STRUKTUR TEKS DALAM ACARA MATA NAJWA METRO TV DITINJAU DARI ANALISIS WACANA KRITIS

STRUKTUR TEKS DALAM ACARA MATA NAJWA METRO TV DITINJAU DARI ANALISIS WACANA KRITIS 1). (2. (3.

  Cici Anggraini Marsis Yetty Morelent 1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

  2) Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta E_mail : asri_rusly@yahoo.co.id

  Abstract: The purpose of this study to explain the structure of discourse texts, social

cognition, and social context in talk show Mata Najwa Judging from Van Dijk analysis

model. The theory used is: theory of discourse analysis Teun A. Van Dijk expressed by

Eriyanto (2001). The type of this research is qualitative research using descriptive method,

while the object of this research is talk show Najwa Eye speech degree in Metro TV with

episgode of Find Your Majesty, Mega Scandal of E-KTP Project, By Our Land, and Virus

of Dusta. The results of this study show: (a) Shihab uses structured language to guide

events based on topics, schematics, semantics, syntax, stylism, and rhetoric in order to

provide information to the audience or viewers in understanding the talk show on all

episodes; (b) the social cognition contained in all episodes, Shihab strives to keep and

display events to keep them warm and vibrant and interesting to watch, and facilitate the

needs of viewers in understanding the Najwa Eye talk show on Metro TV; (c) the social

context contained in all Najwa Eye talk show episodes, Indonesian Shihab serves to

support the clarity of meaning concerning the material discussed and seek to extract

information through the questions asked to its source. Based on the description of data

analysis and research results it is concluded that: (a) the text structure of all episodes

aired to provide an understanding to the listener about the actual situation; (b) social

cognition plays a balance in order for the discourse contained in the talk show to remain

warm and lively, so the text remains interesting to discuss and Shihab seeks to attract the

attention of listeners to keep up with the Najwa Eye talk show on Metro TV; and (c) the

social context of all episodes aired by Shihab seeks to keep the show interesting by asking

questions about the material in question and trying to make the resource person answer all

the questions asked.

  Keywords: Discourse, Talk Show, Najwa Eyes.

  Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan struktur teks wacana, kognisi

  sosial, dan konteks sosial dalam talk show Mata Najwa Ditinjau dari model analisis Van Dijk. Teori yang digunakan adalah: teori analisis wacana Teun A. Van Dijk yang dikemukakan oleh Eriyanto (2001). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif, sedangkan objek penelitian ini adalah talk show gelar wicara Mata Najwa di Metro TV dengan episode Mencari Yang Mulia, Skandal Mega Proyek E-KTP, Demi Tanah Kami, dan Virus Dusta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (a) Shihab menggunakan bahasa secara terstruktur dalam memandu acara berdasarkan topik, skematik, semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris dengan tujuan untuk memberikan informasi pada pendengar atau pemirsa dalam memahami acara talk show pada semua episode; (b) kognisi sosial yang terdapat dalam semua episode, Shihab berusaha menjaga dan menampilkan acara agar tetap hangat dan suasananya hidup serta

  

talk show Mata Najwa di Metro TV; (c) konteks sosial yang terdapat dalam semua episode

talk show

  Mata Najwa, Bahasa Indonesia Shihab berfungsi mendukung kejelasan makna mengenai materi yang dibahas dan berusaha menggali informasi melalui pertanyaan- pertanyaan yang diajukan kepada narasumbernya. Berdasarkan uraian analisis data dan hasil penelitian disimpulkan bahwa: (a) struktur teks semua episode yang ditayangkan untuk memberikan pemahaman kepada pendengar mengenai keadaan yang sebenarnya; (b) kognisi sosial berperan menjaga keseimbangan agar wacana yang terdapat dalam acara talk

  

show tetap hangat dan hidup, sehingga teks tetap menarik untuk dibahas serta Shihab

  berusaha menarik perhatian pendengar agar tetap mengikuti acara talk show Mata Najwa di Metro TV; dan (c) konteks sosial semua episode yang ditayangkan Shihab berupaya memandu acara agar tetap menarik dengan cara mengajukan pertanyaan terkait materi yang dibahasa serta berusaha membuat nara sumbernya harus menjawab semua pertanyaan yang diajukan.

