13 berbanding dengan 2 dua jam pelajaran tatap muka dalam kelas. Namun semua
kegiatan harus berdasarkan persetujuan dari kepala sekolah dan bidang lainya, karena layanan bimbingan dan konseling memiliki keterkaitan dengan bidang-bidang lainnya
agar pendidikan di sekolah berjalan dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara optimal dalam proses perkembangannya.
16
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Efektivitas Asertive Training Dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosional Peserta Didik Kelas XI SMAN 12 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 20162017 ”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan, seperti berikut:
1. Masih ada 11,24 peserta didik kelas XI jurusan IPA dan IPS yang memiliki permasalahan dengan kecerdasan emosional yang terlihat dari hasil
penyebaran angket di SMAN 12 Bandar Lampung. 2. Terdapat 50 peserta didik kelas XI IPA dan 50 peserta didik kelas XI IPS
yang kurang mampu mengenali emosi diri sendiri atau kesadaran diri. 3. Terdapat 40 peserta didik kelas XI IPA dan 33,3 peserta didik kelas XI
IPS kurang mampu mengelola emosi.
16
Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Rineka Cipta. Jakarta, 2008, h.240
14 4. Terdapat 33,3 peserta didik kelas XI IPA dan 50 peserta didik kelas XI
IPS kurang mampu memotivasi diri sendiri 5. Terdapat 33,3 peserta didik kelas XI IPA dan 40 peserta didik kelas XI
IPS kurang mampu mengelola emosi orang lain. 6. Dan terdapat 50 peserta didik kelas XI IPA dan 50 peserta didik kelas XI
IPS kurang mampu membina hubungan dengan orang lain. 7. Penggunaan Assertive training oleh guru bimbingan dan konseling di sekolah
untuk meningkatkan kecerdasan emosional peserta didik belum pernah digunakan.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka untuk lebih efektif dalam penelitian ini dan mengingat luasnya pembahasan masalah ini,
maka peneliti membatasi masalah pada Efektivitas Assertive training
dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosional Peserta Didik Kelas XI di SMAN 12 Bandar
Lampung. D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian yang akan dilaksanakan adalah: apakan Assertive training efektif dalam meningkatkan
kecerdasan emosional peserta didik kelas XI di SMAN 12 Bandar Lampung?
15
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian a. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
Assertive training dalam meningkatkan kecerdasan emosional pada peserta didik kelas XI di SMAN 12 Bandar Lampung.
b. Sedangkan tujuan khusus dalm penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kecerdasan emosional peserta didik sebelum dan
sesudah mendapatkan layanan menggunakan Assertive training. 2. Kegunaan Penelitian
Ada beberapa kegunaan dari penelitian yang dilaksanakan, antara lain: a. Kegunaan teoritis
1 Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memperkaya ilmu pendidikan dan wawasan penelitian di bidang bimbingan dan
konseling. 2 Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran yang akan
menambah ilmu dan wawasan di bidang bimbingan dan konseling, guna meningkatkan pelayanan bimbingan dan konseling.
b. Kegunaan praktis 1 Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan ubtuk
mengembangkan dan menfasilitasi pelaksanaan layanan konseling menggunakan Assertive training di sekolah dalm meningkatkan
kecerdasan emosional pada peserta didik.
16 2 Bagi guru bimbingan dan konseling, penelitian ini diharapkan dapat
menjadikan bahan pertimbangan dalam upaya untuk meningkatkan kecerdasan emosional peserta didik melalui Assertive training
3 Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan emosional peserta didik.
4 Bagi peneliti, dapat mengetahui sejauh mana efektivitas Assertive training tersebut dalam meningkatkan kecerdasan emosional peserta
didik di sekolah tersebut.
F. Ruang Lingkup Penelitian