Sistem Keselamatan Kerja HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN

commit to user 52 pemasangan kawat gigi tidak ditanggung perusahaan karena ini sudak dianggap termasuk estetika. f. Sarana Olah Raga Sarana olah raga ini tidak termasuk ke dalam bagian program pelayanan kesehatan yang dikelola pihak Hiperkes. Namun, adanya sarana olahraga ini dapat memfasilitasi karyawan dalam meningkatkan kebugaran tubuh sehingga dapat menunjang kesehatan tenaga kerja. Sarana olahraga ini juga dapat digunakan tenaga kerja sebagai wadah untuk menyalurkan kegemaran di bidang olahraga sehingga dapat mengurangi tekanan atau stess ketika bekerja. Sarana olahraga yang dapat digunakan antara lain : 1 Lapangan sepak bola 2 Lapangan tenis 3 Lapangan basket 4 Kolam renang 5 Lapangan volly Sarana yang dibangun tersebut terletak di sekitar mess dan rumah dinas perusahaan serta dapat dimanfaatkan oleh penduduk sekitar.

E. Sistem Keselamatan Kerja

1. Potensi Bahaya commit to user 53 Potensi-potensi bahaya di PT Petrokimia antara lain : a. Peledakan Tempat yang rawan terjadi peledakan adalah di lingkungan pabrik terutama pada proses peleburan dan tapping. Peledakan ini disebabkan karena ketidaksesuaian komposisi bahan yang dilebur serta proses peleburan yang tidak sempurna sehingga slag masih mengandung banyak timah. Slag tercampur timah dapat menimbulkan ledakan jika terkena air. Proses produksi di pabrik, banyak menggunakan bahan-bahan kimia dan gas mudah meledak. Tanki asam sulfat, tanki FOsolar dan pipa FOsolar berpotensi terjadi peledakan. Potensi bahaya peledakan ini tentunya akan membawa dampak yang merugikan perusahaan, yaitu dapat menimbulkan kekacauan dan terhentinya proses produksi, kerusakan mesin produksi serta dapat menimbulkan dampak bagi keselamatan tenaga kerja. Sehingga untuk menanggulangi bahaya peledakan tersebut Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk melakukan upaya pencegahan dan pengendalian dengan cara sebagai berikut : 1 Dilakukan penimbangan dan pengaturan komposisi bahan di bagian penimbangan Material Produksi sebelum dilebur. 2 Mengadakan pengujian peralatan secara berkala misalnya pada tangki penyimpanan BBM dan bejana tekan. commit to user 54 3 Penyediaan Material Safety Data Sheet MSDS. 4 Membuat WIF atau instruksi kerja yang berisi prosedur kerja yang sesuai dengan keselamatan dan kesehatan kerja yang menjadi pedoman tenaga kerja ketika bekerja. 5 Telah dibuat prosedur tanggap gawat darurat. 6 Menyediakan alat-alat pemadam kebakaran seperti : APAR, hydrant, mobil pemadam kebakaran. b. Kebakaran Sumber potensi bahaya kebakaran ini berasal dari penggunaan energi listrik bertegangan tinggi pada unit pembangkit tenaga listrik, FO, tabung oksigen, tumpukan batu bara, oli bekas, penggunaan bahan kimia yang mudah terbakar, seperti HCl yang mempunyai karakteristik mudah terbakar pada suhu tertentu. Tempat yang berpotensi terjadinya kebakaran adalah elektrolitik refining, PLTD, dan Workshop. Penggunaan energi listrik bertegangan tinggi Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk telah dipasang alat pengaman yang bekerja secara otomatis menghentikan arus listrik. Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk juga telah memasang instalasi petir yang dapat melindungi daerah sekitarnya hingga radius 100 meter. Pemasangan instalasi petir ini mempunyai tujuan untuk mencegah terjadinya kebakaran akibat sambaran petir. commit to user 55 Upaya pencegahan dan pengendaliana untuk bahaya kebakaran yang dilakukan di Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk adalah sebagai berikut : 1 Penyediaan APAR yang selalu dicek secara rutin. 