Analisis Program Mata Najwa Episode Sengketa Iman Di Metro Tv

(1)

ANALISIS PROGRAM MATA NAJWA EPISODE

SENGKETA IMAN DI METRO TV

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Disusun Oleh:

MUHAMAD RIZAL

109051000116

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013/1434


(2)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

.MUHAMAD

RIZAL

niセZ@ 109051000116

Di Bawah bimbingan :

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

(UIN)

SYARIFHIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Strata Satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 07 Maret 2013

Muhamad Rizal


(5)

i ABSTRAK Muhamad Rizal

Analisis Program Mata Najwa Episode Sengketa Iman

Mata Najwa adalah program in depth talkshow unggulan Metro TV yang dipandu oleh jurnalis senior Metro TV, Najwa Shihab. Dalam setiap episodenya, Mata Najwa berusaha menyajikan tayangan yang kritis, berbobot dan selalu menghadirkan tokoh-tokoh utama (newsmakers). Program ini berhasil Mendapatkan sejumlah penghargaan, baik dari dalam, maupun luar negeri. Konsisten menghadirkan narasumber lingkar satu, yang menjadi pelaku langsung sebuah peristiwa. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti Program Mata Najwa. Di satu sisi, program ini merupakan Talk Show Unggulan di Metro TV. Di sisi lain, bagaimana program ini menjaga konsistensinya dalam mengemas produksi untuk mempertahankan sebagai program unggulan.

Berdasarkan Konteks di atas, maka penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan; yaitu Bagaimana proses Produksi dan Format program Mata Najwa di Metro TV? Dengan demikian, penelitian ini memiliki tujuan: 1) untuk menjelaskan proses Pra dan proses produksi program Mata Najwa di Metro TV; 2) untuk menjelaskan Pasca dan Evaluasi Program Mata Najwa; 3) untuk menjelaskan Format Program Mata Najwa Episode Sengketa Iman di Metro TV.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, untuk memperoleh pemahaman tahapan Proses Produksi dan Format program Mata Najwa di Metro TV. Melalui pendekatan ini peneliti berusaha menjelaskan penjabaran Isi Meteri acara Mata Najwa untuk meluruskan berita masalah yang terjadi pada khalayak dan dengan demikian dilihat acara tersebut bisa memperkuat dan menambah teori lama tentang kelebihan dan kekurangan televisi. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara mendalam (in depth interview), observasi Partisipan dan dokumentasi dengan analisis data deskriptif.

Temuan penelitian ini adalah: 1) program Mata Najwa di Metro TV pada Tahap Pra produksi dan Proses Produksi Mata Najwa ada tiga bagian yaitu Penemuan Ide, Perencanaan, dan Persiapan. Penemuan Ide gagasan melihat hal yang terjadi pada masyarakat (Current Issue). Ada jenis dua berita yang dapat diangkat yaitu Pertama, sifatnya timely (kejadian baru-baru ini). Kedua, timeliness (paket atau tema-tema yang sifatnya bisa diputar kapan saja) biasanya mempunyai news value tinggi. Keputusan akhir dari rapat redaksi Mata Najwa Episode Sengketa Iman ditentukan oleh eksekutif produser. 2) Setelah itu, melakukan riset beberapa hari dengan cara menelpon pra interview narasumber yaitu Ummi Kultsum, Rusdi Mathari, DR. Fuad Jabali dan Prof. Latief Wiyata. 3) Tahap Pasca dan evaluasi pada program Mata Najwa dilakukan proses akhir yaitu editing. 4) Format Acara pada Program mata najwa adalah talk show indept dibedah dengan perspektif tajam dan kritis serta ditunjang dengan filler-filler sidebar yang menarik. Selama ini, Kelebihan dan Kekurangan Televisi, menurut buku Badjuri, Adi. Jurnalsitik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010 disandarkan pada empat Macam; 1) Cepat, dari segi waktu, cepat dalam menyebarkan berita ke masyarakat luas; 2) Kesan realistik : audio visual; 3) Relatif mahal; 4) Pembuatan iklan tv cukup lama.

Akhirnya penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa program Mata Najwa Episode Sengketa Iman dalam menentukan topik, segmentasi, narasumber dan alur cerita berita, keputusan akhir dari rapat redaksi ditentukan oleh eksekutif produser. Dengan demikian, Program mata Najwa Episode Sengketa Iman tidak mengikuti ketentuan tahapan produksi program televisi standart operasion procedure (SOP) dimana yang berperan menentukan tema adalah produser.


(6)

ii

ميحرلا نمحرلا ها مسب

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas nikmat, hidayah, inayah, dan rahmat yang dilimpahkan kepada hamba-Nya yang fana ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan kita para pengikutnya.

Skripsi berjudul “ANALISIS PROGRAM MATA NAJWA EPISODE

SENGKETA IMAN DI METRO TV”, dimaksudkan untuk mendeskripsikan

Proses Pra Produksi, Produksi, Pasca Produksi, mengevaluasi dan format program Talk Show di televisi. Tulisan ini diharapkan dapat mengungkap suatu temuan baru tentang tahan Proses Pra Produksi, Produksi, Pasca Produksi, evaluasi dan Format televisi atau setidaknya memperkuat kelebihan dan kekurangan televisi yang telah digulirkan oleh para peneliti sebelumnya. Penulis ingin melihat sejauh mana televisi berperan dalam memberitakan program dengan tayangan-tayangan positif yang memberikan pencerahan bagi khalayak luas.

Berkat kekuatan yang diberikan oleh Zat Yang Maha Rahman, Rahim, dan Alim skripsi ini bisa terselesaikan. Usaha yang maksimal telah penulis lakukan untuk menyelesaikan tugas akhir di Program Strata1 Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini dengan segala kekurangan serta kelebihannya.

Penyelesaian penulisan ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan para pembimbing; baik formal maupun informal, serta bantuan, kemudahan, dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Karena itu, sudah sepantasnyalah pada


(7)

iii

kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya, terutama kepada:

1. Prof. DR. Komaruddin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memperkenankan penulis menimba ilmu di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus sebagai promotor penulisan skripsi ini.

2. Dr. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Pembantu Dekan Bidang Akademik, Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum dan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

3. Drs. Jumroni, MSi, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 4. Umi Musyarofah MA, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan perkuliahan ini, terutama dalam pengurusan nilai-nilai kuliah.

5. Dr. H. Sunandar, MA, selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak henti-hentinya meluangkan waktu, fikiran dan tenaga dalam memberikan arahan dan bimbingan disela-sela kesibukan beliau.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu, pengalaman dan wawasan serta kontribusi yang tak ternilai harganya. Semoga menjadi amal ibadah yang tak akan terputus. dan tidak lupa pula kepada seluruh staff dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga para staff perpustakaan Fakultas maupun Universitas yang telah memberikan pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di kampus.


(8)

iv

7. Seluruh Crew “Mata Najwa” Metro TV, khususnya kepada Asvin Ellyana selaku Produser I Mata Najwa, Ibu Dahlia Citra, selaku Produser II Mata Najwa, Jati Savitri, selaku Produser II Mata Najwa, Steffani Fortunata, selaku Staf Riset II dan Ryan Fatur, selaku Staf Produksi yang telah banyak membantu dan mempermudah jalan penulis untuk melakukan penelitian di

program “Mata Najwa” di Metro TV ini, sehingga penulis mampu menyelesaikannya dengan baik.

8. Ayahanda Bapak Nursan bin Samili serta Ibunda tercinta Roqoyah dengan kasih sayangnya tak pernah kenal lelah dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya dan selalu memberikan motivasi, doa dan seluruh pengorbanannya baik moril maupun materil Sehingga penulis bisa seperti sekarang ini. Jasa kalian tidak dapat terbayar oleh apapun. Bila Lautan Menjadi Tinta untuk menulis Kertas tidak cukup untuk membalas Budi mu Bapak dan Ibu.

Terima kasih Bapak, ibu…

9. Untuk semua saudara-saudaraku, kakak Roman Nurbawa dan adikku, Rano Saefullah. Sahabat-Sahabatku di rumah Bang Iwan, Iwa, Rusli dan Inu. Terima kasih atas semua dukungan kalian selama ini. Semoga hal baik yang ada dalam diri penulis, bisa menjadi contoh yang baik pula untuk kalian, khususnya untuk adik-adikku yang masih studi, semangat terus untuk jadi yang sukses dunia akhirat. Amin...

10.Teman-teman seperjuangan KPI D angkatan 2009, Bintang Nurul Kawakib, Reza Pahlefi Akbar, Yusuf Tadarusman, Arkho Anggadara, Rizki Maulana, Fitriani, Ridwan Aditya Putra, Tika Aprilia, Eko Wahyudi, Fadli Rosyad,


(9)

v

Achmad Nofal, Muhamad Rikza, M. Riza Akbar, Wahyu Eko Wibowo, Bayu Noer Cahyo, Mahdi Musthaffa, Ryan Rifqi Nugroho, Noflim Trisna Ayuningsih, Fajrin Dwi Ayu. F, Yulia Nurrohmah, Zakkiyah Al- Wahdah, Muhamad Bushairi, Yudid Septiyarini, Muhamad Zidni Rizki, Nur oktaviania, Dina Nurdian, Nur Fajrina, Hidayati Nurfajrina, Rizki Saputra , Agus Dwi Cahyono. terima kasih banyak selama ini telah memberikan dukungan, doa, dan motivasi selama kita menjalani studi di kampus ini. Semoga jalan hidup yang kita ambil, tidak akan memutuskan ikatan silaturrahim kita selama ini dan selalu akan tetap baik selamanya. Amin. 11.Dan Teman-teman KKN SUKSES 2012, Farhan Hidayat, Zakky Yuda

Pratama, Nur Faizah, Ani Rikazah Haris, Abdul Rohim, Ishlah Zamani, Mega, Nany, Dahlia, Aida, Melani, Husin, dan Deni yang telah memberikan hidup ini menjadi berwarna. Semoga di masa depan menjadi orang-orang sukses.

