PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DAN KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK KECAMATAN CIHIDEUNG KOTA TASIKMALAYA.

(1)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ...

PERNYATAAN ... ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Kegunaan Hasil Penelitian ... 1. Secara Teoritis ... 2. Secara Praktis ... E. Kerangka Berpikir dan Paradigma Penelitian ... 1. Kerangka Berpikir ... 2. Paradigma Penelitian ... F. Asumsi-Asumsi ... G. Pengajuan Hipotesis ...

i iii iv v viii xiii xv xvi

1 5 6 7 7 7 8 8 15 15 17


(2)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kinerja Mengajar dalam Konteks Administrasi Pendidikan ... 1. Pengertian Administrasi Pendidikan ... 2. Pendekatan Administrasi Pendidikan ... B. Konsep Kepemimpinan ...

1. Pengertian Kepemimpinan ... 2. Teori-teori Kepemimpinan ... 3. Gaya dan Perilaku Kepemimpinan ... 4. Peranan Kepemimpinan ... 5. Kepemimpinan yang Efektif ... 6. Kepemimpinan Situasional ... C. Konsep Komunikasi ... 1. Pengertian Komunikasi ... 2. Proses Komunikasi ... 3. Komunikasi Efektip ... 4. Strategi Komunikasi ... 5. Komunikasi Internal ... D. Konsep Kinerja Mengajar Guru ... 1. Pengertian Kinerja ... 2. Aspek-aspek Kinerja Guru ... 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kinerja Mengajar Guru ... 4. Kinerja Guru Taman Kanak-kanak ...

19 19 21 31 31 34 40 45 49 51 58 58 59 62 64 76 80 80 80

82 84


(3)

E. Studi Terdahulu ... 85 BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ... B. Wilayah Penelitian ... C. Populasi dan Sampel ... 1. Populasi ... 2. Sampel ... D. Operasional Variabel ... E. Teknik Pengumpulan Data ... 1. Penelitian Kepustakaan ... 2. Penelitian Lapangan ... F. Teknik Pengolahan Data ... 1. Skala Pengukuran ... 2. Penyusunan Instrumen ... G. Ujicoba ... 1. Responden Ujicoba ... 2. Pelaksanaan Ujicoba Instrumen ... 3. Tujuan Ujicoba Instrumen ... 4. Uji Validitas Instrumen ... 5. Hasil Uji Validitas ... 6. Uji Realibilitas Instrumen ... 7. Hasil Uji Realibilitas Instrumen ... 8. Tahap Penyebaran dan Pengumpulan Angket ...

87 87 88 88 89 89 90 90 91 91 91 92 95 95 95 95 96 97 101 102 103


(4)

H. Teknik Analisis Data ... 1. Deskripsi Data ... 2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 3. Menguji Hipotesis Penelitian ...

104 104 105 107 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 1. Deskripsi Variabel Penelitian ... 2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 3. Hasil Pengujian Hipotesis ... 4. Interprestasi Hasil Analisis ... B. Pembahasan ...

1. Gambaran Kepemimpinan Situasional Kepala TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ... 2. Gambaran Komunikasi Internal Guru TK Kecamatan

Cihideung Kota Tasikmalaya ... 3. Gambaran Kinerja Mengajar Guru TK Kecamatan Cihideung

Kota Tasikmalaya ... 4. Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional Kepala TK

terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ... 5. Analisis Pengaruh Komunikasi Internal terhadap Kinerja

Mengajar Guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya 6. Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional Kepala TK dan

Komunikasi Internal terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ...

113 113 127 133 146 148

149

154

158

162

163

164 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI


(5)

B. Implikasi ... C. Rekomendasi ...

168 169 DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... RIWAYAT HIDUP ...

171 173


(6)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10

Populasi tk & Guru PNS TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ……….. Kritria Skor Variabel X1, X2 dan Y ………... Kisi-kisi Instrumen Penilaian ………... Hasil Uji Validitas Variabel X1 ………. Hasil Uji Validitas Variabel X2 ………. Hasil Uji Validitas Variabel Y ………. Realbility Statistis ………. Tolak Ukur Koefisien Korelasi ……… Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ……… Skor Rata-rata Variabel Kepemimpinan Situasional Kepala TK ………. Skor Rata-rata Variabel Kepemimpinan Situasional per Kepala TK ……… Skor Rata-rata Variabel Komunikasi Internal ……….. Skor Rata-rata Variabel Komunikasi Internal per TK …….. Skor Rata-rata Variabel Kinerja Mengajar Guru …………. Skor Rata-rata Variabel Kinerja Mengajar Guru per TK … Skor Rata-rata Perhitungan WMS Variabel Penelitian …… Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ……… Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ………

88 92 92 98 99 100 103 108 114 114 116 118 120 123 124 127 128 129


(7)

4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18 4.19 4.20 4.21 4.22 4.23 4.24 4.25 4.26 4.27

ANOVAb ……….

ANOVAb ………..

Correlations ………..

Coefficientsa ……….

Model Summary ………...

Coefficientsa ………..

ANOVAb ………..

Correlations ………..

Coefficientsa ………..

Model Summaryb ………..

Coefficientsa ………..

ANOVAb ……….

Model Summaryb ………..

ANOVAb ………...

Model Summaryb ………..

Model Summaryb ………..

Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis ………

130 132 134 135 136 137 138 149 140 141 141 142 143 144 145 146 147


(8)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1 1.2 1.3 2.1 2.2 2.3 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10

Kuadran Kepemimpinan Situasional ………. Kerangka Pemikiran ………. Paradigma Penelitian ……… Hubungan Peran Kepemimpinan ………... Kuadran Kepemimpinan ………... Siklus Kepemimpinan Situasional ……… Normal P-P Plot of Regresion Standardlzed Residual Devendent ………. Scatterplot Linieritas Data Variabel X1 terhadap Y ………. Scatterplot Linieritas Data Variabel X2 terhadap Y ……… Struktur Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y ………. Deskripsi Variabel Kepemimpinan Situasional Kepala TK. . Rangkuman Kepemimpinan Situasional Kepala per TK ….. Deskripsi Variabel Komunikasi Internal ………... Rangkuman Komunikasi Internal per TK ……… Deskripsi Variabel Kinerja Mengajar Guru TK …………... Rangkuman Kinerja Mengajar Guru TK per TK ………….

10 14 15 46 53 54 129 131 132 148 149 153 154 157 158 161


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 2 3 4 5 6 7

Kisi-kisi dan Angket Ujicoba Penelitian ……….. Data Ujicoba Penelitian ……… Uji Validitas Ujicoba Penelitian ………... Kisi-kisi dan Angket Penelitian ……… Data Hasil Penelitian ……… Hasil Analisis Data Deskriftif ……….. Surat Keputusan dan Surat Izin Penelitian ………

173 184 188 192 202 211 218


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan suatu bangsa akan menempati posisi yang sangat strategis bagi kemajuan bangsa di masa depan. Kemajuan suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam, jumlah penduduk yang besar, wilayah negara yang luas melainkan pada kualitas sumber daya manusia. Dengan kata lain pendidikanlah yang akan menentukan kualitas manusia.

Berdasarkan studi UNDF tahun 1999 hingga 2006 kualitas sumber daya manusia Indonesia ternyata sangat rendah, peringkat Bangsa Indonesia dalam Indek Pembangunan Manusia (IPM) tahun 1999 ke-110 dan pada tahun 2006 menjadi ke-108 dari 177 negara yang di survei, berada di bawah Negara Asean seperti : Singapura peringkat ke-25, Malaysia peringkat ke-34, Filipina peringkat ke-84. sedangkan Vietnam, Myanmar dan Laos berada sedikit di bawah Indonesia yaitu masing-masing ke-109, ke-130 dan ke-133 (Undp.org/hrd 2006).

Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang dimulai sejak dini usia. Hal ini dilakukan agar sumber daya manusia Indonesia mampu bersaing dengan sumber daya manusia dari negara lain.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 28 ayat (3) bahwa “Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat”. Dengan demikian


(11)

2

peningkatan mutu pendidikan harus dimulai sejak jenjang Taman Kanak-Kanak yang merupakan lembaga pendidikan yang mempersiapkan anak masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti SD/MI. Keberhasilan pendidikan Taman Kanak-Kanak akan menberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan anak dikemudian hari.

Komponen yang ada dalam Taman Kanak-Kanak terdiri dari Kepala TK, guru, staf TU, siswa dan komite TK. Kepala dan guru merupakan smber daya manusia yang menpunyai peranan strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Terkait dengan peran kepala TK dalam meningkatkan kinerja mengajar guru di TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, berdasarkan pengamatan tidak formal (sementara) dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Beberapa guru di Kecamatan Cihideung dalam mengajar tidak dilengkapi dengan pembuatan perencanaan pembelajaran (SKH) terlebih dahulu sehingga akan berdampak pada pelaksanaan interaksi belajar mengajar yang tidak direncanakan dan cenderung mengabaikan penilaian prestasi peserta didik.

2. Perhatian Kepala TK terhadap guru belum dilaksanakan dengan maksimal karena kesibukan tugas lain seperti rapat, penataran maupun pembuatan pembukuan.

3. Masih ada Kepala TK yang belum maksimal dalam mensosialisasikan program sekolah sehingga guru menemui hambatan untuk memposisikan perarannya secara efektif

Mengingat bahwa peran kepala TK dalam sekolah adalah faktor dominan, yang akan mendorong sekolah mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap, maka sejalan dengan pendapat Lipham (1985: 2) bahwa ”Kualitas kepemimpinan kepala sekolah secara substansial berpengaruh terhadap keberhasilan sekolah”. Gibson (2002: 14) berpendapat bahwa ”Keberhasilan sekolah dalam menciptakan mutu


(12)

3

lulusan banyak ditentukan oleh kapasitas kepala sekolah”. Hal yang sama dikemukakan oleh Mulyasa (2002: 42) bahwa : ”Kepala sekolah merupakan the key person keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Ia adalah orang yang diberi tanggung jawab untuk mengelola dan memberdayakan berbagai potensi masyarakat untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah”

Kepala TK sebagai kunci keberhasilan peningkatan pendidikan harus mampu mengkomunikasikan visi, misi dan tujuan sekolah melalui program-programnya. Menurut William V. Hanney (Effendy, 1997: 118) bahwa ”Komunikasi adalah suatu sine qua non bagi organisasi”. Artinya bahwa komunikasi itu tidak boleh tidak bagi organisasi. Wursanto (2001: 29) bahwa ”Komunikasi yang efektif akan menciptakan iklim kerja kantor yang sehat dan terbuka, hal ini sangat penting guna meningkatkan kreativitas dan dedikasi para pegawai kantor”.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti Pengaruh Kepemimpinan Situasional Dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Mengajar Guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Uraiannya sebagai berikut :

1. Kepala TK selaku pimpinan mempunyai peran besar dalam membantu guru untuk berprestasi, sebagaimana dinyatakan oleh Emmy Fakry (2005: 192) bahwa : ”Kepala sekolah bertanggungjawab atas pertumbuhan guru-guru secara berkesinambungan, ia harus mampu menstimulir guru-guru untuk mengembangkan metode dan prosedur mengajar” .Disamping itu Terry (Kartini Kartono, 1990: 48) mengemukakan bahwa tugas kepemimpinan


(13)

4

adalah memberikan bantuan kepada bawahannya. Mulyasari (2003: 24) mengemukakan bahwa ”Kepala sekolah merupakan salah satu komponen yang sangat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan” , selanjutnya Mulyasari (2003: 25) mengungkapkan bahwa ”Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana”. R. Iyeng Wiraputra (1986: 44) dengan jelas mengungkapkan bahwa ” Usaha yang paling menentukan dalam meningkatkan kinerja personil sekolah terletak pada kepemimpinan sekolah”, selanjutnya diungkapaka bahwa ”Pimpinan harus mampu memberikan pengaruh agar semua bawahan guru-guru dan staf tata usaha berpartisipasi aktif secara maksimal dalam pencapaian tujuan secara umum”.

