Prevalensi Demam Berdarah Dengue Di Kota Medan Berdasarkan Data Di Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2011

(1)

PREV BERD

VALENSI D DASARKA

U

DEMAM B AN DATA D

FAKUL

UNIVERSI

BERDARA DI DINAS TAHUN

Oleh

Anita Fit

0901002

LTAS KED

ITAS SUM MEDA

2012

AH DENGU S KESEHA

2011

:

triani

286

DOKTERA

MATERA U AN

2

UE DI KOT ATAN KOT

AN

UTARA

TA MEDAN TA MEDAN N N


(2)

PREV BERD VALENSI D DASARKA satu sy U DEMAM B AN DATA D

arya Tu yarat untu

FAKUL

UNIVERSI

BERDARA DI DINAS TAHUN ulis Ilmiah k mempero Oleh Anita Fit 0901002 LTAS KED ITAS SUM MEDA 2012 AH DENGU S KESEHA 2011 ini diajuka oleh kelulu : triani 286 DOKTERA MATERA U AN 2

UE DI KOT ATAN KOT

an untuk m usan Sarjan AN UTARA TA MEDAN TA MEDAN memenuhi s na Kedokte N N salah eran


(3)

ABSTRAK

DBD telah muncul sebagai masalah kesehatan masyarakat internasional pada abad ke-21. Menurut WHO (2000) antara tahun 1975-1995 terdeteksi 102 negara dari 5 wilayah WHO, yaitu 20 negara di Afrika, 42 negara di Amerika, 7 negara di Asia Tenggara, 4 negara di Timur Tengah dan 29 negara di Pasifik Barat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi penyakit Demam Berdarah Dengue di kota Medan berdasarkan data di Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2011.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan metode cross-sectional, yaitu pengamatan terhadap sekumpulan objek dalam jangka waktu tertentu. Sample pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling yaitu semua pasien DBD yang terdata di Dinas Kesehatan Kota Medan pada tahun 2011.

Kelompok usia yang terbanyak menderita DBD adalah kelompok di bawah 10 tahun yaitu sebanyak 802 orang (33,8%), sementara kelompok usia yang paling rendah jumlah penderita DBD adalah kelompok 60 tahun keatas yaitu sebanyak 56 orang. Tidak ada perbedaan mencolok antara jumlah pasien laki-laki dan perempuan dalam penyakit DBD. Bulan terbanyak pasien DBD adalah bulan Januari yaitu sebanyak 306 orang (12,9%). Jumlah pasien DBD terendah ada pada kecamatan Medan Polonia dengan jumlah pasien 48 orang (2,0%) dan jumlah pasien DBD yang tertinggi di kecamatan Medan Denai yaitu 228 orang (9,6%). Prevalensi kasus pasti DBD di Dinas Kesehatan Kota Medan periode Januari s/d Desember 2011 yaitu sebanyak 0,083 %. Distribusi pasien DBD berdasarkan jenis kelamin umumnya tidak ada perbedaan yang jelas antara laki-laki dan perempuan, sementara berdasarkan usia terbanyak pada kelompok usia di bawah 10 tahun.


(4)

          ABSTRACT

DHF has emerged as an international public health problem in the 21st century. According to WHO (2000) between the years 1975-1995 were detected from 102 countries from 5 regions of WHO, there is 20 countries in Africa, 42 countries in America, 7 countries in southeast Asia, 4 countries in tehe Middle East and 29 countries in the western pacific.

This study aimed to determine the prevalence of dengue fever in Medan based on data in health department in 2011.

The study is a descriptive study with cross-sectional design, observation of objects in a set period of time. The Sample of this study were taken by total sampling from all of DHF patients in health department in 2011.

The most common group of age in DHF patients is age under 10 years with 802 patients ( 33,8% ), but the lowest group of age is > 60 years with 56 of patients. There is no difference between man and women`in DHF disease. On January is the most common DHF patients with 306 patients ( 12,9 % ). The lowest patients of DHF is in Polonia Medan area with 48 patients ( 2,0% ) and the highest patients of DHF is Denai Medan area with 228 patients ( 9,6 % ).

The prevalence of DHF in medan health department period January – Desember is 0,083% . the distribution of DHF patients based on gender , generally there is no difference between man and woman, but based on age, the most common age is under 10 years.


(5)

Kata pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas kehendak-Nya proposal karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Penulisan proposal karya mahasiswa ini bertujuan untuk mengikuti program karya tulis ilmiah dengan judul : ‘PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA MEDAN BERDASARKAN DATA DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN TAHUN 2011 ’’. selain sebangai karya tulis ilmiah, penulis juga ingin memaparkan sedikit tentang demam berdarah dengue itu sendiri.

Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan akan masih sedikitnya pengetahuan.Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya proposal karya mahasiswa ini dapat terselesaikan walaupun masih terdapat kekurangan di dalamnya. Karena itu, sepantasnya jika penulis mengucapakn terima kasih kepada:

 Allah swt yang memberikan ridho-Nya dan memberikan kesehatan kepada saya sehingga saya mampu untuk menyelesaikan KTI ini dengan waktu yang tepat.

 Dr.Rusdiana,M.Kes selaku dosen pembimbing saya yang memimbing saya dalam menyelesaikan KTI ini, dan tanpa lelah memberikan banyak masukan untuk perbaikan-perbaikan dalam menyusun KTI ini.

 Orang tua saya yang banyak memberikan dukungan baik dari doa, materi juga moral.

 Teman-teman satu kelompok KTI yang berjuang bersama dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dan teman baik penulis yang telah memberikan semangat agar penulis cepat menyelesaikan KTI ini.


(6)

Penulis menyadari karya mahasiswa ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar karya mahasiswa ini menjadi lebih baik dan berguna di masa yang akan datang.

Medan, 6 Desember 2012 Penulis

Anita Fitriani 090100286


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Abstrac ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Singkatan ... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1. Peneliti ... 3

1.4.2. Pembaca ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Demam Berdarah Dengue ... 5

2.1.1. Etiologi ... 5

2.1.2. Patogenesis dan Patofisiologi ... 6

2.1.3. Nyamuk Aedes Aegypti ... 7

2.1.4. Tanda dan Gejala Klinik ... 9

2.1.5. Mekanisme Penularan ... 10

2.1.6. Tempat Potensial bagi Penularan Nyamuk DBD ... 11


(8)

2.1.7. Pengobatan Penyakit DBD ... 11

2.1.8. Pencegahan Penyakit DBD ... 12

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 18

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 18

3.2. Variabel dan Defenisi Operasional ... 18

3.3 Cara Ukur ... 19

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 20

4.1. Jenis Penelitian ... 20

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 20

4.2.1. Waktu Penelitian ... 20

4.2.2. Lokasi Penelitian ... 20

4.3. Populasi dan Sampel ... 20

4.3.1. Populasi Penelitian ... 20

4.4. Tekhnik Pengumpulan Data ... 21

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 21

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22

5.1. Hasil Penelitian... 22

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 22

5.1.2. Karakteristik Individu... 22

5.1.3. Distribusi DBD Berdasarkan Usia... 23

5.1.4. Distribusi DBD Berdasarkan Jenis Kelamin... 23

5.1.5. Distribusi DBD Perbulannya Pada Tahun 2011... 24

5.1.6. Distribusi DBD Berdasarkan Kecamatan Tempat Tinggal ... 25

5.1.7. Perhitungan Prevalensi Kasus Pasti DBD Terhadap Kasus Diagnosis Awal... 26

5.2. Pembahasan... 26


(9)

5.2.2. Distribusi DBD Berdasarkan Jenis Kelamin... 27

5.2.3. Distribusi DBD Perbulannya Pada Tahun 2011... 27

5.2.4. Distribusi DBD Berdasarkan Kecamatan Tempat Tinggal ... 28

5.2.5. Prevalensi DBD di Dinas Kesehatan Kota Medan... 28

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 30

6.1. Kesimpulan... 30

6.2. Saran... 30


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

5.2.1. Distribusi DBD Berdasarkan Usia ... 23

5.2.2. Distribusi DBD Berdasarkan Jenis Kelamin ... 23

5.2.3. Distribusi DBD Perbulannya Pada Tahun 2011 ... 24


(11)

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Keterangan

BBLR Berat Badan Lahir Rendah

WHO World Health Organization

AKB Angka Kematian Bayi

ASEAN Association of South East Asia Nations SGA Small for Gestational Age

SDKI Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia TFR Totally Fertility Rate

AKI Angka Kematian Ibu

BBLER Bayi Berat Badan Ekstrim Rendah BBLSR Bayi Berat Lahir Sangat Rendah


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Data Frekuensi

Lampiran 3 Data Induk

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Lampiran 5 Surat Ethical Clearence


(13)

ABSTRAK

DBD telah muncul sebagai masalah kesehatan masyarakat internasional pada abad ke-21. Menurut WHO (2000) antara tahun 1975-1995 terdeteksi 102 negara dari 5 wilayah WHO, yaitu 20 negara di Afrika, 42 negara di Amerika, 7 negara di Asia Tenggara, 4 negara di Timur Tengah dan 29 negara di Pasifik Barat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi penyakit Demam Berdarah Dengue di kota Medan berdasarkan data di Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2011.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan metode cross-sectional, yaitu pengamatan terhadap sekumpulan objek dalam jangka waktu tertentu. Sample pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling yaitu semua pasien DBD yang terdata di Dinas Kesehatan Kota Medan pada tahun 2011.

Kelompok usia yang terbanyak menderita DBD adalah kelompok di bawah 10 tahun yaitu sebanyak 802 orang (33,8%), sementara kelompok usia yang paling rendah jumlah penderita DBD adalah kelompok 60 tahun keatas yaitu sebanyak 56 orang. Tidak ada perbedaan mencolok antara jumlah pasien laki-laki dan perempuan dalam penyakit DBD. Bulan terbanyak pasien DBD adalah bulan Januari yaitu sebanyak 306 orang (12,9%). Jumlah pasien DBD terendah ada pada kecamatan Medan Polonia dengan jumlah pasien 48 orang (2,0%) dan jumlah pasien DBD yang tertinggi di kecamatan Medan Denai yaitu 228 orang (9,6%). Prevalensi kasus pasti DBD di Dinas Kesehatan Kota Medan periode Januari s/d Desember 2011 yaitu sebanyak 0,083 %. Distribusi pasien DBD berdasarkan jenis kelamin umumnya tidak ada perbedaan yang jelas antara laki-laki dan perempuan, sementara berdasarkan usia terbanyak pada kelompok usia di bawah 10 tahun.


(14)

          ABSTRACT

DHF has emerged as an international public health problem in the 21st century. According to WHO (2000) between the years 1975-1995 were detected from 102 countries from 5 regions of WHO, there is 20 countries in Africa, 42 countries in America, 7 countries in southeast Asia, 4 countries in tehe Middle East and 29 countries in the western pacific.

This study aimed to determine the prevalence of dengue fever in Medan based on data in health department in 2011.

The study is a descriptive study with cross-sectional design, observation of objects in a set period of time. The Sample of this study were taken by total sampling from all of DHF patients in health department in 2011.

The most common group of age in DHF patients is age under 10 years with 802 patients ( 33,8% ), but the lowest group of age is > 60 years with 56 of patients. There is no difference between man and women`in DHF disease. On January is the most common DHF patients with 306 patients ( 12,9 % ). The lowest patients of DHF is in Polonia Medan area with 48 patients ( 2,0% ) and the highest patients of DHF is Denai Medan area with 228 patients ( 9,6 % ).

