pengembangan kepemimpinan situasional dan komunikasi internal agar kinerja mengajar guru lebih baik
E. Kerangka Berpikir dan Paradigma Penelitian
1. Kerangka Berpikir
Penelitian ini berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia yaitu variabel kepemimpinan situasional, komunikasi internal dan kinerja
mengajar guru TK. Perilaku manusia individu dipengaruhi oleh faktor intern maupun ekstern. Surya 1976:37 mengemukakan tentang konsep interaksi
individu dengan lingkungan :
P = L – S – I – R
Keterangan : P = Perilaku L = Lingkungan
S = Stimulus I = Individu
R = Respon Perilaku individu antara lain disebabkan rangsangan dari lingkungan yang
mengakibatkan respon terhadap lingkungannya. Dapat diimplikasikan bahwa perilaku kepala sekolah merupakan salah satu respon terhadap terbentuknya
kinerja mengajar guru. Pimpinan harus memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya dan situasi
sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu Rivai, 2008: 14. Hersey dan Blanchard menggunakan studi Ohio State untuk mengembangkan
lebih lanjut gaya kepemimpinan yang dimiliki manajer Rivai, 2008 : 24, yaitu :
“mengatakan telling, menjual selling, partisipasi participating dan Delegasi delegating”.
Mengatakan telling yaitu pimpinan pada tugas yang sangat tinggi artinya banyak instruksi-instruksi yang perlu disampaikan mengingat bawahan baru
menghadapi pekerjaan dan situasi yang baru. Hubungan rendah artinya pimpinan belum banyak memberikan motivasi yang bersufat dukungan, karena bawahan
belum siap karena memerlukan struktur sementara manajer masih mengamati. Menjual selling yaitu tugas tinggi bawahan mulai belajar mengenal
tugasnya, perhatian dan tugas tetap penting karena mereka belum dapat bekerja tanpa struktur, manager telah terbiasa dan mulai banyak memberikan dorongan
lebih jauh untuk keberhasilan Partisipasi participating, dimana anggota mempunyai kemampuan lebih
besar dan motivasi berprestasi mulai tampak dan mereka secara aktif mencari tanggung jawab yang lebih besar, pemimpin masih harus mendukung dan
memberikan perhatian tetapi tidak perlu lagi memberikan pengarahan Delegasi delegating, anggota mulai percaya diri, dapat mengarahkan diri
dan berpengalaman, pemimpin dapat mengurangi jumlah perhatian dan pengarahan
Hersey dan Blanchard, menjelaskan hubungan antara pimpinan dan anggotanya mempunyai empat tahap fase yang diperlukan bagi pimpinan untuk
mengubah gaya kepemimpinannya, seperti pada gambar berikut :
Tinggi
Tingkah laku hubungan memberikan tingkah
laku untuk mendukung
Rendah Hubungan tinggi dan
tugas rendah 3
Tugas tinggi dan hubungan tinggi
2 Hubungan rendah
dan tugas rendah 4
Tugas tinggi dan hubungan rendah
1 Rendah Tinggi
Tingkah laku hubungan memberikan pedoman pengarahan
Gambar 1.1 Kuadran Kepemimpinan
Variabel selanjutnya yang dijadikan penelitian berkaitan dengan kinerja setelah kepemimpinan adalah komunikasi, Komunikasi diartikan sebagai proses
penyampaian informasi atau pengiriman kepada penerima informasi Rivai, 2008 : 350, dilahat pengaruhnya bahwa komunikasi merupakan esensi yang sangat
penting daripada sistem sosial dalam organisasi. Terdapat delapan unsur pokok di dalam proses komunikasi menurut Rivai 2008: 350 yaitu :
a. Pengirim sumber sender source, adalah orang yang mempunyai ide
atau berinisiatef untuk mengadakan komunikasi b.
Encoding, adalah lambang informasi agae dapat diteruskan dengan menterjemahkan ke dalam serangkaian simbol atau syarat
c. Message, adalah bentuk fisik yang didalamnya oleh sender dipakai sebagai
pesan atau misi informasi d.
Channel, adalah ragam atau bentuk transmisi, seperti udara atau berbicara, kata-kata, dan kertas untuk surat yang tidak bisa dipisahkan oleh message
e. Receiver adalah orang yang memberikan pengertian terhadap message
yang disampaikan oleh sender f.
Decoding, adalah proses interprestasi yang dilakukan oleh receiver terhadap message yang diterima, yang kemudian menterjemahkannya ke
dalam informasi yang memiliki arti
g. Noise, adalah faktor yang meninbulkan gangguan, kebingungan terhadap
komunikasi h.
Feedback, adalah satu balikan dari proses komunikasi sebagai suatu reaksi terhadap informasi yang disampaikan oleh sender
Komunikasi organisasi adalah memberikan pengaruh kepada seluruh anggota organisasi agar mereka baik secara perseorangan atau secara bersama-
sama memahami misi dan tanggungjawab dalam rangka mencapai tujuan organisasi, dapat disimpulkan bahwa komunkasi sangat dibutuhkan dalam setiap
pekerjaan di setiap lembaga atau organisasi, terutama bidang personalia. Menurut Rivai 2008: 351 apabila seorang pemimpin berhasil dalam menjalin komunikasi,
hal tersebut merupakan jaminan kesuksesan dalam usaha pencapaian tujuan dalam memperbaiki kinerjanya.
