MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN DAN KERJA DI UNIT METALURGI MUNTOK PT TIMAH (PERSERO) TBKBANGKA BELITUNG

(1)

LAPORAN UMUM

MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA DI UNIT METALURGI MUNTOK PT TIMAH

(PERSERO) TBKBANGKA BELITUNG

Yustia Mareta

R.0008086

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta 2011


(2)

commit to user

iii

PENGESAHAN

Magang dengan judul : Magang tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Unit Metalurgi Muntok Di PT Timah (Persero) Tbk Bangka Belitung

Yustia Mareta, NIM : R.0008086, Tahun : 2011

Telah diuji dan sudah disahkan dihadapan

Penguji Magang

Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS Surakarta

Pada Hari...Tanggal...2011

Pembimbing I Pembimbing II

Hardjanto, dr., MS, Sp.Ok Susilowati, S.Sos., M.Kes

NIP. 19701216 198903 2001

Ketua Program

Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja FK UNS

Sumardiyono, SKM., M.Kes NIP. 19650706 198803 1 002


(3)

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, karunia, kesehatan, kekuatan, dan kemudahan dalam pelaksanaan magang serta

penyusunan laporan Tugas Akhir dengan judul “Magang tentang Keselamatan

dan Kesehatan Kerja di Unit Metalurgi Muntok PT Timah (Persero) Tbk Bangka Belitung”.

Laporan ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas sebelas Maret Surakarta.

Hakikat manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang diliputi dengan keterbatasan dan kekurangan sehingga selalu membutukan bantuan orang lain. Begitu pula dalam penyusunan tugas akhir ini tidak akan dapat terlaksana apabila tidak ada sumbangsih dari pihak-pihak yang terkait. Oleh karena itu, penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam penulisan laropan ini.

2. Bapak Prof. Dr. dr. A.A. Subiyanto selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Periode 2007-2011.

3. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr, Sp.PD-KR-FINANSIM selaku

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Periode 2011-2015.

4. Bapak Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp.Ok, selaku Ketua Program D.III

Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Periode 2008-2011.

5. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku Ketua Program D.III Hiperkes dan

Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

6. Bapak Hardjanto, dr., MS, Sp.Ok selaku Pembimbing I dalam penyusunan

laporan ini, yang telah memberikan petunjuk dan arahan hingga terselesainya penulisan laporan ini.


(4)

commit to user

vi

7. Ibu Susilowati, S.Sos., M.Kes atas petunjuk dan arahannya selaku

Pembimbing II dalam penyusunan laporan ini.

8. Kepada Bapak Ibu Dosen yang senatiasa memberi bimbingan kepada penulis.

9. Kepala P2SDM PT Timah (Persero) Tbk yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk melakukan kegiatan magang di PT Timah (Persero) Tbk.

10.Bapak Rohadi Ruswanto, selaku Kepala Bidang K2 dan Meteorologi PT

Timah (Persero) Tbk atas bantuan dan kebaikannya kepada penulis.

11.dg. Endang M, selaku kepala Hiperkes Pusat PT Timah (Persero) Tbk dr.

Nazif, selaku kepala K3LH Unit Metalurgi Muntok yang telah memberi dukungan dan nasihatnya kapada penulis.

12.Semua staf K2LH dan Hiperkes Pusat PT Timah (Persero) Tbk dan K3LH

Unit Metalurgi yang telah membantu dan membagi pengalaman serta ilmunya kepada penulis.

13.Ibunda, Ayahanda, Kakak, Abang dan Okta Saktianto, yang memberi

dukungannya baik secara materi dan moril serta do’anya dengan tulus kepada penulis.

14.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan serta do’anya

kepada penulis dalam penulisan ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya dari pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya

Surakarta, Juni 2011 Penulis,


(5)

commit to user

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Tujuan Magang ... 3

C. Manfaat Magang ... 4

BAB II METODE PENGAMBILAN DATA ... 5

A. Persiapan... 5

B. Lokasi ... 5

C. Pelaksanaan... 5

D. Sumber Data ... 7

E. Teknik Pengumpulan Data ... 7

BAB III HASIL MAGANG ... 9

A. Gambaran Umum Perusahaan ... 9

B. Proses Produksi ... 18


(6)

commit to user

viii

D. Kesehatan Kerja ... 34

E. Keselamatan Kerja ... 48

F. Ergonomi ... 76

G. Manajemen K3... 79

H. Lingkungan ... 92

BAB IV PEMBAHASAN ... 100

A. Higiene Perusahaan ... 100

B. Kesehatan Kerja ... 103

C. Keselamatan Kerja ... 112

D. Ergonomi ... 118

E. Manajemen K3... 119

F. Lingkungan ... 121

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 125

A. Simpulan... 125

B. Saran... 126

DAFTAR PUSTAKA ... 127 LAMPIRAN


(7)

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR


(8)

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Karyawan Berdasar Tingkat Pendidikan ... 14

Tabel 2. Jumlah Karyawan Berdasar Tingkat Jabatan... 14

Tabel 3. Kapasitas Produksi Pupuk PT. Petrokimia Gresik Tahun 2010 ... 18

Tabel 4. Kapasitas Produksi Non Pupuk PT. Petrokimia Gresik Tahun 2010 . 18

Tabel 5. Kapasitas Produk Samping PT. Petrokimia Gresik Tahun 2010 ... 19

Tabel 6. Isi Kotak P3K... 39

Tabel 7. Pergantian Pengobatan Rawat Inap... 46

Tabel 8. Outlet Pengolahan Lanjutan Bulan (Advanced Treatment) Bulan

April 2010... 96

Tabel 9. Outlet Pengolahan Lanjutan Bulan (Advanced Treatment) Bulan

Mei 2010... 96

Tabel 10. Outlet Pengolahan Lanjutan Bulan (Advanced Treatment) Bulan

Juni 2010... 96

Tabel 11. Intensitas Kebisingan... 100 Tabel 12. Baku Mutu Air Limbah Kompleks Industri Pupuk... 121


(9)

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Selesai Magang di PT Petrokimia Gresik. Lampiran 2-3. Jadwal Kegiatan Magang Bulan Februari s/d Maret 2011 Lampiran 4. Struktur Organisasi PT. Petrokimia Gresik.

Lampiran 5. Struktur Organisasi Kompartemen Teknologi PT. Petrokimia Gresik. Lampiran 6. Struktur Organisasi Departemen Lingkungan dan K3.

Lampiran 7-9. Penghargaan Kecelakaan Nihil (zero accident).

Lampiran 10-22. Format Pemeriksaan Kesehatan Calon Karyawan. Lampiran 23. Surat Panggilan Pemeriksaan Kesehatan Berkala Karyawan. Lampiran 24-36. Format Pemeriksaan Kesehatan Berkala.

Lampiran 37-39. Format Pemeriksaan Kesehatan Khusus.

Lampiran 40. Hasil Pemeriksaan sample susu SUCOFINDO.

Lampiran 41. Safety Permit Bekerja dengan Pesawat Angkat Angkut.

Lampiran 42. Safety Permit pada Pekerjaan Rutin.

Lampiran 43. Safety Permit pada Pekerjaan Listrik.

Lampiran 44. Safety Permit pada Pekerjaan Penggalian.

Lampiran 45-50. Format Pelaporan dan Investigasi Kecelakaan di Tempat Kerja.

Lampiran 51. Layout Pemasangan Rambu Evakuasi Pabrik I.

Lampiran 52. Layout Pemasangan Rambu Evakuasi Pabrik II.

Lampiran 53. Layout Pemasangan Rambu Evakuasi Pabrik III.

Lampiran 54. Kebijakan Sistem Manajemen PT Petrokimia Gresik. Lampiran 55-57. Sertifikat Audit SMK3.


(10)

commit to user

xii

Lampiran 58. Program P2K3 PT Petrokimia Gresik dalam Pencapaian Kecelakaan Nihil Tahun 2010.

Lampiran 59-60. Susunan Pengurus P2K3 Petrokimia Gresik.

Lampiran 61-62. Daftar Periksa Safety Patrol oleh Safety Representative/Sub

P2K3.

Lampiran 63. Alur Proses Pemantauan dan Pelaporan K3 di Unit Kerja.

Lampiran 64-65. Daftar Anggota Safety Representative Bergilir PT Petrokimia Gresik.

Lampiran 66-79. Permenaker No. Per-05/MEN/1996 Lampiran I. Lampiran 80-90. Permenaker No. Per-05/MEN/1996 Lampiran II.


(11)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Unit Metalurgi adalah salah satu unit operasinal dari PT Timah (Persero) Tbk. Perusahaan ini bergerak di bidang usaha atau kegiatan pertambangan dan pengolahan bijih timah. Dimana dalam proses produksinya mengacu pada peraturan pertambangan. Proses produksi terdiri dari dua bagian utama yang terpisah, yaitu proses pengolahan bijih timah di Bidang Pengolahan Mineral,

preparasi material, peleburan, pemurnian pyro, pemurnian eutectic,

pemurnian elektrolitik, penimbangan dan packaging logam, kegiatan ekspor

dan supporting di Pabrik Peleburan.

Serangkaian proses produksi Unit Metalurgi tidak lepas dari penggunaan teknologi maju seperti mesin-mesin dan alat-alat berat serta faktor lingkungan dan sikap tenaga kerja yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja setiap saat. Lingkungan kerja yang berkaitan dengan kebisingan, tekanan panas, gas serta bahan-bahan kimia berbahaya, dan faktor ergonomi yang berkaitan dengan sikap kerja dan penyesuaian tenaga kerja dengan lingkungan memberikan kontribusi beban kerja bagi tenaga kerja. Proses produksi di pabrik peleburan yang menimbulkan tekanan panas yang tinggi, bagian PLTD yang menimbulkan kebisingan tinggi, serta ledakan timah dapat sewaktu-waktu terjadi apabila terjadi kesalahan dalam proses produkksi. Penggunaan alat angkat angkut atau berat yang dapat menimbulkan kecelakaan


(12)

hingga menghilangkan nyawa seseorang dapat terjadi apabila operator kurang termpil.

Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai pengendalian yang tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan teknologi maju disamping memberikan kemudahan bagi suatu proses produksi, tentunya efek samping yang tidak dapat dielakkan adalah bertambahnya jumlah dan ragam sumber bahaya bagi penggunaan teknologi itu sendiri. Disamping itu faktor lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan kerja, proses kerja yang tidak aman, dan sistem kerja yang semakin komplek dan modern dapat menjadi ancaman tersendiri bagi keselamatan dan kesehatan pekerja (Tarwaka, 2008).

Bila dikenang lagi Revolusi Industri pada masa silam, mesin adalah sebab utama proses tersebut. Dalam hubungan ini, timbulnya perhatian masyarakat terhadap keselamatan kerja adalah akibat dari efek negative penggunaan mesin-mesin tersebut(Suma’mur 1989).

