Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN RETURN ON ASSET TERHADAP RENTABILITAS MODAL SENDIRI PADA PERUSAHAAN

BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

YULI ERITA GINTING 100522069

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juli 2012

NIM : 100522069 Yuli Erita Ginting


(3)

ABSTRAK

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN RETURN ON ASSET TERHADAP RENTABILITAS MODAL SENDIRI PADA PERUSAHAAN BARANG

KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan Return on Asset (ROA) terhadap rentabilitas modal sendiri pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. ROE adalah variabel yang digunakan untuk mengukur rentabilitas modal sendiri.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efef Indonesia selama tahun 2009-2011 yang berjumlah 32 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan yang diseleksi berdasarkan kriteria tertentu dengan purposive sampling method. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan ICMD 2011. Teknik pengumpulan data adalah teknik dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi berganda dengan melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal dan ROA berpengaruh signifikan dan positif terhadap rentabilitas modal sendiri secara parsial. Hal ini dilihat dari nilai t hitung > t tabel (3,331 > 1,987) dan (16,378 > 1,987). Secara simultan, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa struktur modal dan ROA berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung > F tabel (134,144 > 3,11).


(4)

ABSTRACT

THE INFLUENCE CAPITAL STRUCTURE AND RETURN ON ASSET (ROA) TO STOCKHOLDER’S EQUITY PROFITABILITY AT CONSUMER GOODS

COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of the research is to know the influence capital structure and Return on asset (ROA) to stockholder’s equity profitability. LDER was the variable that used as indicator of capital structure. ROE was the variable that used as indicator of stockholder’s equity profitability.

Population of this research is consumer goods companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2009-2011, total 32 companies. Sample of this research is 10 companies selected according to certain criteria by purposive sampling method. The data collected of this research is quantitative data. The data source of this research is secondary source gotten from financial financial report collecting is documentation technique. The method of data analysis of this research is multiple regretion analize that use classic assumption test and hypothesis test.

The result of the research showed that capital structure and ROA has a significant and positif impact on stockholder’s equity profitability partially. It is showed by value of t count > t table (3,331 > 1,987) and (16,378 > 1,987). The result of this research also showed the capital structure and ROA has a significant impact on stockholder’s equity profitability simultaneously. It showed by value of F count > F table (134,144 > 3,11).

Key Word : capital structure, return on asset, stockholder’s equity profitability


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan hormat penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih, anugerah dan kuasa-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan, bimbingan, bantuan dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada berbagai pihak.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak selaku Pembaca Penilai yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi.

6. Kedua Orang Tua Saya, Bapak R. Ginting dan Ibu T.B Br Tarigan (Alm) dan keluarga besar saya yang telah memberikan kasih sayang, didikan, perhatian, doa, serta dukungan moril dan materil kepada penulis, serta terimakasih kepada Arizona Aristokrat PP NST dan teman-teman saya yang telah membantu mulai dari pemilihan judul hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.

Medan, Juli 2012 Penulis,

Yuli Erita Ginting NIM : 100522069


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 7

2.1.1 Pengertian Struktur Modal ... 7

2.1.2 Komponen Struktur Modal ... 8

2.1.3 Teori Struktur Modal... 10

2.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal. ... 12

2.2 Rentabilitas ... 16

2.3 Rentabilitas Modal Sendiri ... 17

2.4 Rentabilitas Ekonomi ... 19

2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21

2.6 Kerangka Konseptual ... 22

2.7 Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

3.3 Batasan Operasional ... 24

3.4 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 25

3.5 Populasi dan Sampel ... 27

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 32

3.8 Metode Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 40

4.2 Hasil Penelitian ... 47


(8)

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 48

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 50

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 51

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 52

4.2.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 54

4.2.3.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 55

4.2.3.3 Uji Signifikan Parsial (Uji-T) ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 58

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 59

5.3 Saran 59 DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN ... 65


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22

Tabel 3.1 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 27

Tabel 3.2 Daftar Populasi Penelitian ... 29

Tabel 3.3 Daftar Sampel Penelitian... 30

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Barang Konsumsi... 40

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ... 47

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data ... 51

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 52

Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 44

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 53

Tabel 4.7 Hasil Uji-F ... 55


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 23 Gambar 4.1 Histogram ... 49 Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot) ... 54


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran i Daftar Sampel Penelitian ... 63

Lampiran ii Waktu Penelitian ... 63

Lampiran iii Data Variabel Penelitian ... 64

Lampiran iv Data Variabel Independen (LDER) ... 65

Lampiran v Data VariabelIndependen (ROA) ... 65

Lampiran vi Data Variabel Dependen (ROE) ... 66

Lampiran vii Hasil Uji AnalisisStatistikDeskriptif ... 66

Lampiran viii Hasil Uji Normalitas Data ... 67

Lampiran ix Hasil Uji Multikolinearitas ... 68

Lampiran x Hasil Uji Autokorelasi ... 68

Lampiran xi Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 69

Lampiran xii Hasil Uji-F ... 69


(12)

ABSTRAK

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN RETURN ON ASSET TERHADAP RENTABILITAS MODAL SENDIRI PADA PERUSAHAAN BARANG

KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan Return on Asset (ROA) terhadap rentabilitas modal sendiri pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. ROE adalah variabel yang digunakan untuk mengukur rentabilitas modal sendiri.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efef Indonesia selama tahun 2009-2011 yang berjumlah 32 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan yang diseleksi berdasarkan kriteria tertentu dengan purposive sampling method. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan ICMD 2011. Teknik pengumpulan data adalah teknik dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi berganda dengan melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal dan ROA berpengaruh signifikan dan positif terhadap rentabilitas modal sendiri secara parsial. Hal ini dilihat dari nilai t hitung > t tabel (3,331 > 1,987) dan (16,378 > 1,987). Secara simultan, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa struktur modal dan ROA berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung > F tabel (134,144 > 3,11).


(13)

ABSTRACT

THE INFLUENCE CAPITAL STRUCTURE AND RETURN ON ASSET (ROA) TO STOCKHOLDER’S EQUITY PROFITABILITY AT CONSUMER GOODS

COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of the research is to know the influence capital structure and Return on asset (ROA) to stockholder’s equity profitability. LDER was the variable that used as indicator of capital structure. ROE was the variable that used as indicator of stockholder’s equity profitability.

Population of this research is consumer goods companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2009-2011, total 32 companies. Sample of this research is 10 companies selected according to certain criteria by purposive sampling method. The data collected of this research is quantitative data. The data source of this research is secondary source gotten from financial financial report collecting is documentation technique. The method of data analysis of this research is multiple regretion analize that use classic assumption test and hypothesis test.

The result of the research showed that capital structure and ROA has a significant and positif impact on stockholder’s equity profitability partially. It is showed by value of t count > t table (3,331 > 1,987) and (16,378 > 1,987). The result of this research also showed the capital structure and ROA has a significant impact on stockholder’s equity profitability simultaneously. It showed by value of F count > F table (134,144 > 3,11).

Key Word : capital structure, return on asset, stockholder’s equity profitability


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persaingan antar perusahaan begitu ketat dalam situasi perekonomian global saat ini, sehingga setiap negara saling berlomba untuk membangun perekonomian yang kuat. Perusahaan dituntut untuk mampu melihat setiap peluang dan hambatan yang terjadi dalam menghadapi kondisi yang demikian. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya ditengah persaingan yang ketat, tidak terkecuali untuk perusahaan barang konsumsi.

Banyaknya perusahaan barang konsumsi menyebabkan persaingan yang terjadi semakin ketat. Di Indonesia persuhaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI berjumlah 33 perusahaan yang terdiri dari 4 subsektor, yaitu makanan dan minuman, farmasi, rokok, dan barang keperluan rumah tangga sehingga tidak menutup kemungkinan perusahaan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan demikian prospeknya akan menguntungkan di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Berdasarkan hal tersebut, dimungkinkan tingkat penjualan pada perusahaan dalam industri barang konsumsi tinggi, yang memungkinkan perusahaan meraih laba yang tinggi juga.

