PENGARUH KEPEMIMPINANKEPALA SEKOLAH DAN KREATIVITAS KINERJA GURU TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIHIDEUNG KOTA TASIKMALAYA pada SD di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.
iv DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... …. i
KATA PENGANTAR ... …. ii
DAFTAR ISI ... …. iii
DAFTAR TABEL ... …. v
DAFTAR GAMBAR ... …. vii
DAFTAR LAMPIRAN ... …. xi
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... …. 1
B. Identifikasi Masalah ... …. 6
C.Perumusan Masalah ... …. 7
D.Tujuan Penelitian ... …. 8
E. Kegunaan Penelitian ... …. 9
1. Kegunaan Penelitian ………... 9
2. Kegunaan Praktis ………. 9
F. Kerangka Penelitian ... …. 10
1. Kerangka Berpikir ……… 10
2. Paradigma Penelitian ……… 10
G.Asumsi Penelitian ... …. 10
H.Hipotesis ... …. 11
I. Definisi Operasional ... …. 11
J. Metode Penelitian ... …. 12
K.Populasi dan Sampel ... …. 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Konsep Dasar Administrasi Pendidikan ... …. 15
(2)
v
1. Pengertian Administrasi pendidikan ……… 15
2. Pendekatan admistrasi Pendidikan ………. 18
3. Sistem Organisasi Pendidikan ... …. 23
B. Konsep Kepemimpinan Pendidikan ... …. 24
1. Pengertian Administrasi Pendidikan ………... 24
2. Fungsi Administrasi Pendidikan ………. 27
3. Substansi Manajemen dan Kepemimpinan ………. 29
4. Teori Kepemimpinan ……….. 33
5. Gaya dan perilaku Kepemimpinan Pendidikan .…………. 36
6. Kepemimpinan Efektif ……… 41
C.Kepemimpinan Transformasional ... …. 43
1. Pengertian Kepemimpinan Transformasional ……… 43
2. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional ………… 46
3. Faktor yang mempengaruhi persepsi terhadap gaya kepe - pemimpinan Transformasional ………... 48
D.Konsep Efektivitas Kinerja Guru ... …. 50
1. Pengertian Kreativitas ………. 50
2. Pengertian Kinerja ……… 53
3. Faktor yang Berpengaruh terhadap Kinerja ……… 55
4. Proses Kreativitas Kinerja Guru ... …. 57
E. Konsep Efektivitas Kinerja Mengajar Guru ……….. 62
1. Pengertian Efektivitas ……….. 62
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kinerja …… 67
3. Pengertian Mengajar ………. 69
4. Karakteristik Kinerja Mengajar Guru ……….. 72
5. Studi yang relevan ……… 88
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian ... …. 90
(3)
vi
1. Lokasi Penelitian ……… 91
2. Populasi ………. 91
3. Sampel ……… 92
C. Teknik Pengumpulan Data ... …. 92
1. Penelitian Kepustakaan………. 94
2. Penelitian Lapangan ……….. 94
D. Instrumen Penelitian ... … 95
1. Skala Pengukuran ………. 95
2. Penyusunan Instrumen ………. 96
E. Uji Coba Instrumen ... ... 97
1. Responden Uji Coba ……… 97
2. Tujuan Pelaksanaan Uji Coba ………. 97
3. Validitas Intrumen ……….. 98
4. Hasil Uji Validitas Instrumen ……… 98
5. Hasil Uji Reabilitas Instrumen……… 99
6. Tahap penyebaran dan pengumpulan Angket ………… 103
F. Teknik Analisis Data ... . 105
1. Analisis Data Deskriptif ………. 106
2. Pengujian Persyaratan Analisis ………. 107
3. Menguji Hipotesis Penelitian ………. 108
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 113
1. Hasil Analisis Data Deskriptif ……….. 133
2. Pengujian Persyaratan Analisis ……… 117
3. Hasil Pengujian Hipotesis ………. 122
4. Interpretasi Hasil Analisis ………. 135
B. Pembahasan ... 137
1. Gambaran Kepemimpinan Transformasional pada SD di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ………… 137
(4)
vii
2. Gambaran Kreativitas Guru pada SD di Kecamatan
Cihideung Kota tasikmalaya ………. 146
3. Gambaran Efektiktivitas Kinerja mengajar Guru di Ke- camatan Cihideung Kota Tasikmalaya ……… 150
4. Analisis Pengaruh Pengaruh Kepemimpinan Transfor- masional terhadap Efektiktivitas Kinerja mengajar Guru pada SD di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya… 153 5. Analisis Pengaruh Pengaruh Kepemimpinan Transforma- sional terhadap Kreativitas Kinerja mengajar Guru pada SD di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya………. 153
6. Analisis Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Efektiktivitas Kinerja mengajar Guru dan Kreati- vitas Kinerja mengajar Guru pada SD di Kecamatan Cihi- deung Kota Tasikmalaya………. 154
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... …. 154
B. Implikasi Hasil Penelitian ... …. 156
C. Rekomendasi ... …. 157
DAFTAR PUSTAKA……….. 199 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(5)
(6)
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil studi PERC (Political and Economy Risk Consults)
2001 tentang pendidikan, Indonesia menempati urutan terakhir dari 12 negara
di Asia. Dalam hal ini Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, dan sebagainya
lagi-lagi berada di atas kita (Uno, 2006:130). Dengan demikian, menunjukkan
bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia masih rendah. Rendahnya
kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat
menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Dampak
dari rendahnya kualitas sumber daya manusia juga menjadi penghambat bagi
suatu bangsa dalam persaingan mutu di era globalisasi. Muara dari fenomena
tersebut, sebuah bangsa bisa tidak berdaya dalam percaturan global.
Pengaruh globalisasi melahirkan suatu persaingan ketat guna meraih
keberhasilan di pasar bebas. Untuk dapat bersaing di pasar bebas diperlukan
sumber daya manusia yang kompetitif dalam penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Realita menunjukkan, sampai saat ini Indonesia masih tertinggal
dengan negara tetangga dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Wacana tersebut mengisyaratkan bahwa pendidikan memiliki peranan penting
dalam peningkatan sumber daya manusia. Dengan pendidikan, sumber daya
manusia dapat berkembang dan ekonomi secara makro dapat tumbuh pesat.
Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam mencapai
keberhasilan organisasi pendidikan. Sumber daya manusia akan terwujud
(7)
2
dalam karya, bakat, kreativitas, dan efektivitas kinerja sebuah organisasi.
Secanggih apa pun program, baik yang menyangkut aspek pendidikan,
ekonomi, maupun teknologi, tanpa adanya sumber daya manusia yang handal,
tujuan organisasi pendidikan mustahil tercapai. Oleh karena itu, peningkatan
serta pengembangan sumber daya manusia memiliki peran strategis dalam
peningkatan mutu organisasi.
Sumber daya manusia dalam organisasi diharapkan mampu
menunjukkan perilaku profesionalisme yang tinggi dan sifat kepemimpinan
yang harmoni, sehingga manajemen dalam organisasi mampu menciptakan
kreativitas dan efektitivitas kinerja yang tinggi.
Berkenaan dengan hal tersebut, kepemimpinan seorang kepala sekolah
sedikit banyak dapat mempengaruhi pendidikan di lingkungan sekolah.
Sekolah juga membutuhkan figur seorang pemimpin yang siap bekerja keras
untuk dapat memajukan sekolah demi peningkatan mutu pendidikan di
lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Faktor lain yang berperan
mempengaruhi pendidikan adalah kinerja guru. Seorang guru dituntut untuk
dapat memberikan andil yang besar terhadap pendidikan di lingkungan sekolah
terutama dalam hal belajar. (http://one.indoskripsi.com/node/3359)
Dalam hal ini, kepemimpinan dapat berperan melindungi beberapa isu
pengaturan organisasi yang tidak tepat, seperti: distribusi kekuasaan yang
menjadi penghalang tindakan yang efektif, kekurangan berbagai macam
sumber, prosedur yang dianggap buruk, dan sebagainya. Oleh karena itu,
peranan sentral kepemimpinan dalam organisasi dan dimensi-dimensi
(8)
3
terkoordinasi sehingga peranan kepemimpinan dapat dilaksanakan secara
efektif.
Saat ini pembangunan pendidikan nasional belum mencapai hasil sesuai
yang diharapkan. Depdiknas selaku pemegang amanah pelaksanaan sistem
pendidikan nasional memiliki kewajiban untuk mewujudkan misi
pembangunan. Perspektif pembangunan pendidikan tidak hanya ditujukan
untuk mengembangkan aspek intelektual saja melainkan juga watak, moral,
sosial dan fisik perserta didik, atau dengan kata lain menciptakan manusia
Indonesia seutuhnya.
