45 O
4
: Pemberian post-test untuk mengukur kecerdasan emosional pada kelompok kontrol, dan diberikan perlakuan menggunakan
assertive training. X
: Pemberian perlakuan dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok tehnik assertive training dalam meningkatkan
kecerdasan emosional peserta didik. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian
eksperimen merupakan penelitian untuk mencari pengaruh saat sebelum diberikan perlakuan tindakan dan saat diberikan perlakuan tindakan.
C. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini erdapat dua variabel yaitu: 1. Variabel Independenbebas X
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan yang timbulnya variabel dependen.
56
Variabel independen pada penelitian ini yaitu assertive training.
2. Variabel Dependenterikat Y Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
57
Variabel dependen pada penelitian ini yaitu kecerdasan emosional.
Dalam penelitian ini, assertive training merupakan variabel bebas yang diberi simbol X. Sementara kecerdasan emosional peserta didik merupakan variabel
56
Suharsimi Arikunto, ProsuderPenelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta, Rineka Cipta, 2010, h. 162.
57
Ibid. h. 162.
46 terikat yang diberi simbol Y. Jadi, kolerasi atau antara dua variabel tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3 Kolerasi Variabel
D. Definisi Operasional
Variabel bebas penelitian adalah intervensi yang diberikan kepada peserta didik melalui assertive training. Variabel bebas disebut juga variabel eksperimen
eksperimental variabel. Adapun variabel terikat penelitian ini adalah kecerdasan emosional. Berikut ini dikemukakan penjelasan mengenai variabel-variabel secara
operasional: 1. Assertive Training
Assertive training adalah teknik yang digunakan untuk melatih individu agar dapat bertindak sesuai dengan keinginan mereka sendiri namun tanpa
merugikan orang-oranglingkungan
disekitarnya. Dalam
kecerdasan emosional diperlukan assertive training untuk mengkomunikasikan apa yang
diinginkan peserta didik namun tetap mematuhi pendaoat dan peraturan- peraturan yang berlaku. Komponen-komponen dalam assertive training
adalah sebagai berikut: Assertive Training
X Kecerdasan
Emosional Y
47 a. Rasional strategi, peneliti menjelaskan mengenai strategiteknik assertive
training, serta mngenai tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam assertive training;
b. Mengidentifikasi keadaan yang menimbulkan permasalahan dalam kecerdasan emosional peserta didik;
c. Membedakan perilaku asertif dan tidak asertif dalam kecerdasan emosional serta menentukan apa yang baik untuk peningkatan kecerdasan
emosional peserta didik; d. Melakukan bermain peran sesuai dengan materi kecerdasan emosional
yang diberikan, pemberian evaluasi terhadap perilaku asertif yang dipraktikkan peserta didik;
e. Mengulang latihan asertif dalam meningkatkan kecerdasan emosional di kehidupan nyata;
f. Mereview tentang materi yang disampaikan dan diterapkan pada pertemuan berikutnya sebelum diadakan latihanpemberian materi
selanjutnya, serta pemberian penguatan positif terhadap peserta didik yang dapat meningkatkan kecerdasan emosional; dan
g. Terminasipengakhiran program assertive training. 2. Kecerdasan emosional adalah kematangan diri dalam mengelola emosi diri
guna mempertahankan hidup baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Indicator yang digunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan emosional
peserta didik adalah sebagai berikut:
48 a. Mengenali emosi diri atau kesadaran diri;
b. Mengelola emosi diri; c. Memotivasi diri sendiri;
d. Mengelola emosi orang lain; dan e. Membina hubungan baik dengan orang lain.
E. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi