Kinerja Model Berdasarkan Fungsi Kernel SVR

memperlihatkan pola yang dapat mengestimasi nilai-nilai rataan dari pengamatan yang berfluktuatif selama bulan januari sampai desember. Bila diperhatikan dari Gambar 15, untuk luaran GCM dengan kinerja yang paling rendah berdasarkan perbandingan nilai rataan estimasi dan pengamatanya, diperlihatkan oleh luaran GCM miub-g. Hal ini ditunjukkan dari nilai estimasinya yang cukup mencolok dan kurang mendekati nilai pengamatannya pada bulan-bulan tertentu. Nilai estimasi yang kurang mendekati nilai pengamatanya adalah pada bulan Januari, September dan November. Sehingga dengan demikian, untuk model SVR yang menggunakan luaran GCM yaitu miub-g, mendapatkan hasil prediksi terendah dibandingkan dengan model yang menggunakan luaran GCM yang lain. Berdasarkan hasil kinerja antara luaran GCM yang diujikan dapat dinyatakan bahwa setiap luaran GCM mempunyai tingkat akurasi berbeda-beda pada suatu wilayah. Pemodelan downscaling menggunakan SVR dengan luaran GCM giss-er merupakan model paling baik untuk melakukan prediksi curah hujan bulanan di wilayah Kabupaten Indramayu, sedangkan GCM miub-g merupakan model luaran GCM yang memiliki kinerja paling rendah untuk melakukan prediksi curah hujan bulanan di wilayah Kabupaten Indramayu.