Seiring dengan pesatnya perkembangan masyarakat dan
meningkatnya tuntutan akan mutu pendidikan. Depdiknas bersama dengan
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) selaku badan yang
melakukan perencanaan nasional, berusaha menuangkan program-program
Depdiknas kedalam 15 program. Dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025, Pemerintah mencanangkan peningkatan
kemampuan manusia bangsa ini, sehingga memiliki daya saing yang seimbang
dengan bangsa-bangsa lain di dunia (Renstra Depdiknas, 2005).
Fenomena di atas merupakan upaya pemerintah dalam menata sumber
daya manusia, baik dari aspek intelektual, spiritual, kreativitas, moral, maupun
tanggung jawab. Mulyasa (2004:4) menyatakan: “Penataan sumber daya
tersebut perlu diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui
sistem pendidikan yang berkualitas baik pada jalur pendidikan formal,
informal, maupun non formal, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan
(9)
4
Lebih lanjut beliau mengemukakan tentang pentingnya pengembangan
sistem pendidikan yang berkualitas. Karena berbagai indikator menunjukkan
bahwa pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan sumber daya yang
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan.
Sementara itu, Sardiman (2005:125) mengemukakan:
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahkan dan menuntun siswa dalam belajar. Kelengkapan dari jumlah tenaga guru dan kualitas guru tersebut akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, yang berujung pada peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu guru dituntut lebih profesional dalam menjalankan tugasnya.
Tugas Keprofesionalan Guru menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah
merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok
guru yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar serta tugas-tugas guru
dalam kelembagaan marupakan bentuk kinerja guru. Apabila kinerja guru
meningkat, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas keluaran
atau output-nya. Oleh karena itu, perlu dukungan dari berbagai pihak untuk
meningkatkan kinerja guru. Kinerja guru akan menjadi optimal bilamana
diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, iklim
sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Pidarta (dalam Saerozi, 2005:2)
(10)
5
dalam melaksanakan tugasnya yaitu : a ) Kepemimpinan kepala sekolah, b )
Iklim sekolah, c ) Harapan-harapan, dan d ) Kepercayaan personalia sekolah”.
Dengan demikian, tampak bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan
iklim sekolah akan ikut menentukan baik buruknya kinerja guru.
Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan
kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah.
Mulyasa (2004:25) mengemukakan:
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.
Di samping itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
seni dan budaya yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga cenderung
bergerak semakin maju, sehingga menuntut penguasaan secara profesional.
Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk
melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, berencana dan
berkesinambungan. Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat
berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan
administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan
tugasnya.
Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan
peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga
kependidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah harus mempunyai kepribadian
(11)
6
memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang
pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan
orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga. Selain
dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru juga dipengaruhi
oleh iklim sekolah. Iklim sekolah adalah suasana bekerja, belajar,
berkomunikasi, dan bergaul dalam organisasi pendidikan (Pidarta, 1988:176).
Dengan terciptanya iklim sekolah yang kondusif, maka guru akan
merasa nyaman dalam bekerja dan terpacu untuk bekerja lebih baik. Hal
tersebut mencerminkan bahwa suasana sekolah yang kondusif sangat
mendukung peningkatan kreativitas dan kinerja guru.
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat benang merah antara
kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, dan efektivitas kinerja guru di
suatu lembaga pendidikan. Selaras dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah
dan Kreativitas Kinerja Guru terhadap Efektivitas Kinerja Mengajar Guru
pada Sekolah Dasar di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya”.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini difokuskan kepada
masalah kepemimpinan, kreativitas guru, dan efektivitas kinerja guru. Dengan
demikian, masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah pada SD di
Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya?
2. Bagaimana kreativitas kinerja guru pada SD di Kecamatan Cihideung Kota
(12)
7
3. Bagaimana efektivitas kinerja mengajar guru pada SD di Kecamatan
Cihideung Kota Tasikmalaya?
4. Bagaimana kepemimpinan transformasional dapat mempengaruhi
efektivitas kinerja mengajar guru pada SD di Kecamatan Cihideung Kota
Tasikmalaya?
5. Bagaimana kreativitas kinerja guru mempengaruhi efektivitas kinerja
mengajar guru pada SD di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya?
6. Bagaimana kepemimpinan transformasional dan kreativitas kinerja guru
mempengaruhi efektivitas kinerja mengajar guru pada SD di Kecamatan
Cihideung Kota Tasikmalaya?
7. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap
efektivitas kinerja mengajar guru pada SD di Kecamatan Cihideung Kota
Tasikmalaya?
8. Seberapa besar pengaruh kreativitas kinerja guru terhadap efektivitas kinerja
mengajar guru pada SD di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya?
9. Seberapa besar kepemimpinan transformasional dan kreativitas kinerja guru
berpengaruh terhadap efektivitas kinerja mengajar guru pada SD di
Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya?
C.Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, secara umum, penulis merumuskan
masalah sebagai berikut: “Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala
sekolah dan kreativitas kinerja guru terhadap efektivitas kinerja mengajar
guru?”
(13)
8
1. Bagaimana gambaran kepemimpinan transformasional pada SD di
Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya?
2. Bagaimana gambaran kreativitas kinerja guru pada SD di Kecamatan
Cihideung Kota Tasikmalaya?
3. Bagaimana gambaran efektivitas kinerja mengajar guru pada SD di
Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya?
4. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan transfomasional terhadap
efektivitas kinerja mengajar guru pada SD di Kecamatan Cihideung Kota
Tasikmalaya?
5. Seberapa besar pengaruh kreativitas kinerja guru terhadap efektivitas
kinerja mengajar guru pada SD di Kecamatan Cihideung Kota
Tasikmalaya?
6. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan transfoemasional dan kreativitas
kinerja guru terhadap efektivitas kinerja mengajar guru pada SD di
Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya?
D.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran nyata tentang kepemimpinan transformasional
pada SD di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.
2. Untuk mengetahui gambaran nyata tentang kreativitas kinerja guru pada SD
di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.
3. Untuk mengetahui gambaran nyata tentang efektivitas kinerja mengajar guru
(14)
9
4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kepemimpinan transformasional
terhadap efektivitas kinerja mengajar guru pada SD di Kecamatan
Cihideung Kota Tasikmalaya
5. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kreativitas kinerja guru terhadap
efektivitas kinerja mengajar guru pada SD di Kecamatan Cihideung Kota
Tasikmalaya.
6. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kepemimpinan transformasional dan
kreativitas kinerja guru terhadap efektivitas kinerja mengajar guru pada SD
di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya
E.Kegunanaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara
teoritis maupun praktis sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan bagi
Ilmu Administrasi Pendidikan dan pengembangan institusi Sekolah
Dasar khususnya pada bidang kepemimpinan transformasional, kreativitas
guru dan efektivitas kinerja mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan
Cihideung Kota Tasikmalaya.
2. Kegunaan Praktis
a. Penelitian ini juga dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kepala
SD, guru SD, pengawas satuan TK/SD serta stakeholders pendidikan
dalam memimpin dan berkomunkasi guna meningkatkan kinerja guru.
b. Hasil penelitian ini juga dapat memberikan masukan bagi peneliti
(15)
10
Indonesia (UPI) pada umumnya tentang pentingnya pengembangan
kepemimpinan transformasional dan kreativitas agar kinerja guru lebih
baik.
F. Kerangka Penelitian 1. Kerangka Berpikir
Efektivitas kinerja mengajar guru (Y) dipengaruhi oleh kepemimpinan
kepala sekolah (X1) dan kreativitas guru (X2).
2. Paradigma Penelitian
Bertolak dari uraian kerangka penelitian, maka paradigma penelitian dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.1 : Hubungan antar variabel
G. Asumsi Penelitian
Penelitian ini berdasarkan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Efektivitas Kinerja Mengajar guru berkaitan erat dengan Kepemimpinan
Kepala Sekolah.
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
(X1)
EFEKTIVITAS KINERJA MENGAJAR
GURU (Y) KREATIVITAS
KINERJA GURU (X2)
(16)
11
2. Efektivitas Kinerja Mengajar guru berpengaruh terhadap Kreativitas
Kinerja Mengajar Guru
3. Kepemimpinan kepala sekolah dan kreativitas kinerja mengajar guru
secara simultan berhubungan terhadap efektivitas kinerja mengajar guru
4. Efektifitas diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian
tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan perihal efektivitas kerja
guru dapat dilihat sejauh mana kinerja tersebut dapat memberikan
pengaruh kepada anak didik.