The prevalence of DHF in medan health department period January – Desember is 0,083% . the distribution of DHF patients based on gender , generally there is no difference between man and woman, but based on age, the most common age is under 10 years.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit demam berdarah (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegepti. DBD telah muncul sebagai masalah kesehatan masyarakat internasional pada abad 21, menurut WHO (2000) antara tahun 1975-1995 terdeteksi di 102 negara dari lima wilayah WHO, yaitu 20 negara di Afrika, 42 negara di Amerika, 7 negara di Asia Tenggara, 4 negara di Timur Tengah dan 29 negara di Pasifik Barat (Depkes RI, 2003).

Penyakit DBD pertama kali ditemukan di Manila (Philipina) pada tahun 1953 dan selanjutnya menyebar ke berbagai negara. Menurut Perkiraan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Center for Disease Control and Prevention), Amerika Serikat setiap tahun di seluruh dunia terjadi 50 juta-100 juta kasus DBD (Depkes RI, 2000). Kasus DBD di Indonesia menempati urutan kedua setelah Thailand. DBD pertama kali dicurigai di Surabaya pada tahun 1968 tetapi konfirmasi virologist baru diperoleh pada tahun 1972. Sejak itu penyakit DBD menyebar ke berbagai daerah di pelosok tanah air, kecuali yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut.

Sejak pertama kali ditemukan, jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat. Baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkau dan secara sporadik selalu terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). KLB terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Insiden Rate (IR) 35,19 per 100.000 penduduk dan Case Fatality Rate (CFR) 2%. Pada tahun 1999 IR menurun menjadi 10,17 per 100.000 penduduk, namun tahun-tahun berikutnya IR cenderung meningkat. Pada tahun 2000 IR 15,99 per 100.000 penduduk, tahun 2001 IR 21,66 per 100.000 penduduk, tahun 2002 IR 19,24 per 100.000 penduduk, tahun 2003 IR 23,87 per 100.000 penduduk. Dalam periode Januari – April 2004, terjadi letusan KLB di 188 kabupaten/kota dari 12 provinsi dengan jumlah kasus 53.719 kasus dan 590 orang meninggal dengan CFR 1,1%. Adapun 12 provinsi yang terjadi letusan


(16)

KLB adalah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Bali, NTB dan NTT (Depkes RI, 2004).

Penyakit DBD telah menyebar luas ke seluruh wilayah Provinsi Sumatera Utara sebagai Kejadian Luar Biasa ( KLB ) dengan angka kesakitan dan kematian yang relatif tinggi. Berdasarkan data di wilayah Provinsi Sumatera Utara terdapat 8 daerah endemis DBD, yaitu ; Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Asahan, Kota Tebing Tinggi, Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Karo. Angka kejadian DBD di Propinsi Sumatera Utara dalam lima tahun terakhir terus meningkat, tahun 2005 terjadi 3.790 kasus dengan kematian 68 orang, tahun 2006 terjadi 2.222 kasus dengan kematian 34 orang, tahun 2007 terjadi 4.427 kasus dengan kematian 41 orang, tahun 2008 terjadi 4.401 kasus dengan kematian 50 orang dan tahun 2009 terjadi 4.705 kasus dengan kematian 58 orang (Dinkes.Provinsi Sumut, 2010).

Dalam kurun waktu dua bulan (Januari - Pebruari 2010), dilaporkan sebanyak 10 orang meninggal dan 877 lainnya dirawat akibat terjangkit DBD di berbagai daerah di Sumatera Utara. Berdasarkan data yang diperoleh di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, kasus DBD terbanyak dilaporkan dari Kota Medan yakni 197 dirawat dan 1 orang meninggal. Kemudian, Deli Serdang 170 dirawat dan 3 orang meninggal, Pematang Siantar 129 dirawat dan 5 orang meninggal serta Tanjung Balai 9 dirawat dan 1 orang meninggal.

Kecamatan yang ada di Kota Medan semuanya sudah merupakan daerah endemis DBD. Kecamatan Medan Helvetia, Medan Johor, Medan Sunggal, Medan Kota, Medan Baru, Medan Amplas, Medan Denai, Medan Selayang, Medan Perjuangan dan Medan Petisah merupakan sepuluh kecamatan yang paling tinggi kasusnya. Adapun angka kejadian DBD di Kota Medan dalam lima tahun terakhir adalah sebagai berikut : tahun 2005 terjadi 1.960 kasus dengan kematian 24 orang, tahun 2006 terjadi 1.376 kasus dengan kematian 20 orang, tahun 2007 terjadi 1.917 kasus dengan kematian 18 orang, tahun 2008 terjadi 1.545 kasus dengan kematian 14 orang dan tahun 2009 terjadi 1.940 kasus dengan kematan 18 orang ( Dinkes Kota Medan, 2009).


(17)

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai prevalensi demam berdarah dengue (DBD) berdasarkan dinas kesehatan kota Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran prevalensi Demam Berdarah Dengue di kota Medan berdasarkan data di Dinas Kesehatan kota Medan tahun 2011?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui prevalensi penyakit Demam Berdarah Dengue di kota Medan berdasarkan data di Dinas Kesehatan kota Medan tahun 2011.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui prevalensi pasien DBD menurut usia.

2. Mengetahui prevalensi pasien DBD menurut jenis kelamin.

3. Mengetahui prevalensi pasien DBD menurut kejadian perbulannya dalam tahun 2011.

4. Mengetahui prevalensi pasien DBD menurut kecamatan tempat tinggal.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1.4.1 Peneliti

a. Peneliti akan mendapatkan informasi mengenai prevalensi penyakit DBD.

b. Peneliti memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan sesuatu penelitian. Selain itu peneliti dapat mengembangkan minat serta kemampuan membuat karya tulis ilmiah.


(18)

1.4.2 Pembaca

a. Memberikan informasi bagi pembaca menganai prevalensi DBD sehingga pembaca dapat mengtahui lebih lajut tentang DBD.

b. Memberikan informasi tambahan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya mengenai penyakit DBD.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah peyakit demam akut disertai dengan manifestasi perdarahan berpotensi menimbulkan syok dan dapat menyebabkan kematian umumnya menyerang pada anak <15 tahun, namun tidak tertutup kemungkinan menyerang orang dewasa. Tanda-tanda penyakit ini adalah demam mendadak 2 sampai dengan 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah. Lesu, gelisah, nyeri ulu hati. disertai tanda-tanda perdarahan di kulit (petechiae), lebam ( echymosis, ) atau ruam (purpura). Kadang-kadang mimisan, berak darah, kesadaran menurun atau renjatan (shock) (Depkes RI. 2003).

Menurut WHO dikenal penyakit Demam Dengue (DD). yaitu penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengan gejala-gejala seperti sakit kepala, sakit pada sendi, tulang dan otot. Sedangkan DBD ditunjukkan oleh 4 (empat) manifestasi klinis yang utama, demam tinggi, fenomena perdarahan, sering dengan hepatomegali dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi darah (WHO. 1997).

2.1.1. Etiologi

Penyakit demam berdarah dengue pada seseorang disebabkan oleh virus dengue termasuk famili Flaviviridae dan harus dibedakan dengan demam yang disebutkan virus Japanese Encephalitis dan Yellow Fever (demam kuning) (Soegijamu, 2003).

Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus dengue yang temasuk kelompok B Arthropoda Borne Virus (Arboviroses). Dikenal sebagai genus FIavivirus, famili Flaviviridae dan mempunyai 4 jeniss serotipe, yaitu : DEN-l. DEN-2,. DEN-3 dan DEN 4. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan anti bodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe yang lain tersebut. Keempat


(20)

serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi klinis yang berat. Serotipe DEN-3 berasal dari Asia ditemukan pada populasi dengan tingkat imun rendah dengan tingkat penyebaran yang tinggi, meski sudah diketahui sejak 300 tahun yang lalu penanggulangannya belum juga tuntas (Depkes RI 2004).

2.1.2 Patogenesis dan Patofisiologi

Virus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia 1ewat gigitan nyamuk Ae.aegypti atau Aedes albopictus. Virus merupakan mikroorganisme yang hanya dapat hidup di dalam sel hidup. Maka demi kelangsungan hidupnya, virus harus bersaing dengan sel manusia sebagai pejamu (host) terutama dalam mencukupi kebutuhan akan protein. Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan penjamu, bila daya tahan baik maka akan terjadi berlawanan dan tintbul antibody, namun bila daya tahan rendah maka perjalanan penyakit menjadi makin berat dan bahkan dapat menimbulkan kematian (Depkes RI. 2001). Organ sasaran dari virus adalah organ hepar nodus limfaticus, sumsum tulang, serta paru-paru. Data dari berbagai penelitian mnenunjukan bahwa sel-sel monosit dan makrofag mempunyai peranan besar pada infeksi ini. Dalam peredaran darah virus tesebut akan difagosit oleh se1 monosit perifer (Soegijanto, 2003).

Virus DEN mampu bertahan hidup dan mengadakan multifikasi di dalam sel tersebut. Infeksi virus Dengue dimulai dengan menempelnya virus genom yang masuk ke dalam sel dengan bantuan organel-organel sel, genom virus membentuk komponen-komponennya antara komponen struktural virus. Setelah komponen struktural dirakit virus dilepaskan dari dalam sel. Proses perkembangan virus DEN terjadi di sitoplasma sel. Infeksi oleh satu serotipe virus DEN menimbulkan imunitas protektif terhadap serotipe virus tersebut, tetapi tidak ada “cros protective” terhadap serotipe virus yang lain (Soegijanto. 2003).

Patogenesis DBD terdapat dua perubahan patofisiologi yang menyolok yaitu : meningkatnya permeabelitas yang mengakibatkan bocornya plasma ke dalam rongga pleura dan rongga peritoneal yang terjadi singkat (24-48jam),


(21)

hipovolemia dan terjadi syok. Hemostasis abnormal yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopenia dan koagulopati, mendahului terjadinya manifestasi perdarahaan (Depkes RI. 2003).

2.1.3. Nyamuk Aedes Aegypti

Aedes aegypti dikenal dengan sebutan black white mosquito atau tiger mosquito karena tubuhnya memiliki ciri khas yaitu adanya garis-garis dan bercak-bercak putih keperakan di atas dasar warna hitam. Sedangkan yang menjadi ciri khas utamanya adalah dua garis lengkung yang berwarna putih keperakan di kedua sisi lateral dan dua buah garis putih sejajar di garis median dari punggungnya yang berwarna dasar hitam (Soegeng, 2006).

Spesies nyamuk Aedes aegypti tersebar luas di dunia di daerah yang terletak antara 40° Lintang Utara dan 40° Lintang Selatan, dan hanya hidup pada suhu antara 8°-37° Celcius. Aedes aegypti hidup dan berkembang biak di tempat yang berair bersih. Masa pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa, sehingga termasuk metamorfosis sempurna (Wulandari, 2001).

A. Telur

Telur nyamuk Aedes aegypti berbentuk ellips atau oval memanjang, warna hitam, ukuran 0,5–0,8 mm, permukaan poligonal, tidak memiliki alat pelampung, dan diletakkan satu per satu pada benda–benda yang terapung atau pada dinding bagian dalam tempat penampungan air (TPA) yang berbatasan langsung dengan permukaan air. Telur yang dilepas, sebanyak 85% melekat di TPA, sedangkan 15% lainnya jatuh ke permukaan air. Telur nyamuk ini dalam keadaan kering mampu tetap hidup selama bertahun-tahun di berbagai tempat berair bersih. Nyamuk dewasa memerlukan waktu 7 hari untuk mengeluarkan telur (Soegeng, 2006).

