PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR: Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Suka Mekar 01Tahun Ajara

(1)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

NARASI

DI SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri SukaMekar 01

Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Pendidikan Indonesia Program Pendidikan Guru

Sekolah Dasar

Disusun Oleh INDRY MUDRIKAH

0903410

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

NARASI

DI SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Suka Mekar 01Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh: Indry Mudrikah ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada pokok bahasan menulis karangan narasi di sekolah dasar kelas IV. Karena kurangnya sikap bersungguh-sungguh dalam menuangkan idenya dalam menulis karangan narasi dan siswa belum terampil dalam menyusun kalimat-kalimat dan belum memperhatikan tanda baca dalam menulis karangan narasi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan perolehan nilai yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Adapun salah satu metode yang dapat diterapkan untuk meningkatkan karangan narasi adalah Metode Kooperatif Tipe Concept Sentence. Sebagai model pembelajaran Model Kooperatif Tipe Concept Sentence ini peserta didik bekerjasama dalam memahami satu konsep dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berbahasa.

Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari tiga siklus, sebelum dilakukan tindakan dilaksanakan pra siklus yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik sebelum diterapkan Model Kooperatif Tipe Concept Sentence. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah ingin mengetahui tingkat keberhasilan pada aspek menulis dengan menerapkan Model Kooperatif Tipe Concept Sentence.

Hasil kajian yang dilaksanaan terdapat perbaikan dengan menerapkan Model Kooperatif Tipe Concept Sentence, ada peningkatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Terbukti dari hasil pra siklus dengan nilai rata-rata kelas 48,16 dan sekitar 16% peserta didik yang mencapai KKM, siklus satu dengan nilai rata-rata 56,12 dengan 32% peserta didik yang mencapai KKM, siklus dua dengan nilai rata kelas 60,56 dengan 56% yang mencapai KKM, serta siklus tiga nilai rata-rata kelas mencapai sebesar 74,44 hampir semua yang mencapai KKM dengan 88% yang mencapai KKM ini menunjukan adanya peningkatan yang signifikan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, melalui Model Kooperatif Tipe Concept Sentence dapat meningkatkan kemampuan dalam menulis karangan narasi pada peserta didik kela IV SDN Sukamekar 01 Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi sehingga mencapai hasil belajar yang diharapkan .


(3)

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN SAMPUL DALAM

LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ...ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Kajian Teoritis ... 7

F. Metode Penelitian ... 9

G. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN TEORETIK A. Belajar Dan Pembelajaran Merupakan Kegiatan Yang Kompleks ... 12

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 12

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran ... 13

3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran ... 14

B. Pembelajaran Bahasa ... ...14

1. Pengertian Bahasa ... 14

2. Pengertian Menulis ... 15

3. Pengertian Karangan Narasi ... 19

C. Model Pembelajaran Kooperatif ... 21

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 21

2. Manfaat Pembelajaran Kooperatif ... 24

3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif ... 25

4. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Sentence ... 26

D. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Sentence ...27

E. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Sentence...27


(4)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Desain Penelitian ... 30

C. Prosedur Penelitian ... 30

D. Lokasi dan Subyek ... 37

E. Jadwal Penelitian ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Penelitian ... 43

B. Deskripsi Pelaksanaan Awal ... 46

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan . ... 72

B. Rekomendasi ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Mudyahardjo yang dikutip Fatturahman (2012:3) mengungkapkan bahwa Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Di dalamUndang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional diungkapkan bahwa:

”...Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Berdasarkan kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah pengalaman belajar yang berlangsung di dalam lingkungan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar memiliki kompetensi yang lebih baik, meliputi kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta memiliki keterampilan untuk bekal hidup sendiri dan orang lain, serta mampu menyampaikan materi pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan siswa sesuai dengan kebutuhan belajar.

Adapun fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut UU RI Nomor20 tahun 2003pasal 3.

“...Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif,


(6)

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas, terutama dalam mempersiapkan peserta didik membentuk watak yang bermatabat dalam menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri, berilmu, dan berakhlak mulia.

Suryabrata (Uno;2011:138) berpendapat bahwa belajar adalah sebagai proses yang menghasilkan perubahan perilaku yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman kearah yang lebih baik. Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan fisik dan mental seseorang. Proses belajar terjadi karena manusia berinteraksi dengan lingkungannya. Salah satu tempatnya yaitu di lembaga sekolah.

Salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia.Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Guru seyogyanya mampu menyampaikan materi pembelajaran secara efektif sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Untuk mencapainya perlu diupayakan berbagai latihan, penguasaan, dan wawasan dalam pembelajaran. Termasuk salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan model atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Begitu pun dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu keterampilan menulis. Peranan seorang guru dalam proses belajar mengajar harus mampu mengembangkan perubahan tingkah laku pada siswa. Perubahan tingkah laku tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran (Resmini;2006:193).

Tarigan (2001:1) mengungkapkan bahwa ada empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup dalam pengajaran bahasa adalah: (1) keterampilan menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca (reading skills); dan (4) keterampilan menulis (writting


(7)

skills). Keterampilan bahasa dalam kurikulum di sekolah ada empat aspek yang harus dimiliki oleh siswa diantaranya menulis. Menulis merupakan keterampilan yang tidak dapat dipisahkan dari keterampilan berbahasa yang lain, yaitu keterampilan berbicara, membaca, dan menyimak.

Menulis merupakan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai (Tarigan;1986:15). Narasi merupakan salah satu jenis wacana yang berisi cerita (Rosdiana;2008:22). Hal ini berarti bahwa menulis narasi adalah salah satu jenis karangan yang sifatnya bercerita, baik berdasarkan pengalaman, pengamatan, maupun berdasarkan rekaan pengarang. Kemampuan menulis narasi tidak secara otomatis dapat dikuasai oleh siswa, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur sehingga siswa akan lebih mudah berekspresi dalam kegiatan menulis.

