LANDASAN TEORITIS Analisis Program Mata Najwa Episode Sengketa Iman Di Metro Tv
19
audiencenya.Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran
apakah itu radio atau televisi. 2. Jenis-Jenis Program
Jenis Program TV Pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian besar yaitu program hiburan sinetron, film, music, dan lain-lain dan program
informasi.Program informasi ditelevisi, sesuai dengan namanya, memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap ssuatu
hal.Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan informasi kepada khalayak audien.Daya
tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang dijual kepada audien.Dengan demikian, program informasi tidak hanya melalui program
berita di mana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk juga talk showperbincangan misalnya
wawancara dengan artis, orang terkenal atau dengan siapa saja.Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita keras hard
news dan berita lunak soft news
5
.
5
Morrison, M.A, Jurnalistik Televisi Mutakhir Jakarta : Kencana 2008 cet. Ke-1 hal. 24-25
20
a. Berita keras Berita keras atau hard news adalah segala Informasi penting atau
menarik yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya.Peran televisi sebagai sumber utama hard news bagi masyarakat
cenderung untuk terus meningkat.Media penyiaran adalah media yang paling cepat dalam menyiarkan berita kepada masyarakat.Dalam berita-berita
mengenai konflik, televisi menjadi medium informasi yang paling dipercaya.Hal ini disebabkan televisi menyajian gambar yang menjadi bukti
yang tak terbantahkan. Pada umumnya stasiun televisi menginvestasikan dana dalam jumlah yang cukup besar untuk kegiatan pemberitaan dalam porsi
waktu siaran yang cukup besar. Dalam hal ini berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu: straight news, features, dan infotainment.
Straight News.Straight news berarti berita „langsung’ Straight,
maksudnya suatu berita yang singkat tidak detail dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja 5W + 1H who, what, where, when, why, dan how
terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terikat waktu deadline karena informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan
kepada audien. Feature. Kita sering melihat suatu program berita menampilkan berita-
berita ringan misalnya informasi mengenai tempat makan yang enak atau
21
tempat liburan yang menarik, berita semacam ini disebut feature.Dengan demikian, feature adalah berita ringan namun menarik.Pengertian menarik
dsini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan sebagainya. Pada dasarnya berita-berita semacam ini dapat dikatakan sebagai
softnews karena tidak terlalu terkait dengan waktu penayangan, namun karena durasinya singkat kurang dari lima menit dan ia menjadi bagian dari
program berita maka feature masuk ke dalam kategori hard news. Infotainment.Kata infotainment berasal dari dua kata yaitu information
yang berarti informasi dan entertainment yang berarti hiburan, namun infotainment bukanlah berita hiburan atau berita yang memberikan
hiburan.Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat celebrity, dan karena
sebagaian besar dari mereka bekerja pada industri hiburan seperti pemain filmsinetron, penyanyi dan sebagainya maka berita mengenai mereka disebut
juga dengan infotainment.Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan.Namun dewasa ini
infotainment disajikan dalam program berita sendiri yang terpisah dan khusus menampilkan berita-berita kehidupan selebritis.
22
b. Berita lunak Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam indepth namun tidak bersifat harus segara ditayangkan.
6
Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri di luar program berita. Program yang masuk ke dalam
kategori berita lunak in adalah: magazine, current affair, documenter, dan talk show.
Current Affair.Dari namanya, Pengertian current affair adalah persoalan kekinian.Current affair adalah program yang menyajikan informasi
yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam.Dengan demikian current affair, cukup
terikat dengan waktu dalam hal penanyangannya namun tidak seketat hard news, batasnnya adalah bahwa selama isu yang dibahas masih mendapat
perhatian khalayak maka current affair dapat disajikan. Magazine. Diberi namamagazine karena topik atau tema yang
disajikan mirip dengan topik-topik atau tema yang terdapat dalam suatu majalah magazine.Magazine adalah program yang menampilkan informasi
ringan namun mendalam atau dengan kata lainmagazine adalah future dengan durasi yang lebih panjang magazine ditayangkan pada program tersendiri
6
Ibid, hal. 27
23
yang terpisah dan program berita. Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu informasi ketimbang aspek pentingnya. Suatu program
magazine dengan durasi 30 menit atau satu jam dapat terdiri atas hanya satu topic atau beberapa topik.
Documenter.Dokumenteradalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Gaya
atau cara penyajian dokumenter sangat beragam dalam hal teknik pengambilan gambar, teknik editing dan teknik pencitraannya, mulai dari
yang sederhana hingga yang tersulit. Suatu program dokumenter adakalanya dibuat seperti membuat sebuah film sehingga sering disebut dengan film
dokumenter. Talk Show.Program talk show atau pembincangan adalah program
yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara host.Mereka yang
diundang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang
tengah dibahas.
24
3. Tahapan Produksi Program Televisi Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser
professional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran mendalam, yaitu materi produksi, sarana produksi equipment,
biaya produksi financial, organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan produksi.
7
Berpikir tentang produksi program televisi bagi seorang produser professional, berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksi itu,
selain menghibur, dapat menjadi suatu sajian yang bernilai, dan memiliki makna.