Akhirnya penulis tutup kata pengantar ini dengan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan semua pihak yang tak mungkin sebutkan nama satu per satu, serta mohon maaf bila skripsi ini masih jauh dari sempurna. Saran, masukan, dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga Allah memberikan pahala sebagai bekal akhirat. Amin.

Jakarta, 07 Maret 2013 Penulis


(10)

vi

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Tinjauan Pustaka... 9

E. Metodologi Penelitian ... 10

F. Sistematika Penulis ... 15

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Ruang Lingkup Program Televisi ... 17

1. Pengertian Program Televisi ... 17

2. Jenis-Jenis Program ... 19

3. Tahapan Produksi Program Televisi... 24

4. Pengaturan Penayangan Program... 37

B. Tinjauan Tentang Televisi... 42

1. Pengertian Televisi ... 42

2. Sejarah dan Perkembangan Televisi Indonesia ... 46


(11)

vii

BAB III GAMBARAN UMUM PROGRAM MATA NAJWA

A. Objek Penelitian Profil Program Mata Najwa ... 54

1. Sejarah Berdiri Program Mata Najwa... 54

2. Biografi Najwa ShihabMetro TV... 56

3. Penghargaan Jurnalis Najwa Shihab... 57

4. Target Audience Program Mata Najwa... 58

B. Kategori Program Metro TV ... 59

1. Metro News ... 59

2. Metro Information Documentary ... 59

3. Metro Reality Show ... 60

4. Metro Talkshow ... 60

BAB IV ANALISIS PROGRAM MATA NAJWA DI METRO TV A. Pra dan Proses Poduksi Program Mata Najwa ... 61

1. Pra Produksi Program Mata Najwa ... 61

2. Proses Produksi Program Mata Najwa ... 64

B. Pasca dan Evaluasi Produksi Program Mata Najwa ... 73

1. Proses Pasca Produksi Program Mata Najwa... 73

2. Evaluasi Produksi Program Mata Najwa ... 75

C. Format dan Analisis Program Mata Najwa... ... 76

1. Format Episode Sengketa Iman ... 77

2. Analisis Episode Sengketa Iman ... 78


(12)

viii

B. Saran ... 86 DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Televisi merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Dibandingkan dengan media massa lainnya, seperti radio, surat kabar, majalah, dan sebagainya, televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengan media gambar (audio visual). Penyampaian isi atau pesan juga seolah-olah langsung antara komunikator (pembawa acara, pembaca berita, dan sebagainya) dengan komunikan (pemirsa). Informasi yang disampaikan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat jelas secara visual.1

Televisi sebagai media massa keberadaannnya sangat dibutuhkan. Karena televisi dengan bentuk audio-visualnya mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dizaman global dan modern seperti sekarang ini.Urgensinya adalah di samping sebagai penyampaian informasi (hiburan, bisnis, dan pendidikan) juga bisa dipakai sebagai alat propaganda (politik).

Televisi mempunyai daya tarik yang kuat untuk menghibur khalayak karena memiliki unsur-unsur kata-kata, musik, sound effect dan memiliki unsur visual berupa gambar.2Dan gambar ini bukan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu

1

Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Isi Media Televisi). (Jakarta: Rineka

Cipta, 1999), Cet ke-1, h.v.

2

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : PT. Citra Aditya


(14)

menimbulkan kesan yang mendalam bagi penonton.Segala sesuatu yang menjadi keunggulan televisi tersebut bisa dinikmati dengan santai dirumah dengan aman dan nyaman bersama seluruh keluarga.

Akhir-Akhir ini media televisi mempunyai kedudukan yang vital dan banyak diminati masyarakat, bukan hanya di negara kita saja, tapi di negara-negara maju, termasuk Amerika Serikat di dalamnya.3Jalaludin Rahmat mengatakan bahwa televisi sudah menjadi agama masyarakat industri, artinya masyarakat sekarang sudah belajar hidup dari televisi.Negara Amerika pernah menganggap bahwa televisi sebagai “the Second Good” (tuhan kedua) tetapi sekarang televisi bukan tidak mungkin sudah

menjadi “The Firsh God” (tuhan pertama).Kalau kita lihat dari peran dan fungsi televisi sebagai kotak ajaib, yang bisa membuat sesorang betah dihadapan pesawat televisi sampai berjam-jam.

Televisi mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan media massa lainnya. Pertama, pesan televisi disajikan secara audio dan visual, berbeda dengan radio yang hanya audio (melalui pendengaran) dan surat kabar yang bersifat visual saja (melalui penglihatan). Televisi unggul dalam membangun daya tarik, persepsi, perhatian dan imajinasi dalam mengkostruk realitas. Kedua, dilihat dari sisi aktualitas peristiwa, televisi bisa lebih cepat memberi informasi kepada pemirsa dari pada surat kabar, radio dan majalah.Ketiga, dari segi khalayak televisi menjangkau ratusan ribu

3


(15)

3

pemirsa.Kempat, efek kultural televisi lebih besar daripada efek yang dihasilkan jenis-jenis media lainnya.4

Pertelevisian di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang cukup beberapa tahun belakangan ini.Awalnya, kita hanya memiliki satu stasiun televisi, itu pun dimiliki oleh pemerintah, namanya Televisi Republik Indonesia (TVRI) pada tahun 1989, lahirnya stasiun Televisi Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI).Stasiun tersebut menjadi Televisi Swasta pertama di Indonesia.Stasiun televisi yang berturut-turut lahir adalah Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia, Indosiar, dan Andalas Televisi (ANTV).Sejak era reformasi bergulir Televisi swasta pun semakin ramai bermunculan ada Metro TV, Transformasi Televisi (Trans TV), TV 7 yang kini menjadi Trans 7, Lativi yang belakang menjadi TV One, Serta Global TV.

Secara umum, Stasiun Televisi kita terdiri atas Televisi Generalis dan Televisi Spesialis.Televisi generalis menyajikan program atau acara yang beragam, mulai dari sinetron, musik, film, acara anak-anak, hingga berita.Untuk televisi nasional, yang termasuk dalam kategori televisi generalis adalah RCTI, SCTV, TPI, Indosiar, ANTV, Trans 7, termasuk TVRI.Televisi spesialis menitik beratkan pada program

4

Asep S. Muhtadi dan Sri Handjani, Dakwah Kontemporer : Pola Alternatif Dakwah Melalui


(16)

tertentu.Metro TV dan TV One adalah TV khusus yang cenderung atau menspesialisasikan diri pada program berita.5

Dengan tumbuhnya dunia teknologi dan informasi yang diiringi dengan banyaknya bermunculan stasiun-stasiun televisi baru baik stasiun televisi lokal maupun nasional.Dunia pertelevisian Indonesia pun menjadi berkembang dengan cepat baik dari teknologi maupun acara-acara yang disajikan.Pilihan program acara dan segmentasi pemirsanya pun beragam, ada televisi yang mengkhususkan dirinya dalam bidang hiburan anak, remaja ataupun umum.Namun ada juga televisi yang hanya menayangkan edukasi dan informasi dimana itu semua merupakan syarat dasar etika penyiaran yaitu penyiaran harus mengandung edukasi, informasi dan hiburan.Salah satustasiun televisi swasta di Indonesia yang banyak menayangkan edukasi dan informasi adalah Metro TV.

Metro TV adalah televisi yang mengkhususkan segmentasi penyiarannya hanya pada informasi dan edukasi (walaupun ada sedikit hiburannya). Stasiun televisi yang berdiri sejak 25 Nopember 2000 ini lebih banyak menayangkan berita, informasi umum dan hal-hal yang berhubungan dengan edukasi. Tak heran jika segmentasi pemirsanya jatuh pada kalangan masyarakat menengah ke atas, dimana pemikiran masyarakat tersebut sudah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh bangsa Indonesia ini. Masyarakat sudah pandai untuk memilah dan memilih mana yang baik

5

Usman, Ks. Television News Reporting & Writing (Bogor : Ghalia Indonesia, 2009) cet 1


(17)

5

dan pantas untuk disaksikan.Berbeda dengan masyarakat menengah kebawah, yang notabenya tidak memikirkan hal-hal demikian. Bahkan yang mereka butuhkan hanya sekedar hiburan semata, seperti : tayangan infotainment,sinetron-sinetron, tayangan musik, dan hiburan-hiburan lainnya.

Metro TV merupakan salah satu dari dua stasiun televisi swasta di Indonesia seperti TV One yang juga menyajikan tayangan dan program-programnya yang berfokus pada informasi dan edukasi. Salah satu acaranya di Metro TV yang menyajikan edukasi adalah Mata Najwa. Acara yang disi oleh Najwa Shihab atau yang akrab biasa dipanggil Nana ini seorang wartawan senior yang telah bergabung sejak awal berdiri Metro TV sekitar 9 tahun silam,pembawa acara beritaMetro TV. Antara lain menjadi anchor program berita Prime Time,Metro Hari Ini dan program talk showToday's Dialogue. Ditantang mengawal sebuah talk show dengan menggunakan nama pribadi, Mata Najwa.

Program Tersebut lebih mengedepankan karakter sebagai anchor. kharakter khusus dalam memberikan pertanyaan kepada narasumber yaitu sangat kritis, dengan cara bicara cepat, mengulik, dan selalu menggali lebih tajam. Gaya seperti itu yang tampilkan di Mata Najwa yang sekaligus menjadi keseluruhan karakter program ini.Salah satu ciri acara ini adalahOne on One yaitu dalam memberikan pertanyaan tidak berbincang dengan lebih dari satu narasumber secara bersamaan berbeda dengan program lainnya.Kesuksesan acara ini tidak terlepas dari Pembawa acara


(18)

tetapi dalam pengemasan acara yang dinamis dan bisa diubah sesuai dengan situasi dan kebutuhan yang terjadi dimasyarakat.

Oleh karena itu, program Mata Najwa masih bertahan hingga saat ini ditengah-tengah masyarakat dan terus menghadapi persaingan program sejenis yang tayang di Metro TV dengan melakukan perbandingan dengan setiap acara, membuat evaluasi pada akhir produksi acara agar program ini sangat menarik untuk masyarakat. Kemudian, evaluasi yang bagaimanakah membuat program Mata Najwa masih bertahan selama ini?dan Apa format acaranya? Berdasarkan latar belakang

yang telah dijelaskan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti “ANALISIS

PROGRAM MATA NAJWA EPISODE SENGKETA IMAN DI METRO TV.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Karena banyaknya efek yang ditimbulkan oleh suatu tayangan televisi, baik itu yang berdampak positif maupun negatif.Kami selaku penulis tidak terjebak dengan berbagai pandangan.Kami mengganggap tayangan Mata Najwa sangat menarik, dari segi Informasidan Edukasi.Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, maka masalah hanya akan peneliti batasi pada program Mata Najwa yaitupada EpisodeSengketa Iman tayang 5 September 2012.


(19)

7

2. Rumusan Masalah

Dengan demikian untuk lebih memperjelas penelitian ini maka penulis merumuskan beberapa permasalahannya, yaitu :

a. Bagaimanakah proses Pra Produksi pada Program Mata Najwa di Metro TV Episode Sengketa Iman tayang 5 September 2012?

b. Bagaimanakah proses Produksi pada Program Mata Najwa di Metro TV Episode Sengketa Iman tayang 5 September 2012?

c. Bagaimanakah tahapan Proses Pasca dan Evaluasi pada Program Mata Najwa Episode Sengketa Iman 5 September 2012?

d. Bagaimanakah Format Program Mata Najwa di Metro TV Episode Sengketa Iman tayang 5 September 2012?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui proses Pra Produksi pada Program Mata Najwa di Metro TV Episode Sengketa Iman Episode Sengketa Iman tayang 5 September 2012. b. Untuk mengetahui proses Produksi pada Program Mata Najwa di Metro TV


(20)

c. Untuk mengetahui Tahapan Pasca dan evaluasi Produksi Program Mata Najwa di Metro TV Episode Sengketa Iman tayang 5 September 2012.

d. Untuk mengetahui format Program Mata Najwa di Metro TV Episode Sengketa Iman tayang 5 September 2012.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari Penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Secara Akademis

Penelitian ini diharapkan memberi masukan dalam segi keilmuan komunikasi terutama dari peminat media studi tentang proses produksi evaluasi program di media televisi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu Komunikasi khususnya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan baru untuk menambah wawasan berbagai kalangan seperti teoritis, praktis, dan aktivis penyiaran televisi yang pada umumnya bagi para pengelola stasiun televisi dijadikan sebagai sarana alternatif untuk mempertahankan nilai-nilai agama secara efektif disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan memberi inspirasi serta


(21)

9

kreatifitas kepada anak muda untuk melakukan kegiatan yang positif melalaui media massa.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skipsi ini, penulis mengadakan tnjauan kepustakaan di perpustakaan yanga da difakultas Dakwah dan Komunikasi maupun di Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut pengamatan penulis dari observasi yang dilakukan, penulis hanya menemukan penelitian ilmiah tentang :

1. “Analisis Program Kick Andy Di Metro TV” yang disusun oleh Agus Isnaien NIM 206051003901. Penelitian berisi tentang pra produksi, produksi dan pasca produksi. Yang membedakan dengan peneliti buat yaitu dari segi tema acaranya, format acaranya, dan jam tayang acaranya.

2. “Analisis Program Tabir Sunnah Di Trans 7” yang disusun oleh Ais Ramdhan Rasyid, Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahun 2007. Adapun permasalahan yang dibahas adalah mengenai desain program, pelaksanaan program, dan evaluasi program Tabir Sunnah Di Trans TV.

3. “Analisis Program Just Alfin DI Metro TV” yang disusun oleh Dini Nurdiyani, Mahasiswa Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahun 2008. Adapun permasalahan


(22)

yang dibahas adalah mengenai Pra Produksi, pelaksaan proses produksi, dan pasca produksi program Just Alfin Di Metro TV.

4. ”Analisis Produksi Program Drama Komedi Sitkom” OB” Office Boy di RCTI disusun oleh Yofy Andres dengan NIM 203051001450,

penelitiannya berisi tentang program drama. Sitkom “OB” lahir dari ide

gagasan produser yang melihat adanya celah untuk menayangkan sebuah

program. Program Sitkom “OB” di harapkan dapat menghibur

penulisannya/ khalayak. Akhirnya peneliti dapat mengetahui bagaimana

proses produksi program Sitkom “OB” berhasil menarik perhatian khalayak dan digemari oleh pemirsanya tanpa membedakan jenis kelamin, usia , golongan, terbukti dengan sudah diproduksi/ditayangkan 450 episode program Sitkom “OB”. Yang membedakan dengan penelitian buat yaitu dari segi temannya, format acaranya, jam tayang acaranya dan penayangan acaranya.

E.Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tujuan untuk memberikan gambaran secara umum dan mendetail dari hasil yang diperoleh setelah melakukan pengamatan langsung dilapangan yang kemudian dianalisis.Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak


(23)

11

dapat dicapai dengan menggunakan cara-cara kuantitatif (statistik).Penelitian kualitatif dapat menunjukan pada penelitian tenang masyarakat, sejarah, tingkah laku, juga tentang fungsionalisasi organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan kekerabatan.Beberapa data dapat diukur melalui data sensus, tetapi analisisnya adalah analisis kualitatif.6

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah responden penelitian dan sumber data.Ia menerangkan bahwa responden penelitian adalah orang yang dapat merespon, memberikan informasi tentang data penelitian. Sementara Sumber data adalah benda atau hal atau orang tempat peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang data.Maksudnya subjek penelitian adalah benda atau hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat dan yang dipermasalahkan7.Dalam penelitian ini terdapat subjek yang merupakan faktor utama dalam menentukan hasil dari penelitian yaitu semua crew-crew yang terkait langsung dalam program Mata Najwa. Subjek penelitian ini juga merupakan orang-orang yang memberikan informasi dalam penelitian ini.

6

Anselm Strauss dan Julliet Corbit, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif (Prosedur, Teknik, dan Teori Grounded). (Surabaya : PT Bina Ilmu Offset, 2007), h. 11

7

Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian (Suatu Tinjauan Teoritis dan


(24)

b. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah barang yang hendak diteliti oleh peneliti8.Sedangkan objek dari penelitian yaitu proses pra produksi, produksi, format acara dan pasca produksi program Mata Najwa di Metro TV.

3. Tempat dan waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di stasiun televisi Metro TV, Jalan Pilar Mas Raya kav A-D.kedoya kebun jeruk jakarta barat.Di bagian produksi program Mata Najwa.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi yaitu metode yang digunakan peneliti untuk mengamati atau melakukan pengindraan langsung terhadap suatu kondisi, situasi, proses, aktivitas dan perilaku yang dianggap peneliti dapat digunakan sebagai data pelengkap.Observasi atau pengamatan langsung merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sering digunakan untuk jenis penelitian kualitatif.9 Teknik yang digunakan adalah observasinya, sifatnya secara langsung dengan melihat proses pra produksi, produksi dan pasca produksi.

8

Ibid, h. 29.

9

Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi : Teori dan Aplikasi (Yogyakarta:


(25)

13

b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin mendapatkan informasi dari orang lain dengan mengajukan pertanyaan-pertanyan berdasarkan tujuan tertentu.10 Data-data yang diperoleh adalah dengan wawancarai eksekutif produser, produser dan Presenter atau pihak-pihak yang terlibat didalam program Mata Najwa. Penelitian melakukan wawancara secara tatap muka (face to face).Pedoman wawancara yang digunakan adalah bentuk wawancara terstruktur, dalam hal ini peneliti menyiapkan pertanyaan tertulis.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.Pengumpulan data ini diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa cacatan formal, dan dengan mengumpulkan serta menelaah beberapa literatur baik berupa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen yang ada pada redaksi.Mempelajari bahan-bahan atau dokumen-dokumen yang ada, yang berhubungan dengan penelitian.Tujuannya adalah guna melengkapi sebuah penelitian.11 Untuk dokumentasi, penulis melakukan pengambilan data yang diperoleh secara langsung datang ke Metro TV Program Mata Najwa,

10

Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan

Ilmu Sosial Lainnya), (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), h.180

11

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertasi Contoh Praktis riset

Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana, 2007), H. 116


(26)

dan disana peneliti mendapatkan semua kebutuhan yang peneliti butuhkan, mulai dari dokumen-dokumen tentang Metro TV Program Mata Najwa sampai materi-materi yang peneliti butuhkan.

d. Teknik Analisa Data

Dari data-data yang dikumpulkan kemudian dianalisis, dan dari hasil analisis didapatkan hal-hal yang dirasa kurang pas, kemudian peneliti kritisi. Analisa yang digunakan penulis adalah analisa deskriptif yang menggambarkan keadaan sebenarnya dan dianggap akurat serta meruangkannya kedalam konteks penulisan karya ilmiah, dengan cara merasakan, menerangkan, memberikan gambaran serta klasifikasi dan mengintrepretasikan data-data yang terkupul secara apa adanya terlebih dahulu, kemudian menarik kesimpulan atas permasalahan yang berkaitan tersebut.

e. Pedoman Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.


(27)

15

F. Sistematika Penulisan

Agar pembahasan dalam penulisan skipsi ini sistematis, untuk itu penulis membaginya menjadi lima bab, yaitu tiap-tiap bab berisi sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Memuat tentang : latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BABII :TINJAUAN TEORITIS

Merupakan uraian teori-teori yang menjadi landasan dalam kerangka pemikiran dalam penelitian ini, berisi tentang ruang lingkup program yang menjelaskan tentang program, jenis-jenis program, pengaturan penayangan program, dan pengukuran kesuksesan program. Lalu dijelaskan juga tentang ruang lingkup televisi yang berisi tentang pengertian televisi, televisi sebagai alat komunikasi massa, pengaruh televisi, dan kelebihan dan kekurangan media televisi. yang terakhir berisi tentang ruang lingkup program televisi yang menjelaskan tentang desain program televisi, pelaksanaan program televisi dan evaluasi program televisi.


(28)

BAB III : GAMBARAN UMUM STASIUN METRO TV

Pada bab ini memuat tentang subjek dan objek penelitian. Dimana subjeknya adalah stasiun Metro TV terdiri dari : sejarah berdirinya stasiun Metro TV; visi-misinya; struktur organisasinya; serta program-programnya. Sedangkan objek penelitiannya adalah program Mata Najwa di Metro TV, yang terdiri dari : desain program Mata Najwa ; komponen penunjang produksi program Mata Najwa; serta share and rating program Mata Najwa.

BAB IV : ANALISIS PROGRAM MATA NAJWA

Pada bab ini memuat tentang bagaimana proses produksi program Mata Najwa Episode Sengketa Iman,tahapan dimulai dari proses Pra Produksi, produksi, pasca produksi dan evaluasi produksi, format acara danshare and rating.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini dimuat kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap rumusan permasalahan yang diajukan pada bab satu. Selain itu untuk mengembangkan studi selanjutnya, penulis berusaha memberikan saran kepada pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.Selain itu, diakhir skipsi juga dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiranya.


(29)

17 BAB II

LANDASAN TEORITIS A. Ruang Lingkup Program Televisi

1. Pengertian Program

Menurut P.C.S Sutisna dalam bukunya pedoman praktis penulisan skenario televisi dan video, mendefinisikan program televisi adalah bahan yang telah disusun dalam satu format sajian dengan unsur video yang ditunjang unsur audio yang secara teknis memenuhi persyaratan layak siar serta telah memenuhi standar estetika dan artistik yang berlaku.1

Menurut kamus WJS Purwodarminto, pengertian program adalah acara, sementara kamus Webster International volume 2 lebih merinci lagi, yakni: program adalah suatu jadwal (schedule) atau perencanaan untuk

ditindaklanjuti dengan penyusunan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara.2

Secara teknis penyiaran televisi, program televisi (television programming) diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical programming) setiap harinya.

1

P.C.S. Sutisna, Pedoman Praktis Penulisan Skenario TV dan Video, (Jakarta: PT. Grasindo,

1993) Cet ke-1, h.9

2

RM. Soenarto,Programa Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran(Jakarta:


(30)

Untuk menyusun program siaran diperlukan sistem pemrograman siaran.Dengan sistem itu diharapkan acara-acara yang hadir di layar televisi dapat membuat asik penonton, dapat disenangi penonton, bahkan bisa menjadi panutan penonton.

Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan pemirsanya. Sedangkan menurut Omar Abidin Gilang, program merupakan serangkaian acara atau sesuatu yang disiarkan dalam berbagai bentuk penikmat oleh stasiun penyiaran.3

Program itu sendiri berasal dari bahasa inggris (programme) atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah

“siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk.

Istilah program siaran dapat dianalogikan sebagai barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual pada bentuk lain. Menurut John R. Bitner, program atau kerap pula disebut dengan istilah acara adalah barang yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mendengarnya.4

Dengan demikian pengertian program adalah segala hal yang

ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan

3

Omar Abidin Gilang dalam Moeryanto Gining Munthe, Media Komnikasi Radio, (Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, 1996) h.62

4

Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: Pustaka Populer KLIS, 2004) Cet.


(31)

19

audiencenya.Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi.

2. Jenis-Jenis Program

Jenis Program TV Pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian besar yaitu program hiburan (sinetron, film, music, dan lain-lain) dan program informasi.Program informasi ditelevisi, sesuai dengan namanya, memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap ssuatu hal.Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien.Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang dijual kepada audien.Dengan demikian, program informasi tidak hanya melalui program berita di mana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk juga talk show(perbincangan) misalnya wawancara dengan artis, orang terkenal atau dengan siapa saja.Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news)5.

5

Morrison, M.A, Jurnalistik Televisi Mutakhir (Jakarta : Kencana 2008) cet. Ke-1 hal. 24-25


(32)

a. Berita keras

Berita keras atau hard news adalah segala Informasi penting atau menarik yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya.Peran televisi sebagai sumber utama hard news bagi masyarakat cenderung untuk terus meningkat.Media penyiaran adalah media yang paling cepat dalam menyiarkan berita kepada masyarakat.Dalam berita-berita mengenai konflik, televisi menjadi medium informasi yang paling dipercaya.Hal ini disebabkan televisi menyajian gambar yang menjadi bukti yang tak terbantahkan. Pada umumnya stasiun televisi menginvestasikan dana dalam jumlah yang cukup besar untuk kegiatan pemberitaan dalam porsi waktu siaran yang cukup besar. Dalam hal ini berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu: straight news, features, dan infotainment.

Straight News.Straight news berarti berita „langsung’ (Straight), maksudnya suatu berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja 5W + 1H (who, what, where, when, why, dan how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terikat waktu (deadline) karena informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audien.

Feature. Kita sering melihat suatu program berita menampilkan berita-berita ringan misalnya informasi mengenai tempat makan yang enak atau


(33)

21

tempat liburan yang menarik, berita semacam ini disebut feature.Dengan demikian, feature adalah berita ringan namun menarik.Pengertian menarik dsini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan sebagainya. Pada dasarnya berita-berita semacam ini dapat dikatakan sebagai softnews karena tidak terlalu terkait dengan waktu penayangan, namun karena durasinya singkat (kurang dari lima menit) dan ia menjadi bagian dari program berita maka feature masuk ke dalam kategori hard news.

Infotainment.Kata infotainment berasal dari dua kata yaitu information yang berarti informasi dan entertainment yang berarti hiburan, namun infotainment bukanlah berita hiburan atau berita yang memberikan hiburan.Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity), dan karena sebagaian besar dari mereka bekerja pada industri hiburan seperti pemain film/sinetron, penyanyi dan sebagainya maka berita mengenai mereka disebut juga dengan infotainment.Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan.Namun dewasa ini infotainment disajikan dalam program berita sendiri yang terpisah dan khusus menampilkan berita-berita kehidupan selebritis.


(34)

b. Berita lunak

Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segara ditayangkan.6Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri di luar program berita. Program yang masuk ke dalam kategori berita lunak in adalah: magazine, current affair, documenter, dan talk show.

Current Affair.Dari namanya, Pengertian current affair adalah persoalan kekinian.Current affair adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam.Dengan demikian current affair, cukup terikat dengan waktu dalam hal penanyangannya namun tidak seketat hard news, batasnnya adalah bahwa selama isu yang dibahas masih mendapat perhatian khalayak maka current affair dapat disajikan.

Magazine. Diberi namamagazine karena topik atau tema yang disajikan mirip dengan topik-topik atau tema yang terdapat dalam suatu majalah (magazine).Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lainmagazine adalah future dengan durasi yang lebih panjang magazine ditayangkan pada program tersendiri

6


(35)

23

yang terpisah dan program berita. Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu informasi ketimbang aspek pentingnya. Suatu program magazine dengan durasi 30 menit atau satu jam dapat terdiri atas hanya satu topic atau beberapa topik.

Documenter.Dokumenteradalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Gaya atau cara penyajian dokumenter sangat beragam dalam hal teknik pengambilan gambar, teknik editing dan teknik pencitraannya, mulai dari yang sederhana hingga yang tersulit. Suatu program dokumenter adakalanya dibuat seperti membuat sebuah film sehingga sering disebut dengan film dokumenter.

Talk Show.Program talk show atau pembincangan adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host).Mereka yang diundang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas.


(36)

3. Tahapan Produksi Program Televisi

Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser professional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran mendalam, yaitu materi produksi, sarana produksi (equipment), biaya produksi (financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan produksi.7

Berpikir tentang produksi program televisi bagi seorang produser professional, berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksi itu, selain menghibur, dapat menjadi suatu sajian yang bernilai, dan memiliki makna.

Produksi yang bernilai atau berbobot hanya dapat diciptakan oleh seorang produser yang memiliki visi.Namun, apakah visi itu tumbuh dari suatu acuan mendalam yang bermuara pada orientasi, ideologi, religi, dan pemikiran-pemikiran kritis atas sarana yang dipakai untuk menampilkan materi produksi.Atau, visi itu sekedar mengikuti arus yang mengalir.

Bertolak dari dorongan kreativitas, seorang produser yang menghadapi materi produksi akan membuat seleksi. Dalam seleksi ini intelektualitas dan spiritualitas secara kritis menentukan materi mana yang diperlukan dan mana yang tidak. Kemudian akan lahir ide atau gagasan. Dilengkapi dengan materi atau bahan lain yang menunjang ide ini, akan tercipta konsep berupa naskah

7

Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi(Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007),


(37)

25

untuk produksi. Naskah ini merupakan bahan dasar yang perlu dipirkan oleh seorang produser ketika ia akan mulai berproduksi.

1. Materi Produksi

Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa saja. Kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang bermutu.

Suatu kejadian yang istimewa biasanya merupakan materi produksi yang baik untuk program-program dokumenter atau sinetron.Tentu saja kejadian itu masih harus dilengkapi dengan latar belakang kejadian dan hal-hal lain yang perlu untuk menjadikan program itu sebuah program yang utuh.Untuk itu, masih diperlukan riset yang lebih mendalam agar semua data yang bersangkut-paut dengan materi hasil produksi itu lengkap.

Dari hasil riset materi produksi, muncul gagasan atau ide yang kemudian akan diubah menjadi tema untuk program dokumenter atau sinetron (film televisi). Mungkin juga gagasan itu langsung menjadi konsep program.Tema ataupun konsep program kemudian diwujudkan menjadi treatment.Treatment adalah langkah pelaksanaan perwujudan gagasan menjadi program.Oleh karena itu, treatment untuk setiap format program berbeda-beda.

Dari treatment akan diciptakan naskah (script) atau langsung dilaksanakan produksi program. Bobot atau muatan sebuah program


(38)

sebetulnya sudah tampak ketika gagasan diwujudkan menjadi treatment.Dari sinilah penyempurnaan konsep program dapat dilaksanakan sehingga menghasilkan naskah atau program yang baik.

2. Sarana Produksi

Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi.Tentu saja diperlukan kualitas alat standar yang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus.

Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit peralatan pencahayaan. Kualitas standar dari ketiga unit peralatan ini menjadi pertimbangan utama seorang produser ketika ia mulai dalam perencanaan produksinya. Selebihnya berfungsi sebagai peralatan penunjang produksi.Seperti alat transportasi untuk produksi luar studio dan unit studio dengan dekorasi untuk produksi dalam studio.

1. Biaya Produksi

Tidak terlalu sederhana merencanakan biaya untuk suatu program produksi. Dalam hal ini, seorang produser dapat memikirkan sampai sejauh mana produksi itu kiranya akan memperoleh dukungan financial dari suatu pusat produksi atau stasiun televisi. Oleh karena itu, perencanaan budget atau biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan, yaitu:8

8


(39)

27

a. Financial Oriented

Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada kemungkinan keuangan yang ada.Kalau keuangan terbatas berarti tuntutan-tuntutan tertentu untuk kebutuhan produksi harus pula dibatasi. Misalnya: tidak menggunakan artis yang pembayarannya mahal, menggunakan lokasi shooting yang tidak terlalu jauh, konsumsi yang tidak terlalu mewah. Segala sesuatunya didasari atas kemungkinan keuangan.

b. Quality Oriented

Perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntutan kualitas hasil produksi yang maksimal.Dalam hal ini, tidak ada masalah keuangan.Produksi dengan orientasi badget semacam ini biasanya produksi prestige. Produksi yang diharapkan mendatangkan keuntungan besar, baik dari segi nama maupun financial. Untuk menghasilkan kualitas yang paling tinggi dari produksi itu, produser boleh melibatkan semua orang nomor satu dibidangnya.

Menentukan biaya produksi suatu program televisi dengan video bagi produser atau manager siapa pun merupakan hal yang rumit.Banyak faktor tidak terduga yang sewaktu-waktu dapat terjadi.Oleh karena itu, membuat perencanaan anggaran produksi seolah-olah mengharuskan mata dan pikiran kita melihat hal-hal tersembunyi atau yang sekiranya tidak ketahuan dan yang


(40)

mungkin memerlukan biaya.Estimasi biaya yang tertera dalam rencana anggaran, paling tidak dapat membuat batasan-batasan yang baik ketika pelaksanaan produksi dan mencegah pemborosan.Bagaimanapun tidak ada produksi yang ingin menderita kerugian dan menjadi macet karena kekeliruan dalam melaksanakan rencana anggaran atau membuat estimasi biaya.

2. Organisasi Pelaksanaan Produksi

Suatu produksi program televisi melibatkan banyak orang, misalnya para artis, crew, dan fungsionaris lembaga penyelenggara, polisi, aparat setempat dimana lokasi shooting dilaksanakan, dan pejabat yang bersangkut-paut dengan masalah perijinan.Supaya pelaksanaan shooting dapat berjalan lancar, produser harus memikirkan juga penyusunan organisasi pelaksana produksi yang serapi-rapinya.Dalam hal ini, produser dapat dibantu oleh asisten produser atau sering disebut produser pelaksana atau production manager.Ia mendampingi sutradara dalam mengendalikan organisasi.

Produser pelaksana membawahi bendahara dan kasir yang mengatur keuangan dan membayar kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan. Sementara itu, sekretariat mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan surat menyurat, kontrak, dan perijinan. Tanggungjawab untuk pelaksanaan dari organisasi yang bersifat lapangan ini dipikul oleh bagian yang disebut unit manager.Bagian ini menanggung tugas dari dua sisi sekaligus; sisi organisasi dan sisi artistik.Bidang yang langsung di bawah koordinasi pelaksana unit


(41)

29

manager, misalnya perijinan, transportasi, konsumsi, dan akomodasi.Lokasi, setting/dekorasi, property (perlengkapan), kostum dan make-up, pelaksanaan lapangan berada dalam koordinasi unit manager, tetapi segi artistik sepenuhnya di bawah tanggungjawab art designer atau art director.

Sutradara dibantu sepenuhnyaoleh art designer dan director of photography (kamerawan).Sementara kamerawan membawahi bagian pencahayaan (lighting) dan suara (sound).Sutradara adalah penanggungjawab penuh suatu produksi.

Pelaksanaan produksi untuk produksi program televisi di studio memiliki nama yang berbeda pula. Sutradara disebut pengarah program atau Program Director (PD).Fungsi dan tugasnya mirip denga sutradara. Hanya ia bekerja di belakang meja kontrol di ruang kontrol. Asisten sutradara disebut Floor Director (FD) tugasnya membantu sutradara mengarahkan pemain dan crew di dalam studio rekaman gambar. Pembantu pengarah program yang lain adalah switcher. Ia bertugas membantu pengarah acara men-switch kamera melalui tombol di meja kontrol. Pelaksana produksi lain sama dengan pelaksana produksi shooting lapangan. Bedanya pada jumlah kameramen.Dengan multikamera diperlukan dua sampai empat kamerawan sekaligus.


(42)

Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien.Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut standart operasion procedure (SOP), seperti berikut:9

a. Pra-Produksi (Perencanaan dan Persiapan)

Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut:

1) Penemuan Ide

Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.

2) Perencanaan

Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan crew.Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.

3) Persiapan

9


(43)

31

Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan.

b. Produksi

Sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis, crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita.

Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil dalam adegan (scene). Berikut ini adalah beberapa posisi kamera (camera position), yang apabila terangkaikan akan menjadi suatu cerita yang hidup:10

1. Shoot jauh (long shoot)

Suatu pengambilan objek oleh kamera dari jarak yang jauhnya cukup untuk dapat mengambil pemandangan yang lengkap dari suatu adegan.

2. Shoot dekat (close shoot)

Suatu pengambilan objek dari bahu ke atas. Close shoot dalam naskah kamera disingkat CS.

3. Shoot agak dekat (medium shoot)

10

Sunandar, Telaah Format Program Keagamaan di Televisi; Studi Deskriptif Analisis


(44)

Suatu pengambilan objek oleh kamera dari dada ke atas.Dalam naskah kamera istilah itu disingkat MCS.

4. Shoot sewajah (close-up)

Suatu pengambilan objek untuk menghasilkan gambar wajah seseorang sebatas dagu ke atas.Istilah ini disingkat CU.

5. Shoot terdekat (big close-up)

Pengambilan sebuah objek secara khusus oleh kamera untuk menampilkan salah satu bagian dari tubuh manusia atau suatu benda tertentu sehingga tampak amat sangat jelas. Big close-up yang lazim disingkat BCU, kadang-kadang disebut juga Extra close-up dan Extreme close-up. Dengan big close-up dapat ditampilkan mata, hidung, bibir, dan lain-lain secara khusus untuk memberikan kesan tertentu kepada pemirsa.

6. Shoot sedang (medium shoot)

Suatu pengambilan objek oleh kamera sebatas pinggang ke atas.Dalam naskah kamera, shoot tersebut disingkat MS.

7. Shoot agak jauh (medium long shoot)

Suatu pengambilan objek oleh kamera sebatas lutut ke atas. Shoot yang sering kali disingkat MLS ini dinamakan juga shoot lutut (knee shoot).

8. Shoot dua (two shoot)

Pengambilan objek oleh kamera yang menampilkan dua orang sebatas dada ke atas.


(45)

33

9. Shoot kelompok (group shoot)

Pengambilan objek oleh kamera yang menampilkan sejumlah orang sebatas dada ke atas.

10.Shoot udara (aerial shoot)

Pengambilan objek oleh kamera dari udara untuk menghasilkan suatu pemandangan yang mengesankan.

11.Shoot lebar (wide shoot)

Pengambilan suatu objek yang tidak terlalu jauh, suatu pengambilan gambar oleh kamera yang melingkupi area yang luas.

12.Shoot amat jauh (very long shoot)

Suatu pengambilan objek oleh kamera yang melingkupi area yang amat luas dimana terdapat suatu objek.

Semua shoot yang dibuat dicatat oleh bagian pencatat shoot dengan mencatat time code pada saat mulai pengambilan, isi shoot dan time code pada akhir pengambilan adegan. Kode waktu (time code) adalah nomor pada pita.Nomor itu berputar ketika kamera dihidupkan dan terekam dalam gambar. Catatan kode waktu ini nanti akan berguna dalam proses editing.

Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap malam di akhir shooting hari itu untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sungguh baik.Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya. Sesudah semua adegan di dalam naskah selesai diambil maka hasil gambar


(46)

asli (original material/row foot-age) dibuat catatannya (logging) untuk kemudian masuk dalam proses post production, yaitu editing.

b. Pasca-Produksi

Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online, dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua macam editing, yaitu: pertama, yang disebut editing dengan teknik analog atau linier. Kedua, editing dengan teknik digital atau non linier dengan computer.11

(1) Editing offline dengan teknik analog

Setelah shooting selesai, script boy/girl membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing offline (dengan copy video VHS supaya murah) sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis dan treatment. Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung-sambung dalam pita VHS. Sesudah editing kasar ini jadi, hasilnya dilihat dengan seksama dalam screening. Apabila masih perlu ditambah atau diedit lagi, pekerjaan ini dapat langsung dikerjakan sampai hasilnya memuaskan.Sesudah hasil editing offline ini dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script.Naskah editing ini

11

Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi(Yogyakarta: Pinus Book Publisher,


(47)

35

sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Naskah editing ini formatnya sama dengan skenario.

(2) Editing online dengan teknik analog

Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editing online ini siap, proses berlanjut dengan mixing.

(3) Mixing (pencampuran gambar dengan suara)

Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing.Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas.

(4) Editing offline dengan teknik digital atau non-linier

Editing non-linier atau editing digital adalah editing yang menggunakan komputer dengan peralatan khusus untuk editing. Alat editing tersebut bermacam-macam nama, jenis, dan fasilitasnya, misalnya: Pinacle –


(48)

Matrox – Canupus, dll. Tahapan pertama, yang harus dilakukan adalah memasukkan seluruh hasil shoot (gambar) yang dalam catatan atau logging memperoleh OK, ke dalam hardisk. Proses ini disebut capturing atau digitizing, yaitu mengubah hasil gambar dalam pita menjadi file, yang ketika diperlukan dapat dipanggil untuk disusun berdasarkan urutan yang diinginkan sutradara. Sesudah tersusun baik baru diurutkan kemudian dipersatukan agar shoot-shoot yang sudah disambung dapat dilihat secara utuh, proses ini disebut render. Setelah render dapat dilakukan screening. Apabila dalam screening masih perlu koreksi, maka koreksi dapat dikerjakan dengan menambah, mengurangi, atau menyisipi shoot yang diperlukan.

(5) Editing online dengan teknik digital

Editing online dengan teknik digital sebenarnya tinggal penyempurnaan hasil editing offline dalam komputer, sekaligus mixing dengan musik ilustrasi atau efek gambar (misalnya perlu animasi atau wipe efek) dan suara (sound effect atau narasi) yang harus dimasukkan. Sesudah semua sempurna, hasil online ini kemudian dimasukkan kembali dari file menjadi gambar pada pita Betacam SP atau pita dengan kualitas broadcast standart. Setelah program dimasukkan pita, boleh dikatakan pekerjaan selesai dan kelanjutannya adalah bagian dari pekerjaan di stasiun televisi.


(49)

37

4. Pengaturan Penayangan program

Ada lima hal yang harus diperhatikan dalam menyiapkan program siaran televisi, yakni:12

1) Pola siaran. Sebelum penata program menyusun acara siaran, terlebih dahulu harus menyiapkan pola siaran. Pola kerja seorang penyusun program atau programmer, yaitu programmer akan mengumpulkan terlebih dahulu referensi-referensi yang diperlukan: kebijakan siaran dari pimpinan stasiun televisi, persoalan sosial budaya yang berkembang di tengah masyarakat, jangkauan siaran, hasil jajak pendapat penonton, pemasok-pemasok program (rumah produksi, distributor), dan tentunya analisis bahan siaran yang mengacu pada kebijaksanaan umum siaran televisi.

Kebijaksanaan umum siaran televisi akan dilatarbelakangi oleh keadaan negara masing-masing. Secara universal penyelenggaraan siaran televisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Mampu memberi informasi (informatif),

12

RM. Soenarto,Programa Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran(Jakarta:


(50)

b. Mampu mendidik penonton (edukatif), c. Mampu memengaruhi penonton (persuasif), d. Mampu menghibur penonton (entertaining), dan e. Mampu menakuti penonton.

Pola siaran selalu dijadikan awal atau dasar dalam menyusun program siaran.Pola siaran merupakan pola penyusunan mata acara yang memuat penggolongan, kelompok hari, waktu, dan frekuensi siaran setiap mata acara dalam suatu periode tertentu, dan ini dijadikan panduan dalam penyelenggaraan siaran.

Dilihat dari penggolongan penyelenggaraan siaran televisi, penyelenggaraan siaran itu terdiri dari lima kategori, yakni:

1. Televisi yang berazaskan siaran umum (general television) 2. Televisi yang berazaskan siaran pendidikan (instructional TV /

educational TV)

3. Televisi bukan siaran (close circuit) 4. Televisi kabel/televisi berlangganan 5. Televisi pemberitaan

2) Arahan pola siaran. Untuk memolakan suatu acara siaran dibutuhkan wawasan arahan penyiaran program. Dari arahan itu diharapkan akan kian memperkuat posisi perusahaan atau instansi pertelevisian


(51)

39

bersangkutan. Arahan penyiaran televisi juga dimaksudkan sebagai rambu-rambu kebijakan pola siaran.

Di bawah ini ada delapan pedoman arahan penyiaran televisi, yaitu: 1. Penyiaran televisi diharapkan dapat menggalang dan

menyalurkan pendapat umum yang konstruktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk menjaga kelestarian persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. 2. Dapat meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan kecerdasan

kehidupan bangsa.

3. Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya bangsa. 4. Dapat menangkal pengaruh buruk terhadap tata nilai

perikehidupan bangsa Indonesia yang beraneka ragam.

5. Dapat meningkatkan peranan bangsa dan negara di tengah-tengah pergaulan antarbangsa dalam ikut melestarikan ketertiban dunia.

6. Meningkatkan pembangunan watak, kepribadian bangsa, harkat, dan martabat manusia.

7. Dapat menimbulkan kesadaran hukum dan terpeliharanya ketertiban umum serta rasa kesusilaan.

8. Dapat meningkatkan upaya bagi suksesnya pembangunan nasional.


(52)

3) Perubahan pola acara. Pola acara siaran dapat diubah sesuai keadaan. Kendati demikian, sebaiknya perubahan tidak sering dilakukan, karena dapat mengurangi simpati penonton.

Secara teknik pelaksanaan, antara pola acara siaran dan pola pemprograman siaran perlu dibedakan.Yang dimaksud dengan pola acara siaran adalah urutan acara dalam hitungan setiap hari dan setiap minggu.Sementara pola pemprograman lebih pada kebijakan siaran secara umum dan menyeluruh.

Ada dua alasan mendasar mengapa ada perubahan pola acara.Pertama, penempatan susunan acara harian dan mingguan ternyata tidak tepat.Kedua, ada acara-acara tertentu yang berbenturan antara stasiun yang satu dengan stasiun lainnya.

4) Bahan program. Bahan program siaran didapat dari budaya yang dimiliki oleh manusia. Manusia bisa berpikir, punya akal, punya peradaban, serta punya kepandaian. Mereka juga punya budaya, dan dari budaya itulah program siaran televisi bisa dipetik.

Kelompok terkecil kehidupan manusia adalah keluarga.Kita bisa mengambil butir-butir kehidupan keluarga bersangkutan.Ada tentang keharmonisan keluarga, ada kegagalan kehidupan keluarga, juga ada perihal perencanaan di luar rumah – semuanya bisa dijadikan bahan.


(53)

41

Kalau butir-butir kehidupan manusia memerlukan hiburan, sesuatu yang rileks, maka seni suara, seni musik, seni tutur yang ringan, dan komedi jadi bisa diketengahkan.

Manusia perlu hidup sehat, karena itu olahraga bisa menjadi suguhan yang sangat menarik.Pendidikan formal juga sangat menarik disuguhkan apabila bisa disusun secara menarik pula.Begitu juga pendidikan nonformal.

5) Sistem penempatan program siaran. Yang dimaksud dengan sistem penempatan program siaran, masing-masing adalah:

Program tahunan.Perencanaan program tahunan berpijak pada tahun berlakunya manajemen stasiun televisi bersangkutan.Isi program tahunan mengacu pada peristiwa-peristiwa penting setiap bulannya, sehingga peristiwa penting itu bisa dijadikan sebagai panduan tema siarannya.

Program pekanan atau mingguan.Yang dimaksud sebagai program pekanan atau mingguan adalah susunan program siaran dalam setiap minggunya.Atau lebih rinci lagi susunan mata acara dari Senin sampai Minggu, konfigurasi acara harian dari menit ke menit, dan penggunaan studio untuk penyelenggaraan operasional siaran – siaran langsung ataukah rekaman atau yang lainnya.Dasar pemprograman siaran


(54)

pekanan adalah dari pola tahunan. Dengan dasar ini sistem penyiaran akan berjalan berseiring dengan pelaksanaan di lapangan.

Program harian.Penyusunan program harian didasarkan pada berapa banyak bahan siaran yang tersedia. Ketersediaan bahan ini bisa berupa bahan jadi (istilahnya: completed program atau canned product), bisa pula berupa bahan siaran yang harus diproduksi terlebih dahulu. B. Tinjauan Tentang Televisi

1. Pengertian Televisi

Televisi secara etimologis berasal dari kata “tele” yang artinya jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Segi jauhnya diusahakan oleh prinsip radio dan penglihatannya oleh gambar13. Dengan demikian televisi yang dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini yaitu dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi) dan dapat dilihat dari tempat “lain” melalui sebuah perangkat penerima (televisi set).14

Kata televisi terdiri dari kata ”tele” dan ”visi”. Tele dalam bahasa Yunani mempunyai arti ”jarak” sedangkan Visi dalam bahasa Latin

13

Lathief Rosyidi, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, Cet. ke-2, Firma

Rimbow, Medan : 1989, hal. 221

14

Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Studi Deskriptif Analisis TPI, Tesis,


(55)

43

mempunyai arti ”citra atau gambar”. Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh.15

Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka menyebutkan arti televisi adalah pesawat sistem penyiaran gambar obyek yang bergerak, yang disertai dengan bunyi (suara) melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk penyiaran pertunjukan berita dan sebagainya.16Istilah televisi sendiri baru dicetuskan pada tanggal 25 Agustus 1906, di Kota Paris, Prancis. Saat itu di kota tersebut berlangsung pertemuan para ahli bidang elektronika dari berbagai negara.17

Menurut Skornis dalam bukunya Television and Society:: An Incuest and Agenda (1985), dibandingkan dengan media massa lainnya (radio surat kabar, majalah, buku dan sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Ia merupakan gabungan dari media dengar dan gambar bisa bersifat

15

P.C.S. Sutisna, Pedoman Praktis Penulisan Skenario TV dan Video, (Jakarta: PT.

Grasindo, 1993) Cet ke-1, h.1

16

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), cet. ke-3, 59.

17


(56)

informatif, hiburan maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur diatas.18

Dengan pengertian di atas, lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa sistem transmisi atau pancaran gambaran dan suara yang dihasilkan oleh kamera elektronik diubah menjadi gelombang elektro magnetik dan selanjutnya transmisi dilanjutkan melalui pemancar.Gelombang elektro magnetik ini diterima oleh sistem antena yang menyalurkan ke pesawat penerima (pesawat televisi).Di pesawat televisi lalu gelombang elektro magnetik diubah kembali menjadi gambar dan suara yang dapat kita nikmati di layar televisi.Sedangkan pada televisi kabel gelombang elektro magnetik tersebut disalurkan melalui kabel ke pesawat penerima.