Menurut Wursanto 2001 : 29 bahwa “Seorang manajer kantor harus dapat berkomunikasi secara efektif dengan semua pegawai kantor baik secara
horizontal maupun secara vertikal atau secara diagonal”. Implikasinya dalam pendidikan bahwa kepala sekolah harus dapat berkomunikasi secara efektif
dengan semua pegawai yang ada di dalam lingkungan sekolah, karena komunikasi yang efektif akan berkontribusi kepada meningkatnya kinerja mengajar guru.
Komunikasi internal yaitu komunikasi yang berlangsung di dalam suatu organisasi itu sendiri. Di dalam lingkungan sekolah dapat terjadi berbagai macam
komunikasi, menurut Wursanto 2001: 41 secara struktural komunikasi di dalam lingkungan organisasi dapat dibedakan menjadi empat macam :
a. Komunikasi dari atasan kepada bawahan downward, dapat dibedakan
menjadi berbagai macam bentuk seperti petunjuk, keterangan umum, perintah, teguran dan pujian.
b. Komunikasi dari bawahan kepada atasan upward, dapat digolongkan
menjadi beberapa macam, seperti : laporan, keluhan, pendapat dan saran
c. Komunikasi yang berlangsung secara horizontal atau secara mendatar,
adalah komunikasi yang berlangsung antara pegawai yang mempunyai kedudukan yang sama. Komunikasi horizontal disebut juga komunikasi
tidak formal, dilaksanakan pada saat istirahat-rekreasi-menjelang pulang sekolah. Komunikasi ini dapat dibedakan menjadi :
1
Komunikasi antara pimpinan dengan pimpinan yang setingkat 2
Komunikasi antara bawahan dengan bawahan d.
Komunikasi yang berlangsung secara diagonal, adalah komunikasi yang berlangsung antara pegawai pada tingkat kedudukan yang berbeda, pada
tugas atau fungsi yang berbeda dan tidak mempunyai wewenang langsung terhadap pihak lain
Implikasi komunikasi internal dalam lingkungan Taman Kanak-Kanak bahwa : komunikasi dari atasan kepada bawahan adalah komunikasi dari ketua
yayasan penyelenggara TK kepada kepala TK, kepala TK kepada guru-guru, kepala TK kepada bagian keamanan dan kebersihan, guru kepada anak TK;
komunikasi dari bawahan kepada atasan adalah komunikasi dari kepala TK kepada penyelenggara TK, guru-guru kepada kepala TK, anak TK kepada guru;
komunikasi horizontal adalah komunikasi antara guru dengan guru, murid dengan murid ; orang tua murid dengan orang tua murid; komunikasi diagonal kepala TK
dengan komite ketua POM, guru-guru dengan bagian keamanan dan kebersihan. Variabel selanjutnya yang diteliti adalah variabel kinerja mengajar guru.
Suryobroto 2002:20 mengatakan bahwa “kinerja mengajar guru dikatakan berkualitas apabila seorang guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam
usaha mengajarnya”. Oleh karena itu untuk dapat melaksanakan tugas mengajar dengan baik harus memiliki pengetahuan, keterampilan serta sikap yang baik.
Kinerja mengajar guru TK berdasarkan pedoan penilaian Kinerja TK yang diterbitkan oleh Depdiknas meliputi :
a. Penyusunan rencana pembelajaran
b. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar
c. Penilaian prestasi belajar peserta didik
d. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik
Berdasarkan uraian diatas , tentang kepemimpinan situasiaonal kepala TK sangat berkaitan dengan komunikasi internal serta akan berpengaruh terhadap
kinerja mengajar guru, dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran pada gambar.1. 2 :
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran
SUMBER DAYA MANUSIA
WILAYAH PENELITIAN
KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
KOMUNIKASI INTERNAL
MASALAH YANG TAMPAK 1.
Adanya kepa la TK yang be
lum mampu memecahkan
masalah kon flik dengan ca
ra yang mem bangun
2. Adanya kepa
la TK yang ku rang membe
rikan otoritas dalam mende
legasikan tu gaswewenang
untuk meng ambil keputu
san
secara in dependen
1. Laporan, kelu
han, pendapat dan saran
kurang mendapat
respon dari kepala TK
2. Petunjuk, pe
rintah dan te guran yang
kurang jelas dan tepat
disampaikan kepala TK
1. Telling
2. Selling
3. Participating
4. Delegating
1. Upward
2. Downward
3. Horizontal
4. Diagonal
1. SKH dibuat tidak tepat waktu
2. Kurang menguasai materi dan
metode pembelajaran 3.
Penilaian kadang-kadang tidak dilaksanakan
Komunikasi internal guru TK
Kepemimpinan situasional kepala
TK
MUTU PENDIDIKAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Kinerja Mengajar Guru TK : 1.
Perencanaan Pembelajaran 2.
Pelaksanaan interaksi KBM 3.
Penilaian prestasi belajar
2. Paradigma Penelitian