PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN SIZE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

(1)

THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LIQUIDITY, LAVERAGE, ACTIVITY AND SIZE OF DIVIDEND POLICY

(Study On Manufacturing Companies Listed In Indonesia Stock Exchange Period 2013-2015 Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas

Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh : Mela Andriani

20130410339

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LIQUIDITY, LAVERAGE, ACTIVITY AND SIZE OF DIVIDEND POLICY

(Study On Manufacturing Companies Listed In Indonesia Stock Exchange Period 2013-2015

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh : Mela Andriani

20130410339

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

DAN SIZE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

(Studi pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2015) THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LIQUIDITY, LAVERAGE,

ACTIVITY AND SIZE OF DIVIDEND POLICY

(Study On Manufacturing Companies Listed In Indonesia Stock Exchange Period 2013-2015

Diajukan Oleh :

Mela Andriani 20130410339

Telah disetujui Dosen Pembimbing

Pembimbing

Lela Hindasah, SE., M. Si. Tanggal ...


(4)

(Studi pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2015) THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LIQUIDITY, LAVERAGE,

ACTIVITY AND SIZE OF DIVIDEND POLICY

(Study On Manufacturing Companies Listed In Indonesia Stock Exchange Period 2013-2015)

Diajukan Oleh : Mela Andriani 20130410339

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tanggal, 22 Desember 2016

Yang terdiri dari

Lela Hindasah, SE., M. Si. Ketua Tim Penguji

Alien Akmalia, S.E., M.Si Iskandar BukhoriS.E., M.Si

Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si NIK.19660604199202 143. 016


(5)

Nomor Mahasiswa : 20130410339

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2015)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta,26 Desember 2016

Materai, 6.000,-


(6)

“Pendidikan merupakan perlengkapan yang baik untuk hari tua “

-Aristoteles-

“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik”

- Everlyn Underhill–

”If You Never Try You’ll Never Know”

-Coldplay-

“Jadilah Seperti karang dilautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,karna hidup hanyalah sekali. Ingat hanya kepada Allah apapun dan dimanapun

kita berada kepada Dia-lah tempat kita meminta dan memohon” -Mela Andriani -

“Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah berjuang. Jika engkau tak

tahan lelahnya belajar, engkau akan menanggung perihnya kebodohan”


(7)

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya karya yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rosulullah Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya yang sederhana ini kepada orang yang kusayangi dan kukasihi, orang yang ada saat suka dan duka.

1. Bapak dan Ibu Tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terimakasih yang tiada terhingga ku persembahkan karya sederhana ini kepada kedua orang tua kandung saya, Ayah Ruslan dan Ibu Rusdiana yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ayah dan Ibu bahagia.

2. Keluarga Besar

Untuk Kakak-kakak ku dan adek-adek ku dan sepupu tante-tante serta paman, khususnya dari keluarga besar H. Masjuman dan Alm. Busran, tiada yang paling mengharukan saat saat kumpul bersama kalian, terimakasih atas doa dan dukungan serta bantuan kalian selama ini, hanya karya yang sederhana ini yang dapat saya persembahkan. Maaf belum


(8)

Terimakasih saya ucapkan untuk segala bantuan, nasihat, dukungan dan pengalaman yang telah bapak dan ibu berikan kepada saya.

4. Sahabat Tercinta

Terimakasih Nunu Nurul yang selalu ada selama berjuang di UMY, ilmu serta kebaikan mu semoga dbalas sama Allah . Teruntuk Upin, Khaulah Rihan, Maylinda terimakasih atas dukungan dan perhatian kalian. Terimakasih atas kebersamaan kita selama ini guys you’re real my bestfriend, semangat untuk kalian semoga kalian lekas menyusul dapat gelar S.E.

5. Manajemen I

Terimakasih tak terhingga untuk kalian semua penghuni kelas I, kita bersama dari maba sampai skripsi ini memisahkan kita tapi yakinlah persahabatan kita akan terjalin untuk selamanya. Semoga kita tetap solid. 6. Mas Riskaha isnan terimakasih atas semangat dan dukunganya,

kesabarannya, sering diajakin piknik buat ngehilangin stress, trimkasih juga udah jadi perawat dadakan selama sakit.

7. Teruntuk keluarga baru KKN 027 UMY, trimakasih canda tawa, semangat,kegilaan kalian semoga kita tetap solid dan semoga sukses semua,luvvyaaaa.


(9)

9. Terimakasih untuk semua pihak yang terlibat dan mendukung saya selama kuliah dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan semuanya. Terimakasih.


(10)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya, yaitu Dividend Payout Ratio . Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2013 - 2015. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan model analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Secara simultan variabel Likuditas, Profitabilitas, Leverage, Aktivitas dan Size bersama- sama memiliki pengaruh signifikan yang terhadap variabel dependen. Sedangkan secara parsial dapat diketahui bahwa variabel Likuditas, Profitabilitas, Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Leverage dan Aktivitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Kata kunci : Likuiditas, Profitabilitas, Leverage, Aktivitas, Size


(11)

it’s dependent variable,

secondary data, that is the annual financial reports of companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) during the period of 2013-2015. The sampling method used in this research is purposive sampling. While, the data analysis model used in this research is multiple regression analysis.

The result of this research shows that variables. Simult aneously variable liquidity, profitability, leverage, activity and size together have a significant influence on the dependent variable. Partially, it can be seen that the variables liquidity, profitability and size have a positive and significant effect on the Dividend Payout Ratio (DPR). The variable leverage and activity has a negative and not significant effect on the Dividend Payout Ratio (DPR).


(12)

SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Dan Size Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi pihak intern dan juga pihak ektern perusahaan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keberlangsungan pertumbuhan perusahaan dan investasi. Selain itu penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan brbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Dr. Nano Prawoto, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis menyelesaikan studi.

2. Ibu Lela Hindasah, SE., M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan dan bimbingan dengan penuh kesabaran selama proses penyelesaian karya tulis ini.

3. Tim penguji yang telah menyediakan waktu untuk menguji dan memberikan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.

4. Segenap Dosen dan Staf pegawai Fakultas Ekonomi atas bantuannya selama ini.


(13)

6. Sepupuku Sundari Utami yang selalu memberikan doa dan support serta selalu menjadi moodboster selama dalam proses penyelesaian skripsi ini. 7. Sahabat tercinta yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,khusunya

Nunu nurul K, terimakasih sudah banyak membantu dan selalu memberikan dukungan dan juga mendengarkan curhatku.

8. Teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, meskipun penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyajikannya. Oleh karena itu, kritik, saran, dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.

Yogyakarta,26 Desember 2016


(14)

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ...iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

INTISARI ...ix

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR ...xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ...xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Batasan Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Landasan Teori ... 10

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 22

C. Hubungan Antar Variabel & Penurunan Hipotesis ... 25

D. Model Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Subyek/Obyek Penelitian ... 33

B. Jenis Data ... 33


(15)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Gambaran Umum Subyek/Obyek Penelitian ... 44

B. Statistik Deskriptif ... 45

C. Uji Analisis Data ... 46

D. Uji Hipotesis ... 50

E. Pembahasan (Interprestasi) ... 53

BAB V SIMPULAN ... 58

A. Simpulan ... 58

B. Keterbatasan Penelitian ... 60

C. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(16)

4.1. Proses Pengambilan Sampel ... 45

4.2. Statistik Deskriptif ... 45

4.3. Hasil Perhitungan Regresi ... 46

4.4. Hasil Uji Normalitas ... 48

4.5. Hasil Uji Multikolinearitas ... 49

4.6. Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson ... 49

4.7. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser ... 50

4.8. Hasil Uji t ... 50

4.9. Hasil Uji F ... 52


(17)

(18)

(19)

signifikan terhadap variabel dependennya, yaitu Dividend Payout Ratio . Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2013 - 2015. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan model analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Secara simultan variabel Likuditas, Profitabilitas, Leverage, Aktivitas dan Size bersama- sama memiliki pengaruh signifikan yang terhadap variabel dependen. Sedangkan secara parsial dapat diketahui bahwa variabel Likuditas, Profitabilitas, Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Leverage dan Aktivitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).


