commit to user
76
dumtruck, triseda, infalet dan bendford yang digunakan untuk membantu transportasi dalam proses produksi. Operator alat angkat
angkut di Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk semuanya telah memiliki SIO Surat Ijin Operator akan tetapi untuk SIMPER belum
ada dari perusahaan.
G. Manajemen K3
Sejak awal berdirinya Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk belum mempunyai SMK3 secara resmi. Untuk itu, Unit Metalurgi yang merupakan
salah satu unit produksi dari PT Timah Persero Tbk sedang melakukan pembuatan SMK3 Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
oleh tim khusus yang sudah dibentuk pada tahun 2010. Pembuatan SMK3 di unit metalurgi ini telah dirintis sejak tahun 2010 lalu dan rencananya akan
direalisasikan pada tahun 2011 ini. Pembuatan manual SMK3 ini belum selesai dan sedang diajukannya hasil pembuatan manual SMK3 kepada
direktur utama PT Timah Persero Tbk untuk disetujui. Meskipun belum diresmikannya SMK3 di Unit Metalurgi PT Timah
Persero Tbk, namun untuk SML Sistem Manajemen Lingkungan sudah dilaksanakan dan memperoleh sertifikasi ISO 14001: 2004. SML yang
diterapkan oleh Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk diadob dari ISO 14001: 2004. Selain itu Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk sudah
memperoleh sertifikasi ISO 9001:1994.
commit to user
77
Pembentukan organisasi P2K3 di Unit Metalurgi sudah dilakukan hanya saja belum diajukan dan diresmikan oleh pihak yang berwenang. Pembuatan
manual SMK3 dan pembentukan organisasi P2K3 merupakan kesadaran akan pemenuhan terhadap ketentuan hukum yang berlaku; membentuk sistem K3
yang sah di perusahaan guna peningkatan kesadaran akan kesehatan, keselamatan dan lingkungan serta sebagai langkah awal untuk melakukan dan
memperoleh sertifikasi OSHAS 18001:2007 untuk pertama kalinya di unit metalurgi PT Timah Persero Tbk.
H. Lingkungan
1. Kebijakan Lingkungan Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk telah memiliki kebijakan
lingkungan yang telah disetujui oleh Top Menejemen. Kebijakan lingkungan telah tertulis pada SML yang telah dibuat dan dilaksanakan.
SML yang dibuat dan dilaksanakan oleh Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk diadob dari ISO 14001:2004. Pokok-pokok Kebijakan
Lingkungan di Unit Metalurgi PT Timah Tbk adalah :
a. Cegah Pencemaran Lingkungan b. Taati semua Peraturan Lingkungan yang berlaku
commit to user
78
c. Terus menerus lakukan perbaikan Unjuk Kerja Manajemen Lingkungan
2. Kinerja LH Lingkungan Hidup Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk sudah pernah memperoleh
serfikasi ISO 14001:2004 serta mengikuti Proper setiap tahun. Dilakukannya sertifakasi ISO 14001:2004 dan mengikuti Proper adalah
salah satu upaya penilaian terhadap kinerja LH Lingkungan Hidup Unit Metalurgi PT TImah Persero Tbk agar bisa dilakukan peningkatan dan
perbaikan. Dalam proses pengoperasian pabrik, Unit Metalurgi ini menghasilkan
limbah yang apabila tidak dikendalikan dapat menurunkan kualitas lingkungan. Pengendalian limbah ini dilakukan oleh bagian LH
Lingkungan Hidup yang merupakan salah satu bagian dari Bidang K3LH. Berikut ini adalah kegiatan pokok Organisasi K3LH sebagai
Koordinator Pemantauan Lingkungan Dan Pencegahan Pencemaran Lingkungan :
a. Melakukan pengukuran kualitas pH air harian dan bulanan. b. Melakukan pengambilan sample air dan sedimen untuk diperiksa oleh
Laboratorium independen, mempunyai sertifikasi KAN c. Mengendalikan kualitas air buangan sebelum dibuang ke Laut
melalui 5 outlet di Unit Metalurgi. Berikut Ini adalah koordinat titik penaatan compliance point
commit to user
79
Tabel 3. Koordinat Titik Penaatan Compliance Point Koordinat
No. Sumber Air Limbah
Lokasi Titik
Penaatan LS
BT 1
Air limbah
prosesElectrolitic Refining ER
UPL II ER 02
o
04’ 21.2” 105
o
10’ 34.5” 2
Air Limbah
Proses PPBT
Outlet Waduk 02
o
04’ 20.7” 105
o
11’ 23.0” 3
Air Limbah
pabrik peleburan
Oil Trap
Pabrik 02
o
04’ 28.3” 105
o
10’ 34.5” 4
Air Limbah Oil Water Tangki BBM
Oil Trap
Tangki BBM 02
o
04’24.8” 105
o
10’31.5” 5
Air Limbah Oily Water PLTD Unit Pusmet
Bak Kontrol
PLTD 02
o
04’ 30.4” 105
o
10’ 42.8” Sumber : K3LH PT Timah Persero Tbk Unit Metalurgi
d. Mengimformasikan kembali hasil pemeriksaan kualitas air kepada satuan kerja terkait, yang melebihi BML Baku Mutu Lingkungan
untuk dilakukan perbaikan terus-menerus terhadap kualitas dan proses pengolahan limbah.