2. Komunikasi merupakan dasar kehidupan organisasi. Seorang pimpinan menggunakan 95% dari waktu berkomunikasi untuk mengkoordinasikan unsur manusia dan unsur fisik dari organisasi agar satuan kerjanya efisien dan efektip. Apabila komunikasi gagal kegiatan bersama juga gagal yang terjadi tidak ada kegiatan (LAN-RI, 1985:59). Sejalan dengan itu berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa antara 75% sampai 90% dari waktu kerja dipergunakan untuk berkomunikasi (Jiwanto, 1985:3). Dengan demikian bahwa komunikasi merupakan kepentingan bersama untuk mewujudkan tujuan sesuai dengan program yang telah ditetapkan organisasi. Kominikasi merupakan upaya pemahaman serta saling memberi informasi antara kepala sekolah dan guru dalam lingkungan sekolah, dengan komunikasi yang baik


(14)

5

maka akan terhindar dari kesalahpahaman pandangan sehingga efektivitas sekolah secara keseluruhan akan mudah tercapai.

3. Guru merupakan salah satu kunci utama dalam peningkatan mutu pendidikan di Taman Kanak-Kanak. Oleh karena itu, guru harus mempunyai kemampuan merancang kegiatan belajar mengajar yang baik yaitu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). Kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak meliputi beberapa kompetensi Yaitu : ”penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar mengajar dan penilaian prestasi belajar peserta didik”.

Mengingat banyaknya pengaruh terhadap kinerja mengajar guru seperti iklim organisasi, produktivitas organisasi, sarana prasarana, pembiayaan, disiplin guru, partisipasi orang tua, kompensasi, motivasi, manajemen sekolah dan lain-lain, maka penelitian dibatasi pada dua faktor yang mempengaruhi kinerja guru yaitu kepemimpinan situasional dan komunikasi internal. Oleh karena, masalah penelitian dibatasi pada “Bagaimana pengaruh kepemimpinan situasional dan komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah secara umum yaitu “ Bagaimana pengaruh kepemimpinan situasional dan komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ?”. Secara rinci, rumusan masalah dijabarkan sebagai berikut :


(15)

6

1. Bagaimana gambaran kepemimpinan situasional Kepala Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya?

2. Bagaimana gambaran komunikasi internal Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya?

3. Bagaimana gambaran kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya?

4. Bagaimana pengaruh kepemimpinan situasional terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ?

5. Bagaimana pengaruh komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ?

6. Bagaimana pengaruh kepemimpinan situasional dan komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui 1. Kepemimpinan situasional Kepala Taman Kanak-Kanak Kecamatan

Cihideung Kota Tasikmalaya

2. Komunikasi internal Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya

3. Kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya

4. Pengaruh kepemimpinan situasional terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.


(16)

7

5. Pengaruh komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

6. Pengaruh kepemimpinan situasional dan komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

D. Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut :

1. Secara teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan Ilmu Administrasi Pendidikan dan pengembangan kelembagaan Taman Kanak-Kanak, khususnya pada bidang kepemimpinan situasioanal dan komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

2. Secara praktis

a. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kepala TK, guru TK, pengawas satuan TK serta stakeholders pendidikan dalam memimpin dan berkomunkasi guna meningkatkan kinerja mengajar guru TK.

b. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan masukan bagi peneliti khususnya dan mahasiswa program strata dua Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada umumnya tentang pentingnya


(17)

8

pengembangan kepemimpinan situasional dan komunikasi internal agar kinerja mengajar guru lebih baik

E. Kerangka Berpikir dan Paradigma Penelitian

1. Kerangka Berpikir

Penelitian ini berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia yaitu variabel kepemimpinan situasional, komunikasi internal dan kinerja mengajar guru TK. Perilaku manusia (individu) dipengaruhi oleh faktor intern maupun ekstern. Surya (1976:37) mengemukakan tentang konsep interaksi individu dengan lingkungan :

P = L – S – I – R

Keterangan : P = Perilaku

L = Lingkungan

S = Stimulus I = Individu R = Respon

Perilaku individu antara lain disebabkan rangsangan dari lingkungan yang mengakibatkan respon terhadap lingkungannya. Dapat diimplikasikan bahwa perilaku kepala sekolah merupakan salah satu respon terhadap terbentuknya kinerja mengajar guru.

Pimpinan harus memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu (Rivai, 2008: 14). Hersey dan Blanchard menggunakan studi Ohio State untuk mengembangkan lebih lanjut gaya kepemimpinan yang dimiliki manajer (Rivai, 2008 : 24), yaitu :


(18)

9

“mengatakan/ telling, menjual/ selling, partisipasi/ participating dan Delegasi/ delegating”.