Suatu siaran dapat diterima di rumah harus melalui proses-proses tertentu.Kecanggihan yang ada pada televisi ini bila tidak ditunjang oleh sumber daya manusia yang baik menyebabkan siaran televisi yang diterima menjadi tontonan yang membosankan. Karenanya, untuk menjadikan siaran televisi ini tetap survive, dibutuhkan tenaga-tenaga andal di bidangnya dan juga manajemen yang kuat. Sedikitnya ada delapan hal yang harus dimiliki para penggiat televisi jika siaran mereka tidak ingin dirasa membosankan: keahlian di bidang masing-masing, tanggung jawab profesi, kreativitas,

18

Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah analisis isi media televisi, (Jakarta, PT


(57)

45

karakter gotong-royong atau senang bekerjasama (tidak egoistis), kepemimpinan bijaksana (tegas tapi tidak kaku), kesadaran pada fungsi masing-masing, bertekad sama untuk mencapai satu tujuan dengan baik, dan memiliki pandangan jauh ke depan di bidang perangkat keras.

Televisi sebagai suatu alat yang merupakan bagian dari suatu sistem yang besar, sehingga meskipun televisi seperti kotak hitam ajaib, tapi apabila gelombang elektromagnetik dari suatu pemancar televisi, berhubungan langsung dengan televisi tadi yang sudah ditekan tombolnya, maka dengan serta merta akan merubah ke arah fungsi sebenarnya, di mana kita akan dapat menikmati acara yang ditayangkan langsung dari stasiun penyiaran yang bersangkutan. Televisi sebagai suatu alat dapat dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan informasi, dengan menggunakan bayangan gambar dan suara demikian halnya dengan video dan film.19

Menurut Onong Uchjana Effendy, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penonton. Ini adalah hal yang wajar. Jadi, bilah ada hal yang menyebabkan penonton terharu, terpesona dan latah, bukanlah sesuatu yang istimewa. Sebab, salah satu pengaruh psikologi dari televisi seakan-akan menghipnotis para

19

Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi (Yogyakarta, Duta Wacana University


(58)

penonton, sehingga mereka seolah-olah hanyut dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang dihidangkan televisi.20

Mengingat sifatnya terbuka, cakupan pemirsanya tidak mengenal usia dan meliputi seluruh lapisan masyarakat mulai anak-anak, remaja, hingga orang dewasa luasnya jangkauan siaran dan cakupan pemirsanya. Media televisi sebagai media pembawa informasi yang besar dan cepat pengaruhnya terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku anggota masyarakat serta perubahan sistem dan tata nilai yang ada.21

Televisi mempunyai daya tarik tersendiri yang khas, kalau radio mempunyai daya tarik yang disebabkan unsur-unsur kata, musik, dan sound effect yang mendukung, maka televisi lebih dari itu dimana terdapat unsur visual yang memancar berupa gambar baik yang bergerak maupun tidak bergerak yang dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pemirsanya.

Sejauh ini banyak kalangan masyarakat yang memandang televisi sebagai ajang sosialisasi kekerasan yang tidak mendidik dengan menayangkan program-program yang tidak mendatangkan manfaat. Namun setelah televisi menayangkan bermacam program acara keagamaan secara terus-menerus dan berkualitas, maka persepsi negatif itu dapat dikurangi dan dinetralisir kembali.

20

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),

Cet Ke-4, h.122

21

Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional, Media Televisi :tujuan, isi, pengelola serta

dampaknya terhadap perubahan sistem nilai, (pengaruh tayangan program televisi terhadap perilaku anak dan pemuda), (Jakarta, BPPN, 1992), h. 1


(59)

47

Setiap media memang memiliki kelebihan masing-masing, namun banyak para pakar komunikasi yang mengatakan bahwa jangkauan media televisi jauh lebih besar dan lebih luas dari media lainnya. Karenanya, keberadaan televisi ini apakah efeknya maslahat atau mudharat sangat tergantung pada pemiliknya.

2. Sejarah Perkembangan Televisi Indonesia

Peletakan dasar utama teknologi pertelevisian dimulai tahun 1884, ketika insinyur Jerman bernama Paul Nipkow mampu menciptakan mekanisme televisi dengan benar untuk pertama kali. Ia menemukan sebuah alat yang kemudian disebut sebagai Nipkow disk atau Nipkow Sheibe.22

Tahun 1953 tibalah saatnya Asia mengejar ketinggalan dalam bidang pertelevisian yang dimulai oleh Jepang dan Philipina pada tahun 1953, kemudian diikuti oleh negara-negara Asia lainnya: Muangthai pada tahun 1955, Indonesia dan Republik Rakyat Cina (RRC) tahun 1962, Singapura tahun 1963, dan lain-lain.

Memang televisi merupakan media termuda setelah koran dan radio, tetapi media ini memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kedua media tersebut, yaitu kemampuannya melipat jarak, ruang dan waktu, ditambah dengan kekuatan audio-visual yang dimilikinya, TV dapat memperlihatkan

22Deddy Iskandar Muda, “Jurnalistik Televisi,”

(Bandung: PT. REMAJA ROSDA KARYA, 2005), Cet. Ke-2, hal. 4.


(60)

keadaan yang terjadi dimanapun. Oleh karena itu, TV banyak mendapatkan julukan, jendela dunia, kotak ajaib, dan lain sebagainya.

Di Indonesia TV hadir pada tanggal 19 Agustus 1962, yaitu saat munculnya TVRI dengan studionya yang terletak di kompleks Senayan, Jakarta.23 Lahirnya televisi di Indonesia layaknya bayi prematur yang kehadirannya kurang normal. Ini terjadi karena syahwat megalomanian dan ekshibisionisme Soekarno, Presiden Pertama RI, ketika Indonesia menyelenggarakan Asian Games IV di Jakarta.24

Karena kelahirannya yang prematur, pertumbuhan TV di Indonesia tidak sebaik di Barat. Benar bahwa selama dua pekan Asian Games TVRI punya bahan liputan langsung dari berbagai lapangan olah raga untuk disiarkan. Namun, setelah itu yang tersisa hanya pola teknik sehingga antara 12 hingga 18 September 1962, siaran terpaksa diistirahatkan karena TVRI tidak punya program yang jelas untuk disiarkan. Ketika diudarakan lagi, untuk masa cukup lama siaran hanya dapat dilaksanakan tidak lebih dari 30 menit sehari.25

Untuk menyikapi masalah itu, baru kemudian pada tanggal 20 Oktober 1963 lebih setahun setelah siaran pertama – kehadiran TVRI diatur melalui Keppres No. 215 tahun 1963 yang antara lain menetapkan statusnya sebagai

23

Ibid, hal. 190

24

Wirodono,“Matikan TV-Mu!,”(Yogyakarta : RESIST BOOK, 2005), Cet. Ke-1 hal. 3.

25 Idi Subandi Ibrahim dan Deddy Mulyana, ed., “Bercinta Dengan Televisi: Televisi di

Indonesia dan Pengaturannya,” (Bandung: PT. REMAAJA ROSDA KARYA, 1997),Cet. Pertama, hal.12.


(61)

49

suatu yayasan, yaitu Yayasan Televisi Republik Indonesia (disingkat TVRI). Hanya saja, palaksanaannya tidak lagi murni.

Dulu berdasarkan Keppres No. 215/1963, TVRI berada langsung di bawah presiden. Kini ia lebih banyak diatur Departemen Penerangan (Deppen).26 Pada tanggal 1 April 1981 TVRI tidak menyiarkan iklan. Hal ini dilakukan oleh pemerintahan Orde Baru guna menghindari konsumerisme masyarakat di Indonesia.

Untuk meningkatkan perkembangan pertelevisian di Indonesia, pada penghujung tahun 1980-an dan awal dekade 1990-an suasana pertelevisian di Indonesia menjadi meriah. Karena di zaman orde baru, Presiden Soeharto memperkenankan pihak swasta mengelola stasiun televisi siaran.

Gagasan untuk membuatan stasiun televisi swasta sebenarnya sudah ada sejak 1975, tetapi hal ini bisa diredam hingga tahun 1987 karena ada masalah yang membuat hal ini harus terjadi, yaitu belum adanya undang-undang penyiaran. Lahirnya televisi swasta merupakan manifestasi dari Kepmenpen No. 111 tahun 1990 yang terbentuk berdasarkan Keppres No.

215 tahun 1963 yang menyatakan “dalam batas-batas tertentu TVRI dapat menunjuk pihak lain (swasta/masyarakat) menjadi pelaksana siaran TV melalui hubungan kerjasama yang diatur dalam perjanjian tertulis”.

26


(1)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Wawancara Pribadi: Asvin Ellyana (Produser

I

Mata Najwa); Senin 4 Maret 2013 : Studio

MetroTV, Jakarta Barat.

Wawancara Pribadi: Jati Savitri ( Produser III Mata Najwa); Senin 25 Maret 2013: Studio

Metro TV, Jakarta Barat


(2)

Foto Bersama Dahlia Citra (Produser II Mata Najwa);

Senin 4 Maret 2013 : Studio Editing

Room) MetroTV, Jakarta Barat.

Foto Bersama Najwa Shihab (Presenter Mata Najwa); Senin 22 April 2013

Studio 3 MetroTV,


(3)

Proses Shooting Produksi Taiping Program Mata Najwa (Presenter dengan Narasumber);

22 April 2013 Studio 3 MetroTV, Jakarta Barat.

Ruang Produksi VTR Room bersama produser dan Crew disaat Shooting Taiping Program

Mata Najwa, Senin, 22 April 2013

Studio 3 MetroTV, Jakarta Barat.


(4)

Proses Produksi Mata Najwa cameramen sedang stand bay shot camera disaat taiping program

Mata Najwa berlangsung, Sabtu, 9 Maret 2013 Studio 3 MetroTV, Jakarta Barat

.

Commercial break (Jati Savitri) Produser Mata Najwa dengan Mata Najwa sedang

membicarakan Materi saat Produksi taiping program Mata Najwa berlangsung, 22 April 2013

Studio 3 MetroTV, Jakarta Barat

.


(5)

Proses Closing Acara Program Mata Najwa Najwa yang dibawakan oleh Najwa

Shihab (Presenter Mata Najwa) Sabtu, 9 Maret 2013 Studio 3 MetroTV, Jakarta Barat

.

