Kinerja Model Berdasarkan Luaran GCM

4.2 Kinerja Model Berdasarkan Luaran GCM

Berdasarkan hasil grafik di Gambar 14 yang menggunakan panjang tahun selama 22 tahun, dapat dilihat bahwa enam luaran model GCM yang diujikan memiliki kencenderungan dan pola yang hampir sama. Tidak telihat perbedaan yang mencolok secara kasat mata antara luaran satu dan lainnya. Akan tetapi bila melihat nilai korelasi dan eror NRMSE dan MAEP yang didapatkan dari nilai estimasi dan observasi maka akan dapat dilihat luaran GCM yang mempunyai kinerja yang paling baik dalam menduga curah hujan menggunakan SVR. Pada masing-masing luaran GCM, nilai korelasi dan eror dari estimasi dan observasi untuk setiap stasiun di Kabupaten di Indramayu dirata-ratakan seperti yang terlihat pada Tabel 5. Tabel 5 Nilai RMSE, korelasi validasi model menurut menurut fungsi kernel dan rataan masing-masing model pada GCM Luaran GCM Fungsi Kernel NRMSE MAEP r t-47 Linear kernel 9,891 8,174 0,639 Polynomial Kernel 9,547 8,072 0,660 RBF Kernel 9,271 7,928 0,685 t-63 Linear kernel 9,923 8,197 0,634 Polynomial Kernel 9,691 8,127 0,652 RBF Kernel 9,477 7,974 0,669 giss-er Linear kernel 9,726 8,144 0,642 Polynomial Kernel 9,391 8,071 0,668 RBF Kernel 9,124 7,955 0,688 giss-aom Linear kernel 10,093 8,257 0,628 Polynomial Kernel 9,822 8,130 0,641 RBF Kernel 9,592 7,974 0,666 miub-g Linear kernel 10,584 8,278 0,613 Polynomial Kernel 10,290 8,229 0,626 RBF Kernel 9,925 8,075 0,657 mri-32a Linear kernel 10,221 8,259 0,624 Polynomial Kernel 9,946 8,190 0,638 RBF Kernel 9,737 8,023 0,662 Kinerja dari luaran dapat dilihat berdasarkan nilai eror dan korelasinya. Luaran GCM dikatakan memiliki kinerja yang baik apabila nilai eror yang dihasilkan kecil dan nilai korelasinya besar. Sebaliknya luaran GCM dengan kinerja yang kurang baik apabila memiliki nilai eror yang besar dan nilai korelasi yang kecil. Hasil validasi model downscaling menggunakan SVR pada luaran GCM yang ditunjukkan pada Tabel 5 memperlihatkan bahwa luaran GCM giss-er memiliki nilai rata-rata eror yang paling rendah dan nilai rata-rata korelasi yang paling tinggi. Nilai eror dari luaran GCM giss-er yaitu NRMSE = 9,726 - linear kernel, 9,391 - polynomial kernel, 9,124 - RBF kernel, MAEP = 8,144 – linear kernel, 8,071 - polynomial kernel, 7,955 - RBF kernel. Nilai korelasi dari luaran GCM giss-er yaitu r = 0,642- linear kernel, 0,668- polynomial kernel, 0,688- RBF kernel. Berdasarkan Tabel 5 luaran GCM dengan nilai nilai rata-rata eror yang paling tinggi dan nilai rata-rata korelasi yang paling rendah adalah luaran GCM miub-g. Nilai eror dari luaran GCM miub-g yaitu NRMSE = 10,584 - linear kernel, 10,290 - polynomial kernel, 9,925 – RBF kernel, MAEP = 8,278 - linear kernel, 8,229 - polynomial kernel, 8,075- RBF kernel. Nilai korelasi dari luaran GCM miub-g yaitu r = 0,613- linear kernel, 0,626- polynomial kernel, 0,657- RBF kernel. Berdasarkan keterangan dari tabel 5, terlihat jelas urutan kinerja dari luaran GCM yang paling tinggi sampai pada GCM dengan kinerja yang paling rendah. Luaran GCM yang diujikan menggunakan model SVR dengan tiga fungsi kernel yang berbeda yaitu fungsi linear kernel, polynomial kernel, dan RBF kernel, menunjukkan hasil yang sama dimana kinerja paling baik dengan nilai eror yang paling kecil dan korelasinya paling besar adalah luaran GCM giss-er. Selanjutnya luaran GCM dengan kinerja dibawah giss-er sampai pada luaran gcm dengan kinerja terendah secara berurutan adalah: luaran GCM t-47, luaran GCM t-63, luaran GCM giss-aom, luaran GCM mri-32a, dan yang terakhir luaran GCM yang memiliki kinerja paling rendah adalah luaran GCM miub-g. Hasil kinerja dari luaran GCM juga dapat dilihat dari hasil perbandingan nilai rataan estimasi dan pengamatan menurut bulannya. Nilai estimasi dan pengamatan selama 22 tahun 1979-200 dirata-ratakan perbulan dari januari sampai bulan desember. Plot nilai dari perbandingan antara hasil estimasi dan pengamatan membentuk suatu pola seperti yang ditunjukkan pada Gambar 15. Gambar 15a Luaran GCM berdasarkan perbandingan rataan hasil prediksi dan observasi curah hujan dalam mm 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 Ja n F e b M a r A p r M e i Ju n Ju l A g u S e p O k t N o p D e s