Jika dilihat dari uraian di atas dapat simpulkan peranan menulis, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Dengan metode yang tepat dan meningkatkan kemampuan menulis siswa, pembelajaran menulis akan mencapai tujuan yang diharapkan.

Hasil observasi dan kajian pendahuluan yang dilakukan di lapangan pada hari Rabu, tanggal 20 Maret 2013 di kelas IV SDN Sukamekar 01 Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi tahun pelajaran 2012/2013 menunjukkan bahwa dalam pembelajaran menulis narasi masih kurang inovatif. Hal ini ditandai dengan adanya siswa kurang bersungguh-sungguh dan kurang mempunyai kemauan yang keras dalam berkemampuan menulis narasi. Siswa belum terampil dalam menyusun kalimat-kalimat dan belum memperhatikan tanda baca dalam menulis karangan narasi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan perolehan nilai yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan yaitu 60.

Upaya untuk lebih meningkatkan hasil pembelajaran dapat dilakukan melalui upaya memperbaiki proses pembelajaran. Dalam perbaikan proses pembelajaran ini peranan guru sangat penting, yaitu menetapkan metode atau pendekatan pembelajaran yang tepat. Guru seharusnya mampu menentukan metode atau pendekatan pembelajaran yang tepat, agar tujuan pembelajaran dapat


(8)

tercapai secara efektif, dan hasil belajarpun dapat lebih diharapkan dapat lebih ditingkatkan.

Salah satu metode atau model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi adalah Model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence. Model concept sentence merupakan salah tipe model pembelajaran yang dikembangkan dari cooperatif learning. Model Concept Sentence adalah model pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan kartu-kartu yang berisi beberapa kata kunci kepada siswa, kemudian kata kunci kata kunci tersebut disusun menjadi beberapa kalimat dan dikembangkan menjadi paragraf-paragraf.

Model kooperatif ini dilakukan dengan siswa dibentuk kelompok heterogen dan membuat kalimat dengan minimal empat kata kunci sesuai materi yang disajikan. Model Concept Sentence merupakan model pembelajaran yang diawali dengan menyampaikan kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen, guru menyiapkan kata kunci, sesuai materi bahan ajar, dan tiap kelompok membuat kalimat berdasarkan kata kunci. Prosedur selanjutnya dalampembelajaraniniadalahmempresentasikanhasilbelajarsecarabergantian di depankelas.

Pembelajaran keterampilan menulis narasi ini, siswa diransang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan kemampuan berimajinasi. Selama ini pembelajaran keterampilan menulis yang dilakukan para guru cenderung menganjurkan siswa untuk bekerja sendiri tanpa ada unsur bekerja sama dengan siswa lain. Jadi dengan siswa dibentuk ke dalam kelompok, akan lebih membantu siswa untuk saling membelajarkan anggota dikelompoknya. Sehingga pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan lebih meningkat.

Berangkat dari permasalahan diatas, peneliti memiliki ketertarikan untuk mengadakan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Sentence untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi di kelas IV SDN Sukamekar 01 tahun ajaran 2012-2013 Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi ”.


(9)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana meningkatkan kemampuan menulis narasi peserta didik sebelum menggunakan Model Kooperatif tipe Concept Sentence di kelas IV Sekolah Sukamekar 01?

2. Bagaimana aktifitas siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis selama menggunakan Model Kooperatif tipe Concept Sentence di kelas IV Sekolah Sukamekar 01?

3. Bagaimana meningkatkan kemampuan menulis narasi sesudah menggunakan Model Kooperatif tipe Concept Sentence di kelas IV Sekolah Sukamekar 01?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai dalam kajian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi secara rinci tujuan yang dimaksud adalah mengetahui tahap :

1. Meningkatkan kemampuan menulis narasi anak mata pelajaran bahasa indonesia sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence.

2. Aktifitas siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi mata pelajaran behasa indonesia selama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence.

3. Meningkatkan kemampuan menulis narasi mata pelajaran Bahasa Indonesia sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence.


(10)

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian diatas, hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat secara umum yaitu sebagai berikut :

1. Secara teoritis

Menambah pengetahuan tentang model atau teknik pembelajaran khususnya Metode Koopertif tipe Concept Sentence yang digunakan sebagai acuan untuk penelitian yang sejenis.

2. Manfaat secara praktis a. Bagi peneliti:

Manfaat yang dapat diperoleh bagi peneliti, yaitu:

1) Dapat menambah wawasan dalam pembelajaran bahasa khususnya pengetahuan tentang Metode Kooperatif tipe Concept Sentence.

2) Hasil penelitian ini dapat menambah pengalaman dibidang penelitian, khususnya dalam penerapan Metode Kooperatif tipe Concept Sentence. b. Bagi Guru

1) Dapat meningkatkan profesionalisme guru.

2) Dapat memperoleh pengetahuan tentang kelebihan dan kekurangan bagi Peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran koopertif tipe concept sentence khususnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

3) Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran secara variatif dan kualitatif dengan menggunakan Metode Koopertif tipe Concept Sentence.

c. Bagi Peserta Didik

1) Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari bahasa indonesia. 2) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi.

d. Bagi Sekolah dan Pembaca

1) Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi mahasiswa UPI khususnya jurusan PGSD untuk mengembangkan pendidikan mata pelajaran bahasa indonesia di sekolah dasar dalam rangka memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, selain itu diharapkan


(11)

penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan kajian lebih lanjut bagi peneliti lain untuk mendapatkan hasil yang akurat.