B. Larva

Telur berkembang menjadi larva setelah 1-2 hari, larva nyamuk Aedes aegypti tubuhnya memanjang tanpa kaki dengan bulu-bulu


(22)

sederhana yang tersusun bilateral simetris. Larva ini dalam pertumbuhan dan perkembangannya mengalami 4 kali pergantian kulit (ecdysis), dan larva yang terbentuk berturut-turut disebut larva instar I, II, III, IV. Larva instar I, tubuhnya sangat kecil, warna transparan, panjang 1-2 mm, duri-duri (spinae) pada dada (thorax) belum begitu jelas, dan corong pernapasan (siphon) belum menghitam. Larva instar II dan III bertambah besar, ukuran 2,5 – 3,9 mm, duri dada belum jelas, dan corong pernapasan sudah berwarna hitam. Larva instar IV telah lengkap struktur anatominya dan tubuhnya dapat dibagi menjadi bagian kepala (chepal), dada (thorax), dan perut (abdomen) (Soegeng, 2006).

C. Pupa

Larva berkembang menjadi pupa selama 4–9 hari, pupa nyamuk Aedes aegypti bentuk tubuhnya bengkok, dengan bagian kepala–dada (cephalothorax) lebih besar bila dibandingkan dengan bagian perutnya, sehingga tampak seperti tanda baca ”koma”. Pada bagian punggung (dorsal) dada terdapat alat pernapasan seperti terompet. Pada ruas perut ke-8 terdapat sepasang alat pengayuh yang berguna untuk berenang. Alat pengayuh tersebut berjumbai panjang dan bulu di nomor 7 pada ruas perut ke–8 tidak bercabang (Soegeng, 2006).

D. Dewasa

Pupa berkembang menjadi dewasa setelah 2–3 hari, tubuh nyamuk dewasa Aedes aegypti tersusun dari tiga bagian, yaitu kepala, dada dan perut. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk dan antena yang berbulu. Bagian mulut nyamuk betina tipe penusuk–penghisap (piercing–sucking) dan termasuk lebih menyukai manusia (anthropophagus), sedangkan nyamuk jantan bagian mulutnya lebih lemah sehingga tidak mampu menembus kulit manusia, karena itu tergolong lebih menyukai cairan tumbuhan (phytophagus) (Soegeng, 2006).


(23)

2.1.4. Tanda dan Gejala Klinik

Menurut Soeaijanto (2003) gejala klinik utama pada DBD adalah deman dan manifestasi perdarahan baik yang timbul secara spontan maupun setelah uji torniquet.

Gejala klinik :

1. Demam tinggi mendadak yang berlangsung selama 2-7 hari 2. Manifestasi perdarahan

a. Uji torniquet positif

b. Perdarahan spontan berbentuk purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena.

3. Hepatomegali

4. Ranjatan, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (< 20 mmHg) atau nadi tak teraba, kulit dingin dan anak gelisah.

Menurut Depkes RI (2003), secara klinis ditemukan demam, suhu tubuh pada umumnya antara 39OC – 40 OC menetap 5 – 7 hari, pada fase awal demam terdapat ruam yang tampak di muka, leher dan dada. Selanjutnya pada fase penyembuhan suhu turun dan timbul patekia yang menyeluruh pada tangan dan kaki. Perdarahan pada kulit pada DBD terbanyak dilakukan uji tourniquet positif.

Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis WHO tahun 1997 terdiri dari kriteria dan laboratorium. Penggunaan kriteria ini dimaksudkan untuk mengurangi diagnosis yang tidak berhubungan dengan penyakit DBD (over diagnosis).

1. Kriteria klinis tersebut seperti demam tinggi tanpa sebab yang jelas yang berlangsung 2 - 7 hari. Terdapat manifestasi perdarahan yang ditandai dengan uji tourniquet positif, petechiae, echymosis, pupura, perdarahan mukosa, epitaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan melena, pembesaran hati. Adanya syok yang ditandai dengan nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan penderita tampak gelisah.

2. Kriteria laboratorium seperti trombositopenia 100.000 sel/ml atau kurang dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari peningkatan


(24)

hemotokrit 20% atau lebih. Dua kriteria klinis ditambah peningkatan hemotokrit cukup teknik menegakkan diagnosa klinss DBD.

WHO (1997) membagi derajat DBD dalam 4 (empat) tingkat, yaitu sebagai berikut:

 Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji tourniquet positif.

 Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan atau pendarahan lain.

 Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi menurun (< 20 mm Hg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab dan penderita menjadi gelisah.

 Derajat IV : Renjatan berat dengan nadi yang tidak dapat diraba dan tekanan darah yang tidak dapat diukur.

2.1.5. Mekanisme Penularan

Faktor-faktor yang memegang peranan dalam penularan infeksi virus dengue yaitu manusia, vektor perantara dan lingkungan. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Ae. aegypti. Nyamuk Aedes tersebut mengandung virus dengue pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8 - 10 hari (Extrinsic incubation period) sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada gigitan berikutnya. Virus dalam tubuh nyamuk betina dapat ditularkan kepada telurnya (transavaria transmition) namun perananya tidak penting (Suroso, 2000). Sekali virus dapat masuk dan berkembang biak dalam tubuh nyamuk maka nyamuk tersebut akan dapat menularkan virus selama hidupnya (infiktif). Dalam tubuh manusia virus memerlukan waktu tunas 4- 6 hari (intrinsik incubation period) sebelum menimbulkan penyakit.

Seseorang di dalam darahnya mengandung virus dengue menimpakan sumber penularan penyakit DBD. Virus dengue berada dalam darah selama 4 - 7 hari setelah 1 sampai 2 hari baru mulai demam. Bila penderita tersebut digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk ke dalam


(25)

lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar diberbagai jaringan tubuh nyamuk temasuk di dalam kelenjar liurnya.

Penularan ini dapat terjadi setiap nyamuk menusuk (menggigit), sebelum rnenghisap darah, nyamuk akan mengeluarkan air liur rnelalui saluran alat hisapnya (proboscis), agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus dengue dipindahkan kepada orang lain (Depkes RI, 2004c).

2.1.6. Tempat Potensial bagi Penularan Nyamuk DBD

Penularan nyamuk DBD dapat terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk penularnya. Tempat-tempat potensial untuk terjadinya penularan DBD adalah : Tempat-tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang datang dari berbagai wilayah sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa tipe virus dengue cukup besar yaitu :

1. Sekolah

Anak sekolah merupakan kelompok umur yang paling rentan untuk terserang penyakit DBD.

2. Puskesmas/Rumah sakit dan Unit pelayanan kesehatan lainnya

Orang datang dari berbagai wilayah dan kemingkinan diantaranya adalah penderita DBD, demam dengue (DD) atau carrier virus dengue.

3. Tempat-tetnpat umum lainnya :

a. Tempat-tempat perbelanjaan, pasar, restoran, hotel, bioskop dan tempat-tempat ibadah.

b. Wilayah rawan DBD (endemis) c. Pemukiman baru di pinggir kota.

Pada daerah ini penduduk umumnya berasal dari berbagai wilayah yang

2.1.7. Pengobatan Penyakit DBD

Haus dan dehidrasi terjadi akibat demam tinggi, anoreksia dan muntah. Sehingga masukan cairan per oral harus diberikan. Penggantian larutan elektrolit atau jus buah lebih dipilih dari pada air. Selama fase demam akut terdapat resiko kejang. Antipirektik dapat diberikan pada pasien hiperpireksia, terutama bagi


(26)

mereka yang memiliki riwayat kejang demam. Parasetamol lebih dipilih untuk menurunkan demam tetapi harus digunakan selama suhu tubuh lebih tinggi 39° C, tetapi tidak lebih dari 6 dosis dalam 24 jam (WHO, 1999).

Pasien harus diobservasi dengan ketat terhadap tanda–tanda syok. Periode kritis adalah transisi dari demam ke fase tidak demam, dimana biasanya terjadi setelah hari ketiga. Penentuan hematokrit adalah pedoman penting untuk terapi pada tahap ini, karena pemeriksaan ini secara tidak langsung menunjukkan derajat rembesan plasma dan menunjukkan kebutuhan terhadap cairan intravena. Peningkatan hematokrit harus didahului dengan perubahan tekanan darah dan nadi. Hematokrit harus ditentukan setiap hari dari hari ketiga penyakit sampai demam pasien berkurang selama 1 atau 2 hari (Hadinegoro, 1999).

Terapi cairan parenteral dapat diberikan di unit rehidrasi pasien rawat jalan untuk pasien yang demam, muntah, atau anoreksianya menimbulkan dehidrasi. Cairan yang digunakan untuk mengatasi dehidrasi dipilih sesuai dengan sifat kehilangan cairan, berupa cairan Kristaloid (Ringer Laktat, Ringer Asetat, dan NaCl) dan Koloid (Dekstran 40 dan Plasma). Antibiotik dapat diberikan apabila terjadi infeksi sekunder, untuk pemberian oksigen diberikan pada saat pasien syok atau pingsan (Soegeng, 2006).

2.1.8. Pencegahan Penyakit DBD

Sebagaimana telah diketahui Aedes aegypti merupakan vektor utama penyakit DBD. Untuk mengatasi penyakit DBD sampai saat ini belum ada cara yang efektif, karena sampai saat ini masih belum ditemukan obat anti virus dengue. Oleh karena itu perlu dipikirkan cara penanggulangan penyakit DBD dengan melalui pengendalian terhadap nyamuk Aedes aegypti. (Dinkes Medan, 2010).

A. Pengendalian Secara Lingkungan menurut WHO (2004), adalah: 1. Tempat penyimpanan air

Sumber utama perkembangbiakan Aedes aegypti disebagian besar daerah perkotaan di Asia Tenggara adalah wadah penyimpanan air untuk kebutuhan rumah tangga yang mencakup gentong air dari tanah liat, dan


(27)

tempat–tempat penampungan air lainnya yang dapat menampung 200 liter air.

Jika persediaan air pipa tidak ada dan hanya keluar pada jam–jam tertentu atau tekanan airnya rendah, ada anjuran untuk menyimpan air dalam berbagai jenis wadah. Hal ini akhirnya akan memperbanyak tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Sebagian besar wadah yang digunakan memliki ukuran yang besar dan berat dan tidak mudah untuk dibuang dan dibersihkan.

2. Pot / vas bunga dan jebakan semut

Pot bunga, vas bunga, dan jebakan semut merupakan tempat utama perkembangbiakan Aedes aegypti. Benda–benda tersebut harus dilubangi untuk saluran air keluar. Tindakan lainnya, bunga hidup dapat ditempatkan di atas wadah yang berisi pasir atau air. Bunga tersebut harus diganti dan dibuang setiap minggu dan vas digosok serta dibersihkan sebelum dipakai kembali.

3. Bagian luar bangunan

Desain bangunan penting untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Pipa aliran air talang atap sering tersumbat dan menjadi lokasi perkembangbiakan nyamuk. Dengan demikian perlu dilakukan pemeriksaan berkala terhadap bangunan selama musim hujan untuk menemukan lokasi potensial perkembangbiakan.

