Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Peranan KH. Muhammad Djunaidi dalam menangani korban penyalahgunaan narkoba di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi'ien Sawangan Depok

  

PERANAN KH. MUHAMMAD DJUNAIDI DALAM

MENANGANI KORBAN PENYALAHGUNAAN

NARKOBA DI PONDOK PESANTREN

HIDAYATUL MUBTADI’IEN SAWANGAN DEPOK

   

  Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

  Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

  

Oleh :

Nama : Rahmat Hafizulloh

NIM : 106052001970

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M.

   

   

LEMBAR PERNYATAAN

  Dengan ini saya menyatakan bahwa :

    1.

  Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  Jakarta, 26 Mei 2010 Penulis Rahmat Hafizulloh

  

ABSTRAK

Rahmat Hafizulloh  

  Peranan KH.Muhammad Djunaidi Dalam Menangani Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Pondok Pesantren Hidayatul M ubtadi’ien Sawangan Depok

  Dzikir merupakan suatu metode yang digunakan oleh KH. Muhammad Djunaidi dalam menangani korban penyalahgunaan Narkoba di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien. Banyak lembaga-lembaga yang menyelenggarakan dzikir bersama atau membantu orang-orang yang berdzikir dan adapun yang menyelenggarakan dzikir sendiri. Akan tetapi, metode dzikir yang digunakan oleh KH. Muhammad Djunaidi berbeda dengan dzikir-dzikir pada umumnya.

  Penelitian ini diperlukan untuk mengetahui bagaimana Peranan KH. Muhammad Djunaidi Dalam Menangani Korban Penyalahgunaan Narkoba di Pondok Pesantren Hid ayatul Mubtadi’ien Sawangan Depok. Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan subjek yang diteliti adalah Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien, pembimbing dan para santri. Dengan proses wawancara dan observasi, fokus penelitiannya adalah pada peranan KH.Muhammad Djunaidi dalam menangani korban penyalahgunaan Narkoba.

  Melalui analisis dan hasil penelitian yang memfokuskan pada kegiatan dzikir yang diberikan kepada korban penyalahgunaan narkoba dengan metode dzikir yang diterapkan oleh KH.Muhammad Djunaidi. Adapun metode dzikir yang digunakan KH. Muhammad Djunaidi adalah membaca Ratibul Al-Athas, ratibul hadad, shalawat, asmaul husna dan membaca istigfar sebanyak 1000 kali. Dengan dzikir hati santri menjadi tenang, santri mengingat kesalahan-kesalahan yang sudah diperbuatnya dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.

KATA PENGANTAR

  Puji serta syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Ilahi Robbi atas berbagai macam nikmat-Nya terutama nikmat sehat wal afiat dan umur panjang

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, suri tauladan bagi umatnya yang membawa ajaran Islam sebagai rahmatan lil alamin.

  Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi, pembahasan, maupun tata bahasa. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis yang masih perlu mengisi diri dengan ilmu pengetahuan. namun penulisan skripsi ini diselesaikan adalah berkat bantuan dan dukungan dari semua pihak, untuk itu selayaknya penulis sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya terutama kepada : 1.

  Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA. selaku Rektor Universitas Islam Negeri, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  3. Ibu Dra. Rini Prihatini, M.Si sebagai Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  4. Bapak Drs. Sugiharto MA sebagai Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  5. Bapak Drs. H. Mahmud Jalal, MA sebagai Pembimbing Skripsi yang dengan sabar membimbing penulis dari awal hingga akhir selesainya skripsi ini.

  6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi umumnya dan   khusunya dosen dan staf pengajar pada Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam serta seluruh Civitas Akademika yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan, wacana, wawasan, intelektualitas yang telah ditularkan kepada penulis selama berada dan mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  7. Bapak KH. Muhammad Djunaidi, sebagai Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul M ubtadi’ien yang telah memberikan izin, menerima dan informasi kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di Pondok Pesantren ini. Dan Bapak Muhammad Suhadi selaku pembimbing yang senantiasa menemani penulis dalam melakukan penelitian, serta segenap para santri yang telah menerima keberadaan penulis di Pondok Pesantren ini.