H.Hipotesis
Sugiyono (1997:39) menyatakan bahwa hipotesa dapat dinyatakan
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian. Adapun
hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap efektivitas
kinerja mengajar guru.
2. Terdapat pengaruh kreativitas kinerja guru terhadap efektivitas kinerja
mengajar guru.
3. Terdapat pengaruh kepemimpinan transformasional dan kreativitas
kinerja guru secara simultan terhadap efektifitas kinerja mengajar guru.
I. Definisi Operasional
1. Kepemimpinan kepala sekolah adalah bentuk perilaku seorang pemimpin
dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, baik yang berhubungan
dengan pencapaian tujuan pembelajaran maupun dalam menciptakan iklim
sekolah yang kondusif dan menumbuhkan kreativitaas dan efektivitas
(17)
12
2. Kreativitas kinerja guru adalah cara berpikir baru yang ada pada diri guru
dalam pembelajaran yang optimal dan dimanifestasikan dalam keterampilan
(a) aptitude, (b) rasional , (c) evaluasi ,(d) Pengelolaan pembelajaran
3. Efektivitas kinerja mengajar guru adalah uraian tentang tingkat pencapaian
pelaksanaan mengajar untuk mewujudkan tujuan. Efektivitas kinerja
mengajar guru berorientasi pada kemampuan pengelolaan pembelajaran
yang meliputi : (a) Penyusunan rencana pembelajaran (b) Pelaksanaan
interaksi belajar mengajar, (c) Penilaian prestasi belajar peserta didik, (d)
Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik.
4. Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang memiliki
karakteristik keahlian dan tindakan mendahulukan kepentingan
bersama), Idealized Influence (kemampuan mempengaruhi disertai
penekanan nilai dan moral), Inspirational Motivation (kemampuan
memotivasi dan menginspirasi), Intelectual Stimulation (kemampuan
mengasah kreativitas bawahan), dan Individualized Consideration
(kemampuan menghargai dan memperhatikan bawahan).
J. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksplanatori dengan
pendekatan kuantitatif. Metode eksplanatori bertujuan menerangkan dan
mengungkapkan secara sistematis antara dua variabel atau lebih, sekaligus
menguji satu atau beberapa hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk
melaksanakan suatu penelitian deskriptif ini dilakukan melalui survei, sehingga
(18)
13
sekaligus. Sedangkan metode kuantitatif adalah data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Kerlinger (Riduan, 2006:49) mengatakan: “Penelitian survey adalah
penelitian yang dilakukan pada populasi besar atau kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan hubungan antar
variabel sosiologis dan psikologis”. Metode analisis kuantitatif menggunakan
analisis regresi dan korelasi yang bertujuan untuk menggambarkan hubungan
antara variabel independen.
K.Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan guru SD di
Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya sebanyak 104 orang.
Menggunakan guru sebagai sumber data karena mereka terlibat langsung
dalam pengelolaan pendidikan di sekolah.
2. Sampel
Yang dimaksud dengan sampel dalam penelitian ini adalah sebagian
populasi yang diambil untuk dijadikan sumber data dan dianggap mewakili
keseluruhan populasi secara representatif. Adapun teknik yang digunakan
dalam pengambilan sampel adalah probability sampling.
Sugiyono (2008:120) menyatakan:
Teknik probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, dan cara pengambilan sampling dilakukan dengan cara simple random sampling. Dikatakan sederhana (simple) karena cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi
(19)
14
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam golongan populasi tersebut dan dilakukan karena anggota populasinya homogen.
Rumus yang digunakan untuk menentukan besarnya sampel yang
akan dijadikan objek dalam penelitian ini adalah rumus yang dikemukakan
oleh Rakhmat (1989:82), yaitu sebagai berikut :
N
N ² 1
Keterangan:
n = ukuran sampel minimal N = ukuran populasi
d = presisi
(20)
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan
pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif analisis yaitu bertujuan menerangkan dan
mengungkapkan secara sistematis antara dua variabel atau lebih, sekaligus menguji
satu atau beberapa hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk melaksanakan suatu
penelitian deskriptif ini dilakukan melalui survei, sehingga prediksi dan keeratan
hubungan antara variabel yang diteliti dapat diukur sekaligus. Sedangkan metode
kuantitatif adalah data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik.
Dengan metode ini diharapkan dapat menggambarkan hubungan variabel
yang satu dengan variabel yang lain dengan menggunakan statisik sehingga dapat
menjelaskan keadaan dengan benar. Sugiono (2005:11) mengemukakan: “Ciri
penelitian kuantitatif diantaranya bertujuan menunjukkan hubungan antar variabel
dengan teknik survey serta instrumen penelitiannya berupa angket”.
Milan (2001:50) menjelaskan bahwa penelitian survey memiliki ciri
memilih sebuah sampel responden dan membuat sebuah kuesioner atau melakukan
wawancara untuk mengumpulkan informasi mengenai variabel yang sedang diteliti.
Data yang tekumpul digunakan untuk mempelajari sikap, keyakinan, prilaku,
pendapat, kebiasaan, gagasan, dan informasi lainnya yang berkenaan dengan
perilaku manusia.
(21)
91
B. Wilayah Penelitian, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada SD di Kecamatan Cihideung Kota
Tasikmalaya, dengan responden guru pada SD Gunungkoneng, SD Cieunteng IV,
SD Gunungpereng 1, SD Gunungpereng 2, SD Gunungpereng 3, SD
Gunungpereng 4, SD Gunungpereng 5, SD Nagarawangi 1, SD Nagarawangi 2,
dan SD Nagarawangi 3.
2. Populasi
Sugiyono (2005:49) mengemukakan bahwa populasi dalam penelitian
merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Menurut Sasmoko (2004:54), populasi merupakan wilayah generalisasi
penelitian yang terdiri atas subjek atau objek pengamatan yang ditetapkan peneliti
untuk mengambil kesimpulan. Penentuan populasi merupakan tahapan penting
dalam penelitian yang dapat memberikan informasi atau data yang berguna bagi
suatu penelitian. Tanpa populasi, penelitian tidak mungkin dilakukan.
Sementara itu, Sanafiah Faisal (1982: 324) mengemukakan: “Populasi
adalah sekelompok individu tertentu yang memiliki satu atau lebih karakteristik
umum yang menjadi pusat perhatian penelitian. Populasi bisa berupa semua
individu yang memiliki pola kelakuan tertentu atau bagian dari kelompok itu”.
Dengan demikian, populasi dalam penelitian ini adalah guru SD Kecamatan
(22)
92
Tabel 3.1 Populasi
NO SEKOLAH DASAR JUMLAH
1 SD Gunungkoneng 14
2 SD Gunungpereng 1 12
3 SD Gunungpereng 2 14
4 SD Gunungpereng 3 9
5 SD Gunungpereng 4 10
6 SD Gunungpereng 5 8
7 SD Cieunteung 4 12
8 SD Nagarawangi 1 8
9 SD Nagarawangi 2 9
10 SD Nagarawangi 3 8
JUMLAH 104
3. Sampel
Riduan (2007:56) mengemukakan: “Sampel adalah bagian dari populasi.
Suatu pertimbangan apabila subyek kurang dari 100, maka lebih baik diambil
semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, jika subyeknya
besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih”. Berkaitan
dengan teknik pengambilan sampel, Nasution (1991:135) mengemukakan: “.. mutu
penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya
dasar-dasar teori, desain penelitian (asumsi-asumsi statistik), serta mutu
pelaksanaan dan pengolahannya”.
Mencermati dari kedua teori tersebut secara kebetulan peneliti dihadapkan
pada suatu masalah terhadap populasi. Dari 14 jumlah sekolah yang seharusnya
penulis teliti, hanya 10 sekolah yang dapat penulis jadikan sampel. Sedangkan
(23)
93
tersebut penulis menggunakan teknik sampling aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
sejumlah populasi yang mungkin dapat dijadikan sampel penelitian sebagai sumber
data.
a. Menentukan ukuran sampel
Untuk menentukan besarnya atau ukuran sampel digunakan rumus Taro
Yamane (Riduan, 2008: 65), yaitu :
.
