Faktor Terbentuknya Groupthink Teori Groupthink

komunikasi yang terbuka dan ekspresif, beberapa anggota kelompok akan menarik diri dari perdebatan atau dialog, dan hal ini mungkin dapat membuat anggota kelompok yang lain heran, serta bisa mempengaruhi persepsi dari para anggota kelompok, baik yang partisipatif ataupun yang nonpartisipatif. Oleh karena itu, kelompok dan keputusan kelompok dapat menjadi lebih sulit, tetapi biasanya melalui kerja kelompok, orang dapat mencapai tujuan mereka lebih baik dan efisien.

2.3.3. Faktor Terbentuknya Groupthink

Dalam konsep groupthink terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya groupthink tersebut, berikut dijelaskan beberapa faktor yang dapat membentuk terjadinya groupthink. ● Kohesivitas Kelompok Kohesivitas kelompok mendukung terjadinya groupthink.Di dalam kelompok yang memiliki kohesivitas yang tinggi akan lebih antusias mengenai tugas-tugas mereka, dan anggotanya merasa dimampukan untuk melaksanakan tugas-tugas tambahan, karena kelompok mereka sangat kompak atau kohesif. Walaupun terdapat keuntungannya, tetapi kelompok yang sangat kohesif juga bisa memberikan tekanan yang besar pada anggota kelompoknya untuk memenuhi standard kelompok.Dan biasanya anggota kelompok tidak bersedia untuk mengemukakan keberatan mereka mengenai solusi yang diambil.Maka Irving Janis berpendapat bahwa kohesivitas menuntun kepada groupthink. ● Faktor Struktural Karakteristik struktural yang spesifik, atau kesalahan, mendorong terjadinya groupthink.Faktor-faktor ini juga termasuk isolasi kelompok, kurangnya kepemimpinan imparsial, kurangnya prosedur yang jelas dalam mengambil keputusan, dan homogenitas latar belakang anggota kelompok. → Isolasi kelompok group insulation Merujuk pada keinginan kelompok untuk tidak terpengaruh oleh pihak di luar kelompok.Padahal ada kemungkinan bahwa pihak di luar kelompok dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Universitas Sumatera Utara → Kurangnya kepemimpinan imparsial lack of impartial leadership Anggota kelompok dipimpin oleh orang yang memiliki minat pribadi terhadap hasil akhir. Pemimpin berpendapat bahwa opini lain akan merugikan rencananya, dan kepemimpinan alternatif ditekan. → Kurangnya prosedur pengambilan keputusan lack of decision making procedures Beberapa kelompok memiliki prosedur untuk mengambil keputusan; kegagalan untuk memiliki norma yang telah disepakati untuk mengevaluasi suatu masalah dapat menimbulkan groupthink. Jika ada masalah di suatu kelompok, mereka masih harus mencari penyebabnya dan sejauh apa masalah teresebut. → Homogenitas latar belakang Homogenity of members’ backgrounds Tanpa keragaman latar belakang sosial, pengalaman dan ideology akan mempersulit sebuah kelompok untuk mendebat masalah yang penting. ● Tekanan Kelompok Group Stress Tekanan internal dan eksternal internal and external stress yang dialami kelompok dapat menuntun kepadagroupthink. Jika suatu kelompok dalam membuat keputusan sedang mengalami tekanan yang berat – baik disebabkan oleh dorongan-dorongan dari luar maupun dari dalam kelompok – mereka cenderung tidak dapat menguasai emosi, sehingga dapat mencari segala cara agar masalah dapat cepat diselesaikan tanpa memikirkan akal sehat, maka kelompok tersebut sedang menuju groupthink.

2.3.4. Gejala – Gejala Groupthink