(20)

data, that is the annual financial reports of companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) during the period of 2013-2015. The sampling method used in this research is purposive sampling. While, the data analysis model used in this research is multiple regression analysis.

The result of this research shows that variables. Simult aneously variable liquidity, profitability, leverage, activity and size together have a significant influence on the dependent variable. Partially, it can be seen that the variables liquidity, profitability and size have a positive and significant effect on the Dividend Payout Ratio (DPR). The variable leverage and activity has a negative and not significant effect on the Dividend Payout Ratio (DPR).


(21)

A. Latar Belakang Penelitian

Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi. Di banyak negara, pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan-perusahaan. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan antara pihak yang memiliki dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual-belikan sekuritas, adapun tempat dimana terjadinya jual-beli sekuritas disebut dengan bursa efek.

Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba di tahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan (Nursaada dkk, 2012). Untuk itu, bagi seorang calon investor yang rasional, perhatiannya akan diarahkan pada tingkat pengembalian (return) investasi dan investasi yang dipilih adalah yang menjanjikan return tertinggi dengan risiko tertentu.


(22)

Tingkat pengembalian investasi dapat diprediksi dari laporan keuangan perusahaan tempat dimana investor akan menanamkan sahamnya dengan tujuan melihat prospek keuntungan yang akan didapatkan dimasa yang akan datang, mengetahui perkembangan perusahaan serta mengetahui kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut.

Kebijakan pembayaran dividen mempunyai pengaruh bagi pemegang saham dan perusahaan yang membayar dividen. Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian akan hasil yang diharapkan dari investasi yang mereka lakukan dan juga dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga nilai saham juga dapat meningkat. Disisi lain, perusahaan yang akan membagikan deviden mempunyai beberapa timbangan yaitu untuk membagikan laba dalam bentuk deviden akan mengurangi sumber dana internal nya, sebaliknya jika perusahaan menahan labanya dalam bentuk laba ditahan maka kemampuan pembentukan dana internalnya akan semakin besar yang dapat digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehingga mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap dana eksternal dan sekaligus akan memperkecil resiko perusahaan dan ada faktor lainnya yang berhubungan dengan kebijakan dividen.

Faktor lainnya yang mempengaruhi kebijakan deviden yaitu berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan baik terhadap manajamen perusahaan dan para investor mengenai pertumbuhan dan


(23)

kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu maka perusahaan tersebut akan mampu menetapkan besarnya deviden sesuai dengan harapan pemegang saham dan tentu saja tanpa mengabaikan kepentingan perusahaan untuk tetap sehat dan tumbuh. Rasio keuangan digunakan sebagai variabel penelitian kinerja keuangan karena rasio keuangan merupakan salah satu alat analisis yang diperlukan untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu laba bersih. Laba perusahaan merupakan unsur dasar kebijakan dividen perusahaan. Rasio keuangan merupakan hasil perbandingan pos-pos dalam Laporan Keuangan (financial statement) pada suatu periode tertentu. Empat rasio keuangan yang dipilih sebagai variabel independen dalam penelitian ini didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yang difokuskan pada beberapa faktor financial dan merupakan penggabungan dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian-penelitian terdahulu.

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas tentang pengaruh rasio keuangan terhadap kebijakan dividen yang menggunakan rasio keuangan sebagai variable independenya. Penelitian yang dilakukan Oleh Nursaada dkk (2012) dan penelitian yang dilakukan Eka Putra (2013) rasio likuiditas yang diproksi dengan Current ratio(CR), dan rasio solvabilitas atau leverage yang diproksi dengan Debt to equity ratio(DER) dari penelitian yang dilakukannya menunjukkan bahwa secara parsial variable current ratio dan debt to equity tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan deviden. Hasil


(24)

penelitian tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novita Sari dkk(2015) dalam penelitiannya Likuiditas yang diproksikan dengan current ratio (CR) berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen, semakin besar tingkat likuiditasnya maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untu membayar dividen. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhajir (2016) yang menyatakan bahwa DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan deviden hal tersebut karena perusahaan membayarkan deviden secara teratur dan tidak dipengaruhi oleh besar dan kecilnya hutang perusahaan dan bahkan kenaikan hutang dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam membayar deviden selama penggunaan hutang harus selalu diiringi dengan laba perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammadinah dan Jamil (2015) yang meneliti TATO berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio, semakin besar perputaran aktiva semakin efektif perusahaan mengelola aktivanya. Rasio ini juga menunjukan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal. Hasil penelitian berbeda yang disimpulkan oleh Siswantini (2012) yang berjudul pengaruh analisis rasio keuangan terhadap kebijakan deviden pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011, hasil penelitian rasio aktivitas yang diproksi dengan TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio, rasio perputaran aset yang rendah mengindikasikan pengelolaan aset yang kurang efisien. Strategi bisnis dan produk perusahaan akan sangat mempengaruhi rasio perputaran asset perusahaan.


(25)

Kemampuan manajemen untuk mengendalikan aset merupakan hal yang sangat vital dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa total asset turnover secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio. Ini dikarenakan perputaran dari aset yang dimiliki perusahaan tidak berhasil mendatangkan laba bersih yang maksimal bagi perusahaan.

Hasil penelitian Ericson (2014) ROA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel DPR, semakin besar tingkat profitabilitas yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa perusahaan selalu berusaha meningkatkan citranya yaitu dengan cara setiap peningkatan laba maka akan diikuti pula dengan peningkatan dividen yang dibagikan sehingga juga dapat mendorong peningkatan nilai saham perusahaan. Hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novita Sari dkk (2015) profitabilitas yang diproksi dengan ROA tidak berpengaruh terhadap kebijakan deviden pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Perusahaan yang menghasilkan keuntungan dalam operasionalnya belum tentu akan menggunakan laba tersebut untuk dibagikan sebagai dividen, terutama perusahaan yang merencanakan untuk berinvestasi pada aset di masa depan .

Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014) yang meneliti tentang size berpengaruh positif dan signifikan terhadap devidend payout ratio, perusahaan


(26)

besar lebih cenderung membagikan dividen yang lebih besar dari pada perusahaan kecil, sedangkan perusahaan yang memiliki asset sedikit akan cenderung membagikan dividen yang rendah karena laba dialokasikan pada laba ditahan untuk menambah asset perusahaan. Hal tersebut sejalan dengan Susanto (2013) didalam penelitiannya menyatakan Perusahaan yang besar akan memberikan dividen dalam jumlah yang besar untuk menjaga reputasi perusahaan di mata para investor. Disisi lain, perusahaan yang kecil akan membagikan dividen dalam jumlah yang rendah karena perusahaan tersebut akan menggunakan labanya untuk menambah asetnya. Dipihak lain, Nuringsih (2005) didalam penenlitiannya variabel ukuran perusahaan (firm size) membuktikan pengaruh positif dengan kebijakan dividen, tetapi tidak signifikan. Perusahaan yang memiliki aset besar cenderung membayar dividen besar untuk menjaga reputasi di kalangan investor aktual maupun potensial. Tindakan ini dilakukan untuk memudahkan perusahaan memasuki pasar modal apabila berencana melakukan emisi saham baru.