1. giss-er

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 Ja n F e b M a r A p r M e i Ju n Ju l A g u S e p O k t N o p D e s

2. t-47

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 Ja n F e b M a r A p r M e i Ju n Ju l A g u S e p O k t N o p D e s

3. t-63

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 Ja n F e b M a r A p r M e i Ju n Ju l A g u S e p O k t N o p D e s

4. giss-aom

Gambar 15b Luaran GCM berdasarkan perbandingan rataan hasil prediksi dan observasi curah hujan dalam mm Gambar 15 menunjukkan bahwa secara umum tingkat ketepatan luaran GCM giss-er lebih baik dari luaran GCM lainnya. Nilai estimasi perbulan dari januari sampai desember, baik menggunakan fungsi linear kernel, polynomial maupun RBF kernel, mendekati nilai pengamatannya. Pola dari nilai estimasi yamg mengikuti pola dari nilai pengamatan menunjukkan kekonsistenan dan ketepatan yang cukup baik dari luaran GCM giss-er tersebut. Hal ini menandakan bahwa luaran GCM giss-er memiliki kinerja yang baik dalam memprediksi curah hujan bulanan di Kabupaten Indramayu. Selanjutnya untuk luaran GCM lainnya, tidak berbeda jauh karena pola nilai estimasi mengikuti nilai pengamatan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 15. Hanya satu atau dua nilai estimasi yang kurang mendekati dari nilai pengamatan disetiap luaran GCM. Seperti pada bulan Januari, untuk beberapa luaran GCM nilai estimasinya kurang mendekati nilai pengamatannya, namun tetap bisa dikatakan cukup konsisten karena masing-masing luaran GCM 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 Ja n F e b M a r A p r M e i Ju n Ju l A g u S e p O k t N o p D e s

5. mri-32a

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 Ja n F e b M a r A p r M e i Ju n Ju l A g u S e p O k t N o p D e s

6. miub-g

memperlihatkan pola yang dapat mengestimasi nilai-nilai rataan dari pengamatan yang berfluktuatif selama bulan januari sampai desember. Bila diperhatikan dari Gambar 15, untuk luaran GCM dengan kinerja yang paling rendah berdasarkan perbandingan nilai rataan estimasi dan pengamatanya, diperlihatkan oleh luaran GCM miub-g. Hal ini ditunjukkan dari nilai estimasinya yang cukup mencolok dan kurang mendekati nilai pengamatannya pada bulan-bulan tertentu. Nilai estimasi yang kurang mendekati nilai pengamatanya adalah pada bulan Januari, September dan November. Sehingga dengan demikian, untuk model SVR yang menggunakan luaran GCM yaitu miub-g, mendapatkan hasil prediksi terendah dibandingkan dengan model yang menggunakan luaran GCM yang lain. Berdasarkan hasil kinerja antara luaran GCM yang diujikan dapat dinyatakan bahwa setiap luaran GCM mempunyai tingkat akurasi berbeda-beda pada suatu wilayah. Pemodelan downscaling menggunakan SVR dengan luaran GCM giss-er merupakan model paling baik untuk melakukan prediksi curah hujan bulanan di wilayah Kabupaten Indramayu, sedangkan GCM miub-g merupakan model luaran GCM yang memiliki kinerja paling rendah untuk melakukan prediksi curah hujan bulanan di wilayah Kabupaten Indramayu.

4.3 Kinerja Model Berdasarkan Fungsi Kernel SVR