Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan Laporan

xv 2. Potensi apa saja yang dimiliki Museum Negeri Mpu Tantular sebagai daya tarik wisata di Jawa Timur? 3. Bagaimana upaya pengembangan potensi Museum Negeri Mpu Tantular di Jawa Timur sehingga menjadi obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan ?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat suatu tujuan tertentu yang mana agar dapat memperoleh sesuatu yang di inginkan. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Museum Negeri Mpu Tantular di Jawa Timur. 2. Untuk mengetahui potensi apa saja yang dimiliki oleh Museum Negeri Mpu Tantular sebagai daya tarik wisata di Jawa Timur. 3. Untuk mengetahui upaya pengembangan potensi Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur sehingga menjadi obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi wisatawan.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penulisan laporan ini sudah dapat dipastikan agar mendapatkan sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi penulis, obyek wisata, akademik, maupun lembaga yang bersangkutan.adapun manfaat penulisan laporan ini berupa : 1. Manfaat Teoritis a. Memperluas pengetahuan di bidang pariwisata. b. Penulis dapat mempraktekkan dan mencoba langsung semua teori- teori yang telah di dapat selama berada di bangku kuliah. xvi 2. Manfaat Praktisi Hasil penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis, para pembaca, dan juga pihak-pihak yang terkait pada obyek wisata Museum Negeri Mpu Tantular. 3. Manfaat Akademis a. Secara formal bertujuan sebagai proses penulisan laporan tugas akhir sebagai syarat untuk menempuh gelar ahli madya b. Memberikan redaksi dalam upaya peningkatan ilmu pengetahuan kepariwisataan selain yang di dapat di bangku kuliah.

E. Kajian Pustaka 1. Arti Museum

Museum berasal dari bahasaYunani yaitu Museion. Museion merupakan sebuah bangunan tempat suci untuk memuja Sembilan Dewi Seni dan llmu Pengetahuan. Salah satu dari sembilan Dewi tersebut ialah Mouse, yang lahir dari maha Dewa Zous dengan istrinya Mnemosyne. Dewa dan Dewi tersebut bersemayam di Pegunungan Olympus. Museion selain tempat suci, pada waktu itu juga untuk berkumpul para cendekiawan yang mempelajari serta menyelidiki berbagai ilmu pengetahuan, juga sebagai tempat pemujaan Dewa Dewi. Pengertian Museum dewasa ini adalah Sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan pengembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang- barang pembuktian manusia dan lingkungannya. Definisi menurut ICOM International Council of Museeum atau Organisasi Permuseuman Internasional dibawah Unesco, Museum merupakan suatu badan yang mempunyai tugas dan kegiatan untuk memamerkan dan xvii menerbitkan hasil-hasil penelitian dan pengetahuan tentang benda-benda yang penting bagi Kebudayaan dan llmu Pengetahuan. Sedangkan pengertian Museum sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1996, Museum adalah lembaga tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungan guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. dengan demikian museum terbuka untuk umum, khususnya untuk tujuan pendidikan dan rekreasi. sumber : Pemerintah Propinsi Jawa Timur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. 2006. Buku Panduan Museum Mpu Tantular

2. Fungsi Museum

Museum mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Pusat Dokumentasi dan Penelitian llmiah b. Pusat penyaluran ilmu untuk umum c. Pusat penikmatan karya seni d. Pusat perkenalan kebudayaan antar daerah dan antar bangsa e. Obyek wisata f. Media pembinaan pendidikan kesenian dan llmu Pengetahuan g. Suaka Alam dan Suaka Budaya h. Cermin sejarah manusia, alam dan kebudayaan i. Sarana untuk bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan YME. Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur merupakan Museum umum tingkat Propinsi yang merupakan Unit Pelaksana Teknis di Bidang kebudayaan dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur, yang berada di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan. Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, perawatan, pengawetan, penyajian, penelitian koleksi dan penerbitan hasilnya, serta memberikan Bimbingan Edukatif Kultural dan penyajian rekreatif benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah yang bersifat regional. xviii

