Gejala – Gejala Groupthink Teori Groupthink

→ Kurangnya kepemimpinan imparsial lack of impartial leadership Anggota kelompok dipimpin oleh orang yang memiliki minat pribadi terhadap hasil akhir. Pemimpin berpendapat bahwa opini lain akan merugikan rencananya, dan kepemimpinan alternatif ditekan. → Kurangnya prosedur pengambilan keputusan lack of decision making procedures Beberapa kelompok memiliki prosedur untuk mengambil keputusan; kegagalan untuk memiliki norma yang telah disepakati untuk mengevaluasi suatu masalah dapat menimbulkan groupthink. Jika ada masalah di suatu kelompok, mereka masih harus mencari penyebabnya dan sejauh apa masalah teresebut. → Homogenitas latar belakang Homogenity of members’ backgrounds Tanpa keragaman latar belakang sosial, pengalaman dan ideology akan mempersulit sebuah kelompok untuk mendebat masalah yang penting. ● Tekanan Kelompok Group Stress Tekanan internal dan eksternal internal and external stress yang dialami kelompok dapat menuntun kepadagroupthink. Jika suatu kelompok dalam membuat keputusan sedang mengalami tekanan yang berat – baik disebabkan oleh dorongan-dorongan dari luar maupun dari dalam kelompok – mereka cenderung tidak dapat menguasai emosi, sehingga dapat mencari segala cara agar masalah dapat cepat diselesaikan tanpa memikirkan akal sehat, maka kelompok tersebut sedang menuju groupthink.