2 Pemasangan Hidran. 3 Penyemprotan debu logam terhadap instalasi listrik. 4 Dibuatnya jalur evakuasi bila terjadi kebakaran beserta center point. 5 Petunjuk tata cara pelaporan jika terjadi kebakaran serta nomor yang harus dihubungi ketika terjadi kebakaran yang tertempel di pintu-pintu. 6 Adanya mobil pemadam kebakaran. 7 Pelatihan pemadam kebakaran. 8 Adanya tim tanggap darurat kebakaran. 9 Drill test atau simulasi kebakaran yang diadakan oleh perusahaan untuk melatih tenaga kerja ketika terjadi kebakaran. c. Tertimpa Benda Berat commit to user 56 Setiap proses kegiatan pengangkutan menggunakan crane memiliki potensi besar tertimpa material hal ini bisa disebabkan karena rantai yang terputus, ketidaksesuaian antara operator dengan aba-aba yang diberikan, jarak pandang operator crane terbatas, dan beban berlebih. Operator crane telah bersertifikat dan mendapatkan pelatihan. Tindakan penanggulangan yang telah dilakukan adalah dibuat WIF, yaitu SOP yang dipasang di tempat yang mudah dilihat sebagai pedoman pekerja ketika melakukan pekerjaan. d. Kecelakaan Lalu-lintas Barang Aktivitas pengangkutan bahan dan material menggunakan alat angkat angkut seperti forklift, truk, dan triseda. Tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan yang telah dibuat antara lain : 1 pengaturan jalur transportasi kendaraan-kendaraan. Untuk kendaran berat, lintasan forklift, kendaraan karyawan serta jalan untuk pejalan kaki telah dibedakan. 2 Dipasang rambu-rambu lalulintas sebagai peringatan dan keterangan. 3 Sopir dan operator alat berat telah memiliki SIO Surat Ijin Operasional. commit to user 57 4 Dilakukan pemeriksaan dan inspeksi untuk mengetahui keadaan kendaraan. 5 Sopir diwajibkan memakai sabuk pengaman dan safety shoes. e. Terjatuhterpeleset Beberapa stasiun kerja di ketinggian seperti PPBT, tanur, dan waktu melakukan perbaikan di ketinggian memiki potensi bahaya jatuh dari tempat tinggi. Potensi bahaya ini dapat terjadi dikarenakan lantai yang basah dan licin oleh ceceran oli, tangga-tangga yang korosif dan kotor serta tindakan tidak aman dari pekerja. Hal ini seringkali tidak diperhatikan oleh karyawan, karena kebanyakan karyawan merasa sudah terbiasa dan terampil bekerja di ketinggian. Upaya yang dilakukan Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk untuk mencegah dan meminimalkan kecelakaan kerja adalah dengan membuat prosedur kerja aman biasanya dalam bentuk WIF atau instruksi kerja, tangga-tangga telah dipasang pegangan tangan dan talang untuk mencegah bahaya terjatuh, memberikan training tentang cara bekerja yang aman, melakukan 5R di tempat kerja, dan karyawan diwajibkan untuk memakai APD Alat Pelindung Diri seperti safety helmet, safety shoes, safety belt untuk tenaga kerja yang bekerja di ketinggian. f. Terpercik Material Panas commit to user 58 Pekerjaan-pekerjaan di peleburan timah pada pekerjaan rabbling, tapping, mencongkel kanal, rafinasi, pencetakan dan flame oven yang kerjanya berhubungan dengan material panas memiliki potensi bahaya terpercik material panas. Untuk mengantisipasi bahaya tersebut antisipasi yang dilakukan perusahaan adalah : 1 Dilakukan Safety talk sebelum dumulainya pekerjaan 2 Telah dibuat WIF atau instruksi kerja 3 Pekerja diwajibkan menggunakan APD berupa safety shoes, pakaian pelindung, sarung tangan anti panas, dan pelindung muka. 4 Di tempat bekerja telah dipasang tanda peringatan serta APD yang wajib dipakai. g. Terjatuh pada Cairan Panas