e. Memantau cara kerja pengolahan limbah di satuan kerja terkait, sebelum di buang ke laut sesuai dengan prosedur pengolahan limbah
agar kualitas air limbah yang telah di treatmen dibawah nilai BML. 3. Pengendalian Limbah
Kegiatan produksi Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk menghasilkan limbah padat, limbah air, gas dan B3. Limbah-limbah yang
dihasilakan harus melaui proses pengolahan terlebih dahulu sebelum di manfaatkan kembali ataupun kemudian dilepaskan ke lingkungan. Secara
umum pengolahan dari limbah yang dihasilkan antara lain : a Limbah Padat
commit to user
80
Limbah padat yang dihasilakan di Unit Metalurgi berasal dari kegiatan kantor, sampah dapur, dan daun-daun kering. Pengolahan
limbah padat yang dilakukan selain dibakar langsung adalah dengan memanfaatkan limbah padat dari sampah dapur dan daun-daun kering
menjadi pupuk kompos. Limbah padat yang dihasilkan dikumpulkan dan diolah di tempat
khusus. Pengolahannya dengan sistem pembusukan dan penguraian menggunakan bantuan bakteri. Sampah dapur, daun-daun kering dan
tanah serta bakteri pengurai dimasukan kedalam bak berukuran 2 x 3 x 1 meter. Kompos dapat dipanen setiap satu bulan sekali sebanyak 1,5
ton dalam satu bak. Kompos ini digunakan untuk penanaman bibit pohon. Bibit-bibit pohon ini diperuntukan kegiatan reboisasi hutan dan
pantai yang rusak akibat penambangan timah oleh PT Timah Persero Tbk.
b Limbah Cair Selain menghasilkan limbah padat dari proses produksinya Unit
Metalurgi PT Timah Persero Tbk juga menghasilkan limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh kegiatan di Unit Metalurgi akan
diolah terlebih dahulu sebelum di buang ke laut. Limbah cair berasal dari kegiatan berikut antara lain:
1 Limbah Cair Dari Laboratorium dan Electro Refining
commit to user
81
Limbah cair dari Laboratorium masih mengandung 5 timah, akan diproses untuk pengambilan timahnya. Larutan sisanya adalah
campuran asam Chlorida dan asam Nitrat. Cara pengolahannya adalah dengan menambahkan kapur dan
ukur pH-nya sampai tepat 7, pada pH 7 SnOH4 akan mengendap, endapan diambil dan akan diproses lebih lanjut untuk diambil Sn-
nya. Sedangkan filtratnya sebelum dibuang harus dianalisis terlebih dahulu dan bila kandungan logam lainnya masih diatas baku mutu
lingkungan, maka filtrat tersebut dilewatkan Unit Pengolahan Limbah Cair.
Sedangkan untuk limbah dari Electro Refining juga mengalami perlakuan yang sama dengan limbah Laboratorium. Tahap pertama
adalah penetralan dengan kapur sampai pH 7 dan selanjutnya filtrat yang terjadi dilewatkan dalam Unit Pengolahan Limbah Cair.
Unit Pengolahan Limbah Cair UPL- I dan UPL-II adalah Metoda yang dipakai untuk pengolahan limbah cair dari
laboratorium dan Electro Refining. Teknik pemisahan yang digunakan adalah dengan netralisasi dan pengendapan. UPL-I
dibangun dengan menggunakan 2 dua bak yang disusun bertingkat. Tahap
pengolahannya pertama-tama
limbah cair
dari Laboratorium dan dari Electro Refining, dimasukan kedalam bak-1
ditambahkan kapur dan distirring , setelah terjadi endapan, maka cairannya dialirkan ke bak-2, setelah pHnya 7 cairan dialirkan ke
commit to user
82
UPL-II, logam-logam berat yang mungkin masih terkandung di dalam filtrat, di endapkan di UPL-II dengan penambahan cairan
tawas, sedangkan cairan langssung dialirkan kelaut. Endapan yang terjadi di UPL-II dikuras setiap 3 bulan.
