Kriteria keberhasilan untuk kinerja guru dalam merancang RPP,

53 30 - 49 kurang 10 - 29 sangat kurang Arikunto, 2002:15. Keterangan : Patokan keberhasilan minimal 75 dan apabila kurang dari 75 diperlukan perbaikan. Indikator keberhasilan untuk kinerja guru dalam merancang RPP, melaksanakan proses pembelajaran dan aktivitas siswa secara individual adalah : a. RPP yang dibuat jelas dan sesuai dengan KTSP. b. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA tentang jenis- jenis batu-batuan melalui penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match sesuai dengan RPP yang dirumuskan. c. 75 siswa dalam proses pembelajaran baik secara individu maupun kelompok. 2. Kriteria hasil belajar siswa a. Dikatakan berhasil dalam pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan apabila nilai evaluasinya minimal sama dengan nilai KKM 70. b. Apabila 75 siswa dari objek penelitian, hasil evaluasinya mampu minimal mencapai target KKM 70. Dengan demikian, penelitian dihentikan apabila 75 siswa sebagai objek penelitian, hasil evaluasinya sudah mampu minimal mencapai target KKM sebesar 70.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pembahasan hasil penelitian, dan temuan-temuan penulis di lapangan tentang penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match dalam pembelajaran jenis batu-batuan di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya disimpulkan sebagai berikut : 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dibuat penulis pada siklus 1 adalah dalam pemanfaatan alokasi waktu yang disediakan sesuai dengan KTSP namun penggunaan waktu belum dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, dan perlu memperhatikan KTSP sebagai pedoman dalam penyusunan RPP, sedangkan pada siklus 2 adalah dalam pemanfaatan alokasi waktu yang disediakan sesuai dengan KTSP, penggunaan waktu dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, dan memperhatikan KTSP sebagai pedoman dalam penyusunan RPP. Kinerja guru dalam menyusun RPP siklus 1 berkategori cukup dengan diperolehnya nilai observasi sebesar 66,25, sedangkan pada siklus 2 berkategori baik dengan diperolehnya nilai observasi sebesar 84,6. Terdapat peningkatan kinerja guru tersebut sebesar 18,35. 2. Proses pembelajaran pada siklus 1, guru kurang mengarahkan siswa untuk mengembangkan pemikirannya dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, mengkontruksi pengetahuan dan keterampilannya sendiri, sedangkan pada siklus 2 pelaksanaan pembelajaran jenis batu- 130 131 batuan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dan dapat dilaksanakan secara optimal. Pada siklus 1, kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran ditinjau berkategori cukup dengan diperolehnya jumlah nilai hasil observasi sebesar 66,8, sedangkan pada siklus 2 kemampuan guru tersebut berkategori baik dengan diperolehnya jumlah nilai 87,2. Terdapat peningkatan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran sebesar 20,4. 3. Aktivitas belajar siswa, hasil Lembar Kerja Siswa secara kelompok, dan hasil kognitif siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil kognitif siswa pada awal pembelajaran tentang jenis batu-batuan melalui model cooperative learning tipe make a match bernilai rata-rata 53,3, pada siklus 1 bernilai rata-rata 67,6 dan meningkat siklus 2 sebesar 83,4. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebesar 15,8.

B. Saran

1. Bagi Guru Disarankan guru dalam proses pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match untuk menghindari kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran tersebut. 2. Instansi Pendidikan Kepada pihakpejabat terkait yang memiliki kepentingan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sebaiknya memberikan penataran dan pelatihan proses pembelajaran yang inovatif kepada guru-guru di lingkungan unit kerjanya.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR.

0 0 29

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR.

0 4 52

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR: Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Suka Mekar 01Tahun Ajara

0 0 36

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI KELAS IV SEKOLAH DASAR

0 1 14

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL THINK TALK WRITE (TTW) BERBANTUAN MEDIA PUZZLE DI KELAS IV SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL THINK TALK WRITE (TTW) BERBANTUAN MEDIA PUZZLE DI KELAS IV SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

0 3 28

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA KOMIK DI KELAS IV SD NEGERI 3 ARCAWINANGUN

0 0 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK MELANJUTKAN CERITA DI KELAS IV SD NEGERI 2 KLAPAGADING

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENERAPAN STRATEGI THINK PAIR SHARE (TPS) BERBANTUAN MEDIA VIDEO DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KUTAWIS - repository perpustakaan

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKANTEKNIK MELANJUTKAN CERITA DI KELAS IV SD NEGERI 1 SAWANGAN

0 0 14