Produksi yang bernilai atau berbobot hanya dapat diciptakan oleh seorang produser yang memiliki visi.Namun, apakah visi itu tumbuh dari
suatu acuan mendalam yang bermuara pada orientasi, ideologi, religi, dan pemikiran-pemikiran kritis atas sarana yang dipakai untuk menampilkan
materi produksi.Atau, visi itu sekedar mengikuti arus yang mengalir. Bertolak dari dorongan kreativitas, seorang produser yang menghadapi
materi produksi akan membuat seleksi. Dalam seleksi ini intelektualitas dan spiritualitas secara kritis menentukan materi mana yang diperlukan dan mana
yang tidak. Kemudian akan lahir ide atau gagasan. Dilengkapi dengan materi atau bahan lain yang menunjang ide ini, akan tercipta konsep berupa naskah
7
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program TelevisiYogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007, cet. I, h. 23
25
untuk produksi. Naskah ini merupakan bahan dasar yang perlu dipirkan oleh seorang produser ketika ia akan mulai berproduksi.
1. Materi Produksi Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa saja.
Kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang bermutu.
Suatu kejadian yang istimewa biasanya merupakan materi produksi yang baik untuk program-program dokumenter atau sinetron.Tentu saja
kejadian itu masih harus dilengkapi dengan latar belakang kejadian dan hal- hal lain yang perlu untuk menjadikan program itu sebuah program yang
utuh.Untuk itu, masih diperlukan riset yang lebih mendalam agar semua data yang bersangkut-paut dengan materi hasil produksi itu lengkap.
Dari hasil riset materi produksi, muncul gagasan atau ide yang kemudian akan diubah menjadi tema untuk program dokumenter atau sinetron
film televisi. Mungkin juga gagasan itu langsung menjadi konsep program.Tema ataupun konsep program kemudian diwujudkan menjadi
treatment.Treatment adalah langkah pelaksanaan perwujudan gagasan menjadi program.Oleh karena itu, treatment untuk setiap format program berbeda-
beda. Dari treatment akan diciptakan naskah script atau langsung
dilaksanakan produksi program. Bobot atau muatan sebuah program
26
sebetulnya sudah tampak ketika gagasan diwujudkan menjadi treatment.Dari sinilah penyempurnaan konsep program dapat dilaksanakan sehingga
menghasilkan naskah atau program yang baik. 2. Sarana Produksi
Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi.Tentu saja diperlukan kualitas alat
standar yang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus. Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi,
yaitu unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit peralatan pencahayaan. Kualitas standar dari ketiga unit peralatan ini menjadi
pertimbangan utama seorang produser ketika ia mulai dalam perencanaan produksinya.
Selebihnya berfungsi
sebagai peralatan
penunjang produksi.Seperti alat transportasi untuk produksi luar studio dan unit studio
dengan dekorasi untuk produksi dalam studio. 1. Biaya Produksi
Tidak terlalu sederhana merencanakan biaya untuk suatu program produksi. Dalam hal ini, seorang produser dapat memikirkan sampai sejauh
mana produksi itu kiranya akan memperoleh dukungan financial dari suatu pusat produksi atau stasiun televisi. Oleh karena itu, perencanaan budget atau
biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan, yaitu:
8
8
Ibid, h. 29
27
a. Financial Oriented Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada kemungkinan
keuangan yang ada.Kalau keuangan terbatas berarti tuntutan-tuntutan tertentu untuk kebutuhan produksi harus pula dibatasi. Misalnya: tidak menggunakan
artis yang pembayarannya mahal, menggunakan lokasi shooting yang tidak terlalu jauh, konsumsi yang tidak terlalu mewah. Segala sesuatunya didasari
atas kemungkinan keuangan. b. Quality Oriented
Perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntutan kualitas hasil produksi yang maksimal.Dalam hal ini, tidak ada masalah
keuangan.Produksi dengan orientasi badget semacam ini biasanya produksi prestige. Produksi yang diharapkan mendatangkan keuntungan besar, baik
dari segi nama maupun financial. Untuk menghasilkan kualitas yang paling tinggi dari produksi itu, produser boleh melibatkan semua orang nomor satu
dibidangnya. Menentukan biaya produksi suatu program televisi dengan video bagi
produser atau manager siapa pun merupakan hal yang rumit.Banyak faktor tidak terduga yang sewaktu-waktu dapat terjadi.Oleh karena itu, membuat
perencanaan anggaran produksi seolah-olah mengharuskan mata dan pikiran kita melihat hal-hal tersembunyi atau yang sekiranya tidak ketahuan dan yang
28
mungkin memerlukan biaya.Estimasi biaya yang tertera dalam rencana anggaran, paling tidak dapat membuat batasan-batasan yang baik ketika
pelaksanaan produksi dan mencegah pemborosan.Bagaimanapun tidak ada produksi yang ingin menderita kerugian dan menjadi macet karena kekeliruan
dalam melaksanakan rencana anggaran atau membuat estimasi biaya. 2. Organisasi Pelaksanaan Produksi
Suatu produksi program televisi melibatkan banyak orang, misalnya para artis, crew, dan fungsionaris lembaga penyelenggara, polisi, aparat
setempat dimana lokasi shooting dilaksanakan, dan pejabat yang bersangkut- paut dengan masalah perijinan.Supaya pelaksanaan shooting dapat berjalan
lancar, produser harus memikirkan juga penyusunan organisasi pelaksana produksi yang serapi-rapinya.Dalam hal ini, produser dapat dibantu oleh
asisten produser atau sering disebut produser pelaksana atau production manager.Ia mendampingi sutradara dalam mengendalikan organisasi.