Pada umumnya tujuan perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat


(15)

mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat terus berkembang serta memberikan pengembalian yang menguntungakan bagi para pemiliknya. Namun dalam kondisi persaingan yang terus meningkat pada masa sekarang ini, tujuan tersebut tidak mudah untuk dicapai. Manajeman perusahaan dituntut untuk dapat mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan lebih efektif dan efisien serta dapat menghasilkan keputusan yang menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Efisiensi operasi perusahaan akan dapat diukur dengan cara membandingkan besarnya laba dengan jumlah modal atau kekayaan yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain menghitung tingkat rentabilitasnya.

Rentabilitas merupakan kemampuan badan usaha dalam menggunakan dana yang dimilikinya untuk memperoleh laba (Munawir 2002 : 33). Dengan demikian perusahaan tidak hanya berusaha untuk memperoleh laba yang besar, tetapi juga harus bisa meningkatkan rentabilitasnya.

Struktur modal perusahaan akan menentukan pencapaian tujuan perusahaan dalam meningkatkan laba usaha dan nilai perusahaan.Tujuan optimasi struktur modal adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang berarti memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Dalam hubungan ini nilai perusahaan diukur dari kemampuan laba yg tersedia bagi pemegang saham yaitu rentabilitas modal sendiri atau return on equity. Rentabilitas modal sendiri atau Return On Equity (ROE) merupakan rasio laba bersih yang tersedia bagi pemilik perusahaan dengan jumlah ekuitas, sehingga variabel ini disamping menunjukkan tingkat hasil pengembalian pemilik,


(16)

juga merupakan ukuran efisiensi penggunaan modal . Semakin besar ROE berarti semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba ( Riyanto, 2001 : 41). Rentabilitas sangat erat kaitannya dengan penggunaan modal perusahaan. Modal merupakan masalah utama yang sangat mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam mengelola perusahaan, yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dananya untuk menjalankan kegiatan operasional dan mengembangkan usahanya. Untuk pemenuhan dana ini, perusahaan dapat memperoleh dari dalam perusahaan (modal sendiri) atau dari luar perusahaan (modal asing).

Penggunaaan hutang oleh perusahaan memiliki beberapa kelemahan. Pertama, semakin tinggi rasio hutang (Debt Ratio), semakin tinggi pula risiko perusahaan, sehingga suku bunganya mungkin akan lebih tinggi. Kedua, apabila sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan laba operasi tidak mencukupi untuk menutup beban bunga, maka pemegang sahamnya harus menutup kekurangan itu, dan perusahaan akan bangkrut jika mereka tidak sanggup membayar. Hutang yang terlalu banyak dapat menghambat perkembangan perusahaan yang pada gilirannya dapat membuat pemegang saham berfikir dua kali untuk tetap menanamkan modalnya.

Penelitian ini mencakup periode 2009 – 2011 yang mana pada masa ini terdapat isu masalah ekonomi global yang pada akhirnya juga mempengaruhi kondisi perekonomian nasional, tak terkecuali dunia bisnis


(17)

khususnya perusahaan barang konsumsi yang menjadi objek penelitian ini beserta aspek permodalannya. Masalah ekonomi global yang dimaksud yakni mengenai krisis ekonomi global yang dipicu dari krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat. Krisis ekonomi global ini disinyalir juga turut mengganggu stabilitas ekonomi nasional seperti fluktuasi nilai tukar mata uang yang dapat mengganggu kelancaran lalu lintas perdagangan karena dapat menyerang aspek permodalan dan laba pada dunia usaha.

Beberapa penelitian mengenai struktur modal telah dilakukan sebelumnya oleh Saut dan Mushthafa. Hasil penelitian Saut (2010) menunjukkan bahwa Debt to equity ratio secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap rentabilitas modal sendiri, Debt to asset ratio juga secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap rentabilitas modal sendiri. Variabel independen yang digunakan oleh Saut adalah Debt to equity ratio dan Debt to asset ratio. Variabel dependen yang digunakan adalah Return on equity. Sedangkan hasil penelitian Mushthafa (2010) menunjukkan bahwa struktur modal tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri maupun terhadap rentabilitas ekonomi. Variabel independen yang digunakan oleh Mushthafa adalah struktur modal, sedangkan variabel dependennya adalah rentabilitas modal sendiri dan rentabilitas ekonomi.

Melihat hasil- hasil dari penelitian terdahulu yang berbeda-beda mengenai pengaruh struktur modal terhadap rentabilitas modal sendiri, maka penulis ingin mereplikasi penelitian Saut (2010) dengan menambahkan variabel Return on Asset yang diduga mempunyai pengaruh terhadap


(18)

rentabilitas modal sendiri. Penelitian ini dilakukan pada perusahan barang konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : apakah struktur modal dan Return on Asset berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan Return on Asset terhadap rentabilitas modal sendiri baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi penulis

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai masalah yang diteliti sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas dalam penerapan


(19)

2. Bagi perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba.

3. Bagi akademis

Memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Struktur Modal

Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Menurut Husnan (2000 : 275 ), “Struktur modal merupakan perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri”. Struktur modal juga dapat didefinisikan sebagai pertimbangan atau perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001:296). Sedangkan menurut Sutrisno (2003 : 289), “struktur modal adalah merupakan perimbangan antara modal asing atau hutang dengan modal sendiri”.

Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa struktur modal menggambarkan perbandingan modal asing terhadap modal sendiri pada suatu perusahaan yang digunakan untuk kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan.

Struktur modal diindikasikan dengan debt to asset ratio (DAR), debt to equity ratio (DER), longterm debt to asset ratio (LDAR) dan longterm debt to equity ratio (LDER). Struktur modal yang digunakan dalam penelitian ini adalah longterm debt to equity ratio (LDER), yaitu perbandingan antara hutang jangka panjang dengan


(21)

ekuitas pemegang saham. Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut.

Longterm debt

LDER =

Stockholder’s equity

Semakin tinggi long term debt to equity ratio mengindikasikan bahwa dengan struktur modal tersebut, risiko keuangan yang ditanggung oleh pemegang saham semakin tinggi. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham (Astuti, 2004 : 138).

2.1.2 Komponen Struktur Modal

Struktur modal pada perusahaan secara umum terdiri dari dua komponen, yaitu modal sendiri dan modal asing.

1. Modal Sendiri

Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik dan tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya (Riyanto, 2001 : 240). Modal sendiri juga dapat didefinisikan sebagai dana yang “dipinjam” dalam jangka waktu tak terbatas dari para pemegang saham. Secara umum pinjaman baru dikembalikan kepada para pemegang saham bilamana perusahaan tersebut dipailitkan (Sutojo dan Kleinsteuber, 2002 : 20). Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut,


(22)

modal sendiri dapat diartikan sebagai dana yang berasal dari pemegang saham di dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu lamanya.

2. Modal Asing

Modal asing atau hutang jangka panjang dapat didefinisikan sebagai kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca) (Munawir, 2002 : 19). Menurut Riyanto (2001 : 238), “ hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktunya adalah panjang, umumnya lebih dari sepuluh tahun”. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hutang jangka panjang adalah kewajiban yang mempunyai jangka waktu pembayaran lebih dari satu tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar (Riyanto, 2001 : 238).

Besarnya jumlah hutang jangka panjang akan berpengaruh terhadap baik dan buruknya struktur modal. Struktur modal yang kurang sehat ditandai dengan terlalu besarnya jumlah pinjaman dari pihak ketiga untuk mendanai kegiatan bisnis. Suatu perusahaan


(23)

yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai hutang yang sangat besar akan memberikan beban yang berat pada perusahaan yang bersangkutan.