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, yang menunjukkan hasil yang tidak konsisten, sehingga penting untuk di replikasi dan diteliti kembali pengaruh rasio-rasio keuangan dan size terhadap kebijakan deviden, rasio keuangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rasio profitabilitas yang diproksi dengan Return on asset (ROA), rasio likuiditas yang diproksi dengan current ratio (CR), rasio solvabilitas atau leverage yang diproksi dengan debt to equity ratio(DER), dan rasio aktivitas yang di proksi dengan total assets turn over (TATO) dalam mempengaruhi kebijakan dividen yang diproksi dengan devidend


(27)

payout ratio (DPR). Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini menggunakan data yang up to date periode 2013-2015 dan adapun alasan dipilihnya perusahaan manufaktur pada penelitian ini adalah karena pada perusahaan manufaktur mempunyai potensi dalam mengembangkan produknya secara lebih cepat dengan cara melakukan berbagai inovasi dan cenderung mempunyai ekspansi pasar yang lebih luas di bandingkan perusahaan non manufaktur atau perusahaan jasa. Dapat diketahui bahwa rasio keuangan yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen dengan rasio yang sama namun menggunakan proksi yang berbeda dan hanya sedikit penelitian yang menambahkan rasio aktivitas dengan proksi Total Assets Turn Over sebagai variabel independenya. Selain itu, penelitian ini juga menambahkan variabel size sebagai variable independennya.

B. Batasan Penelitian

Adapun batasan masalah penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data 3 tahun penelitian, yaitu 2013 sampai dengan 2015.

3. Variabel independen yang digunakan yaiyu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan size


(28)

4. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kebijakan deviden

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah rasio likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kebijakan dividen?

2. Apakah rasio profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen?

3. Apakah rasio solvabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen?

4. Apakah rasio aktivitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen?

5. Apakah size berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan deviden?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Menganalisis rasio likuiditas terhadap kebijakan dividen 2. Menganalisis rasio profitabilitas terhadap kebijakan dividen 3. Menganalisis rasio solvabilitas terhadap kebijakan dividen 4. Menganalisis rasio aktivitas terhadap kebijakan dividen


(29)

5. Menganalisis size terhadap kebijakan deviden E. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Kegunaan Secara Teoritis

a) Penelitian ini dapat dijadikan sebagaipenambah keilmuan dan pengetahuan dibidang keuangan kebijakan deviden.

b) Penelitian ini dapat memberikan tambahan literature dan kontribusi pemikiran pada penelitian selanjutnya terutama dalam kaitannya dengan kebijakan deviden pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. 2. Kegunaan Secara Praktis

a) Penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada para manajer mengenai pengelolaan keuangan yang baik sehingga dapat menghasilkan kebijakan deviden yang optimal

b) Penelitian ini dapat bahan pertimbangan para investor dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi yaitu menentukan perusahaan mana yang akan memberikan return yang lebih besar terutama dari sisi deviden.


(30)

A. Landasan Teori 1. Pengertian Dividen

Menurut Sari (2012) dividen merupakan pembagian keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya. Pembagian dividen umumnya didasarkan pada akumulasi laba yaitu laba ditahan/pada pos modal lainnya seperti tambahan modal disetor. Sedangkan devidend payout (pembayaran dividen) merupakan salah satu carauntuk mengembalikan keuntungan perusahaan kepada pemegang saham.

Dividen merupakan bagian laba yang dihasilkan oleh perusahaan, baik berasal dari laba periode saat ini ataupun laba periode sebelumnya yang dibagikan kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah lembar saham yang mereka miliki sebagai hasil dari investasi mereka di perusahaan tersebut dan biasanya dibagikan dalam bentuk uang atau saham (Ericson, 2014).

Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) yaitu perbandingan antara Dividend Per Share (DPS) dengan Earning Per Share (EPS). Tujuan pembagian dividen adalah: a)


(31)

Untuk memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang saham. Hal ini karena sebagian investor menanamkan dananya di pasar modal untuk memperoleh dividen dan tingginya dividen yangdibayarkan akan mempengaruhi harga saham. Para investor percaya bahwa tingginya dividen yang dibayarkan berarti bahwa prospek perusahaan dimasa yang akan datang bagus. b) Untuk menunjukkan likuiditas perusahaan.

Menurut Muhammadinah dan Jamil (2015), dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Laba ditahan (retained earning) adalah bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa yang ditahan oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali (reinvestment) dengan tujuan untuk mengejar pertumbuhan perusahaan. Pembagian dividen dalam bentuk tunai lebih banyak diinginkan investor dari pada dalam bentuk lain, karena pembayaran dividen tunai membantu mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan. Dalam keputusan pembagian deviden, perusahaan harus mempertimbangkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaannya.

Menurut Stice et.,al (2004:902) Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Sementara menurut Skousen et.,al (2001:757) yang dikutip oleh Manurung dan Siregar (2008:3) Dividen


(32)

adalah pendistribusian laba secara proporsional kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya.

Warsono (2003:271) menjelaskan, Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa (earning available for common stockholder) yang dibagikan kepada para pemegang saham. Hanafi (2004), mengemukakan bahwa dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dari keuntungan dari laba perusahaan. Dyckman,et.,al. (2001: 439) menjelaskan bahwa dividen merupakan distribusi laba kepada pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan penerbit.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dividen merupakan bagian laba yang dihasilkan oleh perusahaan, baik berasal dari laba periode saat ini ataupun laba periode sebelumnya yang dibagikan kepada pemegang saham sebagai hasil atas investasi.

Menurut Warsono (2003:275), indikator untuk mengukur kebijakan dividen yang secara luas digunakan ada dua macam, yaitu:

1. Hasil Dividen (Dividend Yield).

Dividend Yield adalah suatu rasio yang menghubungkan dividen yang dibayar dengan harga saham biasa. Dividend Yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total yang dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada. Beberapa investor menggunakan dividend yield sebagai


(33)

suatu ukuran risiko dan sebagai suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha menginvestasikan dananya dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi.

2. Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio/DPR)

DPR merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa. DPR banyak digunakan dalam penilaian sebagai cara pengestimasian dividen untuk periode yang akan datang, sedangkan kebanyakan analis mengestimasikan pertumbuhan dengan menggunakan laba ditahan lebih baik daripada dividen.

Penelitian ini menggunakan Dividend Payout Ratio sebagai indikator kebijakan dividen dikarenakan DPR merupakan kinerja keuangan yang lebih sering digunakan para investor untuk mengetahui hasil dari investasinya dan penggunaannya yang lebih sederhana dibandingkan Dividend Yield.

Dividend Payout ratio adalah persentase dari jumlah pendapatan yang diperoleh yang didistribusikan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas. Dividend Payout Ratio ini ditentukan oleh perusahaan untuk membayar kewajibannya kepada para pemegang saham setiap tahunnya. Ketentuan Dividend Payout Ratio berdasarkan pada besar kecilnya laba setelah pajak. Dividen sebagai pembayaran kepada pemilik perusahaan yang diambil dari keuntungan perusahaan dalam bentuk saham.


(34)

2. Teori Kebijakan Deviden

Teori dividen berkembang terus dan mengalami kemajuan, sampai saat ini ada beberapa teori yang telah dikemukakan, dalam penelitian ini teori yang digunakan yaitu

a. Teori Bird-in-the-hand.

Gordon dan Lintner dalam Hanafi (2004) menyatakan bahwa, biaya modal sendiri (Ks) perusahaan akan naik jika Dividend Payout Ratio (DPR) rendah karena investor lebih suka menerima dividen dibanding capital gain. Karena dividend yield lebih pasti. Gordon dan Litner dalam Hanafi (2004) juga beranggapan investor memandang bahwa satu burung di tangan lebih berharga daripada seribu burung di udara. Artinya, invetor menyukai dividen yang sudah ada di tangan dibandingkan capital gain yang belum tentu akan ada dimasa mendatang atau kedua-duanya tidak diperoleh.

