ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (STUDI KASUS DI KOTA MAGELANG PERIODE 1984 – 2015)

(1)

ANALYSIS OF FACTORS INFLUENCING LOCAL REVENUE (PAD) (Case Study In Magelang City Period 1984 2015)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memebuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

PUTRI SEPTIANA WULANDARI 20130430245

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(2)

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

(Studi Kasus di Kota Magelang Periode 1984 – 2015)

ANALYSIS OF FACTORS INFLUENCING LOCAL REVENUE (PAD) (Case Study In Magelang City Period 1984 – 2015)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

PUTRI SEPTIANA WULANDARI 20130430245

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

(5)

iv SKRIPSI PERNYATAAN

Dengan Ini saya,

Nama : Putri Septiana Wulandari Nomor Mahasiswa : 20130430245

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus di Kota Magelang Periode 1984–2015)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapatan yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 1 April 2017

Putri Septiana Wulandari (20130430245)


(6)

v INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah di Kota Magelang. Dimana Variabel Independen Retribusi Daerah, DAU (Dana Alokasi Umum), BUMD (Badan Usaha Milik Daerah), dan Jumlah Penduduk sedangkan Variabel Dependen yaitu Pendapatan Asli Daerah. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik dengan periode dari tahun 1984 sampai dengan 2015 di Kota Magelang. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi model VAR.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel Retribusi Daerah berpengeruh posistif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Magelang. Variabel DAU (Dana Alokasi Umum) berpengaruh positif terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Magelang. Variabel BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) berpengaruh positif terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Magelang. Kemudian Variabel Jumlah Penduduk berpengaruh positif terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Magelang.

Kata Kunci: Pendapatan Asli Daerah, Retribusi Daerah, DAU (Dana Alokasi Umum), BUMD (Badan Usaha Milik Daerah), Jumlah Penduduk.


(7)

vi ABSTRACT

This study aims to analyze the factors that affect the Regional Revenue in Magelang. Where the Independent Variable Regional Retribution , DAU (General Allocation Fund), BUMD (Regional Owned Enterprises ) and Population Dependent Variables that while Regional Revenue. This study uses secondary data from the Central Statistics Agency in the period from 1984 to 2015 in Magelang. This study uses regression analysis of the VAR model.

These results indicate that the Regional Retribution variabel positive effect and significant impact on Regional Revenue in Magelang. Variable DAU (General Allocation Fund) positive effect on Regional Revenue in Magelang. Variable BUMD (Regional Owned Enterprises) have a positive effect on Regional Revenue in Magelang. Later Variable Population has positive influence on Regional Revenue in Magelang.

Keywords: PAD (Regional Revenue): Retribusi Daerah (Regional

Retribution), DAU (General Allocation Fund), BUMD (Regional Owned Enterprises), Population.


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW., kepada keluarganya, parasahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Muhammdiyah Yogyakarta. Judul yang penulis ajukan adalah “Analisis Faktor -faktor yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (Studi kasus di Kota Magelang tahun 1984 –2015)”.

Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi Pemerintah Daerah Kota Magelang dalam pengambilan kebijakan dan memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Ayah, Ibu dan kedua adikku yang menjadi semangat dalam hidupku sehingga dapat menyelesaikan studi ini.


(9)

viii

2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammdiyah Yogyakarta, Bapak Dr.Nano Prawoto, S.E., M.Si yang telah memberikan kelancaran selama penulis menyelesaikan studi.

3. Bapak Agus Tri Basuki, S.E., M.Si. yang telah memberikan saran bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen prodi Ilmu Ekonomi yang telah memberikan masukan kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Sahabat-sahabat terbaikku yang telah memberikan motivator terbaik dan penyemangat terindah.

6. Serta teman-teman angkatan 2013 Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh Karena itu kritik, saran, dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topic ini.

Yogyakarta, 1 April 2017


(10)

ix

MOTTO

Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya.

Dan

Usaha yang disertai dengan doa, karena sesungguhnya nasib

seseorang manusia tidak akan berubah dengan sendirinya tanpa

berusaha.

Kerjakanlah,

Wujudkanlah,

Raihlah cita-citamu,

Dengan memulainya,

Dari Bekerja,

Bukan hanya,

Menjadi beban,

Didalam impianmu.


(11)

x

-SUKSES-

PERSEMBAHAN

Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan atas dukungan dan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat dirampungkan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya khaturkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada:

1) Allah SWT, karena hanya atas izin dan karuniaNyalah maka skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada Allah penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala doa. 2) Kedua orang tua saya, yang telah memberikan dukungan moril maupun

materi serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesan saya, karena tiada kata seindah lantunan do’a dan tiada do’a yang paling khusuk selain do’a yang terucap dari orang tua. Ucapan terimakasih saja takkan pernah cukup untuk membalas kebaikan orang tua, karena itu terimalah persembaha bakti dan cinta ku untuk kalian orang tuaku.

3) Kedua adik saya Diana dan Refa, yang telah memberikan semangat dan kasih tulusnya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi.

4) Bapak dan Ibu Dosen pembimbing, penguji dan pengajar, yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan


(12)

xi

mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik. Terimakasih banyak Bapak dan Ibu dosen, jasa kalian akan selalu terpatri di hati.

5) Sahabat dan Teman Tersayang, tanpa semangat, dukungan dan bantuan kalian semua tak kan mungkin aku sampai disini, terimakasih untuk canda tawa, tangis, dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terimakasih untuk kenangan manis yang telah mengukir selama ini. Dengan perjuangan dan kebersamaan kita pasti bisa! Semangat!!

6) Untuk Candra Achmad M yang selalu memberikan semangat dan menemani dari lulusnya SMA hingga lulusnya SARJANA.

7) Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang, Aamiinnn.


(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN... iv

INTISARI ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

MOTTO ... ix

PERSEMBAHAN ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Batasan Masalah Penelitian ... 7

1.3 Rumusan Masalah ... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10

2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Tinjauan Umum Keuangan Daerah ... 10

2.1.2 Otonomi Daerah ... 11


(14)

xiii


(15)

xiv

2.3 Hasil Penelitian ... 31

2.4 Hipotesis ... 33

2.5 Kerangka Pemikiran ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

3.1 Objek Penelitian ... 36

3.2 Jenis Data ... 36

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.4 Definisi Operasonal Variabel Penelitian ... 37

3.5 Metode Analisis Data ... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 42

4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Magelang... 42

4.2 Letak Geografis Kota Magelang ... 42

4.3 Gambaran Umum Penelitian ... 43

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

5.1 Uji Stasioner ... 46

5.1.1 Uji Akar Unit (Unit Root Test) ... 46

5.1.2 Penentuan Panjang Lag ... 51

5.1.3 Uji Stabilitas VAR ... 52

5.1.4 Uji Kointegrasi ... 53

5.1.5 Uji Kaulitas Granger ... 54

5.1.6 Uji Regresi Dengan Model VAR ... 57

5.1.7 Innovation Acounting ... 58

BAB VI PENUTUP ... 65

6.1 Kesimpulan ... 65

6.2 Saran ... 65

6.3 Keterbatasan Penelitian ... 66


(16)

xv LAMPIRAN-LAMPIRAN


(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Perkembangan PAD Kota Magelang Tahun 2005 - 2014 ... 13

Tabel 2.2 : Retribusi Daerah Kota Magelang Tahun 2010 – 2014 ... 18

Tabel 2.3 : Laba BUMD Kota MagelangTahun 2006 - 2015 ... 22

Tabel 2.4 : Realisasi DAU Kota Magelang Tahun 2011 - 2015 ... 25

Tabel 5.1 : Hasil Uji ADF pada tingkat level ... 48

Tabel 5.2 : Hasil Uji ADF pada tingkat First Difference ... 50

Tabel 5.3 : Hasil Penentuan Panjang Lag ... 52

Tabel 5.4 : Hasil Uji Stabilitas ... 53

Tabel 5.5 : Hasil Kointegrasi (Johansen Cointegration) ... 54

Tabel 5.6 : Hsil Uji Kaulitas Granger ... 55

Tabel 5.7 : Hasil Uji Regresi VAR ... 59

Tabel 5.8 : Hasil Uji Analisis Impulse Response (IRF) Terhadap Shock BUMD (Badan Usaha Milik Daerah ) ... 60

Tabel 5.9 : Hasil Uji Analisis Impulse Response (IRF) Terhadap Shock DAU ... 61

Tabel 5.10 : Hasil Uji Analisis Impulse Response (IRF) Terhadap Shock Jumlah Penduduk ... 62

Tabel 5.11 : Hasil Uji Analisis Impulse Response (IRF) Terhadap Shock Retribusi Daerah ... 63


(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR


(19)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data variabel yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 1984-2015


(20)

(21)

(22)

(Regional Owned Enterprises ) and Population Dependent Variables that while Regional Revenue. This study uses secondary data from the Central Statistics Agency in the period from 1984 to 2015 in Magelang. This study uses regression analysis of the VAR model.

These results indicate that the Regional Retribution variabel positive effect and significant impact on Regional Revenue in Magelang. Variable DAU (General Allocation Fund) positive effect on Regional Revenue in Magelang. Variable BUMD (Regional Owned Enterprises) have a positive effect on Regional Revenue in Magelang. Later Variable Population has positive influence on Regional Revenue in Magelang.

Keywords: PAD (Regional Revenue): Retribusi Daerah (Regional Retribution), DAU (General Allocation Fund), BUMD (Regional Owned Enterprises),


(23)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap daerah memiliki kemampuan sendiri untuk mengatur keuangan, di dalam perhitungan pendapatan setiap daerah mampu menentukan kebijakan yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. PAD (Pendapatan Asli Daerah) merupakan salah satu penerimaan pada setiap daerah yang akan mampu melaksanakan tujuan setiap daerah. Kegiatan ekonomi pada setiap daerah bervariasi dengan tujuan untuk mendorong setiap daerahnya berpotensi meningkatkan ekonominya. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Optimalisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah hendaknya didukung upaya Pemerintah Daerah dengan meningkatkan kualitas layanan publik (Mardiasmo, 2002).

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 memberikan penegasan bahwa daerah memiliki kewenangan untuk menentukan alokasi sumber daya ke dalam belanja dengan menganut asas kepatutan, kebutuhan dan kemampuan daerah (Darwanto dan Yustikasari, 2007).


