Pendahuluan PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak Berkebutuhan Khusus Di Sdlb Negeri Colomadu Tahun 2014/2015.

Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa juga merupakan julukan atau sebutan bagi mereka yang memiliki kekurangan atau mengalami berbagai kelainan dan penyimpangan yang tidak dialami oleh orang normal pada umumnya. Kelainan atau kekurangan yang dimiliki mereka yang disebut luar biasa dapat berupa kelainan dalam segi fisik, psikis, sosial, dan moral. Kelainan dari segi fisik dapat berupa kecacatan fisik, misalnya orang tidak memiliki kaki sebelah kiri, matanya buta seelah, dan sejenisnya. Kelainan dari segi psikis atau aspek kejiwaan psikologis, misalya orang yang menderita keterbelakangan mental akibat dari intelegensi yang dimiliki di bawah normal. Kelainan dari segi fisik dapat berupa kecacatan fisik, misalnya orang tidak memiliki kaki sebelah kiri, matanya buta sebelah, dan sejenisnya Istilah Anak Berkebutuhan Khusus tersebut bukan berarti menggantikan istilah anak penyandang cacat atau Anak Luar Biasa tetapi menggunakan sudut pandang yang lebih luas dan positif terhadap anak didik atau yang memiliki kebutuhan yang beragam. Pendapat james dalam astati 2003 bahwa anak-anak yang termasuk kategori berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa anak berkekurangan dan atau anak berkemampuan luar biasa, anak yang tidak pernah sekolah, anak yang tidak teratur sekolah, anak yang drop out, anak yang sakit-sakitan, anak pekerja usia muda, anak yatim piatu dan anak jalanan. Kebutuhan khusus mungkin disebabkan kelainan secara bawaan atau dimiliki kemudian yang di sebabkan masalah kebutuhan khusus dan pendidikan khusus lainnya, mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam dua dasa warsa terakhir. Semua pihak diharapkan, khususnya pihak orang tua, anggota keluarga seisi rumah, pihak sekolah, dan masyarakat harus dapat menerima keberadaan anak terbelakang mental dilingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat agar anak memiliki motivasi dan rasa percaya diri untuk menjalani kehidupan dengan penuh kemnadirian sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Dalam hal ini Gilbert Highest berpendapat sebagaimana dikutip Jalahudin 2004: 77 bahwa “Kebiasaan yang dimiliki anak sebagian besar terbentuk oleh pendidikan keluarga, sejak dari bangun tidur hingga ke saat akan kembali tidur, anak-anak menerima pengaruh dan pendidikan dari lingkungan keluarga.” Maka dari itulah peranan orang tua sangat penting dalam hal ini untuk dapat membantu dan memotivasi anaknya, bukan membiarkan anaknya terpuruk atas kekurangan yang terdapat pada dirinya, dan membiarkan anaknya berkembang dengan bimbingan orang lain. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi Orang tua terhadap Prestasi Belajar Anak Berkebutuhan Khusus di SDLB Negeri Colomadu Tahun 20142015 ”

B. MetodePenelitian

Penelitian ialah suatu cara ilmiah untuk memecahkan suatu masalah dan untuk menembus batas- batas ketidaktahuan manusia Ridwan, 2013: 42. Penelitian dapat dibagi dalam beberapa kategori. Menurut Sugiyono 2013:13 menurut jenis dan analisis datanya penelitian terbagi menjadi metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. . Penelitian kuantitatif menekankan analisis data numerical angka yang diolah dengan teknik data statistik Syaifuddin Azwar dalam Rubino Rubiyanto, 2013: 53. Penelitian ini dilakukan dengan sengaja untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel yaitu motivasi orang tua sebagai variabel bebas X dan prestasi belajar sebagai variabel terikat Y. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SDLB Negeri Colomadu. Populasi dalam penelitian ini anak berkebutuhan khusus yang berasal dari SDLB Negeri Colomadu .Penelitian ini menggunakan dua variabel, yakni variable bebas dan variable terikat.Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu sedangkan variable terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa. Teknik pengumpulan data pokok dalam penelitian ini adalah kuisioner atau angket sedangkan teknik pengumpulan data bantu menggunakan dokumentasi dan wawancara. Observasi, untuk mengumpulkan data, penulis melakukan pengamatan langsung dilapangan, dengan memperhatikan objek yang menjadi bahan penelitian sambil mencatat masalah yang sesuai dengan pembahasan skripsi. Kuesioner angket adalah cara mengumpulkan data dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden secara tertulis pula Rubino Rubiyanto 2013: 87. Sedangkan menurut Hadi Sabari Y 2010: 372 angket meruapakan alat pengumpul data yang berupa daftar pertanyaan. Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang- barang tertulis Suharsimi Arikunto 2006:158. Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang orang tua dan siswa kelas tinggi di SD sekelurahan Gunungtumpeng. Wawancara adalah pengadministrasian angket secara lisan dan langsung Hamid Darmadi, 2011:158. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit kecil. Wawancara dapat dilakukan melalui tatap muka face to face. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan orang tua siswa dan guru kelas yang berkenaan dengan motivasi siswa dan prestasi belajar.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan uji t, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu ujinormalitas denganmetode Lilliefors dan uji linieritas. Sebelum pengujian hipotesis, data yang digunakan harus dilakukan pengujian prasyarat analisis berupa uji normalitas dan linieritas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan pengujian normalitas data hasil motivasi orang tua dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Adapun rincian hasil pengujian normalitas.