Pada saat proses tapping cairan timah panas dan slag panas diolah. Cairan timah panas akan dialirkan dan ditampung pada wadah khusus, sedangkan cairan slag panas akan dialirkan kedalam bak penampungan. Pada saat melakukan kegiatan disekitar tempat ini memiliki kemungkinan terjatuhtercebur pada cairan panas. Kejadian ini pernah terjadi ketika proses tapping. Untuk menghindari hal tersebut antisipasi yang telah dilakukan perusahaan adalah : 1 Dilakukan safety talk sebelum dimulainya pekerjaan commit to user 59 2 Dibuatnya WIF atau instruksi kerja 3 pekerja diwajibkan menggunakan APD yang diwajibkan oleh perusahaan seperti safety shoes khusus yang lebih panjang dibandingkan pekerja yang tidak menghadapi panas serta APD lain seperti sarung tangan anti panas sesuai dengan potensi bahaya pekerjaan yang dihadapi. h. Melepuh Peralatan kerja yang langsung kontak dengan panas yang membutuhkan bantuan manual dari pekerja, berpotensi menyebabkan tangan melepuh. Misalkan pada pekerjaan penuangan cairan timah panas, pada proses rafinasi, rabbling dan pencetakan timah. Untuk menghindari bahaya tersebut, antisipasi yang telah dilakukan perusahaan adalah : 1 Dilakukan satety talk sebelum pekerjaan dimulai 2 Dibuatnya WIF atau instruksi kerja 3 Pekerja diwajibkan memakai sarung tangan anti panas. 4 Di tempat kerja telah dipasang tanda peringatan bahaya dan APD yang harus digunakan. i. Kelilipan commit to user 60 Tempat kerja yang berhubungan dengan debu menyebabkan bahaya kelilipan seperti pada proses penimbangan material, pada proses carge yaitu memasukkan material dari hopper ke dalam open untuk dilebur, saat mencongkel kanal, dan pekerjaan di gudang material. Untuk mengantisipasi bahaya tersebut, antisipasi yang dilakukan perusahaan adalah : 1 Dilakukannya safety talk asebelum pekerjaan dimulai 2 Dibuatnya WIF atau instruksi kerja 3 pekerja telah diwajibkan memakai APD berupa kaca mata pelindung . j. Semburan Api Proses pembersihan tumpahan material pada roof tanur tetap, brander falsehearth, float dan forehearth tanur tetap, pemasangan brander, charge timah di tanur tetap, tapping, rabling, charge antrasit, pembersihan roof, pembersihan float, kanal panjang, kanal hardhead dan forehearth serta pekerjaan-pekerjaan lain yang terdapat di bagian peleburan timah memiliki kemungkinan potensi bahaya tersembur api. Adapun antisipasi yang telah dilakukan perusahaan untuk melindungi tenaga kerja dari bahaya semburan api antara lain : 1 Dilakukannya safety talk sebelum pekerjaan dimulai commit to user 61 2 Dibuatnya WIF atau instruksi kerja 3 Tenaga kerja diwajibkan memakai APD berupa sarung tangan, kacamata atau tameng muka dan Apron 2. Sistem Ijin Kerja Sistem ijin kerja yang berjalan di Unit Metalurgi berupa instruksi dari Kepala Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk yang berlaku sejak dikeluarkannya instruksi tersebut. Adapun ijin kerja tersebut dibagi menjadi beberapa macam antara lain : a. Izin bekerja di ketinggian bagi juru mekanik bidang keteknikan dan sarana b. Izin bekerja dengan panasapi Hot Permit bagi petugas las pada seksi Balai Karya las di Keteknikan dan Sarana c. Izin mengendarai alat angkat angkut dan benda berat bagi operator AAB di Unit Metalurgi d. Izin bekerja di ruang terbatas confine space bagi juru instrumentasi Bidang Peleburan dan Pemurnian Ijin kerja tersebut masih berupa instruksi kerja yang diberikan kepada orang-orang yang memiliki kualifikasiSIO yang namanya tercantum di dalam instruksi ijin kerja tersebut untuk bekerja. commit to user 62 3. Inspeksi