Proses Akhir dari Produksi Mata Najwa yaitu Editing, Editor Bersama (Dahlia Citra)

Produser II Mata Najwa Sedang Mengedit hasil Produksi Senin 4 Maret 2013 : Studio Editing

Room) MetroTV, Jakarta Barat.


(6)

5/30/2013

Target Market Activity AB20+ ALL-MarketsNon Bedtime Viewing

Channel TV Item Description Day Part\

Variable Description TVR Gain % Loss % Net % Main contributors Main beneficiaries

21:28-21:28 MATA NAJWA 0.4 0.0 0.0 0.0n.a. n.a.

21:29-21:29 0.4 0.0 0.0 0.0 RCTI - TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SER TV OFF

21:30-21:30 0.4 0.0 0.0 0.0GTV - 12H AIR FORCE ONE n.a.

21:31-21:31 0.5 0.0 0.0 0.0ANTV - MEL'S UPDATE ANTV - MEL'S UPDATE

21:32-21:32 0.6 0.2 0.0 0.2TVONE - KABAR MALAM ANTV - MEL'S UPDATE

21:33-21:33 0.7 0.1 0.1 0.0TVONE - KABAR MALAM OCHNL - LOELEBAY

21:34-21:34 0.7 0.0 0.0 0.0TV ON n.a.

21:35-21:35 0.8 0.1 0.0 0.1RCTI - TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SER n.a.

21:36-21:36 1.4 0.6 0.0 0.6RCTI - TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SER n.a.

21:37-21:37 1.6 0.3 0.1 0.2Other channels TRANS - 9S BAD BOYS

21:38-21:38 1.9 0.4 0.1 0.4TRANS7 - OPERA VAN JAVA TRANS - 9S BAD BOYS

21:39-21:39 2.0 0.1 0.0 0.1TV ON TVONE - KABAR MALAM

21:40-21:40 1.9 0.0 0.1 -0.1 GTV - 12H AIR FORCE ONE RCTI - TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SER

21:41-21:41 MATA NAJWA 0.8 0.0 0.0 0.0n.a. n.a.

21:42-21:42 0.4 0.0 0.4 -0.4 TV ON RCTI - TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SER

21:43-21:43 0.7 0.3 0.0 0.3TVONE - KABAR MALAM TVONE - KABAR MALAM

21:44-21:44 0.9 0.3 0.0 0.2IVM - HIKAYAT ALI BABA TV OFF

21:45-21:45 0.9 0.0 0.0 0.0 TVONE - KABAR MALAM TV OFF

21:45-21:45 MATA NAJWA 0.9 0.0 0.0 0.0n.a. n.a.

21:46-21:46 0.9 0.0 0.0 0.0n.a. n.a.

21:47-21:47 0.9 0.0 0.0 0.0n.a. n.a.

21:48-21:48 1.0 0.2 0.1 0.1TV ON IVM - HIKAYAT ALI BABA

21:49-21:49 1.1 0.3 0.1 0.1RCTI - TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SER IVM - HIKAYAT ALI BABA

21:50-21:50 1.2 0.1 0.0 0.1TV ON TVONE - KABAR MALAM

21:51-21:51 1.2 0.1 0.0 0.0TVONE - KABAR MALAM TRANS7 - BUKAN EMPAT MATA

21:52-21:52 1.2 0.0 0.0 0.0 SCTV - 6S PEMANDU CINTA DARI CITARIK TVONE - KABAR MALAM

21:53-21:53 1.4 0.2 0.0 0.2TV ON TRANS7 - BUKAN EMPAT MATA

21:54-21:54 1.4 0.1 0.1 0.0 TV ON RCTI - TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SER

21:55-21:55 1.3 0.0 0.1 -0.1 TRANS7 - BUKAN EMPAT MATA RCTI - TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SER

21:55-21:55 MATA NAJWA 0.8 0.0 0.0 0.0n.a. n.a.

21:56-21:56 0.7 0.1 0.1 0.0 TV ON TV OFF

21:57-21:57 0.7 0.0 0.0 0.0TRANS7 - BUKAN EMPAT MATA TVONE - KABAR TERKINI

21:58-21:58 0.6 0.0 0.2 -0.1 TVRI1 - 50 TVRI MENGUKIR EMAS NUSANTAR TVONE - KABAR TERKINI

21:59-21:59 0.5 0.0 0.1 -0.1 n.a. TVONE - KABAR TERKINI

HEADLINE NEWS: 05/09/2012; METRO; 221:59-21:59 HEADLINE NEWS 0.5 0.0 0.0 0.0n.a. n.a.

BREAK: 05/09/2012; METRO; 21:59:35 - 221:59-21:59 HEADLINE NEWS 0.5 0.0 0.0 0.0n.a. n.a.

21:59-21:59 HEADLINE NEWS 0.5 0.0 0.0 0.0n.a. n.a.

22:00-22:00 0.6 0.1 0.0 0.1TVONE - KABAR TERKINI TRANS7 - BUKAN EMPAT MATA

22:01-22:01 0.7 0.1 0.0 0.1TVONE - KABAR TERKINI n.a.

22:02-22:02 0.8 0.2 0.0 0.1TV ON TRANS - 9S BAD BOYS

BREAK: 05/09/2012; METRO; 22:02:32 - 222:02-22:02 HEADLINE NEWS 0.8 0.0 0.0 0.0n.a. n.a.

22:02-22:02 MATA NAJWA 0.9 0.0 0.0 0.0n.a. n.a.

22:03-22:03 1.0 0.1 0.0 0.1TV ON n.a.

22:04-22:04 1.3 0.3 0.0 0.3TVONE - KABAR TERKINI n.a.

22:05-22:05 1.4 0.2 0.1 0.1TVONE - KABAR TERKINI; MENYINGKAP TABIR SCTV - 6S PEMANDU CINTA DARI CITARIK

22:06-22:06 1.2 0.0 0.2 -0.2 n.a. RCTI - TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SER

22:07-22:07 1.1 0.1 0.2 -0.1 RCTI - TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SER JAKTV - ADA APA BERITA(F04)

22:08-22:08 1.1 0.0 0.1 0.0 GTV - 12H AIR FORCE ONE JAKTV - ADA APA BERITA(F04)

22:09-22:09 1.0 0.0 0.1 -0.1 GTV - 12H AIR FORCE ONE ANTV - MEL'S UPDATE

22:09-22:09 MATA NAJWA 0.8 0.0 0.0 0.0n.a. n.a.

22:10-22:10 0.8 0.0 0.1 -0.1 n.a. TV OFF

22:11-22:11 0.6 0.0 0.2 -0.2 n.a. TRANS7 - BUKAN EMPAT MATA

22:11-22:11 MATA NAJWA 0.4 0.0 0.0 0.0n.a. n.a.

22:12-22:12 0.5 0.1 0.0 0.0TVONE - MENYINGKAP TABIR TVONE - MENYINGKAP TABIR

22:13-22:13 0.8 0.3 0.0 0.3TVONE - MENYINGKAP TABIR n.a.

22:14-22:14 1.0 0.2 0.0 0.1TV ON TVRI1 - 50 TVRI MENGUKIR EMAS NUSANTAR

22:15-22:15 1.1 0.1 0.0 0.1TV ON TRANS7 - BUKAN EMPAT MATA

22:16-22:16 1.1 0.1 0.1 0.0 SCTV - 6S PEMANDU CINTA DARI CITARIK TVONE - MENYINGKAP TABIR

22:17-22:17 1.0 0.1 0.1 -0.1 ANTV - MEL'S UPDATE TVONE - MENYINGKAP TABIR

22:18-22:18 1.0 0.0 0.1 -0.1 ANTV - MEL'S UPDATE SCTV - 6S PEMANDU CINTA DARI CITARIK

22:18-22:18 MATA NAJWA 0.7 0.0 0.0 0.0n.a. n.a.

22:19-22:19 0.5 0.0 0.3 -0.3 SCTV - 6S PEMANDU CINTA DARI CITARIK TVONE - MENYINGKAP TABIR

22:20-22:20 0.4 0.0 0.0 0.0 n.a. TRANS7 - BUKAN EMPAT MATA

22:21-22:21 0.4 0.0 0.0 0.0n.a. n.a.

22:21-22:21 MATA NAJWA 0.4 0.0 0.0 0.0n.a. n.a.

22:22-22:22 0.5 0.1 0.0 0.1TVONE - MENYINGKAP TABIR n.a.

22:23-22:23 0.7 0.2 0.0 0.2TVONE - MENYINGKAP TABIR n.a.

22:24-22:24 0.8 0.2 0.1 0.1TVONE - MENYINGKAP TABIR TV OFF

22:25-22:25 1.5 0.8 0.1 0.7TVONE - MENYINGKAP TABIR TVONE - MENYINGKAP TABIR

22:26-22:26 1.4 0.1 0.2 -0.1 RCTI - DALAM MIHRAB CINTA TVONE - MENYINGKAP TABIR

22:27-22:27 1.3 0.0 0.1 0.0 TVRI1 - 50 TVRI MENGUKIR EMAS NUSANTAR TV OFF

22:28-22:28 1.2 0.0 0.1 -0.1 n.a. RCTI - DALAM MIHRAB CINTA

BREAK: 05/09/2012; METRO; 22:28:03 - 222:28-22:28 MATA NAJWA 1.1 0.0 0.0 0.0n.a. n.a.

MATA NAJWA: 05/09/2012; METRO; 22:222:28-22:28 MATA NAJWA 1.1 0.0 0.0 0.0n.a. n.a.

MATA NAJWA: 05/09/2012; METRO; 22:2 BREAK: 05/09/2012; METRO; 21:55:20 - 2

HEADLINE NEWS: 05/09/2012; METRO; 2

MATA NAJWA: 05/09/2012; METRO; 22:0

BREAK: 05/09/2012; METRO; 22:09:06 - 2

METRO

MATA NAJWA: 05/09/2012; METRO; 21:2

BREAK: 05/09/2012; METRO; 21:41:01 - 2

MATA NAJWA: 05/09/2012; METRO; 21:4

MATA NAJWA: 05/09/2012; METRO; 22:1

BREAK: 05/09/2012; METRO; 22:18:50 - 2