ANALISIS PENGARUH TINGKAT KINERJA BANK dengan MENGGUNAKAN RASIO CAMEL TERHADAP EKSPANSI KREDIT BANK UMUM MILIK NEGARA DAN BANK UMUM SWASTA NASIONAL PERIODE 2004 2009

(1)

commit to user

i

MENGGUNAKAN RASIO CAMEL TERHADAP EKSPANSI

KREDIT BANK UMUM MILIK NEGARA DAN BANK UMUM

SWASTA NASIONAL PERIODE 2004-2009

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

NUR WIRDATIN NAZHIIFAH NIM F0207142

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011


(2)

commit to user

ii

Skripsi dengan judul:

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KINERJA BANK DENGAN

MENGGUNAKAN RASIO CAMEL TERHADAP EKSPANSI

KREDIT BANK UMUM MILIK NEGARA DAN BANK UMUM

SWASTA NASIONAL PERIODE 2004-2009

Surakarta, 28 Juli 2011 Disetujui dan diterima oleh Pembimbing

(Dra. Endang Suhari, M. Si.) NIP. 19610317 198601 2 002


(3)

commit to user

iii

Telah disetujui dan diterima baik oleh team penguji Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen.

Surakarta, Juli 2011

Tim Penguji Skripsi

1. Drs. Harmadi, M.M. Sebagai Ketua ( )

NIP. 195805131984031001

2. Dra. Endang Suhari, M. Si. Sebagai Pembimbing ( )

NIP. 19610317 198601 2 002

3.Drs. Atmadji, MM Sebagai Anggota ( )


(4)

commit to user

iv

“Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka kerjakanlah urusanmu dengan sungguh-sungguh, dan hanya kepada Allah kamu berharap”.

(QS. Al-Insyiraah: 6-8)

“… Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri ...”.

(QS. Ar Ra’du: 11)

“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya. ...”.

(QS. Al-Baqarah: 286)

“Ability is what you are capable of doing. motivation determines what you do. attitude determines how well you do it”.

(@Mrs. Luchini-twitter)


(5)

commit to user

v

Ka r ya i n i pen u l i s per sem b a h k a n u n t u k :

1. Papa, lelaki hebat yang selalu membimbing anak-anaknya untuk menjadi

orang yang sukses. Dan Mama yang telah menjadi supermom bagi anak-anaknya. Terimakasih atas pengorbanan dan perjuangan kalian dalam mendidikku sampai sekarang ini. Terimakasih pula karena telah merawatku dari kecil hingga sekarang dengan penuh cinta kasih kalian. I love you full.

2. Dua saudaraku, mbak Datus dan Afi. Makasih atas dukungan kalian

berdua.

3. Kakak sepupuku, Mas Azmi. Makasih sudah membantu dan mendukungku.

Thanks bro!

4. My Little-little, makasih telah mendampingi dan banyak membantuku

selama ini. Makasih udah menjadi sahabat yang baik dan selalu ada untukku disaat senang maupun sedih. Bestfriend forever! Je T’aime..

5. RKC On The Move untuk Nova, Rendi, Yoga, Agus, Lestyo, Rizal, Adnan,

Ayom. Untuk Sita, Laelam, Dina, Fia, Putri, Icha, Rimbun, dan Iqbal. Makasih buat kalian yang udah mendukung, membantu, dan selalu memberi motivasi. Semoga kita tetap bisa bertemu dan berkumpul setelah lulus. Mari jaga kebersamaan dan kekompakan kita.

6. Teman-teman seangkatan Manajemen 2007 terutama Manajemen

Keuangan.


(6)

commit to user

vi

memotivasiku. Makasih udah ada disaat aku senang maupun sedih. Makasih selalu ada disaat aku butuhkan. Thanks Bro!

9. Terimakasih kepada Pak Man dan Pak Pur sudah menjaga motorku selama

ini.

10.Terimakasih kepada semua kakak tingkat dan yang kenal sama Datin dan


(7)

commit to user

vii

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Skripsi dengan

judul “Analisis Pengaruh Tingkat Kinerja Bank Dengan Menggunakan Rasio

CAMEL terhadap Ekspansi Kredit Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional Periode 2004-2009”

Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi tugas dan persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Wisnu Untoro, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Dr. Hunik Sri Runing S, M.Si., dan Reza Rahardian, SE, M.Si. selaku ketua

dan sekretaris jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dra. Endang Suhari, M.Si., selaku pembimbing skripsi yang telah dengan

sabar memberikan bimbingan dan saran-saran yang berarti dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Drs. Wiyono, MM, selaku Pembimbing Akademik

5. Bapak dan ibu dosen serta seluruh staff karyawan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(8)

commit to user

viii

Little-Little dan RKC On The Move (Linda, Hanida, Sita, Nova, Yoga, Rendi, Lestyo, Rizal, Agus) dan Bayu Mahendra yang selalu mendukung saya.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu penulisan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan lebih lanjut.

Surakarta, Juli 2011


(9)

commit to user

ix

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAKSI ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TELAAH PUSTAKA ... A. Bank ... 7

1. Asas, Fungsi, dann Tujuan Bank di Indonesia ... 9

2. Pengertian dan Ruang Lingkup Bank Umum ... 9

3. Jenis dan Kegiatan Usaha Bank ... 10

a. Jenis Bank Menurut Fungsinya ... 10


(10)

commit to user

x

d. Jenis Bank Menurut Kegiatan Operasionalnya ... 14

B. Laporan Keuangan ... 14

1. Pengertian Laporan Keuangan ... 14

2. Rasio-Rasio Unsur Kecukupan Modal ... 17

3. Rasio-Rasio Untuk Kualitas Aktiva ... 17

4. Rasio-Rasio Untuk Mengukur Earning atau Profitabilitas ... 18

5. Rasio Pengukuran Likuiditas ... 20

C. Kredit ... 21

1. Pengertian Kredit ... 21

2. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit ... 22

D. Penelitian Terdahulu ... 24

E. Kerangka Pemikiran ... 26

F. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN... A. Populasi dan Sample ... 30

B. Metode Pengumpulan Data ... 31

C. Definisi Operasional Variable ... 32

D. Bentuk Analisis Data ... 35

1. Uji Normalitas Data ... 36

2. Uji Asumsi Klasik ... 37

3. Uji Regresi Secara Parsial (Uji t) ... 39

4. Uji Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) ... 39


(11)

commit to user

xi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...

A. Statistik Deskriptif ... 41

B. Uji Normalitas dan Uji Asumsi Klasik ... 42

1. Uji Normalitas ... 42

2. Uji Asumsi Klasik ... 44

C. Pengujian Hipotesis ... 47

1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 47

2. Uji t ... 50

3. Uji F ... 52

4. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Goodness of Fit Test) ... 53

5. Uji Mann-Whitney (U Test) ... 54

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 57

B. Keterbatasan Penelitian ... 58

C. Implikasi Hasil Penelitian ... 59 DAFTAR PUSTAKA


(12)

commit to user

xii

TABEL Halaman

Tabel II.1 Penilaian Kesehatan Bank ... 21

Tabel II.2 Tingkat Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Kredit ... 24

Tabel IV.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 42

Tabel IV.2 Hasil Pengujian Kolmogorov-Smirnov ... 43

Tabel IV.3 Hasil Pengujian Kolmogorov-Smirnov setelah LN ... 44

Tabel IV.4 Hasil Pengujian Autokorelasi ... 45

Tabel IV.5 Hasil Pengujian Multikolinearitas ... 46

Tabel IV.6 Hasil Pengujian Regresi ... 49

Tabel IV.7 Hasil Pengujian Uji t ... 51

Tabel IV.8 Hasil Pengujian Uji F ... 52

Tabel IV.9 Hasil Pengujian Ketepatan Perkiraan ... 53

Tabel IV.10 Hasil Pengujian Uji Normalitas Ekspansi Kredit ... 55


(13)

commit to user

xiii

GAMBAR Halaman

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran ... 26 Gambar IV.1 Scatterplot ... 47


(14)

commit to user

xiv

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KINERJA BANK dengan MENGGUNAKAN RASIO CAMEL TERHADAP EKSPANSI KREDIT

BANK UMUM MILIK NEGARA DAN BANK UMUM SWASTA NASIONAL PERIODE 2004-2009

NUR WIRDATIN NAZHIIFAH F0207142

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh rasio

CAMEL, yaitu Rasio Permodalan, Rasio Aktiva Produktif, Rasio Rentabilitas,

dan Rasio Likuiditas terhadap ekspansi kredit Bank Umum Milik Negara dan

Bank Umum Swasta Nasional. Selain itu juga untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan ekspansi kredit antara kelompok Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional.

Dalam penelitian ini rasio CAMEL sebagai variabel independen yang meliputi CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR diduga berpengaruh terhadap ekspansi kredit Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional sebagai variabel dependen. Data penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari Direktori Bank Indonesia tahun 2004-2009. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

diambil dengan metode purposive sampling. Dengan teknik pengambilan sampel

yang telah ditentukan diperoleh 8 perbankan yang memenuhi kriteria untuk diambil sebagai sampel yang terdiri dari empat Bank Umum Milik Negara dan empat Bank Umum Swasta Nasional. Sebelum melakukan uji hipotesis yang

dilakukan dengan analisis regresi linier berganda dan Mann-Whitney test, terlebih

dahulu dilakukan uji normalitas dan uji asumsi klasik sebagai analisis pendahuluan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari rasio CAR, NPL, ROE, NIM, ROA, BOPO, dan LDR tahun 2004-2009 secara serentak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu ekspansi kredit Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional. Adapun secara parsial, rasio CAR, NPL, NIM, ROA hanya berpengaruh signifikan terhadap ekspansi kredit pada tahun 2004-2009. Sedangkan rasio ROE, BOPO, LDR tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap ekspansi kredit Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional tahun 2004-2009.

Berdasarkan uji Mann-Whitney (U Test) dapat diketahui bahwa terdapat

perbedaan ekspansi kredit diantara Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional tahun 2004-2009.

Kata Kunci: rasio CAMEL (CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR), Ekspansi Kredit


(15)

commit to user

xv

ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF BANK’S PERFORMANCE WITH CAMEL RATIO TO CREDIT EXPANSION CREDIT EXPANSION STATE

OWNED COMMERCIAL BANKS AND PRIVATE BANKS NATIONAL PERIOD 2004-2009

NUR WIRDATIN NAZHIIFAH F0207142

This research has the objective to determine the effect of CAMEL ratios, namely Capital Ratio, Ratio of Productive Assets, Profitability Ratio and Liquidity Ratio of credit expansion and the State-Owned Commercial Banks National Private Banks. In addition, to determine whether there is credit expansion differences between the groups of State-Owned Commercial Banks and the National Private Banks.

In this study CAMEL ratios as independent variables which include CAR, NPLs, ROA, ROE, NIM, ROA and LDR predicted effect on credit expansion and the State-Owned Commercial Banks National Private Banks as the dependent variable. Data of this study are secondary data in the form of annual financial statements obtained from the Directory of Bank Indonesia in 2004-2008. The sampling technique in this study were taken with a purposive sampling method. With a sampling technique that has been determined acquired 47 banks that meet the criteria to be taken as a sample consisting of four state owned commercial banks and 43 private bank. Prior to hypothesis testing is done by multiple linear regression analysis and Mann-Whitney test, the first test and classical assumption of normality as a preliminary analysis.

Results showed that the independent variables consisted of CAR, NPL, ROE, NIM, ROA, ROA, and LDR years 2004-2008 simultaneously have a significant influence on the dependent variable is credit expansion and the State-Owned Commercial Banks National Private Banks. Partially, CAR, NPL, NIM, ROA only significant effect of credit expansion the State Owned Commercial Banks and Private Banks National overall for the period 2004-2009. ROE, BOPO, LDR had no significant effect of credit expansion the State Owned Commercial Banks and Private Banks National overall for the period 2004-2009. Based on Mann-Whitney (U Test) can be seen that there is a difference between credit expansion and the State-Owned Commercial Banks National Private Banks in 2004-2008.

Keywords: CAMEL ratio (CAR, NPLs, ROA, ROE, NIM, ROA, and LDR), Credit Expansion


(16)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pro dan kontra selalu ada dalam negeri yang menganut azas demokrasi. Terlepas, dari hiruk pikuk pemilihan anggota kabinet, kondisi ekonomi global, makro ekonomi dan perbankan sepertinya dalam posisi yang terus membaik. Pemulihan ekonomi dunia mulai terjadi dan sektor keuangan yang menjadi bendera pertumbuhan ekonomi sudah mulai stabil. Pasar modal dunia mulai recovery.

Hampir seluruh dunia menurunkan suku bunga dan tanda-tanda pemulihan ekonomi juga sudah mampir ke Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, seperti Jerman dan Prancis. Sementara China, India dan Indonesia berada pada barisan terdepan dengan pertumbuhan yang baik dan relatif tidak terkena dampak krisis yang berat.

Krisis multidimensional yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah menghancurkan sendi-sendi perekonomian Indonesia termasuk sektor perbankan. Terpuruknya sektor perbankan akibat krisis ekonomi memaksa pemerintah melikuidasi bank-bank yang dinilai tidak sehat dan tidak layak lagi untuk beroperasi. Hal ini mengakibatkan timbulnya krisis kepercayaan dari masyarakat terhadap industri perbankan


(17)

commit to user

2 yang kemudian menyebabkan banyak bank yang lumpuh karena banyaknya kredit macet.

Dalam Seminar Restrukturisasi Perbankan tahun 1998 yang diadakan di Jakarta dapat disimpulkan beberapa penyebab menurunnya kinerja perbankan, antara lain :

1. Semakin meningkatnya kredit bermasalah pada perbankan.

2. Dampak likuidasi bank-bank 1 November 1997 yang

mengakibatkan turunnya kepercayaan masyarakat terhadpa perbankan dan pemerintah, sehingga memicu penarikan besar-besaran.

3. Semakin turunnya permodalan bank-bank.

4. Banyak bank-bank tidak mampu memenuhi kewajibannya karena nilai tukar rupiah.

5. Manajemen yang tidak profesional.

Pemulihan fungsi intermediasi perbankan setelah krisis moneter pertengahan tahun 1997 berjalan lambat, hal ini berkaitan dengan lambatnya pergerakan sektor riil. Namun, kondisi perekonomian nasional dalam tahun 2005 masih berada dalam siklus yang fluktuatif. Melemahnya konsumsi, yang diikuti antara lain kenaikan biaya produksi sebagai akibat kenaikan harga BBM, meningkatnya biaya modal karena tingginya tingkat suku bunga, serta belum tuntasnya permaslahan di bidang investasi dan pembangunan infrastruktur, pada gilirannya menyebabkan pertumbuhan investasi mengalami penurunan. Namun, dalam kurun waktu tahun 2004


(18)

commit to user

3 sampai dengan tahun 2005 kegiatan penyaluran kredit baru oleh perbankan menunjukkan trend yang meningkat dari 459,10 triliun menjadi 584,40 triliun.

Secara umum, rasio finansial selalu menjadi titik tolak untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, tidak terkecuali industri perbankan dengan ukuran rasio CAMEL, yang terdiri dari Capital, Asset, Management, Earnings, dan Liquidity.

Penelitian dengan menggunakna rasio-rasio keuangan model CAMEL telah banyak dilakukan oleh peneliti, antara lain Dewi (2006) menemukan bahwa rasio CAMEL bank bangkrut memburuk secara signifikan dari tahun ke tahun sebelum bank tersebut dinyatakan bangkrut. Hasil penelitian Mulyani (2008) menemukan bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan yang dihitung menggunakan CAR, LDR, ROA, BOPO, tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan bila dihitung dengan NPL, ROE, NIM antara bank umum syariah, bank umum yang membuka unit syariah, dan bank konvensional di Indonesia.

Sa’adah (2009) menemukan bahwa CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR, dan GWM secara serentak mempunyai pengaruh signifikan terhadap ekspansi kredit Bank Umum Swasta Nasional Devisa dan Non Devisa. Namun, secara individual, rasio CAR, NPL, ROE, NIM, BOPO, LDR, dan GWM berpengaruh terhadap ekspansi kredit, sedangkan rasio ROA tidak berpengaruh terhadap ekspansi kredit Bank Umum Swasta


(19)

commit to user

4 Nasional Devisa dan Non Devisa. Berdasarkan uji independent sample test

dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan ekspansi kredit Bank Umum Swasta Nasional Devisa dan Non Devisa.