Produser pelaksana membawahi bendahara dan kasir yang mengatur keuangan dan membayar kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan. Sementara
itu, sekretariat mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan surat menyurat, kontrak, dan perijinan. Tanggungjawab untuk pelaksanaan dari organisasi
yang bersifat lapangan ini dipikul oleh bagian yang disebut unit manager.Bagian ini menanggung tugas dari dua sisi sekaligus; sisi organisasi
dan sisi artistik.Bidang yang langsung di bawah koordinasi pelaksana unit
29
manager, misalnya perijinan, transportasi, konsumsi, dan akomodasi.Lokasi, settingdekorasi, property perlengkapan, kostum dan make-up, pelaksanaan
lapangan berada dalam koordinasi unit manager, tetapi segi artistik sepenuhnya di bawah tanggungjawab art designer atau art director.
Sutradara dibantu sepenuhnyaoleh art designer dan director of photography kamerawan.Sementara kamerawan membawahi bagian
pencahayaan lighting dan suara sound.Sutradara adalah penanggungjawab penuh suatu produksi.
Pelaksanaan produksi untuk produksi program televisi di studio memiliki nama yang berbeda pula. Sutradara disebut pengarah program atau
Program Director PD.Fungsi dan tugasnya mirip denga sutradara. Hanya ia bekerja di belakang meja kontrol di ruang kontrol. Asisten sutradara disebut
Floor Director FD tugasnya membantu sutradara mengarahkan pemain dan crew di dalam studio rekaman gambar. Pembantu pengarah program yang lain
adalah switcher. Ia bertugas membantu pengarah acara men-switch kamera melalui tombol di meja kontrol. Pelaksana produksi lain sama dengan
pelaksana produksi
shooting lapangan.
Bedanya pada
jumlah kameramen.Dengan multikamera diperlukan dua sampai empat kamerawan
sekaligus. 3. Tahap Pelaksanaan Produksi
30
Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu
organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien.Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim
disebut standart operasion procedure SOP, seperti berikut:
9
a. Pra-Produksi Perencanaan dan Persiapan Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan
rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut:
1 Penemuan Ide Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau
gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.
2 Perencanaan Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja time schedule,
penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan crew.Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari
perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti. 3 Persiapan
9
Ibid, h. 39
31
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi
peralatan yang diperlukan. b. Produksi
Sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis, crew mencoba
mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan shooting script menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita.
Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil dalam adegan scene. Berikut ini adalah beberapa posisi
kamera camera position, yang apabila terangkaikan akan menjadi suatu cerita yang hidup:
10
1. Shoot jauh long shoot Suatu pengambilan objek oleh kamera dari jarak yang jauhnya cukup
untuk dapat mengambil pemandangan yang lengkap dari suatu adegan. 2. Shoot dekat close shoot
Suatu pengambilan objek dari bahu ke atas. Close shoot dalam naskah kamera disingkat CS.
3. Shoot agak dekat medium shoot
10
Sunandar, Telaah Format Program Keagamaan di Televisi; Studi Deskriptif Analisis Televisi PendidikanIndonesia, Tesis Yogyakarta: IAIN Sunan Kali Jaga, 1998
32
Suatu pengambilan objek oleh kamera dari dada ke atas.Dalam naskah kamera istilah itu disingkat MCS.
4. Shoot sewajah close-up Suatu pengambilan objek untuk menghasilkan gambar wajah
seseorang sebatas dagu ke atas.Istilah ini disingkat CU. 5. Shoot terdekat big close-up
Pengambilan sebuah objek secara khusus oleh kamera untuk menampilkan salah satu bagian dari tubuh manusia atau suatu benda tertentu
sehingga tampak amat sangat jelas. Big close-up yang lazim disingkat BCU, kadang-kadang disebut juga Extra close-up dan Extreme close-up. Dengan big
close-up dapat ditampilkan mata, hidung, bibir, dan lain-lain secara khusus untuk memberikan kesan tertentu kepada pemirsa.
6. Shoot sedang medium shoot Suatu pengambilan objek oleh kamera sebatas pinggang ke atas.Dalam
naskah kamera, shoot tersebut disingkat MS. 7. Shoot agak jauh medium long shoot
Suatu pengambilan objek oleh kamera sebatas lutut ke atas. Shoot yang sering kali disingkat MLS ini dinamakan juga shoot lutut knee shoot.
8. Shoot dua two shoot Pengambilan objek oleh kamera yang menampilkan dua orang sebatas
dada ke atas.
33
9. Shoot kelompok group shoot Pengambilan objek oleh kamera yang menampilkan sejumlah orang
sebatas dada ke atas. 10. Shoot udara aerial shoot
Pengambilan objek oleh kamera dari udara untuk menghasilkan suatu pemandangan yang mengesankan.
11. Shoot lebar wide shoot Pengambilan suatu objek yang tidak terlalu jauh, suatu pengambilan
gambar oleh kamera yang melingkupi area yang luas. 12. Shoot amat jauh very long shoot
Suatu pengambilan objek oleh kamera yang melingkupi area yang amat luas dimana terdapat suatu objek.
Semua shoot yang dibuat dicatat oleh bagian pencatat shoot dengan mencatat time code pada saat mulai pengambilan, isi shoot dan time code
pada akhir pengambilan adegan. Kode waktu time code adalah nomor pada pita.Nomor itu berputar ketika kamera dihidupkan dan terekam dalam gambar.
Catatan kode waktu ini nanti akan berguna dalam proses editing. Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap malam di akhir
shooting hari itu untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sungguh baik.Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya.
