Analisis data Kuantitatif Analisis Data Skor Pretest.

Nia Nurmalasari, 2015 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh pada penelitian dianalisis dengan menggunakan beberapa analisis statistik. Analisis dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel dan SPSS Versi 18 for Windows. Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka data dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik inferensial. Tahap- tahap analisis data adalah sebagai berikut:

1. Analisis data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa setelah memperoleh pembelajaran baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen. Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan penilaian terhadap data hasil pretest dan posttest pada kedua kelas.

1. Analisis Data Skor Pretest.

Untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematika awal siswa di kelas eksperimen dan kontrol. Analisis dilakukan pada data pretest. Adapun langkah-langkah uji statistiknya sebagai berikut: 1. Analisis Deskriptif Sebelum melakukan pengujian terhadap data hasil pretest terlebih dahulu dilakukan perhitungan terhadap deskripsi data yang meliputi rata-rata, simpangan baku, nilai maksimum, dan nilai minimum. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai data yang akan diuji. Kemampuan pemahaman konsep matematika awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh dari skor hasil pretest yang dilaksanakan pada awal pertemuan. Adapun analisis skor pretest kelas ekperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 3.11 di bawah ini Tabel 3.11 Hasil Data Pretest Pemahaman Konsep Matematika Kelas Skor Pretes Nia Nurmalasari, 2015 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Maksimal Ideal X S Eksperimen 48 20 39 29,43 5,770 Kontrol 48 15 38 28,07 6,507 Berdasarkan Tabel 3.11 di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum mendapat pembelajaran tidak jauh berbeda. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai skor terendah, skor tertinggi, skor rata-rata dan standar deviasi dari kedua kelas yang hampir sama. Rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika kelas eksperimen adalah 29,43 dan kelas kontrol 28,07 pada skala 0 sampai 48. Jika dibandingkan dengan skor maksimal ideal 48, maka rata-rata skor kelas eksperimen adalah 61,31 dan kelas kontrol 58,47 dari skor maksimal ideal. Analisis selanjutnya adalah untuk mengetahui sama atau tidaknya kemampuan awal pemahaman konsep matematika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang relatif sama, maka analisis yang dilakukan adalah uji kesamaan rata-rata. Sebelum uji kesamaan rata-rata terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians. 2. Analisis Statistika Inferensial Analisis ini akan dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 18. Adapun langkah-langkah uji statistiknya adalah sebagai berikut: 1. Uji Normalitas data Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik Shaphiro-Wilk dengan taraf signifikansi 0,05. Jika skor berdistribusi normal, uji statistik selanjutnya yang dilakukan adalah uji homogenitas varians. Tetapi, jika minimal terdapat suatu data yang tidak berdistribusi normal maka uji homogenitas tidak perlu dilakukan melainkan dilakukan uji statistik non-parametrik, yaitu uji Mann-Whitney U. Perumusan hipotesis pengujian normalitas adalah sebagai berikut: H : Data pretest berasal dari populasi yang berdistribusi normal Nia Nurmalasari, 2015 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H 1 : Data pretest berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Kriteria penggunaannya sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikansi lebih dari atau sama dengan 0,05 maka H diterima 2. Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka H ditolak Hasil uji normalitas data dengan Shapiro-Wilk untuk pemahaman konsep matematika disajikan dalam tabel 3.12 berikut. Tabel 3.12 Hasil Uji Normalitas Skor Pretest Pemahaman Konsep Matematika Kelompok Shapiro-Wilk sig Kesimpulan Eksperimen 0,139 0,05 Normal Kontrol 0,162 0,05 Normal Adapun hasil uji normalitas data pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran C.2.2. Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan, diperoleh nilai signifikansi untuk kelas eksperimen adalah 0,139 dan untuk kelas kontrol adalah 0,162. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka menurut kriteria pengujian H diterima, ini berarti data pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians dengan menggunakan Levene’s test. 3. Uji Homogenitas Varians Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah variansinya homogen atau tidak homogen antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Apabila data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas varians dengan menggunakan uji Levene’s test dengan taraf signifikansi 0,05. Perumusan hipotesis pengujiannya adalah sebagai berikut: H : Tidak terdapat perbedaan varians data pretest antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran guided discovery learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. Nia Nurmalasari, 2015 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H 1 : Terdapat perbedaan varians data pretest antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran guided discovery learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5, maka kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikansi lebih dari atau sama dengan 0,05 maka H diterima 1. Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka H ditolak. Hasil pengolahan data uji homogenitas Le vene’s test disajikan pada tabel 3.13 berikut. Tabel 3.13 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Pemahaman Konsep Matematika Kelas Levene’s test sig Kesimpulan Eksperimen 0,771 0,05 = Diterima Varian kedua kelompok homogen Kontrol Adapun hasil uji homogenitas data pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran C.2.2. Berdasarkan uji homogenitas yang telah dilakukan, diperoleh nilai signifikansinya 0,771 . Nilai signifikansi ini lebih dari 0,05 maka berdasarkan kriteria pengujian H diterima. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan varians homogen yang signifikan antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran guided discovery learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran langsung. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa data pada kedua kelas berdistribusi normal dan memiliki varians homogen. Dengan demikian, asumsi statistik untuk melakukan uji kesamaan dua rata-rata secara parametrik telah terpenuhi. Dikarenakan data dari kedua kelas saling independen selanjutnya untuk melihat perbedaan pemahaman konsep matematika pada kedua kelas dilakukan dengan menggunakan uji t independent sample test. 2. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Nia Nurmalasari, 2015 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata data pretest secara signifikan antara kedua kelas penelitian. Jika kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen, maka untuk pengujian hipotesis dilakukan uji t. Jika kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan tidak homogen maka, pengujian hipotesis dilakukan uji t’. Perumusan hipotesis pengujiannya adalah sebagai berikut: Nia Nurmalasari, 2015 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H : Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika awal siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran guided discovery learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. H 1 : Terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika awal siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran guided discovery learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5, maka kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 3. Jika nilai signifikansi lebih dari atau sama dengan 0,05 maka H diterima 4. Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka H ditolak. Adapun hasil uji Independent Sample Test data pretest disajikan pada tabel 3.14 di bawah ini. Tabel 3.14 Daftar Hasil Uji Independent Sample Test Data Pretest Pemahaman Konsep Matematika t-test for Equality of Means Kesimpulan T Df Sig 2- tailed Means Difference Equal variances assumed 0,861 58 0,393 1,367 diterima Berdasarkan Tabel 3.14 di atas, nilai signifikansinya 0,393. nilai signifikansi ini lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 maka berdasarkan kriteria pengujian H diterima. Dengan kata lain, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal pemahaman konsep matematika siswa yang akan memperoleh pembelajaran dengan model guided discovery learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung.

5. Analisis Data Skor Posttest.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model guided discovery learning terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi (quasi eksperimen di SMAN 72 Jakarta Utara)

5 19 165

Pengaruh model guided discovery learning terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak melingkar beraturan

1 18 0

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

3 23 60

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN LEMBAR Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi D

0 3 15

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Model Discovery Learning (Ptk Pada Siswa Kelas Viiia Smp Muhammadiyah 4 Sambi Boyolali Tah

0 1 16

Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Sekolah Dasar Melalui Model Guided Discovery Learning - repository UPI T PD 1308120 title

0 0 3

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

0 0 8

MENUMBUHKAMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY

0 1 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD MELALUI MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN PERMAINAN KAKI BIMA

0 0 8

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI KOLOID SMA

0 1 9