Asriyani (2008) menyimpulkan bahwa analisis pengaruh ROA, ROE, dan DER terhadap harga saham pada industri food and beverage

yang terdaftar di BEJ yaitu ROA dan ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Sementara tidak berpengaruh positif dan signifikan bila dihitung menggunakan rasio DER. Setyowati (2006) menemukan bahwa CAR, NPL, PPAP, ROA, ROE, LDR, BOPO, NIM berpengaruh terhadap tingkat perubahan laba bank.

Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, pada penelitian ini akan diuji pengaruh kinerja perbankan terhadap ekspansi kredit dan menguji perbedaan ekspansi kredit antara Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional. Oleh sebab itu penelitian yang berusaha diangkat dalam skripsi ini berjudul: “Analisis Pengaruh Tingkat Kinerja Bank dengan Menggunakan Rasio CAMEL Terhadap Adanya Ekspansi Kredit Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional Periode 2004-2009”


(20)

commit to user

5 B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dicoba untuk dijawab adalah sebagai berikut:

1. Apakah rasio CAMEL yang meliputi CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ekspansi kredit pada Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional periode 2004-2009?

2. Apakah terdapat perbedaan ekspansi kredit antara kelompok Bank Umum Milik Negara dengan Bank Umum Milik Swasta Nasional?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah apa yang ingin dicapai dengan melakukan penelitian tersebut. Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang akan dicapai adalah untuk mengetahui mengenai:

1. Pengaruh yang signifikan antara rasio CAMEL yang meliputi CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR terhadap ekspansi kredit Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional periode 2004-2009.

2. Ada tidaknya perbedaan ekspansi kredit antara kelompok Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional.


(21)

commit to user

6

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Agar dapat menambah wawasan atau ilmu pengetahuan tentang kinerja perbankan dan ekspansi kredit yang dilakukan perbankan. 2. Bagi pembaca

Agar dapat menambah wawasan tentang kinerja perbankan di Indonesia.

3. Bagi perbankan

Untuk memberi masukan untuk menyempurnakan kebijaksanaan penyehatan perbankan.


(22)

commit to user

7

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Bank

1.Pengertian

SAK No. 31 menerangkan karakteristik usaha perbankan di Indonesia sebagai suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

Bank menurut Prof G.M Verryn Stuart adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukaran uang berupa uang giral. Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Berdasarkan pengertian bank di atas, kegiatan bank berkaitan dengan dana (uang), terutama dana masyarakat. Oleh sebab itu, bank disebut juga lembaga keuangan, yaitu badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan atau tagihan dan bukan dalam


(23)

commit to user

8 bentuk aset riil atau nonfinansial. Berdasarkan penjelasan di atas, terutama Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, dapat diketahui beberapa fungsi atau tugas bank sebagai berikut:

a. Sebagai penghimpun dana

Bank berfungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat melalui usaha bank tersebut.

b. Penyalur dana masyarakat

Dana-dana yang telah terkumpul tersebut, disalurkan kembali kepada yang membutuhkan dana.

c. Meningkatkan taraf hidup masyarakat

Selain menghimpun dana dan menyalurkannya kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman, bank dapat melakukan usaha lain yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Jika dilihat dari fungsi bank sebagai penyalur dana, maka dapat dikatakan bahwa bank berada di tengah-tengah masyarakat pemilik dana dan masyarakat yang membutuhkan dana. Berdasarkan hal ini, ada dua macam jenis operasi/kegiatan bank, yaitu:

a. Operasi kredit aktif yaitu kegiatan/tugas memberikan kredit (pinjaman) kepada masyarakat, contoh pemberian kredit rumah sangat sederhana (RSS) dan pembelian obligasi pemerintah.


(24)

commit to user

9 b. Operasi kredit pasif yaitu kegiatan menerima simpanan (tabungan) masyarakat pemilik dana, misalnya tabungan, simaskot, superpundi, dan tahapan BCA.

2. Asas, Fungsi, dan Tujuan Bank di Indonesia

a. Azas

Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. b. Fungsi

Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.

c. Tujuan

Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

3. Pengertian dan Ruang Lingkup Bank Umum

Pengertian bank umum terdapat pada pasal 1 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan tentang perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Bank Umum Pemerintah (BUMN) adalah bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia.


(25)

commit to user

10 Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) adalah bank yang berbadan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia.

Dilihat dari lingkup usahanya BUSN ada dua, bank devisa dan bank non devisa. Bank devisa (foreign exchange bank) adalah bank yang dalam kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi dalam valuta asing, setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia, antara lain menerima simpanan dan memberikan kredit dalam valuta asing termasuk jasa-jasa keuangan yang terkait dengan valuta asing, misalnya letter of credit, travelers check. Bank Non Devisa (nonforeign exchange bank) adalah bank yang dalam kegiatan usahanya tidak dapat melakukan transaksi dalam valuta asing, baik dalam penghimpunan dan penyaluran dananya serta dalam pemberian jasa-jasa keuangan.

4. Jenis dan Kegiatan Usaha Bank

Menurut Widjanarko (2003), klasifikasi bank berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

a. Jenis bank menurut fungsinya 1) Bank Sentral

Menurut UU No.3 Tahun 2004, bank sentral adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan


(26)

commit to user

11 moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan serta menjalan fungsi sebagai lender of the last resort.

Bank sentral yang dimaksud adalah Bank Indonesia. Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-uundang ini.

2) Bank Umum

Pengertian bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum sering disebut bank komersial (commercial bank).

3) Bank Perkreditan Rakyat

BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan


(27)

commit to user

12 jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

Bank Umum mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu,

b. Jenis Bank Menurut Kepemilikannya 1) Bank Umum Milik Negara

Bank pemerintah adalah bank dimana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank juga dimiliki oleh pemerintah. Selain itu ada juga bank milik pemerintah daerah yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. 2) Bank Umum Swasta

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri.

3) Bank Campuran

Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia.


(28)

commit to user

13 4) Bank Milik Pemerintah Daerah

Bank swasta naisonal adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya didirikan oleh swasta, dan oembagian keuntungannya diambil oleh swasta. Dalam bank swasta milik nasional termasuk pula bank-bank yang dimiiki oleh badan usaha yang berbentuk koperasi.

c. Jenis Bank Menurut Ruang Lingkup Operasinya

Berdasarkan ruang lingkup operasinya, bank umum diberdakan menjadi:

1) Bank Umum Devisa

Bank yang berstatus devisa atau bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit (L/C) dan transaksi luar negeri lainnya.

2) Bank Umum Non Devisa

Bank dengan status non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat


(29)

commit to user

14 melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Transaksi yang dilaksanakan hanya di dalam negeri saja dan tidak dapat melaksanakan transaksi internasional.

d. Jenis Bank Menurut Kegiatan Operasionalnya

Berdasarkan kegiatan operasionalnya, bank dibedakan menjadi:

1) Bank Konvensional

Bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaam dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil.

2) Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.

B. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan


(30)

hasil-commit to user

15 hasil yang telah diperoleh oleh perusahaan. Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan hasil yang telah diperoleh prospeknya dimasa mendatang, faktor penting yang harus mendapat perhatian adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek (likuiditas), kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka panjang (solvabilitas), dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profitabilitas).

Banyak aspek yang harus dipertimbangkan dalam keputusan pemberian kredit, tidak hanya sekedar menerima atau menolak kredit tetapi akan meliputi keputusan tarif bunga yang akan dibebankan, jumlah kredit yang akan diberikan, jaminan dan batasan-batasan atau syarat-syarat lainnya yang harus dipenuhi oleh peminjam.

Banyak rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan oleh bagian kredit komersial suatu perusahaan perkreditan (kreditor) untuk membantu dalam pengambilan keputusan pemberian kredit komersial dan melakukan pengendalian terhadap kredit yang sudah diberikan.

Cara penilaian atas faktor CAMEL lebih dikenal dengan istilah CAMEL rating system. Perhitungan masing-masing faktor adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan mengkuantifikasikan komponen-komponen yang termasuk dalam masing-masing faktor sehingga diperoleh nilai atau angka tertentu.


(31)

commit to user

16 Penilaian faktor CAMEL dimulai dengan perhitungan rasio dan nilai kredit setiap komponen dari masing-masing faktor. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Capital

Dalam kaitannya untuk menghitung rasio permodalan, komponen yang dibutuhkan adalah aktiva tertimbang menurut risiko dan modal.

2. Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)

Komponen-komponen untuk menghitung ATMR meliputi kas, tagihan pada bank lain atau antar bank aktiva, kredit yang diberikan, nilai buku aktiva tetap dan investasi, serta rupa-rupa aktiva.

ATMR aktiva neraca diperoleh dengan cara mengalikan niai nominal aktiva yang bersangkutan dengan bobot resikonya. Sedangkan ATMR aktiva administrasi diperoleh dengan cara mengalikan nilai nominal aktiva rekening administrasi yang bersangkutan dengan bobot resikonya.

3. Modal

Modal bank yang terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Modal inti terdiri dari modal yang disetor, cadangan tujuan, dan laba tahun berjalan (diperhitungkan hanya 50%). Sementara itu modal pelengkap terdiri dari cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan dan dapat


(32)

commit to user

17 diperhitungkan untuk dapat masuk komponen modal pelengkap masksimal sebesar 1,25% dari ATMR.

Hubungan antara ekspansi kredit bila dikaitkan dengan metode CAMEL adalah sebagai berikut:

1. Rasio-rasio Unsur Kecukupan Modal (Capital)

CAR (Capital Adequacy Ratio)

Adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank.

Hubungan antara rasio CAR dengan ekspansi kredit dapat dilihat pada kecukupan modal bank yang sering terganggu karena penyaluran kredit yang berlebihan. Kenaikan ekspansi kredit akan diikuti oleh kenaikan modal, dimana bank tetap dapat meningkatkan kredit selama peningkatan kredit tersebut tidak menjadikan modal bank dibawah ketetapan 8% Bank Indonesia. 2. Rasio-rasio Untuk Kualitas Aktiva (Asset)

NPL (Non Performing Loan)

Rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar


(33)

commit to user

18 maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.

Hubungan antara rasio NPL dengan ekspansi kredit dapat dilihat dari semakin tingginya NPL menunjukkan semakin besar tingkat kredit bermasalah. Semakin besar kredit bermasalah yang terjadi maka akan menyebabkan penurunan tingkat penyaluran kredit atau sebaliknya penurunan tingkat kredit bermasalah akan meningkatkan tingkat kredit yang disalurkan.

3. Rasio-rasio Untuk Mengukur Earning atau Profitabilitas

ROA (Return On Asset)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total asset bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasionalnya sebelum pajak.

Hubungan rasio ROA dengan ekspansi kredit adalah apabila nilai ROA tinggi menunjukkan bank telah menyalukan kredit dan memperoleh pendapatan.


(34)

commit to user

19

ROE (Return On Equity)

Digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, maka semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai.

NIM (Net Interest Margin)

Digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank daam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Semakin besar rasio NIM, maka semakin meningkat pendapatan bunga atas aktiva produktifnya.

Hubungan rasio NIM dengan ekspansi kredit yaitu NIM berbanding lurus dengan ROA karena ROA dipengaruhi oleh laba. Semakin tinggi NIM maka semakin baik juga kinerja bank yang berakibat pada meningkatnya laba perusahaan. Meningkatnya laba perusahaan diprediksi akan meningkatkan ROA perusahaan. Maka sama seperti yang telah dijelaskan di atas, apabila ROA tinggi menunjukkan bank telah menyaluran kredit dan memperoleh pendapatan.

BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional. Semakin kecil


(35)

commit to user

20 rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya.

4. Rasio Pengukuran Likuiditas

LDR (Loan to Depoit Ratio)

Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin rendah kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah giro, tabungan, simpanan bejangka, dan sertifikat deposito.

Hubungan antara rasio LDR dengan ekspansi kredit adalah semakin tinggi LDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah likuiditas bank menunjukkan kurang efektifitas bank dalam menyalurkan kredit sehingga ekspansi kredit menjadi terhambat.

Ketentuan dari Bank Indonesia tentang penilaian kesehatan bank adalah sebagai berikut:


(36)

commit to user

21 Tabel II.1

Penilaian Kesehatan Bank

Rasio

Bobot (%)

Permodalan 26 Aktiva/Asset 30

Manajemen 26 Rentabilitas 10 Likuiditas 10

Sumber: Ketetapan Bank Indonesia

C. Kredit

1. Pengertian Kredit

Secara etimologis istilah kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata credere yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh sebab itu, dasar kredit adalah kepecayaan. Sedangkan menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang diubah dengan UU No, 10 Tahun 1998, yang dimaksud dengan kredit adalah ‘Penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga’.

Ekspansi kredit adalah memperbanyak jumlah kredit yang diberikan. Ekspansi kredit bisa dilakukan dengan memperbanyak orang yang menerima kredit atau memperbesar jumlah kredit yang diterima


(37)

commit to user

22 seseorang. Ekspansi kredit yang dilakukan dengan tidak hati-hati akan berakibat munculnya krisis moneter pada suatu Negara.

2. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Dalam menyalurkan kredit, bank harus melaksanakan kegiatan perkreditan secara sehat yang lazim dikenal dengan prinsip 5C (The Five C’s of Credit Analysis) yang merupakan dasar pemberian kredit, yaitu:

a. Character

Character merupakan sifat atau watak dari calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit (calon debitur) benar-benar dapat dipercaya. Karakter ini dapat tercermin dari latar belaang pekerjaan maupun sifat pribadi dari calon debitur.

b. Capacity

Capacity adalah suatu penilain kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya atau kegiatan usaha yang akan dilakukannya akan dibiayai dengan kredit bank. Penilaian terhadap capacity ini untuk menilai sampai dimana hasil usaha yang akan diperolehnya tersebut, akan mampu untuk melunasi tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakatinya.


(38)

commit to user

23 c. Capital

Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur.

Kredit bank pada dasarnya hanya merupakan modal tambahan. Nasabah (debitur) harus sudah mempunyai modal awal tergantung dari jenis kegiatan usaha. Namun biasanya besar modal awal minimum 20% dari total dana yang dibutuhkan.

d. Collateral

Collateral merupakan barang-barang jaminan yang diserahkan oleh penjamin/debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. Manfaat collateral yaitu sebagai alat pengaman apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain ketika debitur tidak mampu melunasi kredit dari hasil usahanya yang normal.

e. Condition

Condition adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk suatu kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit. Keadaan perekonomian disini adalah perekonomian negara, nasabah (debitur), maupun keadaan perekonomian bank pemberi kredit.


(39)

commit to user

24 Disamping kelima prinsip pemberian kredit tersebut di atas, bank pada dasarnya memberikan kredit pada nasabah harus berpedoman pada prinsip kehati-hatian (prudential principle) yaitu bank dalam menjalankan kegiatan usahanya, termasuk pemberian kredit kepada nasabah debitur harus selalu berpedoman pada menerapkan prinsip kehati-hatian. Prinsip ini antara lain diwujudkan dalam bentuk penerapan secara konsiste berdasarkan itikad baik terhadap semua persyaratan dan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pemberian kredit oleh bank yang bersangkutan.

Ketentuan dari Bank Indonesia tentang tingkat nilai kredit dan predikat kesehatannya adalah sebagai berikut:

Tabel II.2

Tingkat Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Kredit

Nilai Kredit Predikat

81-100 Sehat

66-<81 cukup sehat

51-<60 kurang sehat

0-51 tidak sehat

Sumber: Bank Indonesia

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian dengan menggunakan rasio-rasio keuangan metode CAMEL telah banyak dilakukan oleh peneliti, antara lain adalah Dewi (2006) menemukan bahwa rasio CAMEL bank bangkrut memburuk secara


(40)

commit to user

25 signifikan dari tahun ke tahun sebelum bank tersebut dinyatakan bangkrut. Hasil penelitian dari Tri Mulyani (2008) menemukan bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan yang dihitung menggunakan CAR, LDR, ROA, BOPO, tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan bila dihitung dengan NPL, ROE, NIM antara bank umum syariah, bank umum yang membuka unit syariah, dan bank konvensional di Indonesia.

Sa’adah (2009) menemukan bahwa CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR, dan GWM secara serentak mempunyai pengaruh signifikan terhadap ekspansi kredit Bank Umum Swasta Nasional Devisa dam NonDevisa. Namun, secara individual, rasio CAR, NPL, ROE, NIM, BOPO, LDR, dan GWM berpengaruh terhadap ekspansi kredit, sedangkan rasio ROA tidak berpengaruh terhadap ekspansi kredit Bank Umum Swasta Nasional Devisa dan NonDevisa. Berdasarkan uji independent sample test dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan ekspansi kredit Bank Umum Milik Negara Devisa dan Non Devisa.