Sesudah semua adegan di dalam naskah selesai diambil maka hasil gambar
34
asli original materialrow foot-age dibuat catatannya logging untuk kemudian masuk dalam proses post production, yaitu editing.
b. Pasca-Produksi Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline,
editing online, dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua macam editing, yaitu: pertama, yang disebut editing dengan teknik analog atau linier. Kedua, editing
dengan teknik digital atau non linier dengan computer.
11
1 Editing offline dengan teknik analog Setelah shooting selesai, script boygirl membuat logging, yaitu
mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing
kasar yang disebut editing offline dengan copy video VHS supaya murah sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis dan treatment. Materi hasil
shooting langsung dipilih dan disambung-sambung dalam pita VHS. Sesudah editing kasar ini jadi, hasilnya dilihat dengan seksama dalam screening.
Apabila masih perlu ditambah atau diedit lagi, pekerjaan ini dapat langsung dikerjakan sampai hasilnya memuaskan.Sesudah hasil editing offline ini
dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script.Naskah editing ini
11
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program TelevisiYogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007, cet. I, h. 42
35
sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Naskah editing ini formatnya sama dengan
skenario.
2 Editing online dengan teknik analog Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli.
Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan scene dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing. Demikian pula sound
asli dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editing online ini siap, proses berlanjut dengan mixing.
3 Mixing pencampuran gambar dengan suara Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah
direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing.Keseimbangan
antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas.
4 Editing offline dengan teknik digital atau non-linier Editing non-linier atau editing digital adalah editing yang
menggunakan komputer dengan peralatan khusus untuk editing. Alat editing tersebut bermacam-macam nama, jenis, dan fasilitasnya, misalnya: Pinacle
–
36
Matrox – Canupus, dll. Tahapan pertama, yang harus dilakukan adalah
memasukkan seluruh hasil shoot gambar yang dalam catatan atau logging memperoleh OK, ke dalam hardisk. Proses ini disebut capturing atau
digitizing, yaitu mengubah hasil gambar dalam pita menjadi file, yang ketika diperlukan dapat dipanggil untuk disusun berdasarkan urutan yang diinginkan
sutradara. Sesudah tersusun baik baru diurutkan kemudian dipersatukan agar shoot-shoot yang sudah disambung dapat dilihat secara utuh, proses ini
disebut render. Setelah render dapat dilakukan screening. Apabila dalam screening masih perlu koreksi, maka koreksi dapat dikerjakan dengan
menambah, mengurangi, atau menyisipi shoot yang diperlukan. 5 Editing online dengan teknik digital
Editing online
dengan teknik
digital sebenarnya
tinggal penyempurnaan hasil editing offline dalam komputer, sekaligus mixing
dengan musik ilustrasi atau efek gambar misalnya perlu animasi atau wipe efek dan suara sound effect atau narasi yang harus dimasukkan. Sesudah
semua sempurna, hasil online ini kemudian dimasukkan kembali dari file menjadi gambar pada pita Betacam SP atau pita dengan kualitas broadcast
standart. Setelah program dimasukkan pita, boleh dikatakan pekerjaan selesai dan kelanjutannya adalah bagian dari pekerjaan di stasiun televisi.
37
4. Pengaturan Penayangan program Ada lima hal yang harus diperhatikan dalam menyiapkan program siaran
televisi, yakni:
12
1 Pola siaran. Sebelum penata program menyusun acara siaran, terlebih dahulu harus menyiapkan pola siaran. Pola kerja seorang penyusun
program atau programmer, yaitu programmer akan mengumpulkan terlebih dahulu referensi-referensi yang diperlukan: kebijakan siaran
dari pimpinan stasiun televisi, persoalan sosial budaya yang berkembang di tengah masyarakat, jangkauan siaran, hasil jajak
pendapat penonton, pemasok-pemasok program rumah produksi, distributor, dan tentunya analisis bahan siaran yang mengacu pada
kebijaksanaan umum siaran televisi. Kebijaksanaan umum siaran televisi akan dilatarbelakangi oleh
keadaan negara masing-masing. Secara universal penyelenggaraan siaran televisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Mampu memberi informasi informatif,
12
RM. Soenarto,Programa Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh SiaranJakarta: FFTV-IKJ Press, 2007, cet. I, h. 1
38
b. Mampu mendidik penonton edukatif, c. Mampu memengaruhi penonton persuasif,
d. Mampu menghibur penonton entertaining, dan e. Mampu menakuti penonton.
Pola siaran selalu dijadikan awal atau dasar dalam menyusun program siaran.Pola siaran merupakan pola penyusunan mata acara yang
memuat penggolongan, kelompok hari, waktu, dan frekuensi siaran setiap mata acara dalam suatu periode tertentu, dan ini dijadikan
panduan dalam penyelenggaraan siaran. Dilihat dari penggolongan penyelenggaraan siaran televisi,
penyelenggaraan siaran itu terdiri dari lima kategori, yakni: 1. Televisi yang berazaskan siaran umum general television
2. Televisi yang berazaskan siaran pendidikan instructional TV educational TV
3. Televisi bukan siaran close circuit 4. Televisi kabeltelevisi berlangganan
5. Televisi pemberitaan 2 Arahan pola siaran. Untuk memolakan suatu acara siaran dibutuhkan
wawasan arahan penyiaran program. Dari arahan itu diharapkan akan kian memperkuat posisi perusahaan atau instansi pertelevisian
39
bersangkutan. Arahan penyiaran televisi juga dimaksudkan sebagai rambu-rambu kebijakan pola siaran.
