Harina Frisiani, 2014 PENERAPAN MODEL VISUAL AUDITORY KINESTHETIC VAK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN
KONSEP MATERI STRUKTUR BUMI PADA PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan arti tingkat penguasaan di atas, maka peneliti menetapkan keberhasilan penguasaan konsep minimal mencapai
pada angka 80. b.
Menghitung nilai rata-rata penguasaan konsep pada tiap indikator dan rata-rata kelas dengan rumus:
̅
= Rahayu dalam Setiastuti, 2013, hlm. 30
Keterangan:
̅
: rata-rata nilai : jumlah seluruh nilai
: jumlah siswa c.
Menghitung persentase ketuntasan belajar 1
Ketuntasan belajar individual Ketuntasan belajara secara individual mengacu pada Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM yang telah ditetapkan untuk kelas V SDN 6 Cikidang, yaitu 65. Siswa dikatakan mencapai
ketuntasan belajar bila sudah mencapai nilai KKM. 2
Ketuntasan belajar klasikal Persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat
ditentukan dengan rumus:
Yuliati dalam Setiastuti, 2013, hlm. 31
2. Observasi
Lembar observasi keterlaksanaan model VAK berupa aktivitas guru dan siswa dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Data diolah secara
kuantitatif dengan memberikan angka atau nilai yang kemudian dideskripsikan secara kualitatif dengan menggunakan persentase.
Penilaian aktivitas guru dan siswa dalam penelitian ini diberikan skala
Harina Frisiani, 2014 PENERAPAN MODEL VISUAL AUDITORY KINESTHETIC VAK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN
KONSEP MATERI STRUKTUR BUMI PADA PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
nilai pada pengamatannya, skala nilai yang digunakan adalah dengan angka 1, 2, 3, 4 dengan kriteria sebagai berikut:
1 : dilakukan dengan kurang baik dan tidak memperhatikan aktivitas siswa.
2 : dilakukan dengan cukup baik tetapi dengan sangat tergesa-gesa. 3 : dilakukan dengan baik, tetapi lebih lama dari alokasi waktu yang
disediakan. 4 : dilakukan dengan baik sekali, sesuai dengan alokasi waktu yang
disediakan dan memperhatikan aktivitas siswa. Jadi skor tertinggi adalah 4. Untuk menghitung skor rata-rata
digunakan rumus: kinerja guru
=
Keterangan: :
skor yang diperoleh guru N : jumlah seluruh skor maksimal
: tingkat persentase yang ingin dicapai Persentase yang diperoleh dari perhitungan diatas kemudian
disesuaikan dengan klasifikasi taraf ketercapaian menurut Arikunto dalam Aslikhah 2013, hlm. 35 sebagai berikut.
81 - 100 : sangat baik 61 - 80 : baik
41 - 61 : cukup baik 21 - 40 : kurang baik
20 : tidak baik Setelah dipersentasekan kemudian data dideskripsikan sesuai dengan
kriteria dan pengamatan.
Harina Frisiani, 2014 PENERAPAN MODEL VISUAL AUDITORY KINESTHETIC VAK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN
KONSEP MATERI STRUKTUR BUMI PADA PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus di SD Negeri 6 Cikidang dengan menerapkan model VAK
untuk meningkatkan penguasaan konsep materi struktur bumi pada pembelajaran IPA, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model VAK terdiri dari
empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap penyampaian, tahap pelatihan dan tahap penampilan hasil. Secara keseluruhan proses pembelajaran
sudah berjalan dengan baik dengan respon dan tingkat partisipasi siswa yang tinggi. Hasil observasi menunjukkan bahwa tingkat keterlaksanaan
pembelajaran pada siklus I oleh guru yaitu sebesar 68,42 dan siswa sebesar 79,76 sementara tingkat keterlaksanaan pembelajaran pada
siklus II oleh guru sebesar 89,47 dan siswa sebesar 94,04. Dalam pelaksanaan pembelajaran sudah terjalin interaksi yang baik antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan sumber belajar. 2.
Penguasaan konsep siswa terhadap materi struktur bumi setelah diterapkan model VAK mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
peningkatan rata-rata persentase dari nilai penguasaan konsep pada tiap indikator dari siklus I ke siklus II. Hasil tes penguasaan konsep
menunjukkan bahwa rata-rata penguasaan konsep pada siklus I dengan indikator indikator mengurutkan sebesar 81,88 kemudian meningkat
menjadi 95,65, indikaator menunjukkan yaitu sebesar 73,90 kemudian meningkat pada siklus II menjadi 90,10 dan indikator menjelaskan
sebesar 63,69 kemudian meningkat menjadi 80,28. Selain peningkatan pada tiap indikator, terlihat juga peningkatan dari nilai hasil tes
penguasaan konsepnya. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 71,38 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 65,21 kemudian
Harina Frisiani, 2014 PENERAPAN MODEL VISUAL AUDITORY KINESTHETIC VAK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN
KONSEP MATERI STRUKTUR BUMI PADA PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
meningkat pada siklus II menjadi 85,08 dengan ketuntasan belajar sebesar 86,95.
B. Saran
Berdasarkan hasil refleksi pada penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk
perkembangan peneltian selanjutnya khususnya dalam menerapkan model VAK pada pembelajaran IPA di sekolah dasar, diantaranya sebagai berikut:
1. Sebelum menerapkan model ini diharapkan guru sudah benar-benar
menguasai model ini sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami teori mengenai langkah-langkag pelaksanaan pembelajarannya.
2. Dalam menerapkan model VAK ini guru dituntut untuk kreatif karena
dalam pembelajaran ini harus melibatkan tiga gaya belajar. 3.
Bila memunginkan sebaiknya guru membuat atau mendesain sendiri media pembelajaran sehingga dapat lebih disesuaikan dengan kebutuhan.
4. Siswa harus benar-benar dikondisikan dalam keadaan siap dan optimal
sebelum memulai pembelajaran agar siswa dapat dengan mudah dibawa ke situasi belajar.
5. Salah satu ciri dari model ini adalah menjadikan pembelajarnya dalam
situasi nyaman ketika belajar maka siswa harus senyaman dan serileks mungkin ketika mengikuti pembelajaran. Santai namun serius.
6. Model VAK ini cocok diterapkan pada semua mata pelajaran sehingga
dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya terhadap mata pelajaran lain ataupun materi IPA lainnya.
7. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dalam lembar observasi aktivitas
guru dan siswa gunakanlah lembar obseervasi terbuka sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat lebih tergambar dengan jelas.