Rut Enny Asriyani (2008) menyimpulkan bahwa analisis pengaruh ROA, ROE, dan DER terhadap harga saham pada industri food and bbeverage yang terdaftar di BEJ yaitu ROA dan ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Sementara tidak berpengaruh positif dan signifikan bila dihitung dengan menggunakan rasio DER. Nor Setyowati (2006) menemukan bahwa CAR, NPL, PPAP, ROA, ROE, LDR, BOPO, NIM berpengaruh terhadap tingkat perubahan laba bank.


(41)

commit to user

26

E. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah kerangka gagasan dari isi seluruh penulisan.

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran

Pada gambar kerangka pemikiran di atas menunjukkan bahwa variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah rasio CAR, NPL,

Bank Umum Milik Negara 

Bank Umum Swasta Nasional 

Rasio CAMEL:  a. CAR

b. NPL c. ROA d. ROE e. NIM f. BOPO g. LDR


(42)

commit to user

27 ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR. Sedangkan variabel terikat (dependen) adalah tingkat ekspansi kredit perbankan. Dari variabel independen antara Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional tersebut masing-masing dianalisa untuk mengetahui pengaruhnya terhadap ekspansi kredit perbankan. Setelah dilakukan analisa variabel independen terhadap variabe dependen, langkah berikutnya adalah melakukan uji beda untuk mengetahui perbedaan tingkat ekspansi kredit antara Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional. Rasio-rasio CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity) yang digunakan terdiri atas :

1. C (Capital). Yang termasuk dalam rasio ini adalah CAR 2. A (Asset). Yang termasuk dalam rasio ini adalah NPL 3. M (Management). Tidak ada yang termasuk dalam rasio ini.

4. E (Earning). Yang termasuk dalam rasio ini adalah ROA, ROE, NIM, BOPO


(43)

commit to user

28

F. Hipotesis

Berdasarkan kerangka penelitian tersebut, hipotesis-hipotesis yang diberntuk dalam penelitian ini sebagian besar bersumber pada beberapa penelitian terdahulu, sehingga diharapkan hipotesis tersebut cukup valid untuk diuji.

H1: CAR memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ekspansi kredit Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional periode 2004-2009.

H2: NPL memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ekspansi kredit Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional periode 2004-2009.

H3: ROA memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ekspansi kredit Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional periode 2004-2009.

H4: ROE memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ekspansi kredit Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional periode 2004-2009.

H5: NIM memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ekspansi kredit Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional periode 2004-2009.


(44)

commit to user

29 H6: BOPO memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ekspansi

kredit Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional periode 2004-2009.

H7: LDR memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ekspansi kredit Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional periode 2004-2009.

H8: Diduga terdapat perbedaan ekspansi kredit antara Bank Umum Milik Negara dengan Bank Umum Swasta Nasional periode 2004-2009.


(45)

commit to user

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek (satuan-satuan/individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto, 2000: 107). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Direktori Perbankan Indonesia yang telah go public dari tahun 2004 sampai tahun 2009.

2. Sample

Sample merupakan sebagian dari populasi yang karakteristiknya akan diselidiki dan dianggap bisa mewakili populasi (jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah populasinya). Teknik pengambilan sample dilakukan secara purposive sampling yaitu dengan ketentuan menerbitkan laporan keuangan yang mencantumkan informasi dan sudah diaudit dengan catatan mengeluarkan laporan keuangan pada akhir tahun atau tanggal 31 Desember selama tahun 2004-2009 , dan data yang berkaitan dengan pengukuran variabel dengan pengukuran variabel dalam penelitian.


(46)

commit to user

31 Berdasarkan kriteria penentuan sample di atas, maka sample yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 10 bank yang terdiri dari 4 Bank Umum Milik Negara dan 6 Bank Umum Swasta Nasional.

B. Metode Pengumpulan Data

Data berupa data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu dta yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder ini berupa laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional yang terdaftar di Direktori Perbankan Indonesia periode 2004-2009. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari situs masing-masing bank yang telah dipublish kepada khalayak umum dan telah diaudit.

Untuk mencapai tujuan penelitian dan membuktikan kebenaran hipotesis maka dalam penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu

1. Studi Pustaka, yang diarahkan untuk memperoleh landasan teori sebagai landasan dalam pengujian kasus. Landasan teori atau dasar-dasar teoritis ini diperoleh dari literatur buku


(47)

commit to user

32 ilmiah maupun tulisan jenis lainnya yang relevan dengan masalah yang diteliti.

2. Pengujian Kasus, yang dilakukan dengan berdasarkan teori yang telah dipelajari dalam studi pustaka. Pengujian ini digunakan untuk mengolah data kuantitatif untuk perhitungan dalam proses analisis data.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Ekspansi Kredit (variabel dependen)

Ekspansi kredit tahun t yang merupakan kredit yang diberikan oleh perbankan kepada pihak lain pada tahun t. Ekspansi kredit dapat dihitung dengan rumus:

Ekspansi kredit = Kredit yang diberikan tahun t – kredit yang diberikan tahun sebelumnya

2. CAR (Capital Adequacy Ratio)

Rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, dan tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber diluar.


(48)

commit to user

33 3. NPL (Non Performing Loan)

Rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kuaitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinana suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.

4. ROA (Return On Asset)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total asset bank yang bersangkutan.

5. ROE (Return On Equity

)

Digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai.


(49)

commit to user

34 6. NIM (Net Interest Margin)

Digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Semakin besar rasio NIM, maka semakin meningkat pendapatan bunga atas aktiva produktifnya.

7. BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kredit bermasalah semakin kecil.


(50)

commit to user

35 8. LDR (Loan to Deposit Ratio)

Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar.

D. Bentuk Analisis Data

Model analisis regresi pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Y= a+b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5+ b6X6+ b7X7+ε1

Dimana:

Y = ekspansi kredit bank a = konstanta

b1- b7 = koefisien regresi

X1 = CAR (Capital Adequacy Ratio) X2 = NPL (Non Performing Loan) X3 = ROA (Return On Asset) X4 = ROE (Return On Equity) X5 = NIM (Net Interest Margin)


(51)

commit to user

36 X6 = BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) X7 = LDR (Loan to Deposit Ratio)

ε1 = residual dari regresi yang diestimasi

Teknik analisis data dan pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Sebagai dasar bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka model regresi dianggap tidak valid dengan jumlah sample yang ada. Ada dua cara yang biasa digunakan untuk menguji normalitas model regresi yaitu dengan analisis grafik (normal P-P plot) dan analisis statistik (analisis Z-score Skewness dan kurtosis) one sample Kolmogorov-Smirnov Test. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnov adalah membandingkan distibusi data dengan distribusi normal baku. Jika signifikasi dibawah 0,05 berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikasi diatas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov-Smirnov adalah bahwa jika signifikasi 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak


(52)

commit to user

37 normal. Dan apabila Zhitung > Ztabel maka data distribusi normal, dan apabila Zhitung < Ztabel maka data berdistribusi tidak normal.

2. Uji Asumsi Klasik

a.Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui hubungan linear yang sempurna atau pasif diantara variabel independen yang menjelaskan model regresi. Pendeteksian multikolinearitas dapat dilihat dari beberapa hal. Jika nilai dari Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1 maka dapat dikatakan bahwa model yang digunakan dalam mode terbebas dari multikolinearitas. Jika koefisien korelasi antara masing-masing variable independen tidak lebih dari 0,70 maka model penelitian terbebas dari multikolinearitas dan sebaliknya. Jika nilai koefisien determinan maupun R-Square diatas 0,60 tapi tidak ada variable independen, maka dapat dikatakan bahwa model terkena multikolinearitas.

b.Autokorelasi

Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar anggota serangkian obeservasi yang diurutkan menurut ruang dan waktu. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui


(53)

commit to user

38 ada tidaknya hubungan antara unsur gangguan pada observasi dengan unsur gangguan pada observasi lain. Metode paling terkenal untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah menggunakan pengujian Durbin-Watson hitung yang berkisar antara 0-4. Bila nilai uji statistik Durbin-Watson lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 maka residual dari model regresi berganda tidak bersifat independen atau terjadi autokorelasi.

c.Heteroskedasitas

Heteroskedasitas adalah penyebaran data regresi yang tidak sama. Terjadi manakala residual dari model yang diamati tidak memiliki varians konstan dari satu observasi ke observasi lain. Heteroskedasitas dapat dilihat dari pola pada scatterplot. Heteroskedasitas tidak terjadi apabila pada scatterplot menunjukkan sebagai berikut:

1) Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah sekitar 0.