Di bawah ini ada delapan pedoman arahan penyiaran televisi, yaitu: 1. Penyiaran televisi diharapkan dapat menggalang dan
menyalurkan pendapat umum yang konstruktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk
menjaga kelestarian persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. 2. Dapat meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan kecerdasan
kehidupan bangsa. 3. Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya bangsa.
4. Dapat menangkal pengaruh buruk terhadap tata nilai perikehidupan bangsa Indonesia yang beraneka ragam.
5. Dapat meningkatkan peranan bangsa dan negara di tengah- tengah pergaulan antarbangsa dalam ikut melestarikan
ketertiban dunia. 6. Meningkatkan pembangunan watak, kepribadian bangsa,
harkat, dan martabat manusia. 7. Dapat menimbulkan kesadaran hukum dan terpeliharanya
ketertiban umum serta rasa kesusilaan. 8. Dapat meningkatkan upaya bagi suksesnya pembangunan
nasional.
40
3 Perubahan pola acara. Pola acara siaran dapat diubah sesuai keadaan. Kendati demikian, sebaiknya perubahan tidak sering dilakukan, karena
dapat mengurangi simpati penonton. Secara teknik pelaksanaan, antara pola acara siaran dan pola
pemprograman siaran perlu dibedakan.Yang dimaksud dengan pola acara siaran adalah urutan acara dalam hitungan setiap hari dan setiap
minggu.Sementara pola pemprograman lebih pada kebijakan siaran secara umum dan menyeluruh.
Ada dua alasan mendasar mengapa ada perubahan pola acara.Pertama, penempatan susunan acara harian dan mingguan ternyata tidak
tepat.Kedua, ada acara-acara tertentu yang berbenturan antara stasiun yang satu dengan stasiun lainnya.
4 Bahan program. Bahan program siaran didapat dari budaya yang dimiliki oleh manusia. Manusia bisa berpikir, punya akal, punya
peradaban, serta punya kepandaian. Mereka juga punya budaya, dan dari budaya itulah program siaran televisi bisa dipetik.
Kelompok terkecil kehidupan manusia adalah keluarga.Kita bisa mengambil butir-butir kehidupan keluarga bersangkutan.Ada tentang
keharmonisan keluarga, ada kegagalan kehidupan keluarga, juga ada perihal perencanaan di luar rumah
– semuanya bisa dijadikan bahan.
41
Kalau butir-butir kehidupan manusia memerlukan hiburan, sesuatu yang rileks, maka seni suara, seni musik, seni tutur yang ringan, dan
komedi jadi bisa diketengahkan. Manusia perlu hidup sehat, karena itu olahraga bisa menjadi suguhan
yang sangat menarik.Pendidikan formal juga sangat menarik disuguhkan apabila bisa disusun secara menarik pula.Begitu juga
pendidikan nonformal. 5 Sistem penempatan program siaran. Yang dimaksud dengan sistem
penempatan program siaran, masing-masing adalah: Program tahunan.Perencanaan program tahunan berpijak pada tahun
berlakunya manajemen stasiun televisi bersangkutan.Isi program tahunan mengacu pada peristiwa-peristiwa penting setiap bulannya,
sehingga peristiwa penting itu bisa dijadikan sebagai panduan tema siarannya.
Program pekanan atau mingguan.Yang dimaksud sebagai program pekanan atau mingguan adalah susunan program siaran dalam setiap
minggunya.Atau lebih rinci lagi susunan mata acara dari Senin sampai Minggu, konfigurasi acara harian dari menit ke menit, dan penggunaan
studio untuk penyelenggaraan operasional siaran – siaran langsung
ataukah rekaman atau yang lainnya.Dasar pemprograman siaran
42
pekanan adalah dari pola tahunan. Dengan dasar ini sistem penyiaran akan berjalan berseiring dengan pelaksanaan di lapangan.
Program harian.Penyusunan program harian didasarkan pada berapa banyak bahan siaran yang tersedia. Ketersediaan bahan ini bisa berupa
bahan jadi istilahnya: completed program atau canned product, bisa pula berupa bahan siaran yang harus diproduksi terlebih dahulu.
B. Tinjauan Tentang Televisi 1. Pengertian Televisi
Televisi secara etimologis berasal dari kata “tele” yang artinya jauh
dan “vision” yang berarti penglihatan. Segi jauhnya diusahakan oleh prinsip
radio dan penglihatannya oleh gambar
13
. Dengan demikian televisi yang dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat
jauh disini yaitu dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat studio televisi dan dapat
dilihat dari tempat “lain” melalui sebuah perangkat penerima televisi set.
14
Kata televisi terdiri dari kata ”tele” dan ”visi”. Tele dalam bahasa Yunani mempunyai arti ”jarak” sedangkan Visi dalam bahasa Latin
13
Lathief Rosyidi, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, Cet. ke-2, Firma Rimbow, Medan : 1989, hal. 221
14
Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Studi Deskriptif Analisis TPI, Tesis, Yogyakarta: 1998.
43
mempunyai arti ”citra atau gambar”. Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh.
15
Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka menyebutkan arti televisi adalah pesawat sistem penyiaran gambar obyek yang bergerak,
yang disertai dengan bunyi suara melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya gambar dan bunyi suara menjadi gelombang listrik
dan mengubahnya menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk penyiaran pertunjukan berita dan
sebagainya.
16
Istilah televisi sendiri baru dicetuskan pada tanggal 25 Agustus 1906, di Kota Paris, Prancis. Saat itu di kota tersebut berlangsung pertemuan
para ahli bidang elektronika dari berbagai negara.