Mengatakan/ telling yaitu pimpinan pada tugas yang sangat tinggi artinya banyak instruksi-instruksi yang perlu disampaikan mengingat bawahan baru menghadapi pekerjaan dan situasi yang baru. Hubungan rendah artinya pimpinan belum banyak memberikan motivasi yang bersufat dukungan, karena bawahan belum siap karena memerlukan struktur sementara manajer masih mengamati.

Menjual/ selling yaitu tugas tinggi bawahan mulai belajar mengenal tugasnya, perhatian dan tugas tetap penting karena mereka belum dapat bekerja tanpa struktur, manager telah terbiasa dan mulai banyak memberikan dorongan lebih jauh untuk keberhasilan

Partisipasi/ participating, dimana anggota mempunyai kemampuan lebih besar dan motivasi berprestasi mulai tampak dan mereka secara aktif mencari tanggung jawab yang lebih besar, pemimpin masih harus mendukung dan memberikan perhatian tetapi tidak perlu lagi memberikan pengarahan

Delegasi/ delegating, anggota mulai percaya diri, dapat mengarahkan diri dan berpengalaman, pemimpin dapat mengurangi jumlah perhatian dan pengarahan

Hersey dan Blanchard, menjelaskan hubungan antara pimpinan dan anggotanya mempunyai empat tahap/ fase yang diperlukan bagi pimpinan untuk mengubah gaya kepemimpinannya, seperti pada gambar berikut :


(19)

10

Tinggi

Tingkah laku hubungan (memberikan tingkah laku untuk mendukung)

Rendah

Hubungan tinggi dan tugas rendah

(3)

Tugas tinggi dan hubungan tinggi

(2) Hubungan rendah

dan tugas rendah (4)

Tugas tinggi dan hubungan rendah

(1)

Rendah Tinggi Tingkah laku hubungan

(memberikan pedoman / pengarahan) Gambar 1.1

Kuadran Kepemimpinan

Variabel selanjutnya yang dijadikan penelitian berkaitan dengan kinerja setelah kepemimpinan adalah komunikasi, Komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengiriman kepada penerima informasi (Rivai, 2008 : 350), dilahat pengaruhnya bahwa komunikasi merupakan esensi yang sangat penting daripada sistem sosial dalam organisasi. Terdapat delapan unsur pokok di dalam proses komunikasi menurut Rivai (2008: 350) yaitu :

a. Pengirim/ sumber (sender/ source), adalah orang yang mempunyai ide atau berinisiatef untuk mengadakan komunikasi

b. Encoding, adalah lambang informasi agae dapat diteruskan dengan menterjemahkan ke dalam serangkaian simbol atau syarat

c. Message, adalah bentuk fisik yang didalamnya oleh sender dipakai sebagai pesan atau misi informasi

d. Channel, adalah ragam atau bentuk transmisi, seperti udara atau berbicara, kata-kata, dan kertas untuk surat yang tidak bisa dipisahkan oleh message e. Receiver adalah orang yang memberikan pengertian terhadap message

yang disampaikan oleh sender

f. Decoding, adalah proses interprestasi yang dilakukan oleh receiver terhadap message yang diterima, yang kemudian menterjemahkannya ke dalam informasi yang memiliki arti


(20)

11

g. Noise, adalah faktor yang meninbulkan gangguan, kebingungan terhadap komunikasi

h. Feedback, adalah satu balikan dari proses komunikasi sebagai suatu reaksi terhadap informasi yang disampaikan oleh sender

Komunikasi organisasi adalah memberikan pengaruh kepada seluruh anggota organisasi agar mereka baik secara perseorangan atau secara bersama-sama memahami misi dan tanggungjawab dalam rangka mencapai tujuan organisasi, dapat disimpulkan bahwa komunkasi sangat dibutuhkan dalam setiap pekerjaan di setiap lembaga atau organisasi, terutama bidang personalia. Menurut Rivai (2008: 351) apabila seorang pemimpin berhasil dalam menjalin komunikasi, hal tersebut merupakan jaminan kesuksesan dalam usaha pencapaian tujuan dalam memperbaiki kinerjanya.

Menurut Wursanto (2001 : 29) bahwa “Seorang manajer kantor harus dapat berkomunikasi secara efektif dengan semua pegawai kantor baik secara horizontal maupun secara vertikal atau secara diagonal”. Implikasinya dalam pendidikan bahwa kepala sekolah harus dapat berkomunikasi secara efektif dengan semua pegawai yang ada di dalam lingkungan sekolah, karena komunikasi yang efektif akan berkontribusi kepada meningkatnya kinerja mengajar guru.

Komunikasi internal yaitu komunikasi yang berlangsung di dalam suatu organisasi itu sendiri. Di dalam lingkungan sekolah dapat terjadi berbagai macam komunikasi, menurut Wursanto (2001: 41) secara struktural komunikasi di dalam lingkungan organisasi dapat dibedakan menjadi empat macam :

a. Komunikasi dari atasan kepada bawahan (downward), dapat dibedakan menjadi berbagai macam bentuk seperti petunjuk, keterangan umum, perintah, teguran dan pujian.

b. Komunikasi dari bawahan kepada atasan (upward), dapat digolongkan menjadi beberapa macam, seperti : laporan, keluhan, pendapat dan saran


(21)

12

c. Komunikasi yang berlangsung secara horizontal atau secara mendatar, adalah komunikasi yang berlangsung antara pegawai yang mempunyai kedudukan yang sama. Komunikasi horizontal disebut juga komunikasi tidak formal, dilaksanakan pada saat istirahat-rekreasi-menjelang pulang sekolah. Komunikasi ini dapat dibedakan menjadi :