(24)

Kebijakan keuangan daerah diarahkan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah sebagai sumber utama pendapatan daerah yang dapat dipergunakan oleh daerah dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan daerah sesuai dengan kebutuhannya guna memperkecil ketergantungan dalam mendapatkan dana dan pemerintah tingkat atas (subsidi). Dengan demikian usaha peningkatan pendapatan asli daerah seharusnya dilihat dari perspektif yang Iebih luas tidak hanya ditinjau dan segi daerah masing-masing tetapi daham kaitannya dengan kesatuan perekonomian Indonesia. Pendapatan asli daerah itu sendiri, dianggap sebagai alternatif untuk memperoleh tambahan dana yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan pengeluaran yang ditentukan oleh daerah sendiri khususnya keperluan rutin. Oleh karena itu peningkatan pendapatan tersebut merupakan hal yang dikehendaki setiap daerah.

Untuk itu, pemerintah daerah tentunya akan melakukan upaya agar dapat meningkatkan penerimaan daerah sebesar-besarnya. Peran pemerintah daerah sangat besar untuk meenentukan strategi bagaimana pendapatan daerah yang akan di peroleh dapat menunjang peningkatan ekonomi pada setiap daerahnya. Sarana dan prasarana yang akan dibutuhkan pada setiap daerah akan berpengaruh pada pemasukan keuangan.

Adapun kewenangan daerah, yang dimaksud dengan kewenangan daerah yaitu seluruh yang mencakup pemerintah daerah tanpa terkecuali. Dengan demikian pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengawasi proses kegiatan yang akan menghasilkan tujuan yang baik bagi perekonomian. Fungsi


(25)

pengawasan yaitu untuk melihat bagaimana kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan untuk masa yang akan datang.

Pemerintah daerah akan menentukan target pendapatan dalam perhitungan minimal satu tahun anggaran. Target yang akan di peroleh dapat di pertanggung jawabkan penyusunannya dan memerlukan faktor-faktor yang tentunya akan memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat perekonomian daerah setempat. Pemerintah daerah juga dapat meningkatkan target pendapatan daerah dengan menggali sebaik-baiknya.

Pemerintah daerah meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dengan cara mengoptimalkan pendapatan yang berasal dari retribusi daerah dan laba BUMD (Badan Usaha Milik Daerah). Pendapatan yang berasal dari retribusi daerah dan laba BUMD merupakan salah satu bentuk peran bantu masayarakat dalam mensejahterakan perekonomian daerah setempat. Retribusi daerah dan laba BUMD merupakan pendapatan daerah yang penting untuk membiayai kebutuhan pemerintah.

Secara umum, untuk meningkatkan pendapatan daerah yang memerlukan faktor dari retribusi daerah, laba BUMD, DAU dan Jumlah Penduduk dalam hal tersebut ada beberapa metode sebagai berikut:

1. Memperluas daerah penerimaan

Tindakan ini akan memperbanyak penerimaan yang dapat di pungut oleh daerah yang dalam perhitungan ekonomi di anggap potensial dan strategis.


(26)

2. Memperkuat proses pungutan

Upaya memperkuat proses pungutan dapat dilakukan dengan cara mengubah tarif, khususnya tariff retribusi daerah dalam meningkatkan SDM.

3. Meningkatkan pengawasan

Tindakan ini dapat di lakukan oleh pemerintah daerah dengan memeriksa dan mengawasi secara teratur dalam penerimaan pendapatan setiap proses yang dilaksanakan oleh daerah.

4. Meningkatkan kapasitas penerimaan

Dalam tindakan ini dapat dilakukan melalui perencanaan yang lebih, khususnya dilakukan dengan meningkatkan koordinasi dengan instansi yang ada di daerah tersebut.

5. Meningkatkan efisiensi biaya pemungutan

Salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah memperbaiki prosesdur secaran efisien dalam pemungutan dari setiap jenis pemungutan.

Dari beberapa metode di atas, pemerintah daerah dapat mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat dan memudahkan masyarakat untuk memantau serta mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari APBD khususnya retribusi daerah, laba BUMD dan DAU. Di Kota Magelang pada tahun 2010 mempunyai target dari APBD yaitu sebesar Rp. 398.625.847.000 kemudian terealisasi sebesar Rp. 401.911.336.532. Adanya realisasi APBD tersebut terbukti bahwa Kota Magelang memiliki potensi yang cukup baik. Kemudian persaingan


(27)

daerah juga akan menimbulkan inovasi dan kemajuan baru bagi perekonomian yang akan datang. Potensi ekonomi daerah sangat menetukan dalam penyelenggaran rencana pada setiap daerah. PAD salah satunya potensi sumber pembiayaan pemerintah daerah yang di kelola secara optimal.

PAD (Pendapatan Asli Daerah) Di Kota Magelang mengalami perkembangan yang cukup baik. Tahun 2011 sampai tahun 2015 pendapatan asli daerah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Pada tahun 2011 hasil yang terealisai sebesar Rp. 12.876.009,000 kemudian tahun 2015 terealisasi sebesar Rp. 16.399.601,000. Peningkatan pendapatan asli daerah lima tahun belakang ini dapat di manfaatkan sebaik-baiknya oleh pemerintah daerah Kota Magelang.

Perkembangan Kota Magelang dengan kondisi sebagai kota jasa yang hanya memiliki luas 18.12 km2. Secara geografis Kota Magelang terletak pada posisi yang strategis, karena berada pada tepat di tengah-tengah pulau Jawa. Pada jalur transportasi dan ekonomi antara Semarang-Magelang-Yogyakarta-Purworejo selain itu Kota Magelang juga berada di tengah-tengah jalur wisata local dan regional antara Yogyakarta-Borobudur-Kopeng dan dataran tinggi dieng.

Letak strategis yang di miliki oleh Kota Magelang akan menunjang pendapatan asli daerah yang tentunya akan meningkatkan kesejahteraan Kota Magelang. Dengan letak yang strategis Kota Magelang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) kawasan Purwomanggung (Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung, Kota Magelang dan Kabupaten Magelang) dalam tata Ruang Provinsi Jawa Tengah.


(28)

Kota Magelang merupakan daerah otonomi yang berada di wilayah Provinsi Jawa Tengah yang terus menggali potensi-potensi keuangan agar dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang salah satu adalah retribusi daerah, laba BUMD dan DAU. Dimana retribusi daerah memiliki pendapatan yang luas dan memungkinkan untuk memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kemudian laba BUMD juga tidak berbeda dengan retribusi daerah yang memiliki kontribusi yang cukup besar di lihat secara umum laba BUMD yang ada di kota Magelang juga cukup besar dalam penerimaan pendapatan daerah. Di Kota Magelang memiliki perusahaan daerah yang mampu memberikan pemasukan untuk meingkatkan pendapatan asli daerah. Ada salah faktor yang mempengaruhi pendapatan asli daerah yang ada di Kota Magelang yaitu DAU. DAU yang akan memberikan masukan keuangan kepada pemerintah kota Magelang. Dimana DAU yang di berikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah kota Magelang tentunya akan memberikan dana untuk keperluan operasional yang ada di pemerintah kota Magelang.

Pada dasarnya pemerintah daerah kota Magelang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat khusunya kota Magelang agar lebih meningkatkan penerimaan pendapatan daerah yang akan mendukung kesejahteraan masyarakat. Pemerintah daerah kota Magelang mengidentifikasi beberapa hambatan dalam penerimaan pendapatan daerah, dapat di identifikasi bahwa belum adanya kerjasama yang baik anatar masyarakat dengan pemerintah daerah kota Magelang.


(29)

Dalam hal ini, yang mendapat prioritas utama dalam rangka memperbaiki perekonomian dan keuangan daerah serta dapat meningkatkan kemandirian daerah. Dengan demikian, diharapkan retribusi daerah, laba BUMD, DAU dan Jumlah Penduduk mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Bedasarkan latar belakang di atas, maka judul dalam penelitian ini adalah: “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA MAGELANG”

1.2 Batasan Masalah Penelitian

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas, dimana Kota Magelang memilki beberapa sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Maka peneliti hanya membahas pada faktor yang berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu :

1. Variabel-variabel yang mempengaruhi besar kecilnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Magelang yaitu : Retribusi Daerah, Laba BUMD, DAU dan Jumlah Penduduk.

2. Data yang digunakan adalah data tahunan yaitu tahun 1984-2014 terdiri atas :

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) b. Retribusi Daerah

c. Laba BUMD d. DAU


(30)

e. Jumlah Penduduk

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya maka permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah :

1. Seberapa besar pengaruh Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Magelang ?

2. Seberapa besar pengaruh Laba BUMD terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Magelang ?

3. Seberapa besar pengaruh DAU terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Magelang ?

4. Seberapa besar pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Magelang ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada diatas maka tujuan yang akan dicapai oleh peneliti adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Magelang.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Laba BUMD terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Magelang.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh DAU terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Magelang.


(31)

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Magelang.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperdalam wawasan pengetahuan penulis tentang Pendapatan Asli Daerah, Retribusi Daerah, Laba BUMD dan Jumlah Penduduk pada setiap daerah tertentu. 2. Bagi peneliti lain, dapat digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan

penelitian sejenis dengan ruang lingkup yang lebih luas.

3. Bagi pemerintah daerah, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD).


(32)

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Tinjauan Umum Keuangan Daerah

Keuangan daerah adalah sesuatu berupa uang maupun barang yang dapat di miliki oleh suatu daerah yang sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Kemudian Pemerintah Daerah harus mampu mengelola, merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengendalikan, dan mengevaluasi semua sumber keuangan daerah. Dalam melaksanakan berbagai tujuan pemerintah daerah membutuhkan dana untuk membiayai kebutuhan pemerintah untuk tujuan tertentu. Oleh karena itu, perlu meningkatkan penerimaan keuangan daerah untuk pembiayaan pemerintah secara optimal. Adapun usaha pemerintah daerah yang perlu dilakukan meliputi :

a. Mobilisasi yang dapat di gali ataupun diperoleh dari potensi daerah itu sendiri dengan wajar dan mengikuti peraturan.

b. Perlu desentralisasi dalam penyusunan, perencanaan, serta pengambilan keputusan dalam memilih suatu program maupun proyek. c. Penyempurnaan yang berhubungan dengan subsidi, pinjaman dan bantuan sehingga dapat mendorong peningkatan pendapatan daerah setempat.


(33)

e. Pemantauan daerah yang efektif sehingga dapat mengontrol dan mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber penerimaan daerah.