E. Kajian Teoritis 1. Pengertian Menulis

Tarigan (1986: 15) mengungkapkan bahwa menulis sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Menulis merupakan sikap yang menghargai informasi, karena informasi yang tersimpan secara tertulis dapat dimanfaatkan kapan saja setiap saat kita membutuhkan kembali yang berguna untuk mengatasi kelemahan daya ingat seseorang terutama untuk mengingat peristiwa yang terjadi dimasa lampau maupun gagasan-gagasan yang pernah dilontarkan orang tentang berbagai hal (Hadiyanto, 2001:3).

Mulyati, dkk. (2008: 5.3) menulis adalah suatu proses berfikir dan menuangkan pemikiran itu dalam bentuk wacana (karangan). Mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami (Gie:1992:17).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menulis karangan dapat diartikan keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami secara tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulis atau pengarang.

2. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Lie (2007: 7) mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif sesungguhnya bukan hal yang baru, hanya dalam penggunaan dan pengenalannya telah sering disebut sebagai metode kerja kelompok. Namun dalam pelaksanannya, metode kerja kelompok sering dianggap kurang efektif karena siswa yang pandai merasa temannya yang kurang mampu telah membonceng pada hasil kerja mereka.


(12)

Keberhasilan dalam belajar menurut pembelajaran kooperatif bukan hanya dapat diperoleh dari guru melainkan bisa juga dari kerjasama dengan pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu yaitu teman sebaya. Model pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam struktur kerjasama yang teratur. Kerjasama tersebut dapat ditemukan dalam kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih dan keberhasilan kerjanya dipengaruhi oleh keterlibatan setiap individu dalam kelompok itu sendiri. Belajar menurut kooperatif bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan juga diperoleh dari kerjasama di dalam kelompok-kelompok belajar kecil yang terstruktur dengan baik.

Berbeda dengan metode kerja kelompok, dalam pembelajaran kooperatif bukan hanya sekedar kerja kelompoknya saja yang diperkenalkan, tetapi juga pada penstrukturannya. Seperti yang diungkapkan oleh Lie (2007: 18) “pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai kerja kelompok yang terstruktur”. Dalam pembelajaran kooperatif ini, siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil sehingga mereka akan lebih leluasa untuk berpendapat. Kelompok-kelompok kecil ini akan dapat menjamin semua siswa dalam Kelompok-kelompok untuk berkesempatan mengeluarkan pendapatnya.

Model pembelajaran koperatif ini dapat memberdayakan bantuan siswa lain untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan bahan pelajaran. Terkadang siswa lebih memahami apa yang disampaikan oleh temannya dari pada yang disampaikan oleh guru karena bahasa yang digunakan oleh siswa lebih mudah dipahami diantara siswa lainnya. Pembelajaran kooperatif merupakan proses penciptaan lingkungan pembelajaran kelas yang memungkinkan siswa dapat bekerjasama dalam kelompok kecil yang heterogen untuk mengerjakan tugas. Pada pembelajaran kooperatif, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa aktif dalam menyerap pengetahuan.

Lie (2007: 24) mengemukakan pendapat tentang pembelajaran kooperatif yaitu “pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan model pembelajaran yang mengacu pada model pembelajaran di mana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil untuk menolong satu sama lainnya dalam


(13)

memahami satu konsep, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi tertinggi”. Dalam hal ini guru bertindak sebagai fasilitator.

F. Metode Penelitian

Arikunto (2002:83) mengungkapkan bahwa jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah rangkaian langkah-langkah (a spiral of step). Langkah-langkah dalam model penelitian ini terjadi dalam suatu proses yang disebut siklus. Dalam setiap siklus terdiri atas empat langkah berdasarkan model penelitian Kemmis dan McTaggart, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Nazir (1999:68) mengungkapkan “pendekatan yang digunakan yaitu penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengadakan generalisasi empirik, menetapkan konsep-konsep, membuktikan teori dan pengembangannya, serta pengumpulan data dan analisis datanya berjalan dengan bersamaan”.

Menurut Kasbolah. K; (1999:14) yang dikutip TR. Burhanudin, penelitian tindakan kelas (Action Research Class Room) merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. Sedangkan menurut Kemis dan Carr (Kasbolah K; 1999:13) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan “suatu bentuk penelitian yang bersifat reflekstif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki dan memahami pekerjaannya, serta situasi pekerjaan yang dilakukan”. Kasbolah K;(1999:122) mengungkapkan bahwa bentuk penelitian tindakan kelas yang memandang guru sebagai peneliti memiliki cirri penting yakni berperannya guru itu sendiri dalam proses penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas meliputi proses perencanaan, tindakan, observasi. Tujuan akhir penelitian tindakan kelas adalah untuk: (1) meningkatkan kualitas praktek pembelajaran di sekolah, (2) meningkatkan


(14)

relevansi pendidikan, (3) meningkatkan mutu hasil pendidikan, dan (4) meningkatkan efisiensi pengolahan pendidikan.

Berdasarkan tujuan diatas, jelaslah bahwa penelitian tindakan kelas dituj ukan kepada guru, artinya penelitian tindakan kelas ini bisa mendorong dan membangkitkan kinerja para guru dalam mengelola kelasnya agar bisa lebih profesional dalam kinerjanya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yang bertujuan untuk mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep-konsep, membuktikan teori dan pengembangannya, serta pengumpulan data dan analisis datanya berjalan dengan bersamaan.

Perbaikan atau peningkatan pembelajaran disini adalah tentang kemampuan menulis narasi dalam pembelajaran menulis dengan kata kuci sehingga membentuk paragraph yang disusun dalam bentuk cerita narasi di kelas IV SD. Dikarenakan bersifat perbaikan penelitian tidak hanya dilakukan satu kali, tetapi dilakukan berulang-ulang (siklus) sehingga mendapatkan hasil yang dianggap memuaskan dari prestasi siswa.