  8. Setinggi-tingginya penghargaan dan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada ayahanda H. Saeni Sachronih.S.Pd yang selalu memberikan dorongan motifasi kepada peneliti untuk maju dan melangkah sampai tujuan yang ingin dicapai, kepada mamah Hj. Hasanah, S.Pd.I yang selalu mendoakan peneliti, kepada abang Hadi Fatahuddin S.Kom dan Kakak Laela Hamdiyah, ST, yang terlebih dahulu menjadi sarjana dan menjadikan motivasi untuk peneliti agar bisa cepat menyusul menjadi sarjana, adik

  Khairul Fadhil Rifa’i yang juga mendoakan peneliti. Terima kasih atas semua kasih sayang dan kesabaran dan perhatiannya telah memberikan dorongan moril dan meteril, serta doa yang senantiasa dipanjatkan demi kesuksesan dan tercapainya cita-cita peneliti. Semoga Allah SWT membalas semua pengorbanan mereka dengan ganjaran yang berlinp ah. Amin ya robbal’alamin.

    9.

  Seluruh pembimbing dan para santri Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Pasir Putih Sawangan Depok yang sudah membantu menjadi subjek penulis, terimakasih atas kerja samanya

10. Sahabat-sahabat, kawan satu perjuangan selama kuliah satu angkatan 2006,

  Abdul Somad, Dani, Qusairi, Khairunnisa, Zaura, Riskon Agung, Yuswandi, dan Seluruh LASKAR BPI 2006, Setyo, Hajami, Imran, Wiwin, Ulfatun’nikmah, Maria Ulfa, Nur Aini, Syarifah, Zahra, Nawal, Diah, Fita, Osin, Husnul, Feby, Sukma, Febrika, Harlia, Iklima, Pras, dan Puguh terima kasih atas kebersamaannya selama ini, semoga ini bukan akhir perjumpaan kita, tapi adalah awal dari ikatan persaudaraan kita. bergegaslah kawan, sambut masa depan, tetap berpegang tangan dan saling berpelukan.

  Demikianlah skripsi ini penulis buat dan penulis persembahkan, semoga skripsi ini dapat membawa manfaat bagi kita semua yang membacanya terutama dalam memajukan Bidang Bimbingan Penyuluhan Islam.

  Jakarta, 9 Juni 2011 Penulis

  Rahmat Hafizulloh

  DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ……………………………………………………….. i  

  ABSTRAK ………………………………………………………………………….. ii KATA PENGANTAR ……………………………………………………………... iii DAFTAR ISI ……………………………………………………………………....... vi

  BAB I PENDAHULUAN

  1 ……………………………………………………..

  A. Latar Belakang Masalah

  1 ………………………………………………

  B. Pembatasan dan P 7 erumusan Masalah………………………………….

  C. Tujuan Penelitian 8 …………………………………………...................

  D. Manfaat Pene 9 litian……………………………………………………

  E. Tinjauan Pustaka 9 ……………………………………………………...

  F. Metodologi Penelitian

  11 ………………………………………………… G.

  14 Sistematika Penulisan…………………………………………………

  BAB II

  15 LANDASAN TEORI………………………………………………….

  A.

  15 Peranan……………………………………………………………….

  1. Pengertian P 15 eranan………………………………………………...

  2. Jenis- 18 jenis peranan………………………………………………...

  18 B. Remaja………………………………………………………………..

  18 Pengertian Remaja…………………………………………………… viii

  viii

  31

  28

  29

  29

  30

  30

  31

  43

  1. Pengertian Narkoba………………………………………………..

  43

  43

  44

  45

  46

  46

   

  27

  22

  20

  20

  2. Jenis-Jen is Narkoba………………………………………………..

D. Faktor yang memp engaruhi penyalahgunaan narkoba……………….

  1. Faktor Individu…………………………………………………….

  2. Faktor Sosial……………………………………………………….

  3. Faktor Lain………………………………………………………...

E. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba………………………..

  PROFIL KH. MUHAMMAD DJUNAIDI DAN PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUBTADI’IEN SAWANGAN DEPOK

  3. Pencegahan Tertier…………………………………………………

  A. KH. Muhammad Djunaidi ……………………………………………

  ………………………………………………..

  1. Pencegahan Primer.

BAB III C. Narkoba………………………………………………………………

  1. B iografi KH. Muhammad Djunaidi……………………………….

  2. Riwayat Pendidikan……………………………………………….

  3. Pengalam an……………………………………………………......

  4. Karya Tulis………………………………………………………...

  5. Kiprah KH. Muhammad Djunaidi di Masyarakat ………………….

  2. Penc egahan Skunder……………………………………………….

BAB IV BAB V B. Pondok Pe

  viii

  60

  Lampiran  

  79 Daftar Pustaka

  78

  78

  75

  71

  65

  60

  santren Hidayatul Mubtadi’ien…………………………… 1. Sejarah Berdiri…………………………………………………….