4. Pembuangan sampah padat

Sampah padat, seperti kaleng, botol, ember, atau benda tak terpakai lainnya yang berserakan di sekeliling rumah harus dibuang dan dikubur di tempat penimbunan sampah. Barang–barang pabrik dan gudang yang tak terpakai harus disimpan dengan benar sampai saatnya dibuang. Peralatan rumah tangga dan kebun (ember, mangkuk, dan alat penyiram tanaman) harus disimpan dalam kondisi terbalik untuk mencegah tergenangnya air. Botol kaca, kaleng, dan wadah lainnya harus ditimbun di tempat penimbunan sampah atau dihancurkan dan didaur ulang untuk industri.


(28)

5. Ban bekas

Ban bekas kendaraan merupakan lokasi utama perkembangbiakan nyamuk Aedes aegytpi di daerah pertokoan sehingga menimbulkan suatu masalah kesehatan masyarakat yang penting. Depot ban bekas harus tertutup untuk mencegah tergenangnya air hujan dalam ban.

6. Pengisian rongga pada pagar

Pagar yang terbuat dari kayu berongga seperti bambu harus dipotong di bagian ruasnya, dan rongga yang tampak harus diisi dengan pasir, pecahan kaca, atau beton agar tidak menjadi habitat Aedes aegypti.

B. Pengendalian Secara Kimiawi menurut WHO (2004), adalah: 1. Pemberian larvasida kimiwawi

Pemberian larvasida pada nyamuk Aedes aegypti biasanya terbatas pada wadah air yang digunakan di rumah tangga yang tidak dapat dihancurkan, dimusnahkan, ataupun dikelola. Larvasida kimiawi paling baik digunakan dalam situasi saat hasil surveilans penyakit dan vektor menunjukan adanya periode tertentu yang memiliki rasio tinggi.

2. Butiran pasir temefos 1%

Butiran pasir temefos 1% diberikan pada wadah dengan menggunakan sendok plastik penakar untuk memberikan dosis 1 ppm. Dosis ini terbukti ampuh untuk 8–12 minggu, terutama dalam gentong tanah liat yang memiliki lubang aliran, dalam pola penggunaan air yang normal.

3. Pengaturan pertumbuhan serangga

Pengatur pertumbuhan serangga (insect growth regulator, IGRs) akan mengganggu perkembangan tahap imatur nyamuk dengan memutus sintensis kitin selama proses pergantian kulit atau pada saat pembentukan pupa atau dalam proses pengalihan ke nyamuk dewasa.

4. Pengasapan wilayah

Metode ini melibatkan pengasapan droplet–droplet kecil insektisida ke dalam udara untuk membunuh nyamuk dewasa, teknik ini sudah dijadikan metode utama pengendalian DBD di beberapa negara selama 25 tahun.


(29)

Sayangnya, hasilnya tidak begitu memuaskan, ditunjukkan dengan adanya peningkatan dramatis insidensi DBD dalam waktu yang bersamaan.

5. Pengasapan dengan uap panas

Pengasapan dengan uap panas mengandung insektisida yang biasanya diproduksi saat formulasi yang sesuai berkondensasi setelah diuapkan dalam suhu yang tinggi. Umumnya, mesin pengasapan dengan uap panas menerapkan prinsip denyut resonansi untuk menghasilkan gas panas (di atas 200°C) dengan kecepatan tinggi. Gas ini akan mengatominasi formula insektisida dengan cepat sehingga langsung menguap dan berkondensasi dengan cepat. Formulasi pengasapan dengan uap panas dapat didasarkan pada minyak atapun air. Formulasi yang di dasarkan pada minyak (diesel) akan menghasilkan kabut asap putih yang tebal, sedangkan yang didasarkan pada air akan menghasilkan kabut tipis berwarna.

6. Penerapan dari rumah ke rumah dengan menggunakan peralatan yang portabel

Unit pengasapan yang portabel dapat digunakan jika wilayah yang akan ditangani tidak terlalu besar atau wilayah yang tidak dapat digunakan mesin diatas kendaraan secara efektif. Peralatan ini ditujukan untuk penggunaan luar ruangan yang terbatas dan untuk ruangan yang tertutup (bangunan) dengan ukuran tidak kurang dari 14 m³.

7. Pengasapan dari kendaraan

Kendaraan bergenarator aerosol dapat digunakan untuk daerah perkotaan atau pinggiran kota dengan kondisi jalan yang baik. Satu mesin dapat mencakup 1.500–2.000 rumah (kurang dari 80 ha) sehari. Waktu terbaik untuk menerapkannya adalah pada pagi hari atau sore hari.

C. Pengendalian Secara Biologis menurut WHO (2004), adalah: 1. Ikan

Ikan pemakan larva (Gambusia affinis dan Poecillia reticulata) sebagai predator pemangsa nyamuk Aedes aegypti. Sudah semakin banyak digunakan untuk mengendalikan nyamuk Aedes aegypti di kumpulan air yang banyak atau dikontainer air yang besar di negara–negara Asia


(30)

Tenggara. Kegunaan dan efisiensi alat pengendali ini bergantung pada jenis pelampung yang dipakai.

2. Bakteri

Ada dua spesies bakteri penghasil endotoksin, Bacillus thuringiensis streotipe H-14 (Bt.H-14) dan Bacillus sphaerius (Bs) adalah agens yang efektif untuk mengendalikan nyamuk. Bt.H-14 terbukti paling efektif terhadap nyamuk Aedes stephensi dan Aedes aegypti, sedang kan Bs paling efektif terhadap nyamuk Cullex quinquefasciatus. Bt.H-14 memiliki kadar toksisitas yang sangat rendah terhadap mamalia dan telah diterima sebagai preparat pengendali populasi nyamuk dalam penampung air untuk kebutuhan rumah tangga.

3. Perangkap telur autosidal

Metode perangkap telur autosidal (perangkap telur pembunuh) menunjukkan hasil yang memuaskan sebagai alat pengendali dalam pemberantasan nyamuk Aedes aegypti. Hasil lebih baik diharapkan jika jumlah larva yang potensial berkurang, atau semakin banyak perangkap autosidal yang ditempatkan di wilayah pengawasan. Akan tetapi, keberhasilan penerapan metode perangkap nyamuk autosidal ini bergantung pada jumlah alat yang dipasang, lokasi pemasangan, dan daya tarik bagi nyamuk Aedes aegypti betina sebagai tempat bertelur.

D. Perlindungan Diri menurut WHO (2004), adalah: 1. Pakaian pelindung

Pakaian mengurangi resiko tergigit nyamuk, jika pakaian cukup tebal atau longgar. Baju lengan panjang dan celana panjang dengan kaus kaki dapat melindungi tangan dan kaki, yang merupakan tempat paling sering terkena gigitan nyamuk. Menambahkan zat kimia pada pakaian, misalanya dengan permentrin, merupakan tindakan yang sangat efektif untuk mencegah gigitan nyamuk

2. Tikar, obat nyamuk bakar, dan aerosol

Produk insektida untuk konsumsi rumah tangga, seperti obat nyamuk bakar, semprotan piretrum, dan aerosol sudah banyak dipakai untuk


(31)

perlindungan diri terhadap nyamuk. Raket beraliran listrik dan obat nyamuk beraroma merupakan temuan baru yang praktis dipasarkan disemua daerah perkotaan.

3. Insektisida untuk kelambu dan gorden

Kelambu yang diberi insektisida (insecticide-treated mosquito nets, ITMN) kegunaannya sangat terbatas dalam program pengendalian penyakit DBD karena nyamuk Aedes aegypti mengigit di siang hari. Akan tetapi, kelambu ini dapat memberikan pelindungan yang efektif bagi bayi dan orang yang tidur di siang hari.


(32)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

3.2. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel terikat (dependent variabel) adalah kejadian DBD sedangkan variabel bebas (independent variabel) adalah umur jenis kelamin, kejadian perbulannya dalam tahun 2011, kecamatan tempat tinggal.

Defenisi operasional :

1. Pasien DBD adalah Pasien yang diagnosis awal DBD.

2. DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Sering kali disertai dengan sakit kepala, nyeri tulang atau sendi dan otot, ruam dan leukopenia sebagai gejalanya.

3. Prevalensi adalah jumlah orang dalam populasi yang menderita suatu penyakit atau kondisi pada waktu tertentu, pembilangan dari angka ini adalah jumlah kasus yang ada dengan kondisi pada waktu tertentu dan penyebutnya adalah populasi total.

Pasien DBD di Kota   Medan

Prevalensi menurut pasien 

1. Umur 

2. Jenis kelamin 

3. Kejadian perbulannya  dalam tahun 2011 


(33)

4. Karakteristik pasien adalah

 Umur

 Jenis kelamin

 Kejadian perbulannya dalam tahun 2011

 Kecamatan tempat tinggal

3.3. Cara Ukur

Pengukuran dilakukan dengan metode data sekunder di Dinas Kesehatan Kota Medan.


(34)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui prevalensi DBD di Dinas Kesehatan Kota Medan. Distribusi prevalensi DBD berdasarkan usia, jenis kelamin, kejadian perbulannya dalam tahun 2011, dan kecamatan tempat tinggal. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode cross-sectional. yaitu pengamatan terhadap sekumpulan objek dalam jangka waktu tertentu.

4.2. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN 4.2.1. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan September tahun 2012 hingga bulan November tahun 2012.

4.2.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Dinas Kesehatan kota Medan .

4.3. POPULASI DAN SAMPLE

4.3.1. Populasi

Populasi target penelitian adalah semua penderita DBD yang terdiagnosis DBD di Dinas Kesehatan Kota Medan, populasi terjangkau penelitian adalah semua penderita DBD yang di Dinas Kesehatan Kota Medan pada tahun 2011.

Sample pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling bahwa semua pasien DBD yang terdata di Dinas Kesehatan Kota Medan pada tahun 2011 di pilih sebagai sample dalam penelitian ini.


(35)

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang di kumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder,yaitu data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Medan pada tahun 2011. Seluruh subjek dalam populasi terjangkau dimasukkan sebagai sample dalam penelitian ini dengan teknik total sampling.dari masing-masing sample ditabulasi faktor resiko DBD.data mengenai faktor-faktor resiko DBD tersebut merupakan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan bantuan program SPSS for windows. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan menggunakan analisis frekuensi.


(36)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan atau yang biasa disingkat dengan DKK Medan terletak di Jalan Rotan No. 1 Komplek Petisah Medan, dinas ini membawahi 39 Puskesmas induk (13 Puskemas rawat dan 26 Puskesmas rawat jalan) dan 41 Puskesmas pembantu (Pustu) yang terletak di 21 kecamatan se-Kota Medan. Di samping itu DKK Medan mempunyai unit pelayanan teknis yaitu gudang farmasi yang terletak di pekan pelabuhan kecamatan Medan Labuhan, Laboratorium kesehatan lingkungan yang terletak di Jalan Ibus Raya dan klinik spesialis Bestari yang juga terletak di Jalan Ibus Raya.

5.1.2. Karakteristik Individu

Jumlah sampel yang direncanakan dalam penelitian ini adalah 2.373 orang. Sampel dipilh dengan mengambil data yang tertulis bahwa diagnosis awal sampel adalah DBD. Untuk menghitung nilai prevalensi, kesemua sampel diperlukan dengan jumlah pasien yang menderita DBD adalah sebanyak 2.373 dan dari jumlah itu sebanyak 1.190 orang adalah laki-laki dan 1.183 adalah perempuan.