Agar seorang tenaga kerja berada dalam keserasian yang sebaik-baiknya, yang berarti bahwa yang bersangkutan dapat menjamin keadaan kesehatan dan produktifitas kerjanya secara optimal, maka perlu adanya keseimbangan positif-konstruktif, antara unsur –unsur beban kerja, beban tambahan akibat pekerjaan dan lingkungn kerja dan kapsitas kerja (Suma’mur, 2009).

PT Timah (Persero) Tbk adalah perusahaan yang mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta pelestarian lingkungan yang didasari


(13)

atas kesadaran bahwa pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja yang prima serta tanggung jawab terhadap lingkungan sangat penting bagi keberhasilan jangka panjang. Perusahaan senantiasa mengambil tindakan yang tepat untuk menghindari terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan di tempat kerja (Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Timah (Persero) Tbk)

Dengan demikian, agar masalah K3 dapat dilaksanakan dengan baik

diperlukan pembinaan dan pengawasan secara menyeluruh dan

berkesinambungan. Oleh karena itu K3 yang merupakan salah satu bagian dari upaya perlindungan tenaga kerja perlu dikembangkan dan ditingkatkan pada setiap tingkatan proses kerja. Hal tersebut dimaksudkan untuk pemenuhan terhadap tercapainya tujuan penerapan K3 di tempat kerja (Tarwaka, 2008).

Pemilihan PT Timah (Persero) Tbk ini dinilai sangat baik bagi mahasiswa untuk menimba ilmu pengetahuan dan pengalaman magang yang berkenaan dengan higiene perusahaan, ergonomi, keselamatan dan kesehatan kerja khususnya di bidang pertambangan.

B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Tujuan dari praktek kerja lapangan ini adalah:

1. Tujuan Umum

a. Sebagai upaya untuk menciptakan lulusan program studi D-III Hiperkes

dan Keselamatan Kerja yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkualitas sehingga siap terjun ke dunia industri.


(14)

b. Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan kegiatan perkuliahan di program studi D-III Hiperkes dan Keselamatan Kerja.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui aplikasi program kesehatan dan keselamatan kerja

di PT Timah (Persero) Tbk khususnya di Unit Metalurgi Muntok.

b. Untuk mengetahui dan mempelajari faktor dan potensi bahaya yang

ada dalam rangkaian proses produksi serta kegiatan pendukungnya.

c. Untuk mengetahui usaha yang dilakukan dari pihak manajemen dalam

mengantisipasi dan meminimalisir faktor dan potensi bahaya di lingkungan kerja perusahaan.

d. Untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah ke

perusahaan dengan tetap mempertimbangkan kondisi yang ada di lapangan, kondisi karyawan dan keadaan manajemen.

C. Manfaat Praktek Kerja Lapangan

Manfaat yang diperoleh dari program praktek kerja lapangan ini adalah:

1. Bagi Perusahaan

a. Sebagai bahan tambahan kajian tentang penerapan kebijakan kesehatan

dan keselamatan kerja.

b. Sebagai bahan evaluasi dan masukan untuk perusahaan dalam hal

penerapan kebijakan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.


(15)

a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang berhubungan dengan higene perusahaan, kesehatan kerja da keselamatan kerja.

b. Dapat membandingkan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah dengan

penerapannya di perusahaan.

c. Dapat mengetahui pengaplikasian ilmu kesehatan dan keselamatan

kerja dalam lingkungan perusahaan.

3. Bagi Program D-III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Menambah kepustakaan yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan proses belajar-mengajar.


(16)

commit to user

6

BAB II

METODE PENGAMBILAN DATA

A. Tahap Persiapan

1. Mengirimkan proposal magang, proposal pengajuan judul penelitian dan

berkas-berkas yang diperlukan lainnya pada tanggal 10 November 2010 melalui pos kepada bagian P2SDM PT Timah (Persero) Tbk.

2. Menerima surat balasan sebagai tanda penerimaan permohonan magang

dari perusahaan pada tanggal 25 November 2010.

3. Tanggal 28 Januari penulis datang ke perusahaan dan langsung menghadap

Bagian P2SDM untuk mengurus berkas kelengkapan perizinan dan mendapat pengarahan.

4. Pada hari yang sama penulis juga menghadap pembimbing yang telah

ditetapkan oleh Kabid P2SDM di satuan kerja K2LH ( Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup) dan satuan kerja Hiperkes Pusat di Pangkalpinang.

5. Magang dimulai dengan melakukan pengenalan kepada seluruh karyawan

PT Timah (Persero) Tbk di satuan kerja K2LH ( Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup) dan satuan kerja Hiperkes SDM Pusat di Pangkalpinang.


(17)

6. Selanjutnya penulis melakukan konsultasi mengenai jadwal kegiatan praktek kerja lapangan dengan pembimbing lapangan.

B. Lokasi Magang

Praktek kerja lapangan ini dilakukan di dua tempat. Pada satu bulan pertama kegiatan praktek kerja lapangan dilakukan di PT Timah (Persero) Tbk kantor pusat yang terletak di Jalan Jendral Sudirman 51, Kota Pangkal Pinang, Bangka. Dan untuk dua bulan berikutnya kegitan praktek kerja

lapangan di laksanakan di Unit Metalurgi Muntok yang terletak di Desa

Sungai Baru, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Propinsi Bangaka Belitung.

C. Pelaksanaan Magang

Praktek kerja lapangan ini dilakukan dengan melakukan beberapa tahap pelaksanaan, yaitu:

1. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan dari tanggal 19 Februari 2009 sampai tanggal 30 April 2009 dengan hari kerja setiap hari dari pukul 07.00-17.00 WIB.


(18)

a. Melakukan orientasi di perusahaan tempat melaksanakan praktek kerja lapangan.

b. Penempatan magang pada departemen safety.

c. Melakukan observasi ke semua departemen dan wawancara kepada

orang yang berkompeten di bidangnya untuk mendapatkan gambaran perusahaan secara umum.

d. Pemberian materi yang berhubungan dengan kesehatan dan

keselamatan kerja baik teknis maupun tertulis oleh pembimbing magang.

e. Melakukan penelitian untuk kelengkapan laporan khusus.

2. Tahap Pengolahan Data

a. Melakukan olah data yang telah didapatkan dari hasil observasi,

wawancara.

b. Selanjutnya menyajikan hasil pengolahan data tersebut dalam bentuk


(19)

commit to user

BAB III

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Letak Geografis Perusahaan

PT Timah (Persero) Tbk adalah perusahaan milik pemerintah yang bergerak di bidang pertambangan, pengolahan dan pemasaran timah yang diekspor ke luar negeri. PT Timah (Persero) Tbk berkantor pusat di Jln Jenderal Sudirman 51 Pangkalpinang, Bangka Belitung serta memiliki perusahaan produksi antara lain Unit Laut Bangka, Unit Metalurgi, Wilayah Produksi Bangka Utara, Wilayah Produksi Bangka Selatan, dan Wilayah Produksi Belitung. Selain itu, PT Timah (Persero) Tbk memiliki beberapa anak perusahaan yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.


(20)

Unit Metalurgi adalah salah satu unit produksi yang telah lama berdiri dan mengalami banyak perkembangan dalam kegiatan proses produksinya dari awal hingga saat ini. Unit Metalurgi beralamat di Jln Timah No 1 Muntok, Bangka Belitung, Indonesia.

Gambar 2: Lokasi Unit Metalurgi Muntok Sumber: K3LH PT Timah (Persero) Tbk

2. Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan pertambangan timah nasional berawal dari nasionalisasi

3 (tiga) perusahaan Belanda di Bangka, Belitung dan Singkep, yaitu

“Banka Tin Winning Bedrujf” (BTW), “Gemeenschappelijke Minjbouw Maatsschappij Biliton” (GMB) dan “NV Singkep Tin Exploitate Gambar 1 : Peta Lokasi Kepulauan Bangka Belitung


(21)

Maatsschappij” (NV SITEM), menjadi Perusahaan Negara yang yang terpisah pada tahun 1953-1958. Pada rahun 1961 dibentuk Badan Pimpinan Umum Perusahaan Tambang Timah Negara (BPU TIMAH) untuk mengkoordinasi ketiga Perusahaan Negara tersebut, dan pada tahun 1968 bdigabung menjadi Perusahaan Negara (PN) Tambang Timah.

Berdasarkan Undang-undang No 9 Tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1969, PN Tambang Timah dan Proyek Peleburan Timah Mentok diubah menjadi PT Tambang Timah (Persero) dengan Akta Notaris Imas Fatimah SH, Nomor 1 tanggal 2 Agustus 1976.

Krisis industri timah dunia yang mengakibatkan merosotnya harga timah sejak tahun 1985 dan mencapai titik terendah pada tahun 1989 memicu Perusahaan untuk melakukan Restrukturisasi Perusahaan pada tahun 1991-1995, meliputi program-program Reorganisasi, Relokasi Kantor Pusat ke Pangkalpinang, Rekontruksi Peralatan Pokok dan Penunjang Produksi, serta Pelepasan Aset yang tidak berkaitan langsung dengan usaha pokok Perusahaan.

Restrukturisasi Perusahaan berhasil memeulihkan kesehatan dan daya saing Perusahaan, sehingga siap melakukan privatisasi melalui

penawaran umum perdana (Initial Publik Offering) pada tahun1995.

Pada tanggal 19 Oktober 1995 PT Tambang Timah (Persero) melakukan penawaran umum perdana dan mencatatkan sahamnya di Bursa


(22)

itu, saham perusahaan dimiliki oleh masyarakat di dalam dan luar negeri sebesar 35% dan Negara Republik Indonesia sebesar 65%. Perubahan kepemilikan saham tersebut diikuti dengan perubahan anggaran dasar dan nama Perusahaan menjadi Perusahaan (Persero) PT Timah Tbk disingkat PT Timah Tbk yang tertuang dalam Akta Notaris Imas Fatimah SH, Nomor 7 tanggal 7 Mei 1998.

Dalam rangka pemekaran usaha, pada tahun 1998 PT Timah Tbk melakukan reorganisasi dan memisahkan kompetensi sejenis kedalam 3 (tiga) anak perusahaan yang baru dibentuk, yaitu: PT Tambang Timah, PT Timah Industri, dan PT Timah Eksplomin. Dengan membentuk anak-anak perusahaan tersebut PT Timah Tbk menepati posisi sebagai Induk Perusahaan (Holding Company).

Sesuai ketentuan Undang-undang Badan Usaha Milik Negara, pada tahun 2007 dilakukan perubahan anggaran dasar dan nama Perusahaan menjadi PT Timah (Persero) Tbk.

3. Bidang Usaha

PT Timah (Persero) Tbk bergerak dalam bidang usaha pertambangan, industri, perdagangan, penggangkutan dan jasa. Kegiatan meliputi:

a. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang pertambangan pada umumnya;


(23)

c. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang perdagangan pada umumnya seperti impor, ekspor, antar pulau/daerah serta lokal, bertindak sebagai grosir, leveransir/pemasok, agen dan/atau distributor Perusahaan lain di dalam negri maupun di luar negeri, termasuk perdagangan non fisik;

d. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang pengangkut pada umumnya;

e. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang jasa pada umumnya kecuali

jasa di bidang hukum dan pajak.

4. Organisasi dan Manajemen

Struktur organisasi PT Timah (Persero) Tbk dari yang paling tinggi dipimpin oleh Direktur Utama yang membawahi Direksi. Dari Direksi struktur di bawahnya adalah General Manager yang membawahi beberapa Kepala Unit. Di bawah Kepala Unit ada Kepala Bidang, Kepala Bagian, Kepala Seksi, Juru dan Pelaksana dengan struktur organisasi (terlampir pada Lampiran 2-4).

5. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi Perusahaan

Visi dari PT Timah (Persero) Tbk adalah Menjadi Perusahaan Pertambangan Kelas Dunia dan Pemimpin Pasar Timah Global.


(24)

Untuk mencapai visi itu pihak PT Timah melakukan beberapa misi, antara lain:

1)Mengoptimalkan nilai Perusahaan, kontribusi pemegang saham dan

tanggung jawab sosial.

2)Membangun SDM yang berkompeten dan memiliki nilai-nilai

positif, integrasi, kreatifitas serta bermartabat.

3)Memperluas produk yang bernilai tambah.

4)Mengembangkan usaha baru berbasis kompetensi.

5)Mewujudkan harmonisasi dan komunakasi yang lebih baik dengan

semua pihak.

6. Budaya Perusahaan

Perusahaan memiliki budaya Perusahaan yang dikenal dengan sebutan 3K (Kebersamaan, Keterbukaan, dan Kebersihan). Budaya Perusahaan tersebut merupakan tata nilai, falsafah, kebijakan dan pola prilaku yang menjiwai sikap kerja segenap Karyawan dan seluruh jajaran Manajemen Timah dalam menempuh perjalanan panjang menghadapi berbagai arus perubahan dan persaingan usaha demi memelihara kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan.


(25)

Landasan Budaya Perusaaan 3K yang diterapkan secara menyeluruh oleh karyawan dan Manajemen akan membentuk sikap kerja PTPRS yaitu: Percaya, Terbuka, Positif, Rasional dan Sadar Biaya.

8. Fasilitas Penunjang Kesejahteraan Karyawan

Untuk menunjang kesejahteraan karyawan dan keluarganya, perusahaan menyediakan berbagai program. Adapun program yang disediakan dan dilaksanakan di unit metalurgi PT Timah (Persero) Tbk antara lain :

a. Cuti

Fasilitas cuti berhak diberikan kepada karyawan yang telah bekerja selama 12 bulan secara terus menerus. Cuti yang diberikan bagi karyawan yaitu cuti tahunan, cuti haji bila mengajukan, cuti pernikahan, cuti keluarga meninggal (keluarga inti), cuti hamil, cuti melahirkan, cuti menikahkan dan cuti mengkhitankan anak, cuti sakit, cuti haid, dan cuti diluar tanggungan perusahaan. Lamanya waktu cuti yang diberikan kepada karyawan telah diatur sesuai ketentuan yang berlaku di perusahaan.

b. Asuransi

Perusahaan menyediakan fasilitas asuransi untuk tenaga kerja. Adapun macam-macam asuransi tersebut antara lain :


(26)

Jamsostek diberikan kepada karyawan tetap, PKWT/kontrak, dan mahasiswa magang yang telah memiliki kerjasama dengan PT Timah (Persero) Tbk. Adapun program Jamsostek yang diikuti adalah :

a) Jaminan Kematian (JK)

b) Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

c) Jaminan Hari Tua (JHT)

Sedangkan untuk Jaminan Pelayanan Kesehatan diselenggarakan sendiri oleh pihak perusahaan.

2)Asuransi Khusus Karyawan Tetap

Adapun asuransi yang hanya diberikan kepada karyawan tetap adalah Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Asuransi PT Jiwa Sraya dan

Asuransi PT BNI LiveInsurante.

c. Transportasi

Fasilitas transportasi yang diberikan untuk karyawan yang ada di unit metalurgi disesuaikan dengan jabatan karyawan. Adapun ketentuan fasilitas transportasi adalah sebagai berikut:

1) Pejabat Eselon IV ke bawah ada kompensasi uang sebagai


(27)

2) Pejabat Eselon IV ke atas mendapatkan fasilitas mobil dinas dan kompensasi uang.

d. Perumahan Dinas

Fasilitas rumah dinas diberikan kepada setiap karyawan. Karyawan berhak memperoleh dan menggunakan rumah dinas tersebut selama menjadi karyawan di PT Timah (Persero) Tbk. Rumah dinas yang disediakan di Unit Metalurgi Muntok ada beberapa tipe. Tipe-tipe ini disesuaikan dengan jabatan karyawan. Untuk karyawan yang tidak mengunakan dan tidak memperoleh rumah dinas akan mendapat bantuan rumah, listrik dan air berupa uang.

e. Mess

Ada beberapa mess yang di bangun oleh PT Timah (Persero) Tbk khususnya di Unit Metalurgi muntok. Mess ini diperuntukan bagi karyawan PT Timah (Persero) Tbk yang sedang dinas di Unit metalurgi Muntok, para tamu, dan mahasiswa magang. Mess ini diurus dan dikelolah oleh bagian sarana umum.

f. Haji

Paket haji diberikan kepada karyawan dengan ketentuan dan persyaratan tertentu. Setiap tahun PT Timah (Persero) Tbk memberikan paket ibadah haji sebanyak 20 pasang. Setiap unit operasional memperoleh jatah 4 pasang setiap tahunnya.


(28)

Adanya Koperasi Warga Peltim (KWP) dan Kopersi Karya Mukti (KOKARTI) dan Ikatan Karyawan Timah (IKT).

h. Tempat Ibadah

Untuk sarana peribadatan, di lingkungan pabrik dan perkantoran disediakan mushola. Selain itu dibangun masjid “Al-Huda” yang dibangun disekitar kompleks perumahan. Masjid ini dimanfaatkan oleh karyawan dan masyarakat sekitar.

i. Sarana Olah Raga

Sarana olah raga yang ada di perusahaan yaitu lapangan sepak bola, kolam renang, lapangan basket, lapangan volly dan lapangan tenis. Sarana olahraga ini juga bisa dimanfaatkan oleh keluarga keryawan dan masyarakat sekitar.

B. Proses Produksi

Unit Metalurgi adalah unit penggolahan bijih timah menjadi logam timah yang didapatkan dari batuan atau mineral timah (kasiterit SnO2) yang diperoleh dari pertambangan darat dan laut milik PT Timah (Persero) Tbk. Proses produksi logam timah dari bijihnya melibatkan serangkaian proses yang terbilang rumit yakni pengolahan mineral (peningkatan kadar


(29)

timah/proses fisik dan disebut juga upgrading), persiapan mineral yang akan

dilebur, proses peleburan (Smelting), proses pemurnian (refining) dan proses

pencetakan logam timah.

1. Proses Pengolahan Mineral Timah

Proses ini bertujuan sesuai dengan namanya yaitu mengingkatkan kadar kandungan timah dimana bijih timah diambil dari dalam laut atau lepas pantai dengan penambangan atau pengerukan setelah itu dilakukan pembilasan dengan air atau washing kemudian diisap dengan pompa. Bijih timah hasil pengerukan di laut biasanya mengandung 20-30% timah. Setelah dilakukan proses pengolahan mineral maka kadar kandungan timah menjadi lebih dari 70%, sedangkan bijih timah hasil penambangan darat biasanya mengandung kadar timah yang sudah cukup tinggi >60%.

Adapun proses pengolahan mineral timah yang dilakukan di Pusat Pengolahan Bijih Timah (PPBT) ini meliputi banyak proses :

a. Washing atau Pencucian

Pencucian timah dilakukan dengan memasukkan bijih timah ke dalam ore bin yang berkapasitas 25 drum per unit dan mampu melakukan pencucian 15 ton bijih per jam. Di dalam ore bin itu bijih dicuci dengan menggunakan air tekanan dan debit yang sesuai dengan umpan.


(30)

Bijih yang didapatkan dari hasil pencucian pada ore bin lalu dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran dengan menggunakan alat screen, mesh, setelah itu dilakukan pengujian untuk mengetahui kadar bijih setelah pencucian. Prosedur penelitian kadar tersebut dengan mengamatinya dengan mikroskop dan menghitung jumlah butir timah dan pengotornya memiliki karakteristik yang berbeda sehingga dapat diketahui kadar atau jumlah kandungan timah pada bijih.

c. Pemisaahan berdasarkan berat jenis

Proses pemisahan ini menggunakan alat yang disebut Jig Harz. Bijih timah yang memiliki berat jenis lebih berat akan mengalir ke bawah yang berarti kadar timah tinggi sedangkan sisanya, yang berkadar rendah yang juga berarti mengandung pengotor atau pengangu lainnya seperti quarsa, zircon, rutile, siderite dan sebagainya akan ditampung dan dialirkan ke dalam trapezium Jig Yuba.

d. Pengolahan Tailing

Dahulu tailing timah diolah kembali untuk diambil mioneral bernilai yang mungkin masih tersisa dan di dalam tailing atau buangan. Prosesnya adalah dengan gaya sentrifugal. Namun saat ini proses tersebut sudah tidak lagi digunakan karena tidak efisien karena kapasitas dari alat pengoalh ini adalah 60 kg/jam.


(31)

Proses pengeringan dilakukan di dalam rotary dryer. Prinsip kerjanya adalah dengan memanaskap pipa besi yang ada di

tengah-tengah rotary dryer dengan cara mengalirkan api yang didapar dari

pembakaran dengan menggunakan bahan bakar solar atau batu bara.

f. Klasifikasi

Bijih-bijih timah selanajutnya akan dilakukan proses-proses pemisahan/klasifikasi lanjutan, yakni :

1)Klasifikasi berdasarkan ukuran butir dengan screening.

2)Klasifikasi berdasarkan sifat konduktivitas dengan High Tension

Separator.

3)Klasifikasi berdasarkan sifat kemagnetannya dengan Magnetic

Separator.

4)Klasifikasi berdasarkan berat jenis dengan menggunakan alat seperti

Shaking Table, Air table dan Multy Grafity Separator (untuk pengolahan terak/tailing).

g. Pemisahan Mineral Ikutan

Mineral ikutan pada bijih timah yang memiliki nilai atau value yang terbilang tinggi seperti zircon dan monazite (radioaktif) akan diambil dengan mengolah kembali bijih timah hasil proses awal pada amang Plant. Mula-mula bijih diayak dengan vibrator listrik


(32)

berkecepatan tinggi dan disaring /screen sehingga akan terpisah antara mineral halus berupa cassiterit dan mineral kasar yang merupakan

ikutan. Mineral ikutan tersebut kemudian diolah pada air table sehingga

menjadi konsentrat yang selanjutnya dilakukan proses smelting, sedangkan tailingnya dibuang ke tempat penampungan.