1
Keterangan:
n = jumlah sampel N = jumlah populasi
d = presisi atau penyimpangan terhadap populasi 1 = angka konstan
Dalam penelitian sosial besarnya presisi biasanya antara 5% sampai
dengan 10%, pada penelitian ini peneliti mengambil presisi sebesar 10%
sehingga diperoleh nilai n sebagai berikut:
. ² 1
104 104 . 0.1² 1
104
2.04 50.98
Jadi jumlah sampel penelitian sebanyak 51 orang (dibulatkan), jumlah ini
menjadi responden penelitian. Jumlah sampel tersebut jika diprosentasekan
adalah 51/104 x 100% = 49,03%
b. Menentukan subjek penelitian
Teknik yang digunakan dalam menentukan sampel adalah teknik simple
(24)
94
Tabel 3.2 : Penyebaran Sampel
No. Nama Sekolah Jumlah Jumlah Sampel
1. SD Gunungkoneng 14 14 x 51/104 = 7
2. SD Gunungpereng 1 12 12 x 51/104 = 6
3. SD Gunungpereng 2 14 14 x 51/104 = 7
4. SD Gunungpereng 3 9 9 x 51/104 = 4
5. SD Gunungpereng 4 10 10 x 51/104 = 5
6. SD Gunungpereng 5 8 8 x 51/104 = 4
7. SD Cieunteung 4 12 12 x 51/104 = 6
8. SD Nagarawangi 1 8 8 x 51/104 = 4
9. SD Nagarawangi 2 9 9 x 51/104 = 4
10 SD Nagarawangi 3 8 8 x 51/104 = 4
Jumlah 104 51
C. Tenik Pengumpulan Data
Tujuan mengumpulkan data adalah menghimpun informasi tentang subjek
penelitian. Sugiyono (2005:62) menjelaskan bahwa pengumpulan data merupakan
langkah langkah yang paling strategis dalam penelitian karena memiliki tujuan
yaitu mendapatkan data.
Untuk mendapatkan data yang lengkap dalam penelitian ini data yang
digunakan adalah :
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Studi pustaka diperlukan sebagai satu tahap tersendiri yaitu studi
pendahuluan untuk memahami gejala baru yang terjadi dalam masyarakat dan
diyakini data pustaka tetap andal untuk menjawab persoalan penelitiannya
(http://history2001.multiply.com/journal/item/44)
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Untuk memperoleh data primer dalam penelitian ini, penulis mengajukan
(25)
95
jawaban. Dengan skala Likert, penulis berharap dapat memperoleh gambaran
tentang kepemimpinan transformasional, kreativitas guru, dan efektivitas kinerja
guru pada sekolah dasar di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam ataupun sosial yang dapat diamati (Sugiyono, 2008:102).
Sedang-kan Riduan (2008:71) mengemukaSedang-kan: “Instrument penelitian menjelasSedang-kan semua
alat pengambilan data yang digunakan, proses pengumpulan data, dan teknik
penentuan kualitas instrument (validitas dan reliabilitas)”.
Berdasarkan teori di atas, maka untuk memperoleh data tentang kepemimpinan transformasional, kreativitas guru dan efektivitas kinerja guru maka digunakan alat pengumpul data berupa kuesioner (angket) dengan terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrument. Angket yang telah disusun, diuji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
1. Skala Pengukuran
Dalam penyusunan kuesioner, peneliti menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu (Sugiyono, 2008:93). Dengan skala likert ini dapat diketahui bagaimana gambaran kepemimpinan transformasional, kreativitas kinerja guru, dan efektivitas kinerja mengajar guru. Instrumen yang digunakan dalam kepemimpinan transformasional adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Sedangkan pengumpulan data dari variabel kreativitas kinerja guru, dan efektivitas kinerja mengajar guru dalam penelitian ini adalah angket skala likert dengan 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP).
(26)
96
Pemberian bobot untuk masing-masing kontinum berturut-turut untuk pernyataan-pernyataan positif diberi bobot: 5 – 4 – 3 – 2 – 1. Sedangkan untuk pernyataan-pernyataan negatif diberi bobot: 1 – 2 – 3 – 4 – 5.
2. Penyusunan Instrumen
Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan indikator-indikator dari setiap variabel (X , X , dan Y). Untuk mendapat kesahihan yang konstruktif, maka dilakukan melalui pendefinisian dan studi kepustakaan serta konsultasi dan diskusi dengan pembimbing. Instrumen pada masing-masing indikator disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) membuat kisi-kisi, 2) menyusun butir-butir pernyataan, dan 3) melakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian dengan indikator serta ketepatan dalam menyusun angket.
Tabel 3.3
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Variabel Sub Variabel Indikator No. Item
Kepemimpinan Transformasio-nal (X1) • Stimulasi intelektual (intelectual stimulation)
- Mendorong kreativitas anak buah.
1 - 4
• Pertimbangan Individual (individualized consideration)
- Memberi teladan kepada anak buah
5 - 10
• Inspirasional Motivasi (inspiration motivation)
- Mengartikulasikan visi dan misi kepada anak
buah 11 - 18
• Pengaruh Ideal (idealized influence)
- Memotivasi anak buah
19 - 24 Kreativitas
Guru (X2)
• Kemampuan Berpikir Kreatif (Aptitude)
- Keterampilan berpikir lancar
1 - 3
- Keterampilan berpikir luwes (Fleksibel)
4 - 7
- Keterampilan berpikir rasional
8 - 10
- Keterampilan memperinci atau mengelaborasi
(27)
97
- Keterampilan menilai (mengevaluasi)
13 - 15
• Kemampuan Berpikir Afektif (Nonaptitude)
- Rasa ingin tahu 16 - 17 - Bersifat imajinatif 18 – 19 - Merasa tertantang oleh
kemajuan
20 – 25
- Sifat berani mengambil resiko
26 – 29
- Sifat menghargai 30 – 32 Efektivitas
Kinerja Guru (Y)
• Pengelolaan pembelajaran
- Penyusunan rencana pembelajaran
1 – 6
- Penyajian pembelajaran 7 - 17 - Pelaksanaan Evaluasi 18 - 23 - Memotivasi siswa 24 - 28
• Pengembangan Potensi
- Membuat karya tulis ilmiah
29 - 30
.
E. Uji Coba Instrumen
Instrumen penelitian yang telah disusun diuji-cobakan terlebih dahulu untuk
mengetahui kesahihan dan kehandalannya melalui prosedur sebagai berikut:
1. Responden Uji Coba
Instrumen penelitian diuji cobakan pada responden yang tidak termasuk
sampel penelitian. Jumlah responden uji coba sebanyak 30 (tiga puluh) orang guru.
Jumlah 30 orang ini dianggap sudah memenuhi syarat untuk uji-coba instrumen.
2. Tujuan Pelaksanaan Uji Coba
Pelaksanaan uji-coba instrumen ini dimaksudkan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi pada
item-item angket, baik dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia, maupun
dalam pernyataan dan jawaban tersebut. Uji-coba dilakukan untuk analisis terhadap
instrumen sehingga diketahui sumbangan butir-butir pernyataan terhadap indikator
(28)
98
memperoleh butir pernyataan yang valid dan reliabel maka dilakukan pengujian
validitas dan reliabilitas.
3. Uji Validitas Instrumen
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (Akdon, 2008:143) bahwa
validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kehandalan atau
kesahihan suatu alat ukur.
Sugiyono (Akdon, 2008:143) mengemukakan: “Jika instrumen dikatakan
valid maka instrumen itu menunjukkan alat ukur untuk mendapatkan data yang
valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur”. Selanjutnya, Arikunto (2002:145) mengungkapkan bahwa
tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana variabel data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud.
Validitas instrumen dapat diketahui melalui perhitungan dengan
menggunakan rumus pearson product moment terhadap nilai-nilai antara variabel
X dengan variabel Y. Adapun rumus yang digunakan adalah seperti yang
dikemu-kakan Sugiyono (Akdon, 2008:144), sebagai berikut:
! . "! . "
Keterangan:
= Jumlah responden
= Jumlah perkalian X dan Y = Jumlah skor tiap butir = Jumlah skor total
² = Jumlah skor X dikuadratkan
(29)
99
Selanjutnya dihitung dengan uji t atau uji signifikansi. Uji ini untuk
menentukan apakah variable X signifikan terhadap variable Y. Akdon (2008:144)
mengemukakan penggunaan rumus uji signifikansi sebagai berikut:
# √ 2
1 ²
Keterangan:
= koefisien korelasi
= banyak populasi
Distribusi (table t) untuk %=0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 2 dengan keputusan sebagai berikut: jika # > #&'() berarti valid. Sebaliknya, jika
# < # &'() , berarti tidak valid. 5. Hasil Uji Validitas Instrumen
Dalam penelitian ini, uji validitas menggunakan bantuan computer dengan
program SPSS versi 12 for window. Dengan demikian, untuk mengetahui tingkat
validitas instrument maka dapat melihat angka pada kolom corrected item-total
correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai
) dibandingkan dengan nila &'(). Jika > &'() maka item tersebut
valid. Sebaliknya, jika < &'() maka item tersebut tidak valid.
