24
4. Tujuan Assertive Training
Dalam pelaksanaan assertive training terdapat tujuan yang dicapai oleh konselor dan klien. Adapun tujuan assertive training menurut Joyce dan
Weil “assertive training adalah mengembangkan perasaan ekspresi yang baik yang positif maupun yang negatif, mengekspresikan perasaan-
perasaan yang kontradiktif, dan mengembangkan perilaku atas dasar
prakarsa sendiri”.
32
Berdasarkan pendapat tersebut assertive training membantu individu
mengekspresikan perasaannya dan melakukan perilaku atas dasar keinginannya sendiri namun tetap berdasarkan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan dan
tetap menghormati perasaan orang lain disekitarnya. Selain itu menurut Hartono “assertive training bertujuan untuk membantu
bagi individu yang: 1 tidak dapat mengungkapkan kemarahan atau kejengkelannya; 2 menunjukkan kesopanan yang berlebihan dan selalu
mendorong orang lain untuk mendahuluinya; 3 mengalami kesulitan
dalam berkata “TIDAK”; 4 kesulitan untuk mengungkapkan afersi dan respon positif lainnya; dan 5 merasa tidak punya hak menyatakan
pendapat dan pikiran”.
33
Berdasarkan pendapat tersebut assertive training bertujuan membantu
peserta didik untuk mengekspresikan atau mengungkapkan perasaannya baik positif maupun negatif dan mengatakan tidak pada perilaku yang disadari tidak
baik untuk dilakukan. Lazarus mengemukakan bahwa tujuan latihan asertif adalah untuk
mengoreksi perilaku yang tidak layak dengan mengubah respon-respon emosional yang salah dan mengeliminasi pemikiran irasional. Lazarus juga
menyatakan bahwa tujuan latihan asertif adalah untuk meningkatkan kemampuan
32
Ibid, h.143.
33
Hartono, dkk, Op.Cit, h.129.
25 interpesonal yaitu: 1 menyatakan tidak; 2 membuat permintaan; 3
mengekspresikan perasaan baik positif maupun negatif; serta 4 membuka dan mengakhiri percakapan.
34
Dari beberapa penjelasan mengenai tujuan dari latihan asertif tersebut, maka dapat dijelaskan pula tujuan dari latihan asertif adalah sebagai berikut:
a. mengajarkan individu untuk menyatakan diri mereka dalam suatu cara sehingga memantulkan kepekaan kepada perasaan dan hak-hak orang
lain; b. meningkatkan keterampilan behavioralnya sehingga mereka bisa
menentukan pilihan apakah pada situasi tertentu perlu berperilaku seperti apa yang diinginkan atau tidak;
c. mengajarkan pada individu untuk mengungkapkan diri dengan cara sedemikian rupa sehingga terefleksi kepekaanya terhadap perasaan dan
hak orang lain; d. meningkatkan
kemampuan individu
untuk menyatakan
dan mengekspresikan dirinya dengan enak dalm berbagai situasi sosial; serta
e. menghindari kesalah pahaman dari pihak lawan komunikasi.
5. Prosedur atau Tahapan Latihan Asertif