1) Komunikasi antara pimpinan dengan pimpinan yang setingkat 2) Komunikasi antara bawahan dengan bawahan

d. Komunikasi yang berlangsung secara diagonal, adalah komunikasi yang berlangsung antara pegawai pada tingkat kedudukan yang berbeda, pada tugas atau fungsi yang berbeda dan tidak mempunyai wewenang langsung terhadap pihak lain

Implikasi komunikasi internal dalam lingkungan Taman Kanak-Kanak bahwa : komunikasi dari atasan kepada bawahan adalah komunikasi dari ketua yayasan penyelenggara TK kepada kepala TK, kepala TK kepada guru-guru, kepala TK kepada bagian keamanan dan kebersihan, guru kepada anak TK; komunikasi dari bawahan kepada atasan adalah komunikasi dari kepala TK kepada penyelenggara TK, guru-guru kepada kepala TK, anak TK kepada guru; komunikasi horizontal adalah komunikasi antara guru dengan guru, murid dengan murid ; orang tua murid dengan orang tua murid; komunikasi diagonal kepala TK dengan komite (ketua POM), guru-guru dengan bagian keamanan dan kebersihan.

Variabel selanjutnya yang diteliti adalah variabel kinerja mengajar guru. Suryobroto (2002:20) mengatakan bahwa “kinerja mengajar guru dikatakan berkualitas apabila seorang guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam usaha mengajarnya”. Oleh karena itu untuk dapat melaksanakan tugas mengajar dengan baik harus memiliki pengetahuan, keterampilan serta sikap yang baik. Kinerja mengajar guru TK berdasarkan pedoan penilaian Kinerja TK yang diterbitkan oleh Depdiknas meliputi :


(22)

13

b. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar c. Penilaian prestasi belajar peserta didik

d. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik Berdasarkan uraian diatas , tentang kepemimpinan situasiaonal kepala TK sangat berkaitan dengan komunikasi internal serta akan berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru, dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran pada gambar.1. 2 :


(23)

14

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran

SUMBER DAYA MANUSIA

WILAYAH PENELITIAN

KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

KOMUNIKASI INTERNAL MASALAH YANG TAMPAK

1.Adanya kepa la TK yang be lum mampu memecahkan masalah /kon flik dengan ca ra yang mem bangun 2.Adanya kepa

la TK yang ku rang membe rikan otoritas dalam mende legasikan tu gas/wewenang untuk meng ambil keputu sansecara in dependen

1.Laporan, kelu han, pendapat dan saran kurang mendapat respon dari kepala TK 2.Petunjuk, pe

rintah dan te guran yang kurang jelas dan tepat disampaikan kepala TK

1. Telling 2. Selling 3. Participating

4. Delegating

1. Upward

2. Downward

3. Horizontal

4. Diagonal

1.SKH dibuat tidak tepat waktu 2.Kurang menguasai materi dan

metode pembelajaran

3.Penilaian kadang-kadang tidak dilaksanakan

Komunikasi internal guru TK Kepemimpinan

situasional kepala TK

MUTU PENDIDIKAN

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Kinerja Mengajar Guru TK : 1.Perencanaan Pembelajaran 2.Pelaksanaan interaksi KBM 3.Penilaian prestasi belajar


(24)

15

2. Paradigma Penelitian

Bertitik tolak dari uraian kerangka penelitian dapat digambarkan paradigma penelitian sebagai berikut :

r1y

r2y

Gambar .1.3 Paradigma Penelitian

F. Asumsi-Asumsi

Arikunto (2003:60-61) mengemukakan bahwa asumsi-asumsi atau anggapan dasar penelitian dipandang sebagai landasan teori atau titik tolak pemikiran yang digunakan dalam suatu penelitian, yang mana kebenarannya diterima oleh peneliti. Dalam merumuskan asumsi penelitian ini ditempuh melalui telaah berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Individu adalah hal yang unik juga khas, tidak ada dimuka bumi ini yang sama meskipun terlahir dari rahim, bapak yang sama bahkan anak kembar sekali pun. Demikian pula kepala Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, diantara satu sama lainnya terdapat perbedaan baik dalam

KOMUNIKASI INTERNAL

(X2)

KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

(X1)

KINERJA MENGAJAR GURU TK

(Y)


(25)

16

kepemimpinan, cara berkomunikasi maupun kinerjanya. Kepemimpinan kemungkinan atau situasional adalah suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa pimpinan dalam hal ini kepala TK memahami prilaku, sifat-sifat dan situasi bawahannya sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan. Jenis kepemimpinan yang paling spesifik adalah kepemimpinan pendidikan. Menurut Ngalim Purwanto (1993: 26) bahwa kepemimpinan pendidikan adalah "usaha untuk mempengaruhi anggota kelompok agar mereka bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih banyak dalam mencapai tujuan kelompok yang telah disepakati". Selanjutnya menurut Goestch dan Davis (1994: 192 ) "kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai atau melampaui tujuan pendidikan".

2. Menurut Jiwanto (1985:3) bahwa 75% sampai 90% waktu kerja dipergunakan untuk komunikasi. Berdasarkan teori kepemimpinan Gaffar, dkk (1992:28) menyatakan bahwa “keterkaitan gaya kepemimpinan dengan komunikasi banyak tergantung pada range dan style pimpinan. Efektivitas performance pemimpin paling tidak ditentukan oleh gaya yang dianut dan bagaimana implikasinya”.