Dari uraian di atas dapat di lihat bahwa pemerintah tidak akan efektif dalam melaksanakan program-program daerah jika dana atau penerimaan daerah daerah yang kurang mencukupi. Keuangan daerah inilah salah satu kriteria untuk mengetahui bagaimana kemampuan pemerintah daerah melaksanakan dan mengelola perekonomian daerah setempat.

2.1.2 Otonomi Daerah

Otonomi daerah adalah kewajiban, wewenang, dan hak setiap daerah untuk mengatur daerah setempat sesuai dengan aturan. Kemudian daerah yang akan di kelola memiliki batasan-batasan wilayah yang sesuai dengan kesepakatan pemerintah daerah setempat. Penerapan otonomi daerah di harapkan dapat mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan penerimaan daerahnya tersebut. Otonomi daerah juga di harapkan mampu mendorong pemerintah daerah untuk dapat meningkatkan daya saing daerahnya dalam peningkatan pembangunan perekonomian setiap daerah.

2.1.3. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Setiap daerah memiliki kewajiban untuk menggali sumber-sumber keuangan agar dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang


(34)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah salah satu sumber pendapatan daerah yang dituangkan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) merupakan sumber murni penerimaan daerah yang selalu diharapkan peningkatannya. Pendapatan Asli Daerah (PAD) ini merupakan pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan perda (peraturan daerah) sesuai dengan perundang-undangan guna mengumpulkan dana untuk keperluan setiap kegiatan yang membutuhkan biaya.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Magelang, pendapatan asli daerah adalah salah satu sumber penerimaan yang harus selalu di pantau peningkatannya. Jumlah dan kontribusi peningkatannya akan berpengaruh dan akan sangat berperan bagi pemerintah daerah. Kemajuan tingkat daerah dapat dilihat dari penerimaan pendapatan asli daerah dan peran pendapatan asli daerah yang tentunya akan berdampak positif dari tahun ke tahunnya. Setiap daerah akan memicu bagaimana agar penerimaan pendapatan asli daerah setiap tahunnya akan terus meningkat.

Pendapatan daerah dalam APBD masih merupakan salah satu elemen terpenting untuk mendukung pemerintahan daerah untuk pelayanan public secara umum. Tidak lepas dari itu pendapatan asli daerah merupakan pilihan utama dalam mendukung program kegiatan dan penyelnggaraan pemerintahan di Kota Magelang. Pendapatan Asli Daaerah (PAD) diharapkan mampu


(35)

Jadi, pendapatan asli daerah dapat dikatakan sebagai pendapatan rutin daerah yang berasal dari usaha-usaha yang berasal dari daerah dan pemanfaatan potensi-potensi sumber keuangan yang dapat berperan sesuai tugasya.

Berikut perkembangan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kota Magelang sepuluh tahun terakhir ini dari tahun 2005-2014.

Tabel 2.1

Perkembangan PAD Kota Magelang Tahun 2005 – 2014

No Tahun Realisasi PAD (Rp) 1 2005 Rp. 9.643.563 2 2006 Rp. 9.533.676 3 2007 Rp. 9.814.845 4 2008 Rp. 9.667.570 5 2009 Rp 12.549.584 6 2010 Rp. 12.704.619 7 2011 Rp. 12.876.009 8 2012 Rp. 13.577.702 9 2013 Rp. 15.314.602 10 2014 Rp. 16.432.000


(36)

penerimaan daerah yang cukup meningkat.

Besarnya pendapatan di Kota Magelang setiap tahunnya menyebabkan kemampuan daerah mencapai keberhasilan yang diharapkan. Untuk meningkatkan kemajuan dan potensi yang lebih meningkat kota Magelang tentunya memiliki komponen-komponen dalam penerimaan daerahnya. Komponen-komponen penerimaan pendapatan asli daerah daerah (PAD) terdiri dari :

a. Retribusi Daerah b. Laba BUMD d. DAU

e. Jumlah Penduduk a. Retribusi Daerah

Retribusi daerah adalah pungutan khusus yang telah di sediakan atau di berikan oleh pemerintah daerah kepada seseorang individu maupun badan. Retribusi daerah juga dapat bisa diartikan bahwa kemandirian setiap daerah dapat di wujudkan dengan salah satu cara yaitu dengan meningkatkan PAD dari sektor retribusi daerah. Jika retribusi daerah meningkat maka PAD juga akan meningkat. Kemudian pemungutan retribusi daerah berdasar atas UU Nomor 34 tahun 2000 namun telah di ubah menjadi UU Nomor 28 tahun 2009.


(37)

pungutan yang disediakan oleh pemerintah daerah, namun pungutan jasa tersebut harus sesuai dengan ukuran soasial ekonominya. Jasa-jasa tersebut ada tiga jenis yaitu, jasa usaha, jasa jasa umum dan perizinan tertentu,

B. Golongan Retribusi Daerah

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 ayat 2 telah disebutkan bahwa penggolongan retribusi dapat digunakan untuk menetetapkan kebijakan umum tentang prinsip dan penetapan tarif retribusi.

C. Sumber-sumber penerimaan retribusi daerah a. Retribusi Jasa Umum

 Pelayanan Kesehatan  Pelayanan Kebersihan

 Pelayanan pemakaman dan penguburan mayat  Pelayan parker di tepi jalan umum

 Pelayanan akte kelahiran dan biaya cetak KTP  Pelayanan Pasar

 Pengujian peluncuran kapal perikanan  Pemeriksaan alat pemadam kebakaran  Penggantian biaya cetak peta.


(38)

 Retribusi tempat penginapan  Retribusi penyedotan kakus

 Retribusi pasar grosir atau pertokoan  Retribusi pelayanan pelabuhan kapal  Retribusi rumah potong hewan  Retribusi penyebrangan di atas air

 Retribusi penjualan produksi usaha daerah  Retribusi tempat rekreasi dan olahraga  Pemakaian kekayaan daerah

c. Retribusi Perijinan Tertentu  Izin penggunaan tanah  Izin mendirikan bangunan  Izin trayek

 Izin gangguan

 Penerimaan keuangan yang di lihat dari selisih nilai tukar uang rupiah dengan uang asing

 Pendapatan denda yang di kenakan kepada pelaksanaan pekerjaan yang terlambat


(39)

 Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan  Pendapatan yang di peroleh dari angsuran ataupun cicilan

penjualan

 Fasilitas soasial ataupun Fasilitas umum

Dari penjelasan teori di atas, retribusi daerah merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Di Kota Magelang selama lima tahun kebelakang ini reribusi daerah terus meningkat. Berikut ini tabel retribusi daerah di Kota Magelang dari tahun 2005 – 2010.

Tabel 2.2

Retribusi Daerah Kota Magelang Tahun 2010 – 2014

No Tahun Retribusi Daerah (Rp)

1 2010 Rp. 2.899.236

2 2011 Rp. 2.618.858

3 2012 Rp. 2.682.502

4 2013 Rp. 2.997.259

5 2014 Rp. 2.735.721


(40)

daerah. Retribusi daerah di Kota Magelang yang bersumber dari masyarakat yang di kelola oleh pemerintah daerah yang bertujuan dalam meningkatkan kesejahteraan pemerintah daerah Kota Magelang. Dalam rangka membangun potensial secara efektif dan efisien yang nantinya akan mendorong pendapatan dan pembangunan daerah.

Retribusi yang di pungut tentunya memiliki beberapa ciri-ciri tertentu sesuai aturan yang telah di tetapkan. Adapun beberapa ciri-ciri Retribusi Daerah yang di pungut di Indonesia yaitu :

a. Retribusi Terutang dimana retribusi ini merupakan jasa yang di selenggarakan oleh pemerintah daerah yang di nikmati oleh orang atau badan.

b. Pihak yang membayar retrbusi daerah tentunya dapat menerima balasan jasa secara langsung oleh pemerintah daerah atas pembayaran yang dilakukannya.

c. Hasil dari penerimaan retribusi daerah nantinya akan masuk ke dalam kas pemerintah daerah.

d. Retribusi Daerah di kenakan kepada siapa saja yang nantinya akan mendapatkan jasa oleh pemerintah daerah. e. Sanksi yang di tetapkan yaitu, sanksi ekonomis dimana


(41)

Di lihat dari ciri-ciri di atas, sumber pendapatan daerah salah satunya retribusi daerah ini di berikan kewenangan untuk melaksanakan pemungutan retribusi daerah yang ada di Kota Magelang dari berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini tentunya akan meningkatkan pendapatan asli daerah di Kota Magelang dalam upaya memenuhi kebutuhan pemerintah daerah kota Magelang.

b. Laba BUMD

BUMD adalah perusahaan yang di milki dan didirikan oleh pemerintah daerah. Kewenangan pemerintah daerah ditetapkan dalam peraturan Undang-undang No.25 Tahun 2000 yang menyatakan mengenai kewenangan pemerintah daerah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom.

BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) menjadi soroton publik, karena BUMD menjadi salah satu faktor penting yang memberikan layanan pkepada masyarakat yang tentunya berbeda dengan layanan-layanan masyarakat pada umumnya. Keberadaan dan aktivitas BUMD telah di atur dan di tetapkan dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (PD). BUMD ( Badan Usaha Milik Daerah ) memiliki peran dan fungsi, yaitu :


(42)

c. Mendorong masyarakat dalam bidang usaha

d. Memenuhi kebutuhan bagi kepentingan publik, kebutuhan barang maupun jasa.

e. Menajadi peran untuk kegiatan usaha yang kurang diminati swasta.

Dari peran dan fungsi di atas, BUMD juga memiliki kontribusi dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Pemerintah daerah mempunyai harapan terhadap BUMD terutama dalam pencapaian pendapatan sesuai dengan prosedur dan aturan yang sudah di tetapkan.

