Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Asumsi-Asumsi

maka akan terhindar dari kesalahpahaman pandangan sehingga efektivitas sekolah secara keseluruhan akan mudah tercapai. 3. Guru merupakan salah satu kunci utama dalam peningkatan mutu pendidikan di Taman Kanak-Kanak. Oleh karena itu, guru harus mempunyai kemampuan merancang kegiatan belajar mengajar yang baik yaitu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan PAKEM. Kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak meliputi beberapa kompetensi Yaitu : ”penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar mengajar dan penilaian prestasi belajar peserta didik”. Mengingat banyaknya pengaruh terhadap kinerja mengajar guru seperti iklim organisasi, produktivitas organisasi, sarana prasarana, pembiayaan, disiplin guru, partisipasi orang tua, kompensasi, motivasi, manajemen sekolah dan lain- lain, maka penelitian dibatasi pada dua faktor yang mempengaruhi kinerja guru yaitu kepemimpinan situasional dan komunikasi internal. Oleh karena, masalah penelitian dibatasi pada “Bagaimana pengaruh kepemimpinan situasional dan komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah secara umum yaitu “ Bagaimana pengaruh kepemimpinan situasional dan komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ?”. Secara rinci, rumusan masalah dijabarkan sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran kepemimpinan situasional Kepala Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya? 2. Bagaimana gambaran komunikasi internal Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya? 3. Bagaimana gambaran kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya? 4. Bagaimana pengaruh kepemimpinan situasional terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ? 5. Bagaimana pengaruh komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ? 6. Bagaimana pengaruh kepemimpinan situasional dan komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui 1. Kepemimpinan situasional Kepala Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya 2. Komunikasi internal Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya 3. Kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya 4. Pengaruh kepemimpinan situasional terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. 5. Pengaruh komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak- Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. 6. Pengaruh kepemimpinan situasional dan komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

D. Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut :

1. Secara teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan Ilmu Administrasi Pendidikan dan pengembangan kelembagaan Taman Kanak-Kanak, khususnya pada bidang kepemimpinan situasioanal dan komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

2. Secara praktis

a. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kepala TK, guru TK, pengawas satuan TK serta stakeholders pendidikan dalam memimpin dan berkomunkasi guna meningkatkan kinerja mengajar guru TK. b. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan masukan bagi peneliti khususnya dan mahasiswa program strata dua Universitas Pendidikan Indonesia UPI pada umumnya tentang pentingnya pengembangan kepemimpinan situasional dan komunikasi internal agar kinerja mengajar guru lebih baik