2.1.3 Teori Struktur Modal a. Agency Theory

Menurut teori ini, struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Pemegang saham dengan manajeman juga akan mengalami konflik kepentingan. Konflik yang pertama. Jika hutang mencapai jumlah yang signifikan dibandingkan dengan saham, maka pemegang saham akan tergoda melakukan subtitusi asset, dalam hal ini pemegang saham akan beroperasi dengan meningkatkan risiko perusahaan. Risiko perusahaan yang meningkat menguntungkan bagi pemegang saham karena kemungkinan memperoleh keuntungan yang tinggi akan semakin besar.

b. Pecking Order Hiphotesys

Pada dasarnya teori ini dibangun berdasarkan asumsi dan temuan empiris tentang perilaku keuangan perusahaan berikut : (1) kebijakan deviden yang bersifat “sticky” (tidak mudah naik atau turun), (2) perusahaan lebih menyukai sumber pendanaan internal (laba ditahan) dibandingkan dengan sumber dana eksternal (kewajiban dan ekuitas), (3) apabila harus menggunakan sumber dana eksternal, maka perusahaan tentunya akan menggunakan


(24)

sekuritas yang teraman, (4) ketika kebutuhan dana eksternal cukup besar, maka perusahaan akan memilih menerbitkan sekuritas menurut urutan : hutang yang paling aman, hutang yang berisiko tinggi, convertible securities, preferred stock, dan saham biasa (Arifin, 2005 : 94). Teori ini menjelaskan bahwa perusahaan lebih mengutamakan pendanaan ekuitas internal (menggunakan laba yang ditahan) daripada pendanaan ekuitas eksternal (menerbitkan saham baru). Hal itu disebabkan penggunaan laba yang ditahan lebih murah dan tidak perlu mengungkapkan sejumlah informasi perusahaan (yang harus diungkapkan dalam prospektus saat menerbitkan obligasi dan saham baru). Apabila perusahaan membutuhkan pendanaan eksternal, pertama kali akan menerbitkan hutang sebelum menerbitkan saham baru.

c. Signaling Theory dan Asymetric Informtion Model

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manajer yang memiliki informasi yang bagus tentang perusahaan akan menyampaikan kepada investor luar sehingga akan meningkatkan harga saham perusahaan. Akan tetapi dengan adanya masalah asymetric information, maka manajer tidak bisa hanya menyampaikan informasi yang bagus tersebut karena bisa saja manajer lain juga menyampaikan hal yang sama yang dapat menimbulkan kurangnya kepercayaan pada investor.


(25)

2.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal.

1. Stabilitas Penjualan

Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Perusahaan umum, karena permintaan atas produk atau jasanya stabil, secara historis mampu menggunakan lebih banyak leverage keuangan daripada perusahaan industri.

2. Struktur Aset

Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu baik untuk dijadikan jaminan. Karena itu, perusahaan real estate biasanya mempunyai leverage yang tinggi, sedangkan perusahaan yang terlibat dalam penelitian teknologi tidak demikian.


(26)

Jika hal-hal lain tetap sama (konstan), perusahaan dengan laverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar laverage keuangan karena perusahaan akan memiliki risiko bisnis yang lebih kecil.

4. Tingkat pertumbuhan

Jika diasumsikan hal-hal lain tetap sama, maka perusahaan yang tumbuh dengan pesat lebih banyak mengandalkan pendanaan eksternal. Akan tetapi, pada suatu kondisi perusahaan yang tumbuh dengan pesat sering menghadapi ketidakpastian yang lebih besar yang menyebabkan perusahaan tersebut mengurangi keinginan untuk menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan.

5. Profitabilitas

Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan utang yang relative kecil. Meskipun tidak ada pembenaran teoritis mengenai hal ini, namun penjelasan praktis atas kenyataan ini adalah bahwa perusahaan yang menguntungkan, seperti Intel, Microsoft dan Coca Cola memang tidak memerlukan banyak pembiayaan dengan utang. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan secara internal.


(27)

6. Pajak

Bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif pajak. Oleh karena itu semakin tinggi tarif pajak, semakin besar manfaat penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan.

7. Pengendalian

Pengaruh utang lawan saham terhadap posisi pengendalian manajemen dapat mempengaruhi struktur pendanaan. Apabila manajemen saat ini mempunyai hak suara untuk mengendalikan perusahaan (mempunyai lebih dari 50 persen) tetapi sama sekali tidak diperkenankan untuk membeli saham tambahan, mereka mungkin akan memilih utang untuk pembiayaan baru. Di lain pihak, manajemen mungkin memutuskan untuk menggunakan ekuitas jika kondisi keuangan perusahaan sangat lemah sehingga penggunaan utang dapat membawa perusahaan pada risiko kebangkrutan, karena jika perusahaan jatuh bangkrut, para manajer tersebut akan kehilangan pekerjaan. Tetapi, jika utangnya terlalu kecil, manajemen menghadapi risiko pengambilalihan. Jadi, pertimbangan pengendalian tidak selalu mengkhendaki penggunaan utang atau ekuitas karena jenis modal yang memberi perlindungan terbaik bagi manajemen bervariasi dari


(28)

suatu kondisi ke kondisi yang lain. Bagaimanapun, jika posisi manajemen sangat rawan, situasi pengendalian perusahaan akan dipertimbangkan.

8. Sikap manajeman

Sebagian manajeman cenderung lebih konservatif daripada manajeman yang lain sehingga menggunakan hutang yang lebih kecil daripada rata-rata industri yang bersangkutan, sementara manajeman yang lain cenderung menggunakan banyak hutang usaha dalam upaya mengejar laba yang tinggi. 9. Sikap Pemberi Pinjaman dan Penilai Peringkat

Tanpa memperhatikan analisis para manajer atas faktor-faktor leverage yang tepat bagi perusahaan mereka, sikap para pemberi pinjaman dan perusahaan penilai peringkat (rating agency) seringkali mempengaruhi keputusan struktur keuangan. Dalam sebagian besar kasus, perusahaan membicarakan struktur pendanaannya dengan pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat serta sangat memperhatikan masukan yang diterima.

10.Kondisi Pasar

Kondisi pasar saham dan obligasi yang mengalami perubahan dalam jangka panjang dan jangka pendek sangat berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan yang optimal.


(29)

11.Kondisi Internal Perusahaan

Dalam hal ini, kondisi internal perusahaan juga berpengaruh terhadap kebijakan struktur modal. Jika kondisi internal perusahaan baik, maka kebijakan struktur modal juga akan meningkat.

12.Fleksibilitas Keuangan

Dengan fleksibilitas keuangan, maka akan sangat membantu perusahaan dalam bidang pendanaan karena melalui adanya fleksibilitas keuangan maka kapasitas cadangan yang memadai dapat dipertahankan.

2.2 Rentabilitas

Tujuan perusahaan pada umumnya yaitu memperoleh laba sesuai dengan yang telah direncanakan. Untuk memperoleh laba tersebut,dalam menjalankan operasinya perusahaan memerlukan sumber daya berupa modal maupun aktiva. Rentabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dengan modal atau aktiva yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan laba tersebut. Menurut Martono (2001 : 18), “rentabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut”.

Sedangkan menurut Harahap (2004 : 395), “rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba atau keuntungan melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada”. Cara menilai rentabilitas bermacam-macam tergantung pada laba dan aktiva, atau


(30)

modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya, apakah itu laba dari operasi atau laba neto sesudah pajak dengan keseluruhan aktiva tangible atau modal sendiri.

Adanya beberapa cara penilaian terhadap rentabilitas suatu perusahaan, menyebabkan beberapa perusahaan juga memiliki cara yang berbeda dalam menghitung rentabilitasnya, yang penting adalah rentabilitas mana yang akan digunakan sebagai alat pengukur efisiensi penggunaan modal dalam perusahaan yang bersangkutan.

2.3 Rentabilitas Modal Sendiri

Rentabilitas modal sendiri (return on equity) menunjukkan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak (net profit after taxes) yang tersedia bagi pemegang saham dengan jumlah modal pada perusahaan. Menurut Riyanto (2001: 44), “rentabilitas modal sendiri menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemilik modal sendiri yang ada dalam perusahaan itu”. Itu artinya rentabilitas modal sendiri dapat menjadi ukuran efisiensi bagi penggunaan modal sendiri yang dioperasikan dalam perusahaan.

