Pengaruh Struktur Kepemilikan, Return on Asset, dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen

(1)

SKRIPSI

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, LEVERAGE DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

MARTINA ROSA DEMAK 130521034

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh struktur kepemilikan, return on asset, dan leverage terhadap kebijakan dividen perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Return on Asset (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER). Variabel dependen adalah Dividend Payout Ratio (DPR). Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 18 perusahaan dari 140 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2014. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan secara parsial bahwa DER memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DPR. Kepemilikan Institusional berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap DPR. ROA memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap DPR. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Return on Asset (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap DPR.

Kata Kunci: Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Return

onAsset (ROA), Debt to Equity Ratio(DER) dan Dividend Payout Ratio.


(3)

ABSTRACT

This research aims to knowing the influence of ownership structure, return on asset, and leverage toward dividend policy listed in Indonesia Stock Exchange of manufacturer in the period 2012-2014. The independent variable in this research consists of the Managerial Ownership, Institutional Ownership, Return on Asset and Debt to Equity Ratio. Dependent variable is Dividend Payout Ratio. The sampling method used was purposive sampling with 18 samples from 140 companies listed on exchange of manufacturer in the period 2012-2014. Data analysis technique used was multiple linier regression. The result of this research indicated partial evaluation Debt to Equity Ratio have a positive influence and significant effect on Dividend Payout Ratio. The Managerial Ownership have a negative influence and insignificant effect on Dividend Payout Ratio. The Institutional Ownership have a positive influence and insignificant effect on Dividend Payout Ratio. Return on Asset have a positive influence and insignificant effect on Dividend Payout Ratio. The result of this research indicated thatsimultaneous the Managerial Ownership, Institutional Ownership, Return on Asset, and Debt to Equity Ratio significantly affectson Dividend Payout Ratio.

Key Words: Managerial Ownership, Institutional Ownership, Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), and Dividend Payout Ratio.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur peneliti sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan kasih-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan pembuatan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Return on Asset, dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen”. Peneliti telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih banyak kepada orang tua tercinta, Ayahanda (Mayfrend Siahaan), Ibunda (Rosline Tambunan), Kakak Tersayang (Florend Anatasyah) dan adik tersayang (Franklin De’Lugo dan Josep Agus Tinus) yang senantiasa mendo’akan dan mendukung serta limpahan kasih sayang yang luar biasa dan atas setiap pengorbanan materi yang tak dapat peneliti sebutkan. Ucapan terima kasih juga diberikan kepada semua pihak yang telah memberi bantuan dan bimbingan, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, M.E, Selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan penulis.

7. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si, selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

9. Seluruh teman-teman Program Studi Manajemen Ekstensi 2013 yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.

Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, Oktober 2015 Peneliti,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... .. ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 7

1.3.Tujuan Penelitian ... 7

1.4.Manfaat Penellitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 9

2.1.1. Pengertian Dividen ... 9

2.1.2. Jenis-Jenis Kebijakan Dividen ... 9

2.1.3. Teori Kebijakan Dividen ... 10

2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ... 12

2.2. Dividend Payout Ratio ... 16

2.3. Struktur Kepemilikan ... 17

2.4. Profitabilitas ... 18

2.5. Leverage ... 19

2.6. Agency Theory ... 20

2.7. Penelitian Terdahulu ... 21

2.8. Kerangka Konseptual ... 26

2.8.1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Dividend Payout Ratio ... 26

2.8.2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Dividend Payout Ratio ... 28

2.8.3. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Payout Ratio ... 28

2.8.4. Pengaruh Return on Asset terhadap Dividend Payout Payout Ratio ... 29


(7)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian ... 32

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian... 32

3.3. Batasan Operasional ... 32

3.4. Definisi Operasional ... 34

3.5. Populasi dan Sampel ... 35

3.6. Jenis dan Sumber Data ... 37

3.7. Metode Analisis Data ... 37

3.8. Teknik Analisis Data ... 37

3.8.1. Analisis Deskriptif ... 37

3.8.2. Analisis Regresi Berganda ... 37

3.9. Uji Asumsi Klasik ... 38

3.9.1. Uji Normalitas ... 38

3.9.2. Uji Multikolinearitas ... 39

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas ... 39

3.9.4. Uji Autokorelasi ... 40

3.10. Pengujian Hipotesis ... 41

3.10.1. Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 41

3.10.2. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian ... 43

4.2. Hasil Penelitian ... 43

4.2.1. Statistik Deskriptif ... 43

4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 45

4.2.2.1. Uji Normalitas ... 45

4.2.2.2. Uji Multikolinearitas ... 48

4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 48

4.2.2.4. Uji Autokorelasi ... 49

4.2.3. Analisis Regresi Berganda ... 50

4.2.4. Pengujian Hipotesis ... 52

4.2.4.1. Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 52

4.2.4.2. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 53

4.2.4.3. Koefisien Determinasi (R2) ... 55

4.3. Pembahasan ... 56

4.3.1. Variabel Kepemilikan Manajerial ... 56

4.3.2. Variabel Kepemilikan Institusional ... 57

4.3.3. Variabel Return on Asset (ROA) ... 58

4.3.4. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) ... 58 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


(8)

DAFTAR PUSTAKA ... 62 DAFTAR LAMPIRAN ... 66


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Perkembangan Dividen Tunai Beberapa Perusahaan

Manufaktur yang Tercatat dalam Bursa Efek Indonesia Tahun

2013-2014... 4

Tabel 1.2 Perkembangan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,Debt to Equity Ratio, dan Return on Asset ... 5

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 25

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel ... 35

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 36

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 44

Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ... 45

Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov Setelah LN ... 45

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas... 48

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 49

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi ... 50

Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 53

Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 53


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 30

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 47

Gambar 4.2 Grafik Normal Plot ... 47


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Data Persentase Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Return on Asset dan Debt to Equity Ratio

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2012 ... 66 2 Data Persentase Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan

Institusional, Return on Asset dan Debt to Equity Ratio

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2013 ... 67 3 Data Persentase Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan

Institusional, Return on Asset dan Debt to Equity Ratio

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2012 ... 68 4 Daftar Populasi-Sampel Perusahaan Manufaktur

Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Selama Periode 2012-2014 ... 69 5 Output SPSS... 74


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh struktur kepemilikan, return on asset, dan leverage terhadap kebijakan dividen perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Return on Asset (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER). Variabel dependen adalah Dividend Payout Ratio (DPR). Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 18 perusahaan dari 140 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2014. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan secara parsial bahwa DER memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DPR. Kepemilikan Institusional berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap DPR. ROA memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap DPR. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Return on Asset (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap DPR.

Kata Kunci: Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Return

onAsset (ROA), Debt to Equity Ratio(DER) dan Dividend Payout Ratio.


(13)

ABSTRACT

This research aims to knowing the influence of ownership structure, return on asset, and leverage toward dividend policy listed in Indonesia Stock Exchange of manufacturer in the period 2012-2014. The independent variable in this research consists of the Managerial Ownership, Institutional Ownership, Return on Asset and Debt to Equity Ratio. Dependent variable is Dividend Payout Ratio. The sampling method used was purposive sampling with 18 samples from 140 companies listed on exchange of manufacturer in the period 2012-2014. Data analysis technique used was multiple linier regression. The result of this research indicated partial evaluation Debt to Equity Ratio have a positive influence and significant effect on Dividend Payout Ratio. The Managerial Ownership have a negative influence and insignificant effect on Dividend Payout Ratio. The Institutional Ownership have a positive influence and insignificant effect on Dividend Payout Ratio. Return on Asset have a positive influence and insignificant effect on Dividend Payout Ratio. The result of this research indicated thatsimultaneous the Managerial Ownership, Institutional Ownership, Return on Asset, and Debt to Equity Ratio significantly affectson Dividend Payout Ratio.