E. Kerangka Berpikir dan Paradigma Penelitian

1. Kerangka Berpikir

Penelitian ini berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia yaitu variabel kepemimpinan situasional, komunikasi internal dan kinerja mengajar guru TK. Perilaku manusia individu dipengaruhi oleh faktor intern maupun ekstern. Surya 1976:37 mengemukakan tentang konsep interaksi individu dengan lingkungan : P = L – S – I – R Keterangan : P = Perilaku L = Lingkungan S = Stimulus I = Individu R = Respon Perilaku individu antara lain disebabkan rangsangan dari lingkungan yang mengakibatkan respon terhadap lingkungannya. Dapat diimplikasikan bahwa perilaku kepala sekolah merupakan salah satu respon terhadap terbentuknya kinerja mengajar guru. Pimpinan harus memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu Rivai, 2008: 14. Hersey dan Blanchard menggunakan studi Ohio State untuk mengembangkan lebih lanjut gaya kepemimpinan yang dimiliki manajer Rivai, 2008 : 24, yaitu : “mengatakan telling, menjual selling, partisipasi participating dan Delegasi delegating”. Mengatakan telling yaitu pimpinan pada tugas yang sangat tinggi artinya banyak instruksi-instruksi yang perlu disampaikan mengingat bawahan baru menghadapi pekerjaan dan situasi yang baru. Hubungan rendah artinya pimpinan belum banyak memberikan motivasi yang bersufat dukungan, karena bawahan belum siap karena memerlukan struktur sementara manajer masih mengamati. Menjual selling yaitu tugas tinggi bawahan mulai belajar mengenal tugasnya, perhatian dan tugas tetap penting karena mereka belum dapat bekerja tanpa struktur, manager telah terbiasa dan mulai banyak memberikan dorongan lebih jauh untuk keberhasilan Partisipasi participating, dimana anggota mempunyai kemampuan lebih besar dan motivasi berprestasi mulai tampak dan mereka secara aktif mencari tanggung jawab yang lebih besar, pemimpin masih harus mendukung dan memberikan perhatian tetapi tidak perlu lagi memberikan pengarahan Delegasi delegating, anggota mulai percaya diri, dapat mengarahkan diri dan berpengalaman, pemimpin dapat mengurangi jumlah perhatian dan pengarahan Hersey dan Blanchard, menjelaskan hubungan antara pimpinan dan anggotanya mempunyai empat tahap fase yang diperlukan bagi pimpinan untuk mengubah gaya kepemimpinannya, seperti pada gambar berikut : Tinggi Tingkah laku hubungan memberikan tingkah laku untuk mendukung Rendah Hubungan tinggi dan tugas rendah 3 Tugas tinggi dan hubungan tinggi 2 Hubungan rendah dan tugas rendah 4 Tugas tinggi dan hubungan rendah 1 Rendah Tinggi Tingkah laku hubungan memberikan pedoman pengarahan Gambar 1.1 Kuadran Kepemimpinan Variabel selanjutnya yang dijadikan penelitian berkaitan dengan kinerja setelah kepemimpinan adalah komunikasi, Komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengiriman kepada penerima informasi Rivai, 2008 : 350, dilahat pengaruhnya bahwa komunikasi merupakan esensi yang sangat penting daripada sistem sosial dalam organisasi. Terdapat delapan unsur pokok di dalam proses komunikasi menurut Rivai 2008: 350 yaitu : a. Pengirim sumber sender source, adalah orang yang mempunyai ide atau berinisiatef untuk mengadakan komunikasi b. Encoding, adalah lambang informasi agae dapat diteruskan dengan menterjemahkan ke dalam serangkaian simbol atau syarat c. Message, adalah bentuk fisik yang didalamnya oleh sender dipakai sebagai pesan atau misi informasi d. Channel, adalah ragam atau bentuk transmisi, seperti udara atau berbicara, kata-kata, dan kertas untuk surat yang tidak bisa dipisahkan oleh message e. Receiver adalah orang yang memberikan pengertian terhadap message yang disampaikan oleh sender f. Decoding, adalah proses interprestasi yang dilakukan oleh receiver terhadap message yang diterima, yang kemudian menterjemahkannya ke dalam informasi yang memiliki arti g. Noise, adalah faktor yang meninbulkan gangguan, kebingungan terhadap komunikasi h. Feedback, adalah satu balikan dari proses komunikasi sebagai suatu reaksi terhadap informasi yang disampaikan oleh sender Komunikasi organisasi adalah memberikan pengaruh kepada seluruh anggota organisasi agar mereka baik secara perseorangan atau secara bersama- sama memahami misi dan tanggungjawab dalam rangka mencapai tujuan organisasi, dapat disimpulkan bahwa komunkasi sangat dibutuhkan dalam setiap pekerjaan di setiap lembaga atau organisasi, terutama bidang personalia. Menurut Rivai 2008: 351 apabila seorang pemimpin berhasil dalam menjalin komunikasi, hal