  Kata Kunci: Wacana, Talk Show, Mata Najwa. PENDAHULUAN

  Manusia adalah makhluk sosial, yakni makhluk yang membutuhkan interaksi antar sesama manusia. Salah satu alat berinteraksi manusia adalah bahasa. Melalui bahasa, manusia saling berhubungan, berbagi pengalaman, bertukar pendapat, berdiskusi untuk mencari solusi setiap masalah dan lain- lain. Melalui bahasa pulalah setiap manusia dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Tanpa bahasa, manusia tidak akan mampu berinteraksi karena bahasa memiliki sifat yang dinamis sesuai dengan perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

  Bahasa sebagai alat komunikasi sosial merupakan bagian terpenting dalam masyarakat. Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi antar masyarakat membutuhkan suatu wahana berupa bahasa . Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan yang mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan pada masa depan. Bahasa-bahasa menunjukkan perbedaan antara satu dengan yang mengikat kelompok penuturnya dalam satu kesatuan. Tanpa bahasa seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan hidupnya.

  Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Seseorang yang mempunyai kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan menyampaikan informasi, baik secara lisan maupun tulisan.

  Bahasa memiliki fungsi yang sangat penting di dalam tataran kehidupan bermasyarakat. Fungsi-fungsi bahasa tersebut antara lain: (1) untuk menyatakan ekspresi diri; (2) sebagai alat komunikasi; (3) sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial; dan (4) alat untuk melakukan kontrol sosial.

  Keterampilan berbahasa untuk berinteraksi yang paling sering digunakan adalah berbicara. Dengan berbicara, manusia dapat berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Manusia dapat membahas apa saja dalam pembicaraannya. Bahkan di saat manusia hanya mengandalkan berbicara untuk berkomunikasi.

  Salah satu cabang ilmu yang membahas tentang berbicara adalah retorika. Dalam retorika, kemampuan berbicara tidak difokuskan kepada kuantitas atau banyaknya seseorang berbicara, melainkan kepada kualitasnya. Keahlian beretorika meliputi kejelasan dalam berbicara, ketepatan memilih topik dan penggunaan kata-kata, serta keberhasilan menimbulkan efek yang diinginkan dari pembicara. Dalam retorika, pembicaraan dianggap tidak berguna jika tidak menimbulkan efek yang sesuai dengan keinginan pembicara.

  Retorika berasal dari bahasa Inggris (rethoric) yang berarti kepandaian berbicara atau berpidato. Retorika sebagai seni berbicara merupakan pengertian retorika tradisional dengan kata lain, awal mula retorika diartikan sebagai keterampilan berbicara (pidato). Namun, melihat perkembangan retorika, akhirnya muncul istilah retorika modern, bahwa retorika tidak hanya sekedar seni berbicara, tapi juga seni berbahasa, baik lisan maupun tulisan. Suhandang (2009:28) mendefinisikan retorika sebagai

  bentuk komunikasi di mana seseorang

  menyampaikan buah pikirannya baik lisan maupun tulisan kepada hadirin yang relatif banyak dengan pelbagai gaya bahasa dan cara bertutur, serta selalu dalam situasi tatap muka (face to face) baik langsung maupun tidak langsung

  ”.

  Dewasa ini muncul program- program acara menarik di televisi yang memerlukan keterampilan berkomunikasi dalam hal ini dituntut menguasai retorika saat berbicara. Program televisi yang adalah program talk show atau gelar wicara, yaitu jenis acara televisi atau berupa perbincangan dengan menghadirkan tamu-tamu untuk membahas suatu topik tertentu. Talk show di televisi harus dikemas sedemikian rupa, sehingga lebih menarik sebagai tayangan

  Sebuah acara talk show pun tidak terlepas dari seorang pemandu gelar wicara atau yang biasa disebut dengan

  presenter atau host. Dalam waktu kurang

  lebih satu jam mereka berusaha menggali informasi dari narasumber yang didatangkan dalam acara tersebut. Pemandu gelar wicara tentunya menguasai berbagai teknik berbicara. Teknik berbicara tersebut meliputi berbagai hal misalnya teknik pemilihan diksi, teknik memotivasi dan mempersuasi, teknik menggunakan gaya bahasa, dan sebagainya.

