Air Laut dan Karakteristiknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Laut dan Karakteristiknya

Air laut adalah air dari laut atau samudera. Air laut terasa asin karena karakteristiknya memiliki salinitas 3-5 30-50 ‰. Salinitas merupakan tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. 5 Kadar garam tersebut dinyatakan dalam persen atau permil ‰. Namun satuan salinitas yang sering digunakan adalah permil ‰,kira-kira sama dengan jumlah gram garam dalam setiap satu liter larutan. Kandungan salinitas pada macam-macam air dapat dilihat pada Tabel 1. Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air tawar, secara definisi kurang dari 0,05 0,5 ‰. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline. 6 Faktor –faktor yang mempengaruhi salinitas, yaitu: 1. Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya. 2. Curah hujan, makin besarbanyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikitkecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi. 3. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, semakin banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi. Karapatan air laut adalah sekitar 1027 kgm 3 . Jika dibandingkan dengan air murni, air laut memiliki kerapatan yang lebih besar karena mengandung banyak garam-garaman. Tekanan di suatu titik di dalam air tergantung pada kedalaman, kerapatan dan gravitasinya. Semakin dalam tingkat kedalaman laut maka semakin besar tekanannya. 7 Tabel 1 Klasifikasi air menurut salinitas. 7 Air Salinitas ‰ Air laut 30 Air payau 0,5 – 30 Air tawar 0,5 Kekeruhan air merupakan ukuran kejernihan air. Kekeruhan disebabkan oleh partikel-partikel yang tersuspensi dalam air. Dengan demikian kekeruhan menyatakan banyaknya material tersuspensi dalam air yang menghambat kemampuan air meneruskan cahaya. Pengukuran kekeruhan menggunakan alat nephelometer atau disebut juga turbidimeter. Alat tersebut mengukur intensitas cahaya yang disebarkan pada 90 derajat dari cahaya yang melalui sampel air. Satuan yang digunakan untuk mengukur kekeruhan adalah Nephelometric Turbidity Unit NTU. 7 pH merupakan singkatan dari pondus hydrogenii yang menunjukkan derajat keasaman atau derajat kebasaan dari suatu bahan. 8 Nilai pH merupakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Nilai pH air dapat mempengaruhi jenis susunan zat dalam lingkungan perairan dan mempengaruhi tersedianya unsur hara serta toksitas dari unsur-unsur renik. Pengukuran pH dilakukan untuk mengetahui berapa kadar asam atau basa dari air yang diuji. Rentang nilai pH mulai dari 0 sampai 14, angka 7 menunjukkan sifat netral. Nilai pH yang kurang dari 7 bersifat asam, sedangkan nilai pH yang lebih dari 7 bersifat basa. Nilai pH merupakan petunjuk penting untuk air yang zat kimianya berubah, karena pH dapat dipengaruhi oleh zat kimia di dalam air. 2.2 Desalinasi Air Laut Desalinasi yang paling umum dilakukan adalah melalui proses destilasi dan Reverse Osmosis RO. Secara prinsip proses destilasi merupakan perubahan fase cair menjadi fase uap. Dimana pada tahap akhir, uap air laut akan mengalami kondensasi menjadi air murni. Sementara, pada proses RO air dalam prosesnya tidak ada perubahan fase. Pada proses RO yang terjadi hanya fase cair saja, dimana untuk memisahkan air tawar dengan air laut diperoleh dari adanya perbedaan tekanan yang menggunakan membran semi permeabelnya. 9 Masing-masing teknologi pemisahan air tawar dengan air laut itu memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Kelemahan pada proses desalinasi yang menggunakan teknologi RO di antaranya adalah adanya kemungkinan penyumbatan pada selaput membran oleh bakteri, kerak kapur atau fosfat dari air laut. Selain itu, pemanfaatan teknologi RO untuk menghasilkan air tawar di Indonesia pun masih menghadapi kendala terhadap bahan baku air laut yang sudah kotor. Jika penggunaaan bahan baku semacam ini dipaksakan tentu akan berpotensi untuk menyumbat membran. Pada proses destilasi, air laut dipanaskan untuk menguapkan air laut dan kemudian uap air yang dihasilkan dikondensasi untuk memperoleh air tawar. Proses ini menghasilkan air tawar yang sangat tinggi tingkat kemurniannya dibandingkan dengan proses lain. Air laut mendidih pada 100 C pada tekanan atmosfir, namun dapat mendidih di bawah 100 apabila tekanan diturunkan. Penguapan air memerlukan panas penguapan yang tertahan pada uap air yang terjadi sebagai panas laten. Apabila uap air dikondensasi maka panas laten akan dilepaskan yang dapat dimanfaatkan untuk pemanasan awal air laut. Peralatan pada proses destilasi sering rusak akibat korosi karat. Oleh karena itu sistem pengolahan tidak dapat beroperasi. Perbaikan alat memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Selama pebaikan berlangsung produksi air akan terhenti. 10 Ada beberapa peralatan yang mendukung proses destilasi ini, antara lain adalah heater, kondensor, ejektor air, pompa ejektor, pompa kondensat, indikator salinitas, dan peralatan kontrol. 9 Air tawar yang dihasilkan dari proses destilasi ini kualitasnya sudah terjamin. Setelah proses destilasi usai, air tawar yang dihasilkan telah siap untuk diminum. Ini disebabkan karena air tawar tersebut sudah memenuhi standar air bersih yang ditetapkan oleh Lembaga Kesehatan Dunia WHO. Berdasarkan hasil penelitian, air destilasi memiliki pH 8,5 pada suhu 25 C. Selain itu, tingkat alkalinitasnya sekitar 3 CaCO 3 miligram per liter. Kandungan ion klorida, ion besi masing-masing sebanyak kurang dari 2 mgL Cl - dan kurang dari 0,05 mgL Fe. Sementara itu kualitas air yang ditetapkan WHO, pH yang baik berkisar antara 5,8--8,6. Kandungan ion klorida kurang dari 200 mgL Cl - . Dan kandungan ion besinya adalah kurang dari 0,3 mgL Fe. Selama ini pemanfaatan teknologi desalinasi ini banyak digunakan pada kapal-kapal tanker. 9

2.3 Membran