2 Air Limbah Pengolahan Mineral, PLTD dan Pabrik. Air limbah yang terjadi di Pengolahan Mineral, PLTD dan
Pabrik adalah air limpasan hujan, air cuci tangan dan peratlatan. Air limbah ini mengandung oli dan minyak. Sehingga untuk mengontrol
air limbah di buat oil trap di Pengolahan Mineral, PLTD dan Pabrik. Oil trap dibuat dengan 3 petak, agar oli dan minyak bekas dapat
di tangkap secara sempurna. Oli atau minyak bekas yang tertangkap di Oil Trap dibersihkan setiap minggu, sedangkan pengurasan pasir
slim dilakukan setiap 3 bulan sekali. Untuk pH air yang mengalir kelaut di pantau setiap hari. Air di
pulau Bangka Belitung secara alami pHnya adalah asam. Sehingga sebagai upaya pematuhan tehadap peraturan perundangan, setiap hari
dilakukan pengukuran pH dan pengukuran debit air dan sebelum air dibuang ke laut. Selain itu, ditambahkan caustic soda supaya pHnya
menjadi normal. Berikut ini adalah hasil dari pengukuran pH dan pengukuran
debit air Unit Metalurgi:
Tabel 5. Hasil Pengukuran pH dan Debit Air tahun 2010
commit to user
83
Sumber : K3LH PT Timah Persero Tbk Unit Metalurgi Tabel 5. Hasil Pengukuran TSS tahun 2010
Sumber : K3LH PT Timah Persero Tbk Unit Metalurg Tabel 6. Kandungan Cu dalam Air Tahun 2010
commit to user
84
Sumber : K3LH PT Timah Persero Tbk Unit Metalurgi Tabel 7. Kandungan Zn Tahun 2010
Sumber : K3LH PT Timah Persero Tbk Unit Metalurgi Tabel 8. Kandungan Pb Tahun 2010
commit to user
85
Sumber : K3LH PT Timah Persero Tbk Unit Metalurgi Tabel 9. Kandungan As Tahun 2010
Sumber : K3LH PT Timah Persero Tbk Unit Metalurgi Tabel 10. Kandungan H2S Tahun 2010
commit to user
86
Sumber : K3LH PT Timah Persero Tbk Unit Metalurgi Tabel 11. Kandungan Fe Tahun 2010
Sumber : K3LH PT Timah Persero Tbk Unit Metalurgi Tabel 12. Kandungan Mn Tahun 2010
commit to user
87
Sumber : K3LH PT Timah Persero Tbk Unit Metalurgi Tabel 13. Kandungan Sn Tahun 2010
Sumber : K3LH PT Timah Persero Tbk Unit Metalurgi Tabel 14. Kandungan Cr Tahun 2010
commit to user
88
Sumber ; K3LH PT Timah Persero Tbk Unit Metalurgi c Limbah Gas
Limbah gas berasal dari proses pembakaran bahan bakar solar, FO, penguapan asam di bagian electrolytic refining dan proses
peleburan timah yang menghasilkan gas-gas yang dapat membahayakan kesehatan tenaga kerja serta dapat menurunkan
kualitas lingkungan. Adapun gas-gas yang dihasilkan antara lain : SO
2
, CO, NO
2
, H
2
S, partikulat, serta gas-gas lain. Cara yang telah dilakukan perusahaan untuk mengendalikan
emisi cerobong asap adalah dengan pepasang filter pada setiap cerobong asap serta cerobong dibuat tinggi. Sedangkan di pabrik
peleburan serta di tempat yang melebur timah seperti di ruang electrolytic refining dipasang local exhauster dust collecting
system yang sistimnya tertutup kemudian dikumpulkan di bagian
commit to user
89
Dust Colector. Dari bagian Dust Collector ini, terjadi pemisahan antara gas dan debu. Debu diolah kembali sedangkan gas sebelum
dibuang ke udara, disaring menggunakan filter untuk mengurangi kandungan emisinya agar tidak mencemari lingkungan.