(37)

5.1.3. Distrribusi DBD Berdasarkan Usia

Pada penelitian ini, telah dilakukan perhitungan terhadap usia pasien DBD dan hasil yang didapatkan ditampilkan pada tabel berikut ini :

Usia Frekuensi Persen (%)

< 10 802 33.8

11-20 674 28.4 21-30 389 16.4 31-40 221 9.3 41-50 152 6.4

51-60 79 3.3

>60 56 2.4 Total 2373 100.0

Tabel 5.1. Distribusi DBD Berdasarkan Usia

Kelompok usia yang terbanyak menderita DBD adalah kelompok di bawah 10 tahun yaitu sebanyak 802 orang (33,8%). Sementara kelompok usia yang paling rendah jumlah penderita DBD adalah kelompok 60 tahun keatas yaitu sebanyak 56 orang (2,4%).

5.1.4. Distribusi DBD Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada penelitian ini, karakteristik pasien DBD berdasarkan jenis kelamin dapat digambarkan pada tabel berikut :

Jenis Kelamin Frekuensi Persen (%)

Laki-Laki 1.190 50,1

Perempuan 1.183 49,9

Total 2.373 100,0 Tabel 5.2. Distribusi DBD berdasarkan jenis kelamin


(38)

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa 1.190 orang (50,1%) pasien DBD adalah laki-laki. Pasien perempuan adalah sebanyak 1.183 orang (49,9%). Dalam hal ini, tidak ada perbedaan mencolok antara jumlah pasien laki-laki dan perempuan dalam penyakit DBD. Walaupun pasien perempuan 7 orang lebih sedikit dari pasien laki-laki.

5.1.5. Distribusi DBD Perbulannya Pada Tahun 2011

Salah satu komponen yang diteliti dalam penelitian ini adalah distribusi pasien DBD pada tahun 2011. Ternyata dalam penelitian ini terlihat bahwa bulan terbanyak pasien DBD adalah bulan Januari yaitu sebanyak 306 orang (12,9%). Gambaran yang lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :

Bulan Frekuensi Persen (%)

Januari 306 12,9

Februari 297 12,1

Maret 217 9,1 April 145 6,1 Mei 136 5,7 Juni 131 5,5 Juli 184 7,8

Agustus 170 7,2

September 129 5,4

Oktober 140 5,9

November 262 11,0

Desember 266 11,2

Total 2373 100,0 Tabel 5.3 Distribusi penderita DBD Perbulannya Pada Tahun 2011


(39)

5.1.6. Distribusi DBD Berdasarkan Kecamatan Tempat Tinggal

Di bawah ini adalah jumlah pasien yang menderita DBD pada tahun 2011 berdasarkan tempat tinggal.

Kecamatan Frekuensi Persen (%)

Medan Tuntungan 120 5,1

Medan Selayang 75 3,2

Medan Sunggal 156 6,6

Medan Helvetia 155 6,5

Medan Petisah 73 3,1

Medan Barat 124 5,2

Medan Timur 102 4,3

Medan Perjuangan 82 3,5

Medan Tembung 149 6,3

Medan Deli 142 6,0

Medan Labuhan 74 3,1

Medan Johor 134 5,6

Medan Marelan 115 4,8

Medan Belawan 80 3,4

Medan Amplas 150 6,3

Medan Denai 228 9,6

Medan Area 68 2,9

Medan Kota 135 5,7

Medan Maimun 61 2,6

Medan Polonia 48 2,2

Medan Baru 102 4,3

Total 2373 100,0 Tabel 5.4 Distribusi DBD berdasarkan Kecamatan tempat tinggal


(40)

Di Kota Medan terdapat sebanyak 21 kecamatan, jumlah pasien DBD terendah ada pada kecamatan Medan Polonia dengan jumlah pasien 48 orang (2,0%) dan jumlah pasien DBD yang tertinggi di kecamatan Medan Denai yaitu 228 orang (9,6%).

5.1.7. Perhitungan Prevalensi Kasus Pasti DBD Terhadap Kasus Diagnosis Awal

DBD di Dinas Kesehatan Kota Medan periode Januari s/d Desember 2011. Dari hasil penelitian dapat dilakukan perhitungan prevalensi berdasarkan rumus berikut (Timmereck, 2011):

Prevalensi = X × 100 % Y

= 2.373 × 100 % 2.846.222

= 0,083%

5.2 Pembahasan

5.2.1. Distribusi DBD Berdasarkan Usia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2(dua) kelompok usia yang paling banyak menderita DBD yaitu kelompok di bawah 10 tahun sebanyak 802 orang dan kelompok 11-20 tahun sebanyak 674 orang. Kelompok 21-30, 31-40, 41-50, 51-60, masing-masing sebanyak 389 orang, 221 orang, 152 orang, 79 orang dan jumlah kelompok yang paling sedikit menderita DBD yaitu kelompok 60 tahun ke atas sebanyak 56 orang. Ini menunjukkan bahwa hasil penelitian lebih mengarah ke transmisi DBD lebih banyak terjadi pada anak. Anak didefinisikan sebagai manusia yang berusia dari hari pertama kelahiran s/d 20 tahun. Di bagi lagi atas beberapa kelompok yaitu neonatus (bawah 1 bulan), postneonatus (1 bulan – 11 bulan), anak bawah lima tahun (1 tahun s/d 5 tahun), middle childhood


(41)

(6 tahun – 11 tahun), dan remaja yang berusia 12 tahun s/d 20 tahun (Behrman, 2007; Stanton, 2007).

Teori penyakit menyebut bahwa anak merupakan kelompok yang paling mudah menderita penyakit ini, karena sistem imun mereka belum cukup matang dan kuat untuk melawan penyakit ini (Halstead, 2007). Penelitian yang dilakukan sebelumnya juga ada menyebutkan pada hasil penelitian tersebut, anak merupakan kelompok usia terbanyak menderita DBD, terutama anak berusia 2 tahun s/d 18 tahun (Witayathawornwong, 2005; Nimmanitya, 2009). Walaupun begitu, orang dewasa juga dapat menderita penyakit ini, walaupun jumlahnya jauh lebih kecil dibanding anak (Peters, 2008).

5.2.2. Distribusi DBD Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian ini, pasien laki-laki DBD berjumlah 1.190 orang, perempuan berjumlah 1.183 orang. Dapat dikatakan disini bahwa tidak ada perbedaan yang jelas antara jumlah pasien DBD yang jenis kelaminnya laki-laki maupun perempuan. Dalam hal ini, hasil juga menunjukkan bahwa resiko menderita DBD adalah sama bagi laki-laki maupun perempuan. Dalam teori dan penelitian sebelumnya, juga terbukti tidak ada hubungan antara resiko menderita DBD dengan jenis kelamin. Dapat disimpulkan juga resiko transimisi DBD adalah sama antara laki-laki maupun perempuan (Halstead, 2007; Peters, 2008; Nimmanitya, 2009). Disini hasil penelitian adalah sama seperti teori yang ada sebelumnya.

5.2.3. Distribusi DBD Perbulannya Pada Tahun 2011

Penyebaran DBD terjadi pada musim hujan dimana takungan air hujan menjadi tempat yang sesuai untuk nyamuk aedes berkembangbiak (Witayathawornwong, 2005; Peters, 2008; Nimmanitya, 2009). Nyamuk yang banyak menyebabkan transimisi virus dengue pada penderita DBD (Kowalski, 2007; Nene, 2007; Supartha, 2008). Data curah hujan di Kota Medan pada tahun 2011 yang dikeluarkan oleh Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menunjukkan musim hujan berlaku pada bulan Januari, September, Oktober,


(42)

November, dan Desember. Curah hujan juga dilaporkan tinggi pada bulan Maret dan Mei, namun bulan tersebut cuacanya agak kering.

Secara teori nyamuk aedes mudah berkembangbiak pada cuaca yang lembab dan banyak curah hujan. Cuaca kering merupakan kondisi yang tidak optimum untuk berkembangbiak nyamuk aedes (Kowalski, 2007; Nene, 2007; Roose, 2008). Ternyata dalam penelitian ini terlihat bahwa jumlah pasien DBD sangat banyak pada bulan yang curah hujannya tinggi seperti Januari, September, Oktober, November dan Desember. Bulan-bulan ini bukan saja banyak curah hujannya, akan tetapi dilaporkan kelembaban udaranya lembab. Kondisi ini merupakan kondisi optimum untuk aedes berkembangbiak. Hasil penelitian ini nampaknya sesuai seperti teori-teori yang diatas.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan tahun 2010, kasus DBD paling banyak terjadi pada bulan November 2010 sebanyak 455 orang, sedangkan tahun 2011 kasus DBD paling banyak terjadi pada bulan Januari. Sedangkan kasus DBD paling sedikit terjadi pada bulan Mei 2010 sebanyak 135 orang, tahun 2011 kasus DBD paling sedikit terjadi bulan Juni sebanyak 131 orang.

5.2.4. Distribusi DBD Berdasarkan Kecamatan Tempat Tinggal

Dari segi daerah tempat tinggal, dalam penelitian ini didapatkan kecamatan Medan Denai sebagai kecamatan yang mencatatkan prevalensi DBD yang tertinggi sebanyak 228 orang (9,6%). Di kecamatan Medan Denai banyak terjadi kasus DBD karena masyarakatnya kurang memperhatikan lingkungan tempat tinggal.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan tahun 2010, terjadi kenaikan jumlah kasus yang menderita DBD di Kecamatan Medan Denai sebanyak 204 orang DBD dibandingkan tahun 2011 sebanyak 228 orang DBD. Pada tahun 2010 prevalensi DBD tertinggi terjadi di Kecamatan Medan Marelan sebanyak 279 orang DBD.

5.2.5. Prevalensi DBD di Dinas Kesehatan Kota Medan

Pada penelitian ini, telah dilakukan perhitungan untuk mendapatkan prevalensi DBD. Hasil prevalensi DBD yang didapatkan di Dinas Kesehatan Kota


(43)

Medan tahun 2011 adalah 0,083%. Jumlah ini menurun dibandingkan prevalensi DBD berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2010 yaitu 0,148%.

Dalam hal ini, jumlahnya mungkin dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah sikap masyarakat yang malas untuk membersihkan wadah penampungan air hingga menjadi tempat berkembangbiak nyamuk aedes yang menjadi faktor penularan penyakit ini. Kurangnya sikap untuk memproteksi diri dari gigitan nyamuk, misalnya mengoleskan krim anti nyamuk ke tubuh dan tidur dalam kelambu dapat mengurangi terjadinya peningkatan resiko DBD (Kusriastuti, 2010). DBD juga dilaporkan meninggi kasusnya di perumahan yang padat dan didaerah tropis yang lembab dan sering hujan. Kedua hal ini dapat menyebabkan mudahnya seseorang menderita DBD (Nimmanitya, 2009).


(44)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang prevalensi DBD di Dinas Kesehatan Kota Medan, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Prevalensi kasus pasti DBD terhadap kasus diagnosis awal DBD di Dinas Kesehatan Kota Medan periode Januari s/d Desember 2011 yaitu sebanyak 0,083 %.

2. Distribusi pasien DBD berdasarkan jenis kelamin umumnya tidak ada perbedaan yang jelas antara laki-laki dan perempuan.

3. Distribusi DBD berdasarkan usia terbanyak pada kelompok usia di bawah 10 tahun yaitu sebanyak 802 orang.

4. Pada tahun 2011 kasus DBD terbanyak adalah pada bulan Januari yaitu sebanyak 306 orang.

5. Distribusi DBD berdasarkan kecamatan terbanyak yang menderita DBD adalah Medan Denai sebanyak 228 orang (9.6%), dan kecamatan penderita DBD paling sedikit adalah Medan Polonia sebanyak 48 orang (2.2%.).

