Peranan Pondok Pesantren Al-Karimiyah Sawangan-Depok dalam mencetak kader muballigh melalui muhadharah

PERANAN PONDOK PESANTREN AL-KARIMIYAH
SAWANGAN-DEPOK DALAM MENCETAK KADER
MUBALLIGH MELALUI MUHADHARAH

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)

Oleh
Nur Shafwatillah
NIM: 103051028465

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

PERANAN PONDOK PESANTREN AL-KARIMIYAH
SA WANGAN-DEPOK DALAM MENCETAK KADER
MUBALLIGH MELALUI MUHADHARAH


Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)

Oleh
Nur Shafwatillah
NIM: 103051028465

Dibawah Bimbingan

#

Rubiyanah, MA.
NIP: 150286373

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA


PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul PERANAN PONDOK PESANTREN AL-

KARIMIYAH SAWANGAN-DEPOK DALAM MENCETAK
KADER MUBALLIGH MELALUI MUHADHARAH telah diujikan
dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada 27 September 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada
Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 27 September 2007

Sidang Munaqasyah

Ketua merangkap Anggota,

Sekretaris merangkap Anggota,

Drs. Anef Subhan, M.Ag.

NIP. 150262442

Penguji II

Drs. Helmi Rustandi, MA.
NIP. 150235946

Rubiyanah, MA.
'l.TTn

1 セHvBャPcGエQ@

LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa :
I. Skripsi ini merupakan basil karya asli saya yang diajukan untuk memenubi
salah satu persyaratan memperoleb gelar strata I di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian bari terbukti bahwa karya ini bukan basil karya asli saya atau

merupakan basil dari jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah.

Jakarta, 20 September 2007

Nur Sbafwatillah

ABSTRAK
Peranan Pondok Pesantren Al-Karimiyah Sawangan-Depok Dalam
Mencetak Kader Mnballigh Melalui Muhadharah

Nur Shafwatillah ( 103051028465 )

Dakwah merupakan sebuah usaha menyebarkan nilai-nilai islam kepada
seluruh umat manusia. Ada berbagai macam cara seorang muballigh atau lembaga
yang ditempuh untuk menja!ankan aktivitas dakwah tersebut, berjalannya aktivitas
dakwah ditunjang oleh salah satu faktor yaitu faktor muballigh. Keberadaan
(eksistensi ) seorang muballigh sangat dibutuhkan oleh umat dalam memahami
nilai-nilai islam. Agar proses dakwah tidak terputus maka dibutuhkan adanya
kaderisasi muballigh, dan salah satunya melalui kegiatan muhadharah di pondokpondok pesantren.

Menurut Abdurrahman Abdul Khaliq, muhadaharah adalah suatu kegiatan
ceramah yang diadakan dalam satu ruangan, dimana seorang penceramah
menyampaikan uraian pidatonya di depan orang-orang yang hadir, sementara
yang lain mendengarkan dan menyimak. Dari pengertian di atas dapat kita pahami
bahwa muballigh berperan sebagai komunikator tetap dan mad'u sebagai
komunikan. Pada komunikasi satu arah tersebut kita dapat mengetahui bahwa
muballigh memegang peranan kunci yang menentukan berjalan atau tidaknya
muhadharah.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan cara pandang yang
lebih segar di dalam mensyiarkan nilai-nilai agama islam, yang diantara usaha
tersebut adalah melalui muhadharah yang menjadi salah satu program unggulan
bagi para santrinya untuk tanpa takut menyebar luaskan ajaran islam meskipun
umur mereka masih tergolong muda. Dari muhadharah ini pula kemudian terlahir
muballigh-muballigh yang sudah tidak diragukan lagi kepiawaiannya dalam
mengolah kata di atas podium.
Dari beberapa ketengan di atas penulis dapat simpulkan bahwa tradisi
muhadharah yang di canangkan oleh pondok pesantren Al-Karimiyah memang
sangat dibutuhan oleh para santri untuk melatih mereka dalam menyebar luaskan
ajaran islam atau dakwahnya.


KATAPENGANTAR

Alhamdulillah adalah kalimat yang terindah yang dapat penulis sampaikan
dan segala puji dan syukur yang tiada terhingga pada Allah SWT, atas segala
rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir studi ini. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepad nabi Muhamad SAW.
Suksesnya penulis skripsi ini bukan semata-mata atas usaha penulis
pribadi.Namun tidak terlepas dari bantuan dan motivasi berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis sampaikan terima kasih kepada:
I. Bapak Dr.H.Murodi MA, Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
2. Bapak Drs Wahidin Saputra,MA dan ibu Umi Musyarofah,MA, selaku ketua
dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Bapak Prof. Dr.H. M. Yunan Yusuf,MA, Selaku Penasehat Akademik yang
telah memberikan saran, kritik dan motivasi kepada penulis.
4. Ibu Rubiyanah MA, selaku Pembimbing skripsi yang telah memberikan
perhatian, bimbingan, saran dan kritik, serta motivasi yang besar dalam proses
penulisan skripsi ini.
5. Staf Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komuniksi dan Stap Perpustakaan
Utama Syarif Hidayatullah yang telah munyediakan buku-buku yang

menunjang perkuliahan penulis

Kepada semua pihak yang belum disebutkan satu persatu tanpa
mengurangi rasa hormat, dengan kerendahan hati ini penulis mengucapkan terima
kasih, semoga allah memberikan balasan atas semua yang telah kita lakukan
Tak ada yang lebih berarti selain harapan, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Setidaknya
dapat menjadi sumbangan untuk menambah kepustakaan yang ada. Amin yaa
Rabbal 'alamin.

Jakarta, 20 September 2007
Penulis

DAFTARISI

Kata Pengatar ................................................................................................

i

Daftar isi .........................................................................................................


iv

BAB I

PENDAHULUAN...........................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................

I

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................

7


D. Metodologi Penelitian .... ............................................................

7

E. Sistematika Penulisan ............................................ ....................

9

BAB II LANDASAN TEORI......................................................................

11

A. Pengertian Peranan..................................................................... .

11

B. Pengertian Pesantren dan Lingkupnya .......................................

13


C. Pengertian, Tujuan dan Manfaat Muhadharah ............................

14

D. Pengertian dan Kriteria Mubaligh..............................................

17

BAB III GAMBARAN UMUM PESANTREN AL-KARIMIYAH..........

26

A. Sejarah Berdiri dan Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren
Al- Karimiyah ............................................................................

26

B. Visi dan Misi ..............................................................................


28

C. Sarana dan Prasarana .................................................:...............

28

D. Struktur Organisasi .................................... ................... .............

29

E. Kegiatan- kegiatan di Pondok Pesantren Al- Karimiyah ...........

32

BAB IV Peranan Pondok Pesantren Al-Karimiyah Dalam Mencetak Kader
Muballigh Melalui Muhadharah ..................................................

37

A. Peranan Pondok Pesantren terhadap kegiatan Muhadharah ......

37

B. Metode yang di terapkan dalarn Kegiatan Muhadharah pada
Pondok Pesantren Al- Karimiyah ..............................................