Namun menurut Modigliani dan Miller pendapat Gordon dan Lintner merupakan suatu kesalahan, karena akhirnya investor akan kembali menginvestasikan dividen yang diterima pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki resiko yang hampir sama.

Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan pandangan investor tersebut dalam rangka membagikan dividen. Harapan pembagian dividen sangat dibutuhkannya agar harga saham mengalami kenaikan dan akhirnya memperoleh capital gain.


(35)

b. Signalling theory

Menurut Ross (1997) dalam Hanafi (2004) teori signaling menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar. Dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Agar sinyal tersebut baik maka harus dapat ditangkap pasar dan dipresepsikan baik serta tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang memliki kualitas yang buruk.

Pada dasarnya, perusahaan cenderung meningkatkan dividen jika terdapat tingkat profitabilitas yang tinggi di masa depan dan menurunkan dividen jika manajemen yakin bahwa tidak terdapat cash flows yang dapat mendukung pembayaran dividen. Perubahan pembayaran dividen ini mengandung informasi yang memungkinkan investor merevisi prediksi mereka tentang prospek perusahaan dan akibatnya terjadi penyesuaian harga saham ketika perubahan dividen diumumkan. Di sekitar tanggal pengumuman dividen, peningkatan dividen secara umum menimbulkan abnormal returns yang positif bagi investor.

Hal ini disebabkan karena pada umumnya peningkatan dividen diinterpretasi sebagai sebuah kebijakan yang mengandung informasi baik dalam kaitannya dengan prospek perusahaan di masa mendatang. Namun, peningkatan dividen dapat pula menjadi sinyal negatif bagi investor. Perusahaan yang meningkatkan pembayaran dividen dapat dianggap sebagai perusahaan yang sudah tidak berprospek di masa mendatang. Karena dividen pada dasarnya adalah sisa dana yang dibagikan karena kebutuhan reinvestasi sudah terpenuhi, maka


(36)

dividen yang tinggi dapat mengandung arti tidak adanya investasi yang prospektif di masa mendatang.

3. Teori Keagenan (Agency Theory)

Agency Problem biasanya terjadi antara manajer dan pemegang saham atau antara debtholders dan stockholders. Agency problem potensial untuk terjadi dalam perusahaan dimana manajer memiliki kurang dari seratus persen saham perusahaan. Agency theory menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Hanafi (2004) adalah hubungan antara pemberi kerja (prinsipal) dan penerima tugas (agen) untuk melaksanakan pekerjaan. Dalam manajemen keuangan, hubungan keagenan muncul antara pemegang saham dengan manajer, dan antara pemegang saham dengan kreditor. Karena tidak semua keuntungan akan dapat dinikmati oleh manajer, mereka tidak akan hanya berkonsentrasi pada maksimisasi kemakmuran pemegang saham.

Menurut Hanafi (2004) free-cash flow dalam konteks ini didefinisikan sebagai aliran kas yang tersisa sebaiknya dibagikan kepemegang saham dan pemegang saham sendiri dibiarkan untuk menginvestasikan kelebihan kas tersebut. Tetapi ada kecenderungan manajer ingin menahan sumber daya (termasuk free-cash flow) sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut. Utang dianggap seebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan free-cash flow tersebut.


(37)

Dengan demikian, menurut agency theory para manajer cenderung bertindak untuk mengejar kepentingan mereka sendiri, bukan berdasarkan maksimalisasi nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Hanafi, 2004).

4. Dividend Irrelevance Theory

Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan (aset) maupun biaya modalnya. Penganjur utama Dividend Irrelevance Theory (Teori Ketidakrelevanan Dividen) adalah Melton Miller dan Franco Modigliani (MM). Mereka berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba serta resiko bisnisnya, dengan kata lain, MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan tergantung semata- mata pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi antara dividen dan laba yang ditahan

3. Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden

Salah satu yang mempengaruhi kebijakan deviden yaitu kinerja keuangan. Kinerja merupakan pengukuran prestasi yang dapat dicapai oleh perusahaan yang mencerminkan kondisi kesehatan dari suatu perusahaan pada kurun waktu tertentu. Menurut Muchlis (2000: 44), penilaian kinerja adalah prestasi keuangan yang tergambar dalam laporan keuangan perusahaan yaitu neraca rugi-laba dan kinerja keuangan menggambarkan usaha perusahaan


(38)

(operation income). Profitability suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan asset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Analisis kinerja keuangan ini didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan, serta tercermin dalam laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan Prinsisp Akuntansi yang Berlaku Umum (PABU)“ Untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja keuangan suatu perusahaan, analisis keuangan harus menggunakan tolak ukur. Tolak ukur yang sering digunakan adalah rasio atau indeks yang berhubungan dengan data keuangan yang satu dengan yang lain, sehingga perlu diberikan interpretasi agar lebih mudah memahami kondisi keuangan dan kinerja perusahaan yang diperoleh dari analisis keuangan.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, kinerja keuangan dapat diartikan sebagai ukuran tingkat keberhasilan manajemen perusahaan pada saat tertentu dalam mengelola sumber daya keuangannya. Penilaian kinerja perusahaan dapat menggunakan tolak ukur analisis rasio yang didasarkan prinsip akuntansi yang lazim digunakan. Untuk menilai kinerja perusahaan dari dimensi keuangan dapat diperoleh melalui laporan keuangan dan analisis rasio keuangan yang menunjukkan kekuatan dan kelemahan perusahaan dan sebagai alat prediksi masa depan perusahaan serta menunjukkan tingkat risiko dan peluang usaha.

Laporan keuangan dibuat oleh pihak manajemen perusahaan sebagai pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan atas kinerja yang dicapainya, kepada pemilik


(39)

perusahaan, pihak-pihak yang berkepentingan seperti investor, kreditor, dan pihak-pihak lainnya. Dari laporan keuangan perusahaan tersebut dapat diperoleh informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran kas perusahaan, dan informasi lain yang sangat berkaitan dengan laporan keuangan. Berdasarkan laporan keuangan tersebut dilakukan analisis terhadap kinerja keuangan yang terdiri atas

a. Rasio likuiditas

Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relative terhadap utang lancarnya. Utang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan. Ada beberapa rasio likuiditas yaitu rasio lancar dan rasio quick.

b. Rasio aktivitas

Rasio ini melihat seberapa besar efesiensi penggunaan asset perusahaan. Rasio ini melihat seberapa besar dana tertanam pada asset perusahaan. Ada beberapa rasio aktivitas yang akan dibicarakan: rata-rata umur piutang, perputaran persedian, perputaran aktiva tetap, dan perputaran total aktiva.

c. Rasio solvabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvable adalah perusahaan yang total utangnya lebih besar dibandingkan dengan total asetnya. Rasio ini memfokuskan pada sisi kanan atau kewajiban perusahaan. Ada beberapa macam rasio


(40)

solvabilitas yang bisa dihitung yaitu rasio utang terhadap total asset,rasio times interest earned dan rasio fixed charge coverage.

d. Rasio profitabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Ada tiga rasio yang sering digunakan yaitu profit margin, return on asset (ROA), dan return on equity (ROE).

e. Rasio pasar

Rasio ini memberikan suatu indikasi kepada manajemen mengenai apa yang dipikirkan oleh para investor ekuitas tentang kinerja masa lalu perusahaan dan prospeknya dimasa yang akan datang dapat diukur dengan earning per share (EPS), Equity Per Share (EqPS), Dividend Per Share (DPS), Price to Earning Ratio (PER), Price Book Value (PBV), Dividen Payout Ratio (DPR), Dividend Yield (DY).

f. Size atau ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan ditentukan oleh total aset. Besar kecilnya perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat dipertimbangkan investor dalam melakukan investasi. Perusahaan yang memiliki ukuran besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini perusahaan membayar dividen besar kepada pemegang saham. Sementara perusahaan yang baru dan masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal sehinnga


(41)

kemampuannya untuk mendapatkan modal dan memperoleh pinjaman dari pasar modal juga terbatas. Oleh karena itu maka mereka cenderung untuk menahan labanya guna membiayai operasinya, dan ini berarti dividen yang akan diterima oleh pemegang saham akan semakin kecil.