  59

  51

  50

  47

  47

  4. Sarana………………………………………………………………

  3. Program…………………………………………………………….

  2. Visi Misi…………………………………………………………...

BAB IV TEM UAN DAN ANALISIS DATA…………………………. A. Identifi kasi Informan…………………………………………………. B. Langkah-langkah yang dilakukan KH. Muhammad Djunaidi Dalam menangani korban Penyalahgunaan N arkoba…………………. C. Analisis Peranan KH. Muhammad Djunaidi dalam Menyadarkan Korban Penyalahgunaan Nark oba. ……………………………………. D. Faktor Pendukung dan Penghambat Penanganan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien. …………………………………………………………… PENUTUP ……………………………………………………………… A. Kesimpulan…………………………………………………………… B. Saran…………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

    A.

   Latar Belakang Masalah

  Masa remaja merupakan fase dimana seseorang memiliki rasa penasaran dan keingin tahuan yang tinggi, selalu ingin mencoba dan diakui eksistensinya di masyarakat. Sehingga mereka seringkali melakukan eksperimen dengan apa yang mereka rasakan itu penting bagi dirinya walaupun hal tersebut terkadang bertentangan dengan norma umum yang berlaku.

  Perubahan dan perkembangan itu sering menimbulkan kegoncangan dalam dirinya, dalam pergaulan sehari-hari ia tidak diterima dalam dunia anak-anak. Di saat demikian diperlukan bimbingan dan arahan yang bijaksana dari pada orang tua dan guru, agar para remaja tidak canggung tidak merasa ketakutan dan cemas untuk menjalani pengalaman baru dalam kehidupannya yang penuh dengan hal-hal yang masih asing baginya. Terutama kehidupan yang sifatnya merusak. Sebab remaja merupakan harapan masyarakat, agama dan Negara di masa depan sebagai generasi

  1 penerus perjuangan.

  Ajaran Islam mengandung banyak petunjuk (bimbingan) dalam segala bidang kehidupan, maka untuk menjaga agar manusia jangan sampai mengalami penderitaan yang lebih jauh, bimbingan Allah yang terdapat dalam Al- 1 Qur’an dan sunnah Rasul

  Dadang Hawari, Psikiater, Terapi Detoksifikasi Rehabilitas Pasien Naza. (Jakarta : Jakarta Press 2004), h. 20

  

1

  2

  dapat digunakan oleh setiap orang, yang memahaminya dan dapat pula dimanfaatkan

  2 oleh para ahli dibidangnya.  

  Jika diperhatikan dengan seksama, manusia dalam kehidupan sehari-hari akan terlihat dengan bermacam prilaku. Maksudnya adalah ketika mempunyai masalah ada yang kelihatan tegar, acuh dan dibawa santai, ada pula yang gelisah, sering mengeluh, bersedih hati, tidak semangat dan terasa berat memikul tanggung jawab dalam

  3 kehidupannya.

  Sebagai makhluk sosial sering kali didengar banyak orang yang mengatakan bahwa ia sedang menghadapi masalah. Adapun arti dari kata masalah ialah “sesuatu

  4

  yang harus diselesai Dalam setiap tahap perkembangan manusia kan (dipecahkan)”. akan menemui permasalahan. Mulai dari peristiwa kelahiran, pernikahan maupun pristiwa kematian, dampak psikologis kesemuanya berada dalam lingkungan kehidupan keluarga dan masyarakat. Remaja dan keluarga tidak dapat dipisahkan, karena keluarga adalah ruang lingkup terdekat bagi perkembangan remaja.

  Keluarga merupakan kumpulan dari individu-individu yang satu sama lain terkait oleh sistem kekeluargaan. Pilar utama keluarga adalah suami istri atau ayah dan ibu dimana dari sana berkembang sebuah keluarga besar, karena keluarga merupakan unit terkecil di masyarakat. Ciri hidup keluarga adalah adanya ikatan

  2 3 Zakiah Derajat, Psikoterapi Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2002), Cet. Ke- 1, h. 25.

  Zakiah Derajat. Kesehatan Mental, (Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 2001), Cet. Ke-23, h.

  3 4 Pusat Bahasa Departemen Nasional, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-3, h. 719.

  3

  emosional yang alami. Hal ini tercermin dalam dinamika hubungan solidaritas, dimana dalam keadaan normal terhadap rasa saling ketergantungan, saling

    membutuhkan serta saling membela.

  Oleh karena itu, dalam suatu masyarakat ada sifat-sifat kekeluargaan meskipun cakupannya lebih luas dibanding sifat-sifat kekeluargaan dalam sebuah keluarga. Bahkan sesungguhnya di dalam ikatan kebangsaan juga ada nilai-nilai kekeluargaan, yang oleh karena itu dalam membangun bangsa bisa diambil pelajaran dari nuansa-nuansa hidup di dalam keluarga.