39

C. Mencetak Kader Mubaligh Melalui Muhadharah pada Pondok
Pesantren Al- Karimiyah............................................................

45

D. Harapan santri terhadap kegiatan muhadharah ..........................

50

BAB V Penutup ...........................................................................................

53

A. Kesimpulan ................................................................................

53

B. Saran...........................................................................................

54

Daftar Pustaka ...............................................................................................

55

Lampiran

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah

adalah

suatu

kegiatan

yang

dilaksanakan

dengan

mempergunakan metode yang bermacam- macam dan dilaksanakan oleh
perorangan, sekelompok komunitas dan masyarakat. Kegiatan ini telah
berlangsung sejak dunia ini terkembang, jelasnya sejak Nabi Adam sebagai
Nabi pertama dan manusia pertama sampai dewasa ini bahkan sampai akhir
nanti. 1
Dakwah juga merupakan aktifitas yang begitu lekat dengan kehidupan
kaum muslimin. Begitu dekatnya sehingga hampir seluruh lapisan masyarakat
terlibat di dalarnnya. Dakwah juga merupakan kewajiban bagi seluruh
manusia, yaitu mengajak ke jalan yang ma'ruf dan mencegah segala
kemunkaran, sebab hakikat dakwah adalah membina umat manusia serta
menyelamatkan mereka dari kesengsaraan dunia dan akhirat. 2
Kesempurnaan ajaran Islam sebagai pedoman hidup merupakan
rahmat bagi seluruh alam, ha! ini merupakan kehendak Allah bagi eksistensi
manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini. Berdasarkan keyakinan tersebut
maka

manusia

dengan

segala

nilai

fitrahnya

diharapkan

mampu

mengintemalisasikan dan merealisasikan ajaran islam tersebut kedalam dan
keluar dirinya, sehingga tersebar luas dengan jalan diperkenalkan dan

3

Zjセェ@

セ@

J.
,,.,

•:kc J. セ@

.&1 ..y, セ@
,;

""

J ,,

(c.?_;WI olJ_;) .:i.i1

....

,,.

-;!-

'ii

""

セ@

,,,.

IP

jJj Js-1 #. :tL) セ@

セyN@

,,,.

セ@

J.

,...

,.,

J...

4\i1

セ@

l;f}

'

4il1

8%.
,,.,

J

""

Jy) Ju

Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf dari Hasan
bin Athiyah dari Abdullah bin Amr ia berkata: Bersabda Rasu/allah
SAW: " Sampaikanlah dari padaku walaupun satu ayat" (HR.
Bukhari)
Dari hadits di atas dapat dipahami bahwa pelaksanaan kewajiban
dakwah, hendaknya sesuai dengan kemampuan masing-masing walaupun
yang kita sampaikan hanya satu ayat saja.
Kegiatan dakwah bukanlah bertumpu pada besar kecilnya peran yang
dimainkan para mubaligh, tetapi yang lebih penting dari itu adalah bagaimana
kegiatan dakwah yang dilakukan itu memperoleh hasil yang maksimal sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai dari kegiatan dakwah tersebut.
Da'i berasal dari kata bahasa arab yang berarti orang yang mengajak,
artinya masih umum sifatnya belum berkait dengan unsur lain yang
mengikutinya. Dalam pengertian khusus da'i adalah orang yang mengajak
kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung dengan kata-kata,
perbuatan , atau tingkah laku kearah kondisi yang baik atau lebih baik
menurut syariat Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dalam pengertian khusus tersebut
da'i identik dengan orang yang melakukan amar ma'rufnahi munkar. 7
Da'i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik secara lisan, tulisan,
o::at•.:n1n11n

ョpイィセエ@

hl-lik-

セp⦅ィZ[ゥッャM@

inrlivirln

ke:1nmnok _

RtR11

herhenti1k

4

organisasi atau kelompok. Kata da'i ini secara umum sering disebut dengan
sebutan mubaligh (orang yang menyempurnakan ajaran islarn) narnun
sebenarnya sebutan ini konotasinya sangat sempit karena masyarakat umum
cenderung mengartikan sebagai orang yang menyarnpaikan ajaran islarn
melalui lisan seperti pencerarnah agarna, khatib (orang yang berkhutbah), dan
sebagainya. 8 Da'i sering disebut kebanyakan orang dengan sebutan mubaligh
(orang yang menyarnpaikan ajaran islarn). Akan tetapi, sebagaimana telah
disebutkan pada pembahasan di muka sebutan tersebut sebenarnya lebih
sempit dari sebutan da'i yang sebenarnya, apabila kita kembali kepada AlQur'an dapat disimpulkan pelaku dakwah pertarna itu adalah nabi Muhammad
saw.
Seorang da'i akan mendapat pendukung dan pengikut lebih banyak
melalui contoh yang baik ketimbang dengan

」。イセ@

cerarnah atau khotbah.

Karena masyarakat selalu melihat sang da' i sebagai cermin dan teladan untuk
ditiru, tingkah laku seorang da'i merupakan gambaran hidup yang langsung
dilihat oleh seluruh manusia, baik geraknya, diarnnya, berdiri maupun
duduknya, bahkan dalam menangis dan tertawanya. 9
Para juru dakwah adalah duta- duta orang yang beriman yang diutus
untuk mengemban amanat mereka menyarnpaikan risalahnya kepada generasi
umat manusia. Oleh karena itu seorang juru dakwah harus berakhlak luhur,
simpatik dan menarik serta harus menjadi qudwah hasanah sehingga mereka
menyarnbut dakwahnya. Ia juga harus berilmu banyak untuk membimbing si

5

bodoh. Dengan akhlak dan ilmunya itu, ia juga akan mantap menjalankan
tugasnya dan mengamalkan ilmunya tersebut bersama mereka yang
menyenanginya dan akan mampu menanggung derita dari pada penentangnya.
Pada hakekatnya dakwah Islam merupakan salah satu kewajiban yang
harus dilakukan oleh setiap muslim sesuai dengan kemampuannya masingmasing. Namun penyelenggaraan sering dihadapkan kepada permasalahan
yang sangat rumit dimana penyelenggaraan dakwah sering dihadapkan pada
benturan dan hambatan. Hal ini disebabkan karena manusia kurang memiliki
wawasan yang luas tentang dakwah, mereka tidak memiliki penyampaian
yang baik dan dapat mempengaruhi sikap umat, mereka hanya memiliki
keberanian berdakwah tetapi tidak memiliki bekal.
Tidak hanya itu, dakwah juga memerlukan lembaga sebagai sarana
pelatihan dan pembekalan. Salah satu bentnk pelatihan tersebut adalah
Muhadharah, yang mcrupakan kegiatan latihan penyampaian wawasan

dengan suatu bimbingan dan teknik tertentu untuk melatih mental. Kegiatan
muhadharah sering dilaksanakan di beberapa lembaga, diantanya lembaga
pendidikan yang salah satunya adalah Pondok Pesantren Al-Karimiyah
Depok, yang juga merupakan lembaga keislaman yang sangat berperan dalam
pembinaan latihan berpidato atau yang disebut dengan Muhadharah, yang
bertujuan untnk mencetak kader mubaligh yang mampu melanjutkan estafet
dalam menyebar luaskan ajaran Islam.
Hal menarik dari Pondok Pesantren Al-Karimiyah yang telah lama

6

masyarakat untuk mempraktekan kemampuan dakwahnya yaitu dengan
menyebar luskan ajaran Islam. Hal tersebut tidak lepas dari peranan
muhadharah pada pondok pesantren Al-Karimiyah itu sendiri yang beralamat
di JI. H. Maksum RT 04 I 02 No.23 Sawangan Depok.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis terdorong untuk meneliti
tentang pelaksanaan muhadharah santri dalam proses latihan belajar
berpidato.