Semakin besar rentabilitas modal sendiri berarti semakin besar pula kemampuan perusahaan itu menghasilkan laba bagi pemilik modalnya. Laba yang diperhitungkan adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan atau income tax.


(31)

Faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas modal sendiri : a. Struktur modal

Kebijakan pemenuhan kebutuhan akan menentukan tingkat financial leverage suatu perusahaan. Penambahan hutang akan memeberikan pengaruh menguntungkan terhadap modal sendiri apabila rate of return pada penambahan hutang tersebut lebih besar daripada biaya hutang atau bunganya, dan sebaliknya. Sehingga dalam hal ini, perluasan modal yang dipenuhi dengan modal sendiri akan lebih menguntungkan terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri.

b. Return on Asset (ROA)

Return on Asset atau disebut juga dengan rentabilitas ekonomis juga ikut mempengaruhi besarnya rentabilitas modal sendiri. Pengaruh Return on Asset terhadap rentabilitas modal sendiri secara teoritis memiliki pengaruh positif. Dengan kata lain, semakin tinggi ROA akan mengakibatkan kenaikan rentabilitas modal sendiri.

c. Tingkat bunga

Bagi perusahaan tingkat bunga akan mempengaruhi biaya modal yang ditangggung dari adanya penggunaan hutang atau modal asing oleh perusahaan tersebut. Tingkat bunga yang tinggi akan menyebabkan biaya modal yang tinggi, sehingga


(32)

akan mengurangi laba bersih yang akan diterima oleh perusahaan.

2.4 Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut yang dinyatakan dalam perentase. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi adalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha (net operating income) sedangkan modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi adalah modal yang bekerja di dalam perusahaan (operating capital/asset).

Faktor- faktor yang mempengaruhi Return On Asset (ROA) terdiri dari profit margin dan turnover of operating asset .

1. Profit margin

Profit margin merupakan perbandingan antara laba usaha dengan penjualan bersih, perbandingan tersebut dinyatakan dalam bentuk persentase. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan tingkat pendapatan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perhitungan profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan pendapatan yang diterima. Semakin tinggi profit margin yang diterima perusahaan berarti semakin efisien operasi perusahaan tersebut.


(33)

2. Turnover of operating asset (tingkat perputaran aktiva)

Turnover of operating asset merupakan tingkat perputaran aktiva usaha selama satu periode. Turnover of operating asset mengukur sampai seberapa jauh aktiva usaha dipakai dalam perusahaan, selain itu juga dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran operating asset dalam satu periode tertentu.

Hasil kali antara profit margin dengan turnover of operating asset menentukan tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi. Semakin tinggi tingkat profit margin atau turnover of operating asset maka akan mengakibatkan naiknya rentabilitas ekonomi. Apabila ingin memperbesar rentabilitas ekonomi dengan cara memperbesar profit margin, berarti berhubungan dengan usaha untuk meningkatkan efisiensi di bidang produksi, penjualan, dan pembenahan administrasi. Sedangkan untuk memperbesar rentabilitas ekonomi dengan cara memperbesar turnover of operating asset berhubungan dengan kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap.

2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain oleh Saut Andreas (2010), menguji pengaruh Debt to equity ratio dan Debt to asset ratio terhadap rentabilitas modal sendiri (Return on equity) pada industri


(34)

otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Debt to equity ratio secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap rentabilitas modal sendiri, Debt to asset ratio juga secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap rentabilitas modal sendiri. Variabel independen yang digunakan oleh Saut adalah Debt to equity ratio dan Debt to asset ratio. Variabel dependen yang digunakan adalah Return on equity.

Mushthafa (2010) meneliti pengaruh struktur modal terhadap rentabilitas pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur modal tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri maupun terhadap rentabilitas ekonomi. Variabel independen yang digunakan oleh Mushthafa adalah struktur modal, sedangkan variabel dependennya adalah rentabilitas modal sendiri dan rentabilitas ekonomi.

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti dan tahun Penelitian

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

1 Saut Andreas

Pengaruh struktur modal terhadap rentabilitas modal sendiri pada industri

Variabel dependen:Debt to Equity Ratio dan Debt to

Secara parsial Debt to Equity Ratio dan Debt


(35)

(2010)

otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Asset Ratio Variabel independen: adalah Return on Equity

to Asset Ratio tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap Return on Equity.

2 Mushthafa (2010) Pengaruh struktur modal terhadap rentabilitas pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Variabel dependen: struktur modal Variabel independen: rentabilitas modal sendiri dan rentabilitas ekonomi Struktur modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri maupun terhadap rentabilitas ekonomi. Sumber : diolah dari berbagai sumber oleh penulis, 2012

2.6 Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka, maka dapat disimpulkan kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Return On Asset

(X2) Struktur Modal LDER (X1) Rentabilitas Modal Sendiri (Y)


(36)

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah yang masih harus dibuktikan kebenarannya secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : struktur modal berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri.

H2 : Return on Asset berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri.

H3 : Struktur modal dan Return on Asset secara simultan berpengaruh signifikan terhadap rentablitas modal sendiri.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif, sebab tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya melalui pengujian hipotesis (Umar, 2003:30). Penelitian asosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dengan bentuk hubungan kausal. Hubungan kausal adalah hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen (Rochaety : 2007 : 28).

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Perusahaan yang menjadi tempat penelitian adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2009 s.d 2011. Peneliti mengumpulkan data melalui website Bursa Efek Indonesia

yaitu

dilaksanakan dari bulan Februari 2012 s.d Juli 2012.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan baik dari jumlah sampel yang digunakan, periode penelitian, maupun faktor-faktor yang diteliti.

1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya menganalisis perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa


(38)

Efek Indonesia dengan jumlah populasi sebanyak 32 perusahaan dan jumlah sampel sebanyak 10 perusahaan.

2. Periode penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun 2009, 2010 dan 2011.

3. Penulis mengindikasikan struktur modal hanya dengan menggunakan Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) dengan mengabaikan rasio yang lain seperti debt to asset ratio (DAR), debt to equity ratio (DER), dan longterm debt to asset ratio (LDAR).

3.4 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen (bebas) dan satu variabel dependen (terikat).

1. Variabel independen

Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen. Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan penulis adalah Struktur modal dan Return on Asset.

a. Struktur modal

Struktur modal dapat dihitung dengan menggunakan Longterm Debt to Equity Ratio (LDER).

Longterm debt LDER =


(39)

b. Return on Asset (ROA)

Return on Asset atau disingkat dengan ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Profit after taxes ROA=

Total asset 2. Variabel Dependen

Variabel ini sering juga disebut dengan variabel terikat atau variabel tidak bebas, menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Jadi variabel dependen adalah kosekuensi dari variabel independen.(Erlina 2008:42).

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rentabilitas modal sendiri. Rasio yang digunakan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri adalah Return on Asset (ROE). Berikut adalah rumus untuk menghitung ROE .

Profit after taxes ROE =


(40)

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Jenis Variabel

Nama Variabel

Defenisi Pengukuran Skala

Variabel Independen Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) Return on Asset (ROA)

Mengukur tingkat struktur modal yang ada di perusahaan dengan membandingkan hutang jangka panjang dengan ekuitas pemegang saham. Mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rasio Rasio Variabel Dependen Rentabilitas Modal Sendiri (ROE) Mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan bagi pemegang saham.

Profit after tax

Stockholder’s equity


(41)

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono : 2006 :115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2011, yaitu sebanyak 33 perusahaan. Sampel adalah sebagian dari unit populasi yang diperoleh melalui sampling tertentu (Rochaety : 2007 : 64).

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria dengan pertimbangan (judgement sampling) (Jogiyanto, 2004: 79).