6.2. Saran

Adapun saran yang dianjurkan bagi penelitian berikutnya adalah :

1. Mengkaji faktor-faktor lain yang berkaitan terhadap peningkatan jumlah penyakit DBD.

2. Mengkaji karakteristik lain pada penderita DBD, misalnya status nutrisi, status daya tahan tubuh, dan lain-lain.

3. Masyarakat diharapkan supaya memperhatikan status kesehatan masing - masing dan segera mendapatkan pertolongan di Puskesmas, Praktik Dokter ataupun Rumah Sakit jika mereka mendapatkan tanda-tanda DBD pada tubuh mereka.


(45)

4. Masyarakat juga diharapkan supaya lebih berpartisipasi dalam usaha mencegah penularan DBD dengan harapan pencegahan yang lebih baik dapat menurunkan insiden dan prevalensi penyakit DBD.

5. Petugas kesehatan diharapkan semakin meningkatkan usaha penyuluhan supaya masyarakat lebih peduli terhadap kepentingan mendeteksi dini penyakit DBD dan seterusnya dapat mengurangi angka mortalitas dan morbiditas penyakit ini.

6. Pada penelitian yang akan datang diharapkan mahasiswa meneliti lebih banyak lagi faktor-faktor yang berperan dalam penyakit DBD.

Selain itu saran yang dianjurkan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan antara lain :

1. Melengkapi data yang dibuat untuk kemudahan pendidikan, dan penelitian.

2 Membuat sistem yang lebih teratur dalam pencatatan, misalnya data disimpan secara elektronik untuk memudahkan pencarian dan penyimpanan.


(46)

Daftar Pustaka

Depkes RI. 1995, Pokok-pokok Kegiatan dan Pengelolaan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue, Ditjen PPM dan PL, Jakarta.

Depkes RI. 2004. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia, Dirjen P2M dan PL Depkes RI, Jakarta.

Depkes RI. 2010. Buletin Jendela Epidemiologi Demam Berdarah Dengue, Dirjen P2M dan PL Depkes RI, Jakarta.

Dinkes Medan. 2010. Profil Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2009, Pemerintah Kota Medan.

Dinkes Medan. 2011. Profil Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2010, Pemerintah Kota Medan.

Hadinegoro, S. 1999. Demam Berdarah Dengue. Pelatihan Bagi Pelatih Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Tatalaksana Kasus DBD. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Kliegman R.M., Behrman R.E., Jenson H.B., Stanton B.F., 2007. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-18. United States of America: Saunders Elsevier.

Kowalski, H., 2007. Draft Genome Sequence from Aedes aegypti, Mosquito Responsible for Yellow Fever, Dengue Fever. J. Craig Venter Institute.

Kusriastuti R., 2010. Data Kasus DBD Per Bulan di Indonesia Tahun 2010, 2009 dan Tahun 2008. Direktur PPBB.


(47)

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Nene, V., 2007, Genome Sequence of Aedes aegypti, a major arbovirus. Dalam: Science, Vol. 316: 1718-1723.

Nimmannitya, S., 2009. Dengue & Dengue Hemorhagic Fever. In: Cook, G.C., Zumila, A.I., ed., 2007. Manson’s Tropical Disease, 22nd ed. USA: Elsevier.

Notoatmodjo, S. 2003 . Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 118-132.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 88-92.

Notoatmodjo, S. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 139-142.

Peters, C.J., 2008. Infections Caused by Arthropod-and-Rodent-Borne Viruses. In: Fauci, A.S., 2008. Harrison’s Priciples of Internal Medicine, Volume 1. 17th ed. USA: McGraw-Hill: 1226-1239.

Roose, A., 2008. Hubungan Sosiodemografi dan Lingkungan Dengan KEjadian Demam Dengue Berdarah (DBD) DI Kecamatan Bukit Raya Kota PekanBaru Tahun 2008. USU Repository, Medan.

Soegeng, S. 2006. Demam Berdarah Dengue Naskah Lengkap. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


(48)

Supartha, I.W., 2008. Pengendalian terpadu Vektor Virus Demam Berdarah Dengue, Aedes aegypti (Linn.) & Aedes Albopictus (skuse) (Diptera:Culicidaer). Universitas Udayana, Denpasar.

Timmereck, T.C., 2001. Epidemiologi, Suatu Pengantar. Edisi terjemahan. Republik Indonesia: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Witayathawornwong, P., 2005. DHF in Infants & Older Children: A Comparative Study. Dalam: The Southeast Asian Journal of Tropical Medicine & Public Health. Vol. 36 No. 4.

Wulandari, T. 2001. Vektor Demam Berdarah dan Penanggulangannya. In: Mutiara Medika, Vol. I, Fakultas Kedokteran Universtas Gajah Mada, Yogyakarta, 27-30.

WHO. 1999. Demam Berdarah Dengue: Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan Pengendalian. Jakarta: EGC.

WHO. 2004. Panduan Lengkap Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Jakarta: EGC.

WHO. 2008. Dengue/DHF Situation of Dengue Haemorrhagic Fever in the South-East Asia Region Variable andemicty for DF/DHF in countries of SEA Region. Available from:

http://www.searo.who.int/en/Section10/Section332_110.htm. [Accesed 19 Mei 2012].


(49)

LAMPIRAN

Frequencies

N Valid 2373

Missing 0

JenisKelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 1190 50.1 50.1 50.1

Perempuan 1183 49.9 49.9 100.0

Total 2373 100.0 100.0

Frequencies Statistics

Bulan

N Valid 2373

Missing 0

Bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Januari 306 12.9 12.9 12.9

Februari 287 12.1 12.1 25.0

Maret 217 9.1 9.1 34.1

April 145 6.1 6.1 40.2

Mei 136 5.7 5.7 46.0

Juni 131 5.5 5.5 51.5

Juli 184 7.8 7.8 59.2

Agustus 170 7.2 7.2 66.4

September 129 5.4 5.4 71.8

Oktober 140 5.9 5.9 77.7

November 262 11.0 11.0 88.8

Desember 266 11.2 11.2 100.0


(50)

Frequencies

Statistics

Kecamatan

N Valid 2373

Missing 0

Kecamatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Medan Tuntungan 120 5.1 5.1 5.1

Medan Selayang 75 3.2 3.2 8.2

Medan Sunggal 156 6.6 6.6 14.8

Medan Helvetia 155 6.5 6.5 21.3

Medan Petisah 73 3.1 3.1 24.4

Medan Barat 124 5.2 5.2 29.6

Medan Timur 102 4.3 4.3 33.9

Medan Perjuangan 82 3.5 3.5 37.4

Medan Tembung 149 6.3 6.3 43.7

Medan Deli 142 6.0 6.0 49.6

Medan Labuhan 74 3.1 3.1 52.8

Medan Johor 134 5.6 5.6 58.4

Medan Marelan 115 4.8 4.8 63.3

Medan Belawan 80 3.4 3.4 66.6

Medan Amplas 150 6.3 6.3 72.9

Medan Denai 228 9.6 9.6 82.6

Medan Area 68 2.9 2.9 85.4


(51)

Medan Maimun 61 2.6 2.6 93.7

Medan Polonia 48 2.0 2.0 95.7

Medan Baru 102 4.3 4.3 100.0

Total 2373 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

Usia

N Valid 2373

Missing 0

usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <10 802 33.8 33.8 33.8

11-20 674 28.4 28.4 62.2

21-30 389 16.4 16.4 78.6

31-40 221 9.3 9.3 87.9

41-50 152 6.4 6.4 94.3

51-60 79 3.3 3.3 97.6

>60 56 2.4 2.4 100.0


(52)

Frequencies

Jenis kelamin

N Valid 2373

Missing 0

JenisKelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 1190 50.1 50.1 50.1

Perempuan 1183 49.9 49.9 100.0

Total 2373 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

Bulan

N Valid 2373


(53)

Bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Januari 306 12.9 12.9 12.9

Februari 287 12.1 12.1 25.0

Maret 217 9.1 9.1 34.1

April 145 6.1 6.1 40.2

Mei 136 5.7 5.7 46.0

Juni 131 5.5 5.5 51.5

Juli 184 7.8 7.8 59.2

Agustus 170 7.2 7.2 66.4

September 129 5.4 5.4 71.8

Oktober 140 5.9 5.9 77.7

November 262 11.0 11.0 88.8

Desember 266 11.2 11.2 100.0

Total 2373 100.0 100.0

Statistics

Kecamatan

N Valid 2373


(54)

Kecamatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Medan Tuntungan 120 5.1 5.1 5.1

Medan Selayang 75 3.2 3.2 8.2

Medan Sunggal 156 6.6 6.6 14.8

Medan Helvetia 155 6.5 6.5 21.3

Medan Petisah 73 3.1 3.1 24.4

Medan Barat 124 5.2 5.2 29.6

Medan Timur 102 4.3 4.3 33.9

Medan Perjuangan 82 3.5 3.5 37.4

Medan Tembung 149 6.3 6.3 43.7

Medan Deli 142 6.0 6.0 49.6

Medan Labuhan 74 3.1 3.1 52.8

Medan Johor 134 5.6 5.6 58.4

Medan Marelan 115 4.8 4.8 63.3

Medan Belawan 80 3.4 3.4 66.6

Medan Amplas 150 6.3 6.3 72.9

Medan Denai 228 9.6 9.6 82.6

Medan Area 68 2.9 2.9 85.4

Medan Kota 135 5.7 5.7 91.1


(55)

Medan Polonia 48 2.0 2.0 95.7

Medan Baru 102 4.3 4.3 100.0

Total 2373 100.0 100.0

     


(56)

Data Induk

No. Nama Usia Jenis

Kelamin Bulan Kecamatan

1 Feri 23 Laki-laki Januari Medan Deli 2 Agus 77 Laki-laki Januari Medan Barat

3 Sunarto 28 Laki-laki Januari Medan Marelan 4 Sandy 1 Laki-laki Januari Medan Barat

5 Rodi 3 Laki-laki Januari Medan Barat 6 Susanti 12 Perempuan Januari Medan Marelan 7 Irma 19 Perempuan Januari Medan Helvetia 8 Sri 4 Perempuan Januari Medan Barat 9 Ahmad 16 Laki-laki Januari Medan Barat 10 Khairul 10 Laki-laki Januari Medan Barat 11 Nuri 22 Perempuan Januari Medan Helvetia 12 Masrun 60 Laki-laki Januari Medan Helvetia 13 Nadine 5 Perempuan Januari Medan Barat 14 Mulan 10 Perempuan Januari Medan Maimun 15 Sudarsih 53 Perempuan Januari Medan Denai 16 Michelle 5 Laki-laki Januari Medan Denai 17 Kayla 4 Perempuan Januari Medan Area 18 Fatmawati 52 Perempuan Januari Medan Barat 19 Sarifah 3 Perempuan Januari Medan Denai 20 Miko 14 Laki-laki Januari Medan Amplas 21 Syifah 1 Perempuan Januari Medan Perjuangan 22 RIza 10 Perempuan Januari Medan Perjuangan 23 Roni 18 Perempuan Januari Medan Deli 24 Rodiah 7 Perempuan Januari Medan Deli 25 Poni 40 Perempuan Januari Medan Labuhan 26 Dwi 6 Perempuan Januari Medan Labuhan 27 Sariem 43 Perempuan Januari Medan Labuhan 28 Reza 9 Laki-laki Januari Medan Denai 29 David 6 Laki-laki Januari Medan Denai 30 Rinsan 32 Laki-laki Januari Medan Denai 31 Gunawan 14 Laki-laki Januari Medan Denai 32 Rosmida 42 Perempuan Januari Medan Denai 33 Elvi 48 Perempuan Januari Medan Perjuangan 34 Dina 21 Perempuan Januari Medan Kota 35 Juridah 44 Perempuan Januari Medan Polonia