Untuk

manjawab

permasalahan

tersebut

penulis

akan

membahasnya dalam skripsi yang berjudul "Peranan Pondok Pesantren AlKarimiyah Sawangan-Depok dalam Mencetak Kader Muballigh Melalui
Muhadharah"

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk lebih memperjelas dan memberi arah yang tepat dalam
pembatasan skripsi ini, penulis membatasi permasalahan pada satu kegiatan
yaitu muhadharah di pondok pesantren Al-Karimiyah. Adapun masalah yang
akan di bahas dalam skripsi ini dapat dirurnuskan sebagai berikut:
l. Apa saja program-program atau kegiatan-kegiatan muhadharah di pondok

pesantren Al-Karimiyah
2. Metode apa yang diterapkan dalam pelatihan muhadharah di pondok
pesantren Al-karimiyah
3. Bagaimana kegiatan muhadharah di pondok pesantren Al-Karimiyah
dalam mencetak kader mubaligh

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah:
a. Unmk mengetahui program-program atau kegiatan muhadharah di pondok
peasantren Al-Karimiyah
b. Untuk mengetahui metode

apa yang

diterapkan pada pelatihan

muhadharah di pondok pesantren Al-karimiyah.

Adapun manfaat penelitian yang penulis lakukan adalah:
1. Segi akademis

Dalam konteks akademis penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran
kepada pembaca, tokoh masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan, sosial
dan dakwah, terutama bagi peneliti sendiri dalam bidang dakwah dan
komunikasi.
2. Segi praktis
Secara praktis penelitian ini unmk memberikan sumbang saran kepada
praktisi dibidang kelembagaan agama khususnya di Pondok Pesantren AlKarimiyah dalam membina dan mencetak kader-kader mubaligh yang
dapat bereksistensi dengan dunia luar (masyarakat)untuk meneruskan misi
dalam dakwah islam.
D. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan Pendekatan Kualitatif, menurut Bogdan
dan Taylor " penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

8

orang dan perilaku yang dapat diamati ".

10

Dengan metode deskriptif analisis

yaitu dengan maksud untuk memberi gambaran secara umum dari basil
penelitian berupa data-data yang diperoleh penulis.
Metode Pengumpulan Data
1. Observasi

C. Wragg menjelaskan bahwa observasi yaitu pengamatan secara
sistematis dan analisa yang memegang peranan penting untuk meramalkan
tingkah laku sosial, sehingga hubungan antara satu peristiwa dengan yang
lainnya menjadi jelas.

11

Dalam hal ini penulis mengamati secara langsung

mengenai kegiatan muhadharah di Pondok Pesantren Al-Karimiyah
selama satu bulan.
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara untuk memperoleh data melalui
informasi yang didengamya dengan panca indra pendengaran, yang
sebelumnya ditanyakan terlebih dahulu kepada informan. 12 Penulis
melakukan wawancara kepada Pimpinan Pondok Pesantern Al-Karimiyah,
pembimbing muhadharah dan beberapa santri kelas I dan II Madrasah
Aliyah yang menjadi peserta muhadharah
3. Studi Dokumentasi
Untuk melengkapi data yang sudah diperoleh melalui pengamatan dan
wawancara,
10

maka

digunakan

studi

dokumentasi.

Melalui

studi

Prof. Dr. H. Syamsir Salam, MS. Jaenal Aripin, M. Ag, Metodologi Penelitian Sosia/
(Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press. 2006) Cet ke-1 h 10

9

dokumentasi dokumen-dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan
untuk menguji menafsirkan bahkan meramalkan. Seperti yang di
ungkapkan Wardi Bachtiar: "Studi dokumentasi berproses dan berawal
dari menghimpun dokumen, memilih dokumen-dokumen sesuai dengan
tujuan penelitian, menerangkan dan mencatat serta menafsirkannya serta
menghubungkannya dengan fenomena lain ". 13 diantara dokumen yang
didapat oleh penulis adalah: buku panduan pondok pesantren AlKarimiyah dan foto- foto kegiatan muhadharah.
D. Sistematika Penulisan
BAB I

Pendahuluan, mencakup latar belakang masalah, pembatasan

dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II Kajian teori tentang muhadharah dan mubaligh yang mencakup,

pengertian peranan, pengertian

muhadharah, tujuan dan manfaat

muhadharah, pengertian dan kriteria mubaligh.
BAB III Gambaran umum Pondok Pesantren Al-Karimiyah, mencakup sejarah

berdirinya,

visi, misi, kegiatan-kegiatan di Pondok Pesantren Al-

Karimiyah, sarana dan prasarana, struktur organisasi Pondok Pesantren
Al-Karimiyah.
BAB IV Program

kegiatan muhadharah di Pondok Pesantren Al-Karimiyah,

methode yang diterapkan dalam kegiatan muhadharah pada Pondok
Pesantren Al-Karimiyah, mencetak kader mubaligh melalui muhadharah

10

pada pondok pesantren Al-Karimiyah, harapan santri terhadap kegiatan
muhaharah.
BAB V Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Peranan

Berbicara mengenai peranan, tentu tidak bisa dilepaskan dari istilah
status atau kedudukan. Walaupun keduanya berbeda, akan tetapi saling
berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya. Seseorang dikatakan
berperan atau memiliki peranan karena orang tersebut mempunyai status atau
kedudukan dalam masyarakat, walaupun kedudukannya itu berbeda antara
satu orang dengan orang lain, akan tetapi masing- masing dirinya berperan
sesuai dengan statusnya.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, peranan adalah bagian dari tugas
utama yang harus dilaksanakan. Dalam kamus inilah populer peranan adalah
fungsi kedudukan. 1 Sedangkan menurut Grass Massan dan A. Wm. C.
Eachern sebagaimana dikutip oleh David Berry peranan adalah seperangkat
harapan- harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan
sosial tertentu. 2 Harapan tersebut masih merupakan imbangan dari normanorma sosial, oleh karena itu dapat dikatakan peranan- peranan itu ditentukan
oleh norma- norma di dalam masyarakat, artinya seorang diwajibkan untuk
melakukan ha!- ha! yang diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaannya
dan dalam pekerjaan- pekerjaan lainnya.

