Citra Quickbird Telaah Pustaka dan Penelitian Sebelumnya .1 Epidemiologi Demam Berdarah Dengue

1.5.4.2 Pengaruh Lingkungan terhadap Kesehatan Juli Soemirat Slamet 2000 menyimpulkan perkembangan epidemiologi menggambarkan secara spesifik peran lingkungan dalam terjadinya penyakit dan wabah. Dilihat dari segi ilmu kesehatan lingkungan, penyakit terjadi karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan tidak selalu menguntungkan, kadang-kadang manusia bahkan dirugikan, oleh karenanya manusia selalu berusaha untuk selalu memperbaiki keadaan sekitarnya sesuai dengan kemampuannya. Nasri Noor, M.P.H 1997 menyimpulkan unsur lingkungan memegang peranan penting dalam menentukan terjadinya proses interaksi antara penjamu dan unsur penyebab dalam proses terjadinya penyakit. Adapun tiga komponenfaktor yang berperan dalam menimbulkan penyakit yaitu agent agenpenyebab yang merupakan penyebab penyakit pada manusia seperti nyamuk Aedes aegypti , host tuan rumahInduk semangpenjamupejamu adalah manusia yang ditumpangi penyakit, lingkungan environmental yaitu segala sesuatu yang berada di luar kehidupan organisme Genis Ginanjar, 2007.

1.5.5 Citra Quickbird

Penentuan daerah kerentanan demam berdarah memerlukan data penginderaan jauh yang mempunyai resolusi spasial yang tinggi yang mampu menyajikan data secara rinci. Data penginderaan jauh yang digunakan adalah Citra satelit Quickbird yang merupakan salah satu citra satelit yang memiliki resolusi tinggi yang dimiliki dan dioperasikan oleh Digital Globe , ukuran pixel mencapai 60 cm. Satelit ini menggunakan sensor BGIS 2000 dan memiliki saluran pankromatik dan multispektral Hery Purwanto, 2006. Citra Quickbird diluncurkan oleh Digital Globe pada tanggal 18 Oktober 2001 dengan mesin pendorong Boeing Delta II. Peluncuran dilakukan di Pangkalan Angkatan Udara, Vandenberg California. Ketinggian orbit 450 km, waktu orbit 93,5 menit melewati khatulistiwa 10:30 am dan kemiringan 97,2 o sun synchronus . Lebar liputan 16.5 x 16.5 km single scene . Digital Globe berhasil memodifikasi Quickbird untuk meningkatkan resolusi melalui pengaturan orbit terbang satelit, yakni dari 0.72 meter ke 0,61 meter pankromatik dan dari 2.88 meter ke 2.44 meter multispektral. Sejak diluncurkan dan pengambilan gambar pertama kali, Quickbird ini merupakan satelit komersial yang mempunyai resolusi tertinggi di dunia hingga saat ini. Citra ini mempunyai kemampuan menyimpan 11 bit per piksel 2048 gray scale ini berarti memberikan kualitas citra yang lebih baik karena gradasi keabuan mengalami peningkatan 8 kali dibandingkan tipe 8 bit yang dimiliki sebagian besar citra yang ada saat ini. Spesifikasi sensor Citra Quickbird dapat dilihat pada Tabel 1.4. Tabel I.4 Spesifikasi Sensor Citra Quickbird Karakteristik Keterangan Launch Date 18 Oktober 2001 Launch Vehicle Boeing Delta II Launch Location Vandenberg Air Force Base, California USA Orbit Altitude 450 Km Orbit Inclination 97.2 o sun synchronus Speed 7.1 Km Second – 25,560 Km Hour Equator Crossing Time 10:30 a.m. descen ling node Orbit Time 93.5 minutes Revisit Time 1 – 3.5 days depending on latitude Swath Width 16.5 Km x 16.5 Km Metric Accuracy 23 m horizontal CE90 Digitazion 11 bits Resolution Pan : 60 cm - 72 cm MS : 2.44 m – 2.88 m Image Bands Pankro Blue Green Red Near IR : 0.45 – 0.90 µm : 0.45 – 0.52 µm : 0.52 – 0.60 µm : 0.63 – 0.69 µm : 0.76 – 0.90 µm Sumber : Sistem Penginderaan Jauh Non Fotografi Hery Purwanto, 2007

1.5.6 Penelitian sebelumnya

Dokumen yang terkait

Determinan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Medan Tembung

18 122 186

Pengaruh Keadaan Iklim terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Medan

8 150 128

Prevalensi Demam Berdarah Dengue Di Kota Medan Berdasarkan Data Di Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2011

2 59 116

Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil

0 49 53

Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Dan Kegiatan Pemberantasannya Tahun 2003-2007

1 40 88

Hubungan Sosiodemografi dan Lingkungan Dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Tahun 2008

3 56 108

Analisis Tingkat Kerentanan Wilayah Terhadap Bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD) Dengan Menggunakan Analisis Tingkat Kerentanan Wilayah Terhadap Bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD) Dengan Menggunakan Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografi Di Kecam

0 7 15

Analisis Tingkat Kerentanan Wilayah Terhadap Bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD) Dengan Menggunakan Analisis Tingkat Kerentanan Wilayah Terhadap Bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD) Dengan Menggunakan Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografi Di Kecam

1 6 13

BAB 1 PENDAHULUAN Analisis Tingkat Kerentanan Wilayah Terhadap Bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD) Dengan Menggunakan Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografi Di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta.

1 8 28

ANALISIS TINGKAT KERENTANAN WILAYAH TERHADAP BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Analisis Tingkat Kerentanan Wilayah Terhadap Bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta.

0 0 14