Mineral-mineral tersebut lalu dipisahkan dengan high tension separator

(pemisahan berdasarkan sifat konduktor nonkonduktornya atau sifat konduktifnya). Mineral konduktor antara lain: monazite, zircon, dan zenotime. Lalu masing-masing dipisahkan kembali berdasarkan

kemagnetannya dengan magnetic separation sehingga menghasilkan

secara terpisah, thorium dan zircon.

2. Proses Presmelting

Setelah dilakukan proses pengolahan mineral dilakukan proses pre-smelting yaitu proses yang dilakukan sebelum dilakukannya proses peleburan, misalnya proses preparasi material, pengontrolan dan penimbangan sehingga untuk proses pengolahan timah akan efisien.

3. Proses Peleburan (Smelting)

Ada dua tahap proses peleburan yang dilakukan di Unit Metalurgi Muntok PT Timah (Persero) Tbk yaitu:


(33)

b. Peleburan Tahap II yakni peleburan slag sehingga menghasilkan hardhead dan slag II. Proses peleburan berlangsung seharian. 24 jam dalam tanur guna menghindari kerusakan pada tanur/refraktori.

Umumnya terdapat tujuh buah tanur dalam peleburan. Pada tiap tanur

terdapat bagian-bagian yang berfungsi sebagai panel control : single point

temperature recorder, fuel oil controller, pressure recorder, O2 analyser,

multipoint temperature recorder dan combustion air controller. Udara panas yang dihembuskan ke dalam furnance atau tanur berasal dari udara luar/atmosfer yang dihisap oleh axialfan exhauster yang selanjutnya dilewatkan ke dalam regenerator yang mengubahnya menjadi panas.

Tahap awal peleburan baik peleburan I dan II adalah proses charging

yakni bahan baku (bijih timah) atau slag I dimasukkan ke dalam tanur

menjadi hopper furnance. Dalam tanur terjadi proses reduksi dengan suhu

1100-1500oC. Unsur-unsur pengotor akan teroksidasi menjadi senyawa

oksida seperti As2O3 yang larut dalam timah cair. Sedangkan SiO tidak larut semua menjadi logam timah murni namun ada juga yang ikut larut ke dalam slag dan juga dalam bentuk debu bersamaan dengan gas-gas lainnya. Setelah peleburan selesai maka hasilnya dimasukkan dimasukkan ke foreheart untuk melakukan pross tapping. Sn yang berhasil di pisahkan

selanjutnya dimasukkan ke dalam float untuk dilakukan pendinginan atau

penurunan temperature hingga 400oC sebelum dipindahkan ke dalam ketel.


(34)

4. Proses Refining (Pemurnian)

Proses pemurnian yang dilakukan disesuaikan dengan jenis material yang dihasilkan oleh proses peleburan. Adapun prosesnya antara lain:

a. Pyrorefining

Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan panas di atas titik lebur sehingga material yang direfining cair, dittambahkan mineral lain yang dapat mengikat pengotor atau impurities sehingga logam berharga dalam hal ini timah akan terbebas dari impurities atau hanya memiliki impurities yang amat sedikit, karena afinitas material yang ditambahkan terhadap pengotor lebih besar disbanding Sn. Contoh material lain yang ditambahkan untuk mengikat pengotor : serbuk gergaji untuk mengurangi kadar Fe, Aluminium untuk mengurangi kadar As sehingga terbentuk AsAl, dan penambahan sulfur untuk mengurangi kadar Cu dan Ni sehingga terbentuk CuS dan NiS. Hasil proses refining ini menghasilkan logam timah dengan kadar hingga 99,92% (pada PT. Timah). Analisa kandungan impurities yang tersisa juga diperlukan guna melihat apakah kadar impurities sesuai keinginan, jika tidak dapat dilakukan proses refining ulang.

b. Eutectic Refining

Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan crystallizer dengan

bantuan agar parameter proses tetap konstan sehingga dapat diperoleh kualitas produk yang stabil. Proses pemurnian ini bertujuan mengurangi


(35)

kadar Lead atau Pb yang terdapat pada timah sebagai pengotor/impuritiesnya. Adapun prinsipnya adalah berhubungan dengan temperature eutectic Pb-Sn, pada saat eutectic temperature lead pada solid solution berkisar 2,6% dan akan menurun bersamaan dengan kenaikan temperature, dimana Sn akan mengikat kadarnya. Prinsip utamanya adalah dengan mempertahankan temperatur yang mendekati titik solidifikasi timah.

c. Electrolytic Refining

Yaitu proses pemurnian logam timah sehingga dihasilkan kadar yang lebih tinggi lagi dari pyrorefining yakni 99,99% (produk PT Timah : Four Nine). Proses ini melakukan prinsip elektrolisis atau dikenal electrorefining. Proses electrorefining menggunakan larutan electrolit yang menyediakan logam dengan kadar kemurnian yang sangat tinggi dengan dua komponen utama yaitu dua buah elektroda-anoda dan katoda-yang tercelup ke dalam bak elektrolisis. Proses elektrorefining yang dilakukan PT Timah menggunakan Bangka four nine (timah berkadar 99,99%) yang disebut pula starter sheet sebagai katodanya, berbentuk plat tipis sedangkan anodanya adalah ingot timah

yang beratnya berkisar 130 kg dan larutan elektrolitnya H2SO4. Proses

pengendapan timah ke katoda terjadi karena adanya migrasi dari anoda menuju katoda yang disebabkan oleh adanya arus listrik yang mengalir dengan voltase tertentu dan tidak terlalu besar.


(36)

5. Pencetakan

Pencetakan ingot timah dilakukan secara manual dan otomatis. Peralatan percetakan secara manual dan otomatis. Peralatan percetakan secara manual adalah smelting kettle dengan kapasitas 50 ton, pompa cetak dan cetakan logam. Proses ini memakan waktu 4 jam/50 ton, dimana

temperature timah cair adlah 2700oC. Sedangkan proses pencetakan

otomatis menggunakan casting machine, pompa cetak, dan smelting kettle berkapasitas 50 ton dengan proses yang memakan waktu hingga 1 jam/60 ton.

Adapun langkah-langkah pencetakan ingot timah:

a. Timah cair yang siap dicetak disalurkan menuju cetakan.

b. Ujung pipa penyalur diatur dengan meletakkan di atas cetakan pertama

pada serinya, aliran timah diatur dengan mengatur klep pada pipa penyalur.

c. Bila cetakan telah penuh maka puipa penyalur digeser ke cetakan

berikutnya dan permukaan timah yang telah dicetak dibersihkan dari drossnya dan segera dipasang capa pada permukaan timah cair.

d. Kecepatan pencetakan diatur sedemikian rupa sehingga laju

pendinginan akan merata sehingga ingot yang dihasilkan mempunyai kualitas yang bagus atau sesuai standart.


(37)

f. Ingot timah yang telah ditimbang dan memenuhi standart akan disimpan digudang penyimpanan sebelum di ekspor.

C. Higiene Perusahaan

1. Faktor Bahaya

Jenis faktor bahaya yang ada pada peleburan timah di Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk ini adalah:

a. Faktor Fisik

1) Radioaktif

Unit Metalurgi adalah pengolahan bijih timah menjadi logam timah. Bahan baku berupa bijih timah diperoleh dari alam baik itu dari pertambangan darat maupun pertambangan laut milik PT Timah (Persero) Tbk. Dari serangkaian proses pemisahan antara bijih timah dengan mineral-mineral ikutan yang terkandung dalam bujih timah, diperoleh mineral-mineral

ikutan berupa monazite, zircon, xenotime, dan ilmenite.

Timbunan monazite ini memiliki efek radiasi yang cukup besar

karena di dalam monazite mengandung uranium dan thorium.

Untuk menanggulangi bahaya radiasi bagian K3LH unit metalurgi melakukan pengukuran radiasi eksternal setiap


(38)

triwulan di bagian Pengolahan Mineral dan di Material Produksi Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk.

Menurut hasil pengukuran triwulan IV tahun 2011

(terlampir), paparan radiasi eksternal terbesar di gudang monazite

PPBT yang mencapai 6,248 mR/ Jam serta di penimbunan terak II mencapai 1,274 mR/ Jam.

Upaya-upaya peanggulangan yang telah dilakukan oleh Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk antara lain dilaksanakan

savety talk setiap sebelum pekerjaan dimulai, pemberian tanda

bahaya di dekat drum-drum penampungan sementara monazite

yang terdapat di PPBT, di gudang monazite dan di penimbunan

trak II, serta dibuat WIF atau instruksi kerja yang harus diikuti

pekerja sebagai pedoman dalam bekerja, pekerja diwajibkan memakai masker.

Selain itu, K3LH Unit Metalurgi bekerjasama dengan

BATAN untuk pengadaan dan pembacaan film badge yang

diberikan dan digunakan oleh pekerja yang bekerja di tempat-tempat yang mengandung bahaya radioaktif. Pengadaan dan pembacaan dilakukan setiap bulan. Untuk perijinan dan pengawasan bahan radioaktif PT Timah (Persero) TBk Unit Metalurgi bekerjasama dengan BAPETAN.


(39)

Untuk tempat penimbunan monazite di gudang monazite

dan terak II dikelilingi oleh tembok tinggi dan ketebalan yang ditentukan, supaya paparan radiasi tidak menyebar ke lingkungan sekitar penimbunan.

2) Tekanan Panas

Tempat kerja yang memiliki faktor bahaya tekanan panas tinggi adalah pekerjaan-pekerjaan di bagian peleburan, PPBT, dan PLTD . Di bagian peleburan bijih timah tekanan panas bersumber dari tanur peleburan yang beroperasi setiap saat terus

menerus dengan suhu peleburan mencapai 1300-1400oC. Jenis

pekerjaan di peleburan misalnya pekerjaan rabbling, tapping,

memasukkan material untuk dilebur, mencongkel kanal serta

pekerjaan di bagian rafinasi, pencetakan dan di flame oven

berhubungan dengan lingkungan kerja panas.

Di PPBT tekanan panas diakibatkan dari mesin-mesin yang

sedang beroperasi misalkan rotarydryer, hightension separator,

dan magnetic separator. Dan untuk di PLTD diakibatkan oleh mesin-mesin diesel. Mesin-mesin ini beroperasi setiap hari secara terus menerus kecuali ada kerusakan untuk dilakukan perbaikan.

Pengukuran hazard factor termasuk tekanan panas

dilakukan secara rutin 2 (dua) kali dalam setahun oleh pihak Hiperkes Pusat PT Timah (Persero) Tbk Menurut pengukuran


(40)

tekanan panas tanggal 29 April 2010 di PLTD, pabrik peleburan dan PPBT (terlampir),

Untuk menguragi tekanan panas, usaha pengendalian yang telah dilakukan Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk untuk di

PLTD dan PPBT adalah pengaturan house keeping yang baik

seperti dibuat ventilasi alami serta pengaturan jarak antara tenaga kerja dengan mesin. Khusus untuk tenaga kerja yang bekerja di peleburan, telah disediakan air minum dan diberikan oralit untuk penambah cairan elektrolit tubuh. Selain itu pekerja di peleburan diperbolehkan memakai kaos yang dapat menyerap keringat.