12

Menurut Soerjono Soekanto yang bersaman pendapatnya dengan Ralp
Linton, menurut beliau peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan
(status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesua1
dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. 3
Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan
sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam
masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Dalam ha! ini peranan
mencakup tiga ha! yaitu:
I. Peranan meliputi norma- norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat, peranan di dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan- peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan kemasyarakatan.
2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan individu
dalam masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai prilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.
Ada beberapa ha! yang perlu diperhatikan dalam menjalankan suatu
peranan yaitu :4
1. Fasilitas-fasilitas

peranan

(role

facilities),

masyarakat

biasanya

memberikan fasilitas- fasilitas pada individu untuk menjalankan suatu
peranan.

Lembaga-

lembaga

kemasyarakatan

merupakan

bagian

13

masyarakat

yang

banyak menyediakan

peluang-

peluang

untuk

melaksanakan peranan.
2. Role Distance, pemisahan antara individu dengan peranannya. Gejala tadi
timbul

apabila

individu

merasakan

dirinya

tidak

sesuai

untuk

melaksanakan peranan yang diberikan oleh masyarakat kepadanya.
Dengan demikian dia tidak melaksanakan peranannya dengan sempurna,
apabila dia berada dalam lingkungan sosial yang berbeda- beda.
Dari penjelasan di atas walaupunada sedikit perbedaan, dapat diambil
suatu kesimpulan bahwa peranan merupakan sesuatu yang menjadi bagian
atau memegang pimpinan terutama yang menjalankan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya.

B. Pengertian Pesantren dan Lingkupnya

Pondok pesantren pada umumnya seringjuga disebut dengan pendidikan
islam tradisional dimana seluruh santrinya tinggal bersama dan belajar
dibawah bimbingan seorang kyai. Asrama para santri tersebut berada
dilingkungan komplek pesantren, yang terdiri dari rurnah tinggal kyai, masjid,
ruang untuk belajar, mengaji dan kegiatan- kegiatan agama lainnya.
Zamakhsyari mengklasifikasikan pondok pesantren berdasarkan kelaskelasnya menjadi tiga kelompok, yakni: Pertama; Pesantren kecil yang
mempunyai santri dibawah seribu dan pengaruhnya hanya sebatas di tingkatan
kabupaten atau kota. Kedua; Pesantren menengah denganjumlah santri seribu

14

dibeberapa

kabupaten,

Ketiga;

Pesantren

besar

disamping

memiliki

popularitas juga menaril simpati para santri diseluruh tanah air.
Pondok pesanten merupakan lembaga pendidikan islam tradisional di
Indonesia yang sudah tumbuh dan berkembang sejak beberapa abad yang lalu.
Kata pesantren berasal dari dari kata santri yang diberi awalan pe dan akhiran

an menjadi pesantrian ( pesantren ) yang berarti tempat tinggal para santri
sendiri berarti orang yang menuntut ilmu agama islam.
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa pondok pesantren
merupakan lembaga dakwah yang didalarnnya mencakup pendidikan dan
pelajaran agama islam, sebagai tempat para santri tinggal bersama dan
mengaji pada seorang guru yang biasa disebut kiyai.

C. Pengertian Tujuan dan Manfaat Muhadharah

1. Pengertian Muhadharah
Secara etimologi, muhadharah berasal dari bahasa arab dari kata

"haadoro- yuhaadiru- muhadhararatan" yang berarti "ada atau hadir",
dan menghadirkan". 5
Menurut Abdurrahman Abdul Khaliq, pengertian muhadarah adalah
"suatu kegiatan ceramah yang diadakan dalam satu ruangan,

dimana

seorang penceramah menyampaikan uraian pidatonya di depan orangorang yang hadir, sementara yang lain mendengarkan dan menyimak. 6

5

Ahmad Warson Munawwir. Kamus Arab- Indonesia Al- Munawwir, (yogyakarta:

15

Nasaruddin Latif mendefinisikan muhadharah secara bahasa yaitu"
terjemah keagamaan atau tabligh atau khutbah." 7 Peter Salim dalam
kamusnya mengartikan muhadharah adalah" pencuraha pikiran dan
perasaan. " 8
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan tersebut, penulis
menyimpulkan bahwa muhadharah adalah ceramah keagamaan atau
tabligh atau khutbah yang pada hakekatnya merupakan suatu bentuk
komunikasi yang berupa penyampaian ajaran- ajaran Islam, dimana dalam
kegiatan

tersebut

ada yang

menyampaikan

ceramah,

ada yang

mendengarkan dan menyimak. Kegiatan ini dimanfaatkan sebagai sarana
dalam berdakwah, dalam melatih mental, mengembangkan daya nalar,
serta menggali potensi atau bakat dalam berdakwah. Di mana kegiatan
muhadharah tersebut merupakan upaya untuk membentuk kader-kader
mubaligh yang melakukan aktifitas dakwah agar terarah dengan tujuan
untuk melahirkan tenaga- tenaga yang terlatih, terampil dan siap pakai.
2. Tujuan dan Manfaat Muhadharah
Tujuan umum dilaksanakannya dakwah mengajak umat manusia
(meliputi orang mu'min maupun kafir atau musyrik) kepada jalan yang
benar dan diridhoi Allah swt, agar dapat hidup sejahtera didunia maupun
diakhirat.
Tujuan dan manfaat dilaksanakannya muhadharah adalah:

16

a. Mengajak manusia yang sudah memeluk agama Islam untuk selalu
meningkatkan taqwanya kepada Allah swt
b. Membina mental agama (Islam) bagi kaum yang masih mu'allaf
c. Mendidik dan mengajar anak- anak agar tidak menyimpang dari
fitrahnya
d. Menembus hati nurani seseorang untuk sarana membentuk masyarakat
yang di ridhoi Allah swt
e. Menjauhkan manusia dari segala bentuk frustasi kejahiliahan dan
kebekuan pikiran
f.

Mendorong kemampuan masyarakat untuk menjalankan syari'at
agama Islam secara utuh .9
Menurut Ustadz Taufik Ali Sa'id, tujuan diadakannya program

muhadhadarah di pondok pesantren Al- Karimiyah adalah membentuk
santri- santri yang proporsional dalam bidang dakwah, ketika mereka
keluar dari pesantren mereka akan mempunyai kemampuan yang
kompeten dalam bidang dakwah, mencetak kader muballigh yang
mempunyai kemampuan yang tinggi dalam bidang dakwah. Sedangkan
manfaatnya adalah menumbuh kembangkan sikap kepada kader- kader
muballigh atau santri agar mereka mampu mengembangkan potensi di
dalam bidang dakwah dan memberi pengalaman

atau mteri- materi

dakwah kepada santri sehingga mereka mampu menguasai metodemetode dakwah, tekhnik penguasaan audien, sehingga mereka mampu
menyampaikan dakwahnya secara baik dan proporsional.