Menurut Tandelin (2010) ada beberapa faktor-faktor praktis yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan kebijakan deviden .

a. Kesempatan investasi

Semakin besar kesempatan investasi maka deviden yang bisa dibagikan akan semakin sedikit. Akan lebih baik jika dana ditanamkan pada investasi yang menghasilkan NPV yang positif.

b. Profitabilitas dan likuiditas

Perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa mbayar deviden atau meningkatkan deviden. Hal yang sebaliknya akan terjadi jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran deviden adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Untuk menghindari akuisisi, perusahaan tersebut bisa membayarkan deviden, dan sekaligus juga membuat senang pemegang saham.

c. Akses ke pasar keuangan

Jika perusahaan mempunyai akses kepasar kuangan yang baik, perusahaan bisa membayar deviden lebih tinggi. Akses yang baik bisa membantu perusahaan memenuhi kebutuhan likuiditasnya.


(42)

d. Stabilitas pendapatan

Jika pendapatan perusahaan relative stabil, aliran kas dimasa mendatang bisa diperkirakan dengan lebih akurat. Perusahaan semacam itu bisa membayar deviden lebih tinggi. Sebaliknya, jika pendapatan perusahaan tidak stabil, akan membatasi kemampuan perusahaan dalam membayar deviden yang tinggi.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Permasalahan mengenai kebijakan deviden telah banyak diteliti sebelumnya. Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden sudah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Lisa Marlina dan Clara Danica (2009) yang berjudul “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada sektor manufaktur dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan faktor fundamental perusahaan : Rasio likuiditas diproksi oleh Cash Position (CP), rasio leverage diproksi oleh Debt Equity Ratio (DER), rasio profitabilitas diproksi oleh Return On Assets (ROA) sebagai variabel independen, dan variabel terikat diproksi oleh Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio mendasar yang terdiri dari Kas Posisi, Debt to Equity Ratio dan Return on Assets


(43)

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel Cash Position dan Return on Assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen Payout Ratio, tapi Debt to Equity Ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

2. Nursaada (2011) yang berjudul “Analisis Pengaruh Pengaruh Rasio

Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen” . Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh rasio keuangan Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian Secara simultan Return On Equity, Debt to Equity Ratio, dan Current Ratio mempunyai pengaruh yang positif atau signifikan terhadap pembayaran Dividen. Secara parsial menunjukan bahwa variabel Return On Equity berpengaruh signifikan terhadap pembayaran Dividen, variabel Debt to Equity Ratio dan Current Ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembayaran Dividen.

3. Sari (2012) yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Profitabilitas,Pertumbuhan Perusahaan, Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Devidend Payout Ratio”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend


(44)

Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, dan kepemilikan institusional baik secara simultan maupun secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

4. Niken dkk (2014) yang berjudul “ Pengaruh Retrun On Asset, Cash Ratio, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share, Total Asset Turn Over, Size Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013”. Hasil penelitian ini hanya menunjukan hanya variable return on assets memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dividen payout ratio, sementara keempat variabel independen cash ratio , size, debt to equity ratio,earning per share, total assets turn over tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio

5. Novitasari (2015) yang berjudul “Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, RasioSolvabilitas, Dan Rasio Aktivitas Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013”. Variabel rasio likuiditas diproksi dengan current ratio, profitabilitas diproksi dengan return on assets, solvabilitas diproksi dengan debt equity ratio dan aktivitas diproksi dengan total assets turn over. Hasil penelitian ini menunjukan secara simultan variabel CR, ROA, DER dan TATO bersama- sama memiliki pengaruh yang


(45)

signifikan terhadap variabel dependen. Secara parsial current ratio, return on assets, total assets turn over berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio sedangkan debt equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio

6. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dalam penelitian ini variabel yang digunakan sebagai variabel independen adalah Rasio Likuiditas yang diproksi dengan Current Ratio, Rasio Profitabilitas yang diproksi dengan Return On Asset (ROA), Rasio Solvabilitas atau Leverage yang diproksi dengan Debt to Equity Ratio(DER), dan Rasio Aktivitas yang di proksi dengan Total Assets Turn Over (TATO) dengan variabel dependen Kebijakan Dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR).

C. Hubungan Antar Variabel & Penurunan Hipotesis 1. Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebijakan Deviden

Menurut Regina (2010), Likuiditas atau rasio kelancaran adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo. Dalam hal ini para investor memperhatikan tingkat likuiditas perusahaan. Ketika perusahaan mendapatkan dana dari para investor, maka secara langsung tingkat rasio lancar perusahaan akan menurun. Begitu juga sebaliknya, jika perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya, maka rasio lancar pun akan meningkat, maka dapat disimpulkan bahwa semakin likuid suatu perusahaan


(46)

kemungkinan membayar dividen semakin besar juga sehingga hubungan antara likuiditas dengan kebijakan dividen adalah positif. Hal ini juga sejalan dengan Mashiur Rahman (2010) perusahaan-perusahaan dengan lebih banyak likuiditas lebih mungkin untuk membayar deviden dibandingkan dengan perusahaan dengan krisis likuiditas. Bila dikaitkan dengan teori free cash flow dalam Tika Ayu (2015), aliran kas bebas dapat diartikan sebagai kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada investor sesudah terpenuhinya seluruh kebutuhan investasi yang diperlukan untuk menjalankan operasional perusahaan. Jadi. pembayaran dividen lebih bergantung pada arus kas yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Karena deviden merupakan arus kas keluar ,maka pembagiannya tergantung pada kas yang tersedia. Perusahaan yang memiliki kas besar maka menandakan perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang baik. Adanya kas berlebih seharusnya didistribusikan kepada investor dalam bentuk deviden.

Hasil penelitian Iin (2012), Komang Ayu dkk (2014) Semakin tinggi tingkat likuiditas semakin besar pula tingkat kemampuan perusahan untuk membayarkan dividen kepada para pemegang, dalam penelitiannya rasio likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan deviden. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

H1 : Rasio Likuiditas Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap kebijakan deviden


(47)

2. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Kebijakan Deviden

Menurut Komang Ayu dkk (2014), Kebijakan dividen tidak dapat dipisahkan dari profitabilitas karena pembagian dividen sangat tergantung terhadap perolehan laba perusahaan. Laba perusahaan tersebut dapat ditahan sebagai laba ditahan dan dapat juga dibagikan sebagai dviden. Sehingga peningkatan laba bersih perusahaan akan meningkatkan tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan deviden bagi investor. Teori Bird In-The-Hand menyimpulkan bahwa investor akan senang dengan pendapatan pasti berupa deviden daripada berupa capital gain.

Rasio ini memberikan gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan karena pembagian dividen bersumber dari laba yang didapatkan perusahaan setelah memenuhi kewajiban-kewajibannya baik berupa bunga maupun pajak. Menurut Mashiur Rahman (2010) perusahaan yang menguntungkan dengan laba bersih lebih stabil dan arus kas bebas yang lebih besar dan karena itu membayar dividen yang juga lebih besar. Sehingga perusahaan-perusahaan yang memliki keuntungan yang tinggi mampu membayar dividen yang lebih tinggi. Hal tersebut juga akan memberikan sinyal yang positif terhadap investor bahwa perusahaan mempunyai laba yang besar dan mampu membayarkan deviden yang tinggi. Agus sartono dalam Melisa (2016) menyatakan bahwa apabila profitabilitas mengalami peningkatan maka deviden pun akan mengalami peningkatam. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian


(48)

Ericson (2014), Melisa (2016), Novitasari (2015) yang menyatakan profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan deviden.