Upaya penangulangan lain yang dilakukan adalah

pemberian safety talk yang dilaksanakan setiap sebelum

pekerjaan dimulai serta dipasang WIF di tempat yang mudah

dilihat oleh tenaga kerja.

3) Penerangan

Penerangan di unit metalurgi untuk penerangan umum maupun penerangan lokal mengunakan penerangan alami dan penerangan buatan. Penerangan buatan bersumber dari sinar matahari. Penerangan alami hanya bisa digunakan pada saat siang hari pada cuaca yang baik, sedangkan ketika cuaca buruk misalnya ketika mendung dan hujan serta malam hari


(41)

menggunakan penerangan buatan yang berasal dari cahaya lampu, baik penerangan lokal maupun penerangan umum.

Pengukuran pencahayaan dari penerangan dilakukan oleh bagian Hiperkes Pusat PT Timah (Persero) Tbk. Pengukuran

dilakukan di bagian control panel karena diperlukan ketelitian

dalam pekerjaan ini. Sehingga diperlukan penerangan yang baik dan sesuai agar tidak terjadi kesalahan dalam pengoperasian

panel-panel yang akan berdampak fatal jika terjadi kesalahan.

Menurut hasil pengukuran pencahayaan tanggal 29 April 2010 di

ruang controlpanel (terlampir pada Lampiran 23).

4) Radiasi Cahaya

Bahaya radiasi cahaya berasal dari sinar api pada proses

peleburan timah. Bahaya ini terdapat pada kegiatan rabbling dan

tapping. Cahaya yang ditimbulkan dari proses peleburan sangat terang dan panas, sangat berbahaya bagi penglihatan. Selain itu, pada pekerjaan pengelasan di bagian perbaikan sarana dan prasarana memiliki potensi radiasi cahaya yang tinggi.

Usaha pengendalian yang dilakukan kepada tenaga kerja

selain pemberian safety talk secara rutin sebelum pekerjaan

dimulai dan WIF sebagai pedoman adalah pemberian APD

kepada tenaga kerja berupa kacamata berwarna gelap, pelindung muka, dan apron.


(42)

5) Kebisingan

Sumber kebisingan di unit metalurgi berasal dari mesin

diesel di PLTD, aktifitas crane, local exhauster, serta

mesin-mesin produksi. Selain itu juga berasal dari peledakan di dalam tanur. Kebisingan yang di hasilkan oleh unit metalurgi termasuk kebisingan continue dan impulsive.

Dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh bagian Hiperkes pusat PT Timah (Persero) Tbk intensitas kebisingan tertinggi berasal dari mesin-masin diesel di PLTD yakni berkisar antara 82,5-106,6 dB(A). Di unit PPBT itensitas kebisingannya tidak setinggi seperti di unit PLTD yakni berkisar antara 72,4- 98,6 dB(A). Adapun hasil pengukuran itensitas kebisingan pada mesin-mesin diesel di PLTD dan mesin-mesin di PPBT adalah sebagai berikut terlampir.

Langkah pengendalian yang telah dilakukan adalah dengan pengukuran kebisingan di tempat kerja secara periodik, pembuatan ruang kerja kedap suara dan pihak perusahaan juga melakukan perawatan mesin produksi secara berkala guna mengururangi dampak kebisingan yang muncul. Selain itu juga

disediakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa ear plug yang

dapat mereduksi kebisingan sampai 25 dB(A) atau ear muff yang


(43)

pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) oleh safety representative

dikarenakan masih ada tenaga kerja yang kurang disiplin dalam memakai APD pada waktu bekerja.

Kewajiban memakai APD tersebut telah tertulis di WIF,

serta sering diingatkan lewat safety talk yang diberikan secara

rutin sebelum pekerjaan dimulai.

b. Faktor Kimia

1) Debu

PT Timah (Persero) Tbk Unit Metalurgi merupakan industri pengolahan bijih timah menjadi logam timah dengan bahan baku

maupun pada waktu proses produksinya menghasilkan debu.

Hampir semua kegiatan yang ada di unit metalurgi berhubungan dengan debu. Debu yang dihasilkan cukup berbahaya karena debu yang dihasilkan berupa debu timah dan debu mineral ikutan timah.

Debu yang di hasilkan pada proses peleburan timah masih mengandung kadar timah yang cukup tinggi sekitar 70%, sehingga debu ini masih bernilai ekonomis dan bisa dilebur kembali. Penggendalian debu di bagian peleburan adalah dengan

dipasangnya local exhauster atau pengumpul debu. Local


(44)

pengumpul debu atau dustcollector untuk diolah kembali. Debu-debu timah yang terkumpul akan dibentuk menjadi pellet timah dengan sistem basah. Pellet timah ini merupakan komposisi material yang akan dilebur kembali kedalam tanur.

Usaha pengendalian yang dilakukan untuk melindungi pekerja selain sistem sirkulasi udara adalah dengan memberikan APD masker. Masker yang diberikan disesuaikan dengan jenis debu yang ada di tempat kerja. Untuk tempat kerja yang hanya memiliki potensi bahaya debu yaitu di PPBT, sopir pabrik dan material produksi diberikan masker jenis RM 706. Sedangkan untuk tempat yang mengandung debu dan gas beracun diberikan masker jenis RQ 100.

Sebagai antisipasi khusus, tenaga kerja yang bekerja di

tempat dengan debu tinggi seperti di PPBT, dan dust collector

diwajibkan memakai masker, baju panjang, dan sarung tangan untuk mencegah gangguan pernafasan maupun alergi debu. Kewajiban memakai APD ini juga telah tertulis di WIF serta disosialisasikan kepada tenaga kerja sebelum pekerjaan dimulai. Sealain itu, di tempat kerja juga telah dipasang jeniis APD yang wajib digunakan adi tempat kerja tersebut.


(45)

Kegiatan produksi di unit metalurgi menghasilkan asap dan uap yang mengandung gas-gas berbahaya. Gas-gas tersebut

seperti CO, NO2, SO2 dan H2S. Gas-gas tersebut dihasilakan dari

proses kegiatan di PPBT, gudang produksi, melting reactor,

refinery, separator, flame oven, electronic refining dan laboratorium. Setiap semester, dilakukan pengukuran kualitas udara lingkungan oleh bagian LH (Lingkungan Hidup) yang bekerja sama dengan Balai Hiperkes Pusat Jakarta.

Sebagai tindakan perlindungan, di tempat-tempat tersebut

dipasang blower, dan local exhauster dengan sistem tertutup.

Selain itu atap dibangun tinggi serta memiliki ventilasi yang alami.

Selain perlindungan dari house keeping, tenaga kerja juga diwajibkan memakai APD berupa masker untuk

pekerjaan-pekerjaan di PPBT, peleburan, rafinasi, crystallizer,

electrorefining maupun di flameoven. Kewajiban memakai APD

tersebut telah tertulis di WIF, disosialisasikan kepada tenaga

kerja lewat safetytalk, serta di tempat kerja telah dipasang jenis

APD yang wajib digunakan.

3) Bahan Kimia

Pekerjaan yang berhubungan dengan bahan kimia adalah


(46)

cairan asam untuk proses electrolytic untuk menghasilkan timah dengan kemurnian tinggi. Selain itu pekerjaan di laboratorium juga menggunakan bahan kimia. Perlindungan yang diberikan perusahaan untuk tenaga kerja adalah pemberian sarung tangan karet. Pemberian tanda bahaya bahan kimia serta selalu

dilaksanakan safety talk untuk meningkatkan kesadaran tenaga

kerja terhadap K3.

c. Faktor Biologi

Faktor biologi yang menjadi faktor bahaya adalah nyamuk, virus, bakteri, kuman dan jamur. Nyamuk yang banyak berkembang adalah nyamuk penyebab penyakit malaria. Sebagai usaha pencegahannya dilakukan fogging 2 (dua) kali dalam setahun di sekitar pabrik dan perumahan.

Selain itu, lingkungan kerja yang panas menyebabkan tenaga kerja berkeringat sehingga menyebabkan cepat berkembangbiaknya

bakteri yang menyebabkan gatal-gatal. Virus, bakteri, kuman, dan

jamur yang terdapat pada tempat kerja yang kotor misalnya pada kamar mandi dan lingkungan pabrik. Upaya pengendaliannya dengan mengadakan pembersihan pada kamar mandi setiap pagi oleh petugas kebersihan.


(47)

Sikap kerja karyawan yang ada di kantor dan berberapa bagian

tertentu seperti operator penimbangan material, operator cristalizer,

pekerja penaganan produk khusus, maupun yang ada dilapangan adalah duduk. Biasanya yang ada di lapangan berada di ruang

control room. Pekerjaan di lapangan hanya dilakukan operator yang

sedang bertugas dan safety hanya pada waktu pengecekan. Kursi dan

meja yang digunakan ada yang didesain sesuai dengan stuktur tubuh tenaga kerja karena kursi dapat diatur ketinggiannya sesuai yang diinginkan, namun ada beberapa kursi dan meja yang tidak sesuai dengan struktur tubuh tenaga kerja. Dalam melakukan pekerjaan, pekerja tidak harus duduk terus tetapi dapat juga berdiri sebentar untuk sekedar melakukan relaksasi badan agar sikap kerja tidak

monoton. Penempatan mesin juga mudah dijangkau oleh operator

dalam mengoperasikan alat.

Ada beberapa kegiatan seperti rabbling, tapping, dan

pencetakan yang sikap kerjanya berdiri. Kegiatan ini dlakukan pada sewaktu-waktu pada jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan.

Dalam melakukan pekerjaan, pekerja bebas melakukan improvisasi

terhadap gerakannya agar tidak monoton.

Di beberapa proses kerja masih menggunakan cara manual yaitu penyemprotan material hasil penambangan dari ore bin menuju


(48)

pekerjaannya, pekerja bisa sesekali berdiri ataupun melakukan

improvisasi terhadap gerakannya dan pekerjaan ini tidak dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang lama.

e. Faktor Mental Psikologis

Gangguan mental psikologis yang dialami oleh pekerja diakibatkan oleh dari pekerjaan itu sendiri seperti pekerjaan yang monoton, shift kerja, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan, lingkungan kerja yang panas dan bising. Dan ada pekerja yang sedang mengalami masalah-masalah pribadi yang menganggu pikiran dan keadaan psikologis pekerja. Hal-hal tersebut dapat berpengaruh pada kemampuan kerja atau semangat kerja, hal itu dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas dari pada hasil kerjanya itu sendiri.

Antisipasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi bahaya stress dari tenaga kerja antara lain dengan pemberian jam istitahat, penyediaan sarana olahraga, setiap tenaga kerja dan keluarganya telah didaftarkan ke Jamsostek dan ditanggung biaya kesehatannya.


(49)

Mengingat faktor bahaya yang ada cukup besar, perlu adanya upaya-upaya untuk mencegah timbulnya penyakit akibat kerja dan penyakit umum, serta upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan karyawan. Untuk itu PT Timah (Persero) Tbk menyelenggarakan usaha pelayanan kesehatan kerja yang mencakup 12 tugas pokok pelayanan kesehatan kerja meliputi 4

program yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Program promotif

meliputi penyuluhan umum terhadap karyawan dan informasi kesehatan.