10

18

diseru (mad'u), dan mereka dengan senang hati menyambut seruan tersebut.
mereka akan terpesona dengan seruan jika dilakukan dengan keikhlasan dan
tidak di campuradukkan dengan interes pribadi atau tujuan- tujuan duniawi
lainnya. Dia berbicara untuk dakwah, bergerak untuk dakwah, berjalan karena
dakwah. Seorang muslim yang bergerak dibidang dakwah harus mempunyai
bacaan luas, mengikuti segala macam peristiwa dan pergolakan yang terjadi,
mengikuti perkembangan kondisi dan situasi, dan mengetahui berbagai aliran
pemikiran dan ideology modem.dengan perbekalan yang luas tersebut ia akan
mampu mengemukakan dakwah islamiyah dengan cara yang baik, menarik
dan menawan hati manusia, sehingga orang semakin mendekatinya. Di
samping itu ia mampu mengemukakan Islam dengan cara yang paling baik
ditengah- tengah arus dan gelombang kesesatan yang tengah melanda dari
berbagai penjuru,

dia harus menerangkan Islam dengan jelas dan mudah

dipahami, serta tidak menimbulkan kekusutan. Dia justru memperbaiki
kondisi dan situasi, bukan mengeruhkannya, karena banyak orang yang
mengaku sebagai muballigh. Tetapi pekerjaannya bahkan mengeruhkan dan
memburukkan Islam, dan mereka mengira perbuatannya itu perbuatan baik. 12
Allah berfirman :

Artinya: "Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. "
(An- Nahl: 125).

19

Seorang muballigh hams memahami tingkat dan kedudukan mad'u
(orang yang disem) dan berbicara dengan mereka sesuai dengan tingkat
kecerdasannya,

karena dengan itu akan memudahkan mereka untuk

menyambut apa yang diserukannya dan mereka tidak bosan mendengar
ucapan seorang muballigh. Seorang muballigh hams mengetahui dengan baik
maksud dan tujuan dakwah. Ia harus tahu apa yang dikehendaki dalam setiap
langkah dan tutur katanya.
Dan yang paling pokok, seorang muba/ligh dalam melancarkan
dakwahnya hams terlebih dahulu menekankan masalah aqidah sebelum
membicarakan masalah furu'iyah atau kewajiban- kewajiban yang hams
dilaksanakannya. Aqidah ini mulai dengan beriman kepada Allah sampai
ketetapan bahwa Islam adalah satu- satunya j alan hidup yang lengkap dan
sempuma.
Seorang muballigh hams melaksanakan tugas dakwahnya, yaitu
menyem manusia ke jalan Allah dengan tidak usah dipengaruhi hasil yang
diperolehnya, walau pun misalnya ia telah berhasil dengan sukses dalam
dakwahnya. Dia tidak akan mudah terpedaya, jika Allah memberikan
kemenangan kepadanya, dakwahnya Jancar dan orang- orang berbondongbondong mengemmuninya, untuk mengikuti dakwahnya, sebaliknya dia juga
tidak putus asa apabila manusia tidak memperhatikan dakwahnya, kecuali
misalnya hanya sejumlah kecil belaka, dia tidak akan merasa sedih
berhadapan dengan gangguan dan tantangan serta penindasan dan penyiksaan

20

dari seteru Allah. Begitulah memang keadaan Rasulullah serta sikap para
pendukung dakwah.
Rasulullah saw menyeru seluru umat manusia tanpa membeda- bedakan
antara satu pihak dengan pihak lainnya dalam minat dan kesungguhannya
demi menarik mereka pada hidayah, dan karena kasih sayang Rasulullah
kepada mereka, agar selamat dari api neraka. Beliau selalu bersabar terhadap
gangguan dan penyiksaan yang dialaminya, bahkan beliau bersabda:

Artinya: "Wahai Tuhanku, berilah petunjuk pada kaumku, karena
sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti. "

Untuk para pendukung dakwah perlu diingat akan besarnya tugas dan
tanggung jawab

yang didukungnya,

dan sesungguhnya dengan ke-

islamannya, ia merupakan guru seluruh umat manusia, untuk mengajar
manusia, mengarahkan dan memimpinnya ke agama Allah. Walaupun para
pendukung dakwah yang memahami Islam secara murni lengkap, menyeluruh
dan konsisten dengan pemahamannya, serta bertahan memikul tugas dan
usaha ini, walaupun jumlahnya relatif sedikit, namun ke atas pundak
merekalah amanah berat ini diletakkan. Oleh karena itu hendaklah para

muballigh mengetahui kedudukannya, menilai dan menghargai tingkatannya,
jangan memandang hina diri mereka, serta hendaklah selalu memohon
pertolongan Allah swt. Mereka harus bersabar betapa pun dahsyatnya

21

masalah ini Imam Syahid Hasan Al- Bana telah memberi pengarahan pada
anggota Ikhwanul Muslimin dengan kata- katanya:"Jadilah kamu dengan
manusia seperti sebatang pohon mangga, orang melemparnya dengan batu,
tetapi ia membalasnya dengan buahnya".
Menurut Asmuni Syukir, ada beberapa kepribadian atau sifat- sifat yang
dimiliki seorang muballigh, yaitu :

1. Iman dan taqwa kepada Allah SWT
2. Tulus ikhlash dan tidak mementingkan diri pribadi
3. Ramah dan penuh pengertian
4. Tawadhu' (rendah hati)
5. Sederhana danjujur
6. Tidak memiliki sifat egoisme
7. Sifat antusiasme (semangat)
8. Sabar dan tawakkal
9.

Memilkijiwa toleransi

10. Sifat terbuka (demokratis)
11. Tidak memiliki penyakit hati. 13

Muballigh yang baik harus pula memilki keterampilan yang diperlukan
dalam

berceramah

dengan

mengetahui

tekhnik

dalam

muhadharah,

diantaranya adalah berusaha menambah pengetahuan dan keterampilan dalam
muhadharah itu sendiri. Selain kriteria di atas seorang muballigh juga harus

22

menguasai psikologi di dalam berdakwah, karena berbeda berdakwah dengan
remaja, orang tua, begitupun dengan anak-anak. Dengan demikian seorang
muballigh harus mampu menyesuaikan sasaran dakwah agar dakwah yang

dilaksanakannya berhasil.
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli mengenai kriteria seorang
muballigh, maka penulis memberikan sedikit ulasan mengenai kriteria seorang
muballigh tersebut. Hal yang perlu ditanamkan dalam diri seorang muballigh

adalah:

1. Niat, menanamkan niat pada diri seorang muballigh bahwa menyebar
luaskan agama Islam melalui dakwah adalah niat karena Allah.
2. Kiat, cara yang digunakan seorang muballigh cara yang berani, benar dan
sopan
3. Giat, menekuni apa yang menjadi salah satu kewajiban seorang muballigh
baik sebagai ummat ataupun sebagi profesi.
Seorang muballigh harus memiliki kode etik dan akhlak untuk menjadi
figur publik dan teladan bagi orang-orang yang ia dakwahi. Adapun kode etik
tersebut ialah:
1. Iman ( percaya) kepada apa yang didakwahi

Iman adalah motivator dan motor yang menggerakkan kekuatan jiwa
manusia. Iman kepada Allah menjadikan seorang mukmin selalu cinta
kepada pekerjaan yang diridhai olehNya, karena ia menumbuhkan sifat
dan nilai-nilai kebaikan dalam kalbu guna meraih tujuannya dan akan

23

2. Jstiqamah ( Konsisten)
Yaitu cocoknya amal perbuatan dengan syariat ( hukwn) dengan penuh
ikhlas diri semata-mata karena Allah. Istiqamah merupakan sifat paling
esensi dan penting bagi para muballigh.

