Membran Selulosa Asetat Filtrasi Membran

Teknologi membran memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan proses lain, antara lain: 14  Pemisahan dapat dilakukan secara kontinu  Konsumsi energi umumnya relatif lebih rendah  Proses membran dapat mudah digabungkan dengan proses pemisahan lainnya hybrid processing  Pemisahan dapat dilakukan dalam kondisi yang mudah diciptakan  Tidak perlu adanya bahan tambahan  Material membrane bervariasi sehingga mudah diadaptasikan pemakaiannya. Efisiensi membran ditentukan oleh permeabilitas dan selektivitasnya. Permeabilitas merupakan ukuran kecepatan dari suatu zat pada saat melewati membran. Sifat ini dipengaruhi oleh jumlah dan ukuran pori, tekanan yang diberikan, serta ketebalan membran. Permeabilitas dinyatakan sebagai suatu besaran fluks dengan lambang J, yang didefinisikan sebagai jumlah volum permeat yang melewati satu satuan luas membran dalam satuan waktu tertentu dengan adanya gaya penggerak berupa tekanan. 14 J = = 1 Keterangan: J = Fluks volume Lm -2 s -1 V = Volume permeat L A = Luas permukaan membran m 2 t = Waktu s Menurut Wenten, 11 fluks dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain konsentrasi umpan, tekanan transmembran, kecepatan aliran, temperatur umpan, dan waktu. Nilai fluks akan meningkat jika tekanan yang diberikan bertambah, artinya kemampuan melewatkan cairan meningkat. Selektivitas membran diukur dengan menentukan koefisien rejeksinya, yaitu kemampuan membran untuk menahan partikel terlarut. Selektivitas dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan membran dalam menahan atau melewatkan suatu partikel. Kemampuan membran dalam menahan suatu patrikel dinyatakan sebagai koefisien rejeksi, dilambangkan dengan R. Rejeksi terlarut besarnya tergantung membran, reconvery, konsentrasi umpan, valensi ion-ion dalam terlarut yang kecil lebih tak direjeksi dan sebagainya. 15 R = 1 - x 100 2 Keterangan : R = koefisien rejeksi Cp = konsentrasi partikel dalam permeat CJ =konsentrasi partikel dalam umpan Membran memiliki usia kerja tertentu, yakni jangka waktu pemanfaatan membran. Usia kerja membran sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti fouling. Terjadinya fouling menyebabkan kinerja membran menurun, serta usia kerja membran pun menurun. Kinerja membran dapat diketahui dari beberapa parameter seperti fluks membran, kemampuan rejeksi, kekuatan membran, dan antifouling. 16

2.4 Membran Selulosa Asetat

Selulosa merupakan salah satu polimer alam yang melimpah dan dapat dimodifikasi dimana kegunaannya sangat luas mulai dari bidang industri kertas, film transparant, film fotografi, plastik biodegradable, sampai untuk membran yang digunakan diberbagai bidang industri. Selulosa dapat dimodifikasi melalui reaksi esterifikasi menghasilkan suatu ester organik dan salah satu diantaranya yang dikenal dengan nama selulosa asetat. 17 Selulosa asetat CA merupakan ester organik selulosa yang berupa padatan putih, tidak berbau, dan tidak berasa, dihasilkan melalui esterifikasi molekul selulosa dengan anhidrida asetat dan sejumlah katalis. Selain asam sulfat, dalam pembentukan CA dapat digunakan katalis asam perklorat dan zink klorida. Selulosa memiliki tiga gugus hidroksil per residu anhidroglukosa, sehingga dapat dibentuk menjadi selulosa monoasetat, diasetat, atau triasetat. CA yang homogen hanya diperoleh dari substitusi sempurna gugus-gugus hidroksil anhidroglukosa menjadi selulosa triasetat. 7 Keunggulan membran selulosa asetat: 18 1. Mudah disintesis 2. Bahan dasar merupakan bahan yang terbarukan 3. Relatif lebih kuat 4. Tidak latur dalam alkohol Kelemahan membran selulosa asetat: 18 1. Membran selulosa asetat biasanya dioperasikan pada suhu tidak lebih dari 30 C 2. Kisaran pH rendah antara 3-6, tidak tahan pada keadaan sangat asam atau sangat basa 3. Tidak taha terhadap khlorin dapat teroksidasi oleh khlorin 4. Dapat mengalami pengerutan atau pengompakan 5. Dapat mengalami biodegradasi, mudah rusak oleh bakteri