Key Words: Managerial Ownership, Institutional Ownership, Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), and Dividend Payout Ratio.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,kreditor maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasiyang dikeluarkan perusahaan. Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesiamerupakan kebijakan yang sangat penting, sebab akan melibatkan dua pihak yaitu pemegang saham dan manajemen keuangan yang dapat mempunyai kepentingan yang berbeda.

Hampir sepanjang masa dividen merupakan cara utama yang diambil perusahaan untuk mengembalikan nilai tunainya kepada para pemegang sahamnya.Dalam kebijakan deviden ditentukan jumlah alokasi laba yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham (dividen) dan alokasi laba yang dapat ditahan perusahaan. Semakin besar laba yang ditahan, semakin kecil laba yang akan dibagikan pada para pemegang saham. Dalam pengalokasian laba tersebut timbullah berbagai yang dihadapi.

Tujuan pembagian dividen adalah meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, khususnya pemegang saham yang berinvestasi dalam jangka panjang dan bukan pemegang saham yang berorientasi capital gain. Oleh karena itu, perusahaan berusaha meningkatkan pembayaran dividen dari tahun ke tahun, apabila dividen yang diberikan perusahaan tinggi maka dianggap perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik. Selain itu tujuan pembagian dividen juga


(15)

untuk menunjukkan likuiditas perusahaan dalam memenuhi kebutuhan para pemegang saham pada pendapatan riil serta sebagai alat komunikasi antara manajer dan pemegang saham. Sedangkan tujuan utama seorang investor menanamkan dananya yaitu untuk menperoleh pendapatan (return) yang dapat berupa dividen maupun capital gain. Dalam kaitannya dengan dividen, para investor pada umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil.

Pada umumnya sumber dari masalahkeagenan adalah ketika perusahaanmemiliki lebih banyak kas dari yangdibutuhkan untuk mendukung operasiutama perusahaan (Brigham dan Houston,2001). Cara perusahaan untuk dapatmengurangi kelebihan arus kas adalahdengan mengalirkan sebagian danatersebut kembali ke pemegang sahammelalui dividen yang lebih tinggi ataupembelian saham kembali. Selain itu,dapat dilakukan dengan memberikanpersentase kepemilikan saham kepadapihak manajemen (Ross, et.al, 2009 : 17). Menurut buku Sugiarto (2009 : 59)struktur kepemilikan merupakanproporsi kepemilikan institusional dankepemilikan manajemen dalamkepemilikan saham perusahaan. Adanyakepemilikan saham yang dimiliki olehpihak manajemen diharapkan pihakmanajemen dapat membuat keputusan - keputusanyang tidak merugikan pemegang saham denganmengacu padatujuan awal perusahaanyaitumemaksimalkan kemakmuran pemegangsaham. Kepemilikan institusional dalamperusahaan juga diharapkan mampumemperkuat fungsi pengawasan terhadapmanajemen sehingga penyimpangan yangdilakukan manajemen dalam perusahaandapat diminimalkan.


(16)

Leverage merupakan istilah yang digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban finansial suatu perusahaan. Leverage melibatkan penggunaan biaya tetap, leverage digunakan dengan harapan dapat meningkatkan pengembalian ke para pemegang saham biasa. Leverage mencerminkan hubungan antara laba dan bunga tetap. Jika leverage keuangan tinggi maka perubahan kecil dalam laba operasi akan sangat mempengaruhi pengembalian kepada pemegang saham. Leverage keuangan adalah tingkat pengamanan utang sebagai sumber pembiayaan perusahaan Brigham dan Houston (2001:84). Hutang yang tinggi membuat perusahaan lebih menyukai untuk menahan labaperusahaan. Tujuan dari menahan laba tersebut untuk membayar hutang terlebihdahulu daripada dibayarkan dalam bentuk dividen.Faktor hutang mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam pembayaran dividen pada share holder. Tingkat leverage ini dapat diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER).

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa mendatang dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan.Perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Menurut Walsh (2004:64) Return on Asset (ROA) adalah rasio untuk mengukur kinerja terbaik dan signifikan karena rasio yang paling dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan dan sebagai ukuran efisiensi operasi yang utama.Semakin besar ROA menunjukkan kinerja


(17)

perusahaan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian investasi (return) semakin besar.

Berikut adalah tabel mengenai perkembangan Dividen Tunai, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Debt to EquityRatio (DER), dan Return on Asset (ROA) pada tahun 2012-2014.

Tabel 1.1

Perkembangan Dividen Tunai Beberapa Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek IndonesiaTahun 2013-2014

Sumber:

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa semua perusahaan

mengalami kenaikkan dalam pembagian dividen tunai yang sangat drastis. Kenaikkan yang sangat drastis dialami oleh PT. Berlina Tbk yang pada tahun

2014mengalami kenaikkan dividen tunai sebesar Rp 50 (117%) dari tahun sebelumnya. Sedangkan PT. Indo Tambangraya Megah Tbk mengalami paling penurunan yaitu sebesar Rp 5 (50%).

Nama Perusahaan Dividen Tunai (Rp)

2013 2014

PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company

Tbk 12 17

PT. Duta Pertiwi Nusantara 15 20

PT. Lionmesh Prima Tbk 15 20

PT. Trias Sentosa Tbk 10 5

PT. Berlina Tbk 23 50


(18)

Tabel 1.2

PerkembanganKepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Debt to

Equity Ratio,dan Return on AssetPada BeberapaPerusahaan

Manufaktur yang Tercatatdi BursaEfekIndonesia periode 2013-2014

Nama Perusahaan

2013 2014 2013 2014 2013 2014 2013 2014 Manajerial (%)

Institusional

(%) DER (%) ROA (%)

PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk

0,178 0,179 0,47 0,47 0,40 0,29 0,12 0,10

PT. Duta Pertiwi

Nusantara 0,058 0,057 0,66 0,60 0,15 0,14 0,27 0,06

PT. Lionmesh Prima

Tbk 0,256 0,252 0,32 0,32 0,28 0,21 0,10 0,05

PT. Trias Sentosa Tbk 0,015 0,012 0,60 0,60 0,91 0,85 0,12 0,02 PT. Berlina Tbk 0,143 0,117 0,51 0,51 2,68 2,64 0,02 0,05

PT. Selamat Sempurna Tbk

0,077

0,057 0,55 0,54 0,53 0,68 0,06 0,10

Sumber:

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa PT. Duta Pertiwi Nusantara, PT. Lionmesh Prima Tbk, PT. Trias Sentosa Tbk, dan PT Berlina Tbkmengalami penurunan Kepemilikan Manajerialsedangkan pembayaran dividen tunai pada perusahaan tersebut mengalami kenaikkan (Tabel 1.1), Hal ini berbeda dengan yang diungkapkan oleh Sunarto (2004) yang menyatakan tinggi atau rendahnya tingkat kepemilikan insiderdi dalam perusahaan tidak memiliki pengaruh yang berarti terhadap kebijakan dividen yang diambil oleh perusahaan.

Terjadi kenaikan Kepemilikan Institusionalyang dialami olehPT. Duta Pertiwi Nusantara dan PT. Selamat Sempurna Tbk (Tabel 1.2), sedangkan pembayaran dividen tunai pada perusahaan tersebut mengalami kenaikan (Tabel


(19)

1.1). Hal ini berbeda dengan ini berbeda yang diungkapkan Putri dan Nasir (2006)yang menyatakan semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat kontrol eksternal perusahaan sehingga mengurangi kos keagenan dan perusahaan cenderung membayar dividen yang rendah.

Terjadi penurunanDebt to Equity Ratio pada (Tabel 1.2) sedangkan pembayaran dividen tunai pada perusahaan tersebut mengalami kenaikkan (Tabel 1.1). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh prawira (2014)yang menyatakan walaupun Perusahaan memiliki leverage yang rendah dan ukuran perusahaan yang besar belum tentu membagikan dividen kepada para pemegang saham.