3. Sabar Menghadapi Kenda/a dan Penderitaan
Para muballigh harus sabar manghadapi musuh atau para penentangnya
yang pasti ada. Karena manusia itu musuh terhadap apa-apa yang tidak ia
ketahui. Sabar menghadapi berbagai rintangan dan ujian adalah senjata
yang ampuh dan tangguh bagi seorang muballigh dalam mencapai
tujuannya dan merealisasikan cita- citanya.

4. Lapang Dada dan Lembut
Sifat lapang dada dan santun adalah mudah memaafkan kesalahan orang
lain. Suatu sifat sabar dibarengi dengan ketenangan dan kelembutan
bertabiat, yaitu tidak memberi sanksi atau dendam kepada seseorang. Para

muballigh biasanya berhadapan dengan masyarakat majemuk, diantara
mereka ada yang berakhlak Iuhur, ada yang berperangai buruk dan keras,
ada yang kasar dan sebagainya, dengan sifat lapang dada mudah
memaafkan orang lain, sang muballigh akan dapat mendekati mereka. Ia
mampu menggauli mereka sesuai dengan tabiat dan perangai masingmasing.

5. Tawadhu ( Merendah Diri)
Tawadhu adalah merendahkan diri dan penuh cinta kasih terhadap orang-

24

kepala dan kasar adalah dua sifat yang membuat orang lain menjaub dan
benci, sementara para mubal/igh justru harus sebaliknya, mengurnpulkan
orang menjadi satu bukan memecah belah.

6. Zuhud dan Tekun Berdakwah
Yang dimaksud tekun berdakwah ialah sunggub- sunggub dan semangat
dalam menyampaikan dakwah. Sedangkan zuhud adalah tidak peduli
terhadap milik orang lain. Ia merasa puas dengan rezeki yang telah Allah
tentukan buatnya,

hatinya lega dan lepas dari

keterikatan dan

ketergantungan kepada kehidupan dan kemewahan dunia

7. Tekun dan Kuat Beribadah
Tekun beribadah dan taqarub kepada Allah SWT adalah salah satu senjata
paling ampub. Karena taat dan ibadah itu mengandung cahaya yang
memantul ke wajah pelakunya, yang juga akan memancar pada ucapan
dan tutur katanya.

8. lkhlas
Ikhlas mempunyai peran penting dalam rangka meraih keberhasilan.
Seorang mubal/igh yang ikhlas, akan tekun dan memusatkan konsentrasi
sepenubnya terhadap tugasnya, yaitu dakwah yang tidak mengalihkan
perhatian kepada tugas

dan kesibukan lainnya betapapun pentingnya

kesibukan tersebut.

9. Tanggap dan Mengerti Tentang Kondisi dan Lingkungan di Sekitarnya
Seorang muballigh harus pandai, tanggap, jeli dan cerdas. Ia harus mampu

25

berupa kebatilan dan kemaksiatan yang ada di masyarakat. Ia harus
mampu menghadapi keadaan seperti itu dan memahaminya untuk ia ambil
pelajaran dalam dakwahnya. 14
Jadi, seorang muballigh harus mampu mengajak manusia ke jalan yang
diridhoi oleh Allah, serta mampu membawa pencerahan bagi manusia yang
intelektual dan memiliki keterampilan dalam berceramah. Untuk menjadi
muballigh berkualitas selain mempunyai intelektual yang tinggi mereka juga

melatih mental mereka dalam menghadapi audiens, karena seorang muballigh
terkenal pun tidak akan berhasil tanpa adanya latihan terlebih dahulu.

BABIII
GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN AL-KARIMIYAH

A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al- Karimiyah

Cita-cita adalah sebuah harapan yang dapat terwujud hanya dengan
bekerja dan membangun. Mendirikan sebuah Pesantren adalah salah satu dari
cita- cita

Bpk. KR.DR. Ahmad Damanhuri, MA, beliau mulai merintis

mendirikan Pondok Pesantren Al-Karimiyah dengan memiliki tanah seluas
7000 M dan berlokasi di JI. H. Maksum No. 23 Sawangan Depok, karena
dukungan orang tua dan masyarakat, semangat mendirikan Pondok Pesantren
merupakan semangat jihad yang tinggi dalam jiwa pendiri, dimana kondisi
masyarakat saat itu membutuhkan lembaga yang mampu melahirkan generasi
muda yang berilmu dan berakhlak mulia. Lembaga itu diharapkan dapat
menjadi benteng umat Islam khususnya di daerah Sawangan dan umumnya di
bumi Indonesia. 1
Sebelum menjadi nama Al- Karimiyah, pada tahun 1990 lembaga
pesantren ini berdiri dengan sebuah nama "Darul Karimah", kemudian pada
tahun 1993 lembaga ini berganti nama menjadi "Al- Karimiyah" , dan pada
tahun yang sama Pondok Pesantren ini mendirikan Madrasah Tsanawiyah,
dan selanjutnya pada tahun 1994 mendirikan Madrasah Aliyah. Pada tahun
1997 Pondok Pesantren Al- Karimiyah mendirikan Sekolah Tinggi Agama
Islam Al-Karimiyah ( STAISKA), dan mulai tahun 1999 Madrasah Aliyah

27

mempunyai program studi Ilmu Pengetahuan Alam ( IP A ) dan program studi
Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ).
Latar belakang didirikannya Pondok Pesantren Al- Karimiyah adalah:
Pertama, ingin mencetak santri- santri yang unggul, berakhlak mulia dan

berpengetahuan agama yang luas. Kedua, ingin mencetak santri yang memiliki
kemampuan orasi atau ahli dalam berpidato sehingga dapat berdakwah dan
mengembangkan syi'ar Islam. Ketiga, untuk mencari keridhaan Allah SWT.
Keempat, untuk menyebarkan dakwah Islamiyah. Kelima, untuk mewujudkan

masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT dan yang terakhir turut
serta membantu program pemerintah untuk mewujudkan manusia- manusia
pembangunan yang bertaqwa, sehat jasmani dan rohani dengan memiliki ilmu
pengetahuan dan teknologi tinggi, serta bertanggung jawab terhadap umat
manusia dan bangsa untuk saat ini dan masa depan dalam bidang pendidikan/
kebudayaan, keagamaan, kesehatan dan kegiatan sosial lainnya. 2
Berkat keuletan dan ketegaran pendiri Pondok Pesantren ini, dalam
upaya mengembangkan pesantren baik lahir maupun bathin, santri yang pada
awalnya berjumlah 70 orang, hingga beberapa tahun kemudian pesantren ini
mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga santrinya mencapai kurang
lebih 500 orang. Jika kita melihat kondisi dan situasi saat ini, penampilan
Pondok Pesantren Al- Karimiyah layak disebut sebagai Pondok Pesantren
Modern, meskipun tidak semegah Pesantren temama lainnya yang ada di

Jakarta seperti Pondok Pesantren Assidiqiyah. Banyaknya perubahan dalam

28

bangunan dan tambahan sejumlah fasilitas lainnya merupakan suatu ciri
kemajuan yang ada di Pondok Pesantren Al- Karimiyah.
Status pondok pesantren Al- Karimiyah 100 % swasta, kelangsungan
hidupnya berasal dari pimpinan pondok pesantren dan dari sumbangan
pembayaran pembelajaran santri.