Keselamatan Kerja Kegiatan inspeksi keselamatan kerja dilakukan oleh bagian K2 Unit Metalurgi. Inspeksi dilakukan sebagai upaya untuk mendeteksi secara dini adanya potensi dan faktor bahaya di tempat kerja dan segera memperbaikinya sebelum potensi tersebut menyebabkan suatu kecelakaan. Potensi berasal dari kondisi tidak aman unsafe condition contohnya kondisi lantai yang sudah rusak, atau ada kabel yang muncul dari permukaan lantai. Tindakan tidak aman unsafe action seperti merokok di pabrik ketika waktu bekerja, bercanda saat melakukan pekerjaan, tidak menggunakan safety helmet, dan tidak menggunakan masker yang telah disediakan perusahaan. Inspeksi yang dilakukan juga meliputi kebersihan lingkungan. Inspeksi keselamatan kerja yang dilakukan di Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk yaitu inspeksi lingkungan kerja unsafe condition dan house keeping dan inspeksi personal unsafe action. Inspeksi dilakukan oleh safety inspector yang dilakukan minimal 2 kali dalam 1 shift dan didokumentasikan dalam temuan K3 untuk memberikan rekomendasi perbaikan. Jika pada waktu melakukan inspeksi didapatkan pekerja yang bekerja dengan kondisi tidak aman atau unsafe action maka pekerja tersebut diberikan warning pertama dan apabila tenaga kerja tersebut melakukan kesalahan lagi maka diberikan warning kedua dengan sanksi dikeluarkan dari Unit metalurgi PT Timah Persero Tbk. 4. Prosedur Tanggap Darurat commit to user 63 Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk mempunyai tekad untuk peduli terhadap keselamatan, kesehatan kerja dan pencegahan perusakan lingkungan sesuai dengan ketentuan perundangan Pemerintah Indonesia dan Kebijakan Lingkungan yang berlaku. Hal ini diwujudkan dengan pembuatan Prosedur Kesiagaan dan Tanggap Darurat. Tujuan dibuatnya prosedur tanggap darurat ini adalah untuk memberikan petunjuk pelaksanaan dalam menanggulangi suatu keadaan darurat guna mencegah terjadinya kerusakan dan kerugian lebih lanjut baik terhadap manusia, peralatan, material maupun lingkungan. Berdasarkan indikasi risiko dan mengacu kepada clausul SML 4.4.7 maka kejadian kesiagaan dan tanggap darurat dapat digolongkan sebagai berikut : a. Tumpahan Minyak di laut. b. Tumpahan Minyak di darat. c. Tumpahan Bahan Kimia B3 Korosif. d. Kebakaran e. Ledakan f. Tabrakan Tenggelam Kapal atau Tongkang g. Pekerja Jatuh Kelaut h. Kecelakaan serius atau sakit parah i. Kriminal Sabotase Untuk menunjang dan mendukung prosedur tanggap darurat diperlukan hal-hal sebagai berikut: commit to user 64 a. Sarana dan Fasilitas Penunjang 1 Sarana Komunikasi a Telepon Telepon internal pabrik telah didistribusikan ke setiap bagian. Ketika keadaan darurat, pelapor dapat menghubungi nomor emergency yaitu bagian keamanan serta petunjuk pelaporan yang telah tertempel di setiap pintu masuk atau di setiap unit kerja. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah tenaga kerja jika sewaktu-waktu menemukan keadaan darurat untuk segera melapor atau menghubungi nomor emergency yang telah ditempel. Tindakan pelaporan keadaan darurat Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk dilaksanakan sesuai dengan “Matrik Pra Penaggulangan Darurat” Tabel 2. Matrik Pra Penanggulangan Darurat No Jabatan Fungsionil Lokasi Tugas Pokok Tanggung Jawab 1. Penemu Tempat kejadian Lapor ke Kelompok Keamanan : - Radio Channel Freq 16.745M Hz duplex - telp. no 4194 2. Kelompok Keamanan Pos Keamanan Catat laporan tentang : - nama pelapor tempat kejadian, jenis kejadian Lapor ke: Ka Pabrik ;Ka Pusmet Pengawas K2; Regu commit to