  Bagi setiap keluarga yang sedang berada dalam situasi yang penuh konflik, kemampuan mengendalikan diri dari anggota keluarga dipertaruhkan pada saat itu.

  Sebuah keluarga diuji sampai seberapa jauh ikatan batin yang dimiliki oleh masing- masing anggota keluarga dalam menghadapi problem didalam kehidupan berkeluarga. Disini keluarga dituntut supaya mempunyai mental spiritual yang kuat agar tidak goyah dalam menghadapi cobaan dalam situasi dan kondisi seperti apapun.

  Allah SWT berfirman dalam Al- Qur’an surat Al-Baqarah ayat 155 :

  Artinya :

  “Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan

sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikan

mereka berita gembira kepada orang- orang yang sabar”. ( Al-Baqkarah : 155)

  4

  Ayat di atas memeberikan kesimpulan bahwa dalam membangun keluarga haruslah didasari dengan pondasi yang kuat yaitu agama. Dimana agama di dalam

    sejarah kehidupan manusia merupakan kebutuhan untuk membimbing kehidupan.

  Agama menurut pengertian yang terbatas di lingkungan pemeluk agama samawi terutama islam, adalah merupakan perwujudan dari petunjuk Allah yang tertuang dalam bentuk-bentuk kaidah perlindungan yang ditunjukkan kepada umat manusia agar mereka mampu berusaha di jalan yang benar dalam rangka memperoleh

  5 kebahagiaan dunia akhirat.

  Mengenal Tuhan adalah membenarkan dengan qalbu, menyatakan dengan lisan dan melaksanakan dengan perbuatan. Iman akan kuat apabila selalu berzikir dan iman akan melemah sesuai dengan tingkat kelupaan dan kelalaian hati untuk berzikir. Ketika manusia berbuat maksiat, maka imannya berkurang dan bahkan keluar dari qalbunya. Apabila iman sudah keluar maka tertutuplah pintu kebenaran cahaya hidayah dan manusia akan terjerumus pada kekafiran, kemusyrikan, kefasikan dan

  6 kedurhakaan.

  Hal ini yang di alami oleh para korban penyalah gunaan narkoba di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi

  ’ien, mereka terganggu jiwanya dan mentalnya disebabkan akal sehat dan keimanan mereka telah rusak oleh racun-racun minuman keras, narkotika dan obat-obatan terlarang.

  5 Sahilun A Nasir, Problem kehidupan dan pemecahan, suatu pendekatan Psikoreligius, (Jakarta: Kalam Mulia, 2003),Cet. Ke-1. H. 25. 6 Arifin Ilham, Indonesia Berdzikir, (Jakarta : Intuisi Press, 2004), h. 14

  5

  Agama menawarkan jalan keluar yang terbaik dalam upaya mengatasi atau menghindari permasalahan dalam keluarga, yaitu melalui dengan pendekatan diri

   

  kepada Allah SWT (psikoreligius ) berupa dzikir dan do’a. Dzikir adalah ibadah yang biasa dilaksanakan setiap detik dan setiap saat agar manusia selalu ingat dan selalu

  7 bersyukur kepada Allah SWT.

  Dzikir bisa dilakukan dengan cara sendirian maupun secara bersama-sama atau berjama’ah, banyak lembaga-lembaga yang menyelenggarakan dzikir bersama- sama untuk membantu orang-orang yang ingin berdzikir. Salah satunya adalah Pon dok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien yang beralamat di Jl Raya Pasir Putih Sawangan Depok.

  Keberadaan Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi ’ien bertujuan untuk membantu proses penyembuhan gangguan kejiwaan terutama yang diakibatkan oleh penyalah gunaan narkotika. Dalam hal ini Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi

  ’ien menggunakan metode: Dzikir, shalawat wajib, ratib hadad, ratib Al-Athas, shalat

  sunnah, mandi taubat dan membaca asmaul husnah.

  Kegiatan yang dilakukan setiap harinya dimaksudkan untuk beribadah dengan konsepsi taqqarub (mendekatkan diri pada Allah) melalui dzikir dan memberikan pengalaman bathin atau mengisi jiwa dengan kalimat tauhid, agar dengan demikian hati selalu berisi dengan menyebut asma Allah dan mendapatkan ketenangan jiwa.

