Menurut Siswantoro 2005:20 pendekatan struktural membedah novel, misalnya dapat terlihat dari sudut pandang, plot, karakter, setting, tone
theme, serta bagaimana unsur-unsur itu saling berinteraksi. Nurgiyantoro 2009:37 mengemukakan langkah-langkah dalam menerapkan teori
strukturalisme adalah sebagai berikut: a
Mengidentifikasi unsur-unsur struktur yang membangun karya sastra secara lengkap dan jelas meliputi tema, tokoh, latar dan alur.
b Mengkaji unsur-unsur yang telah diidentifikasi sehingga diketahui
bagaimana tema, tokoh, latar dan alur dari sebuah karya sastra. c
Mendeskripsikan fungsi masing-masing unsur sehingga diketahui tema, tokoh, latar dan alur sebuah karya sastra.
d Menghubungkan masing-masing unsur sehingga diketahui tema,
tokoh, latar dan alur dalam sebuah karya sastra.
3. Teori Psikologi Sastra
Henry Gleitman dalam Sobur, 2010:32 mendefinisikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan
dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut berpikir dan perasaan. Menurut WellekWarren dalam Ratna,
2007:61 pendekatan psikologis pada dasarnya berhubungan dengan tiga gejala utama, yaitu: pengarang, karya sastra, dan pembaca, dengan
pertimbangan bahwa pendekatan psikologis lebih banyak berhubungan
dengan pengarang dan karya sastra. Secara definitif, tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya
Ratna, 2007:342. Fiksi psikologis adalah salah satu aliran sastra yang berusaha
mengeksplorasi pikiran sang tokoh utama, terutama pada bagiannya yang terdalam yaitu alam bawah sadar. Fiksi psikologis sering menggunakan teknik
bernama arus kesadaran Stanton, 2007:134. Prinsip pokok fiksi psikologi adalah eksplorasi segi-segi pemikiran dan kejiwaan tokoh-tokoh utama cerita,
terutama menyangkut alam pemikiran pada tingkat yang lebih dalam, di tingkat alam bawah sadar Semi, 1988:66.
Psikologi sastra menurut Minderop 2010:54 adalah telaah karya satra yang diyakini mencerminkan proses dan aktivitas kejiwaan. Daya tarik
psikologi sastra ialah pada masalah manusia yang melukiskan potret jiwa. Setiap pengarang kerap menambahkan pengalaman sendiri dalam karyanya
dan pengalaman pengarang itu sering pula dialami oleh orang lain Minderop, 2010:59.
Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis,
akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh jika kebetulan teks berupa drama maupun prosa Endraswara, 2003:96. Jatman dalam
Endraswara, 2003:97 berpendapat bahwa kaarya sastra dan psikologi memang memiliki pertautan yang erat, secara tak langsung dan fungsional.
Pertautan tak langsung, karena baik sastra maupun psikologi memiliki objek yang sama yaitu kehidupan manusia. Psikologi dan sastra memiliki hubungan
fungsional karena sama-sama untuk mempelajari keadaan jiwa orang lain, bedanya dalam psikologi gejala tersebut riil, sedangkan dalam sastra bersifat
imajinatif. Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memahami hubungan antara
psikologi dengan sastra, yaitu: a memahami unsur-unsur kejiwaan pengarang sebagai penulis, b memhami unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional
dalam karya sastra, dan c memahami unsur-unsur kejiwaan pembaca. Pada dasarnya psikologi sastra memberikan perhatian pada pembicaraan dalam
kaitannya dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional yang terkandung dalam karya. Pada umumnya aspek-aspek kemanusiaanlah yang
merupakan objek utama psikologi sastra, dalam tokoh-tokoh aspek kejiwaan dicangkokkan dan diinvestasikan Ratna, 2006:343.
Dengan memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh, maka akan dapat dianalisis konflik batin, yang mungkin saja bertentangan dengan teori
psikologis. Dengan adanya kaitan yang erat antara aspek psikologis dengan unsur tokoh dan penokohan, maka karya sastra yang relevan untuk dianalisis
secara psikologis adalah karya-karya yang memberikan intensitas pada aspek kejiwaan tersebut Ratna, 2006:350.
Dengan adanya kaitan yang erat antara aspek psikologis dan unsur tokoh dan penokohan, dalam penelitian ini dipilih novel
Langit Mekah
Berkabut Merah
karya Aguk Irawan yang dianggap relevan untuk dianalisis secara psikologis.
4. Teori Konflik Batin