3. Kepemimpinan situasional dan komunikasi internal berpengaruh terhadap kinerja. Kinerja menurut Smith (1982:393) merupakan hasil atau output dari suatu proses manusia atau yang lainnya. Selanjutnya Prawirosentoso (1992:2) mengatakan bahwa kinerja berkaitan dengan : 1) unjuk kerja; 2) hasil kerja; 3)


(26)

17

daya guna melaksanakan kewajiban atau tugas; 4) suatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kemampuan kerja; 5) pelaksanaan tugas pekerjaan pada waktu tertentu yang sesuai. Hubungannya dengan kinerja mengajar guru TK menurut Depdiknas (2004:23) adalah : 1) penyusunan rencana pembelajaran; 2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar; 3) penilaian prestasi belajar peserta didik.

G. Pengajuan Hipotesis

Sugiyono (1997:39) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan jawaban di bawah kebenaran, jawaban sementara terhadap rumusan penelitian, karena baru berdasarkan teori relevan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.. Jadi hipotesa juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1 Ho: ρ = 0 Tidak Terdapat Pengaruh Kepemimpinan Situasional Kepala TK Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya

Ho: ρ ≠ 0 Terdapat Pengaruh Kepemimpinan Situasional Kepala TK Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya

2 Ho: ρ = 0 Tidak Terdapat Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Ho: ρ ≠ 0 Terdapat Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Kinerja


(27)

18

3 Ho: ρ = 0 Tidak Terdapat Pengaruh Kepemimpinan Situasional Kepala TK Dan Komunikasi Internal Tterhadap Kinerja Mengajar Guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya

Ho: ρ ≠ 0 Terdapat Pengaruh Kepemimpinan Situasional Kepala TK Dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya


(28)

167

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Merujuk pada rumusan masalah dan didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan :

1. Kepemimpinan situasional kepala TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya dengan empat tipe kepemimpinan situasional yaitu : 1) selling; 2) telling; 3) participating; dan 4) delegating telah dilaksanakan dengan sangat baik oleh kepala TK.

2. Komunikasi internal dengan empat struktur komunikasi yaitu : 1) downward; 2) upward; 3) horizontal; dan 4) diagonal telah dilaksnakan sangat baik pada TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

3. Kinerja mengajar guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya diukur melalui : 1) perencanaan pembelajaran; 2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar; dan 3) penilaian prestasi belajar peserta didik telah dilaksanakan dengan sangat baik oleh guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

4. Terdapat pengaruh kepemimpinan situasional kepala TK terhadap kinerja mengajar guru sebesar 11,80%, artinya secara parsial kinerja mengajar guru dipengaruhi kepemimpinan situasional sebesar 11,80%.


(29)

168

5. Terdapat pengaruh komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru sebesar 35,50%, artinya secara parsial kinerja mengajar guru dipengaruhi komunikasi internal sebesar 35,50%.

6. Terdapat pengaruh kepemimpinan situasional kepala TK dan komunikasi internal secara simultan (bersama-sama) terhadap kinrja mengajar guru sebesar 35,50%, sedangkan sisanya 64,50% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti, yaitu : iklim organisasi, produktivitas organisasi, sarana prasarana, pembiayaan, disiplin guru, partisipasi orang tua, kompensasi, motivasi, manajemen sekolah dan lain-lain.

B. Implikasi

Berdasarkan temuan dilapangan baik hasil pengolahan data statistic dan pengamatan serta wawancara tidak formal yang dilakukan, penulis menduga akan lahir beberapa implikasi apabila kondisi kerja di TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya tidak segera diperbaiki. Implikasi penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa kepemimpinan situasional kepala TK memberi pengaruh yang signifikansi terhadap kinerja mengajar guru TK. Pengaruh yang diberikan sebesar 11.80%. Disisi lain berdasar pendapat guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya bahwa kepala TK telah melaksanakan kepemimpinan situasional dengan sangat baik. Namun demikian kepala TK perlu meningkatkan “penyelesaian akhir ditangani oleh guru” dari sub variable delegating.


(30)

169

2. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa komunikasi internal memberi pengaruh yang signikansi terhadap kinerja mengajar guru TK. Pengaruh yang diberikan sebesar 35,50%. Disisi lain berdasar pendapat guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya bahwa komunikasi internal telah dilaksanakan dengan sangat baik. Namun demikian masih ada aspek yang perlu ditingkatkan yaitu “membuat dan mengisi buku kemuridan” pada sub variable upward.

3. .Kinerja mengajar guru telah dilaksanakan sangat baik.Namun demikian guru harus lebih “mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian” pada sub variable penilaian prestasi belajar peserta didik.

C. Rekomendasi

Berdasarkan temuan penelitian dan implikasi penelitian, berikut beberapa rekomendasi yang dapat dikemukakan :

1. Walaupun kepala TK telah melaksanakan kepemimpinan situasioanl sangat baik, namun masih ada aspek yang perlu ditingkatkan yaitu “penyelesaian akhir ditangani oleh guru” dari sub variable delegating. Menurut Louis Allen (Handoko, 1999:228) mengemukakan beberapa teknik khusus untuk membantu pimpinan melakukan delegasi dengan efektif yaitu :

a. Tetapkan tujuan, bawahan harus diberitahu maksud dan pentingnya tugas-tugas yang didelegasikan kepada mereka

b. Tegaskan tanggung jawab dan wewenang,bawahan harus diberi informasi yang jelas tentang apa yang harus mereka pertanggungjawabkan dan bagian dari sumber daya-sumber daya organisasi mana yang ditempatkan dibawah wewenangnya


(31)

170

c. Berikan motivasi kepada bawahan, pimpinan dapat mendorong bawahan melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitive

d. Meminta penyelesaian kerja, pimpinan memberikan pedoman,bantuan dan informasi kepada bawahan, sedangkan para bawahan harus melaksanakan pekerjaannya yang telah didelegasikan

e. Berikan latihan, pimpinan perlu mengarahkan bawahan untuk mengembangkan pelaksanaan kerjanya

f. Adakan pengawasan yang memadai, system pengawasan yang terpercaya (seperti laporan mingguan) dibuat agar pimpinan tidak perlu menghabiskan waktunya dengan memeriksa pekerjaan bawahan terus menerus.

2. Walaupun komunikasi internal telah dilaksanakan sangat baik di TK, namun ada aspek yang perlu ditingkatkan yaitu “membuat dan mengisi buku kemuridan” pada sub variable upward. Terhadap hal tersebut menurut Purwanto (2007: 120-122) bahwa bimbingan pribadi dapat dilaksanakan antara lain dengan “mengadakan kunjungan kelas, kunjungan observasi, membimbing guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan dan pengembangan kurikulum, pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan sekolah”.

3. Walaupun kinerja mengajar guru telah dilaksanakan sangat baik, namun ada aspek yang perlu ditingkatkan yaitu guru “mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian” pada sub variable penilaian prestasi belajar peserta didik. Terhadap hal tersebut menurut pedoman penilaian TK Depdiknas (2003: 118) bahwa pemberian nilai berdasarkan data/ informasi perkembangan anak yang diperoleh baik melalui observasi pengamatan maupun pemberian tugas yang kemudian disimpulkan dalam bentuk uraian singkat (deskripsi).


(32)

171

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. 2008. Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Alma, Buchari. 2009. Metode & Teknik Menyusun Profosal Penelitian. Bandung: Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : P.T. Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Penilaian Kinerja Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas.

Dharma, Surya. 2009. Manajemen Kinerja. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Effendy, Onong Uchjana. 1997. Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Handayaningrat. 1996. Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta:

Gunung Agung

Handoko. 1999. Manajemen II. Yogyakarta: BPFE

Harsey dan Blanchard, Terjemah Agus Dharma. (2004). Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga

Hybels, Bill. 2004. Kepemimpinan yang Berani. Batam Centre: Gospel Press Lestari dan Maliki. 2003. Komunikasi yang Efektif. Jakarta: LAN-RI

Peraturan Pemerintah RI No 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah Peraturan Pemerintah RI No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Purwanto, Ngalim.2007.Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta.

---2004. Statistika Untuk Lembaga dan Instansi Pemerintah/Swasta. Bandung : Alfabeta.


(33)

172

Rivai. 2008. Kepemimpinan dan perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Safari. 2003. Evaluasi Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Sasmoko. 2004. Metode Penelitian. Jakarta : FKIP UKI.

Sugiyono. 1998. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

---2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta Suhardan, Dadang. 2010. Supervisi Profesional. Bandung: Alfabeta

Sukamto, Tuti. 1993. Prinsip Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Ditjen Dikti Depdikbud.

Suprayekti. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Thoha. 2009. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Tim Dosen. 2008. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan-UPI

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Wahab, Abdul Azis. 2008. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Winarno dan Djuniarto, Eko. 2003. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional


(1)

167 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Merujuk pada rumusan masalah dan didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan :

1. Kepemimpinan situasional kepala TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya dengan empat tipe kepemimpinan situasional yaitu : 1)

selling; 2) telling; 3) participating; dan 4) delegating telah dilaksanakan dengan sangat baik oleh kepala TK.

2. Komunikasi internal dengan empat struktur komunikasi yaitu : 1)

downward; 2) upward; 3) horizontal; dan 4) diagonal telah dilaksnakan sangat baik pada TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

3. Kinerja mengajar guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya diukur melalui : 1) perencanaan pembelajaran; 2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar; dan 3) penilaian prestasi belajar peserta didik telah dilaksanakan dengan sangat baik oleh guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

4. Terdapat pengaruh kepemimpinan situasional kepala TK terhadap kinerja mengajar guru sebesar 11,80%, artinya secara parsial kinerja mengajar guru dipengaruhi kepemimpinan situasional sebesar 11,80%.


(2)

5. Terdapat pengaruh komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru sebesar 35,50%, artinya secara parsial kinerja mengajar guru dipengaruhi komunikasi internal sebesar 35,50%.

6. Terdapat pengaruh kepemimpinan situasional kepala TK dan komunikasi internal secara simultan (bersama-sama) terhadap kinrja mengajar guru sebesar 35,50%, sedangkan sisanya 64,50% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti, yaitu : iklim organisasi, produktivitas organisasi, sarana prasarana, pembiayaan, disiplin guru, partisipasi orang tua, kompensasi, motivasi, manajemen sekolah dan lain-lain.

B. Implikasi

Berdasarkan temuan dilapangan baik hasil pengolahan data statistic dan pengamatan serta wawancara tidak formal yang dilakukan, penulis menduga akan lahir beberapa implikasi apabila kondisi kerja di TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya tidak segera diperbaiki. Implikasi penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa kepemimpinan situasional kepala TK memberi pengaruh yang signifikansi terhadap kinerja mengajar guru TK. Pengaruh yang diberikan sebesar 11.80%. Disisi lain berdasar pendapat guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya bahwa kepala TK telah melaksanakan kepemimpinan situasional dengan sangat baik. Namun demikian kepala TK perlu meningkatkan “penyelesaian akhir ditangani oleh guru” dari sub variable delegating.


(3)

2. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa komunikasi internal memberi pengaruh yang signikansi terhadap kinerja mengajar guru TK. Pengaruh yang diberikan sebesar 35,50%. Disisi lain berdasar pendapat guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya bahwa komunikasi internal telah dilaksanakan dengan sangat baik. Namun demikian masih ada aspek yang perlu ditingkatkan yaitu “membuat dan mengisi buku kemuridan” pada sub variable upward.