Adapun yang menjadi kriteria dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

1. Sampel merupakan perusahaan barang konsumsi yang masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011.

2. Perusahaan tersebut melaporkan laporan keuangan selama periode tahun 2009-2011.

3. Perusahaan tersebut menghasilkan laba selama periode tahun 2009-2011.

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan diatas, maka diperoleh perusahaan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 10 perusahaan.


(42)

Tabel 3.2

Daftar Populasi penelitian

No Kode Nama Perusahaan

Kriteria No. Sampel 1 2 3

1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk. - - - - 2 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. - - - -

3 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk. √ √ √ 1

4 DAVO PT. Davomas Abadi Tbk. - - - -

5 DLTA PT. Delta Jakarta Tbk. √ √ √ 2

6 DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk. - - √ -

7 FSPI PT. Fast Food Indonesia Tbk. √ √ √ 3

8 GGRM PT. Gudang Garam Tbk. √ √ √ 4

9 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk. √ √ √ 5

10 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. - - - -

11 INAF PT. Indofarma Tbk. - - - -

12 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. - - - -

13 KAEF PT. Kimia Farma Tbk. - - - -

14 KICI PT. Kedaung Setia Industrial Tbk. - - - -

15 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. √ √ √ 6


(43)

17 MERK PT. Merck Tbk. - - - - 18 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. √ - - -

19 MYOR PT. Mayora Indah Tbk. √ √ √ 7

20 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk. - - - -

21 RMBA PT. Bentoel International Investama Tbk. - - - -

22 SIPD PT. Sierat ProductTbk. - - - -

23 SKLT PT. Sekar Laut Tbk. √ √ √ 8

24 SMAR PT. Smart Tbk. √ √ √ 9

25 STTP PT. Siantar Top Tbk. - - - -

26 SQBI PT. Bistol-Myers Squibb Indonesia Tbk. - - - -

27 TBLA PT. Tunas Baru Lampung Tbk. - - - -

28 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk. √ √ √ 10

29 TSPC PT. Tempo Scan Pasific Tbk. - - - -

30 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Industry Tbk. √ - √ -

31 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. √ - √ -

32 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk. - - - -

33 PROD PT. Sara Lee Body Care Indonesia Tbk. - - - -

Dari 33 populasi yang diambil dari perusahaan barang konsumsi, yang memenuhi kriteria sebanyak 10, maka sampel yang digunakan sebanyak 10 perusahaan, sampel tersebut dapat terlihat pada tabel di bawah ini :


(44)

Tabel 3.3

Daftar Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kode

1 PT. Cahaya Kalbar Tbk. CEKA

2 PT. Delta Jakarta Tbk. DELTA

3 PT. Fast Food Indonesia Tbk. FSPI

4 PT. Gudang Garam Tbk. GGRM

5 PT. HM Sampoerna Tbk. HMSP

6 PT. Kalbe Farma Tbk. KLBF

7 PT. Mayora Indah Tbk. MYOR

8 PT. Sekar Laut Tbk. SKLT

9 PT.Smart Tbk. SMAR

10 PT. Mandom Indonesia Tbk. TCID

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (Kuncoro, 2003:124) dan merupakan data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, di mana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya (Erlina, 2008:36). Sumber data sekunder misalnya buku, laporan perusahaan, jurnal, internet, dan sebagainya.


(45)

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan tahunan perusahaan barang konsumsi yang berakhir 31 Desember pada tahun 2009-2011 yang diunduh dari situs http:// www. idx.co.id/.

a. Informasi mengenai earning yang dihasilkan perusahaan

Data dalam penelitian ini adalah kombinasi antara data time series dengan data cross section. Data time series merupakan data dari suatu fenomena tertentu yang terdapat dalam beberapa interval waktu tertentu. Data cross Section merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu tertentu (Umar, 2003 :70). Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu :

b. Informasi mengenai hutang jangka panjang perusahaan c. Informasi mengenai ekuitas pemegang saham

d. Informasi keuangan lainnya yang berhubungan dengan variabel penelitian.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan, dokumen-dokumen, catatan-catatan, dan informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data penelitian diperoleh dari media internet dengan cara mendownload laporan keuangan perusahaan- perusahaan pertambangan yang diperlukan dalam penelitian ini melalui situs http:// www. idx.co.id/.


(46)

3.8 Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis dengan bantuan software SPSS, dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Tujuan utama dari analisis data adalah meringkas data dalam bentuk yang mudah dipahami dan mudah ditafsirkan, sehingga hubungan antar problem penelitian dapat dipelajari dan diuji.

1. Analisi Deskriptif

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan dan menginterprestasikan data penelitian sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan perusahaan yang sedang diteliti.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Erlina dan Mulyani (2007:103) “Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.” Uji normalitas menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel terikat, variabel bebas, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas perlu dilakukan untuk menentukan alat statistik yang digunakan, sehingga kesimpulaan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan.


(47)

Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan desain grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya. Selain itu, dapat digunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S), yang dijelaskan oleh Ghozali (2005:115). Bila nilai signifikan > 0.05 berarti distribusi data tidak normal, sebaliknya bila nanti signifikan < 0.05 berarti distribusi data normal.

Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunkan grafik histogram, normal probability plot, dan uji Kolmogorov-Smirnov.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2005:91).

Jika terjadi korelasi maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas (multiko). Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Faktor (VIF) dan korelasi di antara variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas di antara variabel


(48)

independen. Di samping itu, suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinearitas jika kolerasi di antara variabel independen lebih besar dari 0,1.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas. Dan jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

Salah satu cara mendeteksi terjadinya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatter-Plot. Dasar analisis menurut (Ghozali, 2005:105) adalah:

1. Jika pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedatisitas.


(49)

d. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2005:95) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi ini muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.

Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtun waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang individu / kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu / kelompok yang sama periode berikutnya.

Penggunaan program SPSS bertujuan untuk mendeteksi adanya problem autokorelasi adalah dengan melihat besaran DURBIN-WATSON yaitu panduan mengenai angka D-W (Durbin-Watson)pada tabel D-X.

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada auotokorelasi positif b. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada

autokorelasi


(50)

Autokeralasi bisa diatasi dengan berbagai cara, misalnya dengan melakukan transformasi data dan menambah data observasi.

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda. Regresi berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya. Berikut ini merupakan model regresi yang digunakan :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e Keterangan :

Y = Rentabilitas Modal Sendiri a = Konstanta

b1,b2 = Koefisien regresi X1 = Struktur modal X2 = Return on Asset e = Error

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2005: 83). Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada R Square. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 dan 1.


(51)

b. Uji signifikan Simultan (Uji F)

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut Ghozali (2005:84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua varibel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat”.

H0 : b1 : b2 = 0, artinya variabel LDER dan ROA yang terdapat pada model ini tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel ROE

Bentuk pengujian :

H1 : b1 : b2 ≠ 0, artinya variabel LDER dan ROA yang terdapat pada model ini berpengaruh signifikan terhadap variabel ROE. Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat signifikan (α) = 5%, dimana :

H0 diterima jika : Signifikansi > 0,05 H0 ditolak jika : Signifikansi ≤ 0,05

Kriteria penilaian hipotesis pada uji F ini, adalah :

a. jika Fhitung < Ftabel pada α 0.05, maka H1 ditolak dan b. jika Fhitung > Ftabel pada α 0.05, maka H1 dterima. c. Uji signifikan Parsial (Uji T)

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut Ghozali (2005:84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/


(52)

independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”.

H0 : b1: b2= 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari LDER dan ROA terhadap variabel ROE.

Bentuk pengujian :

H1 : b1 : b2 ≠ 0 , artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari LDER dan ROA terhadap variabel ROE.

Pada penelitian ini nilai T hitung akan dibandingkan dengan T

tabel pada tingkat signifikan (α) = 5%., dimana :

H0 diterima jika : Signifikan > 0,05 H0 ditolak jika : Signifikan ≤ 0,05

Kriteria pengambilan keputusan pada uji – t ini adalah :

a. jika Thitung < Ttabel pada α 0.05, maka H1 ditolak dan


(53)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Objek penelitian ini adalah Perusahaan Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 33 perusahaan dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan dengan total pengamatan yang digunakan sebanyak 30 amatan (10 x 3 tahun) dan diamati selama periode 2009-2011.

