yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai hutang yang sangat besar akan memberikan beban yang
berat pada perusahaan yang bersangkutan.
2.1.3 Teori Struktur Modal
a. Agency Theory
Menurut teori ini, struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan.
Pemegang saham dengan manajeman juga akan mengalami konflik kepentingan. Konflik yang pertama. Jika hutang mencapai jumlah
yang signifikan dibandingkan dengan saham, maka pemegang saham akan tergoda melakukan subtitusi asset, dalam hal ini
pemegang saham akan beroperasi dengan meningkatkan risiko perusahaan. Risiko perusahaan yang meningkat menguntungkan
bagi pemegang saham karena kemungkinan memperoleh keuntungan yang tinggi akan semakin besar.
b. Pecking Order Hiphotesys
Pada dasarnya teori ini dibangun berdasarkan asumsi dan temuan empiris tentang perilaku keuangan perusahaan berikut : 1
kebijakan deviden yang bersifat “sticky” tidak mudah naik atau turun, 2 perusahaan lebih menyukai sumber pendanaan internal
laba ditahan dibandingkan dengan sumber dana eksternal kewajiban dan ekuitas, 3 apabila harus menggunakan sumber
dana eksternal, maka perusahaan tentunya akan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
sekuritas yang teraman, 4 ketika kebutuhan dana eksternal cukup besar, maka perusahaan akan memilih menerbitkan sekuritas
menurut urutan : hutang yang paling aman, hutang yang berisiko tinggi, convertible securities, preferred stock, dan saham biasa
Arifin, 2005 : 94. Teori ini menjelaskan bahwa perusahaan lebih mengutamakan pendanaan ekuitas internal menggunakan laba yang
ditahan daripada pendanaan ekuitas eksternal menerbitkan saham baru. Hal itu disebabkan penggunaan laba yang ditahan lebih
murah dan tidak perlu mengungkapkan sejumlah informasi perusahaan yang harus diungkapkan dalam prospektus saat
menerbitkan obligasi dan saham baru. Apabila perusahaan membutuhkan pendanaan eksternal, pertama kali akan menerbitkan
hutang sebelum menerbitkan saham baru.
c. Signaling Theory dan Asymetric Informtion Model
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manajer yang memiliki informasi yang bagus tentang perusahaan akan
menyampaikan kepada investor luar sehingga akan meningkatkan harga saham perusahaan. Akan tetapi dengan adanya masalah
asymetric information, maka manajer tidak bisa hanya menyampaikan informasi yang bagus tersebut karena bisa saja
manajer lain juga menyampaikan hal yang sama yang dapat menimbulkan kurangnya kepercayaan pada investor.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal.
1. Stabilitas Penjualan Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih
aman memperoleh banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang
penjualannya tidak stabil. Perusahaan umum, karena
permintaan atas produk atau jasanya stabil, secara historis mampu menggunakan lebih banyak leverage keuangan
daripada perusahaan industri. 2.
Struktur Aset Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan
kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh banyak
perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu baik
untuk dijadikan jaminan. Karena itu, perusahaan real estate biasanya mempunyai leverage yang tinggi, sedangkan
perusahaan yang terlibat dalam penelitian teknologi tidak demikian.
3. Leverage Operasi
Universitas Sumatera Utara
Jika hal-hal lain tetap sama konstan, perusahaan dengan laverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu
untuk memperbesar laverage keuangan karena perusahaan akan memiliki risiko bisnis yang lebih kecil.
4. Tingkat pertumbuhan Jika diasumsikan hal-hal lain tetap sama, maka perusahaan
yang tumbuh dengan pesat lebih banyak mengandalkan pendanaan eksternal. Akan tetapi, pada suatu kondisi
perusahaan yang tumbuh dengan pesat sering menghadapi ketidakpastian yang lebih besar yang menyebabkan perusahaan
tersebut mengurangi keinginan untuk menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan.
5. Profitabilitas Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan
dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan utang yang relative kecil. Meskipun tidak ada
pembenaran teoritis mengenai hal ini, namun penjelasan praktis atas kenyataan ini adalah
bahwa perusahaan yang menguntungkan, seperti Intel, Microsoft dan Coca Cola
memang tidak memerlukan banyak pembiayaan dengan utang. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan
untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan secara internal.
Universitas Sumatera Utara
6. Pajak Bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan untuk
tujuan perpajakan dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif pajak. Oleh karena itu
semakin tinggi tarif pajak, semakin besar manfaat penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan.