3. Tujuan Museum

Melestarikan dan memanfaatkan benda cagar budaya dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional untuk memperkuat jiwa kesatuan nasional. 4. Pariwisata Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha bussiness atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam Oka A. Yoeti, 1983:109 Pariwisata merupakan suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapatkan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri diuar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain daerah tertentu, suatu negara atau benua untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap Oka A. Yoeti 1983 : 107 . A. Hari Karyono dalam bukunya yang berjudul Kepariwisataan, mengelompokkan obyek dan daya tarik wisata tersebut, sebagai berikut : a. Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Wisata alam adalah jenis obyek wisata yang menonjolkan keindahan alam, seperti : mendaki gunung, perkemahan, dan lain sebagainya. Wisata alam adalah bentuk kegiatan yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan tata lingkunganya. Kegiatan wisata alam adalah kegiatan xix rekreasi dan pariwisata, penelitian kebudayaan dan cinta alam yang dilakukan didalam obyek wisata alam. b. Obyek dan Daya Tarik Wisata Budaya Wisata budaya dilakukan karena keinginan para wisatawan untuk mengetahui lebih jelas dan dekat suatu budaya yang dimiliki oleh suatu daerah Negara. Byek wisata yang dikunjungi dapat berupa hasil karya manusia. Misalnya : candi, museum, dan adat istiadat suatu daerah. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan gagasan, aktivitas, dan karya manusia yang diperoleh dengan proses belajar yang dimiliki dalam masyarakat Koentjaraningrat, 1983: 19 . Jadi wisata budaya adalah yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau keluar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. c. Obyek dan Daya Tarik Wisata Minat Khusus Wisata Minat Khusus merupakan kegiatan wisata yang dilakukan karena ketertarikan terhadap jenis wisata tertentu, seperti : wisata bahari, agrotourism, sport tourism, dan lain sebagainya. Pariwisata adalah segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan R. G Soekadijo, 1966:2 Pariwisata secara luas adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam waktu pendek atau dekat ketujuan-tujuan obyek wisata dengan cara keluar atau pergi kesuatu tempat dimana mereka dapat melepaskan atau melupakan sementara beban berat yang biasanya dihadapi selama bekerja serta berkegiatan selama tinggal dilingkunganya. xx Pariwisata secara umum adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh beberapa orang atau individu, dengan maksud untuk mendapatkan hiburan setelah melakukan rutinitasnya. Biasanya dilakuikan pada saat liburan atau waktu senggang dan bersifat sementara. Menurut undang-undang No 9 Tahun 1990, Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisatawan, termasuk didalamnya mengenai pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait didalamnya.

5. Pengembangan Pariwisata

Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan pemerintah dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani wisatawan. Karena pariwisata sebagai gejala tuntutan kebutuhan manusia yang wajar dan mempunyai lingkup pengaruh yang menyeluruh sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi segi ekonomi, masyarakat, negara, sosial dan budaya. Perencanaan tersebut harus mengintegrasikan pengembangan pariwisata kedalam suatu program pembangunan ekonomi fisik dan sosial dari suatu Negara. Disamping itu, perencanaan harus mampu memberikan kerangka kerja kebijaksanaan untuk mendorong dan mengendalikan pengembangan pariwisata. Sesuai dengan instruksi Presiden No. 9 Tahun 1996, dikatakan dalam pasal 2 bahwa tujuan pengembangan pariwisata adalah : a. meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara pada umunya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan industri penunjang dan industri sampingan lainya. xxi b. memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia. c. meningkatkan persaudaraan atau persahabatan Nasional dan Internasional Oka A. Yoeti, 1983 : 139 . Menurut Oka A. Yoeti, pengembangan pariwisata adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk memperbaiki obyek wisata yang sedang dipasarkan ataupun yang akan dipasarkan. Pengembangan tersebut meliputi perbaikan obyek dan pelayanan kepada wisatawan semenjak berangkat dari tempat tinggalnya menuju tempat tujuan hingga kembali ke tempat semula Oka A. Yoeti, 1983 : 56 .

6. Obyek Wisata

Obyek wisata adalah tempat atau keindahan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan Musanef, 1995: 190 . Obyek wisata adalah segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat Nyoman S, Pendit, 1994: 16 . Menurut undang-undang No 9 Tahun 1990, obyek wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisatawan, wisata dan menurut undang-undang menyatakan kawasan wisata yaitu kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. Dari pendapat diatas, dapat diketahui bahwa obyek wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik. Daya tarik adalah segala sesuatu yang dapat menumbuhkan minat wisatawan untuk mengunjungi obyek wisata. xxii

7. Potensi

Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan, kemampuan, kesanggupan daya Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995 : 784 . Potensi di daerah tujuan wisata di pengaruhi adanya 4 pendekatan yang lebih dikenal dengan istilah 4 A, antara lain : a. Atraksi Atraksi merupakan kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata,yang dapat dinikmati oleh wisatawan ditempat tujuan yang merupakan sasaran para wisatawan dating berkunjung. b. Aksesibilitas kemudahan Sarana yang memberikan kemudahan untuk mencapai dearah tujuan wisata,yang mana tempat tersebut mudah dijangkau dan sarana yang diperlukan wisatawan mudah ditemukan. c. Amenitas Tersedianya fasilitas pendukung diteempat tujuan wisata untuk memudahkan wisatawan sebelum berkunjung seperti : penginapan, restoran, hiburan, transportasi local, alat komunikasi, fasilitas perbankan, fasilitas kesehatan dan lainya. d. Aktivitas Aktivitas adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan selama tinggal di daerah tujuan wisata.