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan Barang Konsumsi

No Kode Nama Perusahaan

1 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk.

2 DLTA PT. Delta Jakarta Tbk.

3 FSPI PT. Fast Food Indonesia Tbk.

4 GGRM PT. Gudang Garam Tbk.

5 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk.

6 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk.

7 MYOR PT. Mayora Indah Tbk.

8 SKLT PT. Sekar Laut Tbk.

9 SMAR PT.Smart Tbk.


(54)

1. PT Cahaya Kalbar Tbk. (CEKA)

PT Cahaya Kalbar Tbk didirikan pada tahun 1968. Pada tahun 1996, perusahaan terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan kode berdagang “ CEKA”. PT Cahaya Kalbar Tbk adalah satu produsen terkenal dari berbagai bahan untuk keseluruhan jangkauan produk makanan: Untuk coklat dan cocoa industri confetionary, Konsentrasi Lidah buaya dan serbuki untuk makanan fungsional, industri kosmetik dan farmasi.

PT Cahaya Kalbar Tbk juga menghasilkan dan menyediakan bahan ke rumah makan / industri hotel, industri kue dan pemanggangan roti dan kemudian memasuki theretail / kulakan pasar dengan barang minuman fungsional.

2. PT. Delta Jakarta Tbk. (DLTA)

PT Delta Jakarta Tbk adalah perusahaan yang menghasilkan Produk utama berupa bir pilsner dan dipasarkan dengan nama Anker Bir dan kontrol 40% pasar nasional bir pilsner di Indonesia. Penghasilan lain adalah Anker Stout dan Shanta Super Shandy.

Perusahaan mempunyai satu kesepakatan bantuan kerjasama dengan Tempat Pembuatan Bir Netherland BV, meliputi pembangunan teknologi, manajemen pemasaran dan umum. Delta Jakarta juga menghasilkan produk berlisensi dari Carlsberg Internasional A/S, Denmark pada tanda perdagangan dari Bir Carlsberg. Pada Agustus


(55)

1995, perusahaan yang menampung tempat pembuatan bir ini dari Jakarta Utara ke Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Tempat pembuatan bir ini dibangun pada tempat seluas 15 lokasi ha. Penampungan diharapkan untuk meningkatkan kapasitas penghasilan oleh 50% ke 900.000 hl. Perusahaan juga menghasilkan bir San Migyel, mengikuti masukan dari Korporasi San Miguel dari negara pilipina ke dalam perusahaan seperti pemegang saham.

3. PT. Fast Food Indonesia Tbk. (FSPI)

Perusahaan didirikan pada tahun 1978 oleh Gelael Group, Kentucky Fried Chicken (KFC) pemilik monopoli untuk Indonesia. Pada 10 Oktober 1979, perusahaan yang membuka ini rumah makan KFC pertama telah memimpin perusahaan untuk mendominasi pasar makanan cepat di Indonesia dalam masa 17 tahun. Semakin banyak rumah makan KFC dibangun di Jakarta dan kota besar lain di Indonesia. Terhitung sejak akhir dari 1996 perusahaan mengoperasikan 148 rumah makan KFC pada 30 kota besar di Indonesia.

Produk KFC antara lain adalah: colonel's original dan Hot & Crispy Chicken, secara konsisten ditingkatkan sebagai rasa terbaik ayam pada survey konsumen, keduanya diterima dengan baik di Indonesia, dimana tingkat konsumsi ayam berpengaruh signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi daging lainnya. Penerimaan produk KFC di Indonesia dilanjutkan dengan penambahan menu favorit lokal seperti: nasi(makanan pokok Indonesia), perkedel (kroket


(56)

kentang), lumpia (gulungan telor), seperti halnya Indonesia sup untuk melengkapi produk inti.

4. PT. Gudang Garam Tbk. (GGRM)

PT Gudang Garam Tbk. adalah sebuah perusahaan produsen rokok populer asal Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 26 Juni 1958 oleh Surya Wonowidjojo, yang merupakan pemimpin dalam produksi rokok kretek.

Surya Wonowidjoyo adalah seorang pengusaha Indonesia yang merupakan pendiri Gudang Garam, salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia. Sebelum mendirikan Gudang Garam, Ia sempat bekerja di pabrik rokok "93" milik pamannya. Berkat kerja keras dan kerajinannya dia mendapatkan promosi dan akhirnya menduduki posisi direktur di perusahaan tersebut. Surya Wonowidjoyo kemudian keluar dari pabrik rokok "93" dan pada usia 35 tahun, ia mendirikan perusahaannya sendiri yaitu pabrik rokok Gudang Garam di Kediri, Jawa Timur. Dia membeli tanah di Kediri dan memulai produksi rokok sendiri, diawali dengan rokok kretek dari kelobot. Gudang Garam didirikannya pada tahun 1958 yang kemudian berkembang pesat dengan jumlah karyawan mencapai 500.000 orang yang menghasilkan 50 juta batang kretek setiap bulannya. Pada tahun 1966, Gudang Garam telah tercatat sebagai pabrik kretek terbesar di Indonesia.

Produk PT. Gudang Garam diantaranya adalah Gudang Garam International, Surya 12, Surya 16, Surya Slims, Surya Signature, Surya


(57)

Profesional, Surya Pro Mild, Gudang Garam Nusantara, Gudang Garam Nusantara Mild, Gudang Garam Merah, Gudang Garam Djaja, Nusa, Taman Sriwedari dan Sigaret Kretek Filter Klobot.

5. PT. HM Sampoerna Tbk. (HMSP)

PT. HM Sampoerna Tbk, adalah salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia, masuk dalam jajaran perusahaan keluarga terbesar di dunia yang masih tetap berkiprah dari generasi ke generasi. Sejarah perusahaan ini tidak dapat dipisahkan dari keberadaan keluarga Sampoerna secara turun menurun. Kesuksesan diawali dari perintisan bisnis oleh Liem Seeng Tee, dilanjutkan kesuksesan Liem Swie Ling membangun pondasi bisnis yang kokoh, lalu kemudian diteruskan hingga kini oleh Putra Sampoerna dan putranya Michael Joseph Sampoerna.

6. PT. Kalbe Farma Tbk. (KLBF)

Kalbe didirikan pada tanggal 10 september 1966 oleh 6 bersaudara dengan melakukan usaha dimulai di sebuah garasi di kawasan Jakarta Utara dan lingkup kerjanya hanya dikawasan Jakarta saja. PT Kalbe Farma Tbk saat itu dipimpin oleh Dr. Boenjamin Setiawan dan F. Bing Aryanto serta didukung oleh keempat saudara lainnya. Kegigihan dan ketekunan dalam menjalankan usahannya Kalbe bertumbuh baik sehingga pada akhirnya memiliki pabrik di kawasan Pulomas, Jakarta Timur pada tahun 1971. Pendirian pabrik baru mengakibatkan daerah


(58)

aktivitasnya mulai berkembang yang sebelumnya hanya di Jakarta mulai merambah ke daerah–daerah lainnya di Indonesia.

Kalbe memiliki fokus bisnis pada 4 divisi yang masing-masing memberikan kontribusi yang relatif seimbang, yaitu divisi obat resep, divisi produk kesehatan, divisi nutrisi serta divisi distribusi dan kemasan.

7. PT. Mayora Indah Tbk. (MYOR)

Didirikan pada tahun 1977, mengambil alih PT Unita Branindo pada tahun 1990, satu pabrikan wafer dan coklat juga dimiliki oleh pendiri perusahaan. Sejak ambil alih, perusahaan telah memiliki dua pabrik di Tangerang, Jawa Barat, ditempat 11.7 Ha dari darat. Perusahaan mempunyai kesepakatan dengan Oka AC Ltd. Untuk penghasilan coklat dan dengan Makanan Kekhususan Denmark Aps dari Denmark untuk penghasilan dari Kue Denmark. PT Mayora Indah adalah satu cabang dari Inbisco Group, yang aktif pada industri makanan sejak tahun 1948.