PTK dilakukan dengan kolaboratif dan partisipatif, artinya dalam melakukan penelitian ini, peneliti bekerjasama dengan guru yang mengajar di kelas IV SDN Sukamekar 01 Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi. Secara partisipatif bersama-sama dengan mitra penelitian akan melaksanakan penelitian ini langkah demi langkah.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada skripsi ini diawali dengan bab pendahuluan, dan diakhiri dengan bab kesimpulan dan saran.

Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisikan: a) latar belakang masalah, b) rumusan masalah, c) tujuan penelitian, d) manfaat penelitian, e) metode penelitian, dan f) sistematika penulisan.

Bab II kajian teoretik yang berisikan: a) belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks, b) pembelajaran bahasa, dan c) model pembelajaran kooperatif.


(15)

Bab III merupakan metode penelitian yang berisikan: a) jenis penelitian , b) desain penelitian, c) prosedur penelitian, d) lokasi dan subjek penelitian, f) jadwal penelitian.

Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang berisikan: a) deskripsi data awal penelitian, b) deskripsi pelaksanaan awal, dan c) pembahasan hasil penelitian.

Bab V merupakan kesimpulan dan rekomendasi yang berisikan: a) kesimpulan , dan b) rekomendasi


(16)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran. Oleh karena itu, metode yang tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yakni study sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. Penelitian dengan menggunakan metode ini bukan sekedar memecahkan masalah pembelajaran yang ada di kelas, tetapi juga berupaya meningkatkan profesioanalisme guru melalui kegiatan yang inovatif yang berlandaskan pada kolaborasi yang efektif dan upaya-upaya alternatif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran (Burhanuddin TR, 2010:82-83).

Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah rangkaian langkah-langkahdalam model penelitian yang terjadi dalam suatu proses yang disebut siklus. Dalam setiap siklus terdiri atas empat langkah berdasarkan model penelitian Kemmis dan Mc Taggart, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi(reflecting). (Arikunto, 2006:3).

Suhardjono (2006:57) mengungkapkan bahwa “penelitian tindakan kelas (classroom action research) merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran”.

Supardi (2007:104) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas sebagai bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipasif, kolaboratif dan spiral yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan system, metode kerja,


(17)

Penelitian Tindakan Kelas merupakan sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang:a) praktik-praktik kependidikan mereka, b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut dan, c)situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan (Kunandar, 2012:46).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru bekerja sama dengan peneliti dalam kegiatan belajar sekelompok peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru dengan maksud memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Penelitian ini dilakukan oleh guru dalam berbagai macam kegiatan dan tindakan yang besifat perbaikan terhadap mutu pembelajaran di kelas, tindakan ini sangat penting karena berkenaan dengan kualitas pendidikan yang harus terus menerus ditingkatkan agar sekolah menghasilkan lulusan yang siap untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya karena pendidikan dasar ini merupakan landasan bagi pendidikan ditingkat berikutnya.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 9 April 2013 tingkat keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran menulis karangan narasi belum optimal. Nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik dalam pembelajaran menulis karangan tersebut di bawah nilai KKM yaitu dengan nilai 60, adapun nilai KKM yang harus di capai oleh peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah 60, nilai yang mereka peroleh belum tuntas, ini dikarenakan pada saat pembelajaran guru masih menggunakan metode lama seperti metode ceramah. Untuk menciptakan kesenangan pada waktu pembelajaran memperoleh hasil yang optimal maka diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mencapai ketuntasan belajar menulis karangan narasi.Penelitian ini berupaya untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi dengan menerapkan model cooperatif learning tipe concept sentence.


(18)

30 B. Desain Penelitian

Desain penelitian kelas ini mengembangkan bentuk yang dijabarkan oleh Kemmis dan Taggart. Desain model Kemmis dan Taggart ini pada hakikatnya berupa

perangkat-perangkat dengan satu perangkat terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi ( Arikunto ,2012:16)

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi I

Pengamatan SIKLUS I

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi II

Pengamatan SIKLUS II

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi III

Pengamatan SIKLUS III


(19)

Gambar 3.1

Alur Pelaksanaan Tindakan Dalam Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart

(Kasbolah, 1999:70)

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus. Siklus tidak hanya berlangsung satu kali, melainkan beberapa kali sampai tercapainya tujuan yang diinginkan atau mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Di SDN Sukawangi 01 kelas IV mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki nilai KKM 60 model siklus yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Tagart meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan pada kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sukamekar01 Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi.

Adapun tahap penelitian tindakan kelas tersebut adalah sebagai berikut : 1) Tahap Perencanaan Penelitian

Rencana tindakan dalam penelitian tindakan kelas disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan. Dalam tahap ini suatu tindakan harus direncanakan secara matang agar terjadi perubahan kearah yang diharapkan. Sebelum masuk ke dalam tahap pelaksanaan tindakan tentu saja peneliti harus merencanakan ide penelitian yang akan digunakan kemudian ditindak lanjuti dengan pelaksanaan tindakan di kelas.

Peneliti merencanakan langkah-langkah yang akan dilaksanakan di kelas dalam proses pembelajaran dalam tahap ini, tentu saja dalam penelitian kali ini ide yang akan diterapkan adalah penerapan Cooperatif learning tipe concept sentence.


(20)

32

Adapun tahap perencanaan dalam penelitian tindakan ini adalah meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1) Permohonan izin untuk melaksanakan penelitian kepada kepala sekolah SDN Sukamekar 01

2) Observasi yang dilakukan di kelas IV SDN Suka Mekar 01. Dalam langkah ini peneliti melakukan observasi dengan mecari gambaran mengenai pembelajaran mengarang di kelas IV tersebut.

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4) Menyusun instrument penelitiam yang berupa observasi

2) Tahap Pelaksanaan Penelitian

Dalam tahap ini pelaksanaan tindakan dengan perencanaan yang telah dirumuskan sebelumnya dalam tahap perencanaan. Pada tahap perencanaan sudah mengetahui gambaran dan kondisi awal dari objek yang dijadikan penelitian, yaitu yang diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara. Dari hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata peserta didik kurang tertarik pada pelajaran Bahasa Indonesia dan kegiatan pembelajarannya.