  Ketenangan inilah yang dapat mengalihkan korban narkoba yang dibimbning oleh 7 Ahmad Susanto, Samudra Dzikir. (Jakarta: Fikr, 2007), h. vii

  6

  KH. Muhammad Djunaidi dari kenikmatan narkoba beralih kepada kenikmatan illahiyat. Metode dzikir itu merujuk pada firman Allah dalam Al- Qur’an surat Ar-

   

  Ra’du ayat 28: Artinya: “Ingatlah hanya dengan dzikir dan mengingat Allah hati menjadi tenang”.

  Mereka yang dirawat dan dibimbing oleh KH. Muhammad Djunaidi di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi

  ’ien ini diperlakukan sebagai orang yang terkena penyakit hati yang sedang dalam berada dalam keresahan dan kesedihan.

  Karena hatinya tidak lagi mengingat kepada Allah sebagai pencipta dan yang memiliki segalanya. Yang diakibatkan oleh racun-racun narkoba yang menghancurkan jiwa mereka. Untuk membantu memulihkannya diperlukan suatu bimbingan kearah yang baik melalui dzikir.

  Peranan KH. Muhammad Djunaidi dalam membantu proses penyembuhan santri. Menggunakan metode dzikir yang dilakukan mempunyai fungsi kataris yaitu pelepasan emosi yang terpendam dalam hati mereka. Proses kataris ini sangat penting bagi seseorang yang sedang menghadapi masalah emosional.

  Biasanya proses kataris ini terjadi ketika korban narkoba mendapatkan pelajaran dzikir (talqin) atau ketika melakukan dzikir itu sendiri. Pada waktu penerima talqin, sering kali korban merasa terbuka hatinya seakan memperoleh jalan 8 Al- Qur’an dan Terjemah, Jakarta, 1990. h. 373.

  7

  keluar. Kemudian mereka mencurahkan dan langsung mengungkapkan isi hatinya dengan ekspresi tangis dan memohon ampun kepada Allah. Dan Mursyid akan

   

  membiarkan mereka terus menangis karena tangisan dianggap sebagai salah satu cara atau bentuk pengobatan yang setelah itu korban merasa lega dan kemungkinan besar akan sembuh dalam waktu yang relative cukup singkat.

  Pendeskripsian fenomena di atas sangat menarik untuk diteliti lebih jauh yang mendalam, secara sistematis dimaksudkan untuk mengetahui proses penyembuhan korban penyalahgunaan narkoba yang dibimbing langsung oleh KH. Muhammad Djunaidi melalui metode dzikir dan penelitian ini, peneliti mencoba menuangkannya dalam sebuah judul penelitian

  “Peranan KH. Muhammad Djunaidi Dalam

menangani Korban Penyalahgunaan Narkoba di Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadi

  ’ien Sawangan Depok”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

  Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut: Penelitian ini merupakan penelitian pokok KH. Muhammad Djunaidi dalam menangani korban penyalahgunaan narkoba di Pondok Pesantren

  Hidayatul Mubtadi’ien Sawangan Depok. Pembimbing yang membantu KH. Muhammad Djunaidi dalam menangani santri penyalahgunaan narkoba. Serta Santri Pondok Pesantren Hidayatul Mu btadi’ien yang terdiri dari 6 orang

  8

  santri yang melakukan rehabilitas korban penyalahgunaan narkoba di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien.

   

  Dalam hal ini penulis juga membatasi waktu penelitian dari mulai terhitung tanggal 02 Februari 2011 sampai dengan tanggal 08 Juni 2011.

  Karena waktu yang amat singkat ini maka penulis tidak melakukan wawancara terhadap orang tua santri, dikarenakan tempat tinggalnya jauh dari Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Sawangan Depok.

2. Perumusan Masalah a.

  Langkah-langkah yang dilakukan KH. Muhammad Djunaidi dalam menangani korban penyalahgunaan narkoba.

  b.

  Faktor pendukung dan penghambat penanganan korban penyalahgunaan narkob a di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Sawangan Depok.

  c.

  Analisis peranan KH. Muhammad Djunaidi dalam menyadarkan korban penyalahgunaan narkoba.

C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui bagaimana harapan KH. Muhammad Djunaidi dalam memberikan bimbingan terhadap korban penyalahgunaan narkoba..

  2. Untuk mengetahui bagaimana harapan pembimbing dalam penanganan korban penyalahgunaan narkoba.

  3. Untuk mengetahui bagaimana harapan santri agar sembuh dari ketergantungan narkoba.

  9

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

   

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta menambah pengetahuan bagi segenap aktivitas akademika khususnya jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam rangka memberikan stimulus atau rangsangan bagi peneliti-peneliti berikutnya dalam upaya mengkaji dan menyempurnakan peranan KH. Muhammad Djunaidi dalam menangani korban penyalahgunaan narkoba di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi

  ’ien.