Alasan dipilihnya perusahaan manufaktur adalah karena pada perusahaan manufaktur mempunyai potensi dalam mengembangkan produknya secara lebih cepat yaitu dengan melakukan berbagai inovasi dan cenderung mempunyai ekspansi pasar yang lebih luas di bandingkan perusahaan non - manufaktur atau perusahaan jasa.

Terjadinya kenaikan atau penurunan dalam Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Return on Asset, Debt to Equity Ratio akan mempengaruhi besar kecilnya persentase pembayaran Dividend Payout Ratio. Berdasarkan fenomena yang terjadi, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian agar dapat mengetahui apakah Struktur Kepemilikan, Leverage, dan Return on Assets berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Maka peneliti mengambil penelitian dengan judul “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Leverage, dan Return on Assets


(20)

Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, dan Return on Asset (ROA)berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kepemikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Debt to Equity Ratio (DER), dan Return on Asset (ROA) terhadap Kebijakan Dividenpada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Investor dan Calon Investor

Sebagai masukan dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham sehubungan dengan harapannya terhadap dividen yang dibagikan perusahaan.

2. Perusahaan (Emiten)

Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan terhadap kebijakan dividen agar dapat memaksimalkan nilai perusahaan.


(21)

3. Peneliti

Sebagai penambah pengetahuan peneliti pada bidang keuangan khususnya mengenai kebijakan dividen.

4. Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kebijakan dividen.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1.Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen

Kebijakan dividenadalah kebijakan mengenai apakah labayang diperoleh perusahaan pada akhirtahun akan dibagi kepada pemegangsaham dalam bentuk dividen atau akanditahan untuk menambah modal gunapembayaran investasi (Martono dan Harjito, 2005 : 253).Brealey, et.al,(2008 : 43),mengungkapkan bahwa kebijakan dividenmenjelaskan bagaimana perusahaanmenetapkan kebijakan pembayaranmereka.

2.1.2 Jenis-jenis Kebijakan Dividen

Menurut Hendy (2008 : 195) dividendapat dibedakan menjadi beberapa jenis,yaitu:

1. Dividen tunai (cash dividend)

Merupakan dividenyang dibagi kepada pemegang sahamdalam bentuk kas (tunai).

2. Dividen saham (stock dividend)

Merupakan dividen yang dibagi bukan dalambentuk tunai melainkan dalam bentuksaham perusahaan tersebut

3. Property dividend

Merupakan dividen yangdibagikan dalam bentuk aktiva lainselain kas atau saham, misalnya aktivatetap dan surat-surat berharga.


(23)

4. Liquidating dividend

Merupakandividen yangdiberikan kepada pemegang sahamsebagai akibat dilikuidasinyaperusahaan.

2.1.3 Teori Kebijakan Dividen

Ada beberapa teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dividen untuk perusahaan sehingga dapat dijadikan pemahaman mengapa suatu perusahaan mengambil kebijakan dividen tertentu. Ada 3 (tiga) teori tentang kebijakan dividen (Brigham dan Houston, 2001: 66): 1. Dividend Irrelevance Theory (Dividen Tidak Relevan)

Beberapa kalangan berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan maupun terhadap biaya modalnya.Jika kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan maka hal tersebut tidak relevan. Pendukung dari tidak relevannya kebijakan dividen adalah Modigliani-Miller (MM). Mereka berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan tergantung semata - mata pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi di antara deviden dan laba ditahan. Kebijakan dividen tidak relevan karena setiap pemegang saham dapat menyusun kebijakan dividennya sendiri. Jika para investor dapat membeli dan menjual saham sehingga menciptakan kebijakan devidennya sendiri tanpa mengeluarkan biaya, kebijakan dividen perusahaan benar – benar tidak relevan. 2. Teori Bird in The Hand

Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon (1963) dan John Lintner (1962) dalam (Brigham dan Houston, 2001: 67) yang berpendapat bahwa ekuitas


(24)

atau nilai perusahaan akan turun apabila rasio pembayaran dividen dinaikkan karena para investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal (capital gains) yang dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan seandainya para investor menerima dividen. Gordon dan Litner berpendapat bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal. MM dalam hal ini tidak setuju bahwa ekuitas atau nilai perusahaan tidak tergantung pada kebijakan dividen yang menyiratkan bahwa investor tidak peduli antara dividen dengan keuntungan modal. MM menamakan pendapat Gordon-Lintner sebagai kekeliruan bird-in-the-hand, karena menurut pandangan MM, kebanyakan investor merencanakan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka dalam saham dari perusahaan bersangkutan atau perusahaan sejenis, dan dalam banyak kasus, tingkat risiko dari arus kas perusahaan bagi investor dalam jangka panjang hanya ditentukan oleh tingkat risiko arus kas operasinya, bukan oleh kebijakan pembagian dividen.

3. Teori Preferensi Pajak

Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah dari pada yang tinggi, yaitu:

1. Keuntungan modal dikenakan tarif pajak lebih rendah dari pada pendapatan dividen. Untuk itu investor yang kaya (yang memiliki sebagian besar saham) mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba ke dalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan


(25)

kenaikkan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya tinggi.

2. Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual, sehingga ada efek nilai waktu.

3. Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang karena adanya keuntungan-keuntungan pajak ini, para investor mungkin lebih suka perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang pembagian dividennya rendah daripada untuk perusahaan sejenis yang pembagian dividennya tinggi.

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Beberapa faktor yang menentukan dan mempengaruhi dalam pembuatan kebijakan dividen menurut Van Horne dan Wachowicsl(2002:311) antara lain: 1. Posisi likuiditas perusahaan

Makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang dibayarkan.

2. Kebutuhan dana untuk membayar hutang

Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen makin kecil.

3. Rencana perluasan usaha

Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen.


(26)

Kebijakan pembiayaan: untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari sumber intern antara lainlaba. Dengan pertimbanganapabila dibiayai dengan penjualan saham baru ini akan melemahkan kontrol dari kelompok pemegang saham dominan. Karena suara pemegang saham mayoritas berkurang.

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen (Sundjaja dan Barlian,2002: 339):

1. Peraturan hukum

a. Peraturan mengenai laba bersih menentukan bahwa dividen dapat dibayar dari laba-laba tahun yang lalu dan laba tahun berjalan.

b. Peraturan mengenai tindakan yang merugikan modal. Melindungi para kreditur dengan melarang pembayaran dividen yang berasaldari modal. c. Peraturan mengenai tidak mampu membayar. Peruahaan boleh tidak

membayar dividen jika tidak mampu (bankrut) atau jumlah utang lebih banyak daripada jumlah harta.

2. Posisi likuiditas

Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam bentuk aktiva yang diperlukan untuk menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun terdahulu sudah diinvestasikan dalam bentuk mesin dan peralatan, persediaan dan barang-barang lainnya. Bukan disimpan dalam bentuk uang tunai. Oleh karena itu, suatu perusahaan yang keuntungannya luar biasa mungkin saja tidak membayar dividen karena keadaan likuiditasnya. Memang perusahaan yang sedang tumbuh biasanya kekurangan dana. Dalam situasi seperti itu


(27)

mungkin perusahaan memutuskan untuk tidak membayar dividen dalam bentuk uang tunai.

3. Membayar pinjaman

Bila perusahaan telah membuat pinjaman untuk memperluas usahanya atau untuk pembiayaan lainnya maka ia dapat melunasi pinjamannya pada saat jatuh tempo atau ia dapat menyisihkan cadangan-cadangan untuk melunasi pinjaman itu nantinya. Jika diputuskan bahwa pinjaman itu akan dilunasi, maka biasanya harus ada laba ditahan.

4. Kontrak pinjaman

Kontrak pinjaman apalagi menyangkut pinjaman jangka panjang seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen tunai.