Untuk mengatasi hal tersebut akan melaksanakan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Prasiklus

Dalam kegiatan ini ada empat langkah kegiatan yaitu: 1) Perencanaan

Kegiatan ini dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah, menganalisa buku sumber serta menentukan pokok pembahasan, menyusun pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan pokok bahasan menulis narasi dengan metode ceramah.

2) Tindakan

Pada tahap ini pelaksanaan tindakan masih menggunakan metode lama, jenis tindakan yang dilakukan adalah menerapkan metode ceramah dalam proses pembelajaran menulis karangan narasi.


(21)

3) Observasi

Pengamatan dilakukan dalam proses pembelajaran berlangsung dan setelah pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan dimaksudkan untuk mengumpulkan data, data yang dikumpulkan meliputi hasil menulis karangan narasi peserta didik dan lembar pedoman observasi yang berisi kriteria penilaian gagasan peserta didik selama pembelajaran berlangsung, hasil observasi merupakan bahan untuk melakukan refleksi terhadap rencana dan tindakan yang telah dilakukan dan tindakan selanjutnya.

4) Refleksi

Pada langkah ini adalah mencermati, mengkaji, dan menganalisis secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan yang didasarkan data yang telah terkumpul pada langkah observasi.

Dengan adanya refleksi guru dapat mengetahui keberhasilan dari dampak yang telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.

b. Siklus 1 1) Perencanaan

Dalam kegiatan ini akan melakukan kegiatan perbaikan diantaranya: a) Menyiapkan kurikulum dan program pembelajaran

b) Menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran c) Menyiapkan buku sumber

d) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaram (RPP) dengan pokok bahasan menulis narasi dengan menerapkan model cooperatif learning tipe concept sentence.

2) Tindakan

Pada tahap ini melakukan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe conceptsentence. Kegiatan pembelajaran tersebut diantaranya:


(22)

34

a) Peserta didik dikondisikan untuk siap belajar bahasa Indonesia dengan materi sub pokok karangan narasi

b) Guru menjelaskan materi tentang karangan narasi dan menjelaskan langkah-langkah dalam membuat karangan narasi

c) Guru menjelaskan cara menulis yang rapih dengan memperhatikan kaidah-kaidah penulisan paragraf,ejaan, pemilihan kata, keterpaduan antar kalimat serta tata tulis yang rapih

d) Setelah peserta didik mendengarkan penjelasan guru kemudian peserta didik dibagi menjadi empat kelompok

e) Setiap kelompok diberikartu amplop yang berhubungan dengan tema dalam mengarang yaitu tema pengalaman yang didalamnya terdapat empat kata kunci, kemudian dari empat kata kunci tersebut tiap kelompok berdiskusi membuat kalimat-kalimat dari kata kunci tersebut sesuai dengan tema yang telah ditentukan yaitu tentang pengalaman dan dari kalimat-kalimat tersebut disusun menjadi sebuah paragraf dengan memperhatikan tata tulis yang benar yang telah di jelaskan oleh guru sebelumnya.

f) Selanjutnya tiap kelompok membacakan hasil menulis kalimat-kalimatnya secara bergantian.

g) Selanjutnya untuk mengetahui tingkat pemahamannya secara individu peserta didik melanjutkan dengan mengembangkan hasil kalimat-kalimat yang disusun oleh tiap kelompoknya menjadi sebuah paragraf kemudian membentuk sebuah karangan narasi yang padu secara individu.

h) Peneliti mengamati kegiatan kelompok dengan pedoman pengamatan. 3) Observasi

Pada tahap ini pengamatan dilakukan dalam proses pembelajaran berlangsung dansetelah pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan dimaksudkan untuk mengumpulkan data, data yang dikumpulkan meliputi hasil menulis karangan narasi peserta didik dan lembar pedoman observasi yang berisi kriteria penilaian gagasan peserta didik selama pembelajaran berlangsung, hasil observasi


(23)

merupakan bahan untuk melakukan refleksi terhadap rencana dan tindakan yang telah dilakukan dan tindakan selanjutnya.

4) Refleksi

Dalam tahap ini adalah mengkaji, mengevaluasi hasil dari tindakan yang sudah dilaksanakan. Jika masih ada kelemahan dan kekurangan yang menyebabkan pembelajaran kurang berhasil, maka akan diperbaiki pada siklus II. c. Siklus II

1) Perencanaan

Perencanaan yang dibuat sesuai dengan kekurangan pada pelaksanaan tindakan pada kegiatan siklus I. Peneliti melihat kembali apakah segala pendukung kegiatan pembelajaran sudah cocok atau belum, jika belum akan diperbaiki pada siklus II ini.

2) Tindakan

Pada tahap ini melakukan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence. Kegiatan pembelajaran tersebut diantaranya:

a) Peserta didik dikondisikan untuk siap belajar b) Peserta didik dibagi menjadi empat kelompok

c) Peserta didik diberi kartu yang terdapat kata kunci untuk membuat karangan narasi.

d) Selanjutnya peserta didik diberikan penjelasan oleh guru mengenai materi tentang menulis karangan narasi.

e) Setiap kelompok diberi kartu yang berisi kata kunci yang akan dibuat oleh masing-masing anggota kelompok, sehingga anggota kelompok dapat menulis karangan dari tiap paragraf kemudian disusun menjadi sebuah karangan narasi.

f) Selanjutnya tiap kelompok membacakan hasil menulis kalimat-kalimatnya secara bergantian.