2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah.

3) Penyebaran titik tidak boleh membentuk pola berulang melebar, menyempit, kemudian melebar kembali.


(54)

commit to user

39

3. Uji Regresi secara parsial (Uji t)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial atau individu berpengaruh terhadap variabel dependen dengan asumsi variabel independen yang lain konstan. Kriteri pengujian sebaagai berikut:

a. Ho diterima atau Ha ditolak apabila thitung < ttabel. Ini menunjukkan bahwa variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variable independen.

b. Ho ditolak atau Ha diterima apabila thitung > ttabel. Ini menunjukkan bahwa variable independen secra parsial berpengaruh terhadap variable dependen.

4. Uji Regresi secara bersama-sama (Uji F)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian sebagai berikut:

a.Ho diterima atau Ha ditolak apabila Fhitung < Ftabel. Ini menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. b.Ho ditolak atau Ha diterima apabila Fhitung > Ftabel. Ini

menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.


(55)

commit to user

40

5. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji ini digunakan untuk melihat seberapa baik garis regresi sample mencocokkan data. Apabia estimasi determinasi semakin besar (mendekati angka 1) menunjukkan bahwa hasil estimasi akan mendekati keadaan sebenarnya atau variable yang dipilih dapat menerangkan dengan baik variabel terkaitnya dan sebaliknya.

6. Uji Mann-Whitney Test

Uji Mann-Whitney adalah semacam uji jumlah jenjang Wilcoxon untuk dua sampel yang berukuran tidak sama. Uji ini dikembangkan oleh H.B. Mann dan D.R. Whitney pada tahun 1947. Untuk uji ini tingkat signifikan lebih kecil dari α = 0,05 maka hipotesis null ditolak dan hipotesis alternatif diterima, tetapi jika tingkat signifikansi lebih besar daripada α = 0,05 maka hipotesis null diterima dan menolak hipotesis alternatif.


(56)

commit to user

41

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV ini akan diuraikan mengenai gambaran umum subyek penelitian yang penulis telah lakukan, hasil analisis data yang telah penulis peroleh, serta pembahasannya. Pembahasan pada bab ini merupakan penerapan pada bab III, pembandingan hasil penelitian dengan kriteria-kriteria yang ada, pembuktian hipotesis, berikut jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah.

A. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik data dalam penelitian ini dengan menggunakan angka mean, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum dari tiap-tiap variabel independen, yaitu CAR (X1), NPL (X2), ROE (X3), NIM (X4), ROA (X5), BOPO (X6), dan LDR (X7) serta ekspansi kredit sebagai variabel dependen (Y) pada Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional yang menjadi sampel penelitian selama tahun 2004-2009. Hasil statistik deskriptif disajikan dalam tabel sebagai berikut:


(57)

commit to user

42 Tabel IV.1

Hasil Analisis Statistik Deskriptif Bank Umum Milik Negara-Bank Umum Swasta Nasional Tahun 2004-2009

Variabel N Mean Std. Deviasi Minimum Maksimum

CAR 60 24,4868 21,84840 11,16 163,00

NPL 60 6,0242 9,37785 0,28 56,51

ROE 60 12,6957 15,63032 -67,17 69,19

NIM 60 34,2277 31,65131 -80,66 126,00

ROA 60 1,7065 2,71361 -8,88 15,00

BOPO 60 56,9298 50,28087 19,83 290,00

LDR 60 66,0205 19,71458 21,00 134,00

Ekspansi Kredit 60 7,86E+06 1,171E+07 -803717 5,E+07

Sumber: Data sekunder yang diolah

B. Uji Normalitas dan Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji yang digunakan untuk melihat normalitas data yaitu uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian:

a. Jika signifikansi hitung lebih besar dari 0,05, maka data dinyatakan berdistribusi normal.

b. Jika signifikansi hitung lebih kecil dari 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi tidak normal.


(58)

commit to user

43 Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov dapat ditunjukan pada tabel dibawah ini

Tabel IV.2

Hasil Pengujian Kolmogorov-Smirnov

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Unstandardized Residual .239 60 .000 .766 60 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Bila dilihat dari hasil uji normalitas diatas dengan menggunakan Kolmogorov, data termasuk data tidak normal karena signifikasi dibawah 0,05 yaitu sebesar 0,000.

Oleh karena itu, data ditransformasikan ke dalam bentuk LN setelah diubah dalam bentuk LN kemudian diuji kembali dengan uji Kolmogorov-Smirnov.


(59)

commit to user

44 Tabel IV.3

Hasil Pengujian Kolmogorov-Smirnov Setelah LN

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Unstandardized Residual .103 52 .200* .972 52 .250

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Dari data yang telah di LN didapat signifikansi sebesar 0,200. Sehingga data menjadi berdistribusi normal dan dapat lanjut ke pengujian selanjutnya.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui autokorelasi baik autokorelasi positif maupun negatif. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin Watson (DW). Dari perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:


(60)

commit to user

45 Tabel IV.4

Hasil Pengujian Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .842a .710 .663 1.21567 1.626

a. Predictors: (Constant), LDR, BOPO, ROE, NPL, NIM, CAR, ROA b. Dependent Variable: LN_Ekspansi

Sumber : Data sekunder yang diolah

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan autokorelasi Bank Umum Milik Negara-Bank Umum Swasta Nasional tahun 2004-2009 seesar 1,626 dan berada di antara nilai 1,55-2,46 sehingga dapat dikatakan tidak ada autokorelasi.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas adalah untuk menguji apakah variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain dalam model terdapat hubungan yang sempurna atau tidak. Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

1) VIF > 10 terjadi multikolinieritas 2) VIF < 10 tidak terjadi multikolinieritas


(61)

commit to user

46 Tabel IV.5

Hasil Pengujian Multikolinieritas Bank Umum Milik Negara-Bank Umum Swasta Nasional Tahun 2004-2009

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 15.675 .932 16.811 .000

CAR -.127 .018 -1.405 -6.918 .000 .160 6.252

NPL .156 .035 .629 4.401 .000 .323 3.097

ROE .003 .031 .012 .090 .929 .362 2.765

NIM -.019 .008 -.260 -2.405 .020 .566 1.767

ROA .680 .166 .850 4.093 .000 .153 6.529

BOPO .010 .005 .222 1.890 .065 .480 2.085

LDR .004 .010 .035 .352 .727 .650 1.539

a. Dependent Variable: LN_Ekspansi

Sumber : Data sekunder yang diolah

Berdasar hasil tabel olahan diatas dapat disimpulkan bahwa semua variabel mempunyai nilai VIF < 10, sehingga tidak terjadi multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas dapat dilihat dari pola pada


(62)

commit to user

47 scatterplot. Penyebaran titik yang acak mengindikasikan tidak adanya heteroskedastisitas dalam pengujian data tersebut.

GAMBAR IV.1 Scatterplot

C. Pengujian Hipotesis

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis Regresi Linier Berganda yang mengacu pada persamaan regresi yang dilakukan (Djarwanto, 2002: 298) yang diformulasikan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + eI


(63)

commit to user

48 Keterangan:

Y : Ekspansi Kredit Bank

X1 : CAR (Capital Adequacy Ratio)

X2 : NPL (Non Performing Loan)

X3 : ROE (Return On Equity)

X4 : NIM (Net Interest Margin)

X5 : ROA (Return On Asset)

X6 : BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

X7 : LDR (Loan to Deposit Ratio)

b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7 : koefisien regresi

eI : Residual dari regresi yang diestimasi

a : Konstanta

Penulisan mengolah data dengan menggunakan program olah data SPSS 16.00. Berdasarkan analisis regresi berganda yang dilakukan maka diperoleh data sebagai berikut:

Hasil pengujian regresi linier berganda Bank Umum Milik Negara-Bank Umum Swasta Nasional tahun 2004-2009 mendapatkan persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 15,675 – 0,127X1 + 0,156X2 + 0,003X3 – 0,019X4 + 0,680X5 + 0,010X6 - 0,004X7


(64)

commit to user

49

Tabel IV.6

Hasil Pengujian Regresi Bank Umum Milik Negara-Bank Umum Swasta Nasional Tahun 2004-2009

