Persiapan Membran dan Umpan Set up Alat Proses Filtrasi

a b Gambar 1 a Sistem cross flow, b Sistem dead end. 23 Sistem pemisahan menggunakan membran berdasarkan arah aliran larutan umpan dapat dibedakan menjadi sistem dead end dan cross flow, seperti diperlihatkan oleh Gambar 1 di atas. 18 Pada sistem dead end arah aliran umpan tegak lurus permukaan membran. Sistem ini mempunyai kelemahan, yaitu terjadinya fouling yang merupakan pelapisan pada bagian permukaan membran. Fouling ini disababkan oleh endapan organik, anorganik dan partikulat lain. Jika pelapisan ini semakin tinggi, fluks akan semakin menurun sampai mencapai nol. Pada sistem cross flow arah aliran larutan umpan aksial sejajar dengan permukaan membran. Pada sistem ini fouling masih dapat terjadi, namun dapat dikurangi dengan gaya dorong aliran umpan akibat kecepatan aliran larutan umpan, sehingga pada sistem ini pemilihan kecepatan aliran larutan umpan memegang peranan penting untuk meningkatkan efisiensi pemisahan. Pada aplikasi industri, sistem crossflow yang sering dipakai.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Biofisika, Departemen Fisika dan Laboratorium Kimia Analitik, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor pada bulan Januari sampai April 2011. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan adalah membran selulosa asetat berpori 0,2µm dengan tebal 0,087mm, air laut, dan aquades. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah timbangan digital, sistem dead end, turbidimeter, salinitimeter, pH meter, mikrometer skrup, gelas ukur, gelas piala, erlenmeyer, pipet, stop watch, kertas saring dan ember.

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Persiapan Membran dan Umpan

Membran diukur terlebih dahulu massa dan tebalnya sebelum digunakan untuk menyaring, kemudian membran direndam dalam air laut selama ±24 jam. Setelah direndam, membran diangkat dan ditiriskan selama 10 menit, kemudian membran diukur kembali massanya. Hal ini dilakukan untuk mencari derajat swelling membran. Umpan yang akan digunakan, disaring terlebih dahulu menggunakan kertas saring. Kemudian umpan diuji kualitasnya sebelum dimasukkan dalam alat filtrasi. Kualitas umpan yang diuji meliputi kekeruhan; salinitas, pH, dan rapat massa.

3.3.2 Set up Alat

Alat filtrasi yang digunakan merupakan rangkaian alat sederhana untuk sistem pemisahan yang arah alirannya memenuhi sistem dead end. Skema persiapan alat ini dapat dilihat pada Gambar 2. Tahap filtrasi air laut dilakukan dua kali. Pertama air laut disaring, kemudian hasil penyaringan permeat disaring kembali. Hasil akhirnya merupakan permeat yang diperoleh pada filtrasi tahap II. Analisis dilakukan terhadap filtrasi tahap satu dan dua. Gambar 2 Skema peralatan filtrasi bertahap.

3.3.3 Proses Filtrasi

Proses filtrasi terdiri atas dua tahap dengan masing-masing tahapan menggunakan membran selulosa asetat. Pada filtrasi tahap I umpan yang digunakan adalah air laut sudah melalui kertas saring. Sedangkan pada filtrasi tahap II umpannya merupakan permeat hasil filtrasi tahap I. Proses filtrasi berlangsung selama 15 menit dengan diberikan variasi tekanan. Perlakuan tekanan pada filtrasi tahap I, yaitu pada 5 psi, 8 psi, 15 psi, dan tanpa tekanan. Sedangkan pada filtrasi tahap II diberikan variasi tekanan pada 2,5 psi, 5 psi, 10 psi, dan tanpa tekanan. Pada saat proses filtrasi berlangsung, dilakukan uji fluks permeat dan setelah filtrasi selesai dilakukan uji rejeksi membran pada tiap tahapan filtrasi. Uji rejeksi membran dilakukan dengan menganalisis konsentrasi permeat hasil filtrasi pada tekanan 5 psi.

3.3.4 Uji Fluks