Pemerintah dengan BUMD memiliki hubungan yang sangat erat karena memiliki tujuan bersama untuk saling menjaga dalam perannya masing-masing sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat. Peran dan tanggung jawabnya BUMD sebagai pencetak pendapatan dan pelayanan publik, dalam prakteknya harus berhadapan dengan kondisi yang bergerak secara mekanisme, kondisi kinerja yang mekanisme melalui hubungan pertanggung jawaban kinerjanya oleh publik. Publik secara luas yang di maksud adalah bagaimana pelayanan publik dapat di kelola secara maksimal dan dapat menerima masukan dari perusahaan swasta yang nantinya akan memposisikan pemerintah pada fungsi dan peran yang sangat di perlukan masyarakat. Namun, pemerintah harus tetap pada konsisten dalam penyelenggaraan pelayanan publik, ketika kalangan


(43)

Di Kota Magelang, semua perusahaan daerah berkembang dan meningkat karena di tangani secara profesional. Ada beberapa perusahaan milik daerah di Kota Magelang yang memberikan sumber pendapatan asli daerah diantaranya ialah :

a) PD BPR Bank Magelang

b) PD Obyek Wisata Taman Kyai Langgeng c) PDAM

d) PD Percetakan e) PD Perbengkelan

f) PD BPR BKK Magelang Utara

Dari perusahaan daerah yang ada di Kota Magelang, yang meraih laba besar antara lain PD Obyek Wisata Taman Kyai Langgeng pada tahun 2013 mendapatkan keuntungan Rp 2.178.167.800. Kemudian di setorkan kepada Pemerintah Kota Magelang sebagai pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 1.197.357.000.

Tidak hanya PD Obyek Wisata Taman Kyai Langgeng namun PD BPR Bank Magelang juga menyetorkan kepada Pemerintah Kota Magelang sebagai pendapatan asli daerah (PAD) pada tahun yang sama yaitu tahun 2013, sebesar Rp 1.302.698.827. Jumlah yang di setorkan


(44)

Kemudian perusahaan daerah yang ada di Kota Magelang setiap tahunnya menyetorkan ke pada Pemerintah Kota Magelang rata-rata naik 10%. Namun ada salah satu perusahaan daerah yang diinvestasikan kembali sebagai penyertaan modal, seperti perusahaan daerah yang di miliki oleh Pemerintah Kota Magelang yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) setiap daerah memliki kewengan sesuai dari daerah masing-masing. Di Kota Magelang setiap tahunnya memiliki peningkatan yang cukup baik dari pemasukan perusahaan daerah. Berikut tabel realisasi BUMD pada tahun 2006 – 2015.

Tabel 2.3 Laba BUMD Kota Magelang Tahun 2006 – 2015

No Tahun Realisasi BUMD (Rp)

1 2006 Rp. 2.030.784

2 2007 Rp. 2.525.877

4 2008 Rp. 2.432.887

5 2009 Rp. 2.905.601


(45)

8 2013 Rp. 5.017.784

9 2014 Rp. 10.445.000

10 2015 Rp. 11.234.677

Sumber: Badan Pusat Statistika (BPS) Kota Magelang

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa laba BUMD yang di setorkan untuk pendapatan asli daerah (PAD) setiap tahunnya terus meningkat. Untuk itu BUMD merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Di Kota Magelang. Kemudian Pemerintah Kota Magelang mengharapkan perusahaan daerah di Kota Magelang terus di kelola dengan baik.

c. DAU (Dana Alokasi Umum)

Setiap daerah memiliki kewenangan dan kemampuan yang tidak sama dalam urusan keuangan. Setiap daerah juga berbeda dalam membiayai kegiatan operasional di daerah masing-masing. Hal tersebut akan menimbulakan beberapa ketimpangan salah satunya ketimpangan fiskal anatar daerah. Untuk itu pemerintah pusat mengatasi ketimpangan tersebut dengan mentransfer dana perimbangan untuk masing-masing daerah yang masih memerlukan. Salah satu dan perimbangan yaitu DAU (Dana Alokasi Umum).


(46)

daerah masing-masing. Kemudian mempunyai tujuan pemerataan keuangan ke setiap daerah. Pemerintah pusat mengharapkan agar dana tersebut dapat digunakan untuk melayani kegiatan publik secara efektif dan efisien.

Di Kota Magelang memiliki upaya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dengan memperhitungkan Dana Alokasi Umum. Kemudian dengan memperhitungkan Dana Alokasi Umum di harapakan dapat mengoptimalkan pendapatan asli daerah di Kota Magelang,

DAU berperan penting dalam urusan dan kegiatan operasional yang ada di Kota Magelang. Untuk itu pemerintah Kota Magelang berupaya dapat mengelola Dana Alokasi Umum yang telah di berikan dari Pemrintah Pusat. Pemerintah Kota Magelang juga mengalokasikan dana tersebut dengan sebaik mungkin untuk sumber dan pembiayaan program-program pada setiap tahunnya.

Secara umum DAU berpengaruh terhadap rencana keuangan, untuk itu pembagian DAU pada setiap daerah di tetapkan sesuai dengan aturan dan kewenangan pemerintah kota/daerah masing-masing. DAU bertujuan sebagai instrument penting untuk mengatasi masalah pembiayaan yang


(47)

pemerintah pusat memberikan DAU kepada pemerintah daerah sekurang-kurangnya 26% dari pendapatan dalam negeri yang di tetapkan oleh APBN. Kebutuhan daerah juga harus di tutup melalui dan yang di berikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Setelah pemerintah daerah menerima dana dari pemerintah pusat, pemerintah daerah berleluasa dalam menggunakan DAU.

Di Kota Magelang mendapatkan dan dari pemerintah pusat setiap tahunnya, kemudian pemerintah Kota Magelang mengelola dan mengatur dana tersebut secara efektif. Berikut realisasi DAU (Dana Alokasi Umum) lima tahun belakangan ini dari tahun 2011 – 2015.

Tabel 2.4 Realisasi DAU Kota Magelang Tahun 2011 – 2015

Sumber : BPS (Badan Pusat Statistika) Kota Magelang.

No Tahun Realisasi DAU (Rp)

1 2011 Rp.5.258.029

2 2012 Rp 5.168.929

3 2013 Rp.6.708.594

4 2014 Rp.6.721.145


(48)

kebutuhan operasional Kota Magelang masih berjalan sesuai aturan. DAU yang di terima juga dapat di gunakan untuk keperluan publik yang nantinya akan di kelola oleh pemerintah daerah.

d. Jumlah Penduduk

Penduduk adalah orang-orang yang tinggal secara menetap di suatu wilayah. Pertumbuhan penduduk bukan menjadi masalah bagi suatu wilayah, namun bias menjadi dampak positif dan dapat bermanfaat dalam perkembangan ekonomi daerah. Bagi negara maju maupun negara-negara berkembang sangat di butuhkan banyak orang yang memiliki ide atau gagasan bagi negara mapun wilayahnya tersebut. Semakin banyak orang dalam suatu wilayah atau daerah semakin banyak memiliki tenaga ahli dan bakat-bakat yang akan mendorong kemajuan tekhnologi. Kemudian dalam jangka panjang pertumbuhan penduduk merupakan suatu keuntungan bagi setiap daerah masing-masing yaitu dapat meragsang pembangunan ekonomi yang akan datang.

Penduduk dapat mempengaruhi penerimaan pendapatan asli daerah (PAD), dengan meningkatnya jumlah penduduk akan meningkatkan permintaan barang-barang konsumsi. Hal ini kemudian akan mendorong peningkatan produksi yang berakibat meluasnya usaha-usaha maupun usaha baru pada sektor produksi. Meningkatkan usaha-usaha baru tentunya akan


(49)

peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).

Penambahan jumlah penduduk yang tinggi di iringi dengan perubahan tekhnologi akan mendorong tabungan dan juga penggunaan skala ekonomi di dalam produksi. Penambahan penduduk merupakan suatu hal yang di butuhkan dan bukan suatu masalah melainkan sebagai salah satu unsur penting yang dapat memicu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Setiap perubahan kondisi perekonomian akan memberikan dampak terhadap perubahan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Suatu daerah yang memiliki perekonomian yang baik tentunya akan menunjang terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) semakin meningkat.

2.2 Hubungan Variabel Dependent terhadap Variabel Independent a. Hubungan Pendapatan Asli Daerah terhadap Retribusi Daerah

Retribusi daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas pemakaian atau pembayaran atas jasa yang di peroleh dari pemerintah daerah. Penerimaan jasa tersebut merupakan usaha milik daerah yang nantinya akan di berikan oleh daerah baik langsung maupun tidak langsung.Ada 3 jenis Retribusi :

a. Retribusi Perizinan Tertentu yaitu badan ataupun individu yang memperoleh izin tertentu dari pemerintah daerah.


(50)

c. Retribusi Jasa Usaha yaitu individu maupun badan yang mendapatkan izin tertentu dari pemerintah daerah.

Retribusi daerah mempunyai jumlah pendapatan yang cukup besar dan tentunya akan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Hasil dari retribusi daerah berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan asli daerah di Kota Magelang. Retribusi daerah menjadi salah satu penyumbang PAD yang cukup signifikan dan memberikan masukan penerimaan daerah yang cukup baik. Di lihat dari peran retribusi daerah terhadap PAD jika retribusi di kelola dengan baik tentunya akan semakin memperbesar penerimaan daerah. Hubungan retribusi daerah terhadap PAD mendukung pemasukan daerah yang akan meningkatkan pendapatan pemerintah Kota Magelang setiap tahunnya.

b. Hubungan Laba BUMD terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah).

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) merupakan perusahaan milik daerah yang didirikan dan di bangun dengan peraturan daerah berdasarkan Undang-undang No.5 tahun 1962 dengan modal keseluruhan atau sebagian merupakan hasil kekayaan daerah yang di pisahkan. Adapun beberapa peran BUMD dalam penyelenggaraan pemerintah daerah yaitu :

1. Mendorong peran serta masyarakat dalam bidang usaha. 2. Memperbaiki biaya atau dana bagi pembangunan daerah.


(51)

Peran BUMD yaitu dapat meningkatkan dan membangkitkan perekonomian di setiap daerah. Kemudian adanya BUMD yang di milki oleh setiap daerah dapat memberi pemasukan pendapatan yang nantinya akan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.

Adapun penelitian, yang menyatakan bahwa hasil dari laba perusahaan milik daerah yang di berikan kepada pemerintah daerah di harapkan memberikan laba semakin meningkat sehingga dapat berkompetisi di masa yang akan datang. Kemudian ada beberapa BUMD yang sudah memberikan jumlah laba cukup meningkat.

Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa Laba BUMD pada setiap daerah tentunya akan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Hubungan Laba BUMD terhadap pendapatan asli daerah berpengaruh secara signifikan dan cukup baik untuk tetap di kembangkan secara optimal.

c. Hubungan DAU (Dana Alokasi Umum) terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah). DAU (Dana Alokasi Umum) yang merupakan dana yang berasal dari pendapatan APBN yang di alokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan daerah kemudian untuk membiayai kebutuhan daerah tersebut. DAU dapat menyeimbangkan penyelenggaraan pemerintah dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. DAU di tentukan berdasarkan selisih antara


(52)

a. Horizontal equty mempunyai tujuan yang berkepentingan kepada pemerintah pusat dalam rangka melakukan distribusi pendapatan secara adil dan secara merata agar tidak terjadi kekacauan antar daerah.

b. Sufficiency merupakan kepentingan suatu daerah yang berkecukupan dalam rangka untuk menutup kebutuhan suatu daerah.

Berdasarkan penelitian terdahulu bahwa hubungan DAU terhadap PAD berpengaruh signifikan. Maka adanya keterkaitan terhadap PAD dapat memberi pemasukan pendapatan setiap daerah dan dapat memenuhi keperluan daerah sesuai dengan aturan setiap daerahnya.

d. Hubungan Jumlah Penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Penduduk merupakan salah satu faktor penting dalam perencaan daerah. Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menaikkan output melalui penambahan eskpansi pasar baik dalam negeri maupun dari luar negeri. Pertumbuhan penduduk yang diiringi denfan majunya tekhnologi akan mendorong tabungan dan pengaruh terhadap skala ekonomi produksi.


(53)

2.3 Hasil Penelitian Terdahulu

1. Anjar Setiawan (2010) dengan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dengan Pendapatan Asli Daerah ( Studi Kasus Provinsi Jawa Tengah )”.

Dalam penelitian Anjar, mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan asli daerah (PAD) di Provinsi Jawa Tengah. Salah satu variabel yang digunakan oleh peneliti yaitu Dana Alokasi Umum ( DAU ) dan Retribusi Daerah, dimana DAU dan Retribusi Daerah berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan asli daerah di Provinsi Jawa Tengah.

2. Himawan Eka Saputra (2009) dengan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 1981-2006”.

Dalam penelitian Himawan, mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Muhammdiyah Surakarta. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi pendapatan asli daerah di provinsi Jawa Tengah.

3. Fitria Megawati Sularno (2013) dengan penelitian yang “Analisis Faktor – Faktor Yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus di Kota/Kabupaten di Provinsi Jawa Barat)”.


(54)

Alokasi Umum (DAU), dimana DAU berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Provinsi Jawa Barat.

4. Irwan M.Saleh (2016) dengan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Provinsi DIY”.

Dalam penelitian Irwan, mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan asli daerah. Peneliti juga bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis variabel-variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Salah satu variabel yang berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (PAD) yaitu Retribusi Daerah. Pada penelitian Irwan, Retribusi Daerah berpengaruh signifikan dan salah satu variabel yang dapat meningkatkan pendapatan asli daerah ( PAD )

5. Jurnal (2009) yang berjudul “Peran dan Pemberdayaan BUMD Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)”.

Dalam jurnal tersebut bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bahwa BUMD berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Dimana BUMD berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD), sehingga peran BUMD dapat menunjang peningkatan keuangan daerah. BUMD memiliki peran dan kontribusi terhadap penerimaan pendapatan asli daerah (PAD).


(55)

Dalam penelitian ini mahasiswi Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan asli daerah (PAD) di Provinsi Bali.

2.4 Hipotesis

1. H0 : Retribusi Daerah = 0 : Retribusi Daerah Tidak Berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah ( PAD ).

Kota Magelang merupakan daerah dimana memiliki area maupun lokasi yang memiliki peran untuk meningkatkan penerimaan daerah. Kota Magelang juga memiliki beberapa daerah yang dapat memberikan dampak positif terhadap penerimaan daerah untuk mengenakan retribusi. Sehingga dengan adanya pengenaan Retribusi dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) . Dengan berdasarkan hal ini, maka dapat di susun hipotesis sebagai berikut:

H1 : Retribusi Daerah > 0 Retribusi Daerah Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Pendapatan Asli Daerah ( PAD ).

2. H0 : Laba BUMD = 0 Laba BUMD Tidak Berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Perusahaan Daerah yang ada di Kota Magelang akan memberikan keuntungan pada pemerintah daerah baik dalam pelayanannya maupun dalam meningkatkan penerimaan daerah. Jika BUMD dapat memberikan peran terhadap keuangan daerah, maka di harapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah


(56)

Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

3. H0 : DAU ( Dana Alokasi Umum ) = 0 DAU Tidak Berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD.

Dana Alokasi Umum (DAU) yang tinggi cenderung mendorong naiknya tingkat pendapatan asli daerah di Kota Magelang. Semakin besar pendapatan yang dihasilkan dari pemerintah puasat yang di berikan kepada pemerintah daerah tentunya akan berpengaruh terhadap penerimaan daerah di Kota Magelang. Kemudian dengan adanya dana alokasi umum yang berikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah Kota Magelang akan berpengaruh positif terhadapa pendapatan asli daerah (PAD). Berdasarkan hal tetsebut, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

H1 : DAU(Dana Alokasi Umum ) > 0 DAU Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

4. H0 : Jumlah Penduduk = 0 Jumlah Penduduk Tidak Berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD.

Jumlah Penduduk sangat berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi. Sehingga semakin tinggi jumlah penduduk yang berpontensi untuk meningkatkan penerimaan daerah yang di berikan kepada pemerintah daerah tentunya kemudian akan berpengaruh terhadap penerimaan daerah di Kota Magelang.


(57)

2.5 Kerangka Pemikiran

Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian “Analisis Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Magelang Periode tahun 1984 -2015 ” adalah antara lain variabel tujuan, variabel retribusi daerah, variabel laba BUMD, variabel DAU. Yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Retribusi Daerah

Laba BUMD

DAU

Pendapatan Asli Daerah (PAD)


(58)

Daerah penelitian yang digunakan adalah daerah Kota Magelang. Kemudian penelitian ini berpusat pada faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan asli daerah (PAD).

3.2 Jenis Data

Jemis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dalam bentuk tahunan selama periode 1984 sampai 2015. Data dalam penelitian ini di peroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Magelang dan DPPKAD Kota Magelang serta sumber lain yang terkait dengan penelitian secara rinci data yang digunakan ialah :

1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Magelang, data yang digunakan adalah dalam periode tahun 1984 – 2015

2) Variabel jumlah Retribusi Daerah setiap tahunnya, data yang digunakan dalam periode tahun 1984 – 2015 di Kota Magelang.

3) Variabel jumlah Laba BUMD setiap tahunnya, data yang digunakan dalam periode tahun 1984 – 2015 Di Kota Magelang.

4) Variabel jumlah DAU setiap tahunnya, data yang digunakan dalam periode tahun 1984 – 2015 Di Kota Magelang.


(59)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dimaksudkan untuk memperoleh data-data yang di perlukan. Dalam penelitian ini data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Studi Pustaka, teknik ini digunakan sebagai landasan teori yang akan digunakan dalam menganalisa kasus. Dasa-dasar ini diperoleh dari buku-buku, literature-literatur, maupun tulisan yang berhubungan dengan penelitian ini.

2. Studi Dokumen, metode pengumpulan data dengan mengambil data dari berbagai sumber yaitu dari Badan Pusat Statistika (BPS) Kota Magelang dan DPPKAD Kota Magelang.

3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variable-variabel terikat dan variable beba. Variabel terikat adalah tipe variabl yang di jelaskan atau dipengaruhi oleh variable bebas, sedangkan variable bebas adalah tipe varibel yang menjelaskan atau mempengaruhi variable yang lain. Penelitian ini menggunakan empat variable penelitian yaitu variable pendapatan asli daerah (PAD) di Kota


(60)

Definisi operasional dari masing-masing variable adalah sebagai berikut :

1. Variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Pendapatan daerah yang termasuk dalam pendapatan asli daerah (PAD) tahun 1984 – 2015 diantaranya adalah Retribusi Daerah, Laba BUMD dan DAU. Variabel ini di ukur dengan menggunakan skala kontinyu dengan satuan rupiah (Rp/Tahun).

2. Variabel Retribusi Daerah

Retribusi daerah merupakan hasil Retribusi yang dikenakan kepada siapapun yang menerima imbalan dari yang disediakan oleh pemerintah Kota Magelang. Variabel ini mengambil data dari tahun 1984 – 2015 dengan menggunakan skala kontinyu dengan satuan rupiah (Rp/Tahun).

3. Variabel Laba BUMD

BUMD yang dimaksud ialah pendapatan daerah yang di peroleh dari perusahaan daerah yang di kelola oleh pemerintah Kota Magelang. Variabel ini mengambil data dari tahun 1984 – 2015 dengan menggunakan skala kontinyu dengan satuan rupiah (Rp/Tahun).


(61)

perihal keuangan pada setiap daerah tersebut. Pemerintah daerah yang telah menerima dana tersebut dari pemerintah pusat di beri kewenangan untuk mengelola dana tersebut dengan baik. Variabel ini mengambil data dari tahun 1984 – 2015 dengan menggunakan skala kontinyu dengan satuan rupiah (Rp/Tahun).

5. Variabel Jumlah Penduduk adalah sejumlah orang yang mendiami suatu daerah atau negara serta mentaati peraturan yang ada di suatu wilayah tersebut. Besar kecil jumlah penduduk dapat berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Variabel ini mengambil data dari tahun 1984 – 2015 dengan menggunakan skala kontinya adalah jiwa (orang).

3.5 Metode Analisis Data

1. Uji Akar Unit (Unit Root Test)

Uji akar unit ini digunakan untuk melihat apakah data yang diamati stationer atau tidak.

Test ini sebenarnya hanya merupakan pelengkap dari analisis VAR, mengingat tujuan dari analisis VAR adalah untuk menilai adanya hubungan timbal balik di antara variabel-variabel yang diamati, dan bukan test untuk data.


(62)

2. Tingkat First different 3. Tingkat Second different

a. Penentuan panjang Lag

Estimate model VAR di mulai dengan menentukan berapa panjang lag, yang terdapat dalam model VAR. Penentuan panjangnya lag optimal merupakan hal penting dalam permodelan VAR. jika lag optimal yang dimaksukan terlalu pendek maka dikhawatirkan tidak dapat menjelaskan kedinamisan model secara menyeluruh. Namun, lag optimal yang terlalu panjang akan menghasilkan estimate yang tidak efisien karena berkuranganya degree of free.

b. Uji Kointegrasi

Setelah melakukan panjang lag diatas, kemudian dilakukan uji kointegrasi untuk mengetahui apakah akan terjadi keseimbangan dalam jangka panjang, yaitu terdapat kesamaan pergerakan dan stabilitas hubungan diantara variabel-variabel di dalam penelitian ini atau tidak.