B. Visi dan Misi

Dari basil wawancara diketahui bahwa Pondok Pesantren Al- Karimiyah
mempunyai Visi dan Misi yaitu:
1. Visi

"Menjadikan Pondok Pesantren suatu lembaga yang menghasilkan
santri yang berkualitas secara intelektual, terampil dan beragama serta
berakhlak mulia"
2. Misi
a. Membentuk manusia yang berakhlak mulia
b. Membentuk generasi yang cerdas, terampil dan berwawasan luas
c. Menghasilkan pelajar salafi yang fleksibel

C. Sarana dan Prasarana

1. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Al- Karimiyah
a. Aula Putra
b. Aula Putri

29

d. Laboratorium Komputer
e. Laboratorium Biologi
f.

Perpustakaan

g. Asrama Santri dan Guru
h. Fasilitas Olahraga
1.

Ruang Belajar

J.

Koperasi

2. Sarana dan Prasarana Staf Pengajar I Pimpinan
a. Ruangan setiap bagian
b. Komputer setiap bagian
c. Ruang ber AC khusus pimpinan

D. Struktur Organisasi
Stuktur merupakan fungsi yang paling penting untuk mencapai tujuan
bersama. Dimana struktur itu adalah sebuah mekanisme dalam suatu
kepengurusan yang disusun atau dibangun secara teratur untuk mencapai suatu
tujuan yang sama.

30

STRUKTUR ORGANISASI PONDOK PESANTREN AL- KARIMIYAH

DEWAN PENDIRI
1. KH. DR. AHMAD DAMANHURI, MA
2. H. BADRUDIN. AK
3. FU' AD EL- HALIMY MAg


DEWAN PEMBINA
1. KH. SYUKRON MA'MUN
2. KH. DR. MANARUL HIDAYAH
3. KH. SYIHABUDIN AHMAD

PELINDUNG
1. CAMATSAWANGAN
2. KEPALA KELURAHAN SAWANGAN

BID. PENDIDIKAN DAN KEPESANTRENAN
1. A. FATIH GHAZALI,S.Ag

BID. HUBUNGAN MASYARAKAT
1. Drs. AHMAD MARULLAH

BID. SARANA DAN PRASARANA
1. ASMAWI, MA

31

DATA GURU PONDOK PESANTREN AL- KARIMIYAH
No

Nama

Pendidikan

Jabatan

1

K.H.Ahmad Damanhuri MA

UNISMA

Pimpinan Pesantren

2

Rahimi Azhari S.Pd. I

STAISKA

Sekretaris

3

A. Fatih Ghazali S.Pd.I

IAIN Jakarta

Kordinator Pesantren

4

Syarohman Asymuni S.Pd.I

STAISKA

Guru

5

Acep Muwahid S.H.I

UIN

Guru

6

Syahrudin S.H.l

UIN

Guru

7

H.Taufik Hidayat S.H.l

UIN

Guru

8

Syamsul Arifin S.Pd.l

UIN

Guru

9

Ahmad Edi Pumama S.Pd.l

STAISKA

Guru

10

Sayyidah Rifqoh S.Sos

UIN

Guru

11

Taufik Ali Sa'id S.Pd.l

STAI

Guru

12

Muhammad Kahfi S.Sos.l

STAISKA

Guru

13

Zahrudin S.Sos.l

STAISKA

Guru

14

Sayyidah Qonita S.Pd.I

UIN

Guru

15

Eliawati S.Pd

UIN

Guru

32

DATA PEMBIMBING MUHADHARAH PONDOK PESANTREN
AL- KARIMIYAH
No

Nama

Pendidikan

Jabatan

STAI

Pembimbing

1

Ust.Taufiq Ali Said S.Pd.l

2

Ust.Muhammad Kahfi S.Sos.l

STAISKA

Pembimbing

3

Ust.Zahrudin S.Sos.l

STAISKA

Pembimbing

4

Ustz.Sayyidah Qonita S.Pd.l

UIN

Pembimbing

5

Ustz.Eliawati S.Pd

UIN

Pembimbing

E. Kegiatan- Kegiatan Di Pondok Pesantren Al- Karimiyah

Ada beragam kegiatan di Pondok Pesantren Al- Karimiyah, yang
melibatkan aktifitas guru dan santri, yang tentunya tidak terlepas dari
pengetahuan yang sifatnya lebih mengarah kepada pendidikan.
Pendidikan

Islam

harus

diarahkan

kepada

pertumbuhan

yang

berkesinambungan dari kepribadian manusia yang menyeluruh melalui latihan
spiritual, kecerdasan rasio, perasaan dan panca indra. Oleh karenanya
pendidikan harus memberikan pelayanan kepada pertumbuhan manusia dalam
semua aspeknya, yaitu aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah,
ilmiah baik secara individual maupun secara kolektif, serta mendorong semua
aspek itu ke arah kebaikan dan pencapaian kesempurnaan. 3
Sebagai lembaga pendidikan Islam yang tumbuh dan berkembang di
tengah- tengah masyarakat Indonesia, Pondok Pesantren Al- Karimiyah

33

mempunyai fungsi yang tidak dapat dipisahkan dengan fungsi- fungsi lembaga
pendidikan lainnya, yaitu untuk mensukseskan pembangunan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara.
I. Jadwal Kegiatan Santri

a. Jadwal Kegiatan Tahunan: Mengikuti kalender kegiatan tahunan
Pondok Pesantren Al- Karimiyah dan kalender pendidikan Nasional.
Kegiatan tahunan Pondok Pesantren Al- Karimiyah diantaranya
adalah:


Ujian Akhir Nasional



Penerimaan Santri Baru



Haflatul Wada Tasyakur Kelulusan dan Kenaikan Kelas



Pekan Kegiatan Akhir Tahun Santri ( Lomba dan pentas santri
yang mencakup bidang dakwah, olah raga, kesenian dan ilmu
pengetahuan ).

b. Jadwal Kegiatan Bulanan

: Mengikuti kalender kegiatan belajar

mengajar Pondok Pesantren Al- Karimiyah seperti : Evaluasi belajar,
studi banding antar pesantren.
c. Jadwal Kegiatan Mingguan:
Jum'at

PMR ( Palang Merah Remaja) dan Pramuka

Senin - Minggu

Komputer, marawis, kaligrafi, pembinaan Bahasa
Arab dan Inggris, mubadharah, nasyid, rawi,
shalawat, olah raga dan kerj a bakti.