(57)

36 Jhon 30 Laki-laki Januari Medan Helvetia 37 Selwi 1 Perempuan Januari Medan Helvetia 38 Rahim 6 Laki-laki Januari Medan Labuhan 39 Eno 4 Laki-laki Januari Medan Deli 40 Sukimin 33 Laki-laki Januari Medan Deli 41 Maya 20 Perempuan Januari Medan Deli 42 Nurhayati 26 Perempuan Januari Medan Denai 43 Yunita 16 Perempuan Januari Medan Denai 44 Juriani 15 Perempuan Januari Medan Petisah 45 Harianto 35 Laki-laki Januari Medan Petisah 46 Johatan 16 Laki-laki Januari Medan Petisah 47 Martua 9 Perempuan Januari Medan Kota 48 Gina 6 Perempuan Januari Medan Kota 49 Amran 42 Laki-laki Januari Medan Amplas 50 Fahrol 3 Laki-laki Januari Medan Amplas 51 Sani 6 Perempuan Januari Medan Labuhan 52 Ganda 8 Laki-laki Januari Medan Tembung 53 Dani 6 Laki-laki Januari Medan Tembung 54 Safita 12 Laki-laki Januari Medan Helvetia 55 Dian 20 Laki-laki Januari Medan Helvetia 56 Siti 17 Perempuan Januari Medan Helvetia 57 Nadila 17 Perempuan Januari Medan Helvetia 58 Rika 12 Perempuan Januari Medan Polonia 59 Sanang 47 Laki-laki Januari Medan Selayang 60 Debora 5 Perempuan Januari Medan Selayang 61 Ita 31 Perempuan Januari Medan Denai 62 Andi 16 Laki-laki Januari Medan Labuhan 63 Ramadhan 4 Perempuan Januari Medan Labuhan 64 Derekan 14 Perempuan Januari Medan Labuhan 65 Aisyah 9 Perempuan Januari Medan Labuhan 66 Ebi 8 Laki-laki Januari Medan Labuhan 67 Savira 10 Perempuan Januari Medan Labuhan 68 Indra 35 Laki-laki Januari Medan Area 69 Fatan 71 Laki-laki Januari Medan Area 70 Kasman 5 Laki-laki Januari Medan Timur 71 Ariyanto 38 Perempuan Januari Medan Baru 72 Rozi 4 Laki-laki Januari Medan Perjuangan 73 Saloma 55 Laki-laki Januari Medan Sunggal 74 Yopie 28 Laki-laki Januari Medan Helvetia


(58)

75 Dimas 14 Perempuan Januari Medan Helvetia 76 Yohanes 4 Laki-laki Januari Medan Helvetia 77 Heri 20 Laki-laki Januari Medan Selayang 78 Edi 58 Laki-laki Januari Medan Johor 79 Rafi 8 Laki-laki Januari Medan Denai 80 Cut 26 Perempuan Januari Medan Maimun 81 Nabila 1 Perempuan Januari Medan Area 82 Boby 25 Laki-laki Januari Medan Helvetia 83 Nidya 8 Perempuan Januari Medan Timur 84 Salsa 9 Perempuan Januari Medan Area 85 Rifky 8 Laki-laki Januari Medan Maimun 86 Alya 4 Perempuan Januari Medan Maimun 87 Rifki 8 Laki-laki Januari Medan Maimun 88 Sutrisno 48 Laki-laki Januari Medan Johor 89 Afis 1 Laki-laki Januari Medan Petisah 90 Risky 5 Laki-laki Januari Medan Petisah 91 Barus 63 Perempuan Januari Medan Selayang 92 Riamdana 9 Laki-laki Januari Medan Deli 93 Novita 5 Perempuan Januari Medan Deli 94 Rendy 8 Laki-laki Januari Medan Deli 95 Ika 18 Perempuan Januari Medan Deli 96 Suryani 35 Perempuan Januari Medan Deli 97 Sugiah 45 Perempuan Januari Medan Deli 98 Wiwit 22 Perempuan Januari Medan Deli 99 Aldilah 23 Perempuan Januari Medan Johor 100 Dini 11 Perempuan Januari Medan Denai 101 Faris 16 Laki-laki Januari Medan Tembung 102 Ahmad 7 Laki-laki Januari Medan Kota 103 Dena 29 Laki-laki Januari Medan Denai 104 Erni 25 Perempuan Januari Medan Amplas 105 Forelin 3 Perempuan Januari Medan Baru 106 Putra 10 Laki-laki Januari Medan Denai 107 Josua 4 Laki-laki Januari Medan Timur 108 Lili 4 Perempuan Januari Medan Timur 109 Elvira 10 Perempuan Januari Medan Timur 110 Risky 30 Laki-laki Januari Medan Sunggal 111 Boby 3 Laki-laki Januari Medan Denai 112 Yoseila 8 Perempuan Januari Medan Denai 113 Budi 32 Laki-laki Januari Medan Denai


(59)

114 Sarah 30 Perempuan Januari Medan Area 115 Irvi 4 Perempuan Januari Medan Area 116 Suryati 46 Perempuan Januari Medan Area 117 Asrini 23 Perempuan Januari Medan Denai 118 Azhar 34 Laki-laki Januari Medan Barat 119 Dairobi 3 Laki-laki Januari Medan Tembung 120 Mauli 21 Laki-laki Januari Medan Sunggal 121 Farid 28 Laki-laki Januari Medan Tembung 122 Zuril 15 Laki-laki Januari Medan Labuhan 123 Fani 10 Perempuan Januari Medan Belawan 124 Sabrina 6 Perempuan Januari Medan Amplas 125 Anggina 3 Perempuan Januari Medan Selayang 126 Nisya 9 Perempuan Januari Medan Kota 127 Zalwa 4 Perempuan Januari Medan Area 128 Fauziah 50 Perempuan Januari Medan Johor 129 Sarifah 70 Perempuan Januari Medan Johor 130 Irwan 8 Laki-laki Januari Medan Johor 131 Samili 17 Perempuan Januari Medan Johor 132 Nino 4 Laki-laki Januari Medan Marelan 133 Reza 10 Laki-laki Januari Medan Marelan 134 Erwita 30 Perempuan Januari Medan Marelan 135 Mitawati 29 Perempuan Januari Medan Baru 136 Rizky 21 Laki-laki Januari Medan Baru 137 Meilani 10 Perempuan Januari Medan Baru 138 Kamal 19 Laki-laki Januari Medan Kota 139 Haura 8 Perempuan Januari Medan Amplas 140 Erni 12 Perempuan Januari Medan Amplas 141 Siti 3 Perempuan Januari Medan Amplas 142 Nuri 16 Perempuan Januari Medan Helvetia 143 Ani 60 Perempuan Januari Medan Helvetia 144 Yosella 8 Perempuan Januari Medan Denai 145 Siti 5 Perempuan Januari Medan Denai 146 Dimas 14 Laki-laki Januari Medan Petisah 147 Azmi 10 Laki-laki Januari Medan Barat 148 Dedi 35 Laki-laki Januari Medan Barat 149 Rosmiati 46 Perempuan Januari Medan Barat 150 Taher 15 Laki-laki Januari Medan Perjuangan 151 Edi 31 Laki-laki Januari Medan Perjuangan 152 Aidil 7 Laki-laki Januari Medan Denai


(1)

2142 Atjah 4 Perempuan Desember Medan Deli 2143 Nanda 8 Perempuan Desember Medan Denai 2144 Indra 23 Laki-laki Desember Medan Denai 2145 Subianto 12 Laki-laki Desember Medan Denai 2146 Afrando 9 Laki-laki Desember Medan Denai 2147 Ngafuli 70 Laki-laki Desember Medan Selayang 2148 Syalam 5 Laki-laki Desember Medan Selayang 2149 Maria 9 Perempuan Desember Medan Kota 2150 Oktavia 7 Perempuan Desember Medan Kota 2151 Salsa 2 Perempuan Desember Medan Kota 2152 Joshu 11 Laki-laki Desember Medan Kota 2153 Ramlah 59 Perempuan Desember Medan Helvetia 2154 Keyra 4 Perempuan Desember Medan Kota 2155 Ana 55 Perempuan Desember Medan Barat 2156 Bella 5 Perempuan Desember Medan Barat 2157 Jhon 6 Laki-laki Desember Medan Barat 2158 Anugerah 8 Laki-laki Desember Medan Barat 2159 Putri 10 Perempuan Desember Medan Barat 2160 Tasya 38 Perempuan Desember Medan Deli 2161 Endah 58 Perempuan Desember Medan Marelan 2162 Rini 29 Perempuan Desember Medan Timur 2163 Siti 8 Perempuan Desember Medan Denai 2164 Abdul 25 Perempuan Desember Medan Amplas 2165 Richard 33 Laki-laki Desember Medan Sunggal 2166 Anton 30 Laki-laki Desember Medan Petisah 2167 Boby 36 Laki-laki Desember Medan Petisah 2168 Narwan 17 Laki-laki Desember Medan Sunggal 2169 Saydin 40 Laki-laki Desember Medan Sunggal 2170 Devi 12 Perempuan Desember Medan Sunggal 2171 Ridho 20 Laki-laki Desember Medan Sunggal 2172 Farhan 11 Laki-laki Desember Medan Sunggal 2173 Grace 5 Perempuan Desember Medan Sunggal 2174 Samuel 13 Laki-laki Desember Medan Sunggal 2175 Dewi 13 Perempuan Desember Medan Sunggal 2176 Andy 13 Laki-laki Desember Medan Sunggal 2177 Rica 32 Laki-laki Desember Medan Denai 2178 Yeni 29 Perempuan Desember Medan Kota 2179 Richard 53 Laki-laki Desember Medan Sunggal 2180 Ruth 13 Perempuan Desember Medan Amplas


(2)