2. Secara Praktis

  Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan praktisi Dakwah, serta dapat memberikan manfaat untuk syiar Islam dalam bimbingan melalui dzikir.yang dilakukan oleh KH. Muhammad Djunaidi dalam menangani korban penyalahgunaan narkoba di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi ’ien.

  Adapun Dzikir dan korban penyalahgunaan narkoba atau NAPZA E.

   Tinjauan Pustaka

  Setelah penulis melakukan tinjauan pustaka di perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut pengamatan Penulis dari hasil observasi yang dilakukan, sampai saat ini, penulis tidak menemukan skripsi yang membahas tentang “Peranan KH.

  10

  Muhammad Djunaidi Dalam Menangani Korban Penyalahgunaan Narkoba di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Sawangan Depok”.

  Hanya saja, sebelumnya ada beberapa skripsi yang membahas mengenai

   

  penyalahgunaan narkoba yang telah dilakukan oleh mahasiswa terdahulu, untuk mengetahui materi penelitiannya, di bawah ini diuraikan sebagai berikut :

  1. Judul skripsi “Pelayanan Konseling pada Rehabilitasi Pasien NAPZA di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur Jakarta Timur”, Penulis Amelia, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, tahun 1430 H / 2009 M.

  2. Judul skripsi “Pengaruh Pelaksanaan Dzikir Syifa Terhadap Kesehatan Mental Korban Pecandu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) di Yayasan Nur us Syifa Kelapa Dua Jakarta Barat” Penulis Tini Aulawiyah Komba, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, tahun 1429 H / 2008 M.

  3. Judul skripsi “Pelaksanaan Metode Meditasi dan Dzikir Sebagai Terapi Rehabilitasi Korban NAPZA di Pondokl Pesantren Al-

  Magfirah Bogor” Penulis Muklis, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, tahun 1425 H / 2004 M.

  Yang membedakan skripsi ini dengan skripsi yang telah disebutkan di atas adalah bahwa, penelitian yang dilakukan sebelumnya adalah : Pertama, ingin mencari tahu bagaimana pelayanan konseling yang diterapkan di RSKO Cibubur Jakarta Timur. Kedua, adakah pengaruhnya dalam pelaksanaan dzikir syifa terhadap kesehatan mental serta para korban NAPZA di Yayasan Nurus Syifa. Ketiga, ingin mengetahui metode meditasi dan dzikir yang dilaksanakan sebagai terapi rehabilitasi NAPZA di Pondok Pesantren Al-Magfiroh Bogor.

  11

  Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, pada penelitian ini penulis ingin mencari tahu “Peranan KH. Muhammad Djunaidi Dalam Menangani Korban Penyalahgunaan Narkoba”. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk menelitinya dan apa yang penulis lakukan pada dasarnya tidak ada tulisan yang dijadikan pembanding terhadap skripsi ini, sehingga skripsi yang ada ini murni hasil karya penulis.

  1. Metode Penelitian

  Dalam menentukan metode penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan mengambarkan apa adanya suatu pristiwa. Sebagaimana yang telah didefinisikan oleh Moleong, bahwa penelitian deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata,mgambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian, isi laporan peneliti akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.

  

9

  2. Subjek dan Objek Penelitian

  Subjek penelitian ini adalah Kyai dan pembimbing yang menangani santri korban penyalahgunaan narkoba di Pondok Pesantren Hidayatul

   

F. Metodelogi Penelitian

a. Subjek Penelitian

9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosda karya) Cet. Ke-22, h. 11.

  12

  Mubtadi’ien Sawangan Depok dan 6 orang santri korban penyalahgunaan narkoba.

  Objek Penelitian ini adalah Pelaksanaan rehabilitas korban penyalahgunaan narkoba di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Sawangan Depok.

  a. Tempat Penelitian

  Tempat penelitian ini bertempat di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Desa Pasir Putih Kecamatan Sawangan Kota Depok.

  b. Waktu Penelitian

  Waktu penelitian ini terhitung mulai tanggal 02 Februari 2011 sampai tanggal 08 Juni 2011.

  Untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka peneliti menggunakan teknik dan alat pengumpul data sebagai berikut :

  Adapun observasi itu adalah penulis melakukan proses penanggulangi

   

b. Objek Penelitian

3. Tempat dan Waktu Penelitian

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi Penulis menggunakan observasi sebagai teknik pengumpulan data.