35

b. Pembimbing muhadharah ( latihan berpidato )
c. Instruktur Komputer
d. Pembagian tugas administrasi, meliputi bagian- bagian :
1) Keuangan
2) Tata Usaha
3) Petugas kebersihan danjaga malam
4) Sopir dan urusan dapur
5) Petugas masak I ibu dapur
Pengawasan dan Evaluasi
Agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar dan sesuai dengan
yang telah digariskan, maka perlu diadakan pengawasan antara lain :
a. Buku pegangan siswa dan guru
b. Penerbitan absensi guru dan siswa
c. Persentase target yang harus dicapai setiap semestaer sesuai dengan
kurikulum
d. Bidang studi tambahan di luar kurikulum Depdikbud
e. Untuk pendalaman materi serta untuk mengetahui sampai dimana
penguasaan pelajaran yang telah disampaikan kepada para siswa,
evaluasi selalu diadakan, baik lisan maupun tulisan, formatif maupun
sumatif.
3. Kegiatan- Kegiatan di luar jam pelajaran
a. Tadarus Al- Qur'an

36

b. Pada setiap ba'da shalat subuh, seluruh santri diwajibkan tadarus AlQura'an sesuai dengan kelompok mereka masing- masing.
c. Pengajian kitab salafiyah
d. Shalat

jama'ah

dipimpin

oleh

pimpinan

pesantren,

apabila

berhalangan digantikan oleh para pembina asrama dan guru secara
bergantian
e. Muhadharah ( latihan berpidato )
Para santri

diharapkan menjadi muballigh dikemudian hari,

disamping profesi yang mereka tekuni, untuk itu mereka dilatih
berpidato dan memimpin acara secara bergantian. Kegiatan ini
dilaksanakan setiap dua kali seminggu,yaitu selasa malam dan sabtu
malam
f.

Olahraga
Kegiatan olah raga dialksanakan setiap minggu pagi, yaitu : senam
pagi, volley Ball, Basket dua kali seminggu. Dan sebulan sekali
diadakanjalan sehat keluar lingkungan Pesantren.

g. Komputer
Kegiatan komputer diadakan pada jam sekolah, secara bergantian
selama satu setengahjam.
h. Pramuka, dilaksanakan padajum'at siang
1.

PMR, dilaksanakan padajum'at siang

J.

Kesenian, yang terdiri dari marawis, kaligrafi, nasyid, dilaksanakan
pada siang hari, yaitu : senin, selasa dan rabu. Rawi dan shalawat

BAB IV
PERANAN PONDOK PESANTREN AL-KARIMIYAH DALAM
MENCETAK KADER MUBALLIGH MELALUI MUHADHARAH

A. Peranan Pondok Pesantren Terhadap Kegiatan Muhadharah

1. Program Kegiatan Muhadharah
Menurut Abdurrahman Abdul Khaliq, pengertian muhadharah
adalah suatu kegiatan ceramah yang diadakan dalam satu ruangan, dimana
seorang penceramah menyampaikan uraian pidatonya di depan orangorang yang hadir, sementara yang lain mendengarkan dan menyimak. 1
Adapun program- program kegiatan muhadharah yang ada di
pondok pesantren Al- Karimiyah antara lain sebagai berikut: 2
a. Muhadharah dilaksanakan setiap selasa malam dan sabtu malam
diwajibkan bagi seluruh santri
b. Mengadakan muhadharah gabungan di Aula Pesantren Al- Karimiyah
c. Mengadakan pemilihan kelompok dan santri terbaik setiap tiga bulan
sekali
d. Mengadakan pemberian materi setiap satu bulan sekali
e. Mengadakan pemeriksaan konsep muhadharah dan absensi santri
setiap kelompok

38

f. Mengadakan pemilihan ketua kelompok muhadharah setiap enam
bulan sekali
g. Mengadakan jadwal dekorasi tempat muhadharah pada setiap
kelompok
h. Mengadakan perlombaan pidato berbahasa arab dan inggris

i.

Mengadakan penentuan tema pidato bagi santri yang bertugas
menyampaikan pidato

j.

Mengadakan pengevaluasian kepada santri yang telah berpidato dalam
bentuk lisan secara langsung

k. Mengadakan pelantikan atau pengesahan pengurus muhadharah

I.

Mengadakan perlombaan ye!- ye! antar kelompok

2. Pelaksanaan kegiatan muhadharah
Suatu kegiatan tidak akan berjalan dengan baik jika kegiatan
tersebut tidak tersusun dengan baik. Pengaturan jadwal sangat penting,
agar kegiatan dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka Pondok
Pesantren Al- Karimiyah mengatur jadwal sebagai berikut:

3

Pembimbing muhadharah mengumurnkan petugas muhadharah pada
hari senin, acara muhadharah pada selasa malam dan sabtu malam dimulai
dengan pembukaan yang disampaikan oleh MC atau pembawa acara,
kemudian pembawa acara membacakan susunan acara muhadharah yaitu:
a. Pembacaan ayat suci Al-Qur'an
h

PP.mhHCHHn ShHlHwHt NH hi

39

c. Ceramah Agama
d. Sambutan-sambutan
e. Penutup atau Do'a
Adapunjadwal kegiatan muhadharah adalah:
a. Waktu
Pelatihan muhadharah ini dalam pelaksanaannya mengambil dua
waktu, yaitu setiap selasa malam dan sabtu malam, dimulai sejak
pukul 20.00- 21.30 WIB.
b. Tempat
Tempat pelaksanaan muhadharah ini dilaksanakan di kelas- kelas dan
aula pondok
c. Pembimbing atau Pengajar
Pembimbing dan pengajar kegiatan muhadharah di pondok pesantren
ini adalah ustadz dan ustadzah pondok pesantren Al- Karimiyah yaitu:
Ustadz Taufik Ali Said,S.pd.I, Ustadz Muhammad Kahfi S.Sos.I,
Ustadz Zahrudin S.Sos.I, Ustadzah Sayyidah Qonita, Ustadzah
Eliawati.

B. Metode yang diterapkan dalam kegiatan muhadharah di pondok
pesantren Al- Karimiyah
Dari segi bahasa, metode berasal dari dua perkataan yaitu " meta"
( melalui ) dan hodos Galan, cara)4 , dengan demikian dapat diartikan bahwa
metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.

40

Adapun metode muhadharah yang diterapkan di pondok pesantren AlKarimiyah terdiri dari lima cara:
1. Metode ceramah
Metode ceramah ini digunakan ketika materi yang disampaikan
memang harus dijelaskan dan dipaparkan terlebih dahulu. Metode ini
digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi tentang suatu
pokok persoalan serta masalah secara lisan. Dapat dipahami bahwa dengan
metode tersebut adanya interaksi atau komunikasi penceramah dengan
mad'u dalam berbagai ha!.
2. Metode memberi contoh atau peragaan
Dalam menggunakan metode ini pembimbing lebih banyak aktif
sementara santri hanya memperhatikan segala yang dilakukan oleh
pembimbing.

Di

dalam

memberikan

contoh

berdakwah

dengan

menunjukkan atau memperlihatkan contoh dalam suatu konsep yang telah
disampaikan oleh pembimbing, santri masing- masing memperhatikan
konsepnya, konsep yang diberikan tersebut belum dihafalkan santri.
3. Metode motifasi
Metode motifasi yaitu usaha memberikan semangat bagi santri agar
mereka berminat un