a. Validitas Variable +, (Kepemimpinan Kepala Sekolah)
Dengan perhitungan menggunakan rumus tersebut di atas, maka untuk
variabel X yang terdiri dari 24 item pernyataan, dinyatakan valid 23 item, dan tidak valid 1 item, yaitu nomor 20. Dengan keputusan bahwa untuk item yang tidak
valid tidak digunakan. Untuk jelasnya dapat dilihat pada table berikut:
(30)
100
(Kepemimpinan Transformasional) Nomor
Item %=0,05, n=30 &'() Keterangan Keputusan
1 0.692 0.361 Valid Digunakan
2 0.603 0.361 Valid Digunakan
3 0.476 0.361 Valid Digunakan
4 0.759 0.361 Valid Digunakan
5 0.653 0.361 Valid Digunakan
6 0.542 0.361 Valid Digunakan
7 0.655 0.361 Valid Digunakan
8 0.745 0.361 Valid Digunakan
9 0.531 0.361 Valid Digunakan
10 0.442 0.361 Valid Digunakan
11 0.469 0.361 Valid Digunakan
12 0.595 0.361 Valid Digunakan
13 0.654 0.361 Valid Digunakan
14 0.455 0.361 Valid Digunakan
15 0.500 0.361 Valid Digunakan
16 0.485 0.361 Valid Digunakan
17 0.655 0.361 Valid Digunakan
18 0.719 0.361 Valid Digunakan
19 0.813 0.361 Valid Digunakan
20 -0.031 0.361 Tidak Valid Ditolak
21 0.398 0.361 Valid Digunakan
22 0.385 0.361 Valid Digunakan
23 0.414 0.361 Valid Digunakan
24 0.731 0.361 Valid Digunakan
b. Validitas Variable +- (Kreativitas Guru)
Variabel X terdiri dari 32 item pernyataan. 31 item pernyataan valid dan 1 item pernyataan tidak valid, yaitu nomor 10. Untuk jelasnya, dapat dilihat pada
table berikut:
Table 3.5: Hasil Uji Validitas variable +- (Kreativitas Guru) Nomor
Item %=0,05, n=30 &'() Keterangan Keputusan
1 0.641 0.361 Valid Digunakan
2 0.412 0.361 Valid Digunakan
(31)
101
4 0.414 0.361 Valid Digunakan
5 0.715 0.361 Valid Digunakan
6 0.675 0.361 Valid Digunakan
7 0.642 0.361 Valid Digunakan
8 0.558 0.361 Valid Digunakan
9 0.745 0.361 Valid Digunakan
10 -0.471 0.361 Tidak Valid Ditolak
11 0.576 0.361 Valid Digunakan
12 0.654 0.361 Valid Digunakan
13 0.741 0.361 Valid Digunakan
14 0.547 0.361 Valid Digunakan
15 0.483 0.361 Valid Digunakan
16 0.462 0.361 Valid Digunakan
17 0.594 0.361 Valid Digunakan
18 0.476 0.361 Valid Digunakan
19 0.501 0.361 Valid Digunakan
20 0.457 0.361 Valid Digunakan
21 0.741 0.361 Valid Digunakan
22 0.547 0.361 Valid Digunakan
23 0.483 0.361 Valid Digunakan
24 0.675 0.361 Valid Digunakan
25 0.642 0.361 Valid Digunakan
26 0.558 0.361 Valid Digunakan
27 0.745 0.361 Valid Digunakan
28 0.462 0.361 Valid Digunakan
29 0.594 0.361 Valid Digunakan
30 0.400 0.361 Valid Digunakan
31 0.632 0.361 Valid Digunakan
32 0.576 0.361 Valid Digunakan
c. Validitas Variabel Y (Efektivitas Kinerja Guru)
Untuk variabel Y yang terdiri dari 30 item pernyataan, terdapat 26 item
pernyataan yang valid dan 4 item pernyataan yang tidak valid, yaitu nomor: 2, 26,
27 dan 30. Untuk jelasnya dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 3.6: Hasil Uji Validitas Variabel Y (Efektivitas Kinerja Guru) Nomor
Item
&'()
%=0,05, n=30 Keputusan Keterangan
1 0.493 0.361 Valid Digunakan
(32)
102
3 0.383 0.361 Valid Digunakan
4 0.391 0.361 Valid Digunakan
5 0.414 0.361 Valid Digunakan
6 0.644 0.361 Valid Digunakan
7 0.801 0.361 Valid Digunakan
8 0.750 0.361 Valid Digunakan
9 0.625 0.361 Valid Digunakan
10 0.426 0.361 Valid Digunakan
11 0.590 0.361 Valid Digunakan
12 0.546 0.361 Valid Digunakan
13 0.717 0.361 Valid Digunakan
14 0.737 0.361 Valid Digunakan
15 0.402 0.361 Valid Digunakan
16 0.483 0.361 Valid Digunakan
17 0.575 0.361 Valid Digunakan
18 0.643 0.361 Valid Digunakan
19 0.664 0.361 Valid Digunakan
20 0.592 0.361 Valid Digunakan
21 0.436 0.361 Valid Digunakan
22 0.391 0.361 Valid Digunakan
23 0.414 0.361 Valid Digunakan
24 0.494 0.361 Valid Digunakan
25 0.430 0.361 Valid Digunakan
26 0.195 0.361 Tidak Valid Ditolak 27 -0.102 0.361 Tidak Valid Ditolak
28 0.626 0.361 Valid Digunakan
29 0.626 0.361 Valid Digunakan
30 0.169 0.361 Tidak Valid Ditolak
4. Uji Reliabilitas Instrumen
Arikunto (2002:154) menyatakan: “Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik”.
Dalam penelitian ini, langkah-langkah pengujian reliabilitas angket mengikuti pendapat Akdon (2008:148-151) sebagai berikut:
a. Menghitung total skor
(33)
103
! . "! . "
Keterangan:
= Jumlah responden
= Jumlah perkalian X dan Y
= Jumlah skor tiap butir
= Jumlah skor total
² = Jumlah skor X dikuadratkan
² = Jumlah skor Y dikuadratkan
c. Menghitung reliabilitas seluruh item dengan rumus Spearman Brown berikut:
2 ' 1 '
d. Mencari &'() apabila dengan % = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 2. e. Membuat keputusan dengan membandingkan dengan &'() . Adapun
kaidah pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: Jika > &'()
maka item angket reliable. Sebaliknya, jika < &'() berarti item angket
tidak reliable.
5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas dengan bantuan computer (program SPSS versi 12 for Windows) dapat diketahui pada baris Guttman Split-Half Coefficient sebagai nilai kemudian dibandingkan dengan nilai &'(). Jika > &'() maka item
tersebut reliable. Sebaliknya, jika < &'() maka item tersebut tidak reliable. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
(34)
104
Tabel 3.7 : Reliability Statistics
X1 X2 Y
Cronbach's Alpha Part 1 Value .871 .783 .889
N of Items 12(a) 16(a) 15(a)
Part 2 Value .839 .882 .806
N of Items 12(b) 16(b) 15(b)
Total N of Items 24 32 30
Correlation Between Forms .845 .926 .753
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length
.916 .961 .859
Unequal Length .916 .961 .859
Guttman Split-Half Coefficient 0.916 0.959 0.847 a.The items are: no1, no2, no3, no4, no5, no6, no7, no8, no9, no10, no11, no12. b.The items are: no12, no13, no14, no15, no16, no17, no18, no19, no20, no21,
no22, no23.
Hasil analisis reliabilitas diperoleh untuk variable Kepemimpinan Transformasional (X ) mencapai 0.916, untuk variable Kreativitas Guru (X ) sebesar 0.959, dan untuk variable Efektivitas Kinerja Guru (Y) sebesar 0.847. Ketiga koefisien reliabilitas tersebut melebihi &'() = 0.370 yang berarti bahwa ketiga instrument reliable. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.8: Butir-butir yang ditolak dari masing masing variable
No. Variabel / Sub Variabel
Indikator Jml.