Sedangkan untuk program preventif yang dilaksanakan antara lain PKB

(Pemeriksaan Kesehatan Berkala), pemeriksaan kesehatan khusus, pemberian suplemen penguat tulang setiap bulan, pemberian oralit untuk tenaga kerja di peleburan, dan pemberian suplemen penguat hati untuk tenaga kerja di bagian ER. Pelaksanaan program pelayanan kesehatan kerja di Unit Metalurgi menjadi tanggung jawab bagian Hiperkes Unit Metalurgi Muntok dengan dibantu oleh dokter perusahaan, perawat perusahaan serta bagian Hiperkes Pusat PT Timah (Persero) Tbk.

Adapun program pelayanan kesehatan kerja yang dikelolah oleh Hiperkes, meliputi :

1. Pemeriksaan kesehatan awal, berkala, dan khusus

a. Pemeriksaan kesehatan awal

Pemeriksaan kesehatan awal dilakukan sebelum karyawan diterima sebagai karyawan tetap di PT Timah (Persero) Tbk. Pelaksanaannya tidak tentu karena pemeriksaan dilakukan pada saat penerimaan tenaga


(50)

Pemeriksaan awal ini meliputi pemeriksaan kesehatan keseluruhan (general check up), pemeriksaan fisik dan tes wawancara.

b. Pemeriksaan kesehatan berkala

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai sedini mungkin adanya

pengaruh-pengaruh dari pekerjaan atau lingkungan kerja.

Pelaksanaannya setahun sekali sesuai dengan undangan atau panggilan melalui surat panggilan pemeriksaan berkala karyawan/karyawati. Pelaksanan pemeriksaan berkala ini setiap 1 tahun sekali dengan penjadwalan bergilir sepanjang tahun. Pemeriksaan berkala ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan karyawan secara berkala selama menjadi tenaga kerja. Hyperkes Unit Metalurgi melaksanakan PKB karyawan dari satuan kerja masing – masing setiap hari (kecuali hari libur), yang meliputi :

1)Data diri,

2)Data habitus / riwayat Penyakit

3)Pemeriksaan fisik / medis

4)Pemeriksaan kimia darah lengkap ( glucose, cholesterol, triglyceride,

HDL,dll).

5)Kesimpulan medis.


(51)

Pemeriksaan kesehatan ini hanya bagi karyawan yang pada saat pemeriksaan kesehatan berkala didapatkan gangguan kesehatan tertentu yang memerlukan pemeriksaan khusus. Selain itu apabila terdapat keluhan-keluhan dari tenaga kerja tentang kesehatannya diadakan pemeriksaan khusus.

2. Monitoring Lingkungan Kerja

Sebagai upaya perlindungan terhadap kesehatan dan kenyamanan tenaga kerja di Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk bagian Hiperkes Unit Metalurgi melakukan monitoring lingkungan secara berkala setiap sebulan sekali. Pemeriksaan lingkungan kerja yang dilakukan meliputi monitoring kebersihan lingkungan perusahaan dan fasilitas-fasilitas

perusahaan seperti kebersiahan kantin, kamar mandi, washtafel, instalasi

sumber air dan air minum serta fasilitas-fasilitas pendukung laainnya. Hasil monitoring lingkungan akan dilaporkan untuk dievaluasi dan untuk sesegera mungkin dilakukan perbaikan jika terdapat kekurangan.

Sedangkan untuk pengukuran faktor bahaya (hazard factor)

dilakukan secara rutin 2 kali dalam setahun oleh Hiperkes Pusat PT Timah (Persero) Tbk. Faktor bahaya yang diukur antara lain kebisingan, getaran, iklim kerja, pencahayaan, dan radiasi. Hasil pengukuran disampaikan kepada K3LH Unit Metalurgi, jika terdapat penyimpangan dari hasil pengukuran akan diberikan rekomendasi dan dilakukan evaluasi tindak lanjut terhadap rekomendasi yang telah diajukan.


(52)

3. Penyediaan Alat Pelindung Diri

Pemberian Alat Pelindung Diri disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja, Alat Pelindung Diri yang diberikan kepada karyawan secara gratis. Peraturan bahwa tenaga kerja wajib memakai Alat Pelindung Diri telah tercantum dalam tata tertib karyawan yang termuat dalam buku disiplin karyawan. Bagi tenaga kerja yang melanggar peraturan tersebut akan mendapat sanksi.

4. Pengelolaan Gizi Kerja

Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk menyediakan kantin untuk karyawan yang bekerja di bagian PPBT dan pabrik peleburan. Pekerja dibagian ini merupakan pekerjaan dengan beban kerja berat dengan kecukupan gizi yang dianjurkan perorang perhari 2400 – 2800 kalori.

Dalam hal ini Unit Metalurgi bekerja sama dengan catering dari CV

Piagareny Jelajah Persada. Menu makanan pun sepenuhnya diatur oleh

catering ini dengan tenaga ahli dari tataboga.

Pemberian makanan dilakukan sebanyak tiga kali berseta extra

fooding. Waktu pemberian makanan yaitu pada pagi hari, siang hari dan

sore hari. Dan untuk extra fooding diberikan pada pagi hari berupa kue;

disore hari berupa susu dan bubur kacang hijau. Sedangkan untuk malam hari berupa teh, kopi dan kue.

Pengawasan terhadap sanitasi makanan dilakukan oleh bagian Hiperkes Unit Metalurgi dengan melakukan pemeriksaan di tempat


(53)

catering dan di kantin perusahaan. Pemeriksaan di kantin perusahaan dilakukan setiap seminggu sekali, sedangkan pemeriksaan di tempat

catering dilakukan setiap dua bulan sekali. Pemeriksaan sanitasi hygiene

terhadap catering pemasok makanan ke perusahaan, meliputi :

a. Menu makanan

b. Nilai gizi

c. Penyajian makanan

5. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan di satuan kerja tertentu, maka tim P3K yang telah dibentuk dan dilatih akan segera melakukan tindakan. Adapun tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan jenis kecelakan yang terjadi dan tempat kecelakan. Dan salah satu dari tenaga kerja menghubungi pihak Hiperkes Unit Metalurgi untuk meminta bantuan medis. Sebelum bantuan medis datang dilakukan pertolongan pertama pada korban sesuai dengan keadaan korban. setelah itu korban bisa dibawa ketempat yang lebih aman atau rumah sakit jika memerlukan pengobatan dan perawatan lanjut.

6. Pendidikan Kesehatan untuk Tenaga Kerja dan Latihan untuk Petugas P3K

a. Pendidikan Kesehatan Umum

Pendidikan kesehatan diberikan kepada tenaga kerja setiap hari ketika tenaga kerja datang ke Hiperkes untuk menanyakan masalah


(54)

papan pengumuman di depan kantor hiperkes yang sering dilalui tenaga kerja.

b. Pelatihan P3K

Pelatihan P3K Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk dilaksanakan secara berkala yaitu setiap 1 tahun sekali yang diikuti oleh tenaga kerja yang telah dipilih dari setiap satuan kerja. Tenaga kerja yang pernah mengikuti pelatihan P3K akan diikutkan kembali sebagai penyegaran. Dan pelatihan ini juga diikuti oleh tenaga kerja yang belum pernah mengikuti pelatihan P3K .

7. Penyediaan Kotak P3K di Lingkungan Kerja

Kotak P3K disediakan di setiap satuan kerja yang ada di Unit Metalurgi Muntok. Kotak P3K ditempatkan pada tempat-tempat yang

dirasa strategis, mudah dilihat dan digapai oleh tenaga

kerja.Pemeriksaan kotak P3K dilakukan setiap sebulan sekali oleh bagian Hiperkes Unit Metalurgi. Apabila salah satu item dari isi kotak P3K sudah habis terpakai maka salah seorang petugas P3K dari satuan kerja yang bersangkutan melapor ke bagaian Hiperkes Unit Metalurgi. Adapun isi kotak P3K yang talah disediakan adalah sebagai berikut: Table 1. Daftar isi kotak P3K

No. Perlengkapan Jumlah

1. Kasa steril terbungkus 1 box (16 buah)

2. Perban (lebar 5 cm) 2

4. Plester (lebar 1,25 cm) Segulung

6. Kapas 1

7. Kain segitiga/ mittela 2

9. Peniti 12


(55)

17. Rhoto 1

18. Alkohol 70% 1

19. Buku panduan P3K di tempat kerja 1

20. Buku catatan pemakaian 1

21. Daftar kotak P3K 1

Sumber : K3LH PT Timah (Persero) Tbk Unit Metalurgi

8. Penanganan Penyakit Akibat Kerja dan Kecelakaan Akibat Kerja

a. Penanganan Penyakit Akibat Kerja

Penyakit akibat kerja belum tercover oleh pihak menejemen. Hal

ini dikarenakan belum dilaksanakannya diagnosis penyakit akibat kerja atas keluhan penyakit yang dialami oleh tenaga kerja. Akan tetapi, adanya kemungkinan penyakit akibat kerja di Unit Metalurgi cukup tinggi. Hal ini bisa dilihat dari beberapa daftar penyakit yang sering diderita oleh pekerja seperti ISPA, influenza, kulit/kelamin, sendi tulang, kolesterol, diabetes, malaria, penurunan pendengaran dan penyakit-penyakit umum lainnya. Namun apabila terjadi penyakit akibat kerja yang diderita oleh tenaga kerja hal yang dilakukan oleh Unit metalurgi PT Timah (Persero) Tbk adalah dengan melakukan

pendekatan secara promotif maupun preventif terhadap lingkungan

kerja. Selain itu seluruh perawatan korban tersebut ditanggung oleh perusahaan.


(56)

Kecelakaan yang terjadi di Unit metalurgi PT Timah (Persero) Tbk tergolong ke dalam kecelakaan ringan sampai fatal. Setiap kecelakaan harus segera dilaporkan ke bagian K2 dan Hiperkes Unit Metalurgi. Jika kecelakaan tergolong ringan korban akan dibawa ke klinik Hiperkes untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan. Apabila kecelakaan yang terjadi tergolong kecelakaan sedang hingga fatal maka korban akan dibawa ke PUSYANDIK untuk dilakukan tindakan perawatan dan pengobatan. Biaya pengobatan dan perawatan kecelakaan akibat kerja ditanggung oleh Jamsostek.

9. Laporan Berkala Pelayanan Kesehatan Kerja Kepada Pengurus

Semua kegiatan pelayanan kesehatan yang telah terlaksana di Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk telah dibuat laporan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaporkan setiap satu bulan sekali kepada kepala K3LH yang kemudian dipakai untuk bahan sidang dengan dewan direksi. Pelaporan tersebut meliputi nama penyakit berdasarkan keluhan karyawan, pelaporan angka kunjungan ke rumah sakit baik rawat jalan maupun rawat inap, dan jumlah karyawan yang berobat.