(24)

36

g) Selanjutnya untuk mengetahui tingkat pemahamannya secara individu peserta didik melanjutkan dengan mengembangkan hasil kalimat-kalimat yang disusun oleh tiap kelompoknya menjadi sebuah paragraf kemudian membentuk sebuah karangan narasi yang padu secara individu.

h) Peneliti mengamati kegiatan kelompok dengan pedoman pengamatan. 3) Observasi

Pada tahap ini kegiatan pelaksanaan pembelajaran mengamati dengan cermat sambil melaksanakan pembelajaran dengan maksud mendapatkan data atau informasi tentang kekurangan dan kendala yang dapat menghambat kegiatan pembelajaran sehingga hasilnya kurang memuaskan.

4) Refleksi

Dalam tahap ini adalah mengkaji, mengevaluasi hasil dari tindakan yang sudah dilaksanakan apakah pembelajaran sebelumnya lebih baik dari siklus I atau malah sebaliknya. Jika masih ada kelemahan dan kekurangan yang menyebabkan pembelajaran kurang berhasil, maka akan diperbaiki pada siklus III.

d. Siklus III 1) Perencanaan

Perencanaan yang dibuat sesuai dengan kekurangan pada pelaksanaan tindakan pada kegiatan siklus II.peneliti melihat kembali apakah segala pendukung kegiatan pembelajaran sudah cocok atau belum, jika belum akan diperbaiki pada siklus III ini.

2) Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence. Kegiatan pembelajaran tersebut diantaranya:

a) Peserta didik dikondisikan untuk siap belajar b) Peserta didik dibagi menjadi empat kelompok

c) Peserta didik diberi kartu yang terdapat kata kunci untuk membuat karangan narasi.


(25)

d) Selanjutnya peserta didik diberikan penjelasan oleh guru mengenai materi tentang menulis karangan narasi.

e) Setiap kelompok diberi kartu yang berisi kata kunci yang akan dibuat oleh masing-masing anggota kelompok, sehingga anggota kelompok dapat menulis karangan dari tiap kalimat menjadi paragraf kemudian disusun menjadi sebuah karangan narasi.

f) Selanjutnya tiap kelompok membacakan hasil menulis kalimat-kalimatnya secara bergantian.

g) Selanjutnya untuk mengetahui tingkat pemahamannya secara individu peserta didik melanjutkan dengan mengembangkan hasil kalimat-kalimat yang disusun oleh tiap kelompoknya menjadi sebuah paragraf kemudian membentuk sebuah karangan narasi yang padu secara individu.

h) Peneliti mengamati kegiatan kelompok dengan pedoman pengamatan.

3) Observasi

Pada tahap ini kegiatan pelaksanaan pembelajaran mengamati dengan cermat sambil melaksanakan pembelajaran dengan maksud mendapatkan data atau informasi tentang kekurangan dan kendala yang dapat menghambat kegiatan pembelajaran sehingga hasilnya kurang memuaskan.

4) Refleksi

Pada langkah ini adalah mencermati, mengkaji, dan menganalisis secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan yang didasarkan data yang telah terkumpul pada langkah observasi.

Dengan adanya refleksi guru dapat mengetahui keberhasilan dari dampak yang telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.

D. Lokasi dan Subyek a. Lokasi penelitian


(26)

38

Pada penelitian ini ditentukan di lokasi SDN Sukamekasr 01 Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi.

b. Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V SDN SukaMekar 01 Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi berjumlah 25 siswa

c. Instrument Penelitian

Instrument berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Penyusun instrument pada dasarnya menyusun alat evaluasi.Untuk memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti dari hasil yang diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Instrument penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:

a. Lembar Observasi ialah kegiatan pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti (Hadi dan Haryono, 1998:94).

b. Observasi ialah suatu tejnik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2011:220)

c. Tes ialah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Riduwan, 2008:76).

Adapun langkah-langkah dalam menyusun instrument penelitian sebagai berikut:

1) Human instrument, dalam human instrument inilah peneliti bertindak sebagai instrument penelitian, sebab si peneliti itu sendiri yang menentukan dan mengetahui keseluruhan skenarionya,

2) Observasi kelas, kegiatan observasi dibagi kedalam dua bagian yaitu dilakukan oleh guru dengan observasi yang dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan penerapan pembelajaran cooperatif learning dan mengamati jalannya proses kegiatan pembelajaran peserta didik dalam membuat karangan


(27)

narasi, dan obervasi siswa yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas yang muncul selama proses pembelajaran cooperatif learning.

3) Tes tertulis, diberikan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang kemampuan siswa dalam membuat karangan narasi.

d. Teknik pengumpulan data 1) Pengumpulan data

Sumber data penelitian adalah siswa kelas IV SDN Sukamekar 01 tahun pelajaran 2012/2013 dan guru serta lingkungan yang mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran :

2) Jenis data

a) Data tentang kondisi awal dan tes untuk metode pengajaran guru berdasarkan hasil observasi dengan guru kelas.

b) Data tentang peningkatan aktivitas peserta didik dari hasil pengamatan langsung melalui lembar observasi.

c) Pengingkatan kemampuan pemecahan masalah berdasarkan tes hasil prasiklus dan tes hasil siklus satu dan dua

d) Data tentang tes uraian bentuk mengarang

Tes uraian bentuk mengarang ini diberikan sebanyak dua kali yang dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran. Untuk mendapatkan gambaran tentang kemampuan peseta didik dalam membuat karangan dilakukan tes awal, untuk mengetahui kemampuan peserta didik sebelum menggunakan metode yang digunakan.

e. Teknik pengolahan data

Dalam penelitian ini data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai instrument penelitian diantaranya tes hasil belajar peserta didik dengan membuat karangan narasi, untuk mengerjakannya peserta didik mengerjakan di LKS masing-masing. Kriteria penilaian untuk menulis narasi adalah isi, ejaan, penyajian, dan kerapihan.Adapun teknik yang digunakan bersifat kualitatif.Data yang diperoleh dikategorikan dan diklasifikasikan berdasarkan analisa logisnya


(28)

40

kemudian ditafsirkan dan disajikan secara actual dan sistematis dalam keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian.

