Validitas Instrumen Data Tes

Khaeratun Nisa, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Dan Model Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Adapun untuk memberikan penilaian yang objektif, kriteria pemberian skor untuk soal tes kemampuan generalisasi matematis berpedoman pada rubrik penskoran kemampuan generalisasi matematis dengan mengadopsi kriteria penilaian penalaran matematis dari holistic scoring rubrics Cai, Lane dan Jakabcsin, dalam Maarif: 2012. Hal ini dikarenakan kemampuan generalisasi matematis merupakan bagian dari penalaran. TABEL 3.1 Kaidah Pemberian Skor Kemampuan Generalisasi Matematis Skor Kriteria 4 Dapat menjawab semua aspek pertanyan tentang generalisasi dan dijawab dengan benar dan jelas atau lengkap 3 Dapat menjawab hampir semua aspek pertanyaan tentang generalisasi dan dijawab dengan benar 2 Dapat menjawab hanya sebagian aspek pertanyaan tentang generalisasi dan dijawab dengan benar 1 Menjawab tidak sesuai atas aspek pertanyaan tentang generalisasi atau menarik kesimpulan salah Tidak ada jawaban Sebelum instumen tes diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol, instrumen tes diujicobakan terlebih dahulu pada kelas ujicoba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Setelah diadakan uji coba instrumen tes, langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil uji coba instrumen butir demi butir untuk diteliti kualitasnya. Bila terdapat butir soal yang memiliki kualitas buruk maka butir soal tersebut akan diganti. Adapun hal-hal yang dianalisis dari uji coba instrumen tes adalah sebagai berikut :

a. Validitas

Sebuah data ataupun informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan sebenarnya. Oleh karena itu, suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan atau keadaan sesungguhnya dan tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas yang diukur dalam hal ini Khaeratun Nisa, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Dan Model Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu adalah validitas muka face validity, validitas isi content validity, dan validitas butir soal. 1 Validitas Muka face validity dan Validitas Isi content validity Validitas muka disebut pula validitas bentuk soal pertanyaan, pernyataan, suruhan atau validitas tampilan, yaitu keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam soal sehingga jelas pengertiannya atau tidak menimbulkan tafsiran lain Suherman, 1990: 154, termasuk juga kejelasan gambar dalam soal. Sedangkan validitas isi berarti ketepatan tes tersebut ditinjau dari segi materi yang diajukan. Dimana materi yang diujikan harus sesuai dengan apa yang dipelajari. 2 Validitas Butir Soal Untuk mendapatkan validitas butir soal bisa digunakan rumus Product Moment Pearson Suherman dan Kusumah, 1990: 154, yaitu: Keterangan: = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y = skor siswa pada tiap butir soal = skor total tiap siswa = jumlah siswa Suherman dan Kusuma 1990: 147 mengemukakan bahwa interpretasi mengenai nilai dibagi ke dalam kategori-kategori seperti berikut : TABEL 3.2 Klasifikasi Koefisien Validitas Koefisien Validitas Interpretasi Validitas sangat tingggi sangat baik Validitas tinggi baik Validitas sedang cukup Validitas rendah kurang Validitas sangat rendah Khaeratun Nisa, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Dan Model Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tidak valid Setelah dilakukan perhitungan menggunakan Anates V4, diperoleh koefisien korelasi soal adalah 0,63. Sedangkan validitas dari tiap butir soal disajikan pada tabel berikut : TABEL 3.3 Validitas Setiap Butir Soal No. Soal Validitas Interpretasi 1 0,83 Validitas sangat tinggi 2 0,72 Validitas tinggi 3 0,65 Validitas tinggi 4 0,62 Validitas tinggi 5 0,60 Validitas tinggi 6 0,64 Validitas tinggi

b. Reliabilitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

PENGARUH PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DAN KECEMASAN MATEMATIS SISWA KELAS VII.

15 51 43

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA SMP: Penelitian Quasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di Salah Satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat.

1 3 91

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP: Suatu Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di Salah Satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung.

1 3 51

PENGARUH PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

1 2 183

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PESISIR TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP | Karya Tulis Ilmiah

0 0 11

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PESISIR TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

0 0 6

KOMPARASI MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIS Jamilah

0 0 7

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP N 2 RAMBAH HILIR

0 30 6