tersebut merupakan jaminan kesuksesan dalam usaha pencapaian tujuan dalam memperbaiki kinerjanya. Menurut Wursanto 2001 : 29 bahwa “Seorang manajer kantor harus dapat berkomunikasi secara efektif dengan semua pegawai kantor baik secara horizontal maupun secara vertikal atau secara diagonal”. Implikasinya dalam pendidikan bahwa kepala sekolah harus dapat berkomunikasi secara efektif dengan semua pegawai yang ada di dalam lingkungan sekolah, karena komunikasi yang efektif akan berkontribusi kepada meningkatnya kinerja mengajar guru. Komunikasi internal yaitu komunikasi yang berlangsung di dalam suatu organisasi itu sendiri. Di dalam lingkungan sekolah dapat terjadi berbagai macam komunikasi, menurut Wursanto 2001: 41 secara struktural komunikasi di dalam lingkungan organisasi dapat dibedakan menjadi empat macam : a. Komunikasi dari atasan kepada bawahan downward, dapat dibedakan menjadi berbagai macam bentuk seperti petunjuk, keterangan umum, perintah, teguran dan pujian. b. Komunikasi dari bawahan kepada atasan upward, dapat digolongkan menjadi beberapa macam, seperti : laporan, keluhan, pendapat dan saran c. Komunikasi yang berlangsung secara horizontal atau secara mendatar, adalah komunikasi yang berlangsung antara pegawai yang mempunyai kedudukan yang sama. Komunikasi horizontal disebut juga komunikasi tidak formal, dilaksanakan pada saat istirahat-rekreasi-menjelang pulang sekolah. Komunikasi ini dapat dibedakan menjadi : 1 Komunikasi antara pimpinan dengan pimpinan yang setingkat 2 Komunikasi antara bawahan dengan bawahan d. Komunikasi yang berlangsung secara diagonal, adalah komunikasi yang berlangsung antara pegawai pada tingkat kedudukan yang berbeda, pada tugas atau fungsi yang berbeda dan tidak mempunyai wewenang langsung terhadap pihak lain Implikasi komunikasi internal dalam lingkungan Taman Kanak-Kanak bahwa : komunikasi dari atasan kepada bawahan adalah komunikasi dari ketua yayasan penyelenggara TK kepada kepala TK, kepala TK kepada guru-guru, kepala TK kepada bagian keamanan dan kebersihan, guru kepada anak TK; komunikasi dari bawahan kepada atasan adalah komunikasi dari kepala TK kepada penyelenggara TK, guru-guru kepada kepala TK, anak TK kepada guru; komunikasi horizontal adalah komunikasi antara guru dengan guru, murid dengan murid ; orang tua murid dengan orang tua murid; komunikasi diagonal kepala TK dengan komite ketua POM, guru-guru dengan bagian keamanan dan kebersihan. Variabel selanjutnya yang diteliti adalah variabel kinerja mengajar guru. Suryobroto 2002:20 mengatakan bahwa “kinerja mengajar guru dikatakan berkualitas apabila seorang guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam usaha mengajarnya”. Oleh karena itu untuk dapat melaksanakan tugas mengajar dengan baik harus memiliki pengetahuan, keterampilan serta sikap yang baik. Kinerja mengajar guru TK berdasarkan pedoan penilaian Kinerja TK yang diterbitkan oleh Depdiknas meliputi : a. Penyusunan rencana pembelajaran b. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar c. Penilaian prestasi belajar peserta didik d. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik Berdasarkan uraian diatas , tentang kepemimpinan situasiaonal kepala TK sangat berkaitan dengan komunikasi internal serta akan berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru, dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran pada gambar.1. 2 : Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran SUMBER DAYA MANUSIA WILAYAH PENELITIAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KOMUNIKASI INTERNAL MASALAH YANG TAMPAK 1. Adanya kepa la TK yang be lum mampu memecahkan masalah kon flik dengan ca ra yang mem bangun 2. Adanya kepa la TK yang ku rang membe rikan otoritas dalam mende legasikan tu gaswewenang untuk meng ambil keputu san secara in dependen 1. Laporan, kelu han, pendapat dan saran kurang mendapat respon dari kepala TK 2. Petunjuk, pe rintah dan te guran yang kurang jelas dan tepat disampaikan kepala TK 1. Telling 2. Selling 3. Participating 4. Delegating 1. Upward 2. Downward 3. Horizontal 4. Diagonal 1. SKH dibuat tidak tepat waktu 2. Kurang menguasai materi dan metode pembelajaran 3. Penilaian kadang-kadang tidak dilaksanakan Komunikasi internal guru TK Kepemimpinan situasional kepala TK MUTU PENDIDIKAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN Kinerja Mengajar Guru TK : 1. Perencanaan Pembelajaran 2. Pelaksanaan interaksi KBM 3. Penilaian prestasi belajar