Tabel 3.1

Format Lembar Pengamatan Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe concept sentence

No Nama

Aspek yang di nilai Mengerjakan

tugas

Keaktifan Menjawab Bertanya

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20


(29)

21 22 23 24 25 Jumlah Presentase Rata-rata (%)

Kriteria penilaian

Sangat Baik, jika indikator yang dilaksanakan 4 Baik , jika indikator yang dilaksanakan 3 Cukup , jika indikator yang dilaksanakan 2 Kurang, jika indikaror yang digunakan 1

Bentuk tes yang digunakan adalah tes uraian mengarang narasi, adapun aspek yang dinilai sebagai berikut:

1) Paragraf 2) Kalimat 3) Ejaan 4) Diksi

5) Keterpaduan

Tabel 1.3

Format Penilaian Tes Menulis Narasi

No Nama siswa

Aspek yang dinilai

Jumlah skor

Nilai 1+2+3+4+5

5 Paragraf Kalimat Ejaan Diksi Keterpaduan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 2 3 4 5


(30)

42 6

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Jumalah Rata-rata

Nilai =jumlah skor peserta didik x 100 jumlah siswa

Kriteria penilaian

1. Nilai 80-100 dengan kategori baik 2. Nilai 60-79 dengan kategori cukup 3. Nilai 1-59 dengan kategori kurang

Peningkatan kemampuan menulis narasi dengan metode cooperatif learning tipe concept sentence diakatakan berhasil apabila mencapai 60 atau lebih. E. Jadwal Penelitian

Penelitian ini direncanakan selama 6 bulan, dengan agenda kegiatan sebagai berikut:

No. Kegiatan

Januari Februari


(31)

1. Pengajuan Proposal x

2. Bimbingan x x x x x

3. Penulisan Naskah Bab I X x x

4. Penulisan Naskah Bab II x x x

No. Kegiatan

Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4

1.

Penulisan Naskah Bab II x x x

2. Pengumpulan Data x X X x

3. Pengolahan Data X x x x

No . Kegiatan

Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penulisan Naskah Bab III x x x

2. Penulisan Naskah Bab IV x x x x

3. Penulisan Naskah Bab V x x


(32)

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan pelaksanaan hasil penelitian di SD Sukamekar 01, selama kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dalam pembelajaran menulis karangan narasi dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dalam menulis narasi di SDN Sukamekar 01 para peserta didik aktivitas belajar peserta didik pada pra siklus rata-rata kelas sebesar 24%, sehingga pembelajaran menulis narasi belum memperoleh hasil yang optimal dengan hasil evaluasi prasiklus rata-rata kelas hanya mencapai 48,16 hanya empat orang yang mencapai nilai KKM sebesar 60 dengan prosentase 16%.

2. Dalam proses pembelajaran menulis narasi dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe concept sentence peserta didik menunjukan sikap aktif bertanya dan berdiskusi dengan teman kelompoknya dan bersungguh-sungguh dalam menulis narasi secara kelompok maupun individu.

3. Setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe concept sentence hasil aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis narasi menunjukan peningkatan hasil belajar yaitu pada siklus I sudah mencapai 55% dalam mengerjakan soal, keaktifan, menjawab, dan bertanya, pada siklus II aktivitas siswa mencapai rata-rata 65%, dan pada siklus III aktivitas siswa meningkat mencapai 80% . Adapun dari tiga perbaikan didapat rata-rata kelas pada siklus I yaitu sebesar 55,4 dan pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 60,56dan pada siklus III meningkat kembali menjadi 74,44.

Dari paparan di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe concept sentence pada mata pelajaran bahasa Indonesia terutama dalam keterampilan menulis narasi di kelas IV SDN. Sukamekar 01 Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi dapat meningkatkan


(34)

kualitas pembelajaran menulis dengan rata-rata mencapai 74,44, hasil prosentase 88% yang mencapai nilai KKM.

B.REKOMENDASI

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif merupakan cara meningkatkan kegairahan pembelajaran peserta didik oleh karena itu direkomendasikan kepada:

1. Pimpinan lembaga terkait di dalam kegiatan KKG ataupun kegiatan yang ada kaitannya dengan peningkatan hasil pendidikan, seyogyanya juga lebih mengedepankan model-model pembelajaran alternatif ini. Agar peserta didiknya lebih termotivasi dan semangat dalam belajar,

2. Para pendidik di sekolah selain menggunakan metode ceramah seperti yang biasa dilakukan dengan ceramah, pemberian tugas, seyogyanya dicoba dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe concept sentence.

3. Para peneliti seyogyanya mengkaji ulang dalam memperbaiki pembelajaran yang sama. Ini disebabkan penelitian ini terbatas oleh waktu, yakni hanya di SD Sukamekar 01 kelas IV, bisa jadi pada tempat lainnya akan didapat perbedaan.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002).Prosedur Penelitian. Jakarta. Edisi Revisi: PT. Rineka Cipta Burhanuddin TR (2010). Pendekatan, Metode, dan Teknik Penelitian. Purwakarta. Cahyani, I&Rosmana, I. (2006).PendidikanBahasa Indonesia.Bandung:UPI

PRESS

Daryanto. (2010). Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya

Depdiknas. (2006). Kurikulum SD/MI Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas

Fatturrahman. (2012). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher Hadiyanto.(2001). Membudayakan Menulis. Jakarta: Fikahati Aneska

Hernawan, A dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung:UPI PRESS Keraf, G. (2007). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia

Lie, A. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo

Mulyasa, E. (2006). PraktikPenelitianTindakanKelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Resmini N, Churiyah Y. (2006). Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya. Bandung: UPI PRESS

Riduwan.(2008). BelajarMudahPenelitianuntuk

Guru-KaryawandanPenelitiPemula. Bandung: Alfabeta

Rostiyah, N.K. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Suprijono, A. (2010). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Suhardjono.(2007). PenelitianTindakanKelas. Jakarta. BumiAksara Supardi.(2010). PenelitianTindakanKelas. Jakarta: BumiAksara


(36)

Sukmaninata N.S.(2011) MetodePenelitianPendidikan. Bandung: PT RemajaRosdakarya

Tarigan, H.G.2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa


(1)

43

Indry Mudrikah, 2013

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengajuan Proposal x

2. Bimbingan x x x x x

3. Penulisan Naskah Bab I X x x

4. Penulisan Naskah Bab II x x x

No. Kegiatan

Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4

1.