3. .Kinerja mengajar guru telah dilaksanakan sangat baik.Namun demikian guru harus lebih “mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian” pada sub variable penilaian prestasi belajar peserta didik.

C. Rekomendasi

Berdasarkan temuan penelitian dan implikasi penelitian, berikut beberapa rekomendasi yang dapat dikemukakan :

1. Walaupun kepala TK telah melaksanakan kepemimpinan situasioanl sangat baik, namun masih ada aspek yang perlu ditingkatkan yaitu “penyelesaian akhir ditangani oleh guru” dari sub variable delegating. Menurut Louis Allen (Handoko, 1999:228) mengemukakan beberapa teknik khusus untuk membantu pimpinan melakukan delegasi dengan efektif yaitu :

a. Tetapkan tujuan, bawahan harus diberitahu maksud dan pentingnya tugas-tugas yang didelegasikan kepada mereka

b. Tegaskan tanggung jawab dan wewenang,bawahan harus diberi informasi yang jelas tentang apa yang harus mereka pertanggungjawabkan dan bagian dari sumber daya-sumber daya organisasi mana yang ditempatkan dibawah wewenangnya


(4)

c. Berikan motivasi kepada bawahan, pimpinan dapat mendorong bawahan melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitive

d. Meminta penyelesaian kerja, pimpinan memberikan pedoman,bantuan dan informasi kepada bawahan, sedangkan para bawahan harus melaksanakan pekerjaannya yang telah didelegasikan

e. Berikan latihan, pimpinan perlu mengarahkan bawahan untuk mengembangkan pelaksanaan kerjanya

f. Adakan pengawasan yang memadai, system pengawasan yang terpercaya (seperti laporan mingguan) dibuat agar pimpinan tidak perlu menghabiskan waktunya dengan memeriksa pekerjaan bawahan terus menerus.

2. Walaupun komunikasi internal telah dilaksanakan sangat baik di TK, namun ada aspek yang perlu ditingkatkan yaitu “membuat dan mengisi buku kemuridan” pada sub variable upward. Terhadap hal tersebut menurut Purwanto (2007: 120-122) bahwa bimbingan pribadi dapat dilaksanakan antara lain dengan “mengadakan kunjungan kelas, kunjungan observasi, membimbing guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan dan pengembangan kurikulum, pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan sekolah”.

3. Walaupun kinerja mengajar guru telah dilaksanakan sangat baik, namun ada aspek yang perlu ditingkatkan yaitu guru “mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian” pada sub variable penilaian prestasi belajar peserta didik. Terhadap hal tersebut menurut pedoman penilaian TK Depdiknas (2003: 118) bahwa pemberian nilai berdasarkan data/ informasi perkembangan anak yang diperoleh baik melalui observasi pengamatan maupun pemberian tugas yang kemudian disimpulkan dalam bentuk uraian singkat (deskripsi).


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. 2008. Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Alma, Buchari. 2009. Metode & Teknik Menyusun Profosal Penelitian. Bandung: Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : P.T. Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Penilaian Kinerja Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas.

Dharma, Surya. 2009. Manajemen Kinerja. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Effendy, Onong Uchjana. 1997. Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Handayaningrat. 1996. Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta:

Gunung Agung

Handoko. 1999. Manajemen II. Yogyakarta: BPFE

Harsey dan Blanchard, Terjemah Agus Dharma. (2004). Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga

Hybels, Bill. 2004. Kepemimpinan yang Berani. Batam Centre: Gospel Press Lestari dan Maliki. 2003. Komunikasi yang Efektif. Jakarta: LAN-RI

Peraturan Pemerintah RI No 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah Peraturan Pemerintah RI No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Purwanto, Ngalim.2007.Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta.

---2004. Statistika Untuk Lembaga dan Instansi Pemerintah/Swasta. Bandung : Alfabeta.


(6)

Rivai. 2008. Kepemimpinan dan perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Safari. 2003. Evaluasi Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Sasmoko. 2004. Metode Penelitian. Jakarta : FKIP UKI.

Sugiyono. 1998. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

---2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta Suhardan, Dadang. 2010. Supervisi Profesional. Bandung: Alfabeta

Sukamto, Tuti. 1993. Prinsip Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Ditjen Dikti Depdikbud.

Suprayekti. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Thoha. 2009. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Tim Dosen. 2008. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan-UPI

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Wahab, Abdul Azis. 2008. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan.

Bandung: Alfabeta

Winarno dan Djuniarto, Eko. 2003. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional


Dokumen yang terkait

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI INTERNAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN.

0 4 37

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP ETOS KERJA GURU PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP ETOS KERJA GURU SEKOLAH DASAR DI UPTD DIKSPORA KECAMATAN JEBRES SURAKARTA.

0 0 19

PENGARUH KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA GURU DAN KARYAWAN Pengaruh Komunikasi Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Dan Karyawan (Studi Kuantitatif pada Pengaruh Komunikasi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru&Karyawan SLTP-SLTA Bina

0 1 14

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK DI KOTA SERANG.

1 1 61

KONTRIBUSI KOMPETENSI KERJA GURU DAN KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN (INSTRUCTIONAL LEADERSHIP) KEPALA TK TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK DI KOTA BANDUNG.

1 2 71

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.

0 1 67

PENGARUH KEPEMIMPINANKEPALA SEKOLAH DAN KREATIVITAS KINERJA GURU TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIHIDEUNG KOTA TASIKMALAYA pada SD di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

0 0 52

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK DAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI SAMBAS

0 0 16

PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DAN PEMBERIAN MOTIVASI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SD

0 0 15

PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH, LINGKUNGAN KERJA, DAN MOTIVASI BERPRESTASI, TERHADAP KINERJA GURU SMK

0 2 11