8. Daya Tarik

xxiii Daya tarik menurut Wiwoho, dkk 1990 : 52 berupa : a. Daya tarik alamiah, yang meliputi iklim, pemandangan alam, lingkungan hidup, flora dan fauna, danau, karang, gua, tebing, lembah, gunung dan sebagainya. b. Daya tarik buatan manusia, misalnya sisa peradaban masa lalu, monoumen bersejarah, museum, tempat pemakaman dan sebagainya. c. Daya tarik yang bersifat manusiawi, yaitu daya tarik yang melekat pada penduduk dalam bentuk warisan budaya, seperti tarian, drama, sandiwara, upacara penguburan mayat, upacara perkawinan, dan sebagainya.

9. Wisata

Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatantersebut yang dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata Nyoman S. Pendit, 1994 : 16 . Wisatawan adalah orang yang mengadakan perjalanan dari tempat kediamanya tanpa menetap ditempat yang didatanginya R. G. Soekadijo, 1996: 3 .

10. Wisatawan

Wisatawan adalah seseorang yang mengadakan perjalanan untuk melihat sesuatu yang lain dan kemudian mengetahui bila ia membayar sesuatu yang tidak sesuai Musanef, 1996: 14 .

F. Metode Penelitian

Metode penelitian digunakan penulis untuk memperoleh datadata yang diperlukan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, antara lain : xxiv

1. Tempat penelitian

Diambil lokasi di obyek wisata Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur yang terletak di Jl. Raya Buduran-Jembatan layang, Sidoarjo, Jawa Timur.

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menunjang tercapainya tujuan penelitian ini, maka metode yang digunakan penulis adalah sebagai berkut :

a. Observasi

Observasi dilakukan secara langsung dengan mengamati tentang kondisi dan gambaran mengenai Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur, sehingga memperoleh data yang akurat dan terfokus kemudian menganalisa data. penulis juga melakukan pemotretan koleksi-koleksi Museum Negeri Mpu Tantular. Observasi dilakukan pada tanggal 6 dan 7 mei 2008 di obyek wisata Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur.

b. Wawancara

Pengumpulan data dengan melakukan wawancara dan bertanya langsung dengan pihak pihak pengelola museum terkait yang dianggap mengerto tentang potensi dan daya tarik Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur yang akhirnya didapat data-data yang jelas dan terperinci. Adapun narasumber yang dipilih untuk diwawancarai adalah Himawan sebagai kepala Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur, kemudian Dwi Supranto dari sub bagian Bimbingan Edukasai Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur.

c. Studi Dokumen

xxv Studi dokumen adalah pengumpulan data-data yang diperlukan dari buku atau dokumen tentang obyek yang diteliti untuk memperjelas penulisan. Adapun data-data tersebut berupa arsip-arsip obyek wisata Museum Mpu Tantular yang meliputi buku sejarah museum, latar belakang pemberian nama Museum Mpu Tantular, buku panduan mengunjungi museum, majalah Nawasari warta, serta sumber-sumber lain yang diperoleh di perpustakaan Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur. d. Studi Pustaka Penulis menggunakan teknik studi pustaka dalam memperoleh data yang sesuai antara lain dari referensi yang berupa buku, laporan penelitian, dan karya ilmiah lain yang mendukung terwujudnya penulisan ini. Adapun buku itu diperoleh dari perpustakaan Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur dan Laboratorium Tour Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Teknik Analisa Data

Dalam penulisan ini, analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah menguraikan apa yang terjadi dari permasalahan dalam penilitian. Tujuan dari penelitian adalah memuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifa- sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian ini disajikan dalam bentuk uraian non statistik mengenai obyek wisata Museum Negeri Mpu Tantular dengan cara merekonstruksi kesan-kesan yang ada dari hasil wawancara, observasi, studi pustaka dan bahan dokumen lainnya yang mendukung penulisan laporan ini. Penyajian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang daya tarik obyek wisata Museum Negeri Mpu Tantular dengan merangkai fakta-fakta dari data yang diperoleh sehingga mampu xxvi menunjukkan kebenaranya. Oleh karena itu, data yang berasal dari arsip maupun pengamatan secara langsung serta hasil dari wawancara yang digabung untuk dijadikan sebagai bahan penulisan tugas akhir ini.