Penulisan Naskah Bab II x x x

2. Pengumpulan Data x X X x

3. Pengolahan Data X x x x

No . Kegiatan

Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penulisan Naskah Bab III x x x

2. Penulisan Naskah Bab IV x x x x

3. Penulisan Naskah Bab V x x


(2)

44

44

Indry Mudrikah, 2013

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR


(3)

72

Indry Mudrikah, 2013

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan pelaksanaan hasil penelitian di SD Sukamekar 01, selama kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dalam pembelajaran menulis karangan narasi dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dalam menulis narasi di SDN Sukamekar 01 para peserta didik aktivitas belajar peserta didik pada pra siklus rata-rata kelas sebesar 24%, sehingga pembelajaran menulis narasi belum memperoleh hasil yang optimal dengan hasil evaluasi prasiklus rata-rata kelas hanya mencapai 48,16 hanya empat orang yang mencapai nilai KKM sebesar 60 dengan prosentase 16%.

2. Dalam proses pembelajaran menulis narasi dengan menerapkan pembelajaran

kooperatif tipe concept sentence peserta didik menunjukan sikap aktif bertanya dan berdiskusi dengan teman kelompoknya dan bersungguh-sungguh dalam menulis narasi secara kelompok maupun individu.

3. Setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe concept sentence hasil aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis narasi menunjukan peningkatan hasil belajar yaitu pada siklus I sudah mencapai 55% dalam mengerjakan soal, keaktifan, menjawab, dan bertanya, pada siklus II aktivitas siswa mencapai rata-rata 65%, dan pada siklus III aktivitas siswa meningkat mencapai 80% . Adapun dari tiga perbaikan didapat rata-rata kelas pada siklus I yaitu sebesar 55,4 dan pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 60,56dan pada siklus III meningkat kembali menjadi 74,44.

Dari paparan di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe concept sentence pada mata pelajaran bahasa Indonesia terutama dalam keterampilan menulis narasi di kelas IV SDN. Sukamekar 01 Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi dapat meningkatkan


(4)

73

Indry Mudrikah, 2013

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kualitas pembelajaran menulis dengan rata-rata mencapai 74,44, hasil prosentase 88% yang mencapai nilai KKM.

B.REKOMENDASI

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif merupakan cara meningkatkan kegairahan pembelajaran peserta didik oleh karena itu direkomendasikan kepada:

1. Pimpinan lembaga terkait di dalam kegiatan KKG ataupun kegiatan yang ada

kaitannya dengan peningkatan hasil pendidikan, seyogyanya juga lebih mengedepankan model-model pembelajaran alternatif ini. Agar peserta didiknya lebih termotivasi dan semangat dalam belajar,

2. Para pendidik di sekolah selain menggunakan metode ceramah seperti yang biasa dilakukan dengan ceramah, pemberian tugas, seyogyanya dicoba dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe concept sentence.

3. Para peneliti seyogyanya mengkaji ulang dalam memperbaiki pembelajaran yang sama. Ini disebabkan penelitian ini terbatas oleh waktu, yakni hanya di SD Sukamekar 01 kelas IV, bisa jadi pada tempat lainnya akan didapat perbedaan.


(5)

Indry Mudrikah, 2013

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002).Prosedur Penelitian. Jakarta. Edisi Revisi: PT. Rineka Cipta Burhanuddin TR (2010). Pendekatan, Metode, dan Teknik Penelitian. Purwakarta. Cahyani, I&Rosmana, I. (2006).PendidikanBahasa Indonesia.Bandung:UPI

PRESS

Daryanto. (2010). Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya

Depdiknas. (2006). Kurikulum SD/MI Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas

Fatturrahman. (2012). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher Hadiyanto.(2001). Membudayakan Menulis. Jakarta: Fikahati Aneska

Hernawan, A dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung:UPI PRESS Keraf, G. (2007). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia

Lie, A. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo

Mulyasa, E. (2006). PraktikPenelitianTindakanKelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Resmini N, Churiyah Y. (2006). Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya. Bandung: UPI PRESS

Riduwan.(2008). BelajarMudahPenelitianuntuk

Guru-KaryawandanPenelitiPemula. Bandung: Alfabeta

Rostiyah, N.K. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Suprijono, A. (2010). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Suhardjono.(2007). PenelitianTindakanKelas. Jakarta. BumiAksara Supardi.(2010). PenelitianTindakanKelas. Jakarta: BumiAksara


(6)

75

Indry Mudrikah, 2013

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sukmaninata N.S.(2011) MetodePenelitianPendidikan. Bandung: PT

RemajaRosdakarya

Tarigan, H.G.2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa


Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR.

0 0 29

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENYIMAK DAN MENULIS PENGUMUMAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR.

0 0 20

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas Tentang Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 8 Ciseureuh Kabupa

0 1 39

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SD.

0 1 9

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR.

0 4 52

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 CIBODAS KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 53

PENGARUH MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR

0 0 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SD NEGERI PURWOTOMO NO. 97 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018) - UNS Institutional R

0 0 19

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

4 18 30