(63)

Test ini menguji apakah suatu variabel bebas (independent vari-able) meningkatkan kinerja fore-casting dari variabel tidak bebas (dependent variable).

d. Uji Regresi dengan Model VAR e. Innovation Accounting

Pada dasarnya test ini digunakan untuk menguji struktur dinamis dari sistem variabel dalam model yang diamati, yang dicerminkan oleh variabel inovasi (innovation variable).

Dengan kata lain, test ini merupakan test terhadap variabel inovasi (innovation variable). Test ini terdiri dari:

a. The Impulse Responses

Untuk melihat efek gejolak (shock) suatu standar deviasi dari variabel invovasi terhadap nilai sekarang (current time values) dan nilai yang akan datang (future values) dari variabel-variabel endogen yang ter-dapat dalam model yang diamati.


(64)

merupakan metode lain untuk meng-gambarkan sistem dinamis yang terdapat dalam VAR. Test ini digu-nakan untuk menyusun perkiraan error variance suatu variabel, yaitu seberapa besar perbedaan antara variance sebelum dan sesudah shock, baik shock yang berasal dari diri sendiri maupun shock dari variabel lain.


(65)

4.1 Gambaran umum wilayah Kota Magelang

Magelang saat ini terdiri dari dua pemerintahan daerah yaitu Pemerintahan Daerah Kota Magelang dan Pemerintahan Daerah Kabupaten Magelang. Namun penelitian ini saya mengambil Pemrintahan Daerah Kota Magelang,

Kota Magelang adalah Kota yang berada di Jawa Tengah, di Jawa Tengah sendiri terdapat 6 wilayah karisidenan, yaitu: Karisidenan Pekalongan, Karisidenan Banyumas, Karisidenan Semarang, Karisidenan Kedu, Krisidenan Surakarta, Karisidenan Pati. Dalam penelitian ini wilayah yang di gunakan berada di Karisidenan Kedu yang mengarah ke Kota Magelang. Kota Magelang memiliki wilayah yang strategis karena berada di tengah-tengah Provinsi DIY dan Kota Semarang.

4.2 Letak Geografis Kota Magelang

Kota Magelang terletak di antara Yogyakarta – Magelang – Semarang, secara strategis Kota Magelang saat ini di tunjang dengan penetapan Kota Magelang sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Denagn luas wilayah Kota Magelang hanya 18,12 km2.


(66)

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Magelang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Di kota Magelang pendapatan yang diperoleh sesuai target perhitungan pada perubahan APBD. Adanya pendapatan asli daerah yang cukup meningkat setiap tahunnya tentunya akan memberikan kontribusi yang baik bagi perekonomian di Kota Magelang. Realisasi PAD di Kota Magelang selalu mencapai target sesuai perhitungan yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Daerah Kota Magelang.

2. Retribusi Daerah

Retribusi Daerah di Kota magelang memberikan pendapatan bagi Pemerintah Daerah Kota Magelang. Ada beberapa retibusi yang di pungut berdasarkan atauran Pemerintah Kota Magelang yaitu Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi Perizinan Tertentu. Retribusi Daerah di Kota Magelang memiliki peranan dan kontribusinya untuk menunjang pemerintah daerah. Retribusi Daerah merupakan pungutan yang dilakukan setiap daerah, karena memberikan kontribusi yang baik Kota Magelang menggunakan pelayanan yang cukup baik. Pelayanan yang cukup baik tentunya akan memberikan dampak


(67)

3. DAU

Dana Alokasi Umum di Kota Magelang menjadi salah satu komponen untuk menunjang pendapatan asli daerah. Sejumlah dana yang di berikan kepada pemerintah daerah Kota Magelang akan berpengaruh pada operasional yang berjalan sesuai aturan. Proporsi penerimaan DAU masih yang tertinggi dibandingkan pendapatan lain. Dana Alokasi Umum di Kota Magelang dipergunakan untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Magelang. Dengan adanya Dana Alokasi Umum yang di berikan kepada pemerintah daerah Kota Magelang di harapkan dapat memberikan kontribusi yang cukup baik dalam melaksanakan proyek-proyek yang dibutuhkan peningkatan perekonomian yang ada di Kota Magelang.

4. BUMD

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Kota Magelang merupakan pendapatan daerah yang di harapkan setiap tahunnya dapat meningkat. Pengelolaan kekayaan daerah di Kota Magelang sudah cukup baik untuk menunjang peningkatan pendapatan asli daerah. Di lihat dari beberapa sumber kekayaan daerah yang di miliki oleh Pemerintah Kota Magelang dapat memberikan kontribusi yang cukup baik.


(68)

pendapatan asli daerah, karena dengan adanya penduduk yang memliki potensi akan memberikan pengaruh yang baik bagi Kota Magelang. Di Kota Magelang penduduk saat ini sebesar 120.952 jiwa dan penduduk Kota Magelang dapat dikatan sebagai sumber daya utama yang berpengaruh besar terhadap pembangungan di wilayah Kota Magelang.


(69)

5.1. Uji Stasioneritas

5.1.1 Uji Akar Unit ( Unit Root Test )

Tahap pertama dalam metode VAR yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setipa masing-masing variabel, baik itu variabel independent maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang tidak stasioner akan menghasilkan apa yang di sebut sprious regression. Langkah pertama dalam menguji data time series adalah melakukan uji stasioneritas data dengan menggunakan augmented dickey-fuller (ADF).

Untuk mendapatkan data yang stasioner dilakukan langkah pengubahan ke bentuk logaritma atau disebut transformasi logaritma. Penelitian ini menggunakan E-views memberikan ruang untuk menguji data dalam tiga tahap. Pertama, pengujian akar unit di mulai dalam uji level. Apabila pada uji level data yang digunakan tidak stasioner, di lanjutkan dengan pengujian dalam first difference (perbedaan pertama) dan second difference (perbedaan kedua). Hasil dari uji Stasioner yaitu sebagai berikut:


(70)

Variabel ADF t- Statistik

Mac Kinnon Critical Value 5%

Probabilitas Keterangan

PAD 1.57799 -2.960411 0.9971 Tidak Stasioner Retribusi

Daerah

-2.129086 -2.960411 0.2352 Tidak Stasioner

BUMD 3.687837 -2.971853 1.0000 Tidak Stasioner DAU 0.652267 -2.960411 0.9889 Tidak Stasioner Jumlah

Penduduk

-2.069926 -2.960411 0.2574 Tidak Stasioner

Dari hasil uji level tersebut dapat diketahui bahwa variabel PAD (Pendapatan Asli Daerah) tidak lolos pada uji level. Hal ini dapat di lihat bahwa probabilitas ADF t-statistik variabel PAD lebih besar dari nilai Mac Kinnon Critical 5 persen, yaitu 1.57799 > -2.960411, Artinya H0 diterima dan H1 ditolak atau dengan kata lain, data tidak stasioner.

Pada tingkat yang sama uji (level), variabel Retribusi Daerah juga tidak memenuhi persyaratan stasioner data. Dimana, dapat diketahui probabilitas ADF t-statistik variabel Retribusi Daerah lebih besar dari pada Mac


(71)

Kemudian variabel BUMD juga mengalami hal yang sama dengan variabel Retribusi Daerah, yang mana telah diketahui bahwa probabilitas ADF t-statistik variabel BUMD lebih besar dari pada Mac Kinnon Critical 5 persen, yaitu 3.687837 > -2.971853. Artinya, H0 diterima dan H1 ditolak atau dengan kata lain data tidak stasioner.

Pada tingkat yang sama uji (level), variabel DAU (Dana Alokasi Umum) juga tidak memenuhi persyaratan stasioner data. Dapat dilihat bahwa probabilitas ADF t-statistik variabel DAU lebih besar dari pada Mac Kinnon Critical 5 persen, yaitu 0.652267 > -2.960411. Artinya, H0 diterima dan H1 ditolak atau dengan kata lain data tidak stasioner.

Hal serupa pun terjadi pada variabel Jumlah Penduduk, yang mana diketahui bahwa probabilitas ADF t-statistik variabel Jumlah Penduduk lebih besar dari pada Mac Kinnon Critical 5 persen, yaitu -2.069926 > -2.960411. Artinya H0 diterima dan H0 ditolak atau dengan kata lain, data tidak stasioner.

Sehingga dapat di simpulkan bahwa variabel-variabel di atas tidak stasioner pada pengujian ADF model intercept pada tingkat level. Solusinya adalah melakukan diferensi data pada tingkat first difference. Hasil pengujian


(72)

Tabel 5.2

Hasil Uji ADF pada tingkat First Difference

Variabel ADF t- Statistik

Mac Kinnon Critical Value 5%

Probabilitas Keterangan

PAD -6.407838 -2.963972 0.0000 Stasioner Retribusi

Daerah

-6.380599 -2.963972 0.0000 Stasioner

BUMD -6.278090 -2.963972 0.0000 Stasioner DAU -5.424881 -2.963972 0.0001 Stasioner Jumlah

Penduduk

-5.090148 -2.963972 0.0003 Stasioner

Dari tabel 5.2 dapat diketahui bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini sudah stasioner pada tingkat first difference. Hal tersebut dapat diketahui pada masing-masing variabel yaitu:


(73)

2.963972. Artinya, H0 ditolak dan H1 diterima atau dengan kata lain data stasioner (lolos).

b. Variabel Retribusi Daerah pada pengujian ADF pada tingkat first difference menunjukan bahwa pada nilai ADF t-statistik lebih kecil dari pada Mac Kinnon Critical 5 persen, yaitu -6.380599 < -2.963972. Artinya, H0 ditolak dan H1 diterima atau dengan kata lain data stasioner (lolos).

c. Variabel BUMD pada pengujian ADF pada tingkat first difference menunjukan bahwa pada nilai ADF t-statistik lebih kecil dari pada Mac Kinnon Critical 5 persen, yaitu -6.278090 < -2.963972. Artinya, H0 ditolak dan H1 diterima atau dengan kata lain data stasioner (lolos). d. Variabel DAU (Dana Alokasi Umum) pada pengujian ADF pada tingkat

first difference menunjukan bahwa pada nilai ADF t-statistik lebih kecil dari pada Mac Kinnon Critical 5 persen, yaitu -5.424881 < -2.963972 . Artinya, H0 ditolak dan H1 diterima atau dengan kata lain data stasioner (lolos).

e. Variabel Jumlah Penduduk pada pengujian ADF pada tingkat first difference menunjukan bahwa pada nilai ADF t-statistik lebih kecil dari pada Mac Kinnon Critical 5 persen, yaitu -5.090148 < -2.963972.