  Dari sekian banyak program talk

  show yang muncul di televisi, Najwa

  Shihab muncul sebagai pemandu wicara atau presenter yang sukses membawakan acara “Mata Najwa”. Mata Najwa adalah program talk show unggulan Metro TV yang ditayangkan setiap hari Rabu pukul 20:05 hingga 21:30 WIB. Observasi awal yang telah dilakukan pada salah satu program televisi dari stasiun televisi swasta yaitu Metro TV, dengan program acara talk show yang berjudul Mata Najwa, dilihat berbagai macam kemasan wacana. Program acara Mata Najwa ini merupakan salah satu program yang memiliki rating baik di Indonesia. Hal ini berkaca pada hasil survei yang dilakukan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

  Bahasa lisan Mata Najwa bisa dijadikan teks apabila dituliskan ke dalam Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur/tingkatan yang masing- masing bagian saling mendukung. Pertama adalah struktur makro yang mengkaji makna global/umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita. Kedua, superstruktur yang mengkaji struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks. Ketiga, struktur mikro adalah kajian makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks, yakni: kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase dan gambar.

  Teori yang dikemukakan oleh Van Dijk dapat digunakan sebagai tinjauan atau sudut pandang dalam membahas struktur teks dalam acara Mata Najwa yang diselenggarakan di Metro TV, karena teori yang dikemukakan oleh Van Dijk menurut penulis sangat cocok untuk membahas struktur teks yang diwacanakan dan bagaimana proses teks tersebut, serta melihat kognisi dan konteks sosial dari suatu tujuan sosial yang diwacanakan dalam talk show Mata Najwa.

  Wacana model Van Dijk dalam program acara Mata Najwa ini dapat disimpulkan tiga hal. Pertama, berkaitan dengan analisis struktur makro. Analisis ini berkaitan dengan tema besar yang diangkat dalam acara. Struktur makro menunjuk pada makna keseluruhan yang dapat dicermati dari tema atau topik yang diangkat oleh pemakaian bahasa dalam suatu wacana. Kedua, adalah analisis superstruktur. Superstruktur dalam penelitian ini menganalisis terkait pendahuluan, isi, penutup dalam wacana berkaitan dengan analisis struktur mikro.

  Analisis struktur mikro mencakup unsur semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris. Secara umum hasil kajian unsur semantik, sintaksis, stilistik dan retoris menunjukkan ada beberapa wacana yang memiliki makna yang implisit.

  Berdasarkan analisis awal bentuk wacana yang muncul dalam program acara Mata Najwa ini terdapat beberapa hal yang perlu dikaji. Pertama, adalah struktur makro yang mengkaji makna global/umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita. Kedua, superstruktur yang mengkaji struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks. Ketiga, struktur mikro adalah kajian makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks. Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti “Struktur Teks dalam Mata Najwa Metro TV Ditinjau dari Analisis Wacana K ritis”.

  Fenomena tersebut membuktikan penelitian mengenai analisis wacana kritis sangat penting diteliti secara mendalam terutama dalam penggunaan bahasa pada media massa. Penelitian mengenai analisis wacana kritis, sudah menjadi kajian oleh para peneliti bahasa. Pertama, diteliti oleh Mardikantoro dalam jurnal Litera dengan judul Analisis Wacana Kritis pada Tajuk (Anti) Korupsi di Surat Kabar Berbahasa Indonesia.

  Kedua, diteliti oleh Haryo, Rono, dan Amin dalam jurnal Humanika dengan judul Bahasa dan Ideologi: Mengungkap Ideologi dan Kekuasaan Simbolik Di balik Penggunaan Bahasa (Kajian Teks Media Melalui Analisis Wacana Kritis ). Ketiga, Komunikasi dengan judul Komodifikasi Anak dalam Program Reality Show Pencarian Bakat Menyanyi “Idola Cilik“ ( Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough ). Keempat, diteliti oleh Wahyuni dalam jurnal Kajian Linguistik dan Sastra dengan judul Kekuasaan Simbolik dalam Wacana Politik di Media Cetak.

  Kelima, diteliti oleh Maghvira dalam jurnal The Messenger dengan judul Analisis Wacana Kritis pada Pemberitaan Tempo.co Tentang Kematian Taruna STIP Jakarta. Keenam, Albaburrahim dalam jurnal Lingua Franca dengan judul Analisis Wacana Kritis pada Pemberitaan Kasus Papa Minta Saham di Metro TV. Ketujuh, diteliti oleh Beltramin dalam jurnal Scielo dengan judul The Theory of

  context of T. Van Dijk As An analytical Project Deriv ed From Peirce’s Pragmatism: A Contribution To Semiotic

  Understanding Of Discourse.

  Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adala h “Bagaimanakah Stuktur Teks dalam Mata Najwa Metro TV Ditinjau dari Analisis Wacana Kritis?”

  METODE

  Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, sedangkan metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Deskriptif berarti memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain. Dengan demikian yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.

  Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang paling sederhana, dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang lain, karena dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek atau wilayah yang diteliti. Istilah dalam penelitian, peneliti tidak mengubah, menambah atau mengadakan manipulasi terhadap objek atau wilayah penelitian. Dalam kegiatan penelitian ini peneliti hanya memotret apa yang terjadi pada diri objek atau wilayah yang diteliti, kemudian memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian secara lugas, seperti apa adanya (Arikunto, 2010:3). Metode deskriptif ini akan digunakan dalam menjelaskan Struktur Teks dalam acara Mata Najwa Metro TV Ditinjau dari Analisis Wacana Kritis.

  Model Van Dijk pada elemen- elemen wacana menggunakan model “kognisi sosial”. Eriyanto, (2001:226-227) berpendapat bahwa meskipun terdiri atas berbagai elemen, semua elemen tersebut merupakan satu kesatuan, saling berhubungan dan mendukung satu sama lainnya. Bagian teks dalam model Van Dijk dilihat saling mendukung arti yang koheren satu sama lain, dimana suatu teks didukung oleh kata, kalimat, dan proposisi yang dipakai. Pernyataan/tema didukung oleh pilihan kata, kalimat, atau retorika tertentu. Kita tidak hanya mengetahui apa yang diliput media, tetapi juga bagaimana media mengungkapkan peristiwa ke dalam pilihan kata, bahasa tertentu dan bagaimana itu diungkapkan lewat retorika tertentu.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian ini adalah metode deskriptif. Deskriptif berarti memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain. Dengan demikian yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.

  Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang paling sederhana, dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang lain, karena dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek atau wilayah yang diteliti. Istilah dalam penelitian, peneliti tidak mengubah, menambah atau mengadakan manipulasi terhadap objek atau wilayah penelitian. Dalam kegiatan penelitian ini peneliti hanya memotret apa yang terjadi pada diri objek atau wilayah yang diteliti, kemudian memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian secara lugas, seperti apa adanya (Arikunto, 2013:3).

  Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut. dikemukakan bahwa Najwa menggunakan struktur teks dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada pendengar atau pemirsa dalam memahami acara talk

  show episode: Mencari yang Mulia,

  Skandal Mega Proyek E-KTP, Demi Tanah Kami dan Virus Dusta. Semua episode ditayangkan untuk memberikan pemahaman kepada pendengar mengenai keadan yang sebenarnya. (2) Kognisi memandu acara talk show Mata Najwa di Metro TV pada episode “Mencari yang Mulia, Skandal Mega Proyek E-KTP, Demi Tanah Kami dan Virus Dusta”, berusaha menjaga dan menampilkan acara agar tetap hangat dan suasananya hidup serta menarik untuk disaksikan. Najwa memfasilitasi kebutuhan pemirsa dalam memahami acara talk show Mata Najwa di Metro TV. Kognisi sosial berperan menjaga keseimbangan agar wacana yang terdapat dalam teks atau dalam acara talk

  show tetap hangat dan hidup, sehingga

  teks tetap menarik untuk dibahas. Najwa berusaha menarik perhatian pendengar agar tetap mengikuti acara Talk Show Mata Najwa di Metro TV. (3) Konteks sosial yang terdapat dalam tuturan Najwa di acara talk show Mata Najwa di Metro TV berfungsi mendukung kejelasan makna mengenai materi yang dibahas. Konteks sosial ditemukan data bahwa Najwa dalam memandu acara berusaha menggali informasi melalui pertanyaan- pertanyaan yang diajukan kepada narasumbernya. Melalui kepiawaiannya dalam berbicara, Najwa berupaya memandu acara agar tetap menarik dengan cara mengajukan pertanyaan terkait materi yang dibahas. Bahkan, Najwa berusaha membuat narasumbernya harus menjawab pertanyaan yang diajukan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  PEMBAHASAN