Konstanta sebesar 15,675 berarti jika CAR, NPL, ROE, NIM, ROA, BOPO, dan LDR diasumsikan konstan, maka ekspansi kredit Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional adalah 15,675 point. CAR, NPL, ROA mempunyai signifikan 0,000 dan signifikan pada tingkat signifikansi 1%, namun hanya NPL dan ROA yang berpengaruh positif. NIM dan BOPO

masing-Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 15.675 .932 16.811 .000*

CAR -.127 .018 -1.405 -6.918 .000* .160 6.252

NPL .156 .035 .629 4.401 .000* .323 3.097

ROE .003 .031 .012 .090 .929 .362 2.765

NIM -.019 .008 -.260 -2.405 .020** .566 1.767

ROA .680 .166 .850 4.093 .000* .153 6.529

BOPO .010 .005 .222 1.890 .065*** .480 2.085

LDR .004 .010 .035 .352 .727 .650 1.539

a. Dependent Variable: LN_Ekspansi * tingkat signifikansi berada pada 1% ** tingkat signifikansi berada pada 5% *** tingkat signifikansi berada pada 10%


(65)

commit to user

50 masing mempunyai signifikansi 0,020 dan 0,065 dan signifikan pada tingkat signifikansi 5% dan 10% namun hanya BOPO yang berpengaruh positif. Sementara ROE dan LDR dianggap tidak signifikan karena mempunyai signifikansi masing-masing yaitu ROE sebesar 0,929 dan LDR sebesar 0,727. ROE tidak signifikan karena tingkat ROE tidak mengalami kenaikan yang berarti sehingga keuntungan perusahaan juga tidak terlalu besar. Sedangkan LDR tidak signifikan karena tingkat LDR yang beberapa bank justru meningkat sehingga dengan tingkat LDR yang tinggi berarti bank tidak menyalurkan kreditnya dengan baik. Koefisien regresi NPL adalah sebesar 0,156. Peningkatan variabel NPL sebesar satu satuan akan meningkatkan ekspansi kredit sebesar 0,156%. Sedangkan koefisien LDR adalah sebesar – 0,004. Peningkatan LDR sebesar satu satuan akan menurunkan variabel ekspansi kredit sebesar 0,004%.

2. Uji t

Analisa ini digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil analisis uji t dapat diperoleh sebagai berikut:


(66)

commit to user

51 Tabel IV.7

Hasil Pengujian Uji t keseluruhan

Bank Umum Milik Negara-Bank Umum Swasta Nasional Tahun 2004-2009

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 15.675 .932 16.811 .000

CAR -.127 .018 -1.405 -6.918 .000 .160 6.252

NPL .156 .035 .629 4.401 .000 .323 3.097

ROE .003 .031 .012 .090 .929 .362 2.765

NIM -.019 .008 -.260 -2.405 .020 .566 1.767

ROA .680 .166 .850 4.093 .000 .153 6.529

BOPO .010 .005 .222 1.890 .065 .480 2.085

LDR .004 .010 .035 .352 .727 .650 1.539

a. Dependent Variable: LN_Ekspansi Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji t keseluruhan Bank Umum Milik Negara-Bank Umum Swasta Nasional variabel ROE, BOPO, LDR mempunyai signifikansi > 0,05 yang berarti variabel ROE, BOPO dan LDR tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel ekspansi kredit. Sedangkan variabel CAR, NPL, NIM, dan ROA mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel ekspansi kredit ditunjukkan bahwa signifikansi < 0,05


(67)

commit to user

52 3. Uji F

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen dengan variabel dependen secara simultan untuk menentukan ada pengaruh atau tidaknya variabel independen apabila memenuhi kriteria pengujian berdasarkan probabilitas sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi Fhitung < taraf signifikansi α=5% maka Ho ditolak berarti secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap dependen.

b. Jika nilai signifikansi Fhitung > taraf signifikansi α=5% maka Ho diterima berarti secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap dependen.

Dari hasil regresi pada tabel berikut ini diketahui

Tabel IV.8

Hasil Pengujian Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 158.906 7 22.701 15.361 .000a

Residual 65.026 44 1.478

Total 223.932 51

a. Predictors: (Constant), LDR, BOPO, ROE, NPL, NIM, CAR, ROA b. Dependent Variable: LN_Ekspansi


(68)

commit to user

53 Dari nilai F test sebesar 15,361 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 menunjukan ada pengaruh yang signifikan.

F hitung sebesar 15,361 > F tabel sebesar 2,37 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti variabel CAR, NPL, ROE, NIM, ROA, BOPO, LDR (independen) secara bersama-sama berpengaruh terhadap ekspansi kredit (dependen).

4. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Goodness of Fit Test)

Koefisien determinasi (R2) adalah untuk mengetahui seberapa besar variasi variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara nol sampai satu, semakin mendekati angka satu dapat dikatakan model tersebut semakin baik. Hasil Koefisien determinasi (R2) sebagai berikut:

Tabel IV.9

Hasil Pengujian Uji R2

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .842a .710 .663 1.21567 1.626

a. Predictors: (Constant), LDR, BOPO, ROE, NPL, NIM, CAR, ROA b. Dependent Variable: LN_Ekspansi


(69)

commit to user

54 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pada Bank Umum Milik Negara diperoleh nilai R2 sebesar 0,710. Hal ini berarti bahwa model analisis regresi yang melibatkan variabel CAR, NPL, ROE, NIM, ROA, BOPO, dan LDR telah mampu menjelaskan ekspansi kredit sebesar 71%, sedangkan sisanya sebesar 29% dijelaskan variabel-variabel lain di luar model regresi dalam penelitian.

5. Uji Mann-Whitney (U Test)

Uji Mann-Whitney adalah semacam uji jumlah jenjang Wilcoxon untuk dua sampel yang berukuran tidak sama. Alat ini digunakan untuk membandingkan ekspansi kredit Bank Umum Milik Negara dengan Bank Umum Swasta Nasional. Untuk uji ini tingkat signifikan lebih kecil dari α = 0,05 maka hipotesis null ditolak dan hipotesis alternatif diterima, sehingga terdapat perbedaan ekspansi kredit antara Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional. Tetapi jika tingkat signifikansi lebih besar daripada α = 0,05 maka hipotesis null diterima dan menolak hipotesis alternatif, sehingga tidak terdapat perbedaan ekspansi kredit antara Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional. Tahap awal dalam uji beda adalah melihat dahulu apakah data termasuk normal atau tidak. Selanjutnya menentukan alat uji beda. Hasil analisi data yang didapat adalah sebagai berikut:


(70)

commit to user

55 Tabel IV.10

Uji Normalitas Ekspansi Kredit

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

ekspansi .215 52 .000 .752 52 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Dikarenakan ekspansi kredit tersebut tidak normal dengan tingkat signifikansi 0,000 maka uji beda dilakukan dengan menggunakan uji

Mann-Whitney Test sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel IV.11

Hasil Pengujian Mann-Whitney Test

Tahun 2004-2009

Variabel Signifikansi Α Kesimpulan

keseluruhan 2004-2009 0.000 0,05 Ada perbedaan

Sumber: Data sekunder yang diolah

Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil analisis tabel IV.24 dapat dilihat bahwa tingkat ekspansi kredit untuk tahun keseluruhan tahun 2004-2009 memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang mana tingkat


(71)

commit to user

56 signifikasi tersebut < 0,05 sehingga hipotesis null ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara ekspansi kredit Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional pada tahun 2004-2009.


(72)

commit to user

57

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio CAMEL yang terdiri dari CAR, NPL, ROE, NIM, ROA, BOPO, dan LDR tehadap ekspansi kredit, serta untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan ekspansi kredit antara Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan seperti di bawah ini:

1. Variabel-variabel independen yang terdiri dari CAR, NPL, ROE, NIM, ROA, BOPO, dan LDR pada keseluruhan periode tahun 2004-2009 memiliki pengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap ekspansi kredit pada Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional. 2. Variabel-variabel independen yang terdiri dari CAR, NPL, NIM, dan ROA

pada keseluruhan Bank Umum Milik Negara-Bank Umum Swasta Nasional periode tahun 2004-2009 memiliki pengaruh secara parsial atau individu terhadap ekspansi kredit pada Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional. Sedangkan variabel ROE, BOPO, dan LDR tidak memiliki pengaruh secara parsial atau individu terhadap ekspansi


(73)

commit to user

58 kredit pada keseluruhan Bank Umum Milik Negara-Bank Umum Swasta Nasional periode tahun 2004-2009.