user 65 Terkait 3. Ka. Satuan Kerja Terkait Tempat Kejadian Menuju lokasi kejadian dengan melengkapi APD Evaluasi kejadian tersebut Lakukan tindakan penanggulangan awal sementara untuk minimalkan kerugian bersama teknisi yang ada. Lapor Ke Ka Pabrik Selaku KKD 4. Ka. Pabrik Tempat kejadian Segera menuju ke tempat kejadian dengan melengkapi APD dan Radio freq 15300 MHz. Evaluasi Laporan Ka. Aplos Evaluasi kejadian tersebut Tentukan Lingkaran Darurat bersama dengan Regu Pengamanan Tentukan Pos Komando Melaporkan kepada Ka. Pusmet tentang usaha-usaha yang telah diambil. Mengusulkan tindakan lanjut kepada Ka. Pusmet. 5. Ka. PLK Tempat Kejadian Segera ketempat kejadian dengan melengkapi APD dan Radio Freq 15.300 MHz.. Mengkoordinir regu darurat yang terkait dengan kejadian. 6. Ka. Pusmet Kantor Evaluasi laporan, aktifkan ECC apabila dianggap perlu. Memberikan instruksi kepada KKD melalui Radio Freq 15.300 MHz. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja dan instansi lain apabila diperlukan. Melaporkan ke Direktur Operasi Membuat laporan kepada PIT DJPU - DPE. Sumber : K3LH PT Timah Persero Tbk Unit Metalurgi Sambungan Bersambung commit to user 66 Kepala Pusmet dapat mengaktifkan ECC berdasarkan laporan item 2 diatas, Ka. Pusmet juga dapat mengirimkan regu-regu darurat tanpa mengaktifkan ECC. b Handy Talky Handy Talky yang digunakan di PT Petrokimia Gresik selain untuk komunikasi dalam menangani pekerjaan lapangan, juga bisa digunakan pada saat terjadi keadaan darurat. 2 Sarana Keadaan Darurat Sarana keadaan darurat di Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk diantaranya: a Pos Komando control center Pos komando control center adalah suatu bangunan tertentu yang dipilih dan dianggap aman yang tidak akan terpengaruh oleh kedaan darurat dan di tempat ini penanggung jawab dan pimpinan penanggulangan memberikan komando- komandonya apabila terjadi keadaan darurat. b Posko Darurat emergency post Posko darurat adalah tempat berkumpul yang disediakan untuk berlindung sementara bagi karyawan dan orang lain yang berada di area atau lingkungan pabrik pada saat terjadi keadaan darurat berupa bocoran gas, untuk mempermudah pelaksanaan evakuasi penyelamatan. Pos darurat ini ditentukan pada waktu commit to user 67 kejadian karena mengingat kebocoran gas akan menyebar tergantung dari arah angin. c Poliklinik Darurat Poliklinik darurat adalah tempat yang berdekatan dengan post emergency dan digunakan oleh tim medis untuk melakukan tindakan pertolongan pertama pada gawat daruat. e Muster Point Adalah tempat yang bebas dari pengaruh bencana dan tempat berkumpul bagi orang-orang yang dievakuasi. f Kotak P3K Kotak P3K di Unit Metalurgi PT Timah persero Tbk. tersebar di seluruh unit kerja. P3K tersebut ditempatkan di tempat yang dirasa strategis agar tenaga kerja yang membutuhkan sewaktu-waktu dapat langsung mengambil. 5. Alat Proteksi Kebakaran Untuk menanggulangi bahaya kebakaran Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk menyediakan bermacam-macam alat proteksi kebakaran pemadam kebakaran, antara lain : commit to user 68 a. Alat Pemadam Api Portable Portable Fire Extinguisher Alat pemadam api portable telah dipasang di setiap unit kerja. Alat ini dibagi menjadi 2 yaitu : 1 Alat Pemadam Api Ringan APAR: Dry Chemical Powder DCP 2 Alat Pemadam Api Beroda wheeled type fire extinguisher: Dry Chemical Powder DCP Pemasangan APAR yaitu tinggi 125 cm dari lantai dan jarak pemasangan antara APAR yang satu dengan yang lain maksimal 15 meter. Pemeriksaan APAR dilakukan secara