Laporan Keuangan TELAAH PUSTAKA

commit to user 14 melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Transaksi yang dilaksanakan hanya di dalam negeri saja dan tidak dapat melaksanakan transaksi internasional. d. Jenis Bank Menurut Kegiatan Operasionalnya Berdasarkan kegiatan operasionalnya, bank dibedakan menjadi: 1 Bank Konvensional Bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaam dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil. 2 Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.

B. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil- commit to user 15 hasil yang telah diperoleh oleh perusahaan. Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan hasil yang telah diperoleh prospeknya dimasa mendatang, faktor penting yang harus mendapat perhatian adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek likuiditas, kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka panjang solvabilitas, dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan profitabilitas. Banyak aspek yang harus dipertimbangkan dalam keputusan pemberian kredit, tidak hanya sekedar menerima atau menolak kredit tetapi akan meliputi keputusan tarif bunga yang akan dibebankan, jumlah kredit yang akan diberikan, jaminan dan batasan-batasan atau syarat- syarat lainnya yang harus dipenuhi oleh peminjam. Banyak rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan oleh bagian kredit komersial suatu perusahaan perkreditan kreditor untuk membantu dalam pengambilan keputusan pemberian kredit komersial dan melakukan pengendalian terhadap kredit yang sudah diberikan. Cara penilaian atas faktor CAMEL lebih dikenal dengan istilah CAMEL rating system. Perhitungan masing-masing faktor adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan mengkuantifikasikan komponen-komponen yang termasuk dalam masing-masing faktor sehingga diperoleh nilai atau angka tertentu. commit to user 16 Penilaian faktor CAMEL dimulai dengan perhitungan rasio dan nilai kredit setiap komponen dari masing-masing faktor. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Capital Dalam kaitannya untuk menghitung rasio permodalan, komponen yang dibutuhkan adalah aktiva tertimbang menurut risiko dan modal. 2. Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR Komponen-komponen untuk menghitung ATMR meliputi kas, tagihan pada bank lain atau antar bank aktiva, kredit yang diberikan, nilai buku aktiva tetap dan investasi, serta rupa-rupa aktiva. ATMR aktiva neraca diperoleh dengan cara mengalikan niai nominal aktiva yang bersangkutan dengan bobot resikonya. Sedangkan ATMR aktiva administrasi diperoleh dengan cara mengalikan nilai nominal aktiva rekening administrasi yang bersangkutan dengan bobot resikonya. 3. Modal Modal bank yang terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Modal inti terdiri dari modal yang disetor, cadangan tujuan, dan laba tahun berjalan diperhitungkan hanya 50. Sementara itu modal pelengkap terdiri dari cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan dan dapat commit to user 17 diperhitungkan untuk dapat masuk komponen modal pelengkap masksimal sebesar 1,25 dari ATMR. Hubungan antara ekspansi kredit bila dikaitkan dengan metode CAMEL adalah sebagai berikut: 1. Rasio-rasio Unsur Kecukupan Modal Capital CAR Capital Adequacy Ratio Adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank. Hubungan antara rasio CAR dengan ekspansi kredit dapat dilihat pada kecukupan modal bank yang sering terganggu karena penyaluran kredit yang berlebihan. Kenaikan ekspansi kredit akan diikuti oleh kenaikan modal, dimana bank tetap dapat meningkatkan kredit selama peningkatan kredit tersebut tidak menjadikan modal bank dibawah ketetapan 8 Bank Indonesia. 2. Rasio-rasio Untuk Kualitas Aktiva Asset NPL Non Performing Loan Rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar commit to user 18 maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Hubungan antara rasio NPL dengan ekspansi kredit dapat dilihat dari semakin tingginya NPL menunjukkan semakin besar tingkat kredit bermasalah. Semakin besar kredit bermasalah yang terjadi maka akan menyebabkan penurunan tingkat penyaluran kredit atau sebaliknya penurunan tingkat kredit bermasalah akan meningkatkan tingkat kredit yang disalurkan. 3. Rasio-rasio Untuk Mengukur Earning atau Profitabilitas ROA Return On Asset Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba sebelum pajak yang dihasilkan dari rata-rata total asset bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasionalnya sebelum pajak. Hubungan rasio ROA dengan ekspansi kredit adalah apabila nilai ROA tinggi menunjukkan bank telah menyalukan kredit dan memperoleh pendapatan. commit to user 19 ROE Return On Equity Digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, maka semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai. NIM Net Interest Margin Digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank daam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Semakin besar rasio NIM, maka semakin meningkat pendapatan bunga atas aktiva produktifnya. Hubungan rasio NIM dengan ekspansi kredit yaitu NIM berbanding lurus dengan ROA karena ROA dipengaruhi oleh laba. Semakin tinggi NIM maka semakin baik juga kinerja bank yang berakibat pada meningkatnya laba perusahaan. Meningkatnya laba perusahaan diprediksi akan meningkatkan ROA perusahaan. Maka sama seperti yang telah dijelaskan di atas, apabila ROA tinggi menunjukkan bank telah menyaluran kredit dan memperoleh pendapatan. BOPO Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional. Semakin kecil commit to user 20 rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. 4. Rasio Pengukuran Likuiditas LDR Loan to Depoit Ratio Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin rendah kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah giro, tabungan, simpanan bejangka, dan sertifikat deposito. Hubungan antara rasio LDR dengan ekspansi kredit adalah semakin tinggi LDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah likuiditas bank menunjukkan kurang efektifitas bank dalam menyalurkan kredit sehingga ekspansi kredit menjadi terhambat. Ketentuan dari Bank Indonesia tentang penilaian kesehatan bank adalah sebagai berikut: commit to user 21 Tabel II.1 Penilaian Kesehatan Bank Rasio Bobot Permodalan 26 AktivaAsset 30 Manajemen 26 Rentabilitas 10 Likuiditas 10 Sumber: Ketetapan Bank Indonesia

C. Kredit

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK UMUM MILIK NEGARA DAN BANK UMUM SWASTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS

0 3 17

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK UMUM MILIK NEGARA DAN BANK UMUM SWASTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS

0 4 17

Analisis Pengaruh Rasio Camel terhadap tingkat Kesehatan Bank pada Bank Umum Swasta Nasional di Indonesia Periode 2007-2011

3 13 103

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM PEMERINTAH DAN BANK UMUM SWASTA NASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN PERIODE 2003 2007

0 2 96

nalisis rasio camel terhadap ekspansi kredit Bank umum swasta nasional devisa dan bank umum swasta nasional non devisa

0 15 129

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SWASTA NASIONAL DENGAN METODE CAMEL Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Swasta Nasional Dengan Metode Camel (Studi Empirik Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013).

0 2 13

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SWASTA NASIONAL DENGAN METODE CAMEL Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Swasta Nasional Dengan Metode Camel (Studi Empirik Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013).

0 2 19

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM MILIK NEGARA (BUMN) DAN BANK UMUM SWASTA NASIONAL (BUSN) DENGAN METODE CAMEL -

0 5 126

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK SWASTA NASIONAL DAN BANK ASING DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL - repository perpustakaan

0 0 15

Analisis perbandingan kinerja keuangan antara bank milik asing dengan bank umum swasta nasional menggunakan rasio keuangan periode 2008-2010 - USD Repository

0 0 185