Butir
Jml. Ditolak
Jml. Valid 1 Kepemimpinan Transformasional (X )
a.Stimulasi intelektual
- Mendorong kreativitas anak buah
4 0 4
b.Pertimbangan Individu
- Memberi teladan kepada anak buah
6 0 6
c.Motivasi Inspirasi - Mengartikulasikan visi dan misi kepada anak buah
8 0 8
d.Pengaruh Ideal - Memotivasi anak buah 6 1 5
Jumlah 24 1 23
2 Kreativitas Guru (X ) a.Kemampuan
Berpikir Kreatif (Aptitude)
1)Keterampilan berpikir lancer
3 0 3
(35)
105
luwes (Fleksibel) 3)Keterampilan berpikir
rasional
3 1 2
4)Keterampilan memperinci atau mengelaborasi
2 0 2
5)Keterampilan menilai (mengevaluasi)
3 0 3
b.Kemampuan Berpikir Afektif (Nonaptitude)
1)Rasa ingin tahu 2 0 2
2)Bersifat imajinatif 2 0 2
3)Merasa tertantang oleh kemajuan
6 0 6
4)Berani mengambil resiko 4 0 4
5)Sifat menghargai 3 0 3
Jumlah 32 1 31
3 Efektivitas Kinerja Guru (Y) a.Pengelolaan
pembelajaran
1)Penyusunan rencana pembelajaran
6 1 5
2)Penyajian pembelajaran 11 0 11 3)Pelaksanaan evaluasi 6 0 6
4)Memotivasi siswa 5 2 3
b.Pengembangan Potensi
1)Membuat karya tulis ilmiah
2 1 1
Jumlah 30 4 26
6. Tahap Penyebaran dan Pengumpulan Angket
Penyebarkan angket kepada responden (sampel) sebanyak 51 angket. Setiap
paket berisi:
a. Variabel kepemimpinan transformasional (X ) sebanyak 23 item b. Variabel kreativitas guru (X ) sebanyak 31 item
c. Variabel efektivitas kinerja guru (Y) sebanyak 26 item
Dengan demikian, jumlah total item kuesioner (angket) penelitian ini
(36)
106
F. Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis melalui statistic untuk uji normalitas
data, uji homogenitas, uji linieritas, uji persamaan korelasi dan regresi sederhana,
serta korelasi dan regresi ganda, dan uji hipotesis. Pengolahan dan analisis data
dilakukan dengan tujuan agar data yang telah terkumpul mempunyai arti serta
dapat disimpulkan sebagai jawaban dari permasalahan yang diteliti. Oleh karena
itu, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis Data Deskriptif
Analisis data deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan
distribusi frekuensi variable dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada
masing-masing variable. Adapun gambaran umum dari setiap variable
digambarkan dalam bentuk skor rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan
teknik Weighted Means Scored (WMS), dengan rumus:
.
Keterangan:
. = Skor rata-rata yang dicari
= Jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap alternative jawaban)
N = Jumlah responden
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel criteria dan penafsiran
(37)
107
Tabel 3.9: Kriteria Skor Rata-rata Variabel
Rentang Nilai Pilihan Jawaban Kriteria
4,01 – 5,00 Selalu Sangat tinggi
3,01 – 4,00 Sering Tinggi
2,01 – 3,00 Kadang-kadang Cukup
1,01 – 2,00 Jarang Rendah
0,01 – 1,00 Tidak Pernah Sangat Rendah
2. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum melakukan analisis regresi maka dilakukan uji normalitas dan uji
linieritas data, sebagai berikut:
a. Uji Normalitas Distribusi Data
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui penyebaran data dari setiap variable apakah normal atau tidak. Untuk uji normalitas, disamping dapat menggunakan program computer (SPSS versi 12), juga dapat menggunakan rumus Chi Kuadrat, sebagai berikut:
/
0 123 4242
Keterangan:
/
= Chi kuadrat yang dicari
5 = frekuensi hasil penelitian
6 = frekuensi yang diharapkan
Untuk menentukan keberartian /
adalah dengan cara membandingkan
/ dengan /&'() dengan kriteria sebagai berikut: Distribusi data dikatakan normal apabila / < /&'() dan distribusi data dikatakan tidak normal apabila / > /&'().
(38)
108
Uji linieritas dilihat pada nilai signifikansi dari deviation of linierity
untuk X terhadap Y dan X terhadap Y. Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier.
3. Menguji Hipotesis Penelitian
Teknik yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah untuk hipotesis
1 dan 2 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana,
sedangkan hipotesis 3 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi
ganda.
a. Analisis Korelasi Sederhana
Analisis korelasi adalah untuk mengetahui derajat hubungan antara
variable X dengan variable Y. Dalam penelitian ini, ukuran yang digunakan
untuk mengetahui derajat hubungan adalah koefisien korelasi dengan menggunakan rumus, sebagai berikut:
! . "! . "
Keterangan:
= Jumlah responden
= Jumlah perkalian X dan Y
= Jumlah skor tiap butir
= Jumlah skor total
² = Jumlah skor X dikuadratkan
² = Jumlah skor Y dikuadratkan
Dari rumus di atas dapat dijelaskan bahwa 78 merupakan koefisien
(39)
109
membandingkan dengan &'() pada tingkat kepercayaan 95%. Bila
> &'() dan bernilai positif, maka terdapat pengaruh yang positif. Akdon
(2008:188) menyatakan bahwa untuk memudahkan penafsiran harga koefisien
korelasi maka dapat menggunakan tabel berikut:
Tabel 3.10
Tolok Ukur Koefisien Korelasi Nilai Koefisien Kriteria
0.80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Sedang
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
1) Uji Signifikan
Dalam penelitian ini, uji signifikan dimaksudkan untuk menentukan
apakah variable X berkontribusi secara signifikan terhadap variable Y. Akdon
(2008:188) mengemukakan rumus uji signifikansi, sebagai berikut:
# √ 2 √1
Keterangan:
= koefisien korelasi = banyak sampel
Untuk menguji tarap signifikansi yaitu dengan membandingkan harga
# dengan # &'() pada tingkat kepercayaan tertentu dengan dk = n – 2. Koefisien dikatakan signifikan (memiliki arti) apabila harga # > #&'().
(40)
110
2) Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
derajat hubungan kontribusi yang diberikan oleh variable X terhadap variable Y, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
9: / 100%
Keterangan:
9: = koefisien determinasi yang dicari = koefisien korelasi
b. Analisis Regresi Sederhana
Untuk mengetahui hubungan fungsional antar variable penelitian, maka
dalam penelitian ini, digunakan rumus sebagai berikut:
Ŷ = >
Keterangan:
Ŷ = nilai taksir Y (variable terikat) dari persamaan regresi
= = konstanta (apabila harga X = 0)
> = koefisien regresi (besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan terjadi pada X)
= harga variable X.
Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Mencari harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan b
dengan menggunakan rumus yang dikemukakan Akdon (2008:197),
yaitu:
=
(41)
111
>
² ²
2) Menyusun pasangan data untuk variable X dan variable Y
3) Mencari persamaan untuk koesfisien regresi sederhana.
c. Analisis Korelasi Ganda
Dalam penelitian ini, analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari
besarnya hubungan antar variable bebas (X₁ dan X₂) dan secara simultan (bersama-sama) berkontribusi terhadap variable terikat Y. Analisis korelasi
ganda menggunakan rumus: Rx₁x₂y. Sedangkan untuk mencari signifikansi digunakan rumus A dibandingkan dengan A&'(). Untuk kesimpulan, jika
A ≥A&'() maka Ho ditolak artinya signifikan. Sebaliknya, jika A ≤
A&'() maka Ho diterima, artinya tidak signifikan. d. Analisis Regresi Ganda
Dalam penelitian ini, analisis regresi ganda merupakan alat peramalan
nilai kontribusi dari kedua variable bebas terhadap variable terikat untuk
membuktikan ada atau tidak adanya hubungan kausalitas (fungsi kausal).
Untuk itu, digunakan rumus analisis regresi ganda, sebagai berikut:
Ŷ = > / > / E Keterangan:
Ŷ = nilai taksir Y (variable terikat) dari persamaan regresi
= = nilai konstanta
> = nilai koefisien regresi /
(42)
112
= variable bebas
= nilai koefisien regresi
E = predictor (pengganggu)
Untuk membantu menganalisis data, maka dalam penelitian ini
menggunakan program SPSS (Statistical Package of Social Science) sehingga
dapat diperoleh perhitungan statistic deskriptif, seperti: mean, standar deviasi,
(43)
157
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan
Merujuk kepada rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil penelitian, dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kepemimpinan transformasional pada SD di Kecamatan Cihideung Kota
Tasikmalaya, yang diukur melalui: (1) Stimulus intelektual, dan (2)
Pertimbangan individual, (3) Motivasi Inspirasi, dan (4) Pengaruh ideal,
termasuk kategori “Baik”. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata kepemimpinan
transformasional yang berada pada kategori “Baik”.
2. Kreativitas kinerja guru pada SD di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya,
yang diukur melalui: (1) Kemampuan berpikir kreatif (Aptitude), dan (2)
Kemampuan berpikir afektif (Non aptitude), termasuk kategori “Sangat Tinggi”.
Hal ini ditunjukan oleh skor rata-rata jawaban responden tentang kreativitas
kinerja guru yang berada pada kategori “Sangat Tinggi”.