Sedangkan program kuratif dan rehabilitatif yang diselenggarakan

oleh Hiperkes, meliputi :


(57)

Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk memiliki kinik yang terletak di perkantoran Unit Metalurgi. Klinik ini pada awalnya adalah kantor Hiperkes yang melayani pemeriksaan darurat medik karena lokasi yang mudah dijangkau oleh tenaga kerja. Namun, untuk meningkatkan pelayanan, ditingkatkan kinerjanya menjadi klinik sederhana yang menyediakan obat-obatan lebih lengkap untuk melayani tenaga kerja. Klinik ini melayani pasien pagi pukul 08.00-11.00 dan siang pukul 14.00-16.00 WIB. Klinik ini dikelola oleh Hiperkes Unit Metalurgi, sehingga penyediaan fasilitas di dalam klinik tersebut sudah menjadi tanggung jawab dari Hiperkes Unit Metalurgi.

b. Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan di klinik tersebut terdiri dari 1 orang dokter perusahaan, 3 orang perawat perusahaan, dan 1 orang staf pembantu. Semua anggota tenaga kesehatan adalah anggota dari Hiperkes Unit Metalurgi. Sedangkan dokter perusahaan adalah kepala K3LH Unit Metalurgi. Dokter perusahaan telah mendapatkan 3 sertifikasi, yaitu sebagai dokter pemeriksa kesehatan, dokter perusahaan dan dokter hiperbarik. Dokter tersebut bertugas memeriksa pasien yang berkunjung ke klinik dan penanganan korban kecelakaan. Tugas dari dokter perusahaan adalah :


(58)

1)Melakukan pemeriksaan dan evaluasi hasil medical check up

(pemeriksaan kesehatan berkala).

2)Sebagai konsultan medis.

3)Melakukan evaluasi dan rekomendasi terhadap hasil pemeriksaan

lingkungan kerja/hygiene perusahaan berkaitan dengan persyaratan kesehatan kerja.

4)Melakukan evaluasi tentang kemungkinan, penyebab, pencegahan

terhadap penyakit akibat kerja dan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi penyakit akibat kerja.

5)Melakukan diagnosis penyakit umum dan penyakit akibat hubungan

kerja karyawan.

6)Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program kesehatan kerja

yang telah dilakukan perusahaan dan rekomendasi program kesehatan kerja yang akan dilakukan.

7)Memberi masukan atau rekomendasi tentang usulan cuti sakit/beban

kerja/penempatan tugas pekerjaan karyawan berdasarkan kondisi kesehatan dan lingkungan kerjanya.

8)Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan gizi kerja.

9)Memberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan kepada

karyawan/istri/suami sesuai dengan kebutuhan.

10) Membuat laporan setiap bulan kepada pihak manajemen.


(59)

Bagi korban yang hanya luka ringan atau sakit biasa dapat langsung ditangani di klinik Hiperkes setiap hari kerja yaitu senin sampai Jumat mulai pagi pukul 08.00-11.00 dan siang pukul 14.00-16.00 WIB. Apabila korban tidak bisa ditangani oleh klinik Hiperkes dan ada korban diluar dari jam kerja maka korban langsung dibawa ke PUSYANDIK yang terletak di sekitar perumahan Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk. Untuk korban yang tidak bisa ditangani di PUSYANDIK dan korban yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus akan di rujuk ke rumah sakit rujukan. Rumah sakit yang menjadi rujukan serta memiliki fasilitas lebih lengkap adalah Rumah Sakit Bakti Timah yang terletak di Pangkal Pinang. Selain itu, PT Timah (Persero) Tbk juga memiliki kerja sama dengan Rumah Sakit PELNI di Jakarta .

d. Alat Transportasi

Alat transportasi yang disediakan oleh Unit Metalurgi PT Timah

(Persero) Tbk adalah 1 unit mobil ambulance dan 1 unit mobil rescue.

Mobil ambulance tersebut berfungsi untuk sarana membawa pasien

yang mengalami kecelakaan atau sakit dan harus dibawa ke poliklinik

atau rumah sakit rujukan. Mobil ambulance tersebut berisi tandu untuk

mengangkat korban, kotak P3K, tabung oksigen, dan alat pemadam api

ringan. Selain mobil ambulance juga disediakan shuttle yang dapat


(60)

ambulance sedang digunakan dan ada dapat dibawa menggunakan

mobil rescue. Adapun isi mobil rescue sama dengan mobil ambulance.

e. Biaya Medis

Biaya medis tidak hanya diberikan kepada karyawan saja, tetapi juga kepada keluarganya. Adapun ketentuan anggota keluarga karyawan yang menjadi tanggungan perusahaan , yaitu suami/istri karyawan, anak karyawan maksimal 3 anak dan usia kurang dari 25 tahun, apabila kurang dari 25 tahun tetapi sudah menikah sudah bukan menjadi tanggung jawab perusahaan. Biaya medis yang diberikan kepada karyawan dan keluarganya meliputi :

1)Biaya rawat jalan

Biaya rawat jalan baik karyawan maupun keluarganya ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku diperusahaan. Apabila karyawan atau keluarganya berobat diluar maka biaya konsultasi dokter dan obat akan diganti dengan ketentuan tertentu.

2)Biaya rawat inap dan biaya pengobatan penyakit kronis

Biaya pengobatan rawat inap bagi karyawan dan keluaraganya ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan sesuai dengan ketentuan


(61)

yang berlaku. Untuk biaya pengobatan penyakit kronis diberlakukan seperti biaya rawat inap.

3)Biaya Pengobatan Khusus

Biaya pengobatan khusus ada yang hanya diberikan kepada karyawan saja dan ada yang diberikan kepada karyawan berserta keluarganya. Adapun yang termasuk kedalam biaya pengobatan khusus antara lain:

(a) Biaya Penggantian Lensa Mata

Biaya penggantian lensa kacamata atas tanggungan

perusahaan diberikan 1 tahun sekali dan pergantian fhrame

kacamata atas tanggungan perusahaan diberikan 5 tahun sekali.

Biaya penggantian lensa kaca mata dan fhrame hanya berlaku

untuk karyawan saja tidak untuk keluarganya.

(b) Biaya alat Bantu Dengar

Biaya alat bantu dengar hanya diberikan kepada karyawan yang mengalami gangguan pendengaran akibat kerja dan tidak berlaku untuk keluarga karyawan.

(c) Biaya Perawatan Gigi

Biaya perawatan dan pemeriksaan gigi seluruhnya menjadi tanggung jawab perusahaan baik karyawan maupun keluarga


(62)

pemasangan kawat gigi tidak ditanggung perusahaan karena ini sudak dianggap termasuk estetika.

f. Sarana Olah Raga

Sarana olah raga ini tidak termasuk ke dalam bagian program pelayanan kesehatan yang dikelola pihak Hiperkes. Namun, adanya sarana olahraga ini dapat memfasilitasi karyawan dalam meningkatkan kebugaran tubuh sehingga dapat menunjang kesehatan tenaga kerja.

Sarana olahraga ini juga dapat digunakan tenaga kerja sebagai wadah untuk menyalurkan kegemaran di bidang olahraga sehingga dapat mengurangi tekanan atau stess ketika bekerja. Sarana olahraga yang dapat digunakan antara lain :

1) Lapangan sepak bola

2) Lapangan tenis

3) Lapangan basket

4) Kolam renang

5) Lapangan volly

Sarana yang dibangun tersebut terletak di sekitar mess dan rumah dinas perusahaan serta dapat dimanfaatkan oleh penduduk sekitar.

E. Sistem Keselamatan Kerja


(63)

Potensi-potensi bahaya di PT Petrokimia antara lain :

a. Peledakan

Tempat yang rawan terjadi peledakan adalah di lingkungan pabrik

terutama pada proses peleburan dan tapping. Peledakan ini disebabkan

karena ketidaksesuaian komposisi bahan yang dilebur serta proses

peleburan yang tidak sempurna sehingga slag masih mengandung

banyak timah. Slag tercampur timah dapat menimbulkan ledakan jika

terkena air.

Proses produksi di pabrik, banyak menggunakan bahan-bahan

kimia dan gas mudah meledak. Tanki asam sulfat, tanki FO/solar dan

pipa FO/solar berpotensi terjadi peledakan. Potensi bahaya peledakan ini tentunya akan membawa dampak yang merugikan perusahaan, yaitu dapat menimbulkan kekacauan dan terhentinya proses produksi, kerusakan mesin produksi serta dapat menimbulkan dampak bagi keselamatan tenaga kerja.

Sehingga untuk menanggulangi bahaya peledakan tersebut Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk melakukan upaya pencegahan dan pengendalian dengan cara sebagai berikut :

1)Dilakukan penimbangan dan pengaturan komposisi bahan di bagian

penimbangan Material Produksi sebelum dilebur.


(64)

3)Penyediaan Material Safety Data Sheet (MSDS).

4)Membuat WIF atau instruksi kerja yang berisi prosedur kerja yang

sesuai dengan keselamatan dan kesehatan kerja yang menjadi pedoman tenaga kerja ketika bekerja.

5)Telah dibuat prosedur tanggap gawat darurat.

6)Menyediakan alat-alat pemadam kebakaran seperti : APAR,

hydrant, mobil pemadam kebakaran.

b. Kebakaran

Sumber potensi bahaya kebakaran ini berasal dari penggunaan energi listrik bertegangan tinggi pada unit pembangkit tenaga listrik, FO, tabung oksigen, tumpukan batu bara, oli bekas, penggunaan

bahan kimia yang mudah terbakar, seperti HCl yang mempunyai

karakteristik mudah terbakar pada suhu tertentu. Tempat yang

berpotensi terjadinya kebakaran adalah elektrolitik refining, PLTD,

dan Workshop. Penggunaan energi listrik bertegangan tinggi Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk telah dipasang alat pengaman yang bekerja secara otomatis menghentikan arus listrik. Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk juga telah memasang instalasi petir yang dapat melindungi daerah sekitarnya hingga radius 100 meter. Pemasangan instalasi petir ini mempunyai tujuan untuk mencegah terjadinya kebakaran akibat sambaran petir.


(65)

Upaya pencegahan dan pengendaliana untuk bahaya kebakaran yang dilakukan di Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk adalah sebagai berikut :

1)Penyediaan APAR yang selalu dicek secara rutin.

2)Pemasangan Hidran.

3)Penyemprotan debu logam terhadap instalasi listrik.

4)Dibuatnya jalur evakuasi bila terjadi kebakaran beserta center

point.

5)Petunjuk tata cara pelaporan jika terjadi kebakaran serta nomor

yang harus dihubungi ketika terjadi kebakaran yang tertempel di pintu-pintu.

6)Adanya mobil pemadam kebakaran.

7)Pelatihan pemadam kebakaran.

8)Adanya tim tanggap darurat kebakaran.

9)Drill test atau simulasi kebakaran yang diadakan oleh perusahaan untuk melatih tenaga kerja ketika terjadi kebakaran.


(66)

Setiap proses kegiatan pengangkutan menggunakan crane

memiliki potensi besar tertimpa material hal ini bisa disebabkan karena rantai yang terputus, ketidaksesuaian antara operator dengan

aba-aba yang diberikan, jarak pandang operator crane terbatas, dan

beban berlebih.