2.5 Filtrasi Membran

Gutman 19 mendefinisikan filtrasi sebagai pemisahan material partikulat dalam suatu campuran dengan cara mengalirkan umpan melalui suatu membran yang dapat menahan partikulat yang memiliki molekul lebih besar dari ukuran pori membran. Menurut Wenten, 11 ada dua kelas utama dalam proses filtrasi, yaitu filtrasi partikel konvensional dan proses filtrasi membran. Filtrasi konvensional biasanya dilakukan dalam pemisahan partikel besar yang tersuspensi dengan ukuran lebih dari 10 µm. Sedangkan filtrasi membran memisahkan zat dengan ukuran molekul kurang dari 10 µm. Membran berfungsi memisahkan material berdasarkan ukuran dan bentuk molekul, menahan komponen dari umpan yang mempunyai ukuran lebih besar dari pori-pori membran dan melewatkan komponen yang mempunyai ukuran yang lebih kecil. Filtrasi dengan menggunakan membran selain berfungsi sebagai sarana pemisahan juga berfungsi sebagai sarana pemekatan dan pemurnian dari suatu larutan yang dilewatkan pada membran tersebut. Menurut Dutre dan G. Tragardh, 20 membran dapat memisahkan antara dua atau lebih tipe molekul berdasarkan ukuran molekul, bentuk, susunan kimia atau berdasarkan energi potensialnya. Membran dapat diaplikasikan secara luas dalam berbagai proses pemisahan. Proses pemisahan dapat menggunakan membran, antara lain membran mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, nanofiltrasi, dan reverse osmosis. Proses-proses pemisahan membran tersebut di atas berbeda dari ukuran partilek yang mampu ditahan, dapat dilihat pada Tabel 2. Mikrofiltrasi merupakan pemisahan partikel berukuran micron atau submicron. Membran mikrofiltrasi berfungsi untuk merejeksi partikel dari air yang berukuran 0,1-100 µm. Ultrafiltrasi merupakan pemisahan partikel berukuran nano. Membran ultrafiltrasi untuk merejeksi partikel dari air yang berukuran 5 nm sampai 0,1 µm. Nanofiltrasi dan Reverse osmosis juga mampu memisahkan partikel berukuran nano, ukuran partikel yang dapat direjeksi sekitar 5 µm. Selain itu proses-proses tersebut dapat dibedakan dalam hal kisaran tekanan operasinya. Mikrofiltrasi beroperasi pada tekanan antara 0,1-2 Bar. Ultrasfiltrasi beroperasi pada tekanan antara 1-5 Bar. Nanofiltrasi beroperasi pada tekanan antara 5-20 Bar. Sedangkan RO beroperasi pada tekanan antara 10-100 Bar. 21 Tabel 2 Perbedaan dari macam-macam filtrasi membran. 22 Proses Filtrasi Membran Karakteristik Air Ion Monovalen Ion Multivalen Virus Bakteri Padatan Tersuspensi Mikrofiltrasi + + + + - - Ultrafiltrasi + + + - - - Nanofiltrasi + + ± - - - Reverse Osmosis + - - - - - Keterangan: +:komponen yang dapat melewati membran; -: komponen yang tertahan oleh membran; ±: sebagian tertahan a b Gambar 1 a Sistem cross flow, b Sistem dead end. 23 Sistem pemisahan menggunakan membran berdasarkan arah aliran larutan umpan dapat dibedakan menjadi sistem dead end dan cross flow, seperti diperlihatkan oleh Gambar 1 di atas. 18 Pada sistem dead end arah aliran umpan tegak lurus permukaan membran. Sistem ini mempunyai kelemahan, yaitu terjadinya fouling yang merupakan pelapisan pada bagian permukaan membran. Fouling ini disababkan oleh endapan organik, anorganik dan partikulat lain. Jika pelapisan ini semakin tinggi, fluks akan semakin menurun sampai mencapai nol. Pada sistem cross flow arah aliran larutan umpan aksial sejajar dengan permukaan membran. Pada sistem ini fouling masih dapat terjadi, namun dapat dikurangi dengan gaya dorong aliran umpan akibat kecepatan aliran larutan umpan, sehingga pada sistem ini pemilihan kecepatan aliran larutan umpan memegang peranan penting untuk meningkatkan efisiensi pemisahan. Pada aplikasi industri, sistem crossflow yang sering dipakai.

BAB III METODE PENELITIAN