  Dalam acara Mata Najwa di Metro TV Najwa Shihab sebagai presenter lebih banyak menerapkan bahasa secara terstruktur dalam memandu acara berdasarkan topik, skematik, semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris dengan tujuan untuk memberikan informasi pada acara talk show Mata Najwa di Metro TV, sesuai dengan teori analisis wacana Teun.A Van. Dijk. Pembahasan wacana terbagi dalam tiga dimensi analisis, yaitu struktur teks, Struktur Makro, Superstruktur, Struktur Mikro, Kognisi Sosial, dan Konteks Sosial. Pendapat ini didukung oleh penelitian Payuyasa (2017) Volume 5 Halaman 14-24 menyebutkan secara struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro,wacana bisa digunakan sebagai sebuah sarana untuk pembentukan opini penutur melalui pilihan kata, susunan kalimat, dan gaya yang tepat. Begitu juga dengan penelitian Lado (2014) Volume

  2 Halaman 1-12 menyebutkan teknik analisis wacana kritis model Van Dijk , bahwa Mata Najwa membangun tiga wacana namun tidak hanya terbatas pada pembentukan wacana namun juga sampai pada tahap pendefinisian dan penempatan posisi partisipan-partisipan produksi wacana.

  Penelitian tersebut sejenis dengan penelitian yang penulis lakukan, namun terdapat perbedaan dengan penelitian penulis,adapun perbedaan tersebut adalah pada bagian teknik berbicara, subjek yang diteliti, data yang diteliti, dan teori yang digunakan.

  Banyak hal yang ditemukan dari penelitian yang dilakukan ini. Setelah mengumpulkan data, mentranskripkan data, mengisi format data, hingga memaparkan hasil penelitian terdapat beberapa hal penting yang perlu dibahas. Hal-hal yang perlu dibahas tersebut adalah struktur wacana dalam Mata Najwa Metro TV, berdasarkan temuan penelitian yakni: (1) Penggunaan struktur teks wacana dalam talk show Mata Najwa, (2) Kognisi sosial dalam Mata Najwa, (3) Konteks sosial dalam Mata Najwa.

  SIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa: (1) struktur teks dalam Mata Najwa Metro TV sudah memenuhi persyaratan ilmiah tiga dimensi teks yaitu: (a) Struktur makro berkaitan dengan tema besar yang diangkat dalam Mata Najwa di Metro TV, (b) Superstruktur terkait pendahuluan, isi, penutup dalam wacana dari keseluruhan segmen. (c) Struktur mikro mencakup unsur semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris.

  Secara terperinci struktur teks penggunaan bahasa Indonesia Najwa Ditinjau dari Analisis Wacana Kritis dalam tuturan Najwa di acara Talk show Mata Najwa Metro TV, ditemukan data bahwa Najwa menggunakan bahasa secara terstruktur dalam memandu acara berdasarkan topik, skematik, semantik, sintaksis, stilistik dan retoris.

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat dikemukakan bahwa Najwa menggunakan struktur teks dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada pendengar atau pemirsa dalam memahami acara talk

  show episode: Mencari yang Mulia,

  Skandal Mega Proyek E-KTP, Demi Tanah Kami dan Virus Dusta. Semua episode ditayangkan untuk memberikan pemahaman kepada pendengar mengenai keadan yang sebenarnya. (2) Kognisi sosial ditemukan data bahwa Najwa dalam memandu acara talk show Mata Najwa di Metro TV pada episode “Mencari yang Mulia, Skandal Mega Proyek E-KTP, Demi Tanah Kami dan Virus Dusta”, agar tetap hangat dan suasananya hidup serta menarik untuk disaksikan. Najwa memfasilitasi kebutuhan pemirsa dalam memahami acara talk show Mata Najwa di Metro TV. Kognisi sosial berperan menjaga keseimbangan agar wacana yang terdapat dalam teks atau dalam acara talk

  show tetap hangat dan hidup, sehingga

  

  Cetakan Ke-1. Yogyakarta: LKIS Yogyakarta. Haryo, Su., Su Rono., Mujid Farikul

  Eriyanto. 2001. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media.

  Volume 15, nomor 2 di- Ambil dari publikasi.mercubuana.ac.id/index. php/viskom/article/view/- 1698.

  Jurnal Visi Komunikasi .

  Bakat Menyanyi “ Idola Cilik” (Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough)’.