G. Sistematika Penulisan Laporan

Penulisan laporan tugas akhir ini terdiri dari lima bab yang mana disetiap bab-bab tersebut terdiri atas beberapa sub bab dengan disertai penjelasan. Adapun bab-bab tersebut adalah sebagai berikut : Bab pertama merupakan bagian awal dalam proses penulisan tugas ini isinya berupa pendahuluan dengan isi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, kajian pustaka serta sistematika penulisan laporan. Bab kedua berisi tentang Kabupaten Sidoarjo, keadaan geografis, obyek dan daya tarik wisata yang dimiliki oleh kota Sidoarjo. Bab ketiga berisi tentang Profil Obyek Wisata Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur mulai dari sejarah berdirinya Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur, latar belakang pemberian nama Museum Mpu Tantular, Profil G. H. Von Faber sebagai pencetus berdirinya Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur, serta struktur keorganisasian Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur. Bab keempat merupakan tahap pembahasan yang berisi tentang koleksi yang tersimpan di Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur, Peranan museum keliling museum masuk sekolah oleh Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur, dan promosi yang dilakukan oleh Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur. Bab kelima merupakan proses akhir dari penulisan laporan isinya berupa penutup dengan pembahasan mengenai kesimpulan dan saran yang xxvii bermanfaat bagi pengembangan Obyek Wisata Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur. xxviii

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIDOARJO

A. Sekilas Kabupaten Sidoarjo

Sidoarjo dahulu dikenal sebagai pusat kerajaan Jenggala. Pada masa Kolonialisme Hindia Belanda, daerah Sidoarjo bernama Sidokari, yang merupakan bagian dari kabupaten Surabaya. Pada tahun 1859, berdasarkan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No.91859 tanggal 31 Januari 1859 Staatsblad No.6, daerah Kabupaten Surabaya dibagi menjadi dua bagian yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokari. Sidokari dipimpin oleh R. Notodipuro yang berasal dari Kasepuhan, putra R.A.P. Tjokronegoro, Bupati Surabaya. Pada tanggal 28 Mei 1859, nama Kabupaten Sidokari yang memiliki konotasi kurang bagus diubah menjadi Kabupaten Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo terletak pada daerah delta brantas, Jawa Timur. Kabupaten Sidoarjo merupakan Kabupaten terkecil di Jawa Timur dengan luas 627 Km2. Kegiatan ekonomi Kabupaten Sidoarjo menampilkan dua wajah, di satu sisi kabupaten ini identik dengan tambak yang luasnya mencapai 15.530 hektar 5,28 km2 milik sekitar 3.300 petambak. Bandeng dan udang kemudian dijadikan lambing Kabupaten Sidoarjo. Beberapa kecamatan di Sidoarjo yang banyak memiliki lahan tambak antara lain Kecamatan Sidoarjo, Jabon, Buduran, Candi, Tanggulangin dan Sedati. Sekitar 90 persen petambak menerapkan metode pemeliharaan udang dengan teknik tradisional, sisanya menggunakan teknik semi intensif. Secara keseluruhan ekspor udang beku, baik hasil tambak maupun tangkapan di laut memberikan konstrtibusi terbesar dalam ekspor non migas di Jawa Timur. Pada tahun 2001 ekspor udang beku Jawa Timur mencapai volume 43.232,56 ton. Jika dihitung nilai produksi seluruh tambak udang di Sidoarjo dengan penghasilan rata-rata Rp. 7 juta per hektar, diperkirakan angka sebesar Rp. 108,710 milyar. Namun di sisi lain fakta menunjukkan urat nadi pertumbuhan ekonomi Sidoarjo bertumpu pada ribuan pabrik industri pengolahan. Dari Rp. 17,979 trilyun produk domestik regional bruto PDRB Sidoarjo tahun 2004, sebesar 48,18 persen berasal dari sektor industri pengolahan. Kini Sidoarjo merupakan salah satu kawasan industri terbesar di Jawa Timur. Tingkat pertumbuhan penduduk 2,87 persen pada periode 1990-2000 menjadikan Kabupaten Sidoarjo sebagai daerah dengan tingkat pertumbuhan penduduk tertinggi di Jawa Timur. Sejak lama kegiatan ekonomi Kabupaten Sidoarjo didominasi lapangan usaha industri pengolahan, sementara sumbangan sektor pertanian tidak begitu besar. Dari data Badan Pertanahan Nasional BPN ditunjukkanbahwa perkembangan penggunaan lahan industri dan lahan sawah berbanding terbalik. Industri menunjukkan angka pertumbuhan meningkat, sementara luas lahan sawah menunjukkan penurunan. Tahun 1997 merupakan titik balik kontribusi pertanian terhadap kegiatan ekonomi kabupaten. Sejak tahun 1997 sumbangan pertanian perlahan tapi pasti menurun dari tahun ke tahun. Sementara itu, industri pengolahan dengan gagahnya menunjukkan angka angka pertumbuhan meningkat. Tahun 1998,