3. Berdasarkan dari hasil analisis uji beda Mann-Whitney Test, maka dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan antara ekspansi kredit Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional. Hal ini bisa terjadi mengingat jumlah kredit yang disalurkan oleh masing-masing perbankan berbeda-beda. Jumlah kredit yang disalurkan Bank Umum Milik Negara lebih besar daripada jumlah kredit yang disalurkan oleh Bank Umum Swasta Nasional. Hal ini mengindikasikan bahwa Bank Umum Milik Negara memiliki kemampuan yang lebih baik daripada Bank Umum Swasta Nasional dalam melakukan salah satu fungsi intermediasi yaitu penyaluran kredit.

B. Keterbatasan Penelitian

Selama proses penelitian berlangsung, peneliti menemui beberapa keterbatasan yang menyebabkan penelitian ini memiliki kekurangan-kekurangan. Kekurangan-kekurangan tersebut antara lain:

1. Penelitian ini hanya menggunakan jenis Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional untuk diteliti, sehingga hasil penelitian ini hanya mewakili Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional saja. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan jenis perbankan lain untuk diteliti seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR), bank


(74)

commit to user

59 asing, BPD, dan bank syariah agar hasil penelitian dapat mewakili seluruh perbankan yang ada di Indonesia.

2. Penelitian ini hanya menggunakan rasio CAR, NPL, ROE, NIM, ROA, BOPO, dan LDR dari rasio CAMEL dan tidak memperhatikan aspek manajemen dari rasio CAMEL. Sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan memperhatikan rasio CAMEL yang lain seperti Giro Wajib Minimun (GWM), rasio aktiva produktif, rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif, dan cash ratio serta faktor manajemen dari rasio CAMEL yang turut mempengaruhi ekspansi kredit.

3. Penelitian ini hanya berdasarkan pada data berupa laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dan dipublikasi oleh bank tersebut saja, dan tidak memperhatikan faktor lain seperti size perusahaan, dan jenis perusahaan. Sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan memperhatikan size perusahaan, dan jenis perusahaan.

C. Implikasi Hasil Penelitian

1. Bagi Peneliti selanjutnya

Agar dapat mengembangkan penelitian dengan menambahkan variabel penelitian sehingga dapat memberikan kesimpulan yang lebih baik nantinya. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh rasio CAMEL terhadap ekspansi kredit terkait factor manajemen.


(75)

commit to user

60

2.

Bagi Perbankan

Bank memperhatikan rasio CAMEL terutama CAR , NPL, NIM, ROA yang terbukti berpengaruh terhadap kinerja perbankan kaitannya dengan penyaluran kredit.


(1)

commit to user

55 Tabel IV.10

Uji Normalitas Ekspansi Kredit

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

ekspansi .215 52 .000 .752 52 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Dikarenakan ekspansi kredit tersebut tidak normal dengan tingkat signifikansi 0,000 maka uji beda dilakukan dengan menggunakan uji Mann-Whitney Test sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel IV.11

Hasil Pengujian Mann-Whitney Test

Tahun 2004-2009

Variabel Signifikansi Α Kesimpulan

keseluruhan 2004-2009 0.000 0,05 Ada perbedaan

Sumber: Data sekunder yang diolah

Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil analisis tabel IV.24 dapat dilihat bahwa tingkat ekspansi kredit untuk tahun keseluruhan tahun 2004-2009 memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang mana tingkat


(2)

commit to user

56 signifikasi tersebut < 0,05 sehingga hipotesis null ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara ekspansi kredit Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional pada tahun 2004-2009.


(3)

commit to user

57 BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio CAMEL yang terdiri dari CAR, NPL, ROE, NIM, ROA, BOPO, dan LDR tehadap ekspansi kredit, serta untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan ekspansi kredit antara Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan seperti di bawah ini:

1. Variabel-variabel independen yang terdiri dari CAR, NPL, ROE, NIM, ROA, BOPO, dan LDR pada keseluruhan periode tahun 2004-2009 memiliki pengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap ekspansi kredit pada Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional. 2. Variabel-variabel independen yang terdiri dari CAR, NPL, NIM, dan ROA

pada keseluruhan Bank Umum Milik Negara-Bank Umum Swasta Nasional periode tahun 2004-2009 memiliki pengaruh secara parsial atau individu terhadap ekspansi kredit pada Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional. Sedangkan variabel ROE, BOPO, dan LDR tidak memiliki pengaruh secara parsial atau individu terhadap ekspansi


(4)

commit to user

58 kredit pada keseluruhan Bank Umum Milik Negara-Bank Umum Swasta Nasional periode tahun 2004-2009.

3. Berdasarkan dari hasil analisis uji beda Mann-Whitney Test, maka dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan antara ekspansi kredit Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional. Hal ini bisa terjadi mengingat jumlah kredit yang disalurkan oleh masing-masing perbankan berbeda-beda. Jumlah kredit yang disalurkan Bank Umum Milik Negara lebih besar daripada jumlah kredit yang disalurkan oleh Bank Umum Swasta Nasional. Hal ini mengindikasikan bahwa Bank Umum Milik Negara memiliki kemampuan yang lebih baik daripada Bank Umum Swasta Nasional dalam melakukan salah satu fungsi intermediasi yaitu penyaluran kredit.

B. Keterbatasan Penelitian

Selama proses penelitian berlangsung, peneliti menemui beberapa keterbatasan yang menyebabkan penelitian ini memiliki kekurangan-kekurangan. Kekurangan-kekurangan tersebut antara lain:

1. Penelitian ini hanya menggunakan jenis Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional untuk diteliti, sehingga hasil penelitian ini hanya mewakili Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Swasta Nasional saja. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan jenis perbankan lain untuk diteliti seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR), bank


(5)

commit to user

59 asing, BPD, dan bank syariah agar hasil penelitian dapat mewakili seluruh perbankan yang ada di Indonesia.

2. Penelitian ini hanya menggunakan rasio CAR, NPL, ROE, NIM, ROA, BOPO, dan LDR dari rasio CAMEL dan tidak memperhatikan aspek manajemen dari rasio CAMEL. Sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan memperhatikan rasio CAMEL yang lain seperti Giro Wajib Minimun (GWM), rasio aktiva produktif, rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif, dan cash ratio serta faktor manajemen dari rasio CAMEL yang turut mempengaruhi ekspansi kredit.

3. Penelitian ini hanya berdasarkan pada data berupa laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dan dipublikasi oleh bank tersebut saja, dan tidak memperhatikan faktor lain seperti size perusahaan, dan jenis perusahaan. Sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan memperhatikan size perusahaan, dan jenis perusahaan.

C. Implikasi Hasil Penelitian 1. Bagi Peneliti selanjutnya

Agar dapat mengembangkan penelitian dengan menambahkan variabel penelitian sehingga dapat memberikan kesimpulan yang lebih baik nantinya. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh rasio CAMEL terhadap ekspansi kredit terkait factor manajemen.


(6)

commit to user

60

2.

Bagi Perbankan

Bank memperhatikan rasio CAMEL terutama CAR , NPL, NIM, ROA yang terbukti berpengaruh terhadap kinerja perbankan kaitannya dengan penyaluran kredit.


Dokumen yang terkait

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK UMUM MILIK NEGARA DAN BANK UMUM SWASTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS

0 3 17

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK UMUM MILIK NEGARA DAN BANK UMUM SWASTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS

0 4 17

Analisis Pengaruh Rasio Camel terhadap tingkat Kesehatan Bank pada Bank Umum Swasta Nasional di Indonesia Periode 2007-2011

3 13 103

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM PEMERINTAH DAN BANK UMUM SWASTA NASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN PERIODE 2003 2007

0 2 96

nalisis rasio camel terhadap ekspansi kredit Bank umum swasta nasional devisa dan bank umum swasta nasional non devisa

0 15 129

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SWASTA NASIONAL DENGAN METODE CAMEL Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Swasta Nasional Dengan Metode Camel (Studi Empirik Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013).

0 2 13

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SWASTA NASIONAL DENGAN METODE CAMEL Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Swasta Nasional Dengan Metode Camel (Studi Empirik Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013).

0 2 19

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM MILIK NEGARA (BUMN) DAN BANK UMUM SWASTA NASIONAL (BUSN) DENGAN METODE CAMEL -

0 5 126

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK SWASTA NASIONAL DAN BANK ASING DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL - repository perpustakaan

0 0 15

Analisis perbandingan kinerja keuangan antara bank milik asing dengan bank umum swasta nasional menggunakan rasio keuangan periode 2008-2010 - USD Repository

0 0 185