Pemantauan gas buang di cerobong asap dilakukan pada setiap semester. Pemantauan yang terakhir dilakukan adalah Juni 2010
dan Oktober 2010. Pemantauan ini dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan Balai Hiperkes Pusat Jakarta. Sedangkan
parameter yang diukur adalah : SO
2
, NO
2
, dan partikulat. Berikut ini adalah grafik pemantauan kadar gas SO
2
, NO
2
dan partikulat di cerobong asap :
Tabel 15. Hasil Pengukuran kadar SO
2
Emisi Cerobong Asap tahun 2010
Sumber : K3LH PT Timah Persero Tbk Unit Metalurgi
commit to user
90
Tabel 16. Hasil Pengukuran kadar NO
2
Emisi Cerobong Asap tahun 2010
Sumber : K3LH PT Timah Persero Tbk Unit Metalurgi Tabel 17. Hasil Pengukuran Partikulat Emisi Cerobong Asap tahun
2010
Sumber : Bagian K3LH Unit Metalurgi
commit to user
91
d Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun B3 Limbah B3 yang dihasilkan Unit Metalurgi PT Timah Persero TBk
berupa limbah B3 padat dan B3 cair. Limbah B3 padat yang dihasilakan berupa drum bekas bahan kimia, drum oli, aki bekas dan majun bekas.
Sedangkan limbah B3 cair berupa oli bekas. Adapun untuk penanganan terhadap limbah B3 tersebut antara lain:
1 Penyimpanan Limbah B3 Penyimpanan B3 ini adalah TPS limbah B3 yang telah
memiliki izin resmi dari yang berwenang. Di dalam Gudang Limbah B3 tersebut, disediakan sarana seperti :
a Penyediaan shower b Pennyediaan APAR
c Dipasang Instruksi Kerja penanggulangan keadaan darurat seperti bahaya kebakaran, penanggulangan pencemaran
tumpahan minyak, tumpahan bahan korosif di tempat yang mudah terlihat.
d Dipasang Ijin Menyimpanan Limbah B3 Pemanfaatan Limbah B3 dari Menteri Lingkungan Hidup
e Tersedianya kotak P3K dan dipasang di tempat yang mudah terlihat
f Drum yang berisi bahan B3 ditata rapi dan telah dipasang label tanda bahaya bahan kimia.
commit to user
92
g Di meja disediakan buku checklist limbah B3 TPS LB3 Unit Metalurgi dan checklist dan tata cara persyaratan teknis
penyimpanan dan pengumpulan limbah B3 h Dipasang neraca penyimpanan limbah B3
2 Daur Ulang Limbah B3 Daur ulang limbah B3 yang dilakukan oleh Unit Metalurgi PT
Timah Persero Tbk adalah pemanfaatan drum bekas wadah cairan asam. Drum ini dicuci dengan kapur untuk menghilangkan sifat
asamnya kemudian dibentuk menjadi tempat sampah yang dimanfaatkan di lingkungan Unit Metalurgi PT Timah Persero
Tbk serta lingkungan masyarakat sekitar seperti di lingkungan mess, pasar, dan pom bensin.
3 Pembuangan Limbah B3 Pembuangan limbah B3 Unit Metalurgi PT Timah Persero
Tbk bekerja sama dengan pihak luar, yaitu dengan dengan PT Emulsionsetindo Nusaindah untuk dibuang ke tempat pembuangan
limbah B3 maupun untuk disalurkan ke perusahaan yang memanfaatkan limbah B3. PT Elmusonsetindo Nusaindah ini telah
memiliki izin penyelenggaraan angkutan barang khusus untuk mengangkut bahan berbahaya yang dikeluarkan oleh Departemen
Perhubungan Direktorat
Perhubungan Darat
serta Izin
pengumpulan dan penyimpanan limbah B3 dari Menhteri Lingkungan Hidup.
commit to user
90
BAB IV PEMBAHASAN
A. Higiene Perusahaan
1. Faktor Bahaya a. Faktor Fisik
1 Radioaktif Pengukuran radiasi eksternal dilaksanakan setiap triwulan
untuk area kerja yang mengandung bahaya radiasi pengion. Pengukuran paparan radiasi eksternal di gudang monazite PPBT
yang mencapai 6,248 mR Jam serta di penimbunan terak II mencapai 1,274 mR Jam. Berdasarkan PP nomor 27 tahun 2002
tentang pengelolaan limbah radioaktif, NAB radiasi eksternal yaitu 1,25 mR Jam. Sehingga besarnya radiasi eksternal tersebut
melebihi NAB. Unit Metalurgi bekerja sama dengan BAPETAN untuk
pengawasan dan perizinan limbah radioaktif serta bekerja sama dengan dengan BATAN untuk pembacaan dan pengadaan film
badge. Sebagai perusahaan penghasil limbah radioaktif, Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk telah menyediakan tempat
penampungan untuk monazite, dengan pagar diding yang tetebalannya sudah diatur agar radiasi dari monazite tidak