3. Efektivitas kinerja mengajar guru pada SD di Kecamatan Cihideung Kota
Tasikmalaya, yang diukur melalui: (1) Pengelola pembelajaran, dan (2)
Pengembangan potensi, termasuk kategori “Tinggi”. Hal ini ditunjukan oleh skor
rata-rata jawaban responden tentang efektivitas kinerja mengajar guru yang
berada pada kategori “Tinggi”.
4. Terdapat pengaruh yang signifikan dari kepemimpinan transformasional
terhadap efektivitas kinerja mengajar guru pada SD di Kecamatan Cihideung
Kota Tasikmalaya sebesar 42,1%. Ini berarti bahwa tingkat efektivitas kinerja
(44)
158
mengajar guru dapat diberikan oleh kepemimpinan transformasional sebesar
42,1%.
5. Terdapat kontribusi yang signifikan dari kreativitas kinerja guru terhadap
efektivitas kinerja mengajar guru pada SD di Kecamatan Cihideung Kota
Tasikmalaya sebesar 17,4%. Ini berarti bahwa tingkat efektivitas kinerja
mengajar guru dapat diberikan oleh kinerja sebesar 17,4%.
6. Terdapat kontribusi yang signifikan dari pengaruh kepemimpinan
transformasional dan kreativitas kinerja guru (secara simultan) terhadap
efektivitas kinerja mengajar guru sebesar 45,2%. Ini berarti bahwa tingkat
efektivitas kinerja mengajar guru dapat diberikan oleh pengaruh kepemimpinan
transformasional (secara simultan) sebesar 45,2%. Sedangkan sisanya sebesar
54,8% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
B.Implikasi
Hasil penelitian membuktikan bahwa pengaruh kepemimpian
transfor-masional dan kreativitas kinerja guru berpengaruh secara signifikan terhadap
efektivitas kinerja mengajar guru. Hal ini berarti bahwa efektivitas kinerja mengajar
guru pada SD di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya dapat ditingkatkan
melalui pembaikan kepemimpinan transformasional dan peningkatan kreativitas
kinerja guru. Dengan demikian, implikasi dari penelitian ini akan terkait dengan
variable penelitian, sebagai berikut:
1. Efektivitas kinerja mengajar guru
Efektivitas kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh beberapa faktor baik
(45)
159
guru akan berhasil jika ditopang oleh kemampuan kepemimpinan transformasional
kepala sekolah dalam mengelola sekolah yang dipimpinnya. Disamping itu,
efektivitas kinerja mengajar guru akan berhasil jika didukung oleh kreativitas
kinerja guru. Untuk itu, dalam kontek efektivitas kinerja mengajar guru, tingkat
dukungan pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan pembelajaran di sekolah dapat
mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
2. Kepemimpinan Transformasional
Kajian kepemimpinan transformasional berorientasi kepada empat dimensi,
yaitu: (1) stimulus intelektual, (2) pertimbangan individual, (3) motivasi inspirasi,
dan (4) pengaruh ideal. Melalui pendekatan ini, kepala sekolah dalam konteks
efektivitas kinerja mengajar guru, memiliki peran penting sehingga dapat
mempengaruhi kualitas pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di
sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memperbaiki kepemimpinannya,
sehingga efektivitas kinerja mengajar guru dapat meningkat. Dengan
meningkatkannya efektivitas kinerja mengajar guru, diharapkan mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran pada SD di Kecamatan Cihideung Kota
Tasikmalaya.
3. Kreativitas Kinerja Guru
Tingkat efektivitas kinerja mengajar guru dipengaruhi pula oleh faktor
kreativitas kinerja guru. Tingkat pengaruh dapat diukur dari indikator kreativitas,
dimana jika kreativitas guru menurun maka dapat menyebabkan menurunnya
efektivitas kinerja mengajar guru. Dengan demikian, tingkat pengaruh kreativitas
(46)
160
C.Rekomendasi
Berdasarkan temuan hasil penelitian, kesimpulan dan implikasinya, maka
penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Dengan pendekatan kepemimpinan transformasional, kepala sekolah dapat lebih
dinamis memimpin sekolah dengan menciptakan hubungan stimulus intelektual
dan hubungan emosional antar personal secara simultan sehingga dapat
membangkitkan gairah kerja dalam suasana kebersamaan.
Dengan demikian, melalui pendekatan kepemimpinan transformasional, penulis
merekomendasikan bahwa kepala sekolah dapat menjadi pendorong (stimulant)
untuk mengeksplorasi potensi guru sehinga dapat menemukan cara-cara baru
dalam pengelolaan pembelajaran di sekolah. Disamping itu, kepala sekolah
memiliki tenggang rasa (konsiderasi) dalam membina hubungan yang dapat
mendukung pengikutnya sehingga jalur komunikasi tetap terbuka dan
pengikutnya merasa bebas untuk berbagi ide kepada pemimpinnya.
Terkaitnya dengan motivasi inspirasi, kepala sekolah diharapkan mampu
mengartikulasikan pengalamannya sehingga pengikutnya mampu mencapai
tujuan pembelajaran yang dikelolanya.
2. Idealnya kreativitas kinerja guru dapat membantu menyelesaikan berbagai
permasalahan pembelajaran di dalam kelas, sehingga mampu
menumbuh-kembangkan suatu produk pembelajaran untuk menghailkan out put
pembelajaran yang diharapkan. Disamping itu, guru mampu menentukan
patokan penilaian dan mengambil keputusan atas gagasan yang dicetuskannya.
3. Terkait dengan efektivitas kinerja mengajar guru adalah bahwa tugas guru
(47)
161
yang dilakukan, sehingga terjadi keseimbangan yang dinamis antara kualitas dan
kuantitas pembelajaran dengan memanfaatkan surnber dana dan daya yang
tersedia. Dengan demikian, perlu peningkatan aspek kejelasan tujuan yang
hendak dicapai, kejelasan strategi pencapaian tujuan, proses analisa dan
perumusan kebijakan yang mantap, perencanaan yang matang, penyusunan
program yang tepat, tersedianya sarana dan prasarana kerja, pelaksanaan yang
efektif dan efisien, dan sistem pengawasan dan pengendalian yang mendidik. Hal
ini akan terkait dengan variabel-variabel lain yang turut mempengaruhi
efektivitas kinerja mengajar guru pada SD di Kecamatan Cihideung Kota
(48)
162
DAFTAR PUSTAKA
---. (2002). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
---. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.
Akdon. (2008). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.
Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pengantar Praktis, Edisi Revisi II. Jakarta: Rineka Cipta.
Danim. (2007). Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepala- sekolahan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Danim. (2007 ). Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Dasuqi. (1992). Wawasan Dasar Pendidikan dan Wawasan Dasar Administrasi Pendidikan dalam Administrasi Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung.
Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Standar Kompetensi Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Dosen, Tim. (2008). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan.
Effendy. (1997). Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Engkoswara. (2001). Paradigma Manajemen Pendidikan. Bandung: Yayasan Amal Keluarga.
Handayaningrat. (1996). Pengentar Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Gunung Agung.
Hoy, Miskel. (2004). Transformational Leadership, Characteristics and Criticism. New Jersey: Prenitce Hall.
Hoy, Miskel. (2001). Educational Administration Theory, Research, And Practice6th ed., International Edition. Singapore: McGraw-Hill Co.
(49)
163
http://community.siutao.com/showthread.php/1684-Leadership-Teori-Kepemimpinan.
http://edu-articles.com/pakem-1/#more-91.
http://etd.eprints.ums.ac.id/669/ kreativitas.
http://id.wikipedia.org/wiki/Efektivitas).
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan.
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/psikologi-umum/kreativitas.
http://one.indoskripsi.com/jusul-skripsi/ekonomi-manajemen/peranan-gaya-kepemimpinan-terhadap-kinerja-karyawan.
http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-tentang-efektivitas.html.
http://sambasalim.com/pendidikan/konsep-efektivitas-pembelajaran.html.
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/01/tipe-tipe-kepemimpinan.html.
http://www.duniaguru.com/index.php?option=com_content&task=view&id=329 &Itemid=40.
http://www.pdfqueen.com/ ciri-kreativitas /html.
http://umum.kompasiana.com/2009/05/28/guru-kreatif-yang-rekreatif.
http:www.ui.edu/post/promosi-doctor-lily-sudharto-id.html.
Luthans, F. (1992). Organizational Behavior. Singapore: McGraw Hill.
Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2003). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa . (2008) Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Munandar, SCU. (1999). Kreativitas dan Keberbakatan, Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nasution. (1994). Manajemen Personalia, Aplikasi dalam Perusahaa. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
(50)
164
Riduan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Riduan, dan Akdon. (2006). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistik. Bandung: Alfabeta.