5. Pengembangan aktiva

Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhannya untuk membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Semakin banyak dana yang dibutuhkan dikemudian hari, semakin banyak laba yang harus ditahan dan tidak dibayarkan.

6. Tingkat pengembalian

Tingkat pengembalian atas aset menentukan pembagian laba dalam bentuk dividen yang dapat digunakan pemegang saham baik ditanamkan kembali didalam perusahaan maupun ditempat lain.

7. Stabilitas keuntungan

Perusahaan yang keuntungannya relatif teratur seringkali dapat memperkirakan bagaimana keuntunngan dikemudian hari. Maka perusahaan


(28)

seperti itu kemungkinan besar akan membagikan keuntunannya dalam bentuk dividen dengan persentase yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi.

8. Pasar modal

Perusahaan besar dengan profitabilitas yang tinggi dan keuntungan yang teratur, dengan mudah dapat masuk ke pasar modal atau mudah memperoleh macam-macam dana dari luar untuk pembiayaannya.

9. Kendali perusahaan

Jika perusahaan hanya memperluas usahanya dari pembiayaan intern maka pembayaran dividen akan berkurang. Kebijakan ini dijalankan atas pertimbangan bahwa menambah modal dengan menjual saham biasa akan mengurangi pengendalian atas perusahaan itu oleh golongan pemegang saham. Selain itu, penjualan saham tambahan akan memperbesar resiko berfluktuasinya keuntungan bagi para pemegang saham.

10. Keputusan kebijakan dividen

Hampir semua perusahaan ingin mempertahankan dividen per saham pada tingkat yang konstan. Tetapi naiknya dividen selalu terlambat dibandingkan dengan naiknya keuntungan. Artinya dividen itu baru akan dinaikkan jika sudah jelas bahwa meningkatnya keuntungan itu benar-benar tampak cukup permanen.

2.2.Dividend Payout Ratio

Dividend Payout Ratio menurut Brigham dan Houston (2001:69) adalah


(29)

pemegang saham. Dividend Payout Ratio merupakan perbandingan antara Dividend

per Share (DPS) dengan Earning per Share (EPS).Debt to equity ratio merupakan

rasio antara jumlah hutang dengan modal sendiri (Syamsuddin, 2013:54).

Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend (laba yang dibagikan) disebut dividend payout ratio (Riyanto, 2001:266).Menurut Husnan (2001 : 316), perusahaan hanya dapat membagikan dividen semakin besar jika perusahaan mampu menghasilkan laba yang semakin besar, jika laba yang dihasilkan besarnya tetap, perusahaan tidak bisa membagikan dividen yang makin besar karena hal ini berarti perusahaan akan membagikan modal sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dividend payout ratio merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham. Semakin tinggi tingkat DPR yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin besar jumlah laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham.

2.3 Struktur Kepemilikan

MenurutSugiarto (2009:59) strukur kepemilikanadalah proporsi kepemilikan institusionaldan kepemilikan manajemen dalamkepemilikan saham perusahaan. Masalah keagenan muncul ketikaterdapat perbedaan kepentingan antarakedua belah pihak (pemegang saham danmanajer). Dalam sebuah perusahaan besar,masalah keagenan ditemukan tidak hanyaantara pemegang saham dan manajernya,namun bisa terjadi pula diantara pemegangsaham dan kreditur (Martono dan Harjito(2005 : 11). Dengan munculnya masalahkeagenan disebuah perusahaan, makatimbulah suatu biaya untuk mengurangiadanya


(30)

masalah tersebut yang disebutbiaya keagenan (Agnes, 2004 : 58).Ketika masalah keagenan muncul,perusahaan dapat mengatasinya denganmemberikan opsi pembelian sahamperusahaan dengan harga murah kepadapihak manajemen puncak. Inidimaksudkan agar kinerja keuanganperusahaan tersebut tidak melemahsehingga nilai sahamnya tidak buruk(Ross, et.al, 2005 : 17).Melalui struktur kepemilikan diharapkanmampu mengatasi masalah keagenan yangterjadi pada perusahaan tersebut. Setiapkonsentrasi kepemilikan yang terdapatdalam perusahaan akan saling berupayauntuk mengurangi biaya keagenan yangditimbulkan oleh manajer. Sehinggakepemilikan saham atas institusi laindinilai mampu mengurangi adanyamasalah keagenan tersebut karena denganadanya kepemilikan saham oleh institusilain, pengawasan terhadap manajersemakin tinggi.

Struktur kepemilikan dikelompokanmenjadi kepemilikan manajerial(manajerial ownership atau insiderownership) dan kepemilikan istitusional(institutional ownership).Kepemilikan saham dapat terbagi menjadikepemilikan manajerial, kepemilikan institusi dan kepemilikan minoritas.Masing - masingbentuk kepemilikan ini akan memiliki kepentingan dan dampak yang berbedaterhadap Dividend Payout Ratio.Kepemilikan saham institusi dan kepemilikanmanajerial merupakan kelompok pemegang saham mayoritas. Pemegang sahammayoritas memiliki fungsi melakukan kegiatan monitoring terhadap perilakumanajeryang cenderung bersikap menguntungkan diri sendiri.


(31)

Di lain sisi, kegiatanmanajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan, yang akan berakibatpulaterhadap peningkatan pembayaran dividen perusahaan. Adanya perbedaanproporsisaham yang dimiliki oleh investor luar dapat mempengaruhi kebijakan dividenperusahaan, karena perusahaan akan melakukan pemerataan pembayaran dividenkepada setiap pemegang saham. Kepemilikan publik tidak digunakan dalam penelitian ini karena kepemilikan publik merupakan kepemilikan individu yang tidak wajib dicatat karena kepemilikannya tidak besar atau tidak lebih dari 5%.

2.4 Profitabilitas

Menurut Sartono (2008:122) rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas ini dapat memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan, semakin tinggi profitabilitas berarti semakin baik karena kemakmuran pemilik perusahaan meningkat dengan semakin tingginya profitabilitas. Dalam penelitian ini, profitabilitas diukur dengan Return on Asset.

Menurut Hanafi (2004:83) Return on Asset adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk menandai asset tersebut. Semakin besar Return on Asset menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat pengembalian investasi (return) semakin besar. Menurut Hanafi dan Halim (2005:85) rasio profitabilitas sangat bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan karena dapat membantu


(32)

perusahaan untuk mengetahui kontribusi keuntungan perusahaan dalam jangka pendek atau jangka panjang. Oleh karena itu dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividend payout ratio. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. 2.5 Leverage

Menurut Kasmir (2009:158) leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayarkan seluruh kewajibannya (baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang).Leverage mencerminkan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang (Rodoni dan Ali, 2010:123). Semakin besarnya hutang berarti semakin besar leverage keuangan dan semakin besar pula biaya keuangan tetap yang ditanggung oleh perusahaan sehingga mengurangi hasil pengembalian yang diperuntukkan bagi pemilik modal sendiri. Penurunan kinerja sering terjadi karena perusahaan memiliki utang yang cukup besar dan kesulitan dalam memenuhi kewajiban tersebut.

Debt to equity ratio adalah rasio yang mengukur sejauhmana besarnya utang dapat ditutupi oleh modal sendiri (Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 200). Semakin tinggi Debt to Equity Ratiomenunjukkan komposisi total utang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).


(33)

2.6 Agency Theory

Masalah keagenan muncul ketika terdapat perbedaan kepentingan antara kedua belah pihak (pemegang saham dan manajer). Dalam sebuah perusahaan besar, masalah keagenan ditemukan tidak hanya antara pemegang saham dan manajernya, namun bisa terjadi pula diantara pemegang saham dan kreditur (Martono dan Harjito (2005 : 11). Dengan munculnya masalah keagenan disebuah perusahaan, maka timbullah suatu biaya untuk mengurangi adanya masalah tersebut yang disebut biaya keagenan (Agnes, 2004 : 58).

