Menguji homogenitas variansi Korelasi kemampuan penalaran dan komunikasi matematis

statistiki yang digunakan dalam hal ini adalah uji perbedaan rerata dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menghitung rerata skor hasil pretes dan postes dengan menggunakan rumus n x x k 1 i i ∑ = = , Ruseffendi 1998;76 2. Menghitung deviasi standar skor hasil pretes dan postes dengan menggunakan rumus: s = ∑ − = k 1 i 2 i n x x , Ruseffendi 1998; 123 3. Menguji normalitas data skor hasil pretes dan postes. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini diperlukan sebagai syarat pengujian beda dua rerata. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov pada tiap kelompok data. Hipotesis uji normalitas skor pretes dan skor postes kemampuan penalaran matematis siswa dan kemampuan komunikasi matematis siswa masing-masing untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah: H : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Dengan kriteria uji, pada taraf signifikansi , tolak H jika p-value lebih kecil dari Trihendradi, 2009.

4. Menguji homogenitas variansi

Pengujian homogenitasi terhadap variansi dilakukan untuk mengetahui apakah ketiga kelompok, kelompok eksperimen PASID dan PASIK dan kelompok kontrol KONVENSIONAL, memiliki variansi yang homogen. Untuk menguji homogenitas varians data skor pretes dan postes, maing-masing untuk kemampuan penalaran matematis dan kemampuan komunikasi matematis siswa antar ketiga kelompok PASID, PASIK, dan KONVENSIONAL digunakan uji Homogeneity of Variances Levene Statistic. Hipotesis uji homogenitas skor pretes dan skor postes kemampuan penalaran matematis siswa dan kemampuan komunikasi matematis siswa antara ketiga kelompok PASID, PASIK, dan KONVENSIONAL adalah: H : varians populasi ketiga kelompok data adalah homogen H 1 : varians populasi ketiga kelompok data tidak homogen Dengan kriteria uji, pada taraf signifikansi , tolak H jika p-value lebih kecil dari Trihendradi, 2009.

5. Menguji perbedaan rerata skor KPK dan KKM

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan membandingkan kemampuan penalaran matematis KPM dan kemampuan komunikasi matematis KKM siswa dari kelompok dengan pendekatan PASID, kelompok dengan pendekatan PASIK, dan kelompok dengan pembelajaran KONVENSIONALl dengan menggunakan ANOVA Dua Jalur. Rancangan Anova yang diajukan seperti ditunjukkan pada Tabel 3.12 berikut: Tabel 3.12 Rancangan ANOVA Dua Jalur KELOMPOK KEMAMPUAN KONV. PASID PASIK Kemampuan Penalaran Matematis KPM P0 P1 P2 Kemampuan Komunikasi Matemastis KKM K0 K1 K2 Keterangan: P = Penalaran , K = Komunikasi 0 = Konvensional , 1 = Pasid, dan 2 = Pasik Uji perbedaan rerata skor postes kemampuan penalaran matematis dan kemampuan komunikasi matematis siswa yang digunakan adalah General Linear Model GML – Univariate dengan hipotesis berikut ini:

a. Untuk kemampuan penalaran matematis KPM

Ho : µ = µ 1 = µ 2 tidak terdapat perbedaan yang signifikan rerata kemampuan penalaran matematis siswa dari ketiga kelompok sampel H 1 : µ ≠ µ 1 = µ 2 atau µ = µ 1 ≠ µ 2 atau µ ≠ µ 1 ≠ µ 2 terdapat perbedaan yang signifikan rerata kemampuan penalaran matematis siswa minimal dua dari tiga kelompok sampel Dengan kriteria uji, pada taraf signifikansi , tolak H jika p-value lebih kecil dari .

b. Untuk kemampuan komunikasi matematis KKM

Ho : µ = µ 1 = µ 2 tidak terdapat perbedaan yang signifikan rerata kemampuan komunikasi matematis siswa dari ketiga kelompok sampel H 1 : µ ≠ µ 1 = µ 2 atau µ = µ 1 ≠ µ 2 atau µ ≠ µ 1 ≠ µ 2 terdapat perbedaan yang signifikan rerata kemampuan komunikasi matematis siswa minimal dua dari tiga kelompok sampel Dengan kriteria uji, pada taraf signifikansi , tolak H jika p-value lebih kecil dari .

6. Melihat signifikansi perbedaan rerata

Untuk mengetahui signifikansi perbedaan rerata antar kelompok sampel, digunakan uji statistik Bonferorri, dengan kriteria uji pada taraf signifikansi , tolak H jika p-value lebih kecil dari . Rumusan hipotesis uji perbedaan rerata postes kemampuan penalaran matematis dan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk kemampuan penalaran matematis

Ho : µ i = µ k tidak terdapat perbedaan yang signifikan rerata skor kemampuan penalaran matematis siswa kelompok ke-i dengan rerata skor kemampuan penalaran matematis siswa kelompok ke-k H 1 : µ i µ k rerata skor kemampuan penalaran matematis siswa kelompok ke-i lebih baik daripada rerata skor kemampuan penalaran matematis siswa kelompok ke-k Dengan kriteria uji, pada taraf signifikansi , tolak H jika p-value lebih kecil dari .

b. Untuk kemampuan komunikasi matematis

Ho : µ i = µ k tidak terdapat perbedaan yang signifikan rerata skor kemampuan komunikasi matematis siswa kelompok ke-i dengan rerata kemampuan komunikasi siswa kelompok ke-k H 1 : µ i µ k rerata skor kemampuan komunikasi matematis siswa kelompok ke-i lebih baik daripada rerata skor kemampuan komunikasi matematis siswa kelompok ke-k Dengan kriteria uji, pada taraf signifikansi , tolak H jika p-value lebih kecil dari .

7. Korelasi kemampuan penalaran dan komunikasi matematis

Uji statistik yang digunakan untuk melihat korelasi kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam penelitian ini adalah Uji Bivariate, yaitu Uji Korelasi Pearson untuk data berdistribusi normal parametrik. Hipotesis untuk uji korelasi kemampuan penalaran matematis dan kemampuan komunikasi matematis siswa adalah: H : Tidak ada korelasi yang signifikan antara kemampuan penalaran matematis siswa dan kemampuan komunikasi siswa dari ketiga kelompok sampel. H 1 : Ada korelasi yang signifikan antara kemampuan penalaran matematis siswa dan kemampuan komunikasi siswa minimal dua dari iga kelompok sampel. Dalam pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini, yang digunakan dan dimanfaatkan adalah softwere SPSS 17.0. Signifikansi penerimaaan atau penolakan hipotesis nol dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig.2-tailed, dimana hipotesis nol akan ditolak jika nilai Asymp. Sig. 2-tailed lebih kecil dari ½α 0.025 pada taraf signifikansi 0.05. dan Hipotesis nol akan diterima jika nilai Asymp. Sig. 2-tailed lebih besar dari ½α 0.025.

8. Analisis Data Skala Sikap Siswa

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.

0 2 43

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN, KOMUNIKASI MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF.

1 5 59

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI PENDEKATAN PROBING-PROMPTING.

2 2 34

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH :Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa SMA di Kabupaten Bima.

0 1 50

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI, PENALARAN, DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SERTA KECERDASAN EMOSIONAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS-MASALAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS.

0 0 170

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN MAPLE.

0 1 45

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI, PENALARAN, DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SERTA KECERDASAN EMOSIONAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS-MASALAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS.

0 1 170

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW.

0 0 66

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PERANGKAT PEMBELAJARAN MULTI REPRESENTASI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

0 0 18