visual, menyeluruh dan pengisian setiap satu bulan sekali,oleh bagian K2. Pada setiap APAR terdapat tulisan jenis APAR dan juga tanggal pemeriksaan atau pengecekan yang terlampir dalam bentuk tag. b. Hydrant Seluruh instalasi sekitar pabrik telah dipasang jaringan pipa air pemadam kebakaran fire water line yang dilengkapi dengan hydrant. Pemeriksaan dilakukan tiga bulan sekali yang meliputi fire hose, nozzle, dan kunci-kunci selang. c. Mobil Pemadam Kebakaran Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk memiliki mobil pemadam kebakaran sendiri. Mobil ini dikelola oleh K2 Keselamatan Kerja dan dijalankan oleh orang yang telah memiliki sertifikat. Mobil ini dicek secara rutin minimal satu bulan sekali. commit to user 69 Mobil pemadam kebakaran ini adalah satu-satunya di kota Muntok. Sehingga apabila terjadi kebakaran di tempat lain, pemerintah kota Muntok meminta bantuan dari Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk. d. Kendaraan Rescue dan Ambulance Mobil rescue dan ambulance digunakan untuk evakuasi korban jika terjadi kecelakaan. 6. Pelaporan dan Investigasi Kecelakaan Apabila terjadi kecelakaan kerja atau kejadian hampir celaka atau near miss maka akan dilaporkan ke bagian K2 Unit Metalurgi untuk dilakukan investigasi kecelakaan. Apabila dalam kecelakaan kerja ditempat kerja menyebabkan hari kerja yang hilang lebih dari 2 hari, atau karena hal khusus lain yang dianggap perlu, investigasi akan dilakukan oleh tim investigasi yang terdiri dari atasan penderita, personil K3 dan personil lain yang diperlukan. Dari investigasi kecelakaan yang dilakukan akan dibuatkan berita acara dari kecelakaan kerja yang terjadi. Setiap kecelakaan kerja yang dialami karyawan harus dilaporkan oleh Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk ke Pengawas Inspeksi Tambang Kabupaten dan Pengawas Inspeksi Tambang Propinsi. Apabila kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia maka harus dilaporkan kepada Pengawas Inspeksi Tambang Pusat Jakarta. Setelah dilaporkan yang berkuasa untuk melakukan investigasi adalah Pengawas Inspeksi Tambang. Pelaporan tidak lewat dari 2 x 24 jam dan boleh commit to user 70 menggunakan telephone ataupun hand phone. Selain itu kecelakaan kerja juga dilaporkan ke dinas Tenaga Kerja setempat dan kantor PT Jamsostek setempat dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam. 7. Safety Sign Rambu-rambu keselamatan terpasang di semua area kerja Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk sesuai dengan potensi bahaya yang terdapat di tempat kerja tersebut. Rambu-Rambu dipasang di tempat yang mudah dilihat dengan warna yang mudah terlihat serta tulisan yang jelas. 8. Alat Pelindung Diri Alat pelindung diri yang mutlak digunakan oleh tenaga kerja Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk adalah safety helmet, masker dan safety shoes dan penggunaan alat pelindung diri lainnya tergantung dari jenis pekerjaan dan potensi bahaya. Alat pelindung diri yang diberikan oleh Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk adalah sebagai berikut : a. Pelindung Kepala Peindung kepala atau sering disebut safety helmet diberikan kepada satiap orang yang memasuki area Unit Metalurgi. Fungsi dari safety helmet ini adalah melindungi kepala dari benturan benda keras atau kejatuhan benda. Safety helmet ini terbuat dari bahan fiberglass. Warna dari pelindung kepala safety helmet yang dibagikan disesuai dengan jabatan kaaryawan dan disesuaikan dengan identitas pemakai. commit to user 71 Dewan Direksi menggunakan helm berwarna