Noviyanti Widyasari, 2014
Peranan Debus Dalam Pembinaan Budaya Kewarganegaraan Civic Culture Pada Masyarakat Banten
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.
Adapun sesuai dengan implementasi penelitian di lapangan, wawancara ini peneliti tujukan kepada aparat pemerintahan Kelurahan Tegalsari, Kecamatan
Walantaka, Pendekar Debus Surosowan, Tokoh Pemuda Kelurahan Tegalsari, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten serta masyarakat Kelurahan
Tegalsari. Peneliti beranggapan bahwa pemilihan responden ini dilakukan berdasarkan pertimbangan yang cukup baik, untuk mendapatkan sumber yang
tepat sesuai dengan fokus permasalahan. Wawancara ini dijadikan sebagai pedoman untuk membantu peneliti dalam memperoleh informasi mengenai
peranan debus dalam pembinaan budaya kewarganegaraan civic culture pada masyarakat Banten.
2. Observasi
Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai permasalahan yang menjadi objek penelitian. Menurut Satori dan Komariah
2011: 105 menyatakan bahwa “observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian”. Adapun observasi yang akan peneliti lakukan adalah untuk memperoleh data
mengenai penerapan nilai-nilai budaya kewarganegaraan melalui kesenian debus yang diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Banten,
dengan melakukan pembinaan pewarisan nilai-nilai tersebut kepada generasi muda, yang bertempat di Kelurahan Tegalsari Kecamatan Walantaka.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi ini dilakukan untuk mengumpulkan beberapa dokumen yang diperlukan sebagai bahan pelengkap data dan informasi sesuai dengan
permasalahan penelitian. Menurut Usman dan Akbar 2009: 69 mengungkapkan bahwa “teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data
yang diperoleh melalui dokumen- dokumen”.
Noviyanti Widyasari, 2014
Peranan Debus Dalam Pembinaan Budaya Kewarganegaraan Civic Culture Pada Masyarakat Banten
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Pendapat Usman dan Akbar di atas dilengkapi dengan pendapat Danial dan Wasriah 2009: 79 yang mendefinisikan bahwa :
Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian,
seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk, grafik, gambar, surat-surat, poto, akte, dsb.
Studi dokumen yang diambil oleh peneliti yaitu berupa, foto-foto pelaksanaan
kesenian debus, gambar-gambar, data dari pemerintahan desa seperti profil Kelurahan Tegalsari, peta lokasi Kelurahan Tegalsari Kecamatan Walantaka, dan
lainnya.
4. Studi Literatur
Studi literatur ini peneliti lakukan untuk mempelajari sumber-sumber buku yang berhubungan dengan masalah pokok penelitian. Hal ini sesuai dengan
pendapat Danial dan Wasriah 2009: 80 bahwa: “Studi kepustakaan literature adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian”.
Dapat disimpulkan bahwa studi literatur digunakan oleh peneliti untuk mencari, mengumpulkan, membaca serta mengkaji beberapa referensi teori-teori
yang relevan sesuai dengan fokus permasalahan melalui buku, jurnal, karya ilmiah, ensiklopedia, laporan penelitian, tesis ataupun disertasi dan lainnya yang
berkaitan dengan peranan debus dalam pembinaan budaya kewarganegaraan civic culture.
5. Catatan Lapangan Field Note