17
Menurut Skornis dalam bukunya Television and Society:: An Incuest and Agenda 1985, dibandingkan dengan media massa lainnya radio surat
kabar, majalah, buku dan sebagainya, televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Ia merupakan gabungan dari media dengar dan gambar bisa bersifat
15
P.C.S. Sutisna, Pedoman Praktis Penulisan Skenario TV dan Video, Jakarta: PT. Grasindo, 1993 Cet ke-1, h.1
16
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Bina Aksara, 1986, cet. ke-3, 59.
17
JB. Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, Bandung: Alumni, 1986, hal. 49.
44
informatif, hiburan maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur diatas.
18
Dengan pengertian di atas, lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa sistem transmisi atau pancaran gambaran dan suara yang dihasilkan oleh
kamera elektronik diubah menjadi gelombang elektro magnetik dan selanjutnya transmisi dilanjutkan melalui pemancar.Gelombang elektro
magnetik ini diterima oleh sistem antena yang menyalurkan ke pesawat penerima pesawat televisi.Di pesawat televisi lalu gelombang elektro
magnetik diubah kembali menjadi gambar dan suara yang dapat kita nikmati di layar televisi.Sedangkan pada televisi kabel gelombang elektro magnetik
tersebut disalurkan melalui kabel ke pesawat penerima. Suatu siaran dapat diterima di rumah harus melalui proses-proses
tertentu.Kecanggihan yang ada pada televisi ini bila tidak ditunjang oleh sumber daya manusia yang baik menyebabkan siaran televisi yang diterima
menjadi tontonan yang membosankan. Karenanya, untuk menjadikan siaran televisi ini tetap survive, dibutuhkan tenaga-tenaga andal di bidangnya dan
juga manajemen yang kuat. Sedikitnya ada delapan hal yang harus dimiliki para penggiat televisi jika siaran mereka tidak ingin dirasa membosankan:
keahlian di bidang masing-masing, tanggung jawab profesi, kreativitas,
18
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah analisis isi media televisi, Jakarta, PT Rineka Cipta, 1996, Cet. ke-1, h. 5
45
karakter gotong-royong atau senang bekerjasama tidak egoistis, kepemimpinan bijaksana tegas tapi tidak kaku, kesadaran pada fungsi
masing-masing, bertekad sama untuk mencapai satu tujuan dengan baik, dan memiliki pandangan jauh ke depan di bidang perangkat keras.
Televisi sebagai suatu alat yang merupakan bagian dari suatu sistem yang besar, sehingga meskipun televisi seperti kotak hitam ajaib, tapi apabila
gelombang elektromagnetik dari suatu pemancar televisi, berhubungan langsung dengan televisi tadi yang sudah ditekan tombolnya, maka dengan
serta merta akan merubah ke arah fungsi sebenarnya, di mana kita akan dapat menikmati acara yang ditayangkan langsung dari stasiun penyiaran yang
bersangkutan. Televisi sebagai suatu alat dapat dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan informasi, dengan menggunakan bayangan gambar dan
suara demikian halnya dengan video dan film.
19
Menurut Onong Uchjana Effendy, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penonton. Ini
adalah hal yang wajar. Jadi, bilah ada hal yang menyebabkan penonton terharu, terpesona dan latah, bukanlah sesuatu yang istimewa. Sebab, salah
satu pengaruh psikologi dari televisi seakan-akan menghipnotis para
19
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi Yogyakarta, Duta Wacana University Press, 1994, h. 1-2
46
penonton, sehingga mereka seolah-olah hanyut dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang dihidangkan televisi.
20
Mengingat sifatnya terbuka, cakupan pemirsanya tidak mengenal usia dan meliputi seluruh lapisan masyarakat mulai anak-anak, remaja, hingga
orang dewasa luasnya jangkauan siaran dan cakupan pemirsanya. Media televisi sebagai media pembawa informasi yang besar dan cepat pengaruhnya
terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku anggota masyarakat serta perubahan sistem dan tata nilai yang ada.
21
Televisi mempunyai daya tarik tersendiri yang khas, kalau radio mempunyai daya tarik yang disebabkan unsur-unsur kata, musik, dan sound
effect yang mendukung, maka televisi lebih dari itu dimana terdapat unsur visual yang memancar berupa gambar baik yang bergerak maupun tidak
bergerak yang dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pemirsanya. Sejauh ini banyak kalangan masyarakat yang memandang televisi
sebagai ajang sosialisasi kekerasan yang tidak mendidik dengan menayangkan program-program yang tidak mendatangkan manfaat. Namun setelah televisi
menayangkan bermacam program acara keagamaan secara terus-menerus dan berkualitas, maka persepsi negatif itu dapat dikurangi dan dinetralisir kembali.
20
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, Cet Ke-4, h.122
21
Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional, Media Televisi :tujuan, isi, pengelola serta dampaknya terhadap perubahan sistem nilai, pengaruh tayangan program televisi terhadap perilaku
anak dan pemuda, Jakarta, BPPN, 1992, h. 1
47
Setiap media memang memiliki kelebihan masing-masing, namun banyak para pakar komunikasi yang mengatakan bahwa jangkauan media
televisi jauh lebih besar dan lebih luas dari media lainnya. Karenanya, keberadaan televisi ini apakah efeknya maslahat atau mudharat sangat
tergantung pada pemiliknya. 2. Sejarah Perkembangan Televisi Indonesia
Peletakan dasar utama teknologi pertelevisian dimulai tahun 1884, ketika insinyur Jerman bernama Paul Nipkow mampu menciptakan
mekanisme televisi dengan benar untuk pertama kali. Ia menemukan sebuah alat yang kemudian disebut sebagai Nipkow disk atau Nipkow Sheibe.