Suatu perusahaan yang membayarkan dividen dalam jumlah besar akan memberikan reputasi baik untuk perusahaan tersebut di pasar modal sehingga mampu menarik investor untuk menginvestasikan sejumlah dananya pada perusahaan tersebut, seperti yang dijelaskan Modigliani dan Miller dalam Brigham dan Houston (2011 : 215). mengenai teori signaling hypothesis. Akan tetapi, terkadang tujuan pemegang saham tidak sejalan dengan keinginan dari manajer perusahaan yang berlaku sebagai agent di perusahaan tersebut. Pertentangan ini terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antara kedua belah pihak yang biasa disebut dengan masalah keagenan (Ross, et.al, 2009 : 15).

Pada umumnya sumber dari masalah keagenan adalah ketika perusahaan memiliki lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk mendukung operasi utama perusahaan (Brigham dan Houston, 2011). Cara perusahaan untuk dapat mengurangi kelebihan arus kas adalah dengan mengalirkan sebagian dana tersebut


(34)

kembali ke pemegang saham melalui dividen yang lebih tinggi atau pembelian saham kembali. Selain itu, dapat dilakukan dengan memberikan persentase kepemilikan saham kepada pihak manajemen (Ross, et. al, 2009 : 17). Agency Theory adalah teori yang membahas tentang adanya konflik antara manajer dan pemegang saham yang disebabkan adanya kepentingan agen dan principal seringkali bertentangan, sehingga bisa menyebabkan terjadinya konflik diantara keduanya. Hal tersebut terjadi karena adanya pemisahan tugas manajemen perusahaan dengan para pemegang saham (Keown, et. al, 2010:211).

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini antara lain:

1. Wati (2014)

Penelitian yang dilakukan oleh Wati berjudul “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, danKeputusan Hutang Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Pada PerusahaanManufaktur yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013). Penelitian ini menggunakan 55 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009-2013 sebagai sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil uji parsial (uji statistik t) variabelstruktur kepemilikan manajerial dan ukuranperusahaan memilikipengaruh yang signifikan positif terhadap rasio pembayaran dividen. Penelitian ini jugamenemukan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap rasiopembayaran dividen.


(35)

Selain itu ditemukan pula bahwa keputusan hutang memiliki pengaruhyang signifikan negatif terhadap rasio pembayaran dividen.

2. Rachmad dan Muid (2013)

Penelitian yang dilakukan oleh Rachmad dan Muid berjudul “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Saham Publik, Leverage dan Returnon Assetterhadap Kebijakan Dividen”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Saham Publik, Leverage dan Returnon Asset. Penelitian ini menggunakan 33 perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel. Teknik analsis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian, Kepemilikan saham manajerial dan Return on Asset (ROA)berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen Payout Ratio. Kepemilikan saham institusional dan kepemilikan saham publik tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Dividen Payout Ratio. Leverage memiliki pengaruh negatif secara signifikan terhadapDividen Payout Ratio.

3. Dewi (2008)

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi berjudul “Pengaruh KepemilikanManajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaanterhadap Kebijakan Dividendi Bursa Efek Jakarta”. Penelitian ini menggunakan 55 Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sebagai sampel. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini


(36)

adalah Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Return on Asset dan Ukuran Perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, dan Return on Asset memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen sedangkan Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen.

4. Firmanda (2013)

Penelitian yang dilakukan oleh Firmanda, Raharjo, dan Oemar berjudul “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, Ukuran Perusahaandan Cash Position terhadap Kebijakan Dividen”. Penelitian ini menggunakan 59 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009 - 2013 sebagai sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan uji asumsi klasik. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Debt to Asset Ratio, Return on Asset, Ukuran Perusahaan dan Cash Position. Berdasarkan hasil penelitian variabelkepemilikan manajerial, profitabilitas, dan Cash Position mempunyai pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap Dividen Payout Ratio. Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Sedangkan Kebijakan Hutang mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.


(37)

Penelitian yang dilakukan oleh Kadir berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Credit Agencies Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini menggunakan 10 Perusahaan Credit Agencies yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Investment, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Asset Turnover. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian variabel Return on Investment, Debt to Equity Ratio, Asset Turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap Deviden Payout Ratio. Sedangkan variabel Current Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.


(38)

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti/

Tahun

Judul Penelitian Variabel Metode Analisis Data

Hasil Penelitian

1. Wati (2014) Analisis pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Keputusan Hutang Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Dependen: Dividend Payout Ratio Independen: 1. Kepemilikan Manajerial 2. Kepemilikan Institusional 3. Firm Size 4. Debt to Asset

Ratio.

Regresi Linear Berganda

1. Kepemilikan Manajerial dan Firm Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen Payout Ratio

2. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap Dividend Payout Ratio

3. Debt to Asset Ratio berpengaruh negative dan signifikan terhadap Dividen Payout Ratio

2. Rachmad dan Muid (2013) Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Saham Publik, Leverage dan Return

on Asset terhadap Kebijakan Dividen. Dependen: Dividend Payout Ratio Independen: 1. Kepemilikan SahamManaje rial 2. Kepemilikan SahamInstitus ional 3. Kepemilikan Saham Publik 4. Debt to Asset

Ratio

5. Returnon Asset

Analisis Regresi Berganda

1. Kepemilikan saham manajerial dan Return on Asset (ROA)berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen Payout Ratio

2. Kepemilikan saham institusional dan kepemilikan saham publik tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Dividen Payout Ratio. 3. Leverage memiliki

pengaruh negatifsecara signifikan terhadap kebijakan dividen.

3. Dewi (2008) Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaanterhadap Kebijakan Dividen. Dependen: Dividend Payout Ratio Independen: 1. Kepemilikan Manajerial 2. Kepemilikan Institusional 3. Kebijakan Hutang Analisis Regresi Berganda

1. Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, dan Profitabilitas memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen.

2. Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap


(39)

4. Return on Asset

5. Ukuran Perusahaan

Kebijakan Dividen.

Lanjutan Tabel 2.1 No Peneliti/

Tahun

Judul Penelitian Variabel Metode Analisis Data

Hasil Penelitian

4. Firmanda, Raharjo dan Oemar (2013) Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, Ukuran Perusahaandan Cash Position terhadap Kebijakan Dividen. Dependen: Dividend Payout Ratio Independen: 1. Kepemilikan Manajerial 2. Kepemilikan Institusional 3. Debt to Asset

Ratio 4. Return on

Asset 5. Cash

Position 6. Size. Analisis Regresi Linier Berganda

1. Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, Cash Position mempunyai pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen

2. Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen

3. Kebijakan Hutang mempunyai pengaruh yang

negatif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen

5. Kadir (2010) Analisis

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Credit Agencies Go Public di Bursa Efek Indonesia Dependen: Dividend Payout Ratio Independen:

1. Return on Investment 2. Current

Ratio

3. Debt to

Equity Ratio 4. Asset Turnover Regresi Linear Berganda

3. Return on Investment, Debt to Equity Ratio, Asset Turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

4. Current Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

2.8Kerangka Konseptual

2.8.1 PengaruhKepemilikan Manajerial terhadap Dividend Payout ratio Menurut Nizar & Shahrul (2000:685) Kepemilikan manajerial yaitu pemegang saham, direksi atau pejabat perseroan yang memiliki proporsi yang signifikan dalam saham perseroan. Kepemilikan manajerial berupa saham perusahan