H2 : Rasio Profitabilitas berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap kebijakan deviden

3. Pengaruh Rasio Leverage Atau Solvabilitas Terhadap Kebiajakan Deviden

Menurut Teori Agency konflik yang potensial terjadi dalam perusahaan besar antara pemegang saham dan pemberi hutang. Kreditur memiliki hak atas sebagian laba yang diperoleh perusahaan dan sebagian aset perusahaan terutama dalam kasus kebangkrutan. Hutang atau leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya (Sartono,2001). Semakin tinggi hasil prosentasenya, cenderung semakin besar risiko keuangannya bagi kreditor maupun pemegang saham.

Dalam penelitian ini, rasio solvabilitas diukur dengan Debt to equity ratio. menurut I gede (2012) Debt to equity ratio (DER) adalah suatu rasio keuangan yang mengindikasikan proporsi hubungan (relativitas) antara hutang dan ekuitas yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan. Menurut Hashim Zameer (2013) utang yang tinggi berarti bahwa perusahaan memiliki beban bunga yang tinggi , yang akan menyebabkan laba bersih yang rendah dan dengan demikian kurang produktif akan tersedia untuk pemegang saham. Jadi,


(49)

memberikan dampak yang kurang baik terhadap perusahaan karena perusahaan harus membayar kewajiban-kewajibannya yang nantinya akan mengurangi keuntungan yang diperoleh dalam perusahaan, sehingga menurunnya keuntungan yang didapat perusahaan akan menyebabkan menurunya pembagian dividen kepada para pemegang saham. Hal ini akan membahayakan perusahaan karena perusahaan terjebak dalam tinggi utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

H3 : Rasio Solvabilitas berpengaruh Negatif dan Signifikan Terhadap kebijakan deviden

4. Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap Kebijakan Deviden

Menurut Nursaada (2012) rasio aktivitas adalah rasio keuangan yang mengukur bagaimana perusahaan mengelola aktiva-aktivanya. Didalam penelitian ini rasio aktivitas diproksi dengan Total Assets Turn Over (TATO). Perputaran total aktiva adalah rasio antara penjualan dengan total aktiva yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan dalam perusahaan. Maka semakin besar perputaran aktiva semakin efektif pula perusahaan mengelola aktivanya. Hal ini sejalan dengan Dividend Irrelevance Theory nilai suatu perusahaan tergantung semata- mata pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya,bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi antara deviden dan laba ditahan. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik dalam


(50)

perusahaan, sebaliknya jika rasionya yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi lagi dalam strategi, pemasaran dan pengeluaran modalnya (investasi). Menurut Kadek diah dan luh gede (2015) perputaran aktiva yang tinggi akan mencerminkan kinerja perusahaan secara finansial. Semakin tinggi perputaran aktiva perusahaan berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam membagikan dividennya. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

H4 = Rasio Aktivitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan deviden

5. Pengaruh size terhadap kebijakan deviden

Ukuran perusahaan merupakan besarnya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Iskandar dan Triswati,2010). Hasil penelitian Handayani dan Hadinugroho (2009) menunjukkan bahwa size berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen karena perusahaan yang memiliki ukuran yang besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini perusahaan membayar dividen dengan jumlah besar kepada pemegang saham. Sementara perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal, sehingga semakin besar ukuran perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan modal eksternal dalam jumlah yan lebih besar terutama dari hutang.


(51)

Ukuran perusahaan merupakan simbol yang berhubungan dengan peluang dan kemampuan untuk masuk ke pasar modal dan jenis pembiayaan eksternal lainnya yang menunjukkan kemampuan meminjam. Hal ini menunjukkaan hubungan, bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula dividen yang akan dibagikan. Didalam penelitian Niken (2014) juga menyatakan perusahaan besar cenderung untuk lebih mature dan mempunyai akses yang lebih mudah dalam pasar modal. Hal tersebut akan mengurangi ketergantungan mereka pada pendanaan internal, sehingga perusahaan besar lebih cenderung membagikan dividen yang lebih besar dari pada perusahaan kecil, sedangkan perusahaan yang memiliki asset sedikit akan cenderung membagikan dividen yang rendah karena laba dialokasikan pada laba ditahan untuk menambah asset perusahaan. Hal itu merupakan sinyal untuk para investor bahwa perusahaan yang berukuran besar mampu membayar deviden yang besar. Sinyal ini dapat berupa promosi dan informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari perusahaan lain terutama perusahaan yang berskala kecil. Perusahaan berskala kecil akan membagikan deviden yang rendah. Hal ini dikarenakan profit dialokasikan pada laba ditahan yang digunakan untuk menambah asset. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

H5 = size berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan deviden


(52)

Adapun model penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel Independen (X)

Variabel Dependen(Y)

Gambar 1. Model Penelitian

R.Likuiditas

Kebijakan deviden (DPR) R.Profitabilitas

R.Solvabilitas

R.Aktivitas


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Obyek/Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui website : www.idx.co.id dan melalui situs situs yang berkaitan.

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan merupakan data laporan keuangan perusahaan manufaktur periode 2013-2015. Data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling dengan kriteria sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Perusahaan manufaktur yang membagikan dividen selama periode 2013-2015 3. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan lengkap berupa laporan


(54)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi bisa didefinisikan sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pencatatan serta mempelajari dokumen atau arsip terkait masalah yang akan diteliti. Data bisa diakses melalui www.idx.co.id dengan periode tahun 2013-2015 yang berbentuk laporan keuangan dan laporan tahunan (annual report)

E. Definisi Operasional Variable Penelitian 1. Variabel Dependen

Dalam penelitian ini kebijakan deviden diproksi dengan DPR. Dividend Payout Ratio adalah perbandingan anatara dividend per share dengan earning per share. DPR merupakan presentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai cash dividend (Riyanto, 2008). Dividen Payout Ratio (DPR) dapat dirumuskan sebagai berikut :

� = ����


(55)

2. Variabel Independen a) Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya, likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan, Agus sartono (2008). Penelitian ini likuiditas perusahaan diukur dengan current ratio. Current ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (current assets) dengan hutang atau kewajiban lancar (current liability). current ratio (CR) dapat dirumuskan sebagai berikut :

� =ℎ � � � ��� � � � �� �� ��

(Hanafi, 2004)

b) Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas adalah mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, Nursaada (2012). Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diproksi kan dengan ROA. Return on assets (ROA) adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil


(56)

diperolehperusahaan dalam menjalankan operasionalnya. ROA dapat dirumuskan sebagai berikut

�� = � �� � � ��� ( Hanafi, 2004)

c) Rasio solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya menurut Hanafi (2004). Rasio solvabilitas dalam penelitian ini diproksi dengan DER. Debt to equity ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang ( I Gede,2012).

DER� = � ℎ � ��� � � � � �� (Hanafi, 2004)

d) Rasio aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang melihat seberapa besar efisiensi penggunaan asset oleh perusahaan menurut Hanafi (2004). Rasio aktivitas dalam penelitian ini diproksi dengan Total Assets Turn Over (TATO). Total


(57)

asset turn over adalah untuk menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba, Agus Sartono (2008). Dalam mencari hubungan antara perputaran aktiva dengan rentabilitas ekonomi, menggunakan perhitungan rasio aktivitas, yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modalnya (Kadek, 2016).

