5) 0.3767

Test Equation:

Dependent Variable: ARESID Method: Least Squares Date: 03/21/17 Time: 23:23 Sample: 1 113

Included observations: 113

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.053016 0.048964 1.082746 0.2814

ROA 0.196487 0.106771 1.840259 0.0685

CR -0.000185 0.004805 -0.038515 0.9693

DER 0.012059 0.011450 1.053158 0.2946

MAN 0.134981 0.248115 0.544027 0.5876

INST 0.064570 0.057997 1.113334 0.2681

R-squared 0.052339 Mean dependent var 0.133767

Adjusted R-squared 0.008056 S.D. dependent var 0.097729

S.E. of regression 0.097334 Akaike info criterion -1.769699

Sum squared resid 1.013710 Schwarz criterion -1.624882

Log likelihood 105.9880 Hannan-Quinn criter. -1.710934

F-statistic 1.181910 Durbin-Watson stat 1.811106


(5)

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.029366 Prob. F(2,105) 0.9711

Obs*R-squared 0.063172 Prob. Chi-Square(2) 0.9689

Test Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 03/21/17 Time: 23:29 Sample: 1 113

Included observations: 113

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.000797 0.088090 -0.009053 0.9928

ROA 0.000244 0.194977 0.001252 0.9990

CR 0.000108 0.008580 0.012621 0.9900

DER 0.000494 0.020571 0.023992 0.9809

MAN 0.006873 0.438250 0.015682 0.9875

INST -0.000227 0.102410 -0.002219 0.9982

RESID(-1) 0.010666 0.102450 0.104113 0.9173

RESID(-2) -0.021529 0.100425 -0.214382 0.8307

R-squared 0.000559 Mean dependent var -2.55E-17

Adjusted R-squared -0.066070 S.D. dependent var 0.166145 S.E. of regression 0.171546 Akaike info criterion -0.619762

Sum squared resid 3.089953 Schwarz criterion -0.426673

Log likelihood 43.01656 Hannan-Quinn criter. -0.541408

F-statistic 0.008390 Durbin-Watson stat 1.989438


(6)

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Dependent Variable: DPR Method: Least Squares Date: 03/21/17 Time: 23:33 Sample: 1 113

Included observations: 113

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.215394 0.085511 2.518909 0.0133

ROA 1.267649 0.186464 6.798366 0.0000

CR -0.033974 0.008392 -4.048457 0.0001

DER -0.014871 0.019996 -0.743691 0.4587

MAN -0.041103 0.433305 -0.094860 0.9246

INST 0.164061 0.101284 1.619809 0.1082

R-squared 0.375333 Mean dependent var 0.368040

Adjusted R-squared 0.346143 S.D. dependent var 0.210215

S.E. of regression 0.169983 Akaike info criterion -0.654601

Sum squared resid 3.091681 Schwarz criterion -0.509784

Log likelihood 42.98496 Hannan-Quinn criter. -0.595836

F-statistic 12.85825 Durbin-Watson stat 1.967116