(40)

akan mengurangi biaya keagenan dari para pemegang saham. Ketika masalah keagenan muncul,perusahaan dapat mengatasinya denganmemberikan opsi pembelian sahamperusahaan dengan harga murah kepadapihak manajemen puncak. Inidimaksudkan agar kinerja keuanganperusahaan tersebut tidak melemahsehingga nilai sahamnya tidak buruk(Ross, Westerfield, dan Jordan, 2005 : 17).Kepemilikan manajer akan saham dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara para pemegang saham diluar manajemen sehingga permasalahan keagenan diasumsikan akan hilang apabila manajer adalah juga sebagai pemilik yaitu dengan memberikan manajer hak untuk membeli saham perusahaan dengan jumlah tertentu dengan harga yang telah ditentukan (stock option), kemudian dengan pemberian saham kepada manajemen atas pencapaian tujuan (performance shares) (Sartono, 2001:22). Manajer mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan saham dengan tujuan mensetarakan kepentingan dengan pemegang saham. Melalui kebijakan ini manajer diharapkan mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik. Pada tingkat kepemilikan manajerial yang tinggi, manajer akan cenderung membayar dividen yang rendah kepada pemegang saham. Sebaliknya, pada tingkat kepemilikan manajerial yang rendah, manajer melakukan pembagian dividen yang tinggi untuk memberikan sinyal yang bagus tentang kinerja perusahaan sehingga meningkatkan reputasi perusahaan di mata investor. Teori ini didukung berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Putri dan Nasir (2006) dan Dewi (2008) yang menyatakan apabila tingkat kepemilikan manajerial maka perusahaan akan cenderung mengalokasikan laba pada laba ditahan daripada membayar dividen dengan alasan sumber dana internal lebih efisien dibandingkan sumber dana eksternal. Sedangkan tingkat manajerial yang


(41)

rendah, perusahaan membagikan dividen dengan jumlah yang besar untuk memberikan sinyal positif tentang kinerja di masa yang akan datang sehingga meningkatkan reputasi perusahaan di mata investor.

2.8.2 PengaruhKepemilikan Institusional terhadap Dividend Payout ratio Menurut Edilius & Sudarsono 2007:156 Kepemilikan Institusional adalah pemegang saham yang merupakan lembaga-lembaga seperti bank, dana pension, perusahaan asuransi, dan lain-lain. Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan oleh pihakinstitusi atau lembaga lain. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka akanmembuat kontrol eksternal terhadap perusahaan menjadi semakin ketat terhadap paramanajer sehingga dapat menekan biaya agensi (agency cost) (Rachmad 2013). Jadi bisa disimpulkanbahwa perusahaan yang memiliki tingkat kepemilikan institusional yang tinggimemiliki masalah agensi yang relatif kecil sehingga diharapkan untuk membagikandividen dalam jumlah yang lebih kecil.Teori ini didukung berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Dewi (2008) dan Firmanda(2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

2.8.3 Pengaruh Leverage terhadap Dividend Payout ratio (DPR)

Leverage keuangan adalah tingkat pengamanan utang sebagai sumber pembiayaan perusahaan Brigham (2001:84). Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah DER atau debt to equity ratio. Menurut Sartono (2001:66) debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan.Peningkatan utang


(42)

dapat mempengaruhi besar kecilnya keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima karena kewajiban (beban tetap) tersebut lebih diprioritaskan dari pada pembagian dividen (Marlina dan Danica, 2009). Brealey, Myers dan Marcus (2007 : 6)menjelaskan mengenai MM yangberpendapat bahwa perusahaan yang tidakmemiliki hutang akan membayarkansemua laba operasinya sebagai dividen kepemegang saham. Karena rasiopembayaran dividen juga dipengaruhi oleharus kas perusahaan, sehingga apabilasuatu perusahaan memiliki hutang, makahutang tersebut akan mengurangi arus kasperusahaan dan mempengaruhi rasiopembayaran dividen.Apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang berarti hanya sebagian kecil saja yang pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai dividen (Riyanto, 2001:267). Brealey, Myers dan Marcus (2007 : 7) menjelaskan bahwa dalam masa sulit tingkat pengembalian pemegang ekuitas berkurang melalui penggunaan hutang, tetapi jika terjadi sebaliknya, tingkat pengembalian akan meningkat.Menurut Kadir (2010), Debt to Equit Ratio berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio. Dengan demikian Debt to Equity Ratio diprediksi berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.

2.8.4 Pengaruh Return on Asset terhadap Dividend Payout ratio

Rasio profitabilitas menunjukkan sekelompok rasio yang menunjukkan kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan debt to equity ratio pada hasil operasi (Brigham & Houston, 2010:146).Menurut Husnan (2001 : 316), perusahaan hanya dapat membagikan dividen semakin besar jika perusahaan


(43)

mampu menghasilkan laba yang semakin besar, jika laba yang dihasilkan besarnya tetap, perusahaan tidak bisa membagikan dividen yang makin besar karena hal ini berarti perusahaan akan membagikan modal sendiri. Perusahaan yang memiliki kemampuan untuk menciptakan laba yang tinggi memiliki kecenderungan yang tinggi untuk membagikan dividen dalam jumlah yang besar. Menurut Hanafi dan Halim (2005:85) rasio profitabilitas sangat bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan karena dapat membantu perusahaan untuk mengetahui kontribusi keuntungan perusahaan dalam jangka pendek atau jangka panjang. Oleh karena itu dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividend payout ratio. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.berdasarkan teori tersebut menunjukkan bahwa penghasilan yang tinggi melalui aset yang dimiliki yang tercermin dalam Return onAsset (ROA) menunjukkan pengaruh terhadap kebijakan dividen yang tercermin dalam Dividend Payout kebijakan dividen yang tercermin dalam Dividend Payout Ratio (DPR).

Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Institusional

Dividend Payout Ratio Debt to Equity Ratio


(44)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.9 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Debt to Equity Ratio,danReturn on Asset (ROA)berpengaruhterhadap kebijakan deviden pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif dimana penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antar dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini meneliti pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Debt to Equity Ratio dan Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio di Bursa Efek Indonesia.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui media internet dengan situs Mei sampai dengan September 2015.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini membatasi hanya melihat pengaruh Struktur Kepemilikan, Return on Asset, Leverageterhadap Dividend Payout Ratiodi Bursa Efek Indonesia. Keterbatasan teori-teori untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka ditetapkan batasan operasional dari penelitian sebagai berikut:


(46)

a. Variabel Dependen, yaitu Dividend Payout Ratio.

b. Variabel Independen, yaitu Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Debt to Equity Ratio, Return on Asset.

2. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.

3. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan pada Bursa Efek Indonesia pada websit

3.4. Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio.Dividend Payout Ratioadalah jumlah dividen yang dibayarkan relatif terhadap pendapatan bersih perusahaan atau pendapatan tiap lembar saham. Variabel ini mencerminkan perbandingan antara deviden dengan laba bersih perusahaan. Untuk menghitung Dividend Payout Ratio digunakan rumus:

Dividend Payout Ratio = Deviden kas per lembar Saham

Laba per lembar Saham

2. Variabel Independen (X) a. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah tingkat kepemilikan pemegang saham yang berasal dari pihakmanajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan(Direktur dan Komisaris). Rumus StrukturKepemilikan Manajerial menurutSugiarto (2009 : 59):


(47)

Kepemilikan Manajerial = Jumlah saham direksi dan manajer Jumlah saham yang beredar

b. Kepemilikan Institusional

Struktur kepemilikan institusionaladalah proporsi kepemilikan institusilain dalam kepemilikan sahamperusahaan. Sugiarto (2009 : 59).Rumusan menurut Sugiarto (2009 :59) :

Kepemilikan Institusional = Kepemilikan Saham oleh Institusi Lain

Jumlah Saham yang Beredar

c. Leverage

Debt to Equity Ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasiseluruh kewajiban melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan.

Debt to Equity Ratio = ����� ����

�����������

d. Return on Asset (X1)

Return on Asset (ROA) merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan melalui jumlah aktiva yang dimiliki. Variabel ini dinyatakan dalam persen dan data yang diambil adalah Return on Asset dari tahun 2012-2014 yang diperoleh dari Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk menghitung Return on Asset digunakan rumus: (Brigham dan Houston, 2006: 115)

Return on Asset = ������� ����� ���

����� �����


(48)

Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003 : 118). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2014. Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan kriteria tertentu. Perusahaan yang menjadi populasi dalam penelitian ini sebanyak 140 perusahaan.

