38
membandingkan segi-segi dan kecenderungan-kecenderungan masing-masing yang berbeda dalam menafsirkan Al-
Qur‟an.
13
Definisi metode
muqaran
menurut Nashruddin Baidan adalah 1. Membandingkan teks nash ayat-ayat al-
Qur‟an yang memiliki persamaan atau kemiripan redaksi dalam dua kasus atau lebih, atau memiliki redaksi yang berbeda
bagi satu kasus yang sama; 2. Membandingkan ayat al- Qur‟an dengan hadits
yang pada lahirnya terlihat bertentangan; 3. Membandingkan berbagai pendapat ulama tafsir dalam menafsirkan al-
Qur‟an.
14
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode
muqaran
adalah usaha menafsirkan al-
Qur‟ân dengan cara membandingkan antara ayat-ayat al- Qur‟ân yang beredaksi mirip, terlihat mirip, atau terlihat bertentangan,
membandingkan ayat al- Qur‟ân dengan hadits Rasulullah saw, membandingkan
pendapat para mufassir tentang suatu permasalahan. Dengan kata lain, mufassir meneliti ayat-ayat Al-
Qur‟ân lalu membandingkannya dengan pendapat mufassir lainnya sehingga ditemukan pemahaman baru.
15
5. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan upaya untuk menata dan mendeskripsikan data secara sistematis guna mempermudah peneliti dalam meningkatkan pemahaman
terhadap objek yang sedang diteliti
16
. Dalam menganalisa data, penulis akan menggunakan metode interpretatif dan komparatif. Penafsiran dari kitab
13
Ali Hasan al-Aridl,
Sejarah Metodologi Tafsir
....,
Op.Cit.
, h. 75
14
Nashruddin Baidan,
Metodologi Penafsiran al-Quran
...,
Op.Cit
., h. 65
15
Abdussatar Fathullah Sa‟id,
al-Madkhal ilâ at-Tafsîr al-Maudhûi
, Kairo: Dar-At- Tauzi‟wan Nasyr Al-Islamiyyah, 1999 , h. 17
16
Kartini Kartono,
Metodologi Research
, Bandung: Mandar Maju, 1990, h. 28
39
kontemporer sebagi pemikiran para mufasir dalam memahami ayat kepemimpinan merupakan data yang objektif. Dari data ini peneliti memberi interpretasi dalam
rangka mengkaji pemikiran mufasirnya. Dalam membahas secara interpretatif, peneliti menyandingkan antara satu penafsiran ulama dengan penafsiran ulama
lainnya. Dengan menyandingkan pada penafsiran lain peneliti menggunakan metode komparatif supaya diperoleh gambaran yang utuh terkait pembahasan
suatu tema ditinjau dalam berbagai perspektif.
6. Metode Pengambilan Kesimpulan
Kesimpulan merupakan hasil akhir dari sebuah penelitian, dimana proses menuju sebuah kesimpulan memerlukan perhatian mendalam dari awal
pembahasan. Dalam pengambilan kesimpulan, peneliti menggunakan metode deduktif. Metode induktif yaitu pengambilan kesimpulan berdasarkan
pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan kemudian diambil kesimpulan dari khusus ke umum.
40
BAB II TEORI KEPEMIMPINAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF
A. Pengertian Kepemimpinan
3. Pengertian Pemimpin Secara Etimologi
Manusia dalam siklus kehidupannya sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari ketergantungan untuk hidup berdampingan dengan manusia lainnya.
Selalu ada interaksi antara satu dengan lainnya dalam berbagai masalah kehidupan yang dialaminya.
Keberadaan manusia untuk bersama bertahan hidup dan bekerja sama dalam menjalin interaksi sosial sejak dahulu kala telah membawa manusia untuk
bekerja menemukan perubahan dalam hidupnya sehingga menjadi lebih baik. Dalam kerja sama inilah manusia sadar akan keteraturan kerja yang membutuhkan
sosok pembawa ide dan kemampuan tertentu yang mampu merencanakan, mengarahkan dan mengatur pekerjaan mereka sehingga lebih efektif dan efisien.
Sosok “spesial” inilah yang mereka angkat sebagai orang terdepan dalam kelompok mereka yang disebut dengan pemimpin. Agar makna pemimpin ini
lebih jelas, marilah kita tinjau makna pemimpin ini dari berbagai aspek bahasan baik dari bahasa maupun pendapat para tokoh dan ilmuan .
Pemimpin menurut kamus besar bahasa Indonesia memiliki beberapa makna, yaitu;
f. Mengetuai atau mengepalai
g. Memenangkan paling banyak
h. Menuntunmenunjukkan jalan
23
41
i. Memandu
j. Melatih mendidik, mengajari,dsb.
Jadi, kepemimpinan ialah cara memimpin yang mengarah kepada suatu tujuan yang diinginkan.
17
Sedangkan kepemimpinan ditinjau dari segi bahasa, berasal dari kata
leadership
kepemimpinan yang berasal dari kata
leader
pemimpin. Kata ini muncul sekitar tahun 1300-an. Sedangkan kata
leadership
muncul kemudian sekitar tahun 1700-an. Hingga pada tahun 1940-an, kajian tentang kepemimpinan
didasarkan pada teori sifat. Teori ini terbatas hanya mencari sifat-sifat kepribadian, sosial, fisik atau intelektual yang membedakan antara pemimpin dan
bukan pemimpin. Artinya, kepemimpinan itu dibawa sejak lahir atau bakat bawaan.
18
Jika kepemimpinan lebih memiliki arti luas, pemimpin merupakan spesifikasi dari kepemimpinan tersebut. Dengan demikian, pemimpin bisa
diartikan sebagai individu yang menduduki suatu status tertentu di atas individu yang lain di dalam kelompok, dapat dianggap seorang pimpinan atau pemimpin.
Hal ini memungkinkan bahwa dalam menduduki posisinya melalui pemberian atribut-atribut secara formal atau tertentu.
19
Kata pemimpin dan kepemimpinan merupakan satu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan baik secara struktur maupun fungsinya. Artinya, kata
17
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,
Kamus Besar Bahasa Indonesia
, ed. 3. – cet. 2 –
Jakarta : Balai pustaka, 2002. Hal. 874
18
Veithzal Rivai,
Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi
, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003 h. 8
19
Ghalia Indonesia,
Pemimpin dan Kepemimpinan
, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984, h. 107
42
pemimpin dan kepemimpinan adalah satu kesatuan kata yang mempunyai keterkaitan, baik dari segi kata maupun makna. Pembahasan tentang masalah
kepemimpinanan, sebenarnya sudah banyak diulas dalam buku-buku dan tulisan- tulisan yang membahas tentang kepribadian dan sifat seorang pemimpin mulai
dari zaman nabi hingga saat ini.
20
Kepemimpinan dipahami dalam dua pengertian, yaitu sebagai kekuatan untuk menggerakan dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan hanya sebuah alat,
sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara suka rela. Ada beberapa faktor yang dapat menggerakan orang yaitu karena
ancaman, penghargaan, otoritas atau karena adanya bujukan.
21
4. Kepemimpinan Secara Terminologi