(74)

stasioneritas dan uji ADF dimana, nilai ADF t-statistik lebih kecil dari pada nilai Mac Kinnon Critical Value 5 persen pada tingkat fisr difference, maka dapat dilakukan langkah selanjutnya dalam estimasi VAR, yaitu dengan penentuan panjang lag.

5.1.2 Penentuan Panjang Lag

Langkah kedua dalam analisis VAR adalah dengan melakukan uji penentuan lag. Penentuan jumlah Lag dalam model VAR ditentukan pada kriteria informasi yang direkomendasikan oleh nilai terkecil dari Final Predicial Error (FPE), Akaike Informstion Criterion (AIC), Schwarz Criterion (SC), dan Hannan-Quinn (HQ). Dari uji Lag tersebut akan menunjukan tanda bintang Lag yang ditetapkan sebagai Penentuan Panjang Lag. Penentuan Panjang Lag yang di ikut sertakan dalam penelitian ini adalah mulai dari 0 samapai dengan Lag 3, karena data yang di ambil adalah data tahunan selama 32 tahun, periode tahun 1984 sampai 2015. Hasil dari Uji Penentuan Lag yaitu:

Tabel 5.3

Hasil Penentuan Panjang Lag


(75)

Dari hasil di atas Uji Penentuan Lag di tabel 5.3 menunjukan bahwa Panjang Lag terletak pada Lag 1, yaitu hasil Uji Panjang Lag di tentukan dengan jumlah bintang terbanyak yang di rekomendasikan dari masing-masing kriteria Penentuan Panjang Uji Lag.

5.1.3 Uji Stabilitas VAR

Langkah ketiga setelah melakukan Uji Penentuan Panjang Lag yaitu Uji Stabilitas di lakukan untuk menentukan apakah Lag tersebut merupakan Lag maksimum VAR yang stabil. Stabilitas model VAR dapat dilihat dari nilai inverse roots karakteristik AR polinominalnya. Suatu system VAR dikatakan stabil jika seluruh rootsnya memiliki modulus lebih kecil dari satu dan semuanya terletak di dalam unit circle. Pengujian Stabilitas model VAR ini yang dimaksud adalah untuk menguji validitas IRF dan VDC. Pengujian stabilitas estimasi model VAR dapat ditunjukkan sebagai berikut:


(76)

0.645641 0.645641 -0.590400 - 0.130927i 0.604743 -0.590400 + 0.130927i 0.604743

0.508286 0.508286

-0.260407 - 0.406087i 0.482410 -0.260407 + 0.406087i 0.482410 0.163799 - 0.177515i 0.241540 0.163799 + 0.177515i 0.241540

Dari tabel 5.4 dapat di jelaskan bahawa hasil Uji Stabilitas VAR menunjukan bahwa model yang digunakan sudah stabil dari Lag 1, hal tersebut dapat dilihat dari kisaran modulus degan nilai rata-rata kurang dari satu. Dengan hasil demikian, dapat diketahui hasil analisis IRF (impulse Response Function) dan VDC (Variance Decomposition) adalah valid dan dapat dilakukan pengujian selanjutnya yaitu dengan uji Kointegrasi.

5.1.4 Uji Kointegrasi

Langkah ke empat setelah Uji Stabilitas VAR maka selanjutnya melakukan Uji Kointegrasi. Uji Kointegrasi dapat di lakukan dengan menggunakan metode Johansen, dalam pengujian kointegrasi dimaksud untuk mengetahui hubungan dalam jangka panjang masing-masing variabel. Kesimpulan yang diambil adalah berdasarkan atas perbandingan antara nilai Trace Statistic dengan nilai kritis pada alpha 0,05, serta dengan melihat nilai probabilitas untuk menunjukkan ada


(77)

Tabel 5.5

Hasil Uji Kointegrasi (Johansen’s Cointegration Test)

Hypothesized

No. of CE(s) Eigenvalue

Trace Statistic

0,05

Critical Prob.** None * 0.995297 234.7545 69.81889 0.0000 At most 1 * 0.840983 90.64706 47.85613 0.0000 At most 2 * 0.509111 40.40096 29.79707 0.0021 At most 3 * 0.394802 21.18945 15.49471 0.0062 At most 4 * 0.246174 7.630039 3.841466 0.0057

Dari tabel 5.5 di jelaskan bahwa dari hasil uji kointegrasi dalam taraf 5 persen (0,05). Terdapat lima variabel yang berhubungan kointegrasi. Hal ini dapat di lihat dan nilai Trace Statistic sebesar 234.7545, 90.64706, 40.40096, 21.18945, 7.630039 lebih besar dari nilai Critical Value. Dengan demikian, dari hasil uji kointegrasi dapat di artikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima atau dengan kata lain semua variabel memiliki hubungan jangka panjang (kointegrasi) satu dengan yang lain. Sehingga penelitian ini menggunakan metode VAR.


(78)

bandingkan dengan nilai alpha 0,05. Berikut hasil pengujian dari Uji Kaulitas Granger:

Tabel 5.6

Hasil Uji Kaulitas Granger

Null Hypothesis Obs F-Statistic Prob. DAU does not Granger Cause BUMD

BUMD does not Granger Cause DAU 29

1.25210 -0.31513

0.3151 0.8143 JP does not Granger Cause BUMD

BUMD does not Granger Cause JP 29

0.66422 2.10130

0.5829 0.1291 PAD does not Granger Cause BUMD

BUMD does not Granger Cause PAD 29

1.16495 1.22220

0.3456 0.3252 RD does not Granger Cause BUMD

BUMD does not Granger Cause RD 29

0.35518 2.00489

0.7859 0.1427 Null Hypothesis

Obs F-Statistic Prob. JP does not Granger Cause DAU

DAU does not Granger Cause JP 29

1.83083 1.36557

0.1710 0.2793 PAD does not Granger Cause DAU

DAU does not Granger Cause PAD 29

0.77227 1.84580

0.5219 0.1684 RD does not Granger Cause DAU

DAU does not Granger Cause RD 29

1.82447 0.86081

0.1722 0.4761 PAD does not Granger Cause JP

JP does not Granger Cause PAD 29

3.57404 1.00765

0.0303 0.4081 RD does not Granger Cause JP

JP does not Granger Cause RD 29

0.07254 1.78632

0.9741 0.1792 RD does not Granger Cause PAD

PAD does not Granger Cause RD 29

0.69685 2.72104

0.5639 0.0690


(1)

Variance DeCOPOSITION

Varian ce Decom position

of DLOG( BUMD):

Period S.E. DLOG(BUMD) DLOG(DAU)

DLOG(JUMLA H_PENDUDU

K)

DLOG(RETRI BUSI_DAERA

H) DLOG(PAD)

1 0.462646 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.499947 93.05851 2.830679 0.188938 2.975501 0.946374

3 0.526046 90.37478 2.558184 1.294680 2.890017 2.882340

4 0.538374 90.29857 2.520026 1.335409 3.021407 2.824587

5 0.543483 90.04139 2.474770 1.487890 3.222937 2.773012

6 0.547757 90.01894 2.567820 1.465109 3.195992 2.752138

7 0.548056 89.92642 2.573453 1.510913 3.192538 2.796679

8 0.548808 89.92236 2.568121 1.530793 3.189044 2.789682

9 0.548856 89.90693 2.569104 1.532599 3.201362 2.790005

10 0.549002 89.90941 2.568898 1.533483 3.199676 2.788536

Varian ce Decom position

of DLOG(

DAU):

Period S.E. DLOG(BUMD) DLOG(DAU)

DLOG(JUMLA H_PENDUDU

K)

DLOG(RETRI BUSI_DAERA

H) DLOG(PAD)

1 0.221410 5.071342 94.92866 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.252687 18.46380 72.88499 1.092702 1.658772 5.899743

3 0.269336 16.37334 72.94058 3.993970 1.480162 5.211951

4 0.273334 16.06151 70.94481 3.938304 2.880210 6.175161

5 0.275265 15.86704 71.10146 4.067739 2.868412 6.095350

6 0.276555 16.16761 70.45057 4.030493 3.103727 6.247596

7 0.276939 16.12972 70.47170 4.072878 3.095139 6.230567

8 0.277053 16.12354 70.42028 4.070953 3.138002 6.247230

9 0.277095 16.11932 70.42072 4.075859 3.137118 6.246985

10 0.277124 16.12404 70.40962 4.075312 3.142907 6.248128

Varian ce Decom position

of DLOG( JUMLA H_PEN DUDUK


(2)

):

Period S.E. DLOG(BUMD) DLOG(DAU)

DLOG(JUMLA H_PENDUDU

K)

DLOG(RETRI BUSI_DAERA

H) DLOG(PAD)

1 0.016176 0.174142 0.276238 99.54962 0.000000 0.000000

2 0.017096 0.984019 7.532426 91.31612 0.067827 0.099609

3 0.017545 1.445911 7.322715 87.04922 0.555357 3.626796

4 0.017593 1.594727 7.408185 86.62736 0.601680 3.768050

5 0.017638 1.605420 7.776717 86.19146 0.635770 3.790630

6 0.017666 1.880878 7.771866 85.92466 0.640021 3.782571

7 0.017674 1.909473 7.807677 85.85337 0.649831 3.779652

8 0.017677 1.919753 7.820763 85.82553 0.650658 3.783292

9 0.017680 1.945310 7.820193 85.80057 0.650470 3.783453

10 0.017681 1.947347 7.822765 85.79470 0.652037 3.783148

Varian ce Decom position

of DLOG(

RETRI BUSI_D

AERAH ):

Period S.E. DLOG(BUMD) DLOG(DAU)

DLOG(JUMLA H_PENDUDU

K)

DLOG(RETRI BUSI_DAERA

H) DLOG(PAD)