  8 Choirunisa, Hanifa. (2016). ‘ Komodifikasi Anak dalam Program Reality Show Pencarian

  _arttex arttex&pid=4450200900020000

  2. Diambil dari

  teks tetap menarik untuk dibahas. Najwa berusaha menarik perhatian pendengar agar tetap mengikuti acara Talk Show Mata Najwa di Metro TV. (3) Konteks sosial yang terdapat dalam tuturan Najwa di acara talk show Mata Najwa di Metro TV berfungsi mendukung kejelasan makna mengenai materi yang dibahas. Konteks sosial ditemukan data bahwa Najwa dalam memandu acara berusaha menggali informasi melalui pertanyaan- pertanyaan yang diajukan kepada narasumbernya. Melalui kepiawaiannya dalam berbicara, Najwa berupaya memandu acara agar tetap menarik dengan cara mengajukan pertanyaan terkait materi yang dibahas. Bahkan, Najwa berusaha membuat narasumbernya harus menjawab pertanyaan yang diajukan.

  Van Dijk As An Analytical Proj ect Derived From Peirce’s Pragmatism: A Countribution To Semiotic Understanding Of Discourse’. Scielo. Volume 25, nomor

  Jakarta: Rineka Cipta. Beltramin, Jorge Brower.(2009). ‘ The Theory Of The Context Of T.

  Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik.

  Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur

  Jurnal Lingua Franca. Volume 1, nomor 2. Diambil dari journal.um- surabaya.ac.id/index.php/lingua/art

  Albaburrahim. (2017). ‘Analisis Wacana Kritis pada Pemberitaan Kasus Papa Minta Saham di Metro TV’.

  Catatan: artikel ini ditulis dari Tesis penulis di Pascasarjana Universitas Bung Hatta dengan tim pembimbing Dr. Marsis, M. Pd. Dan Dr. Yetty Morelent, M. Hum. DAFTAR RUJUKAN

  Amin. (2010). ‘Bahasa dan Ideologi: Mengungkap Ideologi dan Kekuasaan Simbolik di Balik Penggunaan Bahasa (Kajian Teks Media Melalui

  • els.v.2n.4p.28. Oktober 2014.

  Maghvira.Genta.(2017). ‘Analisis Wacana Kritis pada Pemberitaan Tempo.co Tentang Kematian Taruna STIP Jakarta’. Jurnal

  Wahyuni, Lilik.(2012). ‘Kekuasaan Simbol dalam Wacana dalam Politik di Media Cetak’. Jurnal Kajian Linguistik dan Sastra.

  a- research.upi.edu/o- perator/upload/s_ppk_053566_cha pture2.pdf.

  Universitas Pendidikan Indonesia. Dilihat 27 Januari 2018.

  Susanto, 1980. Dalam a_research.upi. edu/operator/upload/s_ppk_053 566_cha- pture2.pdf.

  Payuyasa, I Nyoman. 2017. “Analisis Wacana Kritis Model Van Dijk dalam Program Acara Mata Najwa di Metro T V”. Jurnal.segara widya. Volume5Hal.14- 24.jurnal.isidps.ac.id/index.php/ segarawidya/article/d- ownload/188/110. November 2017.

  -6.

  Volume 13, nomor 2. Diambil dari

  Mardikantoro, Hari Bakti. ‘ Analisis Wacana Kritis pada Tajuk ( Anti ) Korupsi di Surat Kabar Berbahasa Indonesia’ . Litera.

  2. Diambil dari .php/the- messenger/article/view/463.

  nomor

  The Messenger. Volume 9,

   hun 2014.

  Analisis Wacana Kritis)’. Humanika.Volume19, nomor1.Diambil dari

  Hal. 1-12

  Wacana Kritis Program Mata Najwa “Balada Perda” Di Metro TV”. Jurnal. E- komunikasi. Volume 2 No.2.

  Lado, Christo Rico. 20 14. “Analisis

   ?, diakses pada 8 Januari 2017.

  Nomor 2.

  Jurnal Komunikasi. Volume 2,

  Kuntoro. Agustus. 2008. Analisis Wacana Kritis (Teori Van Dick dalam Kajian Tesis Madia Massa).

  

  Analisis Wacana Kritis”. Jurnal Internasional Pendidikan. Volume 2 No 4. Hal. 36.

  /index.php/humanika/article/vie w/7960. Jahedi, Maryam. 2014. “Pendekatan

  

  Volume 20, nomor 108-120. Diambil dari journals.ums.ac.id/index.php/K Wikipedia ensiklopedia bebas. Wikipedia

  bahasa Indonesia , (online),

  

  1 November 2017 pukul 11.23).