7. Pengendalian Pengaruh utang lawan saham terhadap posisi pengendalian
manajemen dapat mempengaruhi struktur pendanaan. Apabila manajemen saat ini mempunyai hak suara untuk
mengendalikan perusahaan mempunyai lebih dari 50 persen tetapi sama sekali tidak diperkenankan untuk membeli saham
tambahan, mereka mungkin akan memilih utang untuk pembiayaan baru. Di lain pihak, manajemen mungkin
memutuskan untuk menggunakan ekuitas jika kondisi keuangan perusahaan sangat lemah sehingga penggunaan utang
dapat membawa perusahaan pada risiko kebangkrutan, karena jika perusahaan jatuh bangkrut, para manajer tersebut akan
kehilangan pekerjaan. Tetapi, jika utangnya terlalu kecil, manajemen
menghadapi risiko pengambilalihan. Jadi, pertimbangan pengendalian tidak selalu mengkhendaki
penggunaan utang atau ekuitas karena jenis modal yang memberi perlindungan terbaik bagi manajemen bervariasi dari
Universitas Sumatera Utara
suatu kondisi ke kondisi yang lain. Bagaimanapun, jika posisi manajemen sangat rawan, situasi pengendalian perusahaan
akan dipertimbangkan. 8. Sikap manajeman
Sebagian manajeman cenderung lebih konservatif daripada manajeman yang lain sehingga menggunakan hutang yang
lebih kecil daripada rata-rata industri yang bersangkutan, sementara manajeman yang lain cenderung menggunakan
banyak hutang usaha dalam upaya mengejar laba yang tinggi. 9. Sikap Pemberi Pinjaman dan Penilai Peringkat
Tanpa memperhatikan analisis para manajer atas faktor- faktor leverage yang tepat bagi perusahaan mereka, sikap para
pemberi pinjaman dan perusahaan penilai peringkat rating agency
seringkali mempengaruhi keputusan struktur keuangan. Dalam
sebagian besar kasus, perusahaan membicarakan struktur
pendanaannya dengan pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat serta sangat
memperhatikan masukan yang diterima. 10. Kondisi Pasar
Kondisi pasar saham dan obligasi yang mengalami perubahan dalam jangka panjang dan jangka pendek sangat
berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan yang optimal.
Universitas Sumatera Utara
11. Kondisi Internal Perusahaan Dalam hal ini, kondisi internal perusahaan juga
berpengaruh terhadap kebijakan struktur modal. Jika kondisi internal perusahaan baik, maka kebijakan struktur modal juga
akan meningkat. 12. Fleksibilitas Keuangan
Dengan fleksibilitas keuangan, maka akan sangat membantu perusahaan dalam bidang pendanaan karena melalui
adanya fleksibilitas keuangan maka kapasitas cadangan yang memadai dapat dipertahankan.
2.2 Rentabilitas
Tujuan perusahaan pada umumnya yaitu memperoleh laba sesuai dengan yang telah direncanakan. Untuk memperoleh laba tersebut,dalam
menjalankan operasinya perusahaan memerlukan sumber daya berupa modal maupun aktiva. Rentabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dengan
modal atau aktiva yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan laba tersebut. Menurut Martono 2001 : 18, “rentabilitas adalah rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut”.
Sedangkan menurut Harahap 2004 : 395, “rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba atau
keuntungan melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada”. Cara menilai rentabilitas bermacam-macam tergantung pada laba dan aktiva, atau
Universitas Sumatera Utara
modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya, apakah itu laba dari operasi atau laba neto sesudah pajak dengan keseluruhan aktiva
tangible atau modal sendiri. Adanya beberapa cara penilaian terhadap rentabilitas suatu perusahaan,
menyebabkan beberapa perusahaan juga memiliki cara yang berbeda dalam menghitung rentabilitasnya, yang penting adalah rentabilitas mana yang
akan digunakan sebagai alat pengukur efisiensi penggunaan modal dalam
perusahaan yang bersangkutan. 2.3
Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri return on equity menunjukkan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak net profit after taxes yang
tersedia bagi pemegang saham dengan jumlah modal pada perusahaan. Menurut Riyanto 2001: 44, “rentabilitas modal sendiri menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemilik modal sendiri yang ada dalam perusahaan itu”. Itu artinya rentabilitas modal
sendiri dapat menjadi ukuran efisiensi bagi penggunaan modal sendiri yang dioperasikan dalam perusahaan.
Semakin besar rentabilitas modal sendiri berarti semakin besar pula kemampuan perusahaan itu menghasilkan laba bagi pemilik modalnya. Laba
yang diperhitungkan adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan atau income tax.
Universitas Sumatera Utara
Faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas modal sendiri : a. Struktur modal
Kebijakan pemenuhan kebutuhan akan menentukan tingkat financial leverage suatu perusahaan. Penambahan hutang akan
memeberikan pengaruh menguntungkan terhadap modal sendiri apabila rate of return pada penambahan hutang tersebut lebih
besar daripada biaya hutang atau bunganya, dan sebaliknya. Sehingga dalam hal ini, perluasan modal yang dipenuhi dengan
modal sendiri akan lebih menguntungkan terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri.
b. Return on Asset ROA Return on Asset atau disebut juga dengan rentabilitas
ekonomis juga ikut mempengaruhi besarnya rentabilitas modal sendiri. Pengaruh Return on Asset terhadap rentabilitas modal
sendiri secara teoritis memiliki pengaruh positif. Dengan kata lain, semakin tinggi ROA akan mengakibatkan kenaikan
rentabilitas modal sendiri. c. Tingkat bunga
Bagi perusahaan tingkat bunga akan mempengaruhi biaya modal yang ditangggung dari adanya penggunaan hutang atau
modal asing oleh perusahaan tersebut. Tingkat bunga yang tinggi akan menyebabkan biaya modal yang tinggi, sehingga
Universitas Sumatera Utara
akan mengurangi laba bersih yang akan diterima oleh perusahaan.
2.4 Rentabilitas Ekonomi