Operator crane telah bersertifikat dan mendapatkan pelatihan.

Tindakan penanggulangan yang telah dilakukan adalah dibuat WIF, yaitu SOP yang dipasang di tempat yang mudah dilihat sebagai pedoman pekerja ketika melakukan pekerjaan.

d. Kecelakaan Lalu-lintas Barang

Aktivitas pengangkutan bahan dan material menggunakan alat

angkat angkut seperti forklift, truk, dan triseda. Tindakan pencegahan

terjadinya kecelakaan yang telah dibuat antara lain :

1)pengaturan jalur transportasi kendaraan-kendaraan. Untuk kendaran

berat, lintasan forklift, kendaraan karyawan serta jalan untuk pejalan kaki telah dibedakan.

2)Dipasang rambu-rambu lalulintas sebagai peringatan dan

keterangan.

3)Sopir dan operator alat berat telah memiliki SIO (Surat Ijin


(67)

4)Dilakukan pemeriksaan dan inspeksi untuk mengetahui keadaan kendaraan.

5)Sopir diwajibkan memakai sabuk pengaman dan safety shoes.

e. Terjatuh/terpeleset

Beberapa stasiun kerja di ketinggian seperti PPBT, tanur, dan waktu melakukan perbaikan di ketinggian memiki potensi bahaya jatuh dari tempat tinggi. Potensi bahaya ini dapat terjadi dikarenakan lantai yang basah dan licin oleh ceceran oli, tangga-tangga yang korosif dan kotor serta tindakan tidak aman dari pekerja. Hal ini seringkali tidak diperhatikan oleh karyawan, karena kebanyakan karyawan merasa sudah terbiasa dan terampil bekerja di ketinggian.

Upaya yang dilakukan Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk untuk mencegah dan meminimalkan kecelakaan kerja adalah dengan

membuat prosedur kerja aman biasanya dalam bentuk WIF atau

instruksi kerja, tangga-tangga telah dipasang pegangan tangan dan talang untuk mencegah bahaya terjatuh, memberikan training tentang cara bekerja yang aman, melakukan 5R di tempat kerja, dan karyawan

diwajibkan untuk memakai APD (Alat Pelindung Diri) seperti safety

helmet, safety shoes, safety belt untuk tenaga kerja yang bekerja di ketinggian.


(68)

Pekerjaan-pekerjaan di peleburan timah pada pekerjaan rabbling,

tapping, mencongkel kanal, rafinasi, pencetakan dan flameoven yang kerjanya berhubungan dengan material panas memiliki potensi bahaya terpercik material panas. Untuk mengantisipasi bahaya tersebut antisipasi yang dilakukan perusahaan adalah :

1)Dilakukan Safety talk sebelum dumulainya pekerjaan

2)Telah dibuat WIF atau instruksikerja

3)Pekerja diwajibkan menggunakan APD berupa safety shoes,

pakaian pelindung, sarung tangan anti panas, dan pelindung muka.

4)Di tempat bekerja telah dipasang tanda peringatan serta APD yang

wajib dipakai.

g. Terjatuh pada Cairan Panas

Pada saat proses tapping cairan timah panas dan slag panas

diolah. Cairan timah panas akan dialirkan dan ditampung pada wadah khusus, sedangkan cairan slag panas akan dialirkan kedalam bak penampungan. Pada saat melakukan kegiatan disekitar tempat ini memiliki kemungkinan terjatuh/tercebur pada cairan panas. Kejadian ini pernah terjadi ketika proses tapping. Untuk menghindari hal tersebut antisipasi yang telah dilakukan perusahaan adalah :


(1)

tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja”.

D. Ergonomi

1. Sistem Kerja

Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk telah menerapkan sistem waktu kerja baik waktu kerja normal maupun shift. Waktu kerja yang telah diterapkan Unit Metalurgi PT. Timah (Persero) Tbk. adalah 8 jam per hari dan 40 jam per minggu untuk 5 hari kerja pada waktu kerja normal, dan untuk shift day juga berlaku hal yang sama yaitu 8 jam per hari dan 40 jam per minggu untuk 5 hari kerja hal ini sesuai dengan Undang-undang No.13 Tahun 2003 pasal 77 pasal 1 dan 2 yang menyebutkan bahwa setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja.

2. Sikap Kerja

Secara umum Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk telah menerapkan kesesuaian antara tempat kerja dan karyawan baik dalam desain stasiun kerja maupun sistem house keepingnya, hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 01 tahun1970 pasal 3 ayat 1 sub (m) yang menyatakan bahwa salah satu syarat-syarat keselamatan kerja untuk memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara,


(2)

commit to user

123

3. Alat angkat angkut

Operator hyster forklift, crane, Ph. Shovel, Dumtruck, triseda, infalet, colt diesel dan bendford Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk sudah memiliki SIO (Surat Ijin Operator), hal ini sudah sesuai dengan Permenaker No. Per 01/MEN/1989 tentang klasifikasi dan syarat-syarat operator crane angkat. Akan tetapi dari perusahaan belum mengeluarkan SIMPER sendiri.

E. Manajemen K3

Dari sepanjang perjalananya, PT Timah (Persero) Tbk unit Metalurgi belum mempunyai SMK3. Sejak tahun 2010 Unit Metalurgi telah melakukan serangkaian persiapan untuk pembuatan SMK3. Selain itu pambentukan organisasi P2K3 sudah berdiri namun belum diresmikan oleh pihak yang berwenang. Akan tetapi di Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk telah diterapkan SML yang diadob dari ISO 14001:2004. Dimana elemen-elemen dari ISO 14001:2004 memiliki hubungan dengan elemen-elemen SMK3 1996, ISO 9001:1994, dan OSHAS 18001:2007.

Dalam hal ini Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk belum bisa

sepenuhnya memenuhi Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI

No.Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.


(3)

Secara umum kualitas buangan gas, cair, dan padat sebagai dampak proses produksi Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk telah memenuhi ketentuan peraturan perundangan. Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk memiliki dokumen amdal. Hal ini Unit Metalurgi Undang-Undang No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 22 bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal.

1. Limbah B3

Pembuangan limbah B3 Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk. bekerja sama dengan pihak luar, yaitu dengan dengabn PT Emulsionsetindo Nusaindah untuk dibuang ke tempat pembuangan limbah B3 maupun untuk disalurkan ke perusahaan yang memanfaatkan limbah B3. PT Elmusonsetindo Nusaindah ini telah memiliki izin penyelenggaraan angkutan barang khusus untuk mengangkut bahan berbahaya yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan Direktorat Perhubungan Darat serta Izin pengumpulan dan penyimpanan limbah B3 dari Menhteri Lingkungan Hidup.Tempat penyimpanan B3 ini adalah Gudang Limbah B3 yang telah memiliki izin resmi.

Dalam hal ini, Unit Metalurgi telah memenuhi Undang-Undang No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 59 Pengelolaan Limbah B3 ayat 3 dan 4 bahwa dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri pengelolaan limbah B3, pengelolaannya diserahkan kepada pihak lain. Serta pengelolaan limbah B3 wajib mendapat


(4)

commit to user

125

izin dari Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.

2. Limbah Cair

IPAL Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk telah memiliki izin resmi serta limbah cair yang dibuang ke lingkungan telah memenuhi baku mutu lingkungan. Dengan demikian pengelolaan air limbah telah memenuh PERMEN LH Nomor 12 Tahun 2006 tentang Persyaratan dan Tata Cara Perizinan Pembuangan Air Limbah ke Laut Pasal 2 ayat 1 “Setiap penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang menghasilkan air limbah wajib mengolah air limbahnya sehingga memenuhi persyaratan yang ditentukan sebelum air limbah dibuang ke laut.” , dan pasal 3 ayat 1 “Setiap usaha dan/atau kegiatan yang akan melakukan pembuangan air limbah ke laut wajib mendapatkan izin dari Menteri”.Serta telah memenuhi baku mutu limbah air sebagaimana tercantum dalam PERMEN LH NOMOR : 04 tahun 2006 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Bijih Timah.

3. Limbah Gas

Gas buang dikendalikan dengan menggunakan filter untuk mengurangi kandungan emisi gas buang ke udara. Pengendalian gas buang di Unit Metalurgi telah mengurangi emisi gas buang hingga di bawah Baku Mutu Emisi sumber tidak bergerak untuk jenis kegiatan lain berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13/MENLH/3/1995.


(5)

commit to user

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Pelaksanaan Higiene Perusahaan di PT Timah (Persero) Tbk Unit Metalurgi sudah berjalan cukup baik. Dalam hal ini upaya pencegahan dan pengendalian terhadap faktor bahaya sudah dilakukan.

2. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Kerja PT Timah (Persero) Tbk Unit Metalurgi sudah dilakukan. Namun masih ada dalam pelaksanaan dari pelayanan tersebut yang belum memenuhi standart.

3. Pelaksanaan Keselamatan Kerja di PT Timah (Persero) Tbk Unit Metalurgi secara keseluruhan sudah dilakukan.

4. Penerapan ergonomi di PT Timah (Persero) Tbk Unit Metalurgi untuk mesin-mesin sudah sesuai dengan anthropometri tubuh tenaga kerja. 5. PT Timah (Persero) Tbk Unit Metalurgi belum mempunyai SMK3 secara

resmi dan belum pernah memperoleh sertifikasi. Namun sudah ada usaha-usaha untuk mewujudkannya.

6. Penanganan limbah padat, cair, dan gas PT Timah (Persero) Tbk sudah dilakukan dengan hasil outltet akhir menunjukkan masih memenuhi baku mutu lingkungan dan penanganan limbah B3 sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


(6)

commit to user

127

B. Saran

1. Sebaiknya diadakannya monitoring atau pengukuran untuk semua faktor bahaya dan potensi bahaya yang ada di Unit Metalurgi PT timah persero) Tbk sebagai usaha pengendalian dan usaha preventif dari penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja.

2. Sebaiknya dilakukannya peninjauan kembali terhadap usaha pengendalian faktor bahaya baik fisik maupun kimia yang melebihi NAB dari pengukuran menurut standar yang digunakan.

3. Meningkatkan pembinaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja kepada tenaga kerja agar lebih peduli dan merasa bahwa safety adalah hak atau kebutuhan bukan hanya merupakan kewajiban.

4. Meningkatkan pelayanan kesehatan agar dalam pelaksanaannya memenuhi standart dan ketentuan yang berlaku.

5. Sebaiknya melakukan diagnosa penyakit akibat kerja, karena kemungkinan penyakit akibat kerja cukup tinggi.

6. Sebaiknya kotak P3K yang belum lengkap untuk bisa dilengkapi agar sesuai standar yang berlaku.

7. Sesegera mungkin menyelesaikan SMK3 agar bisa diterapkan di Unit Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk dan memperoleh srtifikasi.

8. Perlu diadakannya pemberian reward kepada karyawan yang memiliki kinerja yang baik dan kepatuhan yang tinggi terhadap aturan sebagai contoh