TATO� = � � �� � � ��� (Hanafi, 2004)

e) Size

Ukuran perusahaan atau size menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari besar kecilnya total asset perusahaan,yang diproksikan dengan log of total asset. Logaritma natural of total asset ini digunakan untuk mengurangi perbedaan signifikan antara ukuran perusahaan yang terlalu kecil, maka nilai total asset dibentuk menjadi logaritma natural (Ln Total asset). Logaritma natural ini dibentuk bertujuan untuk membuat data total asset terdistribusi normal, Darmawati (2005) dalam Aini (2016).

Proksi ukuran perusahaan dapat menggunakan natural log total aset. Nilai buku aset total adalah nilai aset total yang tercatat dalam neraca tahun t.


(58)

F. Teknik Analisis Data 1. Analisis data

Pengujian hipotesis dilakukan untuk meneliti pengaruh likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, aktivitas, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan deviden. Pada penelitian ini teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis berganda untuk mengolah dan membahas data yang telah diperoleh serta menguji hipotesis yang diajukan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 15.0 untuk mempermudah perhitungan statistik.

2. Statistik Deskriptif

Analisis statistic deskriptif adalah analisis yang menggambarkan suatu data yang akan dibuat baik sendiri maupun kelompok digunakan untuk megetahui nilai rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi masing masing variabel. Tujuan analisis ini untuk membuat gambaran secara sistematis data yang factual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki atau diteliti ( Riduan dan Sunarto dalam Handayani,2016).


(59)

3. Uji Regresi Linear Berganda

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda, yaitu :

�= + �� + + + + �� Dimana :

Y = kebijakan deviden

a = Konstanta

1− 4= Nilai koefisien yang dicari Lik = likuiditas

Prof = profitabilitas

Sol = solvabilitas

Akt = aktivitas

SIZE= size (ukuran perusahaan)

4. Uji Asumsi Klasik

Menurut Ghozali (2011), Pengujian uji asumsi klasik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang


(60)

digunakan bebas dari kesalahan pengganggu yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Uji asumsi klasik terdiri dari :

a. Uji Normalitas

Ghozali (2009:107) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam modelregresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menghubungkandata sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov. Jika nilai Kolmogrov-smirnov lebih besar dari α = 0,05, maka data normal (Ghozali,2009).

b. Uji Multikolinearitas

Ghozali (2009:25) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam modelregresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel bebas atau independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.


(61)

Apabila terjadi korelasi antara variabel bebas, maka terdapat problem multikolinearitas (multiko) pada model regresi tersebut. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2009) :

1. Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance Pedoman suatu model regresi yang bebas multiko adalah :

Mempunyai angka Tolerance diatas (>) 0,1 Mempunyai nilai VIF di di bawah (<) 10

2. Mengkorelasikan antara variabel independen, apabila memiliki korelasi yang sempurna ( lebih dari 0,5 ), maka terjadi problem multikolinearitas demikian sebaliknya.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu atau tersusun dalam rangkaian ruang. Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terjadi problem autokorelasi (Ghozali, 2009:79).


(62)

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW-test). Uji ini digunakan untukautokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2009). Adanya heteroskedastisitas dalam regresi dapat diketahui dengan menggunakan beberapa cara, salah satunya uji Glesjer. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka indikasi terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2009). Jika signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5 %, maka tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.


(63)

5. Metode Pengujian Hipotesis a. Uji Parsial (t hitung)

Menurut Ghozali (2009) Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel indenpenden terhadap variabel dependen secara parsial atau individu dengan tingkat signifikan α = 5%, yaitu jika t signifikan > α maka H0 diterima dan Ha ditolak dan sebaliknya jika t signifikan < α maka H0 ditolak dan Ha diterima.

b. Uji Simultan (F hitung)

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel indenpenden terhadap variabel dependen secara simultan atau keseluruhan dengan tingkat signifikan α = 5%, yaitu jika F signifikan >α maka H0 diterima dan Ha ditolak dan sebaliknya jika F signifikan <α maka H0ditolak dan Ha diterima.

c. Koefisien Determinasi (R Square)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai R² berada diantara nol sampai dengan satu. Semakin mendekati nilai satu menunjukkan semakin kuatnya kemampuan dalam menjelaskan perubahan variabel bebas terhadap variasi variabel terikat.


(64)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diakses langsung melalui web resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dengan periode pengamatan tahun 2013-2015.

Jenis data pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui laporan tertulis berupa laporan keuangan perusahaan yang terdiri da1ri neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal dan juga dari laporan ringkasan kinerja perusahaan tercatat yang diperoleh dari web resmi Bursa Efek Indonesia.

Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling dengan kriteria sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Perusahaan manufaktur yang membagikan dividen selama periode 2013-2015

3. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan tertulis berupa laporan keuangan perusahaan.


(65)

Dari kriteria tersebut, maka dapat dibuat ke dalam suatu tabel berikut ini Tabel 4.1.

Proses Pemilihan Sampel

Keterangan Tahun

2013 2014 2015

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 131 136 134

Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan (2) (3) (6)

Perusahaan tidak membayarkan dividen (88) (105) (102)

Jumlah sampel 41 28 26

Berdasarkan table 4.1 hasil seleksi seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan pada bab sebelumnya, diperoleh jumlah sampel sebanyak 50 perusahaan dengan data observasi sebanyak 95.

B. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif yang menyajikan nilai maksumum, minimum, rata-rata dan standar deviasi dari variabel-variabel penelitian disajikan pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2. Statistik Deskriptif

Variabel N Min Max Rata-rata Std. Dev

DPR 95 0,002 1,382 0,410 0,282

CR 95 0,510 10,250 2,159 1,458

ROA 95 0,001 0,657 0,103 0,100

DER 95 0,070 3,190 0,900 0,703

TATO 95 0,380 3,650 1,122 0,572

SIZE 95 11,649 19,319 15,508 1,767


(66)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa variabel dividend payout ratio (DPR) memiliki rata-rata sebesar 0,410 dengan standar deviasi 0,282. Current ratio (CR) memiliki rata-rata sebesar 2,159 dengan standar deviasi 1,458. Return on assets (ROA) memiliki rata-rata sebesar 0,103 dengan standar deviasi 0,100. Debt to equity ratio (DER) memiliki rata-rata sebesar 0,900 dengan standar deviasi 0,703. Total assets turn over (TATO) memiliki rata-rata sebesar 1,122 dengan standar deviasi 0,572. Ukuran perusahaan (SIZE) memiliki rata-rata sebesar 15,508 dengan standar deviasi 1,767.

C. Uji Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda untuk menguji pengaruh likuiditas (CR), profitabilitas (ROA), solvabilitas (DER), aktivitas (TATO), dan ukuran perusahaan (SIZE) terhadap kebijakan dividen (DPR).

1. Persamaan Regresi

Hasil perhitungan regresi berganda dengan bantuan program SPSS 15.0 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.3.