22
Tahun 1953 tibalah saatnya Asia mengejar ketinggalan dalam bidang pertelevisian yang dimulai oleh Jepang dan Philipina pada tahun 1953,
kemudian diikuti oleh negara-negara Asia lainnya: Muangthai pada tahun 1955, Indonesia dan Republik Rakyat Cina RRC tahun 1962, Singapura
tahun 1963, dan lain-lain.
Memang televisi merupakan media termuda setelah koran dan radio, tetapi media ini memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kedua media
tersebut, yaitu kemampuannya melipat jarak, ruang dan waktu, ditambah dengan kekuatan audio-visual yang dimilikinya, TV dapat memperlihatkan
22
Deddy Iskandar Muda, “Jurnalistik Televisi,” Bandung: PT. REMAJA ROSDA KARYA, 2005, Cet. Ke-2, hal. 4.
48
keadaan yang terjadi dimanapun. Oleh karena itu, TV banyak mendapatkan julukan, jendela dunia, kotak ajaib, dan lain sebagainya.
Di Indonesia TV hadir pada tanggal 19 Agustus 1962, yaitu saat munculnya TVRI dengan studionya yang terletak di kompleks Senayan,
Jakarta.
23
Lahirnya televisi di Indonesia layaknya bayi prematur yang kehadirannya kurang normal. Ini terjadi karena syahwat megalomanian dan
ekshibisionisme Soekarno, Presiden Pertama RI, ketika Indonesia menyelenggarakan Asian Games IV di Jakarta.
24
Karena kelahirannya yang prematur, pertumbuhan TV di Indonesia tidak sebaik di Barat. Benar bahwa selama dua pekan Asian Games TVRI
punya bahan liputan langsung dari berbagai lapangan olah raga untuk disiarkan. Namun, setelah itu yang tersisa hanya pola teknik sehingga antara
12 hingga 18 September 1962, siaran terpaksa diistirahatkan karena TVRI tidak punya program yang jelas untuk disiarkan. Ketika diudarakan lagi, untuk
masa cukup lama siaran hanya dapat dilaksanakan tidak lebih dari 30 menit sehari.
25
Untuk menyikapi masalah itu, baru kemudian pada tanggal 20 Oktober 1963 lebih setahun setelah siaran pertama
– kehadiran TVRI diatur melalui Keppres No. 215 tahun 1963 yang antara lain menetapkan statusnya sebagai
23
Ibid, hal. 190
24
Wirodono, “Matikan TV-Mu,”Yogyakarta : RESIST BOOK, 2005, Cet. Ke-1 hal. 3.
25
Idi Subandi Ibrahim dan Deddy Mulyana, ed., “Bercinta Dengan Televisi: Televisi di Indonesia dan Pengaturannya,” Bandung: PT. REMAAJA ROSDA KARYA, 1997,Cet. Pertama,
hal.12.
49
suatu yayasan, yaitu Yayasan Televisi Republik Indonesia disingkat TVRI. Hanya saja, palaksanaannya tidak lagi murni.
Dulu berdasarkan Keppres No. 2151963, TVRI berada langsung di bawah presiden. Kini ia lebih banyak diatur Departemen Penerangan
Deppen.
26
Pada tanggal 1 April 1981 TVRI tidak menyiarkan iklan. Hal ini dilakukan oleh pemerintahan Orde Baru guna menghindari konsumerisme
masyarakat di Indonesia.
Untuk meningkatkan perkembangan pertelevisian di Indonesia, pada penghujung tahun 1980-an dan awal dekade 1990-an suasana pertelevisian di
Indonesia menjadi meriah. Karena di zaman orde baru, Presiden Soeharto memperkenankan pihak swasta mengelola stasiun televisi siaran.
Gagasan untuk membuatan stasiun televisi swasta sebenarnya sudah ada sejak 1975, tetapi hal ini bisa diredam hingga tahun 1987 karena ada
masalah yang membuat hal ini harus terjadi, yaitu belum adanya undang- undang penyiaran. Lahirnya televisi swasta merupakan manifestasi dari
Kepmenpen No. 111 tahun 1990 yang terbentuk berdasarkan Keppres No. 215 tahun 1963 yang menyatakan “dalam batas-batas tertentu TVRI dapat
menunjuk pihak lain swastamasyarakat menjadi pelaksana siaran TV melalui hubungan kerjasama yang diatur dalam perjanjian tertul
is”.
26
Ibid, hal. 12-13.
50
Stasiun televisi siaran swasta itu antara lain adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia RCTI yang mulai dioperasikan pada bulan April 1989
dan menjadi stasiun swasta pertama di Indonesia yang dimiliki oleh Bambang Triatmojo. RCTI diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1989 tepat pada hari
lahirnya TVRI ke-28, dan RCTI di Bandung baru dioperasikan 1 Mei 1991.Kemudian disusul oleh Surabaya Centra Televisi SCTV yang mulai
dioprasikan pada bulan Agustus 1989 yang memiliki cabang di Denpasar, Bali. Selain itu ada Televisi Pendidikan Indonesia TPI yang dikelolah oleh
PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia CTPI dipimpin oleh Ny. Siti Hardianti Indra Rukmana yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada
tanggal 23 Januari 1991 bertempat di studio 12 TVRI Senayan, Jakarta. Walaupun TPI berstatus swasta, tetapi penyiarannya untuk sementara
bekerjasama dengan TVRI. Pada tahun 1992, buletin intern TVRI “Lensa” nomor 10 tahun 1992
memuat berita tentang perkembangan televisi di Indonesia. Dalam waktu dekat ini enam stasiun TV swasta siap beroperasi, satu diantaranya ialah
Indosiar Visual Mandiri IVM yang berjangkau siaran secara nasional beroperasi di Darmogot, Jakarta.