8. PT. Sekar Laut Tbk. (SKLT)

PT Sekar Laut Tbk adalah salah satu perusahaan yang menghasilkan bahan makanan. Bahan baku utama yang digunakan perusahaan dalam menghasilkan produk adalah geragau dan ketela pohon yang disediakan oleh sejumlah petani geragau di Indonesia timur, Jawa Tengah dan Barat, Sulawesi Selatan dan Kalimantan, sementara tepung ketela pohon dibeli dari petani pada sekitar pabrik.


(59)

Perusahaan yang punya satu kapasitas terdiri dari 7.5 ton per tahun dan pasar dengan produk krupuk pada merek dagang Finna: udang kering, emping dibumbui terbuat dari melinjo, ketela pohon dan jagung.

9. PT.Smart Tbk. (SMAR)

PT SMART Tbk adalah salah satu perusahaan paling besar yang go Public. Didirikan oleh Sinar Mas Group pada tahun 1962, PT SMART Tbk sekarang ini mempunyai perkebunan dengan area seluas sekitar 110.000 hektar. PT SMART Tbk juga mengoperasikan 12 CPO giling, 2 pabrik penghancuran daging buah dan 2 refeneries. Kumpulan di samping dan minyak industri, produk PT SMART Tbk disuling juga dipasarkan pada beberapa merek seperti Filma dan Kunci Mas. Pada saat ini, merek itu telah dikenali dengan kwalitas tinggi.

PT SMART Tbk adalah satu cabang dengan sumber daya Golden-Agri Limited (GAR), salah satu kelapa sawit paling besar mendasari perusahaan pribadi di dunia yang didaftarkan di Singapura. Bermanfaat bagi hubungan ini PT SMART Tbk dengan ekonomi dari skala di penelitian dan pembangunan, sourching dari bahan baku, dan akses ke domestik lebar dan jaringan pemasaran internasional.

10.PT. Mandom Indonesia Tbk. (TCID)

PT Mandom Indonesia Tbk ini didirikan di Jakarta pada 5 November 1969. Pertama kali didirikan dengan nama PT Tancho Indonesia. Bergerak di bidang usaha industri kosmetika, wangi-wangian, perbekalan kesehatan rumah tangga, toiletries dan kemasan


(60)

plastik. Sebagai Perusahaan yang menjalankan usaha di Indonesia, PT Mandom Indonesia Tbk telah menetapkan komitmennya untuk melayani dan memberikan kontribusi bagi pasar domestik dengan produk-produk terbaik Mandom. Setiap Brand PT Mandom Indonesia Tbk secara khusus diciptakan dengan keunggulan dan keunikan masing-masing yang ditargetkan untuk konsumen yang berbeda-beda.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Dekriptif Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum

Maximu

m Mean

Std. Deviation STRUKTUR

MODAL

30 .17 .70 .4336 .16886

ROA 30 .00 .46 .1512 .11231

Valid N (listwise)

30

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

pengumpulan dan pengolaha informasi yang berguna berdasarkan keadaan yang umum. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum, nilai minimum dari variabel independen dan dependen.


(61)

Berdasarkan data dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa:

1. Variabel independen Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) memiliki nilai minimum 0,17 dan nilai maksimun 0,70 dengan rata-rata sebesar 0,4336 dan standar deviasi 0,16886.

2. Variabel independen Return on Asset (ROA) memiliki nilai minimum 0,003 dan nilai maksimun 0,46 dengan rata-rata sebesar 0,1512 dan standar deviasi 0,11231.

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Pengujian normalitas data penelitian ini menggunakan analisis grafik dan statistik. Analisis grafik untuk melihat normalitas dilakukan dengan melihat grafik histogram dan kurva normal probability plot. Analisis statistik dilakukan dengan uji kolmogrov-Smirnov.


(62)

Gambar 4.1 Histogram

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Pada histogram tersebut ( Gambar 4.1 ), dapat dilihat bahwa bentuk cenderung di tengah dan tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.


(63)

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Pada gambar 4.2 data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.


(64)

Tabel 4.3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 42

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .38142491 Most

Extreme Differences

Absolute .144

Positive .144

Negative -.107

Kolmogorov-Smirnov Z .931 Asymp. Sig. (2-tailed) .352 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Tabel 4.1 menunjukkan besarnya kolmogrov-Smirnov (K-S) adalah 0.931 dan signifikansi pada 0.352 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal, dimana nilai signifikansinya lebih besar dari 0.05 (p = 0.352 > 0.05).

4.2.2.2 Uji Multikolonieritas

Regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat antara variabel bebasnya. Multikoloneritas adalah situasi adanya korelasi antar variabel-variabel independen yang satu dengan yang lainnya, dalam hal ini disebut variabel-variabel yang diuji tidak ortogonal. Variabel-variabel yang tidak bersifat ortogonal adalah variabel yang tidak memiliki nilai korelasi di antaranya sama dengan nol.


(65)

Dalam penelitian ini yang dilakukan jejak multikoloneritas dapat dilihat dari nilai korelasi antar variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Hasil gejala multikoloneritas disajikan pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikoloneritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) -.026 .020 -1.292 .207

STRUKTU R MODAL

.128 .038 .197 3.331 .003 .964 1.037

ROA 1.526 .093 .971 16.378 .000 .964 1.037

a. Dependent Variabel: RENTABILITAS MODAL SENDIRI

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Dari tabel 4.3 diatas, terlihat bahwa variabel independen yang ada mempunyai angka Variance Inflation Faktor (VIF) dibawah angka 10. Hal ini berarti regresi yang dipakai untuk ke dua variabel independent diatas tidak terdapat persoalan multikolinieritas.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 ( sebelumnya ). Terjadinya korelasi dinamakan problem


(66)

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah tersebut timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lain. Run test digunakan untuk menguji gejala autokorelasi pada penelitian. Hasil output SPSS dengan probabilitas signifikansi di bawah 0.05 dapat disimpulkan bahwa terdapat gejala autokorelasi pada model regresi tersebut. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak. (Ghozali 2005:103).

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi

Sum

Hasil output SPSS menunjukkan bahwa nilai durbin-waston adalah 2,076. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada penelitian karena nilai signifikan lebih besar dari 0.05.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .953a .909 .902 .05801 2.076

a. Predictors: (Constant), ROA, STRUKTUR MODAL b. Dependent Variabel: RENTABILITAS MODAL SENDIRI sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012


(67)

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan uji glejser.

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Hasil pengujian yang terlihat pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa data penelitian ini tidak terkena heteroskedastisitas karena terlihat titik-titik tidak menyebar secara acak dan tidak membentuk


(68)

sebuah pola tertentu yang jelas serta tidak tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y.

4.2.3 Pengujian Hipotesis Penelitian 4.2.3.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005 : 84). Berikut ini adalah hasil dari uji F.

Tabel 4. 7

Hasil uji F

a. Predictors: (Constant), ROA, STRUKTUR MODAL b. Dependent Variabel: RENTABILITAS MODAL SENDIRI

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 134,144, sedangkan nilai F tabel sebesar 3,11. Hal ini berarti F hitung lebih besar dari F tabel (134,144 > 3,11) dengan signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel LDER dan ROA secara simultan mempengaruhi variabel ROE.

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .903 2 .451 134.144 .000a

Residual .091 27 .003


(69)

4.2.3.2 Uji Signifikan Parsial (Uji T)

Uji T pada dasarnya dilakukan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005 : 84). Test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen (Nugroho, 2005 : 54). Berikut ini adalah tabel hasil uji T.