Riduan. (2009). Metode dan tenik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Rivai. (2008). Kepemimpinan dan perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rohiat. (2001). Manajemen Sekolah. Bengkulu: Refika Aditama.
Rusyandi. (1996). Menjadi Guru Teladan. Jakarta : CV Argita.
Sagala, Syaiful. (2005). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
Siagian, Sondang, P. (1992). Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Soekarso. (2010). Teori Kepemimpinan. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sufyarma. (2003). Manajemen Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Sugiyono. (1998). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sururi. (2007). Belajar SPSS for Windows. Bandung: Dewa Ruchi.
Sutisna, Oteng. (1993). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktis Profesional. Bandung: Angkasa.
The Liang Gie,. (1992). Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty.
Timpe. (2002). Seri manajemen Sumber daya Manusia Kepemimpinan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Uno, H. Hamzah. (2002). Profesi Kependidikan. Jakarta: P.T. Bumi Aksara.
Uno, H. Hamzah. (2007). Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyosumidjo. (2001). Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
(51)
165
Walgito, B. (2002). Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi.
Wibowo. (2009). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Jurnal:
Atit Suryati. (2009) Implementasi Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Kreativitas Siswa. Bandung : Juli 2009
Csikszentmihalyi, (2008) The Creative Personality published on July 01, 1996
Ekosiswoyo. (2007). Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif Kunci Pencapaian Kualitas Pendidikan. Vol 14, No 2 (2007)
I Wayan Suwiyarsa. (2009). Pengaruh kualifikasi pendidikan guru, kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional guru terhadap kinerja guru kelas Sekolah Dasar di Kota Metro. Metro : 5 Juli 2009
Kaihatu, Thomas Stefanus. (2007). Kepemimpinan Transformasional dan Pengaruhnya terhadap Kepuasan atas Kulaitas Kehidupan Kerja, Komitmen Organisasi, dan Perilaku Ekstra Peran. Surabaya: 03/03/2007.
Koesmono. (2007). Pengaruh Kepemimpinan dan Tuntutan Tugas. Surabaya: 03/03/2007.
Surjana, Andyarto. (2010). Efektivitas Pengelolaan Kelas. Jakarta: 28/07/2010.
Sutisna, Oteng. (1991). Profesionalisme Tenaga Kependidikan Kepala Sekolah. IKIP Bandung.
Thoyib, Armanu. (2005). Hubungan Kepemimpina, Buday, Strategi, dan Kinerja. Malang: 03/03/2005.
Tim Dosen. (1995). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan UPI.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Wahab, Abdul Azis. (2008). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan Telaah terhadap Organisasi dan Pengelolaan Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Wahana Komputer. (2009). Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 12.0. Jakarta: Salemba Infotek.
(52)
166
Dokumen:
Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah RI No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
(1)
yang dilakukan, sehingga terjadi keseimbangan yang dinamis antara kualitas dan kuantitas pembelajaran dengan memanfaatkan surnber dana dan daya yang tersedia. Dengan demikian, perlu peningkatan aspek kejelasan tujuan yang hendak dicapai, kejelasan strategi pencapaian tujuan, proses analisa dan perumusan kebijakan yang mantap, perencanaan yang matang, penyusunan program yang tepat, tersedianya sarana dan prasarana kerja, pelaksanaan yang efektif dan efisien, dan sistem pengawasan dan pengendalian yang mendidik. Hal ini akan terkait dengan variabel-variabel lain yang turut mempengaruhi efektivitas kinerja mengajar guru pada SD di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.
(2)
DAFTAR PUSTAKA
---. (2002). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ---. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Akdon. (2008). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.
Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pengantar Praktis, Edisi Revisi II. Jakarta: Rineka Cipta.
Danim. (2007). Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepala- sekolahan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Danim. (2007 ). Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Dasuqi. (1992). Wawasan Dasar Pendidikan dan Wawasan Dasar Administrasi Pendidikan dalam Administrasi Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung. Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta:
Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Standar Kompetensi Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Dosen, Tim. (2008). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan.
Effendy. (1997). Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Engkoswara. (2001). Paradigma Manajemen Pendidikan. Bandung: Yayasan Amal Keluarga.
Handayaningrat. (1996). Pengentar Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Gunung Agung.
Hoy, Miskel. (2004). Transformational Leadership, Characteristics and Criticism. New Jersey: Prenitce Hall.
Hoy, Miskel. (2001). Educational Administration Theory, Research, And Practice6th ed., International Edition. Singapore: McGraw-Hill Co. Hoy, Miskel. EdicationalAdministration. Boston: Mc. Graw Hill
(3)
http://community.siutao.com/showthread.php/1684-Leadership-Teori-Kepemimpinan.
http://edu-articles.com/pakem-1/#more-91. http://etd.eprints.ums.ac.id/669/ kreativitas. http://id.wikipedia.org/wiki/Efektivitas). http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan.
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/psikologi-umum/kreativitas.
http://one.indoskripsi.com/jusul-skripsi/ekonomi-manajemen/peranan-gaya-kepemimpinan-terhadap-kinerja-karyawan.
http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-tentang-efektivitas.html. http://sambasalim.com/pendidikan/konsep-efektivitas-pembelajaran.html. http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/01/tipe-tipe-kepemimpinan.html. http://www.duniaguru.com/index.php?option=com_content&task=view&id=329
&Itemid=40.
http://www.pdfqueen.com/ ciri-kreativitas /html.
http://umum.kompasiana.com/2009/05/28/guru-kreatif-yang-rekreatif. http:www.ui.edu/post/promosi-doctor-lily-sudharto-id.html.
Luthans, F. (1992). Organizational Behavior. Singapore: McGraw Hill.
Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2003). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa . (2008) Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Munandar, SCU. (1999). Kreativitas dan Keberbakatan, Strategi Mewujudkan
Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nasution. (1994). Manajemen Personalia, Aplikasi dalam Perusahaa. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
(4)
Riduan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Riduan, dan Akdon. (2006). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistik. Bandung: Alfabeta.
Riduan. (2009). Metode dan tenik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Rivai. (2008). Kepemimpinan dan perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rohiat. (2001). Manajemen Sekolah. Bengkulu: Refika Aditama. Rusyandi. (1996). Menjadi Guru Teladan. Jakarta : CV Argita.
Sagala, Syaiful. (2005). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
Siagian, Sondang, P. (1992). Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Soekarso. (2010). Teori Kepemimpinan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Sufyarma. (2003). Manajemen Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Sugiyono. (1998). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sururi. (2007). Belajar SPSS for Windows. Bandung: Dewa Ruchi.
Sutisna, Oteng. (1993). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktis Profesional. Bandung: Angkasa.
The Liang Gie,. (1992). Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty. Timpe. (2002). Seri manajemen Sumber daya Manusia Kepemimpinan. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo.
Uno, H. Hamzah. (2002). Profesi Kependidikan. Jakarta: P.T. Bumi Aksara. Uno, H. Hamzah. (2007). Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi
Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyosumidjo. (2001). Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
(5)
Walgito, B. (2002). Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi.
Wibowo. (2009). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Jurnal:
Atit Suryati. (2009) Implementasi Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Kreativitas Siswa. Bandung : Juli 2009
Csikszentmihalyi, (2008) The Creative Personality published on July 01, 1996 Ekosiswoyo. (2007). Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif Kunci
Pencapaian Kualitas Pendidikan. Vol 14, No 2 (2007)
I Wayan Suwiyarsa. (2009). Pengaruh kualifikasi pendidikan guru, kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional guru terhadap kinerja guru kelas Sekolah Dasar di Kota Metro. Metro : 5 Juli 2009
Kaihatu, Thomas Stefanus. (2007). Kepemimpinan Transformasional dan Pengaruhnya terhadap Kepuasan atas Kulaitas Kehidupan Kerja, Komitmen Organisasi, dan Perilaku Ekstra Peran. Surabaya: 03/03/2007.
Koesmono. (2007). Pengaruh Kepemimpinan dan Tuntutan Tugas. Surabaya: 03/03/2007.
Surjana, Andyarto. (2010). Efektivitas Pengelolaan Kelas. Jakarta: 28/07/2010. Sutisna, Oteng. (1991). Profesionalisme Tenaga Kependidikan Kepala Sekolah.
IKIP Bandung.
Thoyib, Armanu. (2005). Hubungan Kepemimpina, Buday, Strategi, dan Kinerja. Malang: 03/03/2005.
Tim Dosen. (1995). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan UPI.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Wahab, Abdul Azis. (2008). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan Telaah terhadap Organisasi dan Pengelolaan Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Wahana Komputer. (2009). Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 12.0. Jakarta: Salemba Infotek.
(6)
Dokumen:
Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah RI No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.