  13

  korban penyalahgunaan narkoba di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Sawangan Depok. Dalam hal ini penulis akan mengobservasi Kyai, pembimbing dan santri korban penyalahgunaan narkoba di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Sawangan Depok.

  b. Wawancara

  Peneliti melakukan wawancara dengan 1 orang kyai, 2 orang pembimbing dan 6 orang santri korban penyalahgunaan narkoba di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Sawangan Depok.

  c. Dokumentasi

  Data diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa catatan formal, literatur, majalah, koran dan arsip lain yang berhubungan dengan administrasi dan data-data Pondok Pes antren Hidayatul Mubtadi’ien Sawangan Depok sebagai pendukung dari hasil wawancara.

  Dari data yang dikumpulkan, kemudian akan dianalisis dan di interprestasikan. Data yang diperoleh dikumpulkan, dikelompokkan dan dibutuhkan analisis. Sedangkan teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Skripsi, Tesis, dan Disertasi). Yang diterbitkan oleh ceqda. Tahun 2007.

   

5. Teknik Analisis Data

  14

G. SISTEMATIKA PENULISAN

  Untuk memudahkan penulisan skripsi ini pembahasan dibagi menjadi lima

   

  bab, adapun sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Meliputi: Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Meliputi: Peranan, Pengertian Peranan, Jenis-jenis Peranan, Remaja, Pengertian Remaja, Narkoba, Pengertian Narkoba, Jenis-jenis Narkoba, Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan narkoba, Upaya Pencegahan. BAB III PROFIL KH. MUHAMMAD DJUNAIDI DAN PONDOK PESANTREN Meliputi: Biografi KH. Muhammad Djunaidi, Riwayat Pendidikan, Pengalaman, Karya Tulis, Kiprah KH. Muhammad Djunaidi, Pondok P esantren Hidayatul Mubtadi’ien, Sejarah Berdiri, Sejarah Berdiri, Visi Misi, Program, Sarana.

  BAB IV TEMUAN DAN ANALISA Meliputi: Identifikasi Informan, Harapan KH. Muhammad Djunaidi, Harapan Pembimbing, Harapan Santri. BAB V PENUTUP. Meliputi Kesimpulan dan Saran.

BAB II LANDASAN TEORI

   

A. Peranan

1. Pengertian peranan

  Kata peranan berasal dari kata “peran” yang berarti bagian atau turut aktif dalam suatu kegiatan. Sedangkan peranan adalah tindakan oleh seseorang

  1 atau sesuatu yang terutama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa.

  Menurut Grass Massam dan A. W. Mc. Eachen yang dikutip oleh David Berry mendefinisikan

  “peranan sebagai seperangkat harapan-harapan yang

  2

  dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu ”.

  Masih menurut David Berry, harapan-harapan merupakan hubungan dari norma-norma sosial. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa “peranan itu ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat, artinya seseorang diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaanya

  ”. Menurut Soerjono Soekanto, dapat dikatakan sebagai prilaku individu

  3 yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

1 A. Arifin, Kamus Ilmiah Indonesia Populer, (Bandung : Rajawali Press, 2004), Cet. Ke-3, h.

  99. 2 N. Grass W. S, Masson and A. W. Mc. Eachen, Exploration Role Analysis, di kutip oleh

Davit Berry, Pokok-pokok Pikiran dalam sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), Cet. Ke-3,

h. 99.

3 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Balai Pustaka, 1998) cet ke 1.

  

15

  16

  Di dalam buku Psikologi Sosial, Abu Ahmadi menerangkan bahwa, “peranan adalah suatu pengharapan manusia terhadap caranya individu harus

   

  bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi

  4

  sosialnya Ini mengartikan bahwa setiap orang menginginkan seseorang ”. menyesuaikan sikap dan tingkah laku sesuai dengan statusnya serta menjalankan hak dan kewajibannya .

  Teori peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan

  5 berbagai teori, orientasi maupun disiplin ilmu.

  Di dalam teorinya, Biddle dan Thomas membagi peristilahan dalam teori peran dalam empat bagian, yaitu menjalankan hak dan kewajibannya.

  a.

  Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial b.

  Prilaku yang jmuncul dalam interaksi tersebut c. Kedudukan orang-orang dalam prilaku d.

  Kaitan antara orang dan prilaku Masih menurut Biddle dan Thomas, ada lima istilah tentang prilaku dalam kaitannya dengan peran, yaitu:

  4 5 Abu ahmadi, Psikologi Sosial (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 114.

  Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori psikologi sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. Ke-8, h. 214.

  17

  a.

  Expectation (harapan) Harapan tentang peran adalah harapan-harapan yang lain (pada

   

  umumnya) tentang perilaku yang pantas, yang seyogianya ditunjukkan oleh seseorang yang mempunyai peran tertentu.

  b.