2. Paradigma Penelitian

Bertitik tolak dari uraian kerangka penelitian dapat digambarkan paradigma penelitian sebagai berikut : r 1 y r 2 y Gambar .1.3 Paradigma Penelitian

F. Asumsi-Asumsi

Arikunto 2003:60-61 mengemukakan bahwa asumsi-asumsi atau anggapan dasar penelitian dipandang sebagai landasan teori atau titik tolak pemikiran yang digunakan dalam suatu penelitian, yang mana kebenarannya diterima oleh peneliti. Dalam merumuskan asumsi penelitian ini ditempuh melalui telaah berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Individu adalah hal yang unik juga khas, tidak ada dimuka bumi ini yang sama meskipun terlahir dari rahim, bapak yang sama bahkan anak kembar sekali pun. Demikian pula kepala Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, diantara satu sama lainnya terdapat perbedaan baik dalam KOMUNIKASI INTERNAL X 2 KEPEMIMPINAN SITUASIONAL X 1 KINERJA MENGAJAR GURU TK Y R 1,2 y kepemimpinan, cara berkomunikasi maupun kinerjanya. Kepemimpinan kemungkinan atau situasional adalah suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa pimpinan dalam hal ini kepala TK memahami prilaku, sifat-sifat dan situasi bawahannya sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan. Jenis kepemimpinan yang paling spesifik adalah kepemimpinan pendidikan. Menurut Ngalim Purwanto 1993: 26 bahwa kepemimpinan pendidikan adalah usaha untuk mempengaruhi anggota kelompok agar mereka bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih banyak dalam mencapai tujuan kelompok yang telah disepakati. Selanjutnya menurut Goestch dan Davis 1994: 192 kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai atau melampaui tujuan pendidikan. 2. Menurut Jiwanto 1985:3 bahwa 75 sampai 90 waktu kerja dipergunakan untuk komunikasi. Berdasarkan teori kepemimpinan Gaffar, dkk 1992:28 menyatakan bahwa “keterkaitan gaya kepemimpinan dengan komunikasi banyak tergantung pada range dan style pimpinan. Efektivitas performance pemimpin paling tidak ditentukan oleh gaya yang dianut dan bagaimana implikasinya”. 3. Kepemimpinan situasional dan komunikasi internal berpengaruh terhadap kinerja. Kinerja menurut Smith 1982:393 merupakan hasil atau output dari suatu proses manusia atau yang lainnya. Selanjutnya Prawirosentoso 1992:2 mengatakan bahwa kinerja berkaitan dengan : 1 unjuk kerja; 2 hasil kerja; 3 daya guna melaksanakan kewajiban atau tugas; 4 suatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kemampuan kerja; 5 pelaksanaan tugas pekerjaan pada waktu tertentu yang sesuai. Hubungannya dengan kinerja mengajar guru TK menurut Depdiknas 2004:23 adalah : 1 penyusunan rencana pembelajaran; 2 pelaksanaan interaksi belajar mengajar; 3 penilaian prestasi belajar peserta didik.

G. Pengajuan Hipotesis

Dokumen yang terkait

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI INTERNAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN.

0 4 37

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP ETOS KERJA GURU PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP ETOS KERJA GURU SEKOLAH DASAR DI UPTD DIKSPORA KECAMATAN JEBRES SURAKARTA.

0 0 19

PENGARUH KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA GURU DAN KARYAWAN Pengaruh Komunikasi Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Dan Karyawan (Studi Kuantitatif pada Pengaruh Komunikasi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru&Karyawan SLTP-SLTA Bina

0 1 14

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK DI KOTA SERANG.

1 1 61

KONTRIBUSI KOMPETENSI KERJA GURU DAN KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN (INSTRUCTIONAL LEADERSHIP) KEPALA TK TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK DI KOTA BANDUNG.

1 2 71

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.

0 1 67

PENGARUH KEPEMIMPINANKEPALA SEKOLAH DAN KREATIVITAS KINERJA GURU TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIHIDEUNG KOTA TASIKMALAYA pada SD di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

0 0 52

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK DAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI SAMBAS

0 0 16

PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DAN PEMBERIAN MOTIVASI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SD

0 0 15

PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH, LINGKUNGAN KERJA, DAN MOTIVASI BERPRESTASI, TERHADAP KINERJA GURU SMK

0 2 11