Tabel 4.8 Hasil Uji t

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa variabel LDER memiliki nilai t hitung 3,331 sedangkan nilai t tabel sebesar 1,987. Hal ini berarti nilai t hitung > t tabel (3,331 > 1,987) dan signifikansi sebesar 0,000 < 0,5 yang artinya bahwa variabel LDER berpenaruh signifikan secara parsial terhadap ROE. Untuk variabel ROA, nilai t hitung sebesar 16,378 yang Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.026 .020 -1.292 .207

STRUKTUR MODAL

.128 .038 .197 3.331 .003

ROA 1.526 .093 .971 16.378 .000


(70)

< 0,05. Hal ini juga menunjukkan bahwa variabel ROA juga berpengaruh signifikansi secara parsial terhadap ROE.


(71)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya, berikut ini adalah kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini.

1. Variabel struktur modal (LDER) berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri (ROE). Hal ini dapat dibuktikan dari t hitung > t tabel (3,331 > 1,987) dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. 2. Variabel ROA berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal

sendiri (ROE). Hal ini dapat dibuktikan dari t hitung > t tabel (16,378 > 1,987) dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.

3. Variabel struktur modal (LDER) dan ROA berpengaruh secara simultan terhadap rentabilitas modal sendiri (ROE). Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung > F tabel (134,144 > 3,11) dan signifikansi 0,000 < 0,005.

4. Berdasarkan nilai adjusted R square, yaitu 0,919 atau sebesar 91,9 % menunjukkan bahwa variasi rentabilitas modal sendiri (ROE) dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variebel independen, yaitu struktur modal (LDER) dan ROA sebesar 91,9 %, sedangkan sisanya sebesar 8,1 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar modal.


(72)

5.2 Keterbatasan Penelitian

Peneliti memiliki beberapa keterbatasan dalam melakukan penelitian ini. Berikut ini adalah beberapa keterbatasan dalam penelitian ini.

1. Pada variabel independen struktur modal, rasio yang digunakan hanya dengan long term debt ratio (LDER) saja, mengingat banyak rasio lain yang dapat digunakan untuk mengukur besarnya struktur modal.

2. Pada penelitian ini, hanya menggunakan dua variabel independen saja, yaitu struktur modal dan return on asset (ROA), mengingat masih ada beberapa variabel lainnya yang juga mempengaruhi rentabilitas modal sendiri.

3. Penelitian ini hanya melakukan penelitian selama periode 3 tahun, yaitu 2009-2011 dan hanya melakukan pengujian untuk perusahaan di sektor industri barang konsumsi.

5.3 Saran

Saran yang ingin diberikan oleh peneliti dalam penelititan ini ditujukan kepada tiga pihak, yaitu pihak manajeman perusahaan, pihak investor dan kreditor, serta pihak peneliti selanjutnya.

1. Bagi pihak manajeman perusahaan

Pihak manajeman sebaiknya mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi rentabilitas modal sendiri sehingga perusahaan dapat mencapai tingkat rentabilitas yang tinggi yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan.


(73)

Dalam menanamkan modalnya, sebaiknya para investor lebih mempertimbangkan struktur modal dan tingkat ROA yang dimiliki perusahaan untuk memperoleh gambaran mengenai keuntungan yang akan diperoleh. Bagi para kreditor yang akan memberikan dana pinjaman, sebaiknya selalu memperhatikan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban finansialnya dan juga proporsi struktur modal perusahaan. Hal ini untuk menghindari resiko kredit macet akibat pembiayaan hutang yang tidak mampu dipenuhi oleh perusahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan menambah variabel independen lain, misalnya net profit margin, tingkat bunga dan sebagainya.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan menambah penggunaan rasio lain untuk mengukur struktur modal, misalnya debt to asset ratio, equity to asset ratio, dan sebagainya.

c. Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan pengujian untuk perusahaan di sektor lainnya dan dengan periode penelitian yang terbaru.


(74)

DAFTAR PUSTAKA

Andreas, Saut, 2010. “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Simatera Utara, Medan

Erlina, dan Sri Mulyani, 2007, Metodologi Penelitian Bisnis: untuk Akuntansi dan Manajemen, penerbit Universitas Sumatera Utara Press, Medan.

Finacial Accounting Standards Board (FASB), 1978, Statement of Financial Accounting Concepts No.1: Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises, Stamfort, Connecticut.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harahap, Sofyan Syafri, 2006. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hartono, 2008. SPSS 16,0 Analisis Data Statistika dan Penelitian, Edisi 2, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Indonesia Stock Exchange, 2012. http://www.idx.co.id/laporan keuangan/detail/soft copy laporan keuangan.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan (per 1 September 2007), Salemba Empat, Jakarta.

Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.

Musthafa, 2010. “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Rentabilitas Pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Sumatera Utara, Medan

Rochaety, Ety, Ratih Tresnati dan H. A. Madjid Latief, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis : Dengan aplikasi SPSS, Edisi Pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta.

S. Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta, penerbit PT. Raja Grafindo Persada.


(75)

Stice, Earl K, James D, Stice dan K. Fred Skousen, 2004. Akuntansi Intermediate, Buku Satu, Edisi Kelima Belas, Alih Bahasa Safrida R. Parulian dan Ahmad Maulana, Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, Alfabeta, Bandung.

Sutrisno, 2000. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta: Ekonosia.

Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Edisi Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta.


(1)

Lampiran iv

Data Variabel Independen (X1) - LDER Tahun 2009-2011

STRUKTUR MODAL (LDER)

No KODE Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

1 CEKA 0.624 0.507 0.127

2 DLTA 0.043 0.045 0.047

3 GGRM 0.048 0.044 0.041

4 HMSP 0.048 0.052 0.671

5 KDSI 0.074 0.087 0.971

6 LMPI 0.126 0.088 0.148

7 MERK 0.033 0.053 0.050

8 MYOR 0.543 0.662 0.961

9 SKLT 0.319 0.270 0.239

10 TCID 0.041 0.044 0.047

Lampiran v

Data Variabel Independen (X2) - ROA

Tahun 2009-2011

ROA

No KODE Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

1 CEKA 0.087 0.035 0.177

2 DLTA 0.166 0.197 0.218

3 GGRM 0.127 0.135 0.127

4 HMSP 0.287 0.313 0.416

5 KDSI 0.019 0.030 0.040


(2)

Lampiran vi

Data Variabel Dependen (Y)- ROE

Tahun 2009-2011

Lampiran vii Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

STRUKTUR MODAL

30 .17 .70 .4336 .16886

ROA 30 .00 .46 .1512 .11231

Valid N (listwise)

30

ROE

No KODE Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

1 CEKA 0.164 0.096 0.238

2 DLTA 0.214 0.242 0.265

3 GGRM 0.189 0.196 0.202

4 HMSP 0.486 0.629 0.789

5 KDSI 0.044 0.066 0.085

6 LMPI 0.015 0.007 0.013

7 MERK 0.414 0.327 0.468

8 MYOR 0.235 0.243 0.200

9 SKLT 0.113 0.041 0.049


(3)

Lampiran viii Hasil Uji Normalitas


(4)

Lampiran ix One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 42

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .38142491 Most

Extreme Differences

Absolute .144

Positive .144

Negative -.107

Kolmogorov-Smirnov Z .931

Asymp. Sig. (2-tailed) .352

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Lampiran x

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) -.026 .020 -1.292 .207

STRUKTUR MODAL

.128 .038 .197 3.331 .003 .964 1.037

ROA 1.526 .093 .971 16.378 .000 .964 1.037

a. Dependent Variabel: RENTABILITAS MODAL SENDIRI


(5)

Lampiran xi Hasil Uji Autokorelasi

Lampiran xii Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .953a .909 .902 .05801 2.076

a. Predictors: (Constant), ROA, STRUKTUR MODAL b. Dependent Variabel: RENTABILITAS MODAL SENDIRI


(6)

Lampiran xiii Hasil Uji F

Lampiran xiv Hasil Uji T

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .903 2 .451 134.144 .000a

Residual .091 27 .003

Total .994 29

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Con

stant)

-.026 .020 -1.292 .207

STR UKT UR MOD AL

.128 .038 .197 3.331 .003

ROA 1.526 .093 .971 16.378 .000


Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Modal Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Perusahaan Perdagangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

9 82 82

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 99

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 24

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Struktur Modal - Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11