Adapunsampelpenelitiandiambilsetelahmemenuhibeberapa kriteriasebagai berikut:

1. Perusahaan yang listing dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 – 2014.

2. Perusahaan Manufakturyang menyajikan laporan keuangan secara lengkap pada periode 2012–2014.

3. Perusahaan yang menyajikan secara jelas struktur kepemilikan manajerial dan institusional.

4. Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang membagikan dividen secara konsisten pada periode Januari 2012 – Desember 2014

Tabel 3.1

Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel

No. Karakteristik Perusahaan Jumlah

1. Perusahaansektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

140 2. Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan secara

lengkap pada periode tahun 2012 - 2014

(12) 3. Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang tidak

membagikan dividen secara konsisten pada periode Januari 2012 – Desember 2014

(43)

4. Perusahaan yang tidak menyajikan secara jelas struktur kepemilikan manajerial dan institusional

(67)


(49)

Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh 18 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian dari 140 populasi perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu :

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

Sumber:

No. Nama Perusahaan Tanggal Listing

1. PT. Sekar Laut Tbk 08 September 1993

2. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading

Company Tbk 02 Juli 1990

3. PT. Kimia Farma Tbk 04 Juli 2001

4. PT. Tempo Scan Pasific Tbk 17 Juni 1994

5. PT. Gudang Garam Tbk 27 Agustus 1990

6. PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 18 Desember 2012

7. PT. Mandom Indonesia Tbk 23 September 1993

8. PT. Berlina Tbk 06 November 1989

9. PT. Trias Sentosa Tbk 02 Juli 1990

10. PT. Duta Pertiwi Nusantara 08 Agustus 1990

11. PT. Unggul Indah Cahaya Tbk 06 November 1989

12. PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk 02 Januari 1997

13. PT. Lion Metal Works Tbk 20 Agustus 1993

14. PT. Lionmesh Prima Tbk 04 Juni 1990

15. PT. Astra Auto Part Tbk 15 Juni 1998

16. PT. Selamat Sempurna Tbk 09 September 1996 17. PT. Astra International Tbk 04 April 1990


(50)

3.6 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalahData yang diperoleh melalui media internet dengan situs www.idx.co.id, jurnal, dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik pembahasan penelitian.

3.7Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi dokumentasi dengan mengumpulkan data pendukung berupa literatur, penelitian terdahulu, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran mengenai masalah yang diteliti dan laporan-laporan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia.

3.8. Metode Analisis Data 3.8.1. Analisis Deskriptif

Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakanlah analisis deskriptif. Analisis deskriptif ini meliputi nilai rata-rata, jumlah data dan standard deviasi dari 4 variabel independen sebagai variabel yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio.

3.8.2. Analisis Linier Regresi Berganda

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independenyang digunakan yaitu Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assetterhadap variabel


(51)

dependen Dividen Payout Ratio. Untuk mencapai tujuan dalam penelitian inimaka pengujian asumsi klasik perlu dilakukan untuk memastikan apakah model regresi linier berganda yang digunakan tidak terdapat masalah normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitasdan autokorelasi. Model yang digunakan dirumuskan sebagai berikut:

Y = α + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e

Keterangan:

Y = Dividen Payout Ratio

α = Konstanta

b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi variable dari setiap variabel

X1 = Kepemilikan Manajerial

X2 = Kepemilikan Institusional

X3 = Debt to Equity Ratio

X4 = Return on Asset

e = Terms of error (variabel yang tidak diteliti)

3.9.Uji Asumsi Klasik 3.9.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng kekiri atau menceng ke kanan (Situmorang dan Lutfi, 2011:100). Alat analisis yang digunakan dalam uji


(52)

ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Pengambilan keputusan mengenai normalitas adalah sebagai berikut:

a. Jika p < 0.05 maka distribusi data tidak normal b. Jika p > 0.05 maka distribusi data normal 3.9.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2009). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) varians faktor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2009).

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians. Jika varians sama, dan ini seharusnya yang terjadi dikatakan homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan heteroskedastisitas (Situmorang dan Lufti, 2011: 8). Pengambilan keputusan untuk ada tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

a. Pendekatan Grafik


(53)

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, titik-titikmenyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Ymaka tidak terjadiheteroskedastisitas (Ghozali, 2011).

b. Pendekatan Statistik

Pendekatan statistik cukup dengan melakukan uji Glejser. Uji glejser adalah metode untuk menguji ada-tidaknyaheteroskedastisitas dengan cara meregres nilai absolut residual terhadapvariabel independen dengan persamaan regresi :

|Ut| = α + β Xt + vt

Jika variabel independen sigifikan secara statistik mempengaruhivariabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2011).

3.9.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengguna pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Pengujian asumsi ini, dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson (Durbin Watson Test). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelsi. Adapun kriteria pengujiannya adalah (Ghozali, 2009):


(54)

- Jika nilai D-W dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif. - Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi. - Jika nilai D-W diantara 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negatif. 3.10. Pengujian Hipotesis

3.10.1.Uji secara simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh signifikan secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen (Y). Bentuk pengujian sebagai berikut:

a. H0 : b1=b2=b3=b40, artinya Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assetsecara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap Dividen Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. H1 : b1≠b2≠b3≠b4≠0, artinya Kepemilikan Managerial, Kepemilikan

Institusional, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assetsecara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabelDividen Payout Ratio pada Perusahaan Manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat

signifikan (α) = 5%. Kriteria penilaian hipotesis pada uji F adalah:

1. Jika Fhitung> Ftabel pada α = 5%, maka Ho ditolak (H1 diterima).

2. Jika Fhitung< Ftabel pada α = 5%, maka Ho diterima (H1 ditolak).


(55)

Uji statistik t untuk menguji pengaruh variabel independen (Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, DER, dan ROA) secara parsial terhadap variabel dependen (DPR) atau untuk melihat variabel apa yang memberikan pengaruh yang paling dominan diantara variabel yang ada. Hipotesis untuk uji statistik t adalah sebagai berikut:

1. H0 : bi = 0, artinya Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Debt to Equity Ratio, dan Return on Asset secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. H1 : bi ≠ 0, artinya Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Debt to Equity Ratio, dan Return on Asset secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:

1. Jika Sig < 0,05 dan thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima 2. Jika Sig > 0,05 dan thitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak


(56)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan data tersebut. Adapun pembahasan yang dimaksud meliputi: deskripsi hasil penelitian, pengujian variabel independen secara parsial dengan model regresi, pengujian asumsi klasik, dan pembahasan.

4.1.Data Penelitian

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 140 Perusahaan dan dari 140 perusahaan tersebut terpilih 18 perusahaan sebagai sampel dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu perusahaan manufaktur yang listing sejak tahun 2012-2014 serta membagikan dividen secara continue selama periode 2012-2014, menyajikan laporan keuangan secara lengkap pada periode tahun 2012 – 2014, dan perusahaan yang secara jelas menyajikan struktur kepemilikan.

4.2Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif

Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakanlah analisis deskriptif. Analisis deskriptif ini meliputi nilai rata-rata, jumlah data, dan standard deviasi dari 4 variabel


(57)

independen sebagai variabel yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio. Hasil analisis deskriptif akan ditunjukkan dalam Tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

MANAJERIAL 54 .000 .475 .07021 .121961

INSTITUSIONAL 54 .225 1.196 .65631 .217326

ROA 54 .001 10.202 .28100 1.377126

DER 54 .103 4.011 .84035 .801517

DPR 54 .002 6.329 .51506 .885710

Valid N (listwise) 54

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dengan N = 54 waktu amatan, Dividend Payout Ratio mempunyai nilai minimum 0,002 dan nilai maksimum 6.32 Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,88 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,51.