Dan lima stasiun TV lainnya berjangkau siaran secara lokal adalah Ramako Indo Televisi Batam RITB di Pulau Batam, Cakrawa Bumi
Sriwijaya Televisi CBST di Palembang, Cakrawala Andalas Televisi CAT
51
di Lampung, Sanitya Mandarata Televisi SMT di Yogyakarta dan Merdeka Citra Televisi Indonesia MCTI di semarang. Pada millenium ketiga,
menyusul televisi swasta lainnya di Jakarta, yaitu: ANTV, Metro TV. Trans TV, TV 7 sekarang Tans7, Lativi, Global TV, O Chenel, dan TVG.
Di sejumlah negara berkembang seperti di Asia Tenggara, media melakukan perannya yang dilukiskan sebagai “agen pembangunan”.
27
Di Indonesia misalnya, pemerintah melihat media sebagai sumber daya yang
kritis untuk membantu dalam mengkomunikasikan pendidikan dan informasi vital mengenai isu mendasar seperti kesehatan, perairan, pengendalian
kelahiran pada kurang lebih 200 juta jiwa penduduk bangsa ini yang tinggal di lebih dari 13.000 pulau. Media diharapkan bisa membantu pemerintah dalam
tugasnya mempersatukan, membangun dan membentuk jiwa nasionalisme masyarakat.
3. Kelebihan dan Kekurangan Televisi Media televisi sebagai media massa yang semakin digandrungi oleh
masyarakat mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tetapi televisi memiliki karakter yang sangat berbeda dengan media massa-media massa lainnya.
27
Jim, Macnamara,“Strategi Jitu Menaklukkan Media,” Jakarta: Mitra Media, 1999, Cet.
Ke-1, hal. 9-10.
52
Karakteristik televisi sebagai media massa maupun karakteristik teknis dari televisi itu sendiri sebagai elektronik serta sebagai media visual gerak
28
. Pemahaman tentang karakteristik ini dianggap penting, karena dalam
karakteristik ini akan dibahas hal-hal yang harus diperhatikan oleh para pengembang program televisi, baik itu sebagai penulis naskah maupun
pelaksaan produksi. Bagi penulis naskah program televisi, ia akan dapat memilih materi
yang cocok untuk ditelevisikan dan memaksimalkan potensi televisi sebagai media. Sedangkan bagi pelaksana produksi ia dapat mengantisipasi hal-hal
yang teknis. Oleh karena itu sekali lagi, dengan mengenal secara baik karakteristik media televisi akan membantu dalam mewujudkan suatu
program televisi yang bermutu. Karakteristik televisi sebagai media massa, berbeda dengan penonton
film, penonton televisi mempunyai karakteristik yang agak unik, karena masing-masing mempunyai kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Selain itu
penonton televisi broadcast tersebar dimana-mana. Walaupun waktu menontonnya sama tetapi mereka tidak dapat berkomunikasi satu sama lain.
Selain itu penonton televisi broadcast tersebar dimana-mana. Walaupun waktu menontonnya sama tetapi mereka tidak dapat berkomunikasi satu sma
lain. Penonton televisi boleh dikatakan bebas, artinya ia menonton televisi bukan karena paksaan tetapi karena tertarik. Mungkin program yang
28
Adi, Badjuri, “Jurnalsitik Televisi”, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, Cet. ke-1, hal. 40
53
ditayangkan sesuai dengan kebutuhannya, mungkin juga karena tidak ada hiburan lain. Namun demikian sebagai seorang calon pengembang program
televisi harus menyadari sepenuhnya keaneka ragaman jenis dan sifat penonton ini, karena tidak mungkin dapat membuat program yang memenuhi
kebutuhan semua khalayak. Untuk mengatasi keaneka ragaman tersebut, maka sebaiknya tentukanlah satu kelompok sasaran yang memiliki sifat, karakter,
dan latar belakang yang sama. Bila sudah menentukan sasaran yang jelas usahakanlah meraih
perhatian pemirsa semaksimal mungkin melalui setiap gambar yang terlihat dan setiap suara yang terdengar atau dengan kata lain setiap gambar, setiap
kata dan setiap bunyi yang dibangun harus ada maksudnya dan mampu menarik perhatian pemirsa.
Kelebihan televisi :
1. Kesan realistik : audio visual. 2. Masyarakat lebih tanggap : menonton dalam suasana santai,
rekreatif. 3. Adanya pemilahan area siaran zoning dan jaringan kerja
networking yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat. 4. Terkait erat dengan media lain.
5. Cepat, dari segi waktu, cepat dalam menyebarkan berita ke masyarakat luas.
54
6. Terjangkau luas, menjangkau masyarakat secara luas.
Kelemahan Televisi :
1. Jangkauan pemirsa massal, sehingga pemilahan sulit menentukan untuk pangsa pasar tertentu sering sulit dilakukan.
2. Iklan relatif singkat, tidak mampu menyampaikan data lengkap dan rinci bila diperlukan konsumen.
3. Relatif mahal. 4. Pembuatan iklan tv cukup lama.
29
29
Ibid, hal. 41
55