putih, kepala pabrik menggunakan helm berwarna merah, tenaga kerja menggunakan helm berwarna kuning, dan tenaga kerja outsourcing, kontrak, tamu dan siswa atau mahasiswa magang menggunakan helm berwarna biru. b. Welder Helmet Topi Las Welder helmet ini diberikan dan dipakai oleh tukang las. Fungsi dari welder helmet ini adalah melindungi mata atau kepala dari sinar las dan percikan api las. c. Safety Shoes Pelindung Kaki Fungsi dari safety shoes ini adalah untuk melindungi kaki dari benturan benda keras, tajam, dan panas. Safety shoes yang diberikan disesuaikan dengan tempat kerja karyawan. Misalnya untuk karyawan kantor menggunakan safety shoes yang terbuat dari bahan kulit berlapis baja dan bentuknya disesuaikan dengan keadaan kantor. Sedangkan untuk tenaga kerja di pabrik peleburan menggunakan safety shoes yang terbuat dari kulit berlapis baja berbentuk boat. Khusus untuk PPBT dan Laboratorium, diberikan safety shoes jenis karet yang panjang dan tahan terhadap air bahan kimia. d. Safety Glove Sarung Tangan Fungsi dari safety glove ini adalah untuk melindungi jari-jari atau tangan dari benda-benda keras, tajam, panas, atau bahan kimia. Safety glove yang digunakan di Unit Metalurgi ada yang terbuat dari bahan karet, kulit, dan katun. Di Laboratorium dan di daerah kerja yang commit to user 72 memiliki bahaya bahan kimia diberikan sarung tangan karet panjang yang tahan bahan kimia. e. Alat Pelindung Pernapasan Fungsi dari alat pelindung pernapasan adalah melindungi hidung pernapasan dari debu dan gas atau bahan kimia. Untuk tempat berdebu seperti gudang material, PPBT, dan dust colector menggunakani jenis RM. 706 sedangkan untuk tempat yang mengandung gas berbahaya seperti di electro refining dan pabrik peleburan menggunakan RQ. 100. f. Kacamata Pengaman Fungsi dari kacamata pengaman adalah melindungi mata dari percikan benda halus, debu, panas, cahaya menyilaukan dan bahan kimia. Kacamata pengaman yanng digunakan di Unit Metalurgi dibagi dua, yaitu warna bening dan warna gelap. Kacamata warna bening digunakan untuk tukang bubut, gerinda, cetak logam dan laboratorium. Sedangkan, kacamata warna gelap digunakan oleh petugas rabbling, tapping, dan tukang las. g. Face Sheild Pelindung Muka Fungsi dari pelindung muka ini adalah melindungi muka mata dari panas atau percikan timah. Face shield ini digunakan pada waktu tapping. h. Apron commit to user 73 Fungsi dari apron adalah melindungi badan dari panas, bahan kimia, atau percikan timah cair. Apron ini digunakan untuk pekerjaan tapping, rabbling, tukang cetak dan laboratorium. i. Pelindung Telinga Melindungi telinga terhadap kebisingan dimana bila alat tersebut tidak dipergunakan dapat menurunkan daya pendengaran dan ketulian yang bersifat tetap. Pelindung telinga yang diberikan adalah ear plug yang dapat mereduksi bising sampai 25 dBA dan ear muff yang dapat mereduksi bising sampai 45 dBA. j. Sabuk Pengaman safety belt Sabuk pengaman diberikan pada pekerja yang melakukan pekerjaan di atas ketinggian untuk mencegah terjadinya bahaya terjatuh. Penyediaan APD Alat Pelindung Diri di Unit Metalurgi PT Timah Persero Tbk telah mencukupi kebutuhan, baik dalam jenis maupun jumlahnya. Penyediaan dan perawatan Alat Pelindung Diri menjadi tanggung jawab bagian K2 Keselamatan Kerja. Oleh karena masih ada sebagian tenaga kerja yang belum menyadari pentingnya menggunakan APD Alat Pelindung Diri dalam melakukan suatu pekerjaan. Maka dari itu dilakukan pemantauan dan pengawasan dalam penggunaan APD Alat Pelindung Diri. commit to user 74

F. Ergonomi