a. a =61,398, berarti bahwa jika motivasi orang tua dianggap 0 atau tidak
ada, maka motivasi belajar siswa hanya sebesar 0,256 . b.
b = 61,398, berarti jika skor motivasi orang tua meningkat satu poin maka prestasi belajar siswa akan meningkat sebesat 0,256 dengan
asumsi variabel motivasi orang tua dianggap konstan. Selain itu, berdasarkan Tabel diatas hasil uji hipotesis uji t pada table
ke lima dapat diinterprestasikan sebagai berikut : H
: artinya tidak terdapat pengaruh antara motivasi orang tua terhadap prestasi belajar siswa.
H
1
: artinya terdapat pengaruh antara motivasi orang tua terhadap prestasi belajar siswa.
a. Hipotesis statistik
H : µA = µB
H
1
:
µA
µB b.
t
hitung
= 2,256 t
tabel
= 2,045 c.
Statistik uji
2 n
n 1S
n 1S
n S
dengan n
1 n
1 S
Χ Χ
t
2 1
2 2
2 2
1 1
2 2
1 2
2 1
d. Daerah kritik
DK = t
hitung
2,257 t
table
2,045 e.
Keputusan uji H
ditolak Artinya bahwa terdapat pengaruh antara motivasi orang tua
terhadap prestasi belajar siswa.
2. Pembahasan
Dari keseluruhan analisis data menunjukkan bahwa hipotesis pada taraf signifikansi 5 bahwa hipotesis diterima
sehingga ada pengaruh antara motivasi orang tua terhadap prestasi
belajar. Pada taraf signifikasi 5 diperoleh t
hitung
= 2,257, sedangkan t
tabel
= 2,045.. Jadi t
hitung
t
tabel
yang artinya t
hitung
signifikan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lestari
2 012 yang berjudul “Hubungan antara motivasi belajar dan
dukungan orang tua terhadap prestasi belajar siswa” dengan diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 2,430 2,368
sehingga H ditolak. Maka hal ini membuktikan bahwa motivasi
belajar dan dukungan orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil analisis tersebut membuktikan bahwa taraf signifikasi 5 menunjukkan bahwa adanya kesesuaian, dengan
hipotesis yang diajukan penulis yaitu “Ada pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar SD
LB Negeri Colomadu” diterima kebenarannya. Data hasil dari analisis data diperoleh nilai
determinasi R
2
sebesar 0,153 yang menunjukkan bahwa variabel motivasi orang tua berpengaruh positif terhadap prestasi belajar
sebesar 15,3 , sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Syaiful Bahri Djamarah 2004: 29 mengemukakan bahwa
“Orang tua adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga”. Orang tua adalah kunci utama keberhasilan anak. Orang tualah yang
pertama kali dipahami anak sebagai orang yang memiliki kemampuan yang luar biasa diluar dirinya. Seorang anak yang masih
dalam usia sekolah, tentu saja mereka sangat membutuhkan perhatian yang lebih dari orang tuanya agar nantinya mereka tumbuh
menjadi anak yang cerdas, terampil dan tercapai cita-citanya. Untuk membantu dalam belajar, banyak hal yang dapat
dilakukan oleh orang tua antara lain, mengontrol, memberi petunjuk dan bimbingan, memberi motivasi belajar. Motivasi dari orang tua
yang sangat dibutuhkan anak karena dengan motivasi ini akan timbul kegairahan belajar.