4.3 Kinerja Model Berdasarkan Fungsi Kernel SVR

Hasil analisis kinerja fungsi kernel pada SVR diperoleh dengan melihat tingkat eror dan korelasi dari estimasi terhadap data pengamatan yang ditunjukkan oleh Gambar 16 dan Gambar 17. Jika dilihat dari analisis grafik pada Gambar 16 dan Gambar 17, model SVR dengan fungsi linear kernel memiliki nilai eror paling besar dan ukuran korelasinya paling kecil, kemudian fungsi polynomial kernel dengan ukuran eror lebih kecil dan korelasinya lebih besar dan terakhir fungsi RBF yang memiliki ukuran eror paling kecil dan ukuran korelasinya paling besar. Gambar 16 Nilai rataan NRMSE, MAEP validasi model berdasarkan kinerja fungsi kernel SVR pada setiap luaran GCM Gambar 17 Nilai rataan korelasi validasi model berdasarkan kinerja fungsi kernel SVR pada setiap luaran GCM Ukuran eror model yang menggunakan salah satu luaran GCM yaitu GCM giss-er dan fungsi linear kernel memiliki nilai NRMSE=9,726, MAEP=8,144, dan ukuran korelasi r=0,642. Selanjutnya ukuran eror menggunakan luaran GCM yang sama namun fungsi kernel berbeda yaitu polynomial memiliki nilai NRMSE=9,391, MAEP=8,071, dan ukuran korelasi Linear Polinom ial Radial Basis NRM SE 10,073 9,781 9,521 M AEP 8,218 8,136 8,002 7 8 8 9 9 10 10 11 NRM SE M AEP Linear Polinom ial Radial Basis Korelasi 0,630 0,647 0,671 0,60 0,61 0,62 0,63 0,64 0,65 0,66 0,67 0,68 Korelasi dengan nilai r=0,668. Terakhir adalah model yang menggunakan fungsi RBF kernel dan luaran GCM giss-er, menghasilkan ukuran eror paling kecil dengan nilai NRMSE=9,124, MAEP= 7,955, dan ukuran korelasinya sebesr r=0,688. Kecendrungan hasil eror dan korelasi yang sama terlihat untuk setiap luaran GCM dimana hasil perbandingan ukuran eror dan korelasi menunjukkan bahwa model dengan kinerja paling baik secara berurutan adalah fungsi RBF kernel, fungsi polynomial kernel, dan yang terakhir fungsi linear kernel yang memiliki kinerja paling rendah bila dibandingkan dua fungsi kernel lainnya. Penjelasan lebih lanjut untuk kinerja fungsi kernel pada model SVR diilustrasikan oleh grafik scater pada Gambar 18. Grafik scater tersebut memperlihatkan hubungan antara observasi dan hasil prediksi untuk setiap fungsi kernel pada model SVR. Hubungan yang kuat antara observasi dan prediksi menunjukkan semakin kuat pula korelasi dan semakin kecil ukuran eror antara nilai yang diamati dan nilai yang diestimasi. Kuat atau tidaknya hubungan antara prediksi dan observasi dapat dilihat melalui persamaan regresi = + yang mengambarkan antara sebagai prediksi memiliki kedekatan hubungan dengan yang disebut sebagai observasi yang ditunjukkan pada grafik scater. Pada model SVR dengan luaran GCM giss-er yang menggunakan fungsi RBF kernel memiliki hubungan kedekatan antara prediksi dan observasi yang paling baik bila dibandingkan dengan model yang menggunakan fungsi kernel lainnya. Gradien dari persamaan pada model SVR menggunakan fungsi RBF kernel memiliki nilai paling besar yaitu bernilai 0.83 dan intercept bernilai 10,07. Sementara, gradient yang menunjukkan hubungan antara prediksi dan observasi untuk masing-masing fungsi kernel lain yaitu polynomial dan linear kernel secara berurutan adalah 0,789, 0,768, dan intercept sebesar 11,09, dan 14, 56. Gradient yang besar mendekati 1 dan nilai intercept yang kecil mendekati nol menandakan adanya hubungan kuat antara prediksi dan observasi, ukuran kesalahan prediksi yang kecil, korelasi dan ketepatan prediksi yang baik. Gambar 18 Grafik scater untuk plot hasil observasi dengan estimasi masing masing fungsi kernel y = 0,719x + 28,73 100 200 300 400 500 600 200 400 600 P re d ik si m m Observasi mm RBFKernel y = 0,698x + 31,09 100 200 300 400 500 600 200 400 600 P re d ik si m m Observasi mm Polynomial Kernel y = 0,677x + 34,56 100 200 300 400 500 600 200 400 600 P re d ik si m m Observasi mm Linear Kernel Hasil running time atau waktu komputasi dalam melakukan run model SVR dari tahap pelatihan sampai pengujian memiliki nilai yang berbeda untuk setiap fungsi kernel-nya. Contohnya model SVR dengan luaran GCM giss-er, hasil waktu komputasi menggunakan fungsi linear kernel dalam memprediksi curah hujan bulanan untuk tiap stasiun hujan di Kabupaten Indramayu memiliki rata-rata sebesar 20 detik. Waktu komputasi yang didapatkan oleh model yang menggunakan fungsi polynomial kernel memiliki rata-rata sebesar 523 detik 8 menit 43 detik. Sedangkan waktu komputasi yang didapatkan oleh model yang menggunakan fungsi RBF memiliki rata-rata sebesar 32 detik. Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa kinerja model dengan fungsi kernel-nya yang memiliki hasil paling baik adalah RBF. Dengan waktu komputasi yang diperlukan untuk melakukan run model SVR dalam hitungan detik namun ukuran eror yang dihasilkan kecil dan korelasinya lebih besar dari pada fungsi kernel lainnya seperti linear dan polynomial. Sementara bila dilakukan perbandingan antara dua fungsi kernel yaitu polynomial dengan linear, fungsi polynomial kernel membutuhkan waktu komputasi yang cukup lama dalam hitungan menit dalam melakukan run model dari pada fungsi linear kernel yang membutuhkan waktu sangat sedikit hitungan detik untuk me-run model.Waktu komputasi yang diperoleh model menggunakan fungsi linear kernel terlihat lebih baik dari pada polynomial, walaupun ukuran eror dan korelasi dari polynomial lebih baik dibandingkan ukuran eror dan korelasi dari fungsi kerenel linear. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa fungsi RBF kernel menunjukkan performance paling baik diantara fungsi kernel lainnya. Baik dari ukuran eror yang paling kecil dan waktu komputasi yang dibutuhkan pun sangat cepat sehingga memiliki ketepatan dan kecepatan yang baik dalam melakukan prediksi curah hujan bulanan di wilayah kabupaten Indramayu.

4.4 Pengaruh Parameter Fungsi Kernel Terhadap Performance Model