Kerangka Pemikiran Eksistensi Bukti Permulaan Yang Cukup Sebagai Syarat Tindakan Penyelidikan Suatu Perkara Pidana

xxxv

B. Kerangka Pemikiran

Keterangan: Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 merupakan hasil amandemen 1999-2002 yang menjadi tonggak sistem ketatanegaraan Indonesia. Dalam UUD 1945 hasil amandemen diatur ketentuan mengenai pemberhentian Presiden danatau Wakil Presiden di tengah masa jabatannya yang disebabkan karena alasan-alasan yang dibenarkan konstitusi. Apabila Presiden danatau Wakil Presiden kiranya memenuhi alasan-alasan untuk diberhentikan di tengah masa jabatannya seperti terdapat dalam Pasal 7A UUD NRI 1945 “Presiden danatau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela Idealisasi Konstitusional AMERIKA SERIKAT Alasan impeachment dalam Pasal 7A UUD NRI 1945 amandemen : - pengkhianatan terhadap negara - korupsi - penyuapan - tindak pidana berat - perbuatan tercela - Terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden danatau Wakil Presiden Dasar Impeachment Proses Impeachment Persamaan dan Perbedaan dalam pengaturan secara formal PERBANDINGAN KONSTITUSIONAL Alasan impeachment dalam Article II Section 4 The Constitution for The United States of America : - Treason - Bribery - Misdeameanors - Other High Crimes Sejarah Ketatanegaraan Lembaga Negara Yang Mengakomodasi Impeachment INDONESIA xxxvi maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhui syarat sebagai Presiden danatau Wakil Presiden”, maka dimulailah proses tersebut yang kita kenal dengan nama pemakzulan atau impeachment. Problematika yang muncul ketika proses impeachment dilaksanakan oleh lembaga-lembaga negara yang mengakomodasinya adalah bentuk putusan penentu bahwa Presiden danatau Wakil Presiden diberhentikan dari jabatannya. Proses dimana impeachment dilaksanakan mulai dari pendapat Dewan Perwakilan Rakyat, putusan Mahkamah Konstitusi, kemudian putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR sebagai penentu. Namun sampai saat ini, dalam UUD NRI 1945 maupun peraturan perundang-undangan di bawahnya tidak diatur mengenai bentuk hukum putusan MPR karena TAP MPR sebagai dasar hukum dan penentu impeachment di masa lalu, saat ini tidak termasuk dalam hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia sehingga tercipta “ruang kosong” dalam Hukum Tata Negara Indonesia yang dapat mencederai demokrasi negara hukum. Oleh karena itulah kiranya perlu bagi Negara Indonesia mempelajari ketentuan konstitusional negara lain demi mencari kepastian hukum hasil pengkajian proses impeachment yang pernah digunakan sebelumnya oleh kedua negara dalam sejarah ketatanegaraannya. Perbandingan konstitusional dalam penelitian hukum ini menjadi objek kajian utama penulis dalam hal pengaturan impeachment. Dalam penelitian hukum ini penulis memilih Amerika Serikat sebagai negara pembanding. Konstitusi Amerika Serikat mengatur ketentuan tentang impeachment dalam Article II Section 4 dimana disebutkan tidak hanya Presiden dan Wakil Presiden saja yang dapat di- impeachment , namun juga pejabat-pejabat negara lainnya selain Presiden dan Wakil Presiden. Alasan-alasan impeachment yang tertuang dalam Konstitusi Amerika Serikat juga memiliki persamaan dan perbedaan dengan alasan-alasan impeachment dalam UUD 1945 setelah amandemen. Setelah perbandingan konstitusional pengaturan impeachment antara Indonesia dengan Amerika Serikat yang dibahas dalam penelitian hukum ini, diharapkan dapat ditemukan pengaturan impeachment yang seharusnya dalam Konstitusi Republik Indonesia yaitu UUD NRI 1945 untuk mewujudkan demokrasi sebagai cita negara hukum. xxxvii BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persamaan dan Perbedaan Pengaturan