2.3.4. Gejala – Gejala Groupthink

Pencarian kesepakatan atau keputusan bersama tentu harus melalui banyak hal dan tentu harus melalui usaha untuk mencapainya. Ketika proses pencarian kesepakatan tersebut berjalan dan mencapai puncaknya, maka akan muncul gejala yang disebut gejala – gejala grupthink. Menurut Irvin Janis dalam penelitiannya mengungkapkan ada 3 gejala grupthink, yaitu Universitas Sumatera Utara a. Penilaian Berlebihan terhadap Kelompok Overestimation of the Group yaitu keyakinan suatu kelompok yang keliru, kelompok tersebut merasa lebih dari dirinya yang sebenarnya padahal kelompok tersebut memiliki banyak kekurangan, kelompok mempunyai keyakinan bahwa mereka cukup istimewa atau hebat untuk mengatasi rintangan dan masalah yang lahir dari kelompok itu sendiri. Dan kelompok ini percaya bahwa mereka tidak akan terkalahkan dari kelompok lain. Hal ini disebabkan oleh: Keyakinan akan Moralitas yang tertanam di dalam diri anggota kelompok, kelompok ini memiliki keyakinan bahwa anggota-anggota kelompoknya bijaksana dan memiliki moral yang baik, sehingga keputusan yang mereka buat juga akan baik pula. Anggota kelompok ini membersihkan diri dari rasa malu atau bersalah, walaupun mereka tidak mengindahkan moral dari keputusan mereka. b. Ketertutupan Pikiran Closed-Mindedness yaitu anggotakelompok tidak mengindahkan pengaruh atau masukan dari luar terhadap kelompok, maksudnya adalah suatu kelompok memiliki persepsi stereotip buruk terhadap kelompok lawannya atau musuhnya,pemikiran kelompok menekankan bahwa kelompok lawan terlalu lemah atau terlalu bodoh untuk membalas taktik mereka yang ofensif dan lebih baik dari kelompok lain.Hal ini disebabkan oleh: Rasionalisasi Kolektif collective rationalization yaitu situasi dimana kelompok tidak mengindahkan peringatan-peringatan yang dapat mendorong mereka untuk mempertimbangkan kembali pemikiran mereka sebelum mereka mencapai keputusan akhir. c. Tekanan untuk Mencapai Keseragaman Pressures Toward Uniformity terjadi ketika para anggota kelompok berusaha untuk menjaga hubungan baik antar anggota, ini terjadi karena adanya kecenderungan para anggota kelompok untuk meminimalkan keraguan mereka atasmasukan argumen dari anggota kelompok dan menghiraukan pemikiran-pemikiran pribadi setiap anggota yang dapat menentang pemikiran kelompok yang sudah tercapai dan akhirnya semua anggota Universitas Sumatera Utara kelompok memilih diam.Hal ini akan menimbulkan ilusi akan Adanya Kebulatan Suara illusion ofunanimity yang menganggap kalau diam itu artinya setuju. Karna biasanya dalam groupthink anggota mengikuti pemimpin, sehingga keputusan pemimpin adalah keputusan kelompok, sehingga jika ada anggota yang mempunyai pemikiran yang berbeda dengan pemimpin, anggota lebih memilih diam, maka disinilah dianggap bahwa tidak ada keberatan, dan dianggap bahwa ada kebulatan suara kelompok.Namun begitu ada juga beberapa minoritas anggota kelompok yang tetap mengeluarkan pemikirannya, maka munculah suatu tekanan yang disebut Pressures on dissenters tekanan Terhadap Para Penentang yaitu suatu tekanan atau pengaruh langsung terhadap anggota-anggota kelompok yang menyumbangkan opini, pendapat, pandangan, atau komitmen yang berlawanan terhadap opini mayoritas kelompoknya. West dan turner dalam penelitiannya menambahkan tentang beberapa gejala grup think, yaitu pencarian kesepakatan yang terlalu dini yang disebabkan oleh tingginya tekanan konformitas dan adanya minguard keeping yaitu mencegah informasi dari luar agar jangan sampai mempengaruhi kesepakatan kelompok, Dissent containment: mengabaikan mereka-mereka yang memiliki ide-ide yang bertentangan dengan kesepakatan. 2.3.5.Dampak Negatif Groupthink Groupthink dapat menghasilkan suatu dampak yang tidak bagus dalam proses pengambilan suatu keputusan bersama, terdapat banyak dampak negative yang dihasilkan groupthink, yaitu: 1. Diskusi amat terbatas pada beberapa alternatif keputusan saja. 2. Pemecahan masalah yang sejak semula sudah cenderung dipilih, tidak lagi dievaluasi atau dikaji ulang. 3. Alternatif pemecahan masalah yang sejak semula ditolak, tidak pernah dipertimbangkan kembali. Universitas Sumatera Utara 4. Tidak pernah mencari atau meminta pendapat para ahli dalam bidangnya. 5. Kalau ada nasehat atau pertimbangan lain, penerimaannya diseleksi karena ada bias pada pihak anggota. 6. Cenderung tidak melihat adanya kemungkinan-kemungkinan dari kelompok lain akan melakukan aksi penentangan, sehingga tidak siap melakukan antisipasinya. 7. Sasaran kebijakan tidak disurvei dengan lengkap dan sempurna. 2.3.6.Mencegah Terjadinya Groupthink Sebelum terjadinya proses groupthink, kita dapat mencegah terlebih dahulu, berikut beberapa cara untuk mencegah terjadinya groupthink : ■ Dibutuhkan adanya supervisi dan kontrol membentuk komite parlementer Supervisi dan kontrol yang dimaksud adalah adanya kontrol untuk mengembangkan sumber daya untuk memonitor proses pembuatan kebijakan dan memberi dukungan akan adanya intervensi. ■ Mendukung adanya pelaporan kecurangan suarakan keraguan Setiap anggota harus menghindaritekanan kekhawatiran akan keputusan kelompokdan berdebat ketika tidak ada jawaban yang memuaskan setiap anggota kelompok. ■ Mengizinkan adanya keberatan lindungi conscientious objectors Memberikan jalan keluar bagi para anggota kelompok untuk mengatasi perdebatan yang terjadi ketika rapat, dan jangan menganggap remeh masukan – masukan yang dikeluarkan oleh anggota kelompok. ■ Menyeimbangkan consensus dan suara terbanyak mengubah pilihan pengaturan peraturan Kurangi tekanan kepada anggota kelompok yang berada pada posisi minoritas dan mencegahterjadinya subkelompok, serta membuat pendekatan antar Universitas Sumatera Utara anggota kelompok yang mendukung salah satu pendapat atau masukan dalam pengambilan keputusan kelompok.

2.4. Kerangka Konsep