Kepemilikan Manajerial mempunyai nilai minimum 0,00 dan nilai maksimum 0,47. Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,07 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,12.

Kepemilikan Institusional mempunyai nilai minimum 0,225 dan nilai maksimum 1,19. Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,217 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,656.

Return on Asset mempunyai nilai minimum 0,001 dan nilai maksimum 10,20. Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 1,377 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,281.

Debt to Equity Ratio mempunyai nilai minimum 0,103 dan nilai maksimum 4,011. Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,801 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,840.


(58)

4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Metode yang dapat dipakai untuk normalitas adalah Kolmogorov Smirnov. Uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dalam Tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2

Hasil Uji Kolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 54

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .67399591

Most Extreme Differences

Absolute .193

Positive .193

Negative -.145

Kolmogorov-Smirnov Z 1.421

Asymp. Sig. (2-tailed) .035

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Data yang tidak berdistribusi secara normal dapat ditransformasikan ke dalam Logaritma Natural agar menjadi normal. Berikut ini hasil uji K-S setelah ditransformasikan.


(59)

Tabel 4.3

Hasil Uji Kolmogorov Smirnov Setelah Transformasi Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 54

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.15898980

Most Extreme Differences

Absolute .107

Positive .077

Negative -.107

Kolmogorov-Smirnov Z .788

Asymp. Sig. (2-tailed) .564

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Metode lain untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan metode analisis grafik, baik dengan melihat grafik secara histrogram ataupun dengan melihat secara Normal Probability Plot. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.

Berdasarkan tampilan grafik histogram (dapat dilihat pada Gambar 4.1), Uji normalitas dengan melihat grafik secara histogram dapat disimpulkan bahwa variabel residual berdistribusi normal karena data mengikuti arah garis grafik histogramnya.


(60)

Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Sedangkan berdasarkan grafik normal plot (dapat dilihat pada gambar 4.2), dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal. Hal ini mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.2 Normal Plot Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)


(61)

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regressi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh hasil bahwa variable Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Return on Asset, dan Debt to Equity Ratio bebas dari multikolinearitas yang ditunjukkan dengan nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 1

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

MANAJERIAL .457 2.187

INSTITUSIONAL .451 2.217

ROA .989 1.011

DER .968 1.033

a. Dependent Variable: LNDPR

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut:


(62)

Gambar 4.3 Scatterplot Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah) 4.2.2.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangggu pada periode t-1 (sebelumnya). Cara mengetahui adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson. Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .487a .237 .175 1.20537 1.858

a. Predictors: (Constant), DER, ROA, MANAJERIAL, INSTITUSIONAL b. Dependent Variable: LNDPR


(63)

Berdasarkan uji autokorelasi pada Tabel 4.5 diperoleh hasil bahwa nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,858. Penelitian ini diantara 1,5 sampai 2,5. Hal ini berarti dalam penellitian ini tidak terdapat autokorelasi.

4.2.3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients terhadap keempat variabel independen yaitu Manajerial, Institusional, ROA, dan DER terhadap Dividend Payout RatioPerusahaaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaditunjukkan pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -1.838 .868 -2.118 .039

MANAJERIAL -2.249 2.007 -.207 -1.120 .268

INSTITUSIONAL .049 1.134 .008 .043 .966

ROA .061 .121 .063 .506 .615

DER .687 .210 .415 3.273 .002

a. Dependent Variable: LNDPR

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Dari Tabel 4.6 dapat disusun persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = -1,838 – 2,249 X1 + 0,049 X2 + 0,061 X3 + 0,687 X4

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda diperoleh koefisien regresi Manajerial sebesar -2,249. Koefisen tersebut mengindikasikan adanya hubungan negatif antara Manajerial terhadap Dividend Payout Ratio. Koefisien regresi Institusional sebesar 0,049. Koefisen tersebut mengindikasikan adanya hubungan


(1)

122 KLBF

PT. Kalbe Farma Tbk

-

123 MERK

PT. Merck Tbk

-

124 PYFA

PT. Pyridam Farma Tbk

-

125 SCPI

PT. Schering Plough Indonesia

Tbk

-

126 SIDO

PT. Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul Tbk

-

127 SQBB

PT. Taisho Pharmaceutical

Indonesia Tbk

-

128 TSPC

PT. Tempo Scan Pasific Tbk

Sampel 15

129 GGRM

PT. Gudang Garam Tbk

Sampel 16

130 HMSP

PT. Hanjaya Mandala

Sampoerna Tbk

-

131 RMBA

PT. Bentoel International

Investama Tbk

-

132 WIIM

PT. Wismilak Inti Makmur

Tbk

Sampel 17

133 MBTO

PT. Martina Berto Tbk

-

-

134 MRAT

PT. Mustika Ratu Tbk

-

135 TCID

PT. Mandom Indonesia Tbk

Sampel 18

136 UNVR

PT. Unilever Indonesia Tbk

-

-

-

-

-

137 CINT

PT. Chitose Internasional Tbk

-

-

-

-

-

138 KDSI

PT. Kedawung Setia Industrial

Tbk

-

139 KICI

PT. Kedaung Indag Can Tbk

-

-

140 LMPI

PT. Langgeng Makmur

Industry Tbk

-

-

Adapunsampelpenelitiandiambilsetelahmemenuhibeberapa kriteriasebagai

berikut:

1.

Perusahaan yang listing dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 –

2014.

2.

Perusahaan Manufaktur yang menyajikan laporan keuangan secara lengkap

pada periode 2012 – 2014.

3.

Perusahaan yang menyajikan secara jelas struktur kepemilikan manajerial dan

institusional.

4.

Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang membagikan dividen secara

konsisten pada periode Januari 2012 – Desember 2014


(2)

LAMPIRAN 5

STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

MANAJERIAL 54 .000 .475 .07021 .121961

INSTITUSIONAL 54 .225 1.196 .65631 .217326

ROA 54 .001 10.202 .28100 1.377126

DER 54 .103 4.011 .84035 .801517

DPR 54 .002 6.329 .51506 .885710

Valid N (listwise) 54

HASIL UJI NORMALITAS (KOLMOGOROV SMIRNOV)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 54

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .67399591

Most Extreme Differences

Absolute .193

Positive .193

Negative -.145

Kolmogorov-Smirnov Z 1.421

Asymp. Sig. (2-tailed) .035

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

HASIL UJI NORMALITAS (KOLMOGOROV SMIRNOV SETELAH LN)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 54

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.15898980

Most Extreme Differences

Absolute .107

Positive .077

Negative -.107

Kolmogorov-Smirnov Z .788

Asymp. Sig. (2-tailed) .564

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

HASIL UJI NORMALITAS (NORMAL PLOT)

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

Coefficients

a

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

MANAJERIAL .457 2.187

INSTITUSIONAL .451 2.217

ROA .989 1.011

DER .968 1.033


(5)

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

HASIL UJI AUTOKORELASI

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .487a .237 .175 1.20537 1.858

a. Predictors: (Constant), DER, ROA, MANAJERIAL, INSTITUSIONAL b. Dependent Variable: LNDPR


(6)

LAMPIRAN 6

HASIL UJI HIPOTESIS SECARA SEREMPAK (UJI F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 22.135 4 5.534 3.809 .009b

Residual 71.193 49 1.453

Total 93.327 53

a. Dependent Variable: LNDPR

b. Predictors: (Constant), ROA, INSTITUSIONAL, DER, MANAJERIAL

HASIL UJI HIPOTESIS SECARA SEREMPAK (UJI t)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -1.838 .868 -2.118 .039

MANAJERIAL -2.249 2.007 -.207 -1.120 .268

INSTITUSIONAL .049 1.134 .008 .043 .966

DER .687 .210 .415 3.273 .002

ROA .061 .121 .063 .506 .615