melalui berbagai cara, seperti melalui dialog tokoh-tokohnya, melalui konflik yang dibangun, atau melalui komentar secara tidak langsung,
karena itu tema yang baik pada hakikatnya adalah tema yang tidak diungkapkan secara langsung dan jelas.
c. Sarana Sastra
Sarana sastra adalah teknik yang digunakan pengarang untuk menyusun detil-detil cerita berupa peristiwa dan kejadian-kejadian
menjadi pola yang bermakna. Sarana sastra dipakai untuk memungkinkan pembaca melihat dan merasakan fakta seperti yang
dilihat dan dirasakan pengarang. Sarana sastra antara lain berupa sudut pandang penceritaan, gaya bahasa, dan nada, simbolisme, dan ironi
Stanton, 2007:9-10.
2. Teori Strukturalisme
Menurut Jean Piaget dalam Ratna, 2007:84 ada tiga dasar strukturalisme yaitu: a kesatuan, sebagai koherasi internal, b transformasi,
sebagai pembentukan bahan-bahan baru secara terus menerus, dan c regulasi diri, yaitu mengadakan perubahan dengan kekuatan dari dalam. Secara
definitif strukturalisme berarti paham mengenai unsur-unsur, yaitu struktur itu sendiri, dengan mekanisme antarhubungannya, di satu pihak antarhubungan
unsur yang satu dengan unsur lainnya, di pihak yang lain hubungan antara unsur -unsur dengan totalitasnya Ratna, 2007:91.
Strukturalisme dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan baca: penelitian kesastraan yang menekankan pada kajian hubungan antarunsur
pembangun karya yang bersangkutan Nurgiyantoro, 2009:36. Di satu pihak struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, dan
gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah Abrams dalam Nurgiyantoro,
2009:36. Analisis strukturalisme merupakan prioritas pertama sebelum
diterapkannya analisis yang lain. Tanpa analisis struktural, kebulatan makna yang digali dari karya tersebut tidak dapat ditangkap. Makna unsur-unsur
karya sastra hanya dapat ditangkap, dipahami sepenuhnya dan dinilai atas dasar pemahaman tempat dan fungsi unsur itu di dalam keseluruhan karya
sastra Wahyuningtyas dan Santosa, 2011:1-2. Menurut Teeuw dalam Al-
Ma‟Ruf, 2010:19 tujuan analisis struktural adalah membongkar dan memaparkan secermat mungkin keterkaitan dan
keterjalinan berbagai unsur yang secara bersama-sama membentuk makna. Nurgiyantoro 2009:37 mengemukakan pada dasarnya analisis struktural
bertujuan memaparkan
secermat mungkin
fungsi dan
keterkaitan antarberbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah
kemenyeluruhan. Analisis struktural dapat berupa kajian yang menyangkut relasi unsur-unsur dalam mikroteks, satu keseluruhan wacana, dan relasi
intekstual Hartoko Rahmanto dalam Nurgiyantoro, 2009:38.
Menurut Siswantoro 2005:20 pendekatan struktural membedah novel, misalnya dapat terlihat dari sudut pandang, plot, karakter, setting, tone
theme, serta bagaimana unsur-unsur itu saling berinteraksi. Nurgiyantoro 2009:37 mengemukakan langkah-langkah dalam menerapkan teori
strukturalisme adalah sebagai berikut: a
Mengidentifikasi unsur-unsur struktur yang membangun karya sastra secara lengkap dan jelas meliputi tema, tokoh, latar dan alur.
b Mengkaji unsur-unsur yang telah diidentifikasi sehingga diketahui
bagaimana tema, tokoh, latar dan alur dari sebuah karya sastra. c
Mendeskripsikan fungsi masing-masing unsur sehingga diketahui tema, tokoh, latar dan alur sebuah karya sastra.
d Menghubungkan masing-masing unsur sehingga diketahui tema,
tokoh, latar dan alur dalam sebuah karya sastra.
3. Teori Psikologi Sastra