Hasil Perhitungan Regresi

Variabel Coef. B t stat Sig. t

Konstanta -0,347 -1,314 0,192

CR 0,045 2,246 0,027

ROA 1,035 3,284 0,001

DER -0,010 -0,243 0,808

TATO 0,024 0,430 0,668

SIZE 0,035 2,216 0,027

Adj R2 0,230

F stat 6,610

Sig. F 0,000


(67)

Hasil perhitungan pada tabel 4.3 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : DPR = -0,347 + 0,045 CR + 1,035 ROA - 0,010 DER + 0,024 TATO

+ 0,035 SIZE + e

Dari persamaan linear berganda diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Nilai konstanta sebesar -0,347 menunjukkan jika variabel bebas likuiditas

(CR), profitabilitas (ROA), solvabilitas (DER), aktivitas (TATO), dan ukuran perusahaan (SIZE) sama dengan nol atau tidak mengalami perubahan, maka dividend payout ratio akan turun sebesar 0,347%.

b. Nilai koefisien b1 = 0,045 berarti apabila variabel bebas yang lain dianggap konstan, peningkatan current ratio (CR) sebesar 1% akan meningkatkan dividend payout ratio sebesar 0,045%.

c. Nilai koefisien b2 = 1,035, berarti apabila variabel bebas yang lain dianggap konstan, peningkatan return on assets (ROA) sebesar 1% akan meningkatkan dividend payout ratio sebesar 1,035%.

d. Nilai koefisien b3 = -0,010, berarti apabila variabel bebas yang lain dianggap konstan, peningkatan debt to equity ratio (DER) sebesar 1% akan menurunkan dividend payout ratio sebesar 0,010%.

e. Nilai koefisien b4 = 0,024, berarti apabila variabel bebas yang lain dianggap konstan, peningkatan total assets turn over (TATO) sebesar 1% akan meningkatkan dividend payout ratio sebesar 0,024%.

f. Nilai koefisien b5 = 0,035, berarti apabila variabel bebas yang lain dianggap konstan, peningkatan ukuran perusahaan (SIZE) sebesar 1% akan meningkatkan dividend payout ratio sebesar 0,035%.


(68)

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda. Adapun tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi linear yang didapatkan memiliki ketetapan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten.

Uji asumsi klasik yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas data menggunakan metode uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (KS) disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas

Z p-value Keterangan One Sample KS 1,278 0,076 Data

berdistribusi normal Sumber: Hasil analisis data.

Tabel 4.4 memperlihatkan nilai p-value yang diperoleh adalah sebesar 0,076 > 0,05, berarti data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Hasil uji multikolinearitas menggunakan metode variance inflation factor (VIF) disajikan pada tabel berikut:


(69)

Tabel 4.5.

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Collinearity Statistics Kesimpulan

Bebas Tolerance VIF

CR 0,771 1,298 Tdk terjadi multikolinearitas

ROA 0,657 1,523 Tdk terjadi multikolinearitas

DER 0,732 1,366 Tdk terjadi multikolinearitas

TATO 0,635 1,574 Tdk terjadi multikolinearitas

SIZE 0,889 1,124 Tdk terjadi multikolinearitas

Sumber: Hasil analisis data

Tabel 4.5 memperlihatkan tidak terdapat variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1. Hasil perhitungan nilai variance inflation factor (VIF) menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.

c. Uji Autokorelasi

Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson statistics disajikan pada tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6. Hasil Uji Autokorelasi

DW dU 4-dU Keterangan

Durbin-Watson

2,148 1,780 2,220 Tidak terdapat masalah autokorelasi Sumber: Hasil analisis data

Hasil pengujian pada tabel 4.6 menunjukkan nilai DW-test pada persamaan regresi sebesar 2,148 berada pada daerah dU < DW < 4-dU, artinya tidak ada autokorelasi negatif maupun positif.

d. Uji Heteroskedastisitas

Ringkasan hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser disajikan pada tabel berikut:


(1)

10173713 16386911 0.621 31741094 26560624 1.195 26560624 17.095 1090438 703508 1.550 1384676 1330259 1.041 1330259 14.101 48709933 43121593 1.130 64061947 91831526 0.698 91831526 18.335 64715301 38446703 1.683 41542013 103162005 0.403 103162005 18.452 3772410 23865950 0.158 17798055 27638360 0.644 27638360 17.135 11049774 6109692 1.809 25022913 17159466 1.458 17159466 16.658 524438 1027362 0.510 2662039 1551800 1.715 1551800 14.255 310906 1813485 0.171 800392 2124391 0.377 2124391 14.569 2758131 10938286 0.252 17887464 13696417 1.306 13696417 16.433 184731 454805 0.406 389251 639330 0.609 639330 13.368 168104 473543 0.355 983446 641647 1.533 641647 13.372 10712321 27440798 0.390 26948004 38153119 0.706 38153119 17.457 7425318 4056195 1.831 9116561 11481513 0.794 11481513 16.256


(2)

Lampiran 5. Hasil Output

1.

STASTISTIK DESCRIPTIF

Variabel

N

Min

Max

Rata-rata

Std. Dev

DPR

95

0,002

1,382

0,410

0,282

CR

95

0,510

10,250

2,159

1,458

ROA

95

0,001

0,657

0,103

0,100

DER

95

0,070

3,190

0,900

0,703

TATO

95

0,380

3,650

1,122

0,572

SIZE

95

11,649

19,319

15,508

1,767

2.

REGRESI LINEAR

Variabel

Coef. B

t stat

Sig. t

Konstanta

-0,347

-1,314

0,192

CR

0,045

2,246

0,027

ROA

1,035

3,284

0,001

DER

-0,010

-0,243

0,808

TATO

0,024

0,430

0,668

SIZE

0,035

2,216

0,027

Adj R

2

0,230

F stat

6,610

Sig. F

0,000


(3)

3.

HASIL UJI NORMALITAS DENGAN KOLMOGROV-SMINOV

4.

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

95

.0000000

.24120262

.131

.131

-.056

1.278

.076

N

Mean

Std. Dev iat ion

Normal Parameters

a,b

Absolute

Positiv e

Negativ e

Most Extreme

Dif f erences

Kolmogorov -Smirnov Z

Asy mp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz

ed Residual

Test distribution is Normal.

a.

Calculated f rom data.

b.

Coeffici entsa

-.347 .264 -1.314 .192

.045 .020 .232 2.246 .027 .771 1.298

1.035 .315 .367 3.284 .001 .657 1.523

-.010 .043 -.026 -.243 .808 .732 1.366

.024 .056 .049 .430 .668 .635 1.574

.035 .015 .216 2.252 .027 .889 1.124

(Constant) CR ROA DER TATO SIZE Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta Standardized Coef f icients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: DPR a.


(4)

5.

UJI AUTOKORELASI

6.

UJI HETEROSKEDASITAS

Model Summaryb

.520a .271 .230 .247885 2.148

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate

Durbin-Wat son

Predictors: (Constant), SIZE, CR, ROA, DER, TATO a.

Dependent Variable: DPR b.

Coeffi ci ents

a

.392

.177

2.208

.030

.008

.013

.074

.628

.532

.176

.212

.105

.831

.408

.047

.029

.197

1.642

.104

-.016

.038

-.055

-.427

.671

-.018

.010

-.191

-1.747

.084

(Constant)

CR

ROA

DER

TATO

SI ZE

Model

1

B

St d. Error

Unstandardized

Coef f icients

Beta

St andardized

Coef f icients

t

Sig.

Dependent Variable: ABSE

a.


(5)

7.

HASIL UJI T

Variabel

Coef. B

t stat

Sig. t

Konstanta

-0,347

-1,314

0,192

CR

0,045

2,246

0,027

ROA

1,035

3,284

0,001

DER

-0,010

-0,243

0,808

TATO

0,024

0,430

0,668

SIZE

0,035

2,216

0,027

Adj R

2

0,230

F stat

6,610

Sig. F

0,000

Sumber: Hasil analisis data

8.

HASIL UJI F

ANOVA

b

2.031

5

.406

6.610

.000

a

5.469

89

.061

7.500

94

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Predictors: (Constant), SIZE, CR, ROA, DER, TATO

a.

Dependent Variable: DPR

b.


(6)

9.

HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI

Model Summary

.520

a

.271

.230

.247885

Model

1

R

R Square

Adjusted

R Square

St d. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), SIZE, CR, ROA, DER, TATO

a.