2181 Elly 36 Perempuan Desember Medan Marelan 2182 Jasi 20 Perempuan Desember Medan Kota 2183 Faskira 4 Perempuan Desember Medan Amplas 2184 Rusli 63 Laki-laki Desember Medan Johor 2185 Farida 35 Perempuan Desember Medan Timur 2186 Swam 42 Perempuan Desember Medan Sunggal 2187 Anggun 16 Perempuan Desember Medan Sunggal 2188 Miranda 13 Perempuan Desember Medan Maimun 2189 Debie 21 Perempuan Desember Medan Barat 2190 Ade 18 Perempuan Desember Medan Johor 2191 Andy 26 Laki-laki Desember Medan Denai 2192 Salmah 7 Perempuan Desember Medan Kota 2193 Timbul 37 Laki-laki Desember Medan Sunggal 2194 Risky 10 Laki-laki Desember Medan Amplas 2195 Abdullah 53 Laki-laki Desember Medan Johor 2196 Nurhalimah 21 Perempuan Desember Medan Perjuangan 2197 Ahmad 36 Laki-laki Desember Medan Sunggal 2198 Bambang 27 Laki-laki Desember Medan Petisah 2199 Juniar 53 Laki-laki Desember Medan Tuntungan 2200 Noor 16 Laki-laki Desember Medan Marelan 2201 Kiky 16 Laki-laki Desember Medan Perjuangan 2202 Saodah 29 Perempuan Desember Medan Timur 2203 Arika 16 Perempuan Desember Medan Johor 2204 Fitrah 34 Perempuan Desember Medan Sunggal 2205 Alfian 35 Perempuan Desember Medan Polonia 2206 Rara 31 Perempuan Desember Medan Polonia 2207 Afrian 19 Laki-laki Desember Medan Tuntungan 2208 Helmayana 11 Perempuan Desember Medan Tuntungan 2209 Vinda 25 Perempuan Desember Medan Tuntungan 2210 Emi 30 Perempuan Desember Medan Tuntungan 2211 Andre 20 Laki-laki Desember Medan Tuntungan 2212 Taufiq 15 Laki-laki Desember Medan Labuhan 2213 Uliti 12 Laki-laki Desember Medan Petisah 2214 Ronah 24 Perempuan Desember Medan Petisah 2215 Ade 18 Laki-laki Desember Medan Johor 2216 Tika 20 Perempuan Desember Medan Deli 2217 Roby 2 Laki-laki Desember Medan Deli 2218 Hasyim 12 Laki-laki Desember Medan Maimun 2219 Kasronida 19 Perempuan Desember Medan Timur


(3)

2220 Hendra 4 Laki-laki Desember Medan Perjuangan 2221 Agus 35 Laki-laki Desember Medan Sunggal 2222 Rahmad 6 Laki-laki Desember Medan Maimun 2223 Sutatri 24 Perempuan Desember Medan Maimun 2224 Fatmahan 10 Laki-laki Desember Medan Maimun 2225 Megawati 35 Perempuan Desember Medan Kota 2226 Susi 15 Perempuan Desember Medan Kota 2227 Haniza 7 Perempuan Desember Medan Denai 2228 Viktor 7 Laki-laki Desember Medan Denai 2229 Belty 32 Perempuan Desember Medan Timur 2230 Jesica 12 Perempuan Desember Medan Timur 2231 Endang 4 Perempuan Desember Medan Timur 2232 Dika 11 Laki-laki Desember Medan Timur 2233 Siti 13 Perempuan Desember Medan Timur 2234 Adinda 12 Perempuan Desember Medan Timur 2235 Sakwa 8 Perempuan Desember Medan Timur 2236 Arizona 24 Laki-laki Desember Medan Selayang 2237 April 15 Perempuan Desember Medan Selayang 2238 Farhan 10 Laki-laki Desember Medan Selayang 2239 Fathur 6 Laki-laki Desember Medan Selayang 2240 Nurul 11 Perempuan Desember Medan Baru 2241 Josep 3 Laki-laki Desember Medan Baru 2242 Usa 18 Perempuan Desember Medan Amplas 2243 Fahriza 19 Perempuan Desember Medan Amplas 2244 Mikael 4 Laki-laki Desember Medan Baru 2245 Novisah 6 Laki-laki Desember Medan Johor 2246 Melani 4 Perempuan Desember Medan Perjuangan 2247 Kamila 10 Perempuan Desember Medan Denai 2248 Eriko 12 Perempuan Desember Medan Denai 2249 Febri 18 Laki-laki Desember Medan Baru 2250 Angel 16 Perempuan Desember Medan Petisah 2251 Jonathan 12 Laki-laki Desember Medan Kota 2252 Tri 22 Perempuan Desember Medan Sunggal 2253 Irwan 13 Laki-laki Desember Medan Sunggal 2254 Markini 63 Perempuan Desember Medan Sunggal 2255 Bery 15 Laki-laki Desember Medan Sunggal 2256 Suarti 42 Perempuan Desember Medan Sunggal 2257 Afiah 4 Perempuan Desember Medan Sunggal 2258 Ahmad 13 Laki-laki Desember Medan Selayang


(4)

2259 Fauzi 11 Laki-laki Desember Medan Denai 2260 Nelly 18 Perempuan Desember Medan Sunggal 2261 Nabila 9 Perempuan Desember Medan Labuhan 2262 Dasiman 54 Laki-laki Desember Medan Belawan 2263 Tukimin 70 Laki-laki Desember Medan Belawan 2264 Barita 59 Laki-laki Desember Medan Belawan 2265 Natah 86 Perempuan Desember Medan Tembung 2266 Hafis 6 Perempuan Desember Medan Tembung 2267 Rika 25 Perempuan Desember Medan Tembung 2268 Hasbiah 70 Perempuan Desember Medan Tembung 2269 Khorizah 26 Laki-laki Desember Medan Baru 2270 Wahyudi 12 Laki-laki Desember Medan Marelan 2271 Fitri 19 Perempuan Desember Medan Marelan 2272 Sri 34 Perempuan Desember Medan Marelan 2273 Andini 12 Perempuan Desember Medan Marelan 2274 Sutoyo 24 Laki-laki Desember Medan Marelan 2275 Fitrah 13 Laki-laki Desember Medan Marelan 2276 Salman 36 Laki-laki Desember Medan Marelan 2277 Sri 25 Perempuan Desember Medan Marelan 2278 Gino 20 Laki-laki Desember Medan Marelan 2279 Romindo 55 Perempuan Desember Medan Marelan 2280 Putri 23 Perempuan Desember Medan Marelan 2281 Nasim 51 Laki-laki Desember Medan Marelan 2282 Herliawanti 18 Perempuan Desember Medan Johor 2283 Ade 24 Perempuan Desember Medan Timur 2284 Rini 30 Perempuan Desember Medan Barat 2285 Taufiq 41 Laki-laki Desember Medan Helvetia 2286 Kalid 6 Perempuan Desember Medan Tuntungan 2287 Amira 34 Perempuan Desember Medan Marelan 2288 Mario 1 Laki-laki Desember Medan Helvetia 2289 Elviza 27 Perempuan Desember Medan Helvetia 2290 Pandiangin 37 Laki-laki Desember Medan Helvetia 2291 Helesena 56 Perempuan Desember Medan Helvetia 2292 Putri 8 Perempuan Desember Medan Denai 2293 Fauzi 11 Laki-laki Desember Medan Denai 2294 Maghdalena 18 Perempuan Desember Medan Denai 2295 Wita 10 Laki-laki Desember Medan Selayang 2296 Nova 21 Perempuan Desember Medan Selayang 2297 Mutia 4 Perempuan Desember Medan Selayang


(5)

2298 Ahmad 13 Laki-laki Desember Medan Selayang 2299 Rendy 13 Laki-laki Desember Medan Helvetia 2300 Eva 27 Perempuan Desember Medan Petisah 2301 Elfriada 22 Laki-laki Desember Medan Amplas 2302 Fauzi 22 Laki-laki Desember Medan Kota 2303 Doni 17 Laki-laki Desember Medan Johor 2304 Sukur 39 Laki-laki Desember Medan Tembung 2305 Irvan 24 Laki-laki Desember Medan Helvetia 2306 Khairul 46 Laki-laki Desember Medan Helvetia 2307 Nauval 2 Laki-laki Desember Medan Tembung 2308 Tasya 11 Perempuan Desember Medan Tembung 2309 Nuraisyah 3 Perempuan Desember Medan Tembung 2310 Nurhayati 56 Perempuan Desember Medan Barat 2311 Surya 18 Laki-laki Desember Medan Deli 2312 Sarah 26 Perempuan Desember Medan Deli 2313 Khairul 31 Laki-laki Desember Medan Barat 2314 Nadya 6 Perempuan Desember Medan Helvetia 2315 Ginting 7 Laki-laki Desember Medan Perjuangan 2316 Sukur 39 Laki-laki Desember Medan Tembung 2317 Elisabeth 7 Perempuan Desember Medan Tembung 2318 Fauziah 27 Perempuan Desember Medan Denai 2319 Indah 13 Perempuan Desember Medan Tembung 2320 Sahillah 4 Perempuan Desember Medan Johor 2321 Berlin 7 Laki-laki Desember Medan Tembung 2322 Boar 12 Laki-laki Desember Medan Tembung 2323 Eunite 1 Perempuan Desember Medan Tembung 2324 Maria 9 Perempuan Desember Medan Kota 2325 Oktavia 6 Perempuan Desember Medan Kota 2326 Rahmad 10 Laki-laki Desember Medan Denai 2327 Ananda 7 Laki-laki Desember Medan Kota 2328 Ariel 1 Laki-laki Desember Medan Tembung 2329 Resia 6 Perempuan Desember Medan Deli 2330 Soto 5 Perempuan Desember Medan Perjuangan 2331 Fernando 11 Laki-laki Desember Medan Perjuangan 2332 Joshua 13 Laki-laki Desember Medan Perjuangan 2333 Bryan 7 Laki-laki Desember Medan Barat 2334 Suwito 46 Laki-laki Desember Medan Timur 2335 Edy 46 Laki-laki Desember Medan Tembung 2336 Kalvin 14 Laki-laki Desember Medan Petisah


(6)

2337 Jhon 82 Laki-laki Desember Medan Selayang 2338 Nurhayati 50 Perempuan Desember Medan Barat 2339 Samsiah 75 Perempuan Desember Medan Maimun 2340 Wulan 14 Perempuan Desember Medan Marelan 2341 Jaifira 15 Perempuan Desember Medan Labuhan 2342 Eko 26 Laki-laki Desember Medan Timur 2343 Atrian 8 Laki-laki Desember Medan Kota 2344 Fauzi 22 Laki-laki Desember Medan Area 2345 Jahirah 6 Perempuan Desember Medan Perjuangan 2346 Gisela 7 Perempuan Desember Medan Tembung 2347 Dedi 19 Laki-laki Desember Medan Area 2348 Andini 21 Perempuan Desember Medan Selayang 2349 Daulay 15 Perempuan Desember Medan Deli 2350 Natasha 1 Perempuan Desember Medan Labuhan 2351 Ali 55 Laki-laki Desember Medan Selayang 2352 Sorimuda 49 Laki-laki Desember Medan Amplas 2353 Ikhsan 14 Laki-laki Desember Medan Denai 2354 Atrian 8 Laki-laki Desember Medan Kota 2355 Bisma 18 Laki-laki Desember Medan Perjuangan 2356 Parlindungan 4 Laki-laki Desember Medan Johor 2357 Nurhalimah 20 Perempuan Desember Medan Sunggal 2358 Nabila 4 Perempuan Desember Medan Sunggal 2359 Jhon 5 Laki-laki Desember Medan Kota 2360 Jefri 10 Laki-laki Desember Medan Tuntungan 2361 Jhon 41 Laki-laki Desember Medan Tuntungan 2362 Afrianus 19 Laki-laki Desember Medan Tuntungan 2363 Helmayana 11 Perempuan Desember Medan Tuntungan 2364 Pondawati 10 Perempuan Desember Medan Tuntungan 2365 Emi 23 Perempuan Desember Medan Tuntungan 2366 Andre 45 Laki-laki Desember Medan Tuntungan 2367 Manna 18 Perempuan Desember Medan Denai 2368 Melissa 18 Perempuan Desember Medan Denai 2369 Siti 31 Perempuan Desember Medan Sunggal 2370 Chandra 5 Laki-laki Desember Medan Selayang 2371 Ety 29 Perempuan Desember Medan Kota 2372 Tani 18 Laki-laki Desember Medan Denai 2373 Olivia 10 Perempuan Desember Medan Denai