1 0.176248 8.822179 8.890461 0.925908 81.36145 0.000000

2 0.207588 12.06206 7.408116 0.896712 60.65929 18.97383

3 0.211078 13.52090 7.994579 0.896257 58.67566 18.91260

4 0.219541 15.66550 10.18465 0.829411 55.13220 18.18824

5 0.223543 17.56061 10.61491 0.921184 53.17717 17.72613

6 0.224883 17.42948 11.00895 1.207957 52.60937 17.74425

7 0.225226 17.42988 11.01325 1.299696 52.52249 17.73468

8 0.225369 17.41573 11.03790 1.306568 52.51691 17.72289

9 0.225502 17.48340 11.03141 1.305104 52.46917 17.71091

10 0.225540 17.49195 11.03782 1.307896 52.45312 17.70922

Varian ce Decom position

of DLOG(

PAD):

Period S.E. DLOG(BUMD) DLOG(DAU)

DLOG(JUMLA H_PENDUDU

K)

DLOG(RETRI BUSI_DAERA

H) DLOG(PAD)

1 0.105469 15.78614 0.003912 0.234673 6.567931 77.40734

2 0.116711 17.04032 4.495342 0.652923 7.090513 70.72091

3 0.121223 15.84455 6.995443 0.684958 10.26952 66.20553

4 0.125547 19.67043 7.971695 0.708950 9.917457 61.73146

5 0.127424 21.14280 8.173634 0.869532 9.687290 60.12675

6 0.127706 21.09479 8.211683 1.090932 9.667330 59.93527


(3)

8 0.127912 21.19809 8.187940 1.118876 9.745706 59.74939

9 0.127970 21.26283 8.182607 1.118674 9.738646 59.69725

10 0.127973 21.26336 8.183163 1.120151 9.738164 59.69516

Choles ky Orderin g: DLOG( BUMD) DLOG( DAU) DLOG( JUMLA H_PEN DUDUK ) DLOG( RETRI BUSI_D AERAH ) DLOG( PAD) 0 20 40 60 80 100

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(B UMD) variance due to DLOG(B UMD)

0 20 40 60 80 100

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(B UMD) variance due to DLOG(DA U)

0 20 40 60 80 100

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(B UMD) variance due to DLOG(JUMLAH_P ENDUDUK )

0 20 40 60 80 100

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(BUMD) variance due to DLOG(RETRIBUS I_DAERA H)

0 20 40 60 80 100

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(B UMD) variance due to DLOG(P A D)

0 20 40 60 80 100

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(DA U) variance due to DLOG(B UMD)

0 20 40 60 80 100

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(DA U) variance due to DLOG(DA U)

0 20 40 60 80 100

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(DAU) variance due to DLOG(JUMLAH_PENDUDUK )

0 20 40 60 80 100

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(DA U) variance due to DLOG(RETRIB USI_DAERAH)

0 20 40 60 80 100

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(DA U) variance due to DLOG(P A D)

0 20 40 60 80 100

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(JUMLAH_PENDUDUK) variance due to DLOG(BUMD)

0 20 40 60 80 100

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(JUMLAH_PENDUDUK) variance due to DLOG(DA U)

0 20 40 60 80 100

2 4 6 8 10 Percent DLOG(JUMLAH_PENDUDUK) variance due to DLOG(JUMLAH_PENDUDUK)

0 20 40 60 80 100

2 4 6 8 10 Percent DLOG(JUMLAH_PENDUDUK) variance due to DLOG(RETRIBUSI_DAERAH)

0 20 40 60 80 100

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(JUMLAH_PENDUDUK) variance due to DLOG(P A D

0 20 40 60 80 100

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(RETRIB USI_DAE RAH) variance due to DLOG(BUMD)

0 20 40 60 80 100

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(RE TRIB USI_DAERA H) variance due to DLOG(DAU)

0 20 40 60 80 100

2 4 6 8 10 Percent DLOG(RETRIBUSI_DAERAH) variance due to DLOG(JUMLAH_PENDUDUK)

0 20 40 60 80 100

2 4 6 8 10 Percent DLOG(RETRIBUSI_DAERAH) variance due to DLOG(RETRIBUSI_DAERAH)

0 20 40 60 80 100

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(RE TRIB USI_DAERA H) variance due to DLOG(P AD

0 20 40 60 80

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(P A D) variance due to DLOG(B UMD)

0 20 40 60 80

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(P A D) variance due to DLOG(DA U)

0 20 40 60 80

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(PAD) variance due to DLOG(JUMLAH_PENDUDUK )

0 20 40 60 80

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(PA D) variance due to DLOG(RETRIB USI_DAERAH)

0 20 40 60 80

2 4 6 8 10 P ercent DLOG(P A D) variance due to DLOG(P A D)


(4)

Varian ce Decom position

of D(BUM

D):

Period S.E. D(BUMD) D(DAU)

D(JUMLAH_P

ENDUDUK) D(PAD)

D(RETRIBUSI _DAERAH)

1 360249.4 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 368646.5 97.47514 1.220111 0.182288 0.000371 1.122089

3 397764.2 85.82896 8.535768 1.313379 2.322992 1.998902

4 412606.8 80.64251 10.42601 1.979296 5.082198 1.869987

5 419783.2 79.06289 10.11794 2.165127 5.730979 2.923056

6 425864.8 77.42648 10.19830 2.104342 5.773492 4.497390

7 428827.5 76.37931 10.14040 2.283671 6.739422 4.457195

8 429839.1 76.16546 10.11619 2.274201 6.878829 4.565318

9 430962.7 75.92193 10.14311 2.291933 6.922732 4.720287

10 431499.4 75.76416 10.13681 2.330266 7.059411 4.709357

Varian ce Decom position

of D(DAU)

:

Period S.E. D(BUMD) D(DAU)

D(JUMLAH_P

ENDUDUK) D(PAD)

D(RETRIBUSI _DAERAH)

1 400392.1 22.26378 77.73622 0.000000 0.000000 0.000000

2 429380.0 19.66839 67.80451 5.240988 4.348247 2.937859

3 474811.5 19.20808 56.87524 9.207709 4.952292 9.756677

4 480067.5 19.52326 55.89168 9.056751 5.673370 9.854934

5 488830.6 19.71766 53.92103 8.816252 7.988476 9.556578

6 492023.8 19.46663 53.48272 8.819492 8.513592 9.717567

7 492647.6 19.48258 53.35780 8.865795 8.520084 9.773735

8 493526.0 19.63739 53.18678 8.834510 8.514032 9.827292

9 493556.1 19.63541 53.18718 8.836743 8.513116 9.827550

10 493878.3 19.66578 53.17191 8.825723 8.511119 9.825462

Varian ce Decom position


(5)

of D(JUM LAH_P ENDUD

UK):

Period S.E. D(BUMD) D(DAU)

D(JUMLAH_P

ENDUDUK) D(PAD)

D(RETRIBUSI _DAERAH)

1 1.895765 6.537905 6.938165 86.52393 0.000000 0.000000

2 1.935408 6.427335 6.964733 86.18880 0.349143 0.069989

3 2.096752 13.36493 5.938860 73.51980 7.107272 0.069134

4 2.137420 13.10016 6.463793 70.74874 7.818518 1.868789

5 2.148657 13.18193 6.433098 70.64796 7.882334 1.854679

6 2.157099 13.30542 6.399063 70.18995 7.849219 2.256343

7 2.157835 13.31944 6.397538 70.17251 7.846835 2.263678

8 2.161255 13.45170 6.496470 69.95326 7.842047 2.256524

9 2.161490 13.44940 6.499388 69.93992 7.846450 2.264840

10 2.162402 13.45431 6.502746 69.89647 7.841951 2.304521

Varian ce Decom position

of D(PAD)

:

Period S.E. D(BUMD) D(DAU)

D(JUMLAH_P

ENDUDUK) D(PAD)

D(RETRIBUSI _DAERAH)

1 828881.8 53.29687 0.976476 0.468792 45.25786 0.000000

2 936412.9 42.37260 8.483884 0.608758 45.74222 2.792532

3 954441.2 41.09256 9.754037 2.087550 44.15741 2.908439

4 981660.1 41.27930 9.342823 2.245787 41.75136 5.380731

5 986505.8 41.43179 9.269859 2.316839 41.35217 5.629341

6 991013.7 41.57304 9.538280 2.319032 40.99137 5.578277

7 992505.0 41.54198 9.603939 2.321389 40.87289 5.659802

8 993598.4 41.45903 9.584656 2.420859 40.84458 5.690878

9 993948.1 41.44411 9.599093 2.419172 40.81636 5.721257

10 994324.3 41.41285 9.599648 2.421712 40.84135 5.724439

Varian ce Decom position

of D(RET RIBUSI _DAER AH):

Period S.E. D(BUMD) D(DAU)

D(JUMLAH_P

ENDUDUK) D(PAD)

D(RETRIBUSI _DAERAH)

1 351250.4 2.346764 1.048211 0.291204 4.205878 92.10794

2 387400.3 1.983836 4.389842 1.054505 16.06281 76.50900

3 397025.1 1.972251 4.236625 1.147282 19.79086 72.85298

4 405260.9 3.278604 4.145058 1.187283 19.28057 72.10848

5 411177.7 4.088253 4.384550 1.449691 19.62643 70.45107

6 412104.1 4.103921 4.365428 1.573668 19.82187 70.13511


(6)

8 415247.6 4.389875 4.735820 1.592568 19.91070 69.37104

9 415676.6 4.397170 4.726054 1.619407 19.98047 69.27690

10 416242.5 4.477095 4.764268 1.615504 19.93836 69.20477

Choles ky Orderin

g: D(BUM

D) D(DAU)

D(JUM LAH_P ENDUD

UK) D(PAD)

D(RET RIBUSI _DAER AH)


Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (STUDI KASUS DI KABUPATEN/KOTA EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN PERIODE 2005-2014)

1 5 19

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (STUDI KASUS DI KABUPATEN/KOTA EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN PERIODE 2005-2014)

3 61 123

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (Pad) (Studi Kasus pada DPPKAD, BAPPEDA, dan BPS Kabupaten Boyolali tahun 2006-2015).

0 3 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (Pad) (Studi Kasus pada DPPKAD, BAPPEDA, dan BPS Kabupaten Boyolali tahun 2006-2015).

0 4 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN SRAGEN Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sragen Tahun 1991-2013.

0 2 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta Tahun 1991-2012.

0 1 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta Tahun 1991-2012.

0 1 16

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH ( PAD ) DI KABUPATEN KLATEN Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Di Kabupaten Klaten Tahun 1989 – 2011.

0 1 16

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH ( PAD ) DI KABUPATEN KLAEN Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Di Kabupaten Klaten Tahun 1989 – 2011.

0 2 14

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURAKARTA PERIODE TAHUN 1997-2011.

0 0 12