  Norm (Norma) Orang sering mengacaukan istilah “harapan” dengan “norma”. Namun, menurut Secord dan Backman (1964) “norma” hanya salah satu bentuk “harapan”.

  c.

  Performance (Wujud Perilaku) Peran diwujudkan dalam perilaku oleh aktor. Berbeda dari norma, wujud prilaku ini nyata, bukan sekedar harapan.

  d.

  Evaluation (Penilaian) Orang memberikan kesan positif atau negative terhadap suatu prilaku.

  Kesan negative atau positif inilah yang dinamakan penilaian peran.

  e.

  Sanction (Sanksi) Sanksi adalah usaha orang untuk mempertahankan suatu nilai positif atau agar perwujudan peran diubah sedemikian rupa sehingga hal yang tadinya dinilai negative bias menjadi positif.

  18

2. Jenis-jenis peranan

  Adapun jeni-jenis peranan sebagai berikut: a.

  Role Position ialah kedudukan sosial yang sekaligus menjadikan statkus atau kedudukan dan berhubungan dengan tiggi rendahnya posisi orang tersebut dalam struktur sosial tertentu.

  b.

  Rolle Behavior adalah cara seseorang memainkan perannya.

  c.

  Role Perception ialah bagaimana seseorang memandang peranan sosialnya, serta bagaimana dia harus bertindak dan berbuat atas dasar pandangannya.

  d.

  Rolle Expectation ialah peranan seseorang terhadap peranan yang dimainkannya bagi sebagian besar warga masyarakat.

  6 B. REMAJA Pengertian Remaja

  Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang

   

6 A. Sutarmadi dan Al Tirmidzi, Peranan dan Pengembangan Hadits dan Fiqih, (Ciputat : Logoso Wacana Ilmu, 1998), h. 27.

  19

  dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1990) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum

    memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.

  Borring E.G. ( dalam Hurlock, 1990 ) mengatakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari anak-anak kemasa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Sedangkan Monks, dkk ( dalam Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa masa remaja suatu masa disaat individu berkembang dari pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual, mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh pada keadaan yang mandiri.

  Neidahart (dalam Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dan ketergantungan pada masa kemasa dewasa, dan pada masa ini remaja dituntut untuk mandiri. Pendapat ini hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Ottorank (dalam Hurlock, 1990 ) bahwa masa remaja merupakan masa perubahan yang drastis dari keadaan tergantung menjadi keadaan mandiri, bahkan Daradjat (dalam Hurlock, 1990 ) mengatakan masa remaja adalah masa dimana munculnya berbagai kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dan kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya fikir yang matang.

  20

  Erikson (dalam Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa kritis identitas atau masalah identitas

  • – ego remaja. Identitas diri yang dicari

   

  remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat, serta usaha mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan baru para remaja harus memperjuangkan kembali dan seseorang akan siap menempatkan idola dan ideal seseorang sebagai pembimbing dalam mencapai identitas akhir.

  Berdasarkan beberapa pengertian remaja yang telah dikemukakan para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan

  7 sosial.

Dokumen yang terkait

FILOSOFIS KOMUNIKASI QAULAN SYAKILA Fahriansyah UIN Antasari Banjarmasin Abstract - FILOSOFIS KOMUNIKASI QAULAN SYAKILA | Fahriansyah | Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah

0 2 12

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Terapi megatasi ketakutan dalam menghadapi kematian menurut Ibnu Maskawaih

0 0 79

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Pelayanan konseling pada rehabilitasi pasien napza di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur Jakarta Timur

0 2 100

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Evaluasi daya mengembang dan profil disolusi famotidin dari matriks kompleks polielektrolit Kitosan dan Gom Xanthan

0 0 12

FATWA SEBAGAI MEDIUM COUNTER-TERRORISME( Rethinking Eksistensi Fatwa dalam Menangani Terorisme)

0 0 20

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Strategi Dakwah Majelis Az-Zikra Dalam Menciptakan Keluarga Sakinah

0 0 83

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Iklan Sebagai Media Dakwah Islam (Analisis Semiotik pada Iklan Kosmetika Wardah dalam Majalah Noor)

0 0 73

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Dakwah Melalui Media Radio (Analisis Program Cahaya Pagi Di Radio Alaikassalam Sejahtera Jakarta (Rasfm)

0 0 86

Keterlibatan Orangtua dalam Perkembangan Moral Anak Kelompok B di RA Ar-Rahmah Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar

0 0 6

